Anda di halaman 1dari 10

Struktur Makro dan Mikro laring

Fardiansyah
(NIM 102013199)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510
No. Telp (021) 5694-2061, e-mail : Fardian.sy4h@gmail.com
Abstrak : Laringitis merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai pada daerah
laring. Laringitis merupakan suatu proses inflamasi pada laring yang dapat terjadi baik akut
maupun kronik. Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas bagian atas dan
terletak setinggi vertebra cervicalis IV -VI, dimana pada anak-anak dan wanita letaknya
relatif lebih tinggi. Bentuk laring menyerupai limas segitiga terpancung dengan bagian atas
lebih terpancung dan bagian atas lebih besar dari bagian bawah. Batas atas laring adalah
aditus laring sedangkan batas kaudal kartilago krikoid.
Kata kunci : laring, sistem pernafasan atas, laringitis
Abstrak : Laryngitis is a disease that is often found in the area of the larynx. Laryngitis is
an inflammation of the larynx which can occur either acute or chronic. The larynx is the
lowest part of the upper respiratory tract and is as high as the fourth cervical vertebra -VI,
where children and women are located relatively higher. Laryngeal shape resembles a
truncated pyramid with the top of the triangle is truncated and the top larger than the
bottom. The upper limit of the larynx is aditus larynx cricoid cartilage while the caudal
limit.
Pendahuluan

Laringitis merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai pada daerah laring.
Laringitismerupakan suatu proses inflamasi pada laring yang dapat terjadi baik akut
maupunkronik.Laringitis akut biasanya terjadi mendadak dan berlangsung dalam kurun
waktu kuranglebih 3 minggu. Bila gejala telah lebih dari 3 minggu dinamakan laringitis
kronis.Penyebabdari laringitis akut dan kronis dapat bermacam-macam bisa disebabkan
karena kelelahanyang berhubungan dengan pekerjaan maupun infeksi virus.

Pita suara adalah suatu susunan yang terdiri dari tulang rawan, otot, dan membran
mukosyang membentuk pintu masuk dari trakea. Biasanya pita suara akan membuka dan
menutupdengan lancar, membentuk suara melalui pergerakan. Bila terjadi laringitis, makan
pita suaraakan mengalami proses peradangan, pita suara tersebut akan membengkak,
menyebabkan perubahan suara. Akibatnya suara akan terdengar lebih serak. Berdasarkan
hasil studilaringitis terutama menyerang pada usia 18-40 tahun untuk dewasa sedangkan
pada anak-anak umumnya terkena pada usia diatas 3 tahun.
1
Cavum Nasi (Rongga Hidung)

Sagital rongga hidung dibagi oleh sekat hidung kedua belah rongga ini terbuka ke
arah wajah melalui nares dan kearah posterior berkesinambungan dengan nasopharynx
melalui apertura nasi posterior (choana), masing-masing belahan ada dasar atau dinding
lateral dan dinding medial ( sekat hidung ). 1

Rongga hidung terdiri atas tiga regio yaitu vestibulum, penghidu dan pernafasan.
Vestibulum hidung merupakan sebuah pelebaran yang letaknya tepat disebelah dalam
nares. Regio penghidu berada disebelah cranial dimulai dari atap rongga hidung daerah ini
meluas setinggi concha nasalis superrior dan bagian septum nasi yang ada dihadapan
concha tersebut. Regio pernafasan adalah bagian rongga hidung yang selebihnya.1

Dinding lateral hidung memperlihatkan tiga elevasi yakni concha nasalis superior ,
concha nasalis medius dan concha nasalis inferior di inferolateral bagian ini terdapat
meatus nasi yang sesuai letaknya. Disebelah cranial dan dorsal terhadap concha nasalis
superior terdapat recessus spheno-ethmoidalis yang mengandung muara sinus sphenoidalis,
pada recessus ini terdapat concha nasalis suprema. Meatus nasi superior yang letak inferior
terhadap concha nasalis superior memperlihatkan sebuah lubang sebagai muara sinus
ethmoidalis posterior. Meatus nasi medius berada infero lateral terhadap concha nasalis
medius dan kearah anterior berkesinambungan dengan fossa dangkal di sebelah cranial
vestibulum dan limen nasi yakni atrium meatus nasi medius. Meatus nasi inferior di caudal
dan lateral terhadap concha nasalis inferior berisi muara ductus nasolacrimalis. 1

Pembuluh nadi yang mendarahi rongga hidung yaitu Aa.ethmoidalis anterior dan
posterior, A. sphenopalatina, A. palatina major dan A. labialis superior. Vena – vena yang
ada di rongga hidung membentuk plexus cavernosus terutama berada di submukosa bagian
caudal septum nasi, concha nasalis medius dan concha nasalis inferior. Persyarafan utama
rongga hidung dalah oleh cabang - cabang N. trigeminus (N.V), otonom secremotorik dan
vasomotorik serta N. olfaktorius (N.I). 1

2
Pharynx

Fharynx adalah sebuah pipa musculomembranosa dengan panjang 12-14cm.


Membentang dari basis crania sampai vertebra cervical 6 atau pada tepi bawah cartilage
cricoidea. Pharynx terbagi menjadi nasofharynx, orofharynx, dan laringopharynx. paling
lebar dibagian superior disebelah caudal dilanjutkan dengan oesophagus. Dari atas
kebawah tiap sisi pharynx melekat pada lamina medialis processus pterygoidei, mandibula,
lidah, os hyoideum, cartilago thyroidea dan cartilago cricoidea., ke arah lateral
berhubungan dengan cavum timpani lewat tuba auditiva eustachii berturut – turut dari
cranial ke caudal berbatasan dengan processus styloideus. Pharynx dibagi menjadi tiga
bagian yaitu nasopharynx, oropharynx dan larynxopharynx. 2,3

Lapisan otot pharynx terdiri atas tiga otot lingkar yakni m constrictor pharyngis
inferior, medius dan superior serta tiga otot yang masing – masing turun dari processus
styloideus, torus tubarius cartilaginis tubae auditivae dan palatum molle yakni m
stylopharyngeus, m salpingopharyngeus dan m palatopharyngeus.2,3

Pendarahannya berasal dari A. pharyngea ascendens, A. palatina ascendens dan


ramus tonsillaris cabang A. facialis, A. palatina major dan A. canalis pterygoidei cabang A.
maxillaris interna dan rami dorsales lingulae cabang A.lingualis, pembuluh baliknya
membentuk plexus yang berhubungan dengan plexus pterygoideus dan ke arah bawah
bermuara ke dalam V. jugularis interna dan V. facialis. 2,3

Persyarafan berasala dari plexus pharyngeus, dibentuk dari rami pharyngei n


glossopharyngeus, n vagus dan serabut – serabut simpatik postganglioner dari ganglion
cervicales superius yang letaknya di jaringan penyambung sebelah luar M.constrictor
pharyngis medius. Unsur motorik utamanya adalah pars cranialis N. accesorius, saraf
sensorik utamanya berasal dari N. glossopharyngeus dan N. vagus. 2,3

Laring
Laring adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan suatu
rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi vertebra cervicalis IV
– VI, dimana pada anak-anak dan wanita letaknya relatif lebih tinggi. Laring pada
umumnya selalu terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila sedang menelan makanan.

3
Kartilago tiroid yang pada pria dewasa lebih menonjol kedepan dan disebut Prominensia
Laring atau disebut juga Adam’s apple atau jakun. 4

Batas-batas laring berupa sebelah kranial terdapat Aditus Laringeus yang


berhubungan dengan Hipofaring, di sebelah kaudal dibentuk oleh sisi inferior kartilago
krikoid dan berhubungan dengan trakea, di sebelah posterior dipisahkan dari vertebra
cervicalis oleh otot-otot prevertebral, dinding dan cavum laringofaring serta disebelah
anterior ditutupi oleh fascia, jaringan lemak, dan kulit. Sedangkan di sebelah lateral ditutupi
oleh otot-otot sternokleidomastoideus, infrahyoid dan lobus kelenjar tiroid. 4

Laring berbentuk piramida triangular terbalik dengan dinding kartilago tiroidea di


sebelah atas dan kartilago krikoidea di sebelah bawahnya. Secara keseluruhan laring
dibentuk oleh sejumlah kartilago, ligamentum dan otot-otot.4

Kartilago laring terbagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu : 4

1. Kelompok kartilago mayor, terdiri dari :

 Kartilago Tiroidea Merupakan suatu kartilago hyalin yang membentuk dinding


anterior dan lateral laring, dan merupakan kartilago yang terbesar. Terdiri dari 2
(dua) sayap (ala tiroidea) berbentuk seperti perisai yang terbuka dibelakangnya
tetapi bersatu di bagian depan dan membentuk sudut sehingga menonjol ke depan
disebut Adam’s apple. Di sebelah dalam perisai kartilago tiroidea terdapat bagian
dalam laring, yaitu : pita suara, ventrikel, otot-otot.4

 Kartilago Krikoidea merupakan bagian terbawah dari dinding laring. Merupakan


kartilago hialin yang berbentuk cincin stempel (signet ring) dengan bagian
alsanya terdapat di belakang. Bagian anterior dan lateralnya relatif lebih sempit
dari pada bagian posterior. Di sebelah bawah melekat dengan cincin trakea I
melalui ligamentum krikotiroidea. Pada keadaan darurat dapat dilakukan
tindakan trakeostomi. Kartilago krikoidea pada dewasa terletak setinggi vertebra
servikalis VI – VII dan pada anak-anak setinggi vertebra servikalis III – IV.4

4
 Kartilago Aritenoidea merupakan kartilago hyalin yang terdiri dari sepasang
kartilago berbentuk piramid 3 sisi dengan basis berartikulasi dengan kartilago
krikoidea, sehingga memungkinkan pergerakan ke medio lateral dan gerakan
rotasi. Dasar dari piramid ini membentuk 2 tonjolan yaitu prosesus muskularis
yang merupakan tempat melekatnya m. krikoaritenoidea yang terletak di
posterolateral, dan di bagian anterior terdapat prosesus vokalis tempat
melekatnya ujung posterior pita suara.4

2. Kartilago minor, terdiri dari :

 Kartilago Epiglotis Bentuk kartilago epiglotis seperti bet pingpong dan


membentuk dinding anterior aditus laringeus. Tangkainya disebut petiolus dan
dihubungkan oleh ligamentum tiroepiglotika ke kartilago tiroidea di sebelah atas
pita suara. Sedangkan bagian atas menjulur di belakang korpus hyoid ke dalam
lumen faring sehingga membatasi basis lidah dan laring. Kartilago epiglotis
mempunyai fungsi sebagai pembatas yang mendorong makanan ke sebelah
menyebelah laring.4

 Kartilago Kuneiforme merupakan kartilago fibroelastis dari Wrisberg dan


merupakan kartilago kecil yang terletak di dalam plika ariepiglotika.4

Laring bagian dalam


Cavum laring terdiri dari :

 Supraglotis (vestibulum superior), yaitu ruangan diantara permukaan atas pita suara
palsu dan inlet laring.
 Glotis (pars media), yaitu ruangan yang terletak antara pita suara palsu dengan pita
suara sejati serta membentuk rongga yang disebut ventrikel laring Morgagni.
 Infraglotis (pars inferior), yaitu ruangan diantara pita suara sejati dengan tepi bawah
kartilago krikoidea.4

5
Plika Ventrikularis (pita suara palsu) Yaitu pita suara palsu yang bergerak bersama-sama
dengan kartilago aritenoidea untuk menutup glottis dalam keadaan terpaksa, merupakan
dua lipatan tebal dari selaput lendir dengan jaringan ikat tipis di tengahnya.4

Ventrikel Laring Morgagni (sinus laringeus) Yaitu ruangan antara pita suara palsu dan
sejati. Dekat ujung anterior dari ventrikel terdapat suatu divertikulum yang meluas ke atas
diantara pita suara palsu dan permukaan dalam kartilago tiroidea, dilapisi epitel berlapis
semu bersilia dengan beberapa kelenjar seromukosa yang fungsinya untuk melicinkan pita
suara sejati, disebut appendiks atau sakulus ventrikel laring.4

Plika Vokalis (pita suara sejati) Terdapat di bagian bawah laring. Tiga per lima bagian
dibentuk oleh ligamentum vokalis dan celahnya disebut intermembranous portion, dan dua
per lima belakang dibentuk oleh prosesus vokalis dari kartilago aritenoidea dan disebut
intercartilagenous portion.4

Otot laring
Otot-Otot Intrinsik Laring

Otot yang perlekatan di bagian laryng. Otot ini memiliki peranan untuk mengubah panjang
dan ketegangan plica vocalis dalam produksi suara dan mengubah ukuran rima glottidis
untuk masuknya udara ke paru. Otot-otot yang termasuk dan innervasinya yakni adalah :4

1. M. Cricothyroideus (R.externus n. laryngeus superior)

2. M. Cricoarytenoidea posterior (Safety Muscle) (R.Posterior n. laryngeus inferior)

3. M. Cricoarytenoidea lateral (R. anterior n. laryngeus inferior)

4. M. Arytenoidea transversus (R. Posterior n. Laryngeus inferior)

5. M. arytenoidea obliquus (R. anterior n. laryngeus inferior)

6. M. Thyroarytenoidea (R. anterior n. laryngeus inferior)

Adapun fungsinya :

6
1. Mengatur Rima Glottidis

a. Membuka : m.cricoarytenoidea posterior

b. Menutup : m. cricoarytenoidea lateral, m. arytenoidea transversa, m. cricothyroidea,


dan m. thyroarytenoidea

2. Mengatur ketegangan lig.vocale

a. Menegangkan : m.cricothyroidea

b. Mengendorkan : m. thyroarytenoidea

3. Mengatur aditus laryngeus

a. Membuka : m. thyroepiglotticus

b. Menutup : m. aryepiglotticus dan m. arytenoideus obliquus

Otot-Otot Ekstrinsik Laring

Merupakan otot-otot di sekitar laryng yang mempunyai salah satu perlekatan pada laryng
atau os.hyoideus. Berfungsi untuk menggerakkan laryng secara keseluruhan. Otot ekstrinsik
laryng terbagi atas :4

a. Otot-otot Depressor :

 m. omohyoideus
 m. sternohyoideus
 m. sternothyroideus

b. Otot-otot Elevator :

 m. mylohyoideus
 m. stylohyoideus
 m. thyrohyoideus
 m. stylopharyngeus
 m. palatopharyngeus
7
 m. constrictor pharyngeus medius
 m. constrictor pharyngeus inferior

Vaskularisasi laring
Laring mendapat perdarahan dari cabang A. Tiroidea Superior dan Inferior sebagai
A. Laringeus Superior dan Inferior. 4

Arteri Laringeus Superior, berjalan bersama ramus interna N. Laringeus Superior


menembus membrana tirohioid menuju ke bawah diantara dinding lateral dan dasar sinus
pyriformis. 4

Arteri Laringeus Inferior, berjalan bersama N. Laringeus Inferior masuk ke dalam laring
melalui area Killian Jamieson yaitu celah yang berada di bawah M. Konstriktor Faringeus
Inferior, di dalam laring beranastomose dengan A. Laringeus Superior dan memperdarahi
otototot dan mukosa laring.5

Persarafan laring
Laring dipersarafi oleh cabang N. Vagus yaitu Nn. Laringeus Superior dan Nn.
Laringeus Inferior (Nn. Laringeus Rekuren) kiri dan kanan.6

1. Nn. Laringeus Superior. Meninggalkan N. vagus tepat di bawah ganglion nodosum,


melengkung ke depan dan medial di bawah A. karotis interna dan eksterna yang
kemudian akan bercabang dua, yaitu : Cabang Interna ; bersifat sensoris, mempersarafi
vallecula, epiglotis, sinus pyriformis dan mukosa bagian dalam laring di atas pita suara
sejati. Cabang Eksterna ; bersifat motoris, mempersarafi m. Krikotiroid dan m.
Konstriktor inferior.

2. N. Laringeus Inferior (N. Laringeus Rekuren). Berjalan dalam lekukan diantara trakea
dan esofagus, mencapai laring tepat di belakang artikulasio krikotiroidea. N. laringeus
yang kiri mempunyai perjalanan yang panjang dan dekat dengan Aorta sehingga

8
mudah terganggu. Merupakan cabang N. vagus setinggi bagian proksimal A. subklavia
dan berjalan membelok ke atas sepanjang lekukan antara trakea dan esofagus,
selanjutnya akan mencapai laring tepat di belakang artikulasio krikotiroidea dan
memberikan persarafan : Sensoris, mempersarafi daerah sub glotis dan bagian atas
trakea. Motoris, mempersarafi semua otot laring kecuali M. Krikotiroidea.

Struktur Mikroskopik

Faring adalah ruangan di belakang kavum nasi, yang menghubungkan traktus


digestivus dan traktus respiratorius. Yang termasuk bagian dari faring adalah nasofaring,
orofaring, dan laringofaring. Nasofaring tersusun dari epitel bertingkat torak bersilia bersel
goblet. Orofaring terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, sedangkan pada
laringofaring epitelnya bervariasi, sebagian besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk.7

Laring terdiri dari epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet kecuali ujung plika
vokalis berlapis gepeng. Dindingnya tersusun dari tulang rawan hialin, tulang rawan elastis,
jaringan ikat, otot bercorak, dan kelenjar campur. 7

Epiglotis adalah bagian superior laring, terjulur ke atas dari dinding anterior laring
berupa lembaran pipih. Tulang yang membentuk kerangka epiglotis adalah sepotong tulang
rawan (elastis) epiglotis sentral. Permukaan anterior dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk. Lamina propia dibawahnya menyatu dengan perikondrium tulang rawan
epiglotis. Sedangkan pada permukaan posterior yang menghadap ke arah laring terdiri dari
epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. 7

Kesimpulan

Pasien menderita laringitis karna terjadinya radang pada pita suara dan
terganggunya struktur pada laring yang menyebabkan pasien demam dengan disertai suara
serak. Pada umumnya, penyakit laringitis timbul akibat adanya infeksi pada tenggorokan
yang disebabkan oleh bakteri, jamur, atau parasit tertentu.

9
Daftar Pustaka

1. Gunardi S. Anatomi sistem pernafasan. Jakarta: Balai Penerbit FKUI:2009


2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2005
3. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga;2002
4. Ballenger, J.J. Anatomy of the larynx. In : Diseases of the nose, throat, ear, head and neck.
13th ed. Philadelphia, Lea & Febiger. 1996
5. Brown Scott : Orolaryngology. 6th ed. Vol. 1. Butterworth, Butterworth & Co Ltd. 1997
6. Hollinshead, W.H. The pharynx and larynx. In : Anatomy for surgeons. Volume 1 : Head
and Neck. A hoeber-harper international edition, 1998
7. Gunawijaya FA. Penuntun pratikum kumpulan foto mikroskopik: histologi. Jakarta:
Penerbit Universitas Trisakti;2009

10

Anda mungkin juga menyukai