(Stroke Hemoragik)
PKK.GAWAT DARURAT
DISUSUN
PEMBIMBING
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
Umur : 40 tahun Tgl dan Jam Masuk : 15 Juni 2020
P : Saat bergerak
S : Skala 4
Keluarga klien mengatakan, klien muntah-muntah 3 hari sebelum di bawa ke rumah sakit 24 Juli
2009 dan dalam keadaan cemas (apatis) di rumah.
RPS : Klien sakit sejak 3 hari lalu dibawa ke rumah mantri desa setempat kemudian di rujuk ke rumah sakit
melalui IGD dengan dipasang infus RL 20 tpm dan terapi piracetam 4 x 3 gr.
Kemudian dipindah di B II
b. Alergi : Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan dan obat-obatan.
c. Obat-obatan : Klien mengatakan tidak terlalu sering mengkonsumsi obat-obatan yang dijual di
warung dan klien juga minum obat dari resep mantri dan dokter.
a. Genogram
20
30
34
46 40
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien 40
: Satu Rumah
: turunan
Daerah klien dekat dengan gunung dan di lingkungan klien tidak begitu aman.
6. Data Biologis
a. Pola Pernafasan
b. Kebutuhan Nutrisi
elum sakit : Klien makan dengan frekuensi 3x/hari dengan porsi makan 1 piring jenisnya yaitu nasi dan lauk pauk.
ma sakit : Klien makan 3x/hari dengan habis 1/2 porsi yaitu nasi, lauk-pauk dan sayuran.
TB : 150 cm
c. Kebutuhan Eliminasi
akit BAB : klien mengatakan setiap hari BAB 1x/hari dengan warna kuning kecoklatan, konsistensi lembek dan BAB
pada waktu pagi hari, klien tidak menggunakan obat pencahar.
kit BAB : klien mengatakan selama sakit, klien BAB 2x/hari dengan warna kecoklatan, konsistensi agak keras dan
BAB pada waktu pagi hari.
akit : Pasien BAK dengan frekuensi 5-6 x/hari, warna kuning pekak seperti teh dengan bau khas.
Klien tidur mulai pukul 21.30 WIB, selama + 6-7 jam, klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam
tidur siang maupun malam. Sebelum ataupun selama sakit.
Keluarga klien mengatakan, dalam melakukan aktivitas seperti makan dan minum obat klien
dibantu oleh keluarga.
elum sakit : klien melakukan aktivitasnya dengan mandiri dan tanpa bantuan orang lain.
elah sakit : klien mengatakan kalau klien mengalami gangguan dalam memenuhi aktifitasnya, klien memerlukan
bantuan dan pengawasan.
Kode tingkat fungsi : 2 memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain karena kelemahan fisik.
7. Kebutuhan Psikososial
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tingkat sensitivitasnya nyeri agak meningkat, dengan skala
nyeri 2-3 dari 1-10.
Klien berpikir bahwa keadaan yang dialaminya saat ini adalah sebuah ujian dari Allah. Keluarga klien
berharap setelah sembuh klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa ada masalah.
Klien mengatakan suasana hatinya saat ini merasa sedih, muka terlihat sedih dan lemas.
Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan maupun komunikasi dengan orang lain karena klien
tidak bisa berbicara dengan jelas.
e. Kebutuhan seksual
Keluarga klien mengatakan hubungan kasih sayang klien dengan keluarganya tidak ada masalah.
Klien mendapatkan perhatian penuh dari keluarganya, terutama dari suaminya.
f. Pertahanan koping
Dalam mengambil keputusan klien dibantu oleh keluarganya yaitu suami, saat mengalami masalah
klien mencari pertolongan.
8. Data Spiritual
b. Klien menganggap Allah adalah hal yang sangat penting bagi klien.
c. Klien beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya yaitu Islam, setelah sakit klien perlu
dibantu dalam beribadah.
9. Pemeriksaan Fisik
a. Tingkat Kesadaran
Kesadaran klien yaitu apatis (terlihat mengantuk tetapi mudah dibangunkan dan reaksi penglihatan,
pendengaran dan perabaan normal).
M: 4
V:3
E:6
Nilai total 14
b. Penampilan
c. Vital sign
d. Kepala
Rambut : berwarna hitam, kebersihan cukup, terdapat rontok dan sedikit ketombe.
e. Kulit
Turgor cukup,terdapat lesi pada punggung klien, warna kulit sawo matang.
f. Mata
Sklera tidak ikterik, pupil kanan dan kiri bereaksi terhadap cahaya, konjungtiva tidak anemis.
g. Hidung
h. Telinga
Telinga kanan dan kiri normal dalam pendengaran, dan klien tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
i. Dada
Pemeriksaan Jantung
j. Paru-paru
k. Abdomen
l. Genetalia
Klien mengatakan pada bagian kanan/ekstremitas atas sebelah kanan tidak bisa digerakkan, tingkat
kekuatan otot 1 yaitu tidak ada gesekan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot 10% dalam
melakukan ROM klien dapat melakukan miring kanan dan kiri, pada ekstremitas atas atau lengan
kanan terpasang infus RL 20 tpm, tidak terdapat oedem pada ekstremitas atas dan bawah.
Pengkajian Neurologi :
a. Pengkajian Kranial
omotoris : Dilatasi reaksi pupil normal, terjadi pengecilan pupil ketika ada pantulan cahaya.
rvus V Tigeminus : Tidak ada gangguan pada kornea kanan dan kiri.
rvus XI Asesorius : Kepala klien susah digerakkan dan susah mengangkat bahu.
rvus XII Hipoglosus : Respon lidah tidak baik, klien tidak bisa menggerakkan lidah dari sisi yang satu ke yang lain,
terdapat kesulitan dalam menelan.
b. Pengkajian Reflek
a. Reflek fisiologis
2) Reflek faring : +
3) Reflek cahaya : +
4) Reflek abdominal : +
5) Reflekkremaster : +
6) Reflek anal : -
7) Reflekbulbocavernosa : -
11) Reflekquandriceps : +
b. Reflek Patologis
2. ReflekJaw : +
3. ReflekBabinski : +
4. ReflekChaddock : +
5. ReflekOppenheim : +
c. Reflek Regresi
1. ReflekGlabella : -
2. ReflekSnout : -
3. ReflekSvcking : -
5. ReflekPalmomental : +
GCS :
M:4
V:3
E:6
KO :
Oedem
ROM :
10. Pemeriksaan Penunjang
a. Data Laboratorium
DIFF :
Magnesium 0,8
KCL 3 X 500 mg
- Lisinopril 2 x 1 g
- Glaucan 3 x 1 mg
- Amlodipin 1 x 5 mg
- Piracetam 4 x 3 gr
- B1 B12 1 x 2 mg
- As. Tranex 3 x 1 gr
- Monitol 6 x 100 cc
- RL : 20 tpm
Q : seperti diremas.
: skala 4
DO : Klien tampak
kesakitan, gelisah.
Td : 120/90 mmHg,
S : 36,7OC,
N : 64 x/mnt
Hasil ST Scan :
KO :
Oedem
ROM :
: - Makanan yang
disediakan masih
setengah porsi.
1. Gangguan perfusi jaringan otak b.d pendarahan intra cerebral ditandai dengan :
S : skala 4
3. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelemahan otot mengunyah dan menelan
ditandai dengan :
-klien makan tampak pelan-pelan dan makannya sedikit-sedikit dan disuapin
TB : 150 cm
4. Resiko terjadinya ketidakefektifanbersihan jalan nafas b.d menurunnya reflek batuk dan imobilisasi
ditandai dengan :
DS : klien mengatakan dadanya sesak waktu batuk dan batuknya susah dikeluarkan
5. Resiko gangguan integritas kulit b.d tirah baring lama ditandai dengan :
11/08/09 1 Setelah dilakukan tindakan- observasi dan catat TTV Untuk mengetahui
keperawatan selama 2 x 24 jam tiap 2 jam sekali setiap perubahan yang
12.30
klien perfusi jaringan otaknya terjadi pada klien
- berikan kepala lebi tinggi
dapat tercapai dengan optimal secara dini dan untuk
dengan KH : - anjurkan klien untuk bed penetapan tindakan
rest total yang tepat
- klien tidak gelisah
- berikan penjelasan- mengurangi tekanan
- tidak ada keluhan nyeri kepala
kepada keluarga tentang arteri dengan
- TTV normal sebab-sebab gangguan meningkatnya
perfusi jaringan otak dan draimage vena
akibatnya
- untuk mencegah
- kolaborasi dengan tim pendarahan ulang
dokter dalam pemberian
- keluarga berpartisipasi
( piracetam 4 x 3 gr) lebih dalam proses
penyembuhan
11/08/09 2 Setelah dilakukan tindakan- ubah posisi klien tiap 2- menurunkan resiko
keperawatan selama 2 x 24 jam jam terjadinya iskemia
16.30
klien mampu melaksanakan jaringan akibat sirkulasi
- ajarkan klien untuk
aktivitas fisik sesuai dengan darah yang jelek pada
melakukan latihan gerak
kemampuannya dengan KH : derah yang tertekan
aktif pada ekstrimitas
- tidak terjadi kontraktur sendi yang tidak sakit - gerakan aktif
memberikan massa,
- bertambahnya kekuatan otot - lakukan gerak pasif pada
tonus, dan kekuatan
ektrimitas yang sakit
- klien menunjukkan tindakan otot serta memperbaiki
untuk meningkatkan mobilitas - observasi KU fungsi jantung dan
pernafasan
- Kolaborasi dengan
fisioterapi - otot akan kehilangan
tonus dan kekuatannya
bila tidak dilatih untuk
digerakkan
16/6/2020 4 Setelah dilakukan tindakan- observasi pola dan- untuk mengetahui ada
10.30 keperawatan selama 2 x 24 jam frekuensi nafas dan tidaknya ketidak
klien jalan nafasnya tetap bunyi nafas efektifan jalan nafs
efektif dengan KH :
- berikan intake yang- air yang cukup dapat
- klien tidak sesak nafas adekuat mengencerkan secret
- tidak terdapat ronchi - berikan penjelasan- klien dan keluarga mau
kepada klien dan berpartisispasi dalam
keluarga tentang sebab mencegah terjadinya
dan akibat ketidak ketidak efektifan
efektifan jalan nafas bersihan jalan nafas