Resume Alifmatara BK
Resume Alifmatara BK
1 Perkembangan Kognitif:
a. Pengertian Kognitif
Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum kognitif
diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi
(evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan rasional (akal).
Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan
kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan
teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan
dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kognitif. Dari aspek tenaga pendidik
misalnya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru
harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan
mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya.
Akan tetapi apa arti kognitif yang sebenarnya? Lalu apa perkembangan kognitif itu?
Jean Piaget (1896-1980), pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat
membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Dalam pandangan Piaget, terdapat dua
proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian
(adaptasi).
Kecenderungan organisasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap
organisme untuk mengintegasi proses-proses sendiri menjadi system sistem yang koheren.
Adaptasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk
memyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan sosial.
Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka
yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan
informasi baru.
1. Fisik
Interaksi antara individu dan dunia luat merupakan sumber pengetahuan baru, tetapi
kontakdengan dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan kecuali jika
intelegensiindividu dapat memanfaatkan pengalaman tersebut.
2. Kematangan
3. Pengaruh sosial
Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik dapat
memacu ataumenghambat perkembangan struktur kognitif
3. Aspek Inteligensi
2. Isi Disebut juga content, yaitu pola tingkah laku spesifik tatkala individu menghadapi sesuatu
masalah. Merupakan materi kasar, karena Piaget kurang tertarik pada apa yg anak-anak ketahui,
tapi lebih tertarik dengan apa yang mendasari proses berpikir. Piaget melihat isi kurang penting
dibanding dengan struktur & fungsinya, Bila isi adalah apa dari inteligensi, sedangkan
bagaimana & mengapa ditentukan oleh kognitif atau intelektual.
3. Fungsi Disebut fungtion, yaitu suatu proses dimana struktur kognitif dibangun. Semua
organisme hidup yg berinteraksi dengan lingkungan mempunyai fungsi melalui proses organisasi
& adaptasi.Organisasi: cenderung untuk mengintegrasi diri & dunia ke dalam suatu bentuk dari
bagian-bagian menjadi satu kesatuan yg penuh arti, sebagai suatu cara untuk mengurangi
kompleksitas.
a) organisme memanipulasi dunia luar dengan cara membuatnya menjadi serupa dengan dirinya.
Proses ini disebut dengan asimilasi. Asimilasi mengambil sesuatu dari dunia luar &
mencocokkannya ke dalam struktur yg sudah ada. contoh: manusia mengasimilasi makanan
dengan membuatnya ke dalam komponen nutrisi, makanan yg mereka makan menjadi bagian
dari diri mereka.
b) organisme memodifikasi dirinya sehingga menjadi lebih menyukai lingkungannya. Proses ini
disebutakomodasi. Ketika seseorang mengakomodasi sesuatu, mereka mengubah diri mereka
sendiri untuk memenuhi kebutuhan eksternal. contoh: tubuh tidak hanya mengasimilasi makanan
tapi juga mengakomodasikannya dengan mensekresi cairan lambung untuk menghancurkannya
& kontraksi lambung mencernanya secara involunter.
Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan
berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian
tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa
keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang
akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan
kedua proses penyesuaian di atas.
Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang berkorelasi dengan
dan semakin canggih seiring pertambahan usia :
1. Periode sensorimotor
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk
mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut.
Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode.
Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman
spatial / persepsi penting dalam enam sub-tahapan :
a. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan
terutama dengan refleks.
b. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan
berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
c. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan
dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
d. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas
bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen
walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
e. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas
bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
2. Tahapan praoperasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan
permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara
kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra) Operasi dalam teori Piaget adalah
prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah
operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar
menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya
masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak
dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda
merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya
berbeda-beda.
Reversibility anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah,
kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4
sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
Penghilangan sifat Egosentrisme kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang
orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh,
tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu
meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru
Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan
tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah
dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori
Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut
sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara
abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam
tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak
melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada gradasi abu-abu di
antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai
perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif,
penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak
sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai
keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap
operasional konkrit.
Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama.
Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
Bisa digeneralisasi : representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang
berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan
Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan
sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya
perbedaan kuantitatif
Berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya dan mengutamakan peran
siswa dalam kegiatan pembelajaran serta memaklumi adanya perbedaan individu dalam
kemajuan perkembangan yang dapat dipegaruhi oleh perkembangan intelektual anak.
Teori dasar perkembangan kognitif dari Jean Piaget mewajibkan guru agar pembelajaran
diisi dengan kegiatan interaksi inderawi antara siswa dengan benda-benda dan fenomema
konkrit yang ada di lingkungan serta dimaksudkan untuk menumbuh-kembangkan
kemampuan berpikir, antara lain kemampuan berpikir konservasi.
Piaget memusatkan pada tahap-tahap perkembangan intelektual yang dilalui oleh semua
individu tanpa memandang latar konteks sosial dan budaya , yang mendalami bagaimana
anak berpikir dan berproses yang berkaitan dengan perkembangan intelektual.
Menurut Peaget, siswa dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses perolehan
informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri.
Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus menerus tumbuh dan berubah pada saat siswa
menghadapi pengalaman-pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan
memodivikasi pengetahuan awal mereka.
Piaget menjelaskan bahwa anak kecil memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus
menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin tahu ini menurut Piaget,
memotivasi mereka untuk aktif membangun pemahaman mereka tentang lingkungan
yang mereka hayati. PBI dikembangkan berdasarkan kepada teori Piaget ini.
Pembelajaran
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar
dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru
harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temanya.
terlalu meremehkan kemampuan anak anak kecil dan terlalu menilai tinggi kemampuan anak-
anak yang lebih tua McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan bahwa anak sudah mampu
memahami konservasi (conservation) dalam usia yang lebih muda daripada usia yang diyakini
oleh Piaget
Tidak meremehkan kemampuan anak anak kecil dan tidak menilai tinggi kemampuan anak-
anak yang lebih tua
Inti dari implementasi teori Piaget dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1. Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada produknya. Di
samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga
sampai pada jawaban tersebut.
2. Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan
keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran. Dalam kelas Piaget penyajian materi jadi (ready
made) tidak diberi penekanan, dan anak-anak didorong untuk menemukan untuk dirinya sendiri
melalui interaksi spontan dengan lingkungan.
3. Tidak menekankan pada praktek praktek yang diarahkan untuk menjadikan anak-anak
seperti orang dewasa dalam pemikirannya.
1. Pada sebuah studi klasik, McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan bahwa anak sudah
mampu memahami konservasi (conservation) dalam usia yang lebih muda daripada usia yang
diyakini oleh Piaget.
2. Studi lain yang mengkritik teori Piaget yaitu bahwa anak-anak baru mencapai pemahaman
tentang objek permanence pada usia di atas 6 bulan. Balillargeon dan De Vos (1991) ; 104 anak
diamati sampai mereka berusia 18 tahun, dan diuji dengan berbagai tugas operasional formal
berdasarkan tugas-tugas yang dipakai Piaget, termasuk pengujian hipotesa. Mayoritas anak-anak
itu memang belum mencapai tahap operasional formal. Hal ini sesuai dengan studi-studi
McGarrigle dan Donaldson serta Baillargeon dan DeVos, yang menyatakan bahwa Piaget terlalu
meremehkan kemampuan anak-anak kecil dan terlalu menilai tinggi kemampuan anak-anak yang
lebih tua.
3. Dan belum lama ini, Bradmetz (1999) menguji pernyataan Piaget bahwa mayoritas anak
mencapai formal pada akhir masa kanak-kanak.
1. Level 1 (Tahap prekonvensional). Benar dan salah ditentukan dari reward atau punishment.
Stage 1. Pada tahap ini anak-anak menilai perilaku mereka baik atau buruk berdasarkan
pada hasil akhir dari perilaku tersebut. Suatu perilaku bernilai baik menurut mereka jika
mendapatkan reward dan perilaku itu buruk jika mendapatkan punishment.
Stage 2. Pada tahap ini, anak menganggap bahwa apapun yang memuaskan atau dapat
memenuhi kebutuhannya merupakan hal yang baik.
2. Level 2 (Tahap konvensional). Anak menilai perilaku mereka baik atau salah menurut maksud
atau tujuan dilakukannya, berkaitan dengan norma-norma sosial yang ada. Melihat hal lain
dibalik perilaku itu (menghindari disalahkan dan mencari persetujuan).
3. Level 3 (Tahap postkonvensional). Perilaku benar atau salah didasarkan pada prinsip-prinsip
moral.
1. Premoral
Memiliki pemahaman yang sangat sedikit akan aturan-aturan dan aspek lainnya.
2. Moral realism
3. Moral relativism
Anak usia 10 tahun ke atas.
Peers juga berpengaruh sebagai salah satu agen model sosial bagi banyak perilaku baik perilaku
benar maupun yang salah serta sebagai objek social comparison.
Teori Urie Bronfenbrenner: perkembangan individu berpusat dan berkaitan dengan beberapa
sistem yang ada lingkungan. Berawal dari lingkaran lingkungan keluarga hingga ke konteks yang
lebih luas contohnya aspek budaya. Setiap sistem ini saling berinteraksi dalam memberikan
pengaruh yang penting bagi perkembangan individu. Model lingkungan ekologi Bronfenbrenner
merupakan serangkaian struktur yang bertahap. Lapisan pertama, mikrosistem menunjuk pada
relasi antara anak dan lingkungan yang sangat dekat dengan anak seperti keluarga (orangtua).
Lapisan kedua, mesosistem yaitu hubungan atau interrelasi diantara lingkungan mikrosistem
seperti rumah, sekolah, dan peer groups. Mikrosistem yang berjalan dengan optimal akan
mempengaruhi pula mesosistem, contohnya anak yang mendapatkan kenyamanan dan relasi
yang harmonis dengan orangtua juga cenderung akan diterima oleh teman sebayanya. Pada
lapisan ketiga lingkungan exosistem, anak dan remaja tidak hanya sebagai suatu bagian tetapi
mungkin juga dapat mempengaruhi lingkungan mereka. Bronfenbrenner juga menitikberatkan
pada lingkungan makrosistem seperti kultural, subkultural, atau kelas sosial dalam konteks
kaitannya dengan mikrosistem, mesosistem dan exosistem.
Premoral Period
Menurut Piaget, pada usia anak-anak masih memiliki kesadaran yang sangat kurang
berkaitan dengan aturan-aturan. Ketika memainkan sebuah permainan marbles, anak-anak tidak
melakukannya secara sistematis tetapi mereka membuat aturan-aturan sendiri dan mereka
berpikir agar permainan itu bisa memberikan kesenangan.
Pada usia 5 sampai 10 tahun, anak-anak mengembangkan ketertarikan yang kuat akan
aturan-aturan. Anak-anak sekarang percaya bahwa aturan-aturan ditetapkan oleh figur-figur
autoritas seperti Tuhan, polisi, orangtua mereka dan anak-anak memiliki pemikiran bahwa
peraturan itu bersifat mutlak dan tidak dapat diubah. Anak-anak yang berada pada tahap ini
memikirkan aturan sebagai moral yang bersifat absolut. Mereka percaya bahwa sisi benar dan
sisi salah adalah beberapa isu-isu moral dan perilaku yang berada di sisi benar selalu
mengikuti aturan.
Anak usia 10 tahun ke atas pada tahap ini memiliki pendapat yang bisa berubah-ubah mengenai
aturan. Mereka merasa bahwa aturan dapat dilanggar untuk memenuhi kebutuhan manusia.