Anda di halaman 1dari 26

Mata Kuliah : Keperawatan Kritis

Dosen : Eva Arna Abrar. S.Kep,Ns.M.Kep

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA

SISTEM KARDIOVASCULER

OLEH:
KELOMPOK I
ARDUL RUMUAR NH0116004
ROSALINA UKAGO NH0116150
NURASISA NH0117105
NURDIANA NH0117106
NURFADILLAH NH0117107
NURHILDA JALIL NH0117109

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESAHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Makalah dengan judul ”Asuhan Keperawatan Kritis Pada Sistem
Kardiovasculer”. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Kritis.

Dalam pembuatan makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari pihak-pihak terkait serta kecanggihan teknologi untuk memperoleh
informasinya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu


hasil makalah kami ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Kami senantiasa
mengharapkan konstribusi pemikiran anda sehingga makalah  ini bermanfaat bagi
kita semua.

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
BAB II TNJAUAN PUSTAKA........................................................................2
A. Metode Pengkajian Keperawatan Kritis...............................................2
B. Pengkajian Sistem Kardiovasculer.......................................................5
BAB IV PENUTUP.........................................................................................18
A. Kesimpulan...........................................................................................18
B. Saran.....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan kritikal adalah suatu bidang yang memerlukan perawatan
pasien yang berkualitas tinggi dan komprehensif. Untuk pasien yang kritis,
waktu adalah vital proese keperawatan memberikan suatu pendekatan yang
sistematis, dimana perawat keperawatan kritis dapat mengevaluasi masalah
pasien dengan cepat.Proses keperawatan adalah susunan metode pemecahan
masalah yang meliputi pengkajian, analisa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. The american asociation of critical care nuses (AACN) menyusun
standar proses keperawatan sebagai asuhan keperawatan kritikal standar
proses AACN.[CITATION Tal95 \l 1033 ]
Terdapat macam macam tipe pendekatan pengkajian dua pendekatan
yang paling penting digunakan yakni : pendekatan dari kepala sampai kaki
(head to toe) dan pendekatan sistem tubuh.pendekatan dari kepala sampai
kaki merupakan simetris yang sistematis dimulai dengan kepala dan diakhiri
dengan kaki.pendekatan sistem tubuh mengkaji masing masing sistem tubuh
secara bebas.banyak perawat kritikal mengunakan suatu kombinasi
pendekatan dimana pendekatan dari kepala sampai kaki dan pendekatan
sistem tubuh terintegrasi; yakni,perawat memulai pengkajian dengan kepala
dan mengevaluasi sistem neurologi,kemudian mengkaji dada dan meliputi
sistem kardio vaskuler dan sistem pernafasan.pendekatan ini memberikan
suatu perkembangan yang logis untuk pengkajian. [CITATION Tal95 \l 1033 ]

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada system kardiovasculer?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses asuhan keperawatan pada system
kardiovasculer

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Pengkajian Keperawatan Kritis


Pengkajian yang vital pada pasien adalah riwayat pasien lengkap.
Infomasi ini memberikan dasar untuk pengkajian fisik. Keduanya baik
riwayat dan pengkajian fisik .Memberikan dasar bagi proses keperawatan. Ini
merupakan langkah awal untuk merumuskan dan mengembangkan suatu
diagnose keperawatan dan rencana keperawatan.[ CITATION Tal95 \l 1033 ]
1. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan perpepsi pasien terhadap penyakit; sering kali
juga meliputi catatan mengenai kemmungkinan dari sumber seseorang
yang dapat dipercaya.
2. Identifikasi Informasi
- Nama lengkap
- Tempat tinggal (alamat dan nomor HP)
- Jenis kelamin
- Tanggal lagir dan umur
- Tempat lahir
- Asal suku bangsa dan etnik
- Status perkawinan/orang terdekat Agama
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Perjalanan penyakit sekarang
Timbulnya masalah
- Tanggal timbulnya
- Bentuk serangan (tiba-tiba atau bertahap)
- Factor pencetus
4. Riwayat Kesehatan Lalu
- Peyakit pada masa kanak kanak
- Imunisasi

2
- Perawatan dirumah sakit terkhir
- Alergi
- Riwayat pengobatan (obat obatan yang diberikan sekarang dan
reaksi pemakaian yang berlebihan )
- Dan obat yang di resepkan pada masa lalu
5. Riwayat Keluarga
Kecenderungan keluarga (hipertensi, kanker, penyskit alergi, gout,
penyakit jantung)
6. Pola Hidup
- Diet
- Pola eliminasi
- Latihan
- Tidur
- Rekreasi
- Tembakau
- Alcohol
- Obat obatan
- Pola seksual
7. Tinjauan Sistem
 Umum
- Keadaan umum kesehatan
- Kelemahan
- Keringat malam
- Alergi
- Penurunan atau penambahan berat badan
 Kardiovaskuler
- Nyeri
- Palpitasi
- Tekanan darah
- Edema

3
- Napas pendek
- Inttermiten claudication
- Batuk
- Artopnea
- Penyakit arteri coroner
- Elektrokardigram terakhir
8. Teknik Pengkajian Fisik
a. Inspeksi
Inspeksi penggunaan indra penglihatan, pendengaran dan penciuman
inspeksi umum dilakukan saat pertama kali bertemu pasien. Suatu
gambaran atau kesan umum mengenai keadaan kesehatan yang di
bentuk karateristik yang menonjol atau berebda juga dicatat pada
saat ini.Pemeriksaan kemudian maju ke suatu inspeksi local yang
berfokus pada suatu sistem tunggal atau bagian. Penggunaan alat
khusus membantu dalam inspeksi local ini: sebagai contoh,
optalmoskop, otoskop,speklum dan nasoskop sering diggunakan.
[ CITATION Tal95 \l 1033 ]
b. Palpasi
Pemeriksaan, menggunakan indra peraba, meletakan tangan pada
bagian tubuh yang dapat dijangkau tangan. Hal yang diteksi adalah
suhu,kelembapan, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan atau masa,
edema, krepitasi dan sensasi.Metode palpasi meliputi palpasi ringan,
palpasi dalam, pengkajian nyeri lepas, ballottemet dan gelombang
cairqan. Untuk melakukan urutan, mulai dengan palpasi ringan dan
lanjutan ke palpasi dalam. Selalu melakukan pada daerah yang nyeri
tekan terakhir. Hal ini dapat berakibat ketahuan volnter pada otot-
otot dan mempengaruhi palpasi lebih lanjut.[ CITATION Tal95 \l 1033 ]
c. Perkusi
Perkusi meliputi penetukan permukaan tubuh untuk menghasilkan
bunyi yang akan memebantu dalam penentuan densitas, lokasi,
ukuran dan posisi struktur dibawahnya. Menggunakan pendekatan

4
sistematis, pemeriksaan melakukan perbandingan bilateral pada
bunyi, yang didapatkan dari area dengan resonan tinggi kearea
pekak. Perkusi langsung, tidak lansung dan kepala tangan
merupakan metode perkusi yang paling umum. [ CITATION Tal95 \l
1033 ]
d. Auskultasi
Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan
bermacam organ dan jaringan pada tubuh.Dengan auskultasi
lansung, telinga ditekankan pada permukaan tubuh dimana bunyi
dapat didengar. Auskultasi perantasa meliputi penggunaan alat bantu
untuk menemukan bunyi-bunyi tubuh.[ CITATION Tal95 \l 1033 ]

B. Pengkajian Sistem Kardiovasculer


1. Pengkajian
Menurut [ CITATION Tal95 \l 1033 ], pengkajian system kardiovasculer
meliput :
a. Riwayat Pasien
1) Keluhan Utama
a) Keluhan utama yang paling sering terjadi yaitu Nyeri dada :
ketidaknyamanan di dada seperti nyeri ringan, perasaan
tertekan atau terbakar, nyeri yang menusuk tajam, dan nyeri
yang menjajar ke leher atau bahu, penyebab umum nyeri
dada juga dapat disebabkan oleh ha- hal di luar penyakit
contohnya termasuk angkat berat, angkat beban, trauma
pada dada, atau menelan sepotong makanan yang besar.
- Serangan dan lamanya : nyeri dada dapat berlangsung
sangat singkat atau terjadi selama berhari – hari,
tergantung pada penyebabnya.
- Lokasi dan penyebaran
Substernal, menyebar ke lengan kiri, leher atau rahang
- Faktor yang meringankan

5
Istirahat : dengan beristirahat maka aktivitas jantung
akan berkurang sehingga dapat meringankan nyeri
dada.
Nitrogliserin : dimana nitrogliserin ini merupakan obat
yang dapat mengurangi dan mencegah angina (nyeri
dada).
- Faktor yang memperberat
Posisi tubuh, posisi tubuh yang dimaksud disini seperti
tidur tengkurap itu akan mengganggu pernapasan
sehingga, jika suplai oksigen ke jantung berkurang
maka akan memperberat nyeri dada.
Makanan : nah makanan dapat memperberat nyeri dada
apabila klien mengkonsumsi makanan berat yang
berlebihan.
Latihan : melakukan aktivitas fisik yang berat atau
berlebihan akan membuat jantung bekerja lebih extra
sehingga dikatakan dapat memperberat nyeri dada.
- Kejadian yang terkait
Stress : nah stress sangat berpengaruh bagi kesehatan
tidak hanya pada sistem kardio saja, karna stress dapat
menyebabkan denyut jantung meningkat, pernapasan
lebih cepat, otot menegang, dan tekanan darah naik.
Nah selain membuat jantung berdetak lebih cepat,
stress jangka panjang dapat membuat pembuluh darah
yang menuju ke otot besar dan jantung melebar. Hal ini
menyebabkan peningkatan tekanan darah dan volume
darah yang dipompa ke seluruh tubuh. Alhasil, stress
jangka panjang bisa meningkatkan risiko terjadinya
hipertensi, serangan jantung, dan stroke.
Makanan : dapat menyebabkan timbulnya nyeri dada
jika mengkonsumsi makanan yang tidak sehat untuk

6
jantung bila dikonsumsi secara berlebihan seperti
daging ynag di proses dan makanan tinggi kolesterol.
Aktivitas fisik
Ada pun keluhan utama lainnya yang bisa terjadi, yaitu :
b) Fatigue
Fatigue atau kelelahan, kondisi di mana selalu merasa lelah,
lesu, atau kurang tenaga. Kondisi ini tidak sama dengan
sekadar merasa ngantuk.  dua jenis fatigue adalah:Kelelahan
fisik. Seseorang merasa sulit secara fisik untuk melakukan
hal-hal yang biasa dilakukan, misalnya naik tangga. Kondisi
ini termasuk otot lemah. Diagnosis nantinya mungkin
melibatkan tes kekuatan. Kelelahan mental : Seseorang
merasa lebih sulit untuk berkonsentrasi pada banyak hal.
Orang tersebut mungkin merasa mengantuk. Kesulitan
untuk tetap terjaga saat bekerja juga kondisi yang
menggambarkan kelelahan mental.
c) Retensi air, kondisi ketika tubuh mengalami kelebihan
cairan. Kondisi ini juga dikenal sebagai retensi cairan atau
edema.Retensi air terjadi dalam sistem peredaran darah,
atau di dalam jaringan dan rongga. Hal ini bisa
menyebabkan pembengkakan di tangan, kaki, dan
pergelangan kaki.retensi air merupakan gejala kondisi
medis yang parah, seperti penyakit ginjal atau gagal
jantung.
d) Palpitasi (berdebar-debar) adalah sensasi kurang nyaman
akibat pasien merasakan denyut jantungnya. Palpitasi dapat
terjadi karena denyut yang tidak teratur, karena denyut yang
lebih cepat atau lebih lambat atau karena peningkatan
kontraktilitas otot jantung. Palpitasi tidak selalu
mencerminkan kelainan jantung, bahkan kondisi disritmia

7
yang sangat serius, misalnya takikardi ventrikel, tidak
dirasakan pasien sebagai palpitasi.
e) Dyspnea (sesak nafas) adalah sensasi kurang nyaman saat
bernafas karena pasien merasakan harus berusaha lebih
keras untuk bernafas, , ini menjadi gejala atau tanda adanya
penyakit atau gangguan kesehatan. Orthopnea adalah
dispnea yang terjadi saat pasien berbaring dan membaik bila
pasien duduk. Derajat orthopnea sering diketahui dengan
menanyakan dengan berapa bantal pasien jadi merasa lebih
nyaman atau apakah pasien sampai harus tidur setengah
duduk. Orthopnea sering terjadi pada gagal jantung kiri atau
mitral stenosis.
2) Tanda dan gejala yang menyertai
a) Sianosis : warna kebiruan atau keabu – abuan dari kulit,
kuku bibir, disekitar mata.
b) Ortopnea : rasa tidak nyaman saat bernapas sambil
berbaring.
c) Dispnea nokturnal paroksimal : pernapasan pendek yang
berat dan batuk muncul pada malam hari.
d) Batuk
e) Palpitasi : jantung berdenyut kencang, berdebar dan tidak
teratur/ berirama.
f) Kulit dingin,
g) lembab Mual atau muntah
h) Berkeringat
i) Pucat
j) Kelelahan
k) Demam
l) Pingsan
m) Edema
n) Claudication

8
o) Sianosis
p) Kelelahan
q) Palpitasi
r) Perubahan parifer
s) Kram atau nyeri pada kaki
t) Edema
u) Perubahan suhu
v) Atropi atau ulkus pada kulit
b. Riwayat Medikal
Riwayat pengobatan : Tanyakan kepada pasien tentang pengobatan
yang pernah pasien jalani seperti pemakaian aspirin. Pengkajian
pengobatan harus di tuliskan nama dari obatnya dan pasien mengerti
tentang kegunaan dan efek sampingnya. Adapun obat-obat yang
dapat mempengaruhi system kardiovaskuler seperti :
anticonvulsants, antidepressant, antipsychotics, cerebral stimulants,
cholinergics, estrogens, nonnarcotic analgesics dan antipyretics, oral
contraceptives, sedatives and hypnotics, spasmolytics. Pasien juga
harus ditanyakan secara spesifik tentang pengobatan-pengobatan
pembedahan yang pernah di jalani, Perwatan rumah sakit yang
berhubungan dengan kardiovaskuler. Hasil-hasil data diagnostic
yang pernah di lakukan selama perwatan harus lebih di kaji. Harus di
catat dimana ECG dan foto rontgen dapat dijadikan data dasar.
c. Riwayat Keluarga
1) Penyakit kardiovaskular
2) Diabetes mellitus
3) Hipertensi
4) Hiperlipoproteinemia Gout
d. Riwayat Sosial
Kebiasaan merokok (masa lalu dan saat ini) Konsumsi alkohol
Kebiasaan rekreasi, olahraga Tipe kepribadian Pola makan Riwayat

9
Lingkungan dan Pekerjaan Bahaya dari lingkungan, contoh: bahan
kimia, panas, debu Tuntunan pekerjaan, contoh: stres tinggi

e. Pemeriksaan fisik

Pengkajian Hasil Keterangan

Inspeksi Dari gelap sampai coklat Sianosis sentral dapat


Periksa warna kulit terang atau pink ditunjukkan seba- gai
pada tubuh, anggot keputihan; harus sama penampilan bibir, mulut,
tubuh dan membran pada semua bagian atau kon- jungtiva biru:
mukosa tubuh sianosis perifer dapat
dimanifestasikan sebagai
bibir, daun telinga, dan
dasar kuku biru

Inspeksi mata Kelopak mata tidak ada Dugaan hiperlipidemia


terhadap lesi atau plaqyue
palpebrarum
xantoma (bintik
kekuningan, lunak
atau plaque padla
kelopak mata)

Tentukan tekanan Tinggi di atas I sampai 2 Lebih besar dari 2 cm


vena sentral (CVP) cm sudut sternal adalah dapat mengin- dikasikan
dengan mengukur hasil normal gagal jantung kanan.
tinggi antara sudut
sternum dan tempat
pulpasi yang
tertinggi pada vena

10
jugularis internal

Evaluasi kuku jari Kuku pink dengan sudut Kuku tabuh terjadi pada
warna , Sudut pada dasar kuku kurang lebih penyakit jantung
dasar kuku 160 derajat kongenital; penampilan
se- perti perdarahan
tertekan di bawah dasar
kuku adalah tanda
endokarditis bacterial

Periksa prekordium 50 % orang dewasa akan Impuls apikal pada area


untuk: memperlihatkan impuls interkostal (AIK) diduga
Pulpasi yang terlihat apical pada area pembesaran ventrikel
Daya angkat intercostal (AIK)
Gelombang
Inspeksi adanya Mungkin di sini tak ada Edema dihubungkan
edema: edema dengan gagal jantung
 Skapula kanan dan penyakit
 Abdomen jantung

 Sakrum
 Pergelangan kaki
 Kaki

Palpasi Impuls apikal dapat Kekuatan lebih keras


Palpasi keseluruhan dipalpasi pada. AIK merupakan karakteristik
dada terhadap: kelima garis data angkat atau ge
 Impuls apikal midklavikular dengan lombang; gelombang
 Getaran diameter 1-2 cm; terlihat pada gagal

 Data angkat atau kekuatan impuls sama jantung kongestif; getaran


gelombang dengan nadi brakial dihubungkan dengan

 Nyeri tekan murmur jan- tung: nyeri


tekan dapat meng-

11
indikasikan fraktur iga

Palpasi nadi; Amplitudo +2 secara Buat grafik hasil dalam


bandingkan satu sisi bilateral pada semua bentuk fraksi dengan
dengan yang lainnya. tempat adalah tepat; pembilang sebagai hasil
Perhatikan pulpasi penggunaan skala dan penyebut sebagai
tiap area ini: sebagai berikut: skala yang digunakan;
 Karotid contoh, +2/+3 akan
0=tidak ada
 Brakialis menjadi hasil normal dari

 Radialis +1=menurun, lemah, skala +3

 Femoralis halus

 Popliteal +2=normal
 Tibialis posterior
+3=penuh,meloncat
 Dorsalis
pedis

Palpasi terhadap Edema di nilai pada Gagal jantung kanan atau


edema perifer skala +4: penyakit jantung lain
akan berhubungan
+1=0 sampai 1/4 inci
dengan edema
+2=1/4 sampai 1/2 inci

+3=1/2 sampai 1 inci

+4= lebih dari 1 inci

Perkusi Batas jantung kanan Radiografi dada


Perkusi batas jantung tidak dapat diperkusi; mengalami perpindahan
batas jantung kiri perkusi jantung karena
diperkusi secara akurasi dan ketelotiannya
berurutan antara rongga
interkostal kelima,
keempat, dan ketiga,
mengindikasikan dimana

12
perkusi memperlihatkan
perubahan pada
kepekakan

Auskultasi Bunyi yang dihasilkan Bunyi desiran


Penggunaan bel harus lembut dan teratur dihubungankan dengan
stetoskop, auskultasi aliran turbulen darah,
arteri karotid sering disebabkan oleh
Auskultasi lima 5 S1 terdengar paling murmur
daerah jantung keras pada daerah mitral
Bunyi S1 bertepatan
dengan dan trikuspid; S2
dengan denyutan arteri
menggunakan terdengar paling keras
carotid
diafragma; evaluasi pada daerah aortik dan
bunyi jantung S1 dan pulmonal
S2

Auskultasi dengan S3 normal pada anak- S3 (gallop ventrikular)


menggunakan bel; anak dan dewasa muda abnormal pada usia lebih
dengarkan untuk: dari 30 tahun;
 Bunyi jantung S3; kemungkinan penyebab
posisi pasien di adalah gagal ventrikular
kiri dan atau insufisiensi motral;
dengarkan di atas S4 (gallop arterial)
area miral berhubungan dengan
hipertropi ventrikular
kiri, hipertensi, penyakit
arterikoroner, atau
stenosis aortik

Prolap katup motral dan


 Bunyi ejeksi
stenosis aorta dapat
(klik) pada sisi
memberikan peningkatan
kiri pasien, di atas
bunyi ejeksi

13
area aorta dan
pulmonal
Friksi gesekan diatas Friksi gesekan
AIK keempat dan berhubungan dengan
kelima pada batas inflamasi perikardium;
sternal untuk membedakan
antara friksi gesekan dan
gesekan pleural, anjurkan
pasien untuk menahan
napas

Evaluasi adanya Turbulensi abnormal


murmur: menimbulkan mur-mur,
 Waktu (yang seperti pada stenosis
terjadi dalam aorta atau stenosis
siklus pulmonalis, insufisiensi
 jantung)Intensitas mitral, disfungsi valularis
(lihat skala atau kelainan septum
angka) kualitas atrial
 Nada
 Lokasi
 Kualitas
 Penyebaran

f. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik menurut [ CITATION Tal95 \l 1033 ], yaitu:

Pengkajian Makna Diagnostik Keterangan

14
Keteterisasi Digunakan untuk Suatu prosedur invasif,
jantung/arteriografi mengindwntifikasi mungkin digunakan
koroner penyakit katup, untuk memudahkan infus
mengevaluasi suatu agen fibrinolitik
infark miokardial dan
memvisualisasikan
struktur anatomis
jantung

Ekokardiogram Mengevaluasi struktur Prosedur non invasi yang


internal jantung,fungsi digunakan untuk
katub, gerakkan jantung, mendiagnosa penyakit
dan adanya cairan katup, tumor jantung,
perikardial trombus mural dan
kardiomiopati

Elektrokardiogram mengevaluasi aktivitas Suatu prosedur non-


( EKG) listrikmiokardial dan invasif yang digunakan
konduksinya melalui untuk mendiagnosa
jaringan jantung infark miokardial akut,
seperti halnya pada
aritmia jantung dan
kerusakan konduksi lain

Ventrikulografi Mengevaluasi gerakkan Gerakan dinding


diding ventrikular dan ventrikular kiri
katup mitral, divideotapekan setelah
menentukan fungsi zat kontras di injeksikan
ventrikular kanan dan
kiri dan
mengidentifikasi aneu
risma ventrikular

Pemeriksaan Digunakan untuk Disritmia distimulasi di

15
elektrofisiologis menstimulasi distrimia bawah pengawasan
(EPS) dan untuk membantu ketat; kondisi yang tepat
dalam mengidentifikasi untuk EPS adalah
terapi penekanan takikardia
supraventrikular yang
tidak terkontrol, risiko
tinggi sindroma
kematian mendadak dan
dicurigai berhubungan
dengan jantung tetapi
tidak jelas, pingsan
berulang

Tes Radiologi

Radiografi dada Mengevaluasi ukuran Pemeriksaan non-invasi;


dan posisi jantung; ukuran jantung
adanya kalsifikasi, efusi seharusnya <50% dari
pleura,atau kongesti dimensi internal torak
paru-paru
Scanning nuclear Penggunaan komponen
jantung Digunakan untuk radioaktif akan
mengevaluasi perfusi menentukan titik "panas"
miokardial dan fungsi dan "dingin" digunakan
ventrikel untuk mengesampingkan
infark miokardial

Prosedur khusus

Aortografi Digunakan untuk Memvisualosasikan


mendiagnosa pembuluh utama dan
ketidakkompetensi katup katup aorta, seperti aorta
aorta, aneurisma aorta itu sendiri, melalui
asenden, coarctation vidiotip setelah bahan

16
aorta dan cedera atau radiopague dimasukkan
abnormalitas aorta atau
cabang-cabang
utamanya

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang sering muncul yaitu :
a. Penurunan curah jantung
b. Nyeri akut
c. Ansietas
d. Intoleran aktivitas
e. Kelebihan volume cairan
f. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung
g. Resiko infeksi
h. Gangguan pola tidur
i. Perubahan perfusi perifer
j. Defisit perawatan diri
k. Kurang pengetahuan mengenai kondisi,

3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan


. Keperawatan Hasil
1. Penurunan curah Setelah dilakukan Cardiac Care
jantung tindakan keperawatan - Evaluasi adanya nyeri
diharapkan masalah dada ( intensitas,lokasi,
dapat teratasi dengan durasi)
kriteria hasil: - Catat adanya disritmia
- Nyeri angina tidak jantung
ada - Catat adanya tanda dan
- Klien dapat gejala penurunan

17
beraktivitas. cardiac output
- Tanda vital dalam - Monitor status
batas normal. kardiovaskuler
- Tidak ada edema - Monitor status
paru, perifer, dan pernafasan yang
tidak ada asites menandakan gagal
- Tidak ada jantung, berikan terapi
penurunan oksigen
kesadaran - Monitor abdomen
sebagai indicator
penurunan perfusi
- Monitor balance cairan
- Monitor adanya
perubahan tekanan
darah
- Monitor respon pasien
terhadap efek
pengobatan antiaritmia
2. Nyeri akut Setelah dilakukan Pain manajemen
tindakan keperawatan - Lakukan pengkajian
diharapkan masalah secara komprehensif
dapat dengan PQRST
berkurang/hilang - Gunakan teknik
dengan kriteria hasil: distraksi relaxasi
- Klien dapat menggunakan
mengekspresikan tindakan untuk
bahwa nyeri memodifikasi factor
berkurang/hilang tersebut
- Tanda vital dalam - Klien dapat
batas normal. beristirahat
- Klien dapat - Observasi pasien

18
mendemonstrasikan tentang skala nyeri
teknik relaksasi atau ketidaknyamanan
untuk - Gunakan tabel nyeri
meningkatkan untuk memonitor
kenyamana nyeri terhadap efek
- Klien dapat pemberian obat
mengenali factor - Observasi gejala yang
penyebab dan berhubungan dengan
menggunakan dispnea, mual/muntah,
tindakan untuk pusing.
memodifikasi - Posisikan pasien pada
factor tersebut istirahat total selama
- Klien dapat episode angina.
beristirahat
3. Ansietas Setelah dilakukan - Kaji ekspresi pasien
tindakan keperawatan terhadap takut :
diharapkan menolak, depresi, marah
kecemasan berkurang - Beritahu pasien tentang
dengan kriteria hasil : program medis yang
- klien menyatakan telah dibuat untuk
ansietas menurun menurunkan serangan
sampai tingkat akan datang
yang dapat diatasi. - Kaji orientasi pasien :
orang, tempat dan
waktu
- Dorong keluarga untuk
memberikan dukungan
kepada klien
- Dengarkan dengan
penuh perhatian

19
4. Implementasi Keperawatan
Perencanaan dimasukkan dalam tindakan selama fase implementasi.
Ini merupakan fase kerja aktual dari proses keperawatan.[ CITATION
Her20 \l 1057 ]
Semua tindakan yang dilakukan dalam pemberian asuhan
keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini penting
untuk mencapai tujuan. Tindakan keperawatan dapat dalam bentuk
observasi, tindakan prosedur tertentu, tindakan kolaboratif, dan
pendidikan kesehatan. Dalam tindakan perlu ada pengawasan terus
menerus terhadap kondisi klien termasuk perilaku. Terapi ditujukan pada
gejala yg muncul pertama kali untuk mencegah krisis dan secar terus
menerus dalam jangka waktu yg lama sampai dapat beradaptasi dengan
tercapainya tingkat kesembuhan yg lebih tinggi atau tjdak terjadi
kematian.[ CITATION Her20 \l 1057 ]

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan proses penentuan perbaikan kondisi pasien thd
pencapaian hasil yg diharapkan. Dilakukan scr tepat, terus menerus dan
dalam waktu yg lama untuk mencapai keefektifan masing-masing
terapi/tindakan, secara terus menerus menilai kriteria hasil utk
mengetahui perubahan st pasien. Dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pasien kritis prioritas pemenuhan kebutuhan tetap mengacu
pada hirarki dasar Maslow dgn tidak meninggalkan prinsip holistik.
[ CITATION Her20 \l 1057 ]

20
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengkajian yang vital pada pasien adalah riwayat pasien lengkap.


Infomasi ini memberikan dasar untuk pengkajian fisik. Keduanya baik
riwayat dan pengkajian fisik .Memberikan dasar bagi proses keperawatan. Ini
merupakan langkah awal untuk merumuskan dan mengembangkan suatu
diagnose keperawatan dan rencana keperawatan

B. Saran

21
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar penulis dapat membuat makalah lebih baik lagi dikemudian
hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat pada kami pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Suwardianto, H., & Astuti, V. W. (2020). Buku Ajar Keperawatan Kritis :


Pendekatan Evidence Base Practice Nursing. Kediri: Chakra Brahmanda
Lentera.

Talbot, L., & Marquardt, M. M. (2015). Pengkajian Keperawatan Kritis. Jakarta:


Buku Kedokteran EGC.

22
23

Anda mungkin juga menyukai