Anda di halaman 1dari 15

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

Lanjutan Penataan Waduk Darma Kab. Kuningan


PT. TRIMANUNGGAL
KARYATAMA

A. KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI PEKERJA DALAM


KESELAMATAN KONSTRUKSI
A.1. Kepedulian Pimpinan Terhadap Isu Eksternal dan Internal
Kami Selaku Direktur PT. TRIMANUNGGAL KARYATAMA dengan Ini kami
memberikan Pernyataan atas nama perusahaan bahwa kami akan menerapkan
Sistem Manejemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam
Melaksanakan Kegiatan Konstruksi.
 Memenuhi persyaratan lelang dan mencegah kecelakaan kerja, cidera dan
sakit akibat kerja serta melakukan peningkatan berkelanjutan terhadap
manajemen dan kerja.
 Menetapkan Kebijakan sesuai dengan sifat alamiah dan skala resiko MK3
yang ada di Perusahaan.
 Menjadikan kebijakan ini sebagai kerangka dalam menetapkan dan
mengevaluasi sasaran.
 Seluruh efisiensi dan efektifitas kegiatan perusahaan dipantau dan diukur
secara berkala dengan mengacu pada sasaran mutu dan K3 perusahaan
beserta semua unit pendukungnya.
 Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan MK3 lainnya yang relevan
bagi  perusahaan.
 Mengkomunikasikan kebijakan kepada semua orang yang bekerja dibawah
kendali
 Mengevaluasi kebijakan ini secara periodik untuk peningkatan kinerja MK3
yang berkesinambungan.
Perusahaan mengapresiai bukti perlibatannya pada pengembangan dan
penerapan sistem manajemen mutu dan K3 dan terus menerus memperbaiki
keefektifannya dengan jalan :
 Mengadakan rapat pengarahan secara berkala, dan menekankan pentingnya
memenuhi persyaratan pelanggan, K3, undang-undang dan peraturan yang
berlaku.
 Menetapkan dan mengesahkan kebijakan mutu dan K3 
 Menetapkan dan mengesahkan sasaran mutu dan K3 (MK3) perusahaan
hingga sasaran mutu dan K3 unit-unit kerja yang mendukungnya.
 Melaksanakan dan bertindak sebagai ketua rapat tinjauan manajemen, yang
pelaksanaannya diatur dalam Prosedur Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).
Direksi Menetapkan dan Mengesahkan Kebijakan K3, berupa keputusan:
 Maksud dan Tujuan K3 Konstruksi di era pandemic Covid-19
 Penanganan dan pencegahan Covid-19
 Penggunaan masker/ face shield dan sarung tangan saat bekerja
 Pembatasan pekerja/ social distancing
 Pengaturan jarak tidur di barak pekerja
 Sanitasi yang mencukupi dan menyediakan tempat cuci tangan
 Penyediaan hand sanitizer di lapangan/ sabun pembersih
 Ikrar perlibatan untuk memenuhi persyaratan dan terus menerus memperbaiki
sistem manajemen K3
 Tersedianya kerangka Kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran K3
 Kebijakan MK3 ini dikomunikasikan, dipahami dalam organisasi dan di
dokumentasikan
 Pelaksanaan tinjauan pada waktu terjadwal oleh managerial, sehingga dapat
dilakukan penyesuaian terus menerus.
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ir. Sutjipto Kurniadi
Jabatan : Direktur
Bertindak untuk : PT. TRIMANUNGGAL KARYATAMA
dan atas nama
Alamat : Jl. Mekar Agung No. 67 Kel. Mekarwangi Kec.
Bojongloa Kidul, Kota Bandung (40227)

dalam rangka pengadaan “Lanjutan Penataan Waduk Darma Kab. Kuningan”


pada “Kelompok Kerja Pemilihan Biro Pengadaan Barang dan Jasa Provinsi
Jawa Barat” berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi
terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan
konstruksi:

1. Memenuhi Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;


2. Menggunakan Tenaga Kerja Kompeten Bersertifikat;
3. Menggunakan Peralatan Yang Memenuhi Standar Kelaikan;
4. Menggunakan Material Yang Memenuhi Standar Mutu;
5. Menggunakan Teknologi Yang Memenuhi Standar Kelaikan; dan
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP)

Bandung, 4 Maret 2021


PT. TRIMANUNGGAL KARYATAMA

Ir. Sutjipto Kurniadi


Direktur

B. PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI


A.3. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian dan
Peluang
A.4. Rencana Tindakan (sasaran & program)

A.5. Standar dan Peraturan Perundangan


Daftar Perundang-undangan dan persyaratan K3 yang wajib dan dipenuhi dalam
melaksanakan Paket Pekerjaan ini adalah :
a) UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
b) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK 3;
c) UU No 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
d) UU No 1 Tahun 1970 Tentang keselamatan Kerja
e) UU No 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
f) UU RI No 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
g) UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
h) Permen Naker No. PER.05/MEN/1996 Tentang sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
C. DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
A.6. Sumber Daya
Sumber Daya menjadi sasaran (Tujuan/ Target) dan Program K3 (Objectives and
Program)  yang didefinisikan sebagai cita-cita terukur dari suatu manajemen
organisasi (perusahaan) terhadap resiko K3 yang ingin dicapai. Dimana terdapat
syarat-syarat dalam menyusun sasaran/target/tujuan K3 antara lain :
a) Didokumentasikan, diterapkan dan dirawat.
b) Terukur, dapat diterapkan dan sesuai dengan Kebijakan K3 organisasi
(perusahaan). Mengacu pada pemenuhan peraturan perundang-undangan
terkait resiko K3 (termasuk pada pilihan teknologi, pendanaan, persyaratan
bisnis dan operasional serta pandangan pihak ke tiga yang berhubungan
dengan aktivitas operasional sumber daya organisasi/ perusahaan).

Untuk syarat-syarat dalam menyusun program-program K3 untuk mencapai


sasaran/ tujuan/ target K3 antara lain ialah :
a) Penetapan Tanggung Jawab terkait tingkatan struktur organisasi
(perusahaan).
b) Terdapat kerangka jadwal rencana pencapian program-program K3.
c) Ditinjau secara berkala yang direncanakan menurut jangka waktu tertentu
dan disesuaikan seperlunya untuk menjamin tercapainya sasaran/ tujuan/
target K3 organisasi (perusahaan PT. TRIMANUNGGAL KARYATAMA).

Struktur Organisasi K3
Direktur

Project Manager

Project Control Manager

FINANCE & ADM DEPT.


QA/QC DEPT. QA/QC DEPT. Safety Coordinator/K3 HSE DEPT. Finance Manager
SECURITY

Site Engineering Logistic Manager Construction Manager

Chief Surveyor Chief ME Engineer


ME Coordinator Site Manager Architech Site Manager Structure
Chief Structural
Chief Arch. Engineer
Engineer
Engineering DEPT.
Engineering DEPT.

A.7. Kompetensi
Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu bentuk kerugian baik bagi korban
kecelakaan kerja maupun Perusahaan kami akibat dari tenaga kerja, alat yang
tidak kompeten di lapangan. Upaya pencegahan kecelakaan kerja diperlukan
untuk menghindari kerugian-kerugian yang timbul serta untuk meningkatkan
kinerja keselamatan kerja di tempat kerja.
Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja, maka dapat
dirancang berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja,
antara lain :
1. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di
Tempat Kerja :
- Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.
- Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.

2. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan


Pengawasan :
- Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.
- Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja.
- Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan
peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.
3. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :
- Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.
- Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja.
- Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja kepada
tenaga kerja.

A.8. Kepedulian
Pengertian definisi kepedulian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
umumnya terbagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengertian (Definisi) K3 Menurut Filosofi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju
pekerja yang bebas kecelakaan (zero accident) di lapangan.

2. Pengertian (Definisi) K3 Menurut Keilmuan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK),
kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.
3. Pengertian (Definisi) K3 Menurut OHSAS 18001:2007
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang
dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun
orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki beberapa tujuan


dalam pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja. Di dalamnya terdapat 3 (tiga) tujuan utama dalam
Penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja yaitu antara lain :
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain
di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman
dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
A.9. Komunikasi
Dalam berkomunikasi secara internal, pegawai perusahaan mempergunakan
perangkat komunikasi dengan Whatsapp, Mailing list dan Papan Informasi.
perusahaan juga memberikan acuan kaidah berkomunikasi pada pegawainya
melalui dokumen Pedoman Perilaku Pegawai/ pekerja.
Kepala Ahli K-3 bertanggung jawab dalam komunikasi eksternal dengan
masyarakat, instansi dan pihak yang berkepentingan serta mempublikasikan hasil
kegiatannya melalui rapat koordinasi perusahaan.
Informasi terdokumentasi terkait dipelihara oleh pejabat pengelola infomasi dalam
hal ini pemilik perusahaan.
Informasi terdokumentasi meliputi:
a. Pedoman Perilaku Pegawai
b. Media sosial
c. Dokumentasi lapangan/ proyek
d. Papan informasi

A.10. Informasi Terdokumentasi


Kerugian kecelakaan kerja diilustrasikan sebagaimana gunung es di permukaan
laut dimana es yang terlihat di permukaan laut lebih kecil dari pada ukuran es
sesungguhnya secara keseluruhan. Begitu pula kerugian pada kecelakaan
kerja kerugian yang "tampak/ terlihat" lebih kecil dari pada kerugian
keseluruhan.
Dalam hal ini kerugian yang "tampak" ialah terkait dengan biaya langsung untuk
penanganan/ perawatan/ pengobatan korban kecelakaan kerja tanpa
memperhatikan kerugian-kerugian lainnya yang bisa jadi berlipat-lipat
jumlahnya daripada biaya langsung untuk korban kecelakaan kerja, oleh sebab
itu diperlukan informasi kegiatan di lapangan yang terdokumentasikan secara
rapih, tertib dan terperinci. Kerugian kecelakaan kerja yang sesungguhnya ialah
jumlah kerugian untuk korban kecelakaan kerja ditambahkan dengan kerugian-
kerugian lainnya (material/ non-material) yang diakibatkan oleh kecelakaan
kerja tersebut. Kerugian-kerugian (biaya-biaya) tersebut antara lain :
Biaya Langsung Kerugian Kecelakaan Kerja :
a. Biaya Pengobatan & Perawatan Korban Kecelakaan Kerja.
b. Biaya Kompensasi (yang tidak diasuransikan).

Biaya Tidak Langsung :


1. Kerusakan Bangunan
2. Kerusakan Alat dan Mesin
3. Kerusakan Produk dan Bahan/Material
4. Gangguan dan Terhentinya Produksi
5. Biaya Administratif
6. Pengeluaran Sarana/Prasarana Darurat
7. Waktu Kerja
8. Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang
9. Biaya Perekrutan dan Pelatihan
10. Biaya Lembur (Investigasi)
11. Biaya Ekstra Pengawas(an)
12. Waktu untuk Administrasi
13. Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja yang Kembali karena Cedera
14. Kerugian Bisnis dan Nama Baik

D. OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI


B.1. Perencanaan Operasi
Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki beberapa dasar
hukum pelaksanaan/ perencanaan operasi. Di antaranya ialah Undang-Undang
No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Permenaker No 5 Tahun 1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Permenaker
No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3).
Rangkuman dasar-dasar hukum tersebut antara lain :
UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja :
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja  di tempat itu.
Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3 :
A) Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 (seratus) tenaga kerja atau
lebih dan atau yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja seperti kebakaran, pencemaran lingkungan
dan penyakit akibat kerja (PAK) .
B) Peraturan K3 Konstruksi Indonesia lainnya, diantaranya adalah sbb:
1. UU No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
2. Permen PU No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum
3. PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
4. Permen PU No. 9 Tahun 2008 tentang Pedoman SMK3
5. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
KEP.174_MEN_1986 No.104_KPTS_1986 Tentang K3 di Tempat Kegiatan
Konstruksi
6. Permenakertrans No. 1 Tahun 1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan
7. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
8. Permen PUPR 14-2020.

B.2. Kesiapan Dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat


Ketika Anda merencanakan tanggap darurat di perusahaan, hal pertama yang
harus dilakukan adalah mengidentifikasi potensi bahaya yang kemungkinan
terjadi di tempat kerja, yang dapat menimbulkan keadaan darurat. Jika Anda
memiliki lebih dari satu area kerja dengan kegiatan berbeda-beda, maka setiap
lokasi proyek harus memiliki rencana tanggap darurat.
Menurut OSHA, perencanaan tanggap darurat minimal harus mencakup hal-hal
sebagai berikut:
Prosedur pelaporan kecelakaan, kebakaran, atau keadaan darurat lainnya
Kebijakan dan prosedur evakuasi, mencakup jalur evakuasi, tim evakuasi
Skema atau daftar nomor telepon penting yang harus dihubungi saat keadaan
darurat
Prosedur tindakan darurat mulai dari pra kejadian, saat terjadi keadaan darurat,
dan pasca kejadian. Prosedur juga mencakup pembahasan tentang peralatan
darurat, peralatan pemadam kebakaran, alarm, peralatan P3K
Susunan tim tanggap darurat mencakup koordinator, tim evakuasi, petugas P3k,
dan petugas lain yang diperlukan.
Penentuan lokasi tempat berkumpul (assembly point) dan prosedur pelaporan
yang menyatakan bahwa semua pekerja sudah dievakuasi juga perlu
dipertimbangkan.
Perencanaan tanggap darurat yang dibuat harus mencakup cara memperingatkan
atau memberitahu seluruh pekerja, tamu dan pihak yang berada di dalam gedung
proyek tentang terjadinya keadaan darurat. Langkah-langkah yang sebaiknya
Anda lakukan antara lain:
Memasang alarm sebagai tanda terjadinya keadaan darurat dan pastikan seluruh
pekerja mengetahui sinyal alarm keadaan darurat
Merancang sistem komunikasi darurat untuk menyampaikan informasi keadaan
darurat dan menghindari kesimpangsiuran informasi
Memastikan bahwa alarm dapat didengar dan kotak alarm dalam keadaan baik
dan lokasinya bebas hambatan. Pastikan pekerja yang menemukan keadaan
darurat harus membunyikan alarm.

E. EVALUASI KINERJA KESELAMATAN KONSTRUKSI


C.1. Pemantauan dan Evaluasi
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input),
keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Evaluasi
merupakan merupakan kegiatan yang menilai hasil yang diperoleh selama
kegiatan pemantauan berlangsung. Lebih dari itu, evaluasi juga menilai hasil
atau produk yang telah dihasilkan dari suatu rangkaian program sebagai dasar
mengambil keputusan tentang tingkat keberhasilan yang telah dicapai dan
tindakan selanjutnya yang diperlukan.
Kegunaan Evaluasi, adalah untuk:
1. Memberikan informasi yg valid ttg kinerja kebijakan, program & kegiatan
yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai & kesempatan telah dapat dicapai
2. Memberikan sumbangan pada klarifikasi & kritik thd nilai2 yg mendasari
pemilihan tujuan & target
3. Melihat peluang adanya alternatif kebijakan, program, kegiatan yang lebih
tepat, layak, efektif, efisien
4. Memberikan umpan balik terhadap kebijakan, program dan proyek
5. Menjadikan kebijakan, program dan proyek mampu mempertanggung
jawabkan penggunaan dana perusahaan
6. Evaluasi bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan,
melalui kajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta
permasalahan yang dihadapi, untuk selanjutnya menjadi bahan evaluasi
kinerja program dan kegiatan selanjutnya. Bentuk evaluasi berupa
pengkajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta
permasalahan yang dihadapi. Dimaksudkan:
7. Memberikan kesimpulan dalam bentuk umpan balik sehingga dapat terus
mengarahkan pencapain visi/misi/sasaran perusahaan yang telah ditetapkan;
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara yang terjadi dengan yang
direncanakan, serta mengaitkannya degan kondisi lingkungan yg ada;
Arah evaluasi bukan pada apakah informasi yang disediakan benar atau salah,
tetapi lebih diarahkan pada perbaikan yang diperlukan atas implementasi
kebijakan/program/kegiatan.
Evaluasi memberikan informasi mengenai:
1. Benar atau tidaknya strategi yang dipakai
2. Ketetapan cara operasi yang dipilih
Pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan rutin sedang berjalan dan internal,
serta pengawasan dipergunakan untuk mengumpulkan informasi terhadap
keluaran/hasil dan indikator yang dipergunakan untuk mengukur kinerja
program
Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan secara periodik dan berkala, dapat bersifat
internal dan eksternal atau partisipatif, sebagai umpan balik periodik kepada
perusahaan.
Pengertian (Definisi) Alat Pelindung Diri (APD) ialah kelengkapan wajib yang
digunakan saat bekerja sesuai dengan bahaya dan resiko kerja untuk
menjaga keselamatan  tenaga kerja itu sendiri maupun orang lain di tempat kerja.
Izin Kerja diperlukan khusus untuk pekerjaan non-rutin yang mengandung
bahaya/resiko K3 tinggi. Tujuan dari izin kerja ialah untuk memantau
seluruh potensi bahaya  dari area/ situasi/ aktivitas operasional di tempat
kerja serta untuk memastikan segala area/ situasi/ aktivitas pekerjaan berbahaya/
beresiko tinggi  sudah terdapat pengendalian  sehingga aman untuk dilangsungkan
perkerjaan bersangkutan.

C.2. Tinjauan Manajemen


A. Ringkas
a. Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
b. Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat
digunakan.
c. Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.
d. Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.
B. Rapi
a. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja.
b. Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan
penggunaannya, keseragaman, fungsi dan batas waktu penggunaannya.
c. Pengaturan (pengendalian) visual supaya peralatan/barang mudah
ditemukan, teratur dan selalu pada tempatnya.
C. Resik
a. Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan sampah.
b. Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja.
c. Meminimalisir sumber-sumber kotoran dan sampah.
d. Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah usang/rusak.
D. Rawat
a. Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.
E. Rajin
a. Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas.
C.3. Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi
Kewajiban Pengusaha (Pengurus) Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14 yang mana terdapat 3 (tiga) kewajiban
pengusaha (pengurus) terhadap penerapan K3 antara lain :
1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan
pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua
bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja
yang dipimpinnya.
3. Menyediakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja
disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas atau
Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja merupakan tanggung-
jawab bersama-sama. Dengan saling menunaikan kewajiban di tempat kerja,
maka diharapkan penerapan K3 di tempat kerja dapat berjalan dengan baik.
Perusahaan dan tenaga kerja sama-sama memiliki kewajiban terhadap penerapan
K3 di tempat kerja
A.

Anda mungkin juga menyukai