Anda di halaman 1dari 12

Tugas Kelompok

PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM


Di ajukan sebagai tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampuh : RASMI S.Ag, M.SI

OLEH :
Kelompok II
1. Muslimin/16010101088
2. Miftakhul Rizka/17010101023
3. Intan Reskyawati/17010101062
4. Alfisar Naim/17010101089
5. Irmawati/17010101106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. atas
terselesaikannya makalah ini. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Beserta
seluruh keluarga, para sahabat, dan para pengikut beliau yang setia hingga akhir
zaman.
Alhamdulillah wa syukurillah berkat Rahmat dan Hidayah Allah SWT,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah Ilmu Pendidikan Islam, yang membahas
tentang Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam.
Ucapan terima kasih tak luput kami sampaikan pula kepada berbagai pihak
yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada Ibu Rasmi, S.Ag,
M.SI sebagai dosen pengampuh mata kuliah ILMU PENDIDIKAN ISLAM
yang telah membina dan menuntun kami untuk bisa menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Penulis menyadari tiada gading yang tak retak, sehingga penulis berharap
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca budiman demi
adanya peningkatan dalam makalah kami selanjutnya.
Terlepas dari banyaknya kekurangan yang ada, penulis berharap agar isi
dari makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

“ Allahumma shalli’ala sayyidi muhammad”

Kendari, 26 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Sampul.........................................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah........................................................................1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................1
C.     Tujuan Penulisan Masalah.....................................................................2
D.    Batasan Masalah....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Peserta Didik dalam Konsep Fitrah.....................................3
B.     Hak dan Kewajiban Peserta Didik.........................................................5
C.     Tugas-Tugas Peserta Didik....................................................................7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................8
B.     Saran......................................................................................................8
DAFTAR RUJUKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya peserta
didik, peserta didik merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan sebagai pendidik apabila tidak
ada yang dididiknya.
Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar, yang perlu
dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis, baik
pendidikan itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan masyarakat
dimana anak tersebut berada.
Sebagai peserta didik juga harus memahami kewajiban, etika serta
melaksanakanya. Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilakukan atau
dilaksanakan oleh peserta didik. Sedangkan etika adalah aturan perilaku, adat
kebiasaan yang harus di tati dan dilaksanakan oleh peserta didik dalam proses
belajar.
Namun itu semua tidak terlepas dari keterlibatan pendidik, karena seorang
pendidik harus memahami dan memberikan pemahaman tentang dimensi-dimensi
yang terdapat didalam diri peserta didik terhadap peserta didik itu sendiri, kalau
seorang pendidik tidak mengetahui dimensi-dimensi tersebut, maka potensi yang
dimiliki oleh peserta didik tersebut akan sulit dikembangkan, dan peserta didikpun
juga mengenali potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
membahas mengenai masalah peserta didik dalam pendidikan Islam.

B.     Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka diambil rumusan masalah:
1.      Bagaimana pengertian peserta didik dalam konsep fitrah ?
2.      Apa hak dan kewajiban peserta didik ?
3.      Apa tugas-tugas peserta didik ?
C.     Tujuan Pembahasan Masalah
Tujuan pembahasan masalah peserta didik dalam pendidikan Islam adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertian peserta didik dalam konsep fitrah
2.      Untuk mengetahui hak dan kewajiban peserta didik
3.      Untuk mengetahui tugas-tugas peserta didik.
D.    Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas mengenai masalah pengertian peserta didik dalam
konsep fitrah, hak dan kewajiban peserta didik, serta tugas-tugas peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Peserta Didik dalam Konsep Fitrah
Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab disebut dengan
Tilmidz jamaknya adalah Talamid,  yang artinya adalah “murid”, maksudnya
adalah “orang-orang yang mengingini pendidikan”. Dalam bahasa arab dikenal
juga dengan istilah Thalib, jamaknya adalah Thullab,  yang artinya adalah
“mencari”, maksudnya adalah “orang-orang yang mencari ilmu”. Ini sesuai
dengan sabda Rasulullah Saw:

) ‫( رواه الطبرنى‬.……‫من طلب علما فادركه كتب هللا كفلين‬


“Siapa yang menuntut ilmu dan mendapatkannya, maka Allah mencatat baginya
dua bagian”. (HR. Thabrani)
Namun secara definitif yang lebih detail para ahli telah menuliskan beberapa
pengertian tentang peserta didik. Peserta didik merupakan orang yang belum
dewasa dan memilki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu
dikembangkan.
Menurut al-Qur’an, tabiat manusia adalah homo religious (makhluk beragama)
yang sejak lahirnya membawa suatu kecenderungan beragama. Dalam hal ini,
pada QS. al-Rum (30): 30 Allah berfirman :
ِ َّ‫ك الدِّينُ ْالقَيِّ ُم َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َر الن‬
‫اس اَل‬ ِ ‫اس َعلَ ْيهَا اَل تَ ْب ِدي َل لِ َخ ْل‬
َ ِ‫ق هَّللا ِ َذل‬ ْ ِ‫ِّين َحنِيفًا ف‬
َ َّ‫ط َرةَ هَّللا ِ الَّتِي فَطَ َر الن‬ َ َ‫فَأَقِ ْم َوجْ ه‬
ِ ‫ك لِلد‬
َ‫يَ ْعلَ ُمون‬
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah di
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui".
Dalam ayat di atas, mengandung interpretasi bahwa manusia diciptakan oleh
Allah mempunyai naluri beragama, yakni agama tauhid. Potensi fitrah Allah pada
diri manusia ini menyebabkannya selalu mencari realitas mutlak, dengan cara
mengekspresikannya dalam bentuk sikap, cara berpikir dan bertingkah laku.
Karena sikap ini manusia disebut juga sebagai homo educandum (makhluk yang
dapat didik) dan homo education (makhluk pendidik), karena pendidikan baginya
adalah suatu keharusan guna mewujudkan kualitas dan integritas kepribadian yang
utuh.
Abu Ahmadi juga menuliskan tentang pengertian peserta didik, peserta didik
adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan
orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai
makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga Negara, sebagai anggota
masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu.
Samsul Nizar, sebagaimana yang dikutip oleh Ramayulis mengklasifikasikan
peserta didik sebagai berikut:

1.      Peserta didik bukanlah miniature orang dewasa tetapi memiliki dunianya
sendiri.
2.      Peserta didik memiliki periodisasi perkembangan dan pertumbuhan.
3.      Peserta didik adalah makhluk Allah SWT yang memiliki perbedaan individu
baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.
4.      Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani
memiliki daya fisik dan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu.
5.      Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis.

Dari definisi-definisi yang diungkapkan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa peserta didik adalah orang yang mempunyai fitrah (potensi) dasar, baik
secara fisik maupun psikis, yang perlu dikembangkan, untuk mengembangkan
potensi tersebut sangat membutuhkan pendidikan dari pendidik.

B.     Hak dan Kewajiban Peserta Didik


Al Ghazali, menjelaskan kewajiban anak didik pada bagian khusus pada
kitabnya “Ihya’ Ulumuddin” dan “Minhaj al -‘Amal yaitu :
1.      Mendahulukan kesucian dari kerendahan akhlak dan sifat-sifat yang tercela.
2.      Bersedia merantau untuk mencari ilmu pengetahuan.
3.      Jangan menyombongkan ilmunya dan menentang gurunnya.
4.      Mengetahui kedudukan ilmu pengetahuan. Seseorang pelajar harus
mendahulukan ilmu pengetahuan yang pokok dan mulia, kemudian ilmu
pengetahuan yang mulia kemudian ilmu pengetahuan yang penting, lalu ilmu
pengetahuan sebagai pelengkapnya.
Sedangkan Al-Abrasyi menyebutkan ada dua belas kewajiban tersebut,
yaitu:
1.      Sebelum belajar, peserta didik mesti membersihkan hatinya karena menuntut
ilmu adalah ibadah.
2.      Belajar diniatkan untuk mengisi jiwanya dengan fadhilah dan mendekatkan
diri kepada Allah, bukan untuk sombong.
3.      Bersedia meninggalkan keluarga dan tanah air serta pergi ke tempat jauh
sekalipun demi untuk mendatangi guru.
4.      Jangan sering menukar guru, kecuali atas pertimbangan yang panjang/matang.
5.      Menghormati guru karena Allah dan senantiasa menyenangkan hatinya.
6.      Jangan melakukan aktivitas yang dapat menyusahkan guru kecuali ada
izinnya.
7.      Jangan membuka aib guru dan senantiasa memaafkannya jika ia salah.
8.      Bersungguh-sungguh menuntut ilmu dan mendahulukan ilmu yang lebih
penting.
9.      Sesama peserta didik mesti menjalin ukhuwah yang penuh kasih sayang.
10.  Bergaul dengan baik terhadap guru-gurunya, seperti terdahulu memberi salam.
11.  Peserta didik hendaknya senantiasa mengulangi pelajarannya pada waktu-
waktu yang penuh berkat.
12.  Bertekad untuk belajar sepanjang hayat dan menghargai setiap ilmu.
Sementara Al-Ghozali, yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman
merumuskan sebelas kode etik (kewajiban) peserta didik yaitu:
1.      Belajar dengan niat ibadah mencari ridho Allah SWT
2.      Mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi
3.      Bersikap tawadhu’
4.      Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran
5.      Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji serta meninggalkan ilimu-ilmu yang
tercela
6.      Belajar dengan bertahap atau berjenjang
7.      Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu yang lainnya,
8.      Mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu yang dipelajari
9.      Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi
10.  Mengenal nilai-nilai paragmatis
11.  Peserta didik harus tunduk pada nasehat pendidik.

Sedangkan pada pasal 12 disebutkan bahwa “setiap peserta didik pada


setiap satuan pendidikan (SD, SMP, dan SMA) mempunyai hak:1.       Mendapatkan
pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh
pendidik yang seagama,
2.      Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya,
3.      Mendapatkan beasiswa peserta didik bagi yang berprestasi yang orangtuannya
tidak mampu membiayai pendidikannya,
4.      Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu
membiayai pendidikan,
5.      Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang
yang setara,
6.      Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.
Dari beberapa pemikiran di atas, dapat dipahami bahwa seorang peserta
didik dalam perspektif pendidikan Islam tidak hanya menuntut dan menguasai
ilmu tertentu secara teoritis, akan tetapi lebih dari itu ia harus berupaya untuk
mensucikan dirinya sehingga ilmu yang akan ia peroleh memberi manfaat baik di
dunia maupun di akhirat.
Oleh karena itu, pendidikan Islam sangat mengutamakan akhlak seorang
peserta didik.Akhlak tersebut harus diawali dari niat peserta didik itu sendiri,
dimana niat menuntut ilmu tersebut haruslah semata-mata karena Allah SWT,
bukan karena tujuan-tujuan yang bersifat duniawi dijadikan prioritas utama.
Selain itu, peserta didik harus menuntut ilmu berorientasi
kepada duniawi dan ukhrawi.
C.     Tugas-Tugas Peserta Didik
Syekh Al-Jarnuzi dalam kitab “Ta’lim al-Muta’allim” menerangkan sifat dan
tugas dalam menuntut ilmu yaitu :
1.      Tawadlu’, iffah, sabar, cinta ilmu, hormat kepada guru, dan sesama penuntut
ilmu.
2.      Tekun belajar.
3.      Wara’ (menahan diri dari perbuatan yang terlarang).
4.      Punya cita-cita yang tinggi.
5.      Tawakal.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pengertian peserta didik dalam konsep fitrah
Peserta didik dalam konsep fitrah pada intinya adalah bagaimana Islam melalui
seorang pendidik dapat membimbing dan mengembnagkan potensi peserta didik
yang sudah mempunyai fitrah sejak lahir yaitu agama ke jalan yang sesuai syariat
Islam.
2.      Hak dan kewajiban peserta didik
Seorang peserta didik mempunyai kewajiban untuk belajar dengan niat yang
ikhlas, tidak sombong dengan ilmunya, menghormati guru, dan menghargai
temannya.
Selain itu anak didik juga mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan sesuai
dengan potensi, bakat, minat yang dimilikinya.
3.      Tugas-tugas peserta didik
Tawadlu’, iffah, sabar, cinta ilmu, hormat kepada guru, dan sesama penuntut ilmu,
tekun belajar, wara’ (menahan diri dari perbuatan yang terlarang), punya cita-cita
yang tinggi, tawakal.
B.     Saran
Untuk para peserta didik hendaknya tidak berhenti menuntut ilmu selagi masih
mampu, sebab menuntut ilmu adalah hal yang mulia. Dan amalkanlah ilmu mu
supaya bermanfaat untuk orang lain.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmadi, Abu. dkk. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Ardy, Novan Wiyani. dkk. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta. Ar-Ruzz Media
Arief,Armai. 2002. Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.Jakarta:Ciputat Press.
Nizar, Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press.
Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Anda mungkin juga menyukai