Anda di halaman 1dari 9

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pandemi global coronavirus disease pada awal tahun 2020 merabak hampir di seluruh
dunia termasuk Indonesia. Ini menarik perhatian serius diseluruh dunia dikarenakan
perkembangannya yang sangat cepat sehingga pada tanggal 11 Maret 2020 WHO
menetapkan virus corona sebagai pandemi.Di Indonesia sendiri, sejak kasus pertamanya
diumumkan pada tanggal 02 Maret 2020 jumlah kasusnya kian meningkat tersebar di 32
provinsi. Pemerintah berupaya ketat untuk menekan angka penyebaran virus covid-19
salah satunya dengan menciptakan kebijakan lockdown dan PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar), sehingga mayoritas kegiatan terbatasi baik itu lemaga komersil maupun
jasa, lembaga formal maupun non formal menjadi dirumahkan, tak terkecuali lembaga
pendidikan. Hal ini ditetapkan untuk menghindari kerumunan yang merupakan salah satu
penyebab utama penyebaran virus covid-19. (PP Nomor 20 Tahun 2020)

Lembaga pendidikan termasuk sekolah yang menjadi dampak pandemi mau tidak mau
harus beradaptasi dengan kondisi, dimana kegiatan belajar mengajar tidak lagi dilakukan
secara tatap muka (luring) namun lebih menekankan pada pembelajaran jarak jauh
(daring) dimana diperlukan sistem online dan teknologi informasi sebagai medianya.
Namun pada kenyataannya, pembelajaran daring tidak semudah yang dibayangkan, pada
pelaksanaanya banyak persoalan bermunculan mulai dari persoalan teknis seperti
keterbatasan siswa dalam menggunakan perangkat teknologi baik smartphone maupun
laptop, gangguan jaringan telekomunikasi dan signal, keterbatasan kuota, hingga
persoalan lainnya yang menyangkut psikologis siswa, Pengaruh pembelajaran daring
terhadap psikologis siswa sangat menganggu, Dampak psikologis siswa diantaranya
melemahnya kekebalan tubuh, keefektifan dalam belajar berkurang, interaksi dengan
lingkungan juga berkurang. (Mahmudah, 2020) yang kemudian berdampak pula pada
motivasi, minat belajar dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajarn daring.

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa adanya tatap


muka, melainkan menggunakan media online melalui berbagai platform yang telah
tersedia. Segala bentuk materi pelajaran, komunikasi dan tes dilakukan secara online.
Strategi pembelajaran daring idealnya perlu mengupayakan hal-hal yang terkait, seperti
cermat dalam memilih metode dan media, melibatkan siswa dalam memahami konsep,
dan menciptakan pembelajaran kolaboratif.(Mulyono, M.A. Ismail Suardi Wekke, MA.,
2019). Seperti yang disampaikan diatas, pelaksanaan pembelajaran daring tidaklah
mudah, guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meskipun siswa
berada di rumah. Seorang guru juga harus memperhatikan konteks peserta didik, sarana
dan prasarana pendukung pembelajaran, serta tuntutan kurikulum yang dapat
menciptakan pemebelajaran yang efektif dan menyenangkan. Selain itu guru dituntut
untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, cerdas (smart teaching), dan
menyenangkan (joyfull learning).

Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan menjadi kunci pelaksanaan


pembelajaran daring di masa pandemi. Makna kesenangan di sini adalah bagaimana
dalam kegiatan pendidikan tidak ada tekanan-tekanan mental dan fisik baik pada diri
pendidik maupun peserta didik sehingga melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam
kondisi fun, pikiran jernih, tidak tegang serta terciptanya suasana yang mendorong
tumbuh berkembangnya fisik, mental serta berbagai kecerdasan peserta didik.(Mulyono,
M.A. Ismail Suardi Wekke, MA., 2019). Hal ini perlu diupayakan untuk menjaga
semangat dan minat belajar siswa ditengah mencekamnya situasi, dimana siswa lebih
dituntut untuk belajar secara mandiri tanpa bimbingan guru secara langsung. Safari dalam
bukunya yang berjudul “Minat Belajar Siswa” menyebutkan bahwa ada beberapa
indikator minat belajar siswa, diantaranya perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian
siswa, serta keterlibatan siswa.(Muchlisin Riadi, 2020). Konsep belajar yang
menyenangkan sebagaimana telah digagas oleh Ki Hajar Dewantara menjadi hal yang
sulit diterapkan dimasa pandemi. Sistem belajar daring yang saat ini diberlakukan dalam
proses belajar mengajar, secara umum berdampak pada minat belajar siswa yang
kemudian berdampak pula pada pembelajaran dan hasil belajar siswa. Yang
menyebabkan menurunya minat siwa adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal
yang menyebabkan menurun minat yaitu keterbatasan buku sumber, menurunya motivasi
siswa dalam belajar, kebiasaan belajar, kurangnya kemauan dan keinginan siswa dalam
belajar dan sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan menurunya minat siswa yaitu
sarana dan prasarana yang kurang lengkap, lingkungan yang kurang baik.(Saputri et al.,
2010). Dengan demikian diperlukan upaya untuk mengatasi masalah pembelajaran bahasa
Arab tersebut, guru dituntut mampu memberikan pembelajaran yang efektif, dan
memfasilitasi belajar peserta didik melalui inovasi pengembangan model pembelajaran
yang sesuai dengan perkembangan zaman, yaitu media pembelajaran yang menarik dan
sumber belajar yang variatif.
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan perhatian dan kemampuan atau keterampilan pembelajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Kedudukan media dalam
pembelajaran sangat penting. Sebab media dapat menunjang keberhasilan pembelajaran.
Bahkan kalau dikaji lebih jauh, media tidak hanaya sebagai penyalur pesan yang harus
dikendalikan sepenuhnya oleh sumber berupa orang, tetapi dapat juga menggantikan
sebagian tugas guru dalam penyajian materi pelajaran. Dengan optimalisasi penggunaan
media pembelajaran dapat berlangsung dan mencapai hasil optimal. Guru dan peserta
didik sama-sama bisa belajar dan menguasai materi dengan bantuan media yang telah
ditentukan sesuai isi dan tujuan materi pembelajaran.(Nurdyasyah, 2019). Humalik
mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh pengaruh psikologis
terhadap siswa.(Indriyani, 2019) Selain media pembelajaran, sumber belajar juga sangat
diperlukan dalam pembealajaran dimana ini ditujukan untuk memudahkan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran.

Sumber belajar memiliki peran yang sangat penting karena dengan tersedianya
sumber belajar yang memadai dapat membantu memudahkan proses pembelajaran
guru dan siswa sehingga tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan. Fentim (2014)
mengungkapkan bahwa “Teachers acknowledged the importance of teaching and
learning resources in school. Majority of them agreed that teaching and learning
resources help to facilitate students’ understanding of lessons”. Yang artinya guru
mengakui pentingnya sumber-sumber belajar dalam pembelajaran di sekolah.
Mayoritas guru setuju bahwa sumber belajar dalam pembelajaran membantu untuk
memfasilitasi pemahaman siswa tentang pelajaran. Badru Zaman dkk. (2008)
mengemukakan manfaat atau nilai yang didapatkan dengan memanfaatkan sumber
belajar diantaranya yaitu ; dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret
dan langsung, pemanfaatan sumber belajar dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu
dan daya indera, menambah wawasan dan pengalaman anak, memberikan informasi
yang akurat dan terbaru, mengembangkan kemampuan berfikir anak secara lebih
kritis dan positif serta meningkatkan motivasi belajar anak.(Tokan, 2016)

MTsN 1 Cianjur merupakan sekolah madrasah tsanawiyyah yang berada di


Kecamatan Pacet, Cipanas Kabupaten Cianjur. Menanggapi kebijakan pemerintah
mengenai PSBB dan penutupan lingkungan sekolah, MTsN 1 Cianjur merubah sistem
pembelajaran tatap muka (luring) menjadi pembelajaran jarak jauh (daring). Segala
upaya dilakukan agar pembelajaran terlaksana dengan baik, meskipun tanpa adanya
tatap muka. Dari mulai pemberian rancangan materi dan tugas disetiap awal minggu
kepada orang tua di sekolah, pembuatan whatsaapp group sebagai sarana
pembelajaran antara guru dengan siswa, serta melaksanakan home visit bagi siswa
yang terkendala handphone atau kuota. Dengan beberapa pertimbangan, whatsapp
group lah yang dinilai paling efektif dan mudah digunakan untuk pemebelajaran
daring. Setiap harinya melalui whatsapp group guru melakukan absensi, penjelasan
materi, dan pemberian tugas. Terlihat mudah, namun pada pelaksanaanya berbagai
persoalan muncul. Seiring berjalannya waktu, minat belajar siswa mengalami
penurunan, ditandai dengan rendahnya tingkat absensi, antusias dan keaktifan siswa
berkurang, hingga tugas-tugas yang diberikan tidak dikerjakan. Terlebih bagi kelas
VII dimana mereka merupakan siswa baru yang sejak awal masuk sekolah
pembelajaran dilaksanakan tanpa tatap muka, yang menyebabkan mereka lebih
kesulitan beradaptasi. Penurunan minat belajar siswa di kelas VII sangat signifikan,
dari 32 siswa yang hadir pada jam pelajaran paling banyak sekitar 20 siswa, dan yang
aktif merespon dan mengikuti pembelajaran hanya belasan siswa, begitupun dengan
pengumpulan tugas-tugas yang diberikan hanya beberapa siswa yang rajin
mengerjakan.

Setelah melakukan pengamatan dan wawancara kepada siswa diketahui bahwa


banyak siswa yang mengeluh terhadap pembelajaran daring, mereka merasa jenuh dan
pembelajaran dirasa sangat monoton dan tidak variatif. Kejenuhan belajar ini tentunya
berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar siswa dimana kejenuhan belajar
merupakan perwujudan yang menjelaskan kondisi emosional dan fisik seseorang yang
tidak mampu lagi memproses informasi- informasi atau pengalaman baru karena
tekanan-tekanan tertentu dalam aktivitas belajar.(Sataloff et al., n.d.) Hakim (2004:63)
menguatkan faktor-faktor terjadinya kejenuhan dalam belajar diantaranya : a. Stagnasi
cara atau metode belajar. b. Tempat belajar yang tidak memndukung. c. Suasana
belajar yang menjenuhkan. d. Kurangnya “entertainment” sebagai selingan dalam
aktivitas belajar. e. Adanya ketegangan mental yang berlarut-larut. Selain itu dalam
pembelajaran daring, siswa dituntut untuk belajar mandiri sedangkan sumber belajar
yang memfasilitasinya terbatas melainkan siswa hanya belajar dari penjelasan materi
dari guru yang ada di LKS (lembar kerja siswa) yang diberikan sekolah. Serta
kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan dan mengembangkan media
pembelajaran yang menarik dan inovatif agar terciptanya pembelajaran yang
menyenangkan ditengah pandemi.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama melaksanakan magang, guru


yang dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa tidak memiliki kreatifitas dalam
penggunaan media pembelajaran, baik dengan membuat sendiri maupun mencari dari
internet, sehingga pembelajaran dilakukan hanya berupa penjelasan materi dan
pemberian tugas. Ketika peneliti mencoba untuk memberikan gambar dan video pada
materi ‫اﻟﻤﺮاﻓﻖ اﻟﻤﺪرﺳﺔ‬, hasilnya siswa lebih antusias dan paham akan materi pelajaran
dibandingkan dengan hanya penjelasan materi yang disampaikan guru tanpa siswa tau
gambarannya secara langsung. Oleh karena iu peneliti ingin membuat e-modul
interaktif yang dapat dijadikan media dan sumber belajar siswa.

E-modul interaktif merupakan media yang dipilih untuk dijadikan sumber belajar
siswa di kelas VII MTsN 1 Cianjur pada mata pelajaran bahasa arab. Manfaat dari
penggunaan media elektronik modul yang interaktif sebagai sumber belajar dalam
pelaksanaan pembelajaran daring, antara lain dapat menambah pengalaman dan
pengetahuan, merangsang pola pikir, meningkatkan kemampuan praktik siswa dan
memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri. Modul yang selama ini beredar hanya
berupa softfile yang di scan dari hardfile, sehingga modul hanya berisi hasil scan
lembaran-lembaran buku tersebut. Maka menurut peneliti, diperlukan modul yang
lebih menarik dan interaktif. Ini dimaksudkan untuk melatih dan meningkatkan
keaktifan siswa memanfaatkan teknologi secara mandiri. Modul elektronik diyakini
mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik secara mandiri, memfasilitasi belajar
sesuai kecerdasan, tingkatan, kesiapan dan waktu yang tidak harus sama.
(koderi,2017). Pembelajaran bahasa Arab dituntut menggunakan semua indera,
kemudian apa yang diperolehnya harus diterapkan pada pemecahan masalah dan
berkomunikasi. Modul elektronik mampu mendorong aktivitas kecerdasan somatis,
auditori, visual dan intelektual peserta didik dalam meningkatkan ketrampilan dan
hasil belajar bahasa Arab.(Elektronik, n.d.)

E-modul interaktif yang peneliti kembangkan dilengkapi dengan link dan


multimedia, dijalankan menggunakan laptop atau smartphone dan diakses melalui
web, digunakan untuk pembelajaran bahasa Arab di MTs yang proses
pembelajarannya dapat mendorong aktivitas somatis, auditori, visual dan intelektual,
baik itu pembelajaran mendengar (al-istima’), berbicara (al-kalam), membaca (al-
qiro’ah) dan menulis (al-kitabah). Serta mencakup beberapa multimedia yakni video,
visual maupun audio, dan ditambahkan fitur permainan untuk mengasah kemampuan
siswa. Materi dalam e-modul berasal dari berbagai sumber dan referensi yang lebih
luas, dikemas dalam bentuk video, audio maupun buku bacaan langsung yang
membahas ‫األدوات المدرسية‬, kemudian dilengkapi quiz berupa pertanyaan yang
menyenangkan untuk mengukur hasil belajar siswa yang hasilnya otomatis dapat
terlihat secara langsung dan tentunya memudahkan guru dalam melakukan penilaian.

Penelitian untuk mengembangkan media pembelajaran kelas VII ini diberi judul
“Pengembangan E-modul Interaktif Sebagai Sumber Belajar Pada Mata Pelajaran
Bahasa Arab Materi ‫ األدوات المدرسية‬Untuk Siswa Kelas VII MTsN 1 Cianjur”. Media
pembelajaran ini diharapkan mampu menjadi solusi atas masalah yang terjadi serta
mampu memfasilitasi siswa yang ingin belajar mandiri diluar kegiatan pembelajaran
di MTsN 1 Cianjur. Media pembelajaran ini dikembangkang menggunakan platform
Live Worksheet sehingga dapat diakses melalui smartphone dengan mudah.

Alasan peneliti memilih membuat e-modul interaktif dan bukan media lain adalah
didasari oleh kurangnya media pembelajaran dan sumber belajar di sekolah, sehingga
diperlukan pembaruan yang inovatif. Selain itu, modul ini dapat diakses dengan
mudah untuk memfasilitasi siswa yang ingin belajar sendiri karena dilengkapi
petunjuk belajar, sehingga siswa dapat belajar sesuai kemampuannya agar tetap
memenuhi seluruh kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa yaitu aspek kemahiran
mendengar (al-istima’), berbicara (al-kalam), membaca (al-qiro’ah) dan menulis (al-
kitabah). E-modul ini tidak hanya menjadi sumber bacaanya saja, namun siswa dapat
mengembangkan potensi dirinya dan mengaktifkan panca indera dengan beberapa
fitur yang ada didalam e-modul interaktif ini diantaranya audio, video, visual,
permainan puzzle, teks, dan animasi. Media pembelajaran ini dikembangkan dengan
model pengembangan 4D yang terdiri dari 4 tahap yaitu tahap Define (Pendefinisian),
tahap Design (Perancangan), tahap Develop (Pengembangan) dan tahap Disseminate
(Penyebaran). Sumber belajar berupa e-modul interaktif ini diharapkan dapat menjadi
sumber belajar siswa ketika pada saat jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran
Bahasa Arab. Dengan demikian e-modul diduga layak digunakan sebagai sumber
belajar siswa. Untuk itu penelitian ini dikembangkan dan dikaji untuk pengembangan
e-modul interaktif sebagai sumber belajar mata pelajaran Bahasa Arab kelas VII
MTsN 1 Cianjur.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, terdapat beberapa permasalahan
yang dapat diidentifikasi yaitu :
1. Pembelajaran yang monoton meyebabkan penurunan minat belajar siswa.
2. Kurangnya keaktifan dan antusias siswa pada mata pelajaran Bahasa Arab.
3. Sumber belajar seperti buku, modul dan sumber belajar lain kurang tersedia di
sekolah.
4. E-modul saat ini kebanyakan hanya berupa hardfile yang dirubah menjadi softfile.
5. Belum adanya media pemebelajaran e-modul interaktif pada mata pelajaran
Bahasa Arab yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar siswa di sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam pembuatan e-modul interaktif ini adalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya sarana dan prasarana yang diberikan sekolah MTsN 1 Cianjur kepada
siswa sebagai sumber belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Arab.
2. Belum adanya media pemebelajaran e-modul interaktif pada mata pelajaran
Bahasa Arab yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar siswa di sekolah.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan e-modul interaktif ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran e-modul interaktif yang dapat
digunakan sebagai sumber belajar siswa pada mata pelajaran bahasa arab?
2. Bagaimana kelayakan e-modul interaktif pada mata pelajaran Bahasa Arab di
kelas VII MTsN 1 Cianjur?
E. Tujuan Pengembangan
Adapun tujan dalam pembuatan e-modul interaktif ini adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan media pembelajaran e-modul interaktif yang dapat digunakan
sebagai sumber belajar siswa pada mata pelajaran bahasa arab.
2. Menguji kelayakan e-modul interaktif pada mata pelajaran Bahasa Arab di kelas
VII MTsN 1 Cianjur.
F. Sesifikasi Produk yang Dikembangakan
Sesuai dengan tujuan pengembangan yang telah dikemukakan diatas, produk
yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran e-modul interaktif
yang dapat digunakan sebagai sumber belajara siswa pada mata pelajaran Bahasa
Arab di MTsN 1 Cianjur. Pengembangan media pembelajaran e-modul interaktif ini
dimaksudkan untuk menjadi solusi atas persoalan pembelajaran daring yang monoton
dan kurangnya sumber belajar siswa sehingga dapat digunakan untuk memfasilitasi
belajar siswa. Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah e-
modul interaktif yang mencakup bebrapa media seperti audio, visual, video, teks,
pemainan puzzle dan animasi serta quiz yang berupa pertanyaan yang variatif
dilengkapi dengan kata petunjuk sehingga memudahkan siswa. Selain itu firur skor
otomatis yang dapat dilihat setelah mengisi soal-soal quiz yang dapat digunakan
untuk mengukur kemampuan belajar siswa dengan hasil rekapan yang otomatis
tersusun sehingga memudahkan guru dalam mengontrol pembelajaran dan hasil
belajar siswa. Penegembangan media ini menggunakan platform Live Worksheet
secara online yang dapat diakses oleh guru maupun siswa menggunakan pc maupun
smartphone.
G. Manfaat Pengembangan
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka diharapkan penelitian ini
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah
wawasan serta sebagai ajang mahasiswa untuk menerapkan teori-teori
yang penah dipelajari selama kuliah.
b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang
bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya mengenai pengembangan
media pembelajaran e-modul interaktif yang dapat digunakan sebagai
sumber belajar siswa
c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman pengembangan media
pembelajaran E-Modul bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
a. Mengahsilkan produk berupa media pembelajaran e-modul interaktif yang
dapat digunakan untuk menunjang kegiatan belajar siswa.
b. Dapat dimanfaatkan untuk sebagai sumber belajar yang memfasilitasi
kegiatan belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Arab.
H. Aumsi dan Keterbatasan Pengembangan
1. Asumsi
Pengembangan media pembelajaran interaktif ini didasarkan pada beberapa
asusmsi, bahwa :
a. Siswa mengalami penurunan minat belajar dikarenakan pembelajaran
yang monoton selama pembelajaran daring berlangsung.
b. Kurangnya media pemebelajaran dan sumber belajar yang diberikan
sekolah untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa dirumah.
c. E-modul interaktif ini dapat menambah pengetahuan dan pengelaman
belajar siswa yang menyenangkan.
d. Model pengembangan yang dipakai adalah pengembangan 4D.
2. Keterbatasan Pengembangan
Pengembangan media pembelajaran berupa produk e-modul interaktif ini
memiliki beberapa keterbatasan, yaitu :
a. Media pembelajaran e-modul interaktif ini dapat dipergunakan untuk siswa
kelas VII MTsN 1 Cianjur pada mata pelajaran Bahasa Arab, jika
diprgunakan untuk siswa dengan karakterisik dan kebutuhan lainnya, maka
perlu penyesuaian materi dan karakteristik pembelajar lebih lanjut.
b. Proses pengembangan media pembelajaran ini terbatas pada mata
pelajaran Bahasa Arab di kelas VII MTsN 1 Cianjur dengan model 4D
sampai pada tahap develope (pengembangan) produk e-modul interaktif
berbasis web menggunakan platform live worksheet.

Anda mungkin juga menyukai