Anda di halaman 1dari 7

RESUME

BAB III HAKEKAT AGAMA

DISUSUN OLEH :

NAMA : IMRON OKTRIZA

NPM : 2010011311101

KELAS : AK.1.B

MATA KULIAH :

PENDIDIKAN AGAMA

DOSEN PENGAMPU : Dr. DESMAL FAJRI, S.Ag, M.H

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BUNG HATTA


HAKEKAT AGAMA

A. Agama
Secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa sanskerta. Ada yang
mengatakan agama berasal dari kata a yang berarti “tidak” dan gam yang berarti
“pergi,” maka agama berarti tidak pergi, tidak hilang atau tidak putus, tetap ditempat.
Ada yang berpendapat bahwa a berarti “tidak” dan gam berarti “kacau,” sehingga agama
berarti tidak kacau. Ada pula yang berpendapat bahwa agama dalam Bahasa sanskerta
berarti kitab suci.
Beberapa persamaan arti kata agama dalam berbagai bahasa, diantaranya Religion
(Inggris), La religion (Perancis), De religie (Belanda), Die religion (Jerman) yang berarti
mengikat. Sedangkan dalam Bahasa Arab disebut Ad din yang berarti paksaan,
kepatuhan, dan pembalasan.
Secara terminologi, agama adalah hubungan manusia dengan sesuatu yang suci
atau ilahi. Biasanya agama dikaitkan dengan dengan hubungan manusia dengan Tuhan,
dewa, atau roh.
Sebuah agama biasanya melingkupi tiga persoalan pokok, yaitu :
1. Keyakinan (credial), yaitu keyakinan adanya suatu kekuatan supranatural yang
diyakini mengatur dan pencipta alam.
2. Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan
supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.
3. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam
semesta yang dikaitkan dengan keyakinannya tersebut.
Unsur-unsur yang ada dalam sebuah agama, yaitu :
a. Adanya keyakinan pada yang gaib.
b. Adanya kitab suci sebagai pedoman.
c. Adanya Rasul pembawanya.
d. Adanya ajaran yang bisa dipatuhi.
e. Adanya upacara ibadah yang standar.
B. Klasifikasi Agama
Ditinjau dari sumbernya agama dibagi menjadi dua, yaitu agama wahyu dan
agama bukan wahyu.
1. Agama wahyu atau agama samawi atau agama langit (revealed religion) adalah
agama yang diterima oleh manusia dari Allah Sang Pencipta melalui malaikat Jibril
dan disampaikan serta disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia. Agama ini
menghendaki iman kepada Tuhan sebagai pemberi wahyu, rasul-rasul sebagai
penerima wahyu, dan kitab-kitab sebagai kumpulan wahyu.
2. Agama bukan wahyu atau agama bumi (ardhi) atau agama budaya / agama alam
(culture religion / natural religion) adalah agama yang diciptakan oleh manusia.
Agama ini bersandar semata-mata kepada ajaran seorang manusia yang dianggap
memiliki pengetahuan tentang kehidupan alam berbagai aspeknya secara mendalam.

Adapaun perbedaan antara agama wahyu dengan agama bukan wahyu adalah
sebagai berikut.

1. Agama wahyu secara pasti dapat ditentukan lahirnya, yakni ketika malaikat Jibril
menurunkan wahyu kepada Rasul-Nya. Sedangkan agama bukan wahyu tidak dapat
dipastikan kelahirannya.
2. Agama wahyu disampaikan kepada manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya
atau yang disebut rasul. Sedangkan agama bukan wahyu tidak mengenal hal tersebut
tetapi yang mengajarkannya adalah filsuf atau pemimpin kerohanian atau pendiri
agama itu sendiri.
3. Agama wahyu mempunyai kitab suci yang tidak boleh diubah oleh manusia.
Sedangkan agama bukan wahyu kitab sucinya bisa diubah sesuai dengan perubahan
filsafat agama atau kesadaran agama masyarakatnya.
4. Ajaran agama wahyu berasal dari Allah yang kebenarannya mutlak dan tidak terikat
pada ruang dan waktu. Sedangkan agama bukan wahyu kebenarannya relatif dan
terikat pada ruang dan waktu tertentu karena diciptakan oleh manusia sesuai dengan
pengalaman dan pengetahuannya.
5. Konsep ketuhanan agama wahyu hanya mempercayai satu Tuhan. Sedangkan konsep
ketuhanan agama bukan wahyu sesuai dengan perkembangan akal manusia.
C. Hubungan Manusia dengan Agama
Agama bagi manusia merupakan kebutuhan alamiah (fitrah) manusia. Dengan ,
demikian, maka manusia pada dasarnya memanglah makhluk yang religious, yang sangat
cenderung kepada hidup beragama karena itu adalah panggilan hati nuraninya. Faktor
pendorong manusia sehingga mereka hidup beragama adalah sifat-sifat dan pembawaan-
pembawaan yang ada pada diri mereka antara lain sifat ingin tahu, ingin melindungi diri
dan ingin menyatakan rasa syukur, dan sebagainya.

Sifat ingin tahu akan hakikatnya sesuatu telah mendorong manusia untuk
menyelidiki alam sekitarnya, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, alam cakrawala, dan
manusia termasuk dirinya sendiri. Hal tersebut sangat menakjubkan baginya dan
mendorongnya untuk berpikir tentang kejadian alam ini. Akhirnya sampailah ia pada
suatu kesimpulan dan keyakinan, bahwa alam ini tidak mungkin terjadi dengan
sendirinya. Pencipta alam ini pasti ada. Dia ada dengan sendirinya. Dia adalah Zat Yang
Maha Tinggi, Maha Esa, Maha Kuasa, dan Maha Mengetahui. Dengan ini sampailah
manusia kepada keyakinan tentang adanya Tuhan, pencipta alam semesta.

Dengan adanya keyakinan tentang Tuhan ini dan dengan adanya ibadah untuk
menyatakan puji syukur dan memohon perlindungan, maka lahirlah agama yaitu agama
ciptaan manusia. Mereka pun mulai hidup bertuhan dan beragama.

Beragama pada dasarnya merupakan kecenderungan manusia yang sesuai dengan


insting dan fitrahnya untuk mengetahui adanya kekuatan yang luar biasa diatas alam yang
ada ini. Agama sebagai fitrah manusia melahirkan keyakinan bahwa agama satu-satunya
cara pemenuhan kebutuhan kerohanian.

Mencari kebenaran tentang Tuhan ternyata tidak dapat diperoleh manusia


melaluia pikiran semata, kecuali diperoleh dari Tuhan sendiri. Informasi tentang Tuhan
yang datang dari Tuhan sendiri adalah suatu kebenaran mutlak. Akan tetapi cara
mengetahuinya tidak diberikan kepada setiap orang. Hal ini diungkapkan dalam firman
Allah Surat Al Baqarah (2) ayat 118.
Artinya : “Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: “Mengapa Allah tidak
langsung berbicara kepada kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada
kami ?” Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti
ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya kami telah menjelaskan tanda-
tanda kekuasaan kami kepada kaum yang yakin.”

Informasi itu hanya diberikan kepada orang yang dipilih Tuhan sendiri, seperti
firman Allah Surat Asy Syura (42) ayat 51.
Artinya : “Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan
dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus
seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seiizin-Nya apa yang Dia
kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.”
Orang yang dipilih Allah untuk menerima wahyu itu adalah Nabi dan Rasul yang
ditugaskan untuk menginformasikan wahyu kepada manusia lain dengan sebenarnya.
Dengan demikian, jelas bahwa keberadaan tentang Tuhan dalam konsep islam tidak
datang dari pikiran manusia, tetapi datang dari Tuhan sendiri melalui wahyu yang
diterima oleh Nabi dan Rasul.
D. Manfaat Agama bagi Manusia
Manfaat agama bagi manusia adalah sebagai berikut.
1. Dapat membuat jiwa manusia menjadi tenteram, sabar, tawakal, dan sebagainya.
2. Dapat memberi modal kepada manusia untuk menjadi manusia yang berjiwa besar,
kuat, dan tidak mudah ditundukkan oleh siapapun.
3. Dapat membuat manusia berani menegakkan kebenaran dan takut untuk melakukan
kesalahan.
4. Dapat memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwa mereka tumbuh sifat rendah
hati, santun, saling menghormati, dan sebagainya.
E. Agama Islam dan Ruang Lingkupnya
Secara etimologi, islam berasal dari Bahasa Arab, yaitu dari kata dari kata salima
yang berarti “selamat, sentosa, damai.” Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi
bentuk aslama yang berarti “berserah diri, patuh, taat.” Berdasarkan hal tersebut, islam
mengandung arti berserah diri, tunduk, patuh, dan taat sepenuhnya kepada kehendak
Allah.
Secara terminologi, pengertian islam terdapat beberapa pendapat. Harun Nasution
mengatakan bahwa islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada
manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Ajaran-ajaran itu berisi hukum
yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia
dengan alam semesta.

Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul dimulai dari
Nabi Adam AS sampai sampai Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana dalam firman Allah
berikut.
 Q.S Al Baqarah (2) ayat 136.
 Q.S Yunus (10) ayat 84.
 Q.S Ali Imran (3) ayat 52.
Agama islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah yang
terakhir diturunkan Allah kepada manusia. Sebagaimana dalam firman Allah Surat An
Nisa’ (4) ayat 163-165.
Secara garis besar ruang lingkup agama islam menyangkut tiga hal pokok, yaitu :
1. Aspek keyakinan yang disebut aqidah, yaitu aspek credial atau keimanan terhadap
Allah dan semua yang difirmankan-Nya untuk diyakini.
2. Aspek norma atau hukum yang disebut syari’ah, yaitu aturan-aturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia
dengan alam semesta.
3. Aspek perilaku yang disebut akhlak, yaitu sikap atau perilaku yang nampak dari
pelaksanaan aqidah dan syari’ah.
Aqidah atau iman merupakan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk
melaksanakan syari’ah yang ditujukan hanya kepada Allah sehingga tergambar akhlak
yang terpuji pada dirinya. Oleh karena itu, iman tidak hanya ada di dalam hati tetapi juga
ditampilkan dalam bentuk perbuatan. Aqidah, syari’ah, dan akhlak dalam Al Qur’an
disebut iman dan amal saleh. Iman menunjukkan makna aqidah, sedangkan amal saleh
menunjukkan pengertian syari’ah dan akhlak.
Seseorang yang melakukan perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi aqidah, maka
perbuatannya hanya dikategorikan sebagai perbuatan baik. Sedangkan perbuatan baik
yang didorong oleh aqidah sebagai wujud pelaksanaan syari’ah disebut amal saleh.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa aqidah merupakan landasan bagi tegak
berdirinya syari’ah dan akhlak. Akhlak merupakan perilaku nyata pelaksanaan syari’ah
baik dengan Allah maupun sesama manusia dan alam sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai