Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT DAN BIJI


PINANG (Areca catechu L.)

Diusulkan Oleh :

Nama: Alvyolian Bernard Manangsang

NIM: 20018012

Kelas: Transfer A 2020

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR MAKASSAR


2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pinang merupakan tanaman yang banyak manfaatnya bagi kesehatan.

Kandungan kimia dari biji pinang adalah karbohidrat, lemak, polifenol

termasuk flavonoid dan tanin, alkaloid, dan mineral (Jaiswal et al., 2011). Salah

satu pemanfaatan pinang secara tradisional yaitu untuk mengobati bisul, diare,

disentri, hidung berdarah (mimisan), cacingan dan malaria (Pusat Studi

Bidfarmaka, 2014), kegiatan menyirih dengan bahan campuran biji pinang,

daun sirih dan kapur serta ada yang mencampur dengan tembakau (Chamima,

2012).

Tumbuhan pinang mengandung metabolit sekunder berupa flavonoid dan

fenol yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan (Nishanthini, A, & R, 2012).

Pinang juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen sitotoksik yang dapat

dikombinasikan dengan agen kemoterapi sehingga mampu meningkatkan

sensitivitas sel kanker karena memiliki efek antimutagenik dan antioksidan

(Meiyanto, 2008).

Aktivitas antioksidan pada pinang dikarenakan terdapat senyawa fenol

yang dapat menangkap radikal bebas. Radikal bebas adalah atom atau molekul

yang mempunyai elektron berpasangan yang sifatnya tidak stabil (Arista,

2013). Radikal bebas yang bersumber dari luar tubuh adalah asap rokok, asap

kendaraan dan paparan sinar matahari (Umayah dan Amrun, 2007), sedangkan
yang dihasilkan dari dalam tubuh yaitu oksigen (Valko et al, 2006). Radikal

bebas baik yang eksogen maupun yang endogen merupakan faktor-faktor

penyebab berbagai macam penyakit degeneratif. Reaksi antara radikal bebas

dan molekul berujung dengan timbulnya suatu penyakit, antara lain

aterosklerosis, kanker, iskemia dan proses penuaan (Reynertson, 2007).

Antioksidan mampu mengikat radikal bebas sebelum terjadinya

kerusakan dalam tubuh (Chatterjee et al, 2007). Pada keadaan normal, ada

keseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh.

Keseimbangan ini sangat penting untuk kesehatan makhluk hidup (Valko et al,

2006). Hal ini menjadi penting karena jumlah radikal bebas tidak seimbang

dengan jumlah atioksidan dalam tubuh, maka akan terbebtuk stres oksidatif

yang menyebabkan kerusakan pada struktur sel, jaringan dan organ (Inggrid

dan Santoso, 2014).

Pengambilan flavonoid dari suatu tanaman dapat dilakukan dengan

ekstraksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe

persiapan sampel, waktu ekstraksi, jumlah sampel, suhu dan jenis pelarut

(Utami, 2009). Pemilihan pelarut yang tepat dapat meningkatkan efisiensi

ekstraksi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut diantaranya

adalah selektivitas, toksisitas, kepolaran dan kelarutan, kemudahan untuk

diuapkan dan harga pelarut (Akbar, 2010).

Senyawa flavonoid bersifat polar sehingga dibutuhkan pelarut yang

bersifat polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetilformamida dan


lain-lain. Karena flavonoid terkait dengan bentuk glikosida maka campuran

pelarut tersebut di atas dengan air merupakan pelarut yang baik untuk flavonoid

glikosida. Sedangkan dalam bentuk aglikon seperti lavon, flavonol, flavavon

lebih mudah larut dalam pelarut kloroform dan eter (Vanessa et al., 2014). Data

aktivitas antioksidan esktrak ini dapat digunakan untuk mendukung

pengembangan bahan baku yang berasal dari herbal, sehingga masyarakat akan

lebih mengetahui manfaat dari tanaman tersebut

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah "Bagaimana aktivitas antioksidan ekstrak kulit dan biji

pinang (Areca catechu L.)”?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak kulit dan biji pinang (Areca

catechu L.)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui nilai persen inhibisi dari ekstrak kulit dan biji pinang

(Areca catechu L.)

b. Untuk mengetahui nilai IC50 dari ekstrak biji pinang (Areca catechu L.)

sebagai antioksidan.
c. Untuk mengetahui nilai IC50 dari ekstrak kulit pinang (Areca catechu L.)

sebagai antioksidan.

d. Untuk mengetahui metode ekstraksi dan pelarut yang menghasilkan nilai

IC50 terkuat.

e. Untuk mengetahui metode yang biasanya digunakan untuk mengukur nilai

IC50.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Sains

a. Sebagai sumber ilmu pengetahuan dan informasi serta dapat

meningkatkan ilmu pengetahuan tentang khasiat obat.

b. Sebagai acuan dalam penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan

kandungan dan aktivitas antioksidan ekstrak pinang (Areca catechu L.).

2. Bagi Institusi

Memberi informasi hasil dan menambah data penelitian dari esktrak

pinang (Areca catechu L.).

3. Bagi Masyarakat

Menambah informasi mengenai manfaat tanaman pinang (Areca

catechu L.) yang dapat dijadikan sebagai antioksidan.

4. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan dalam menganalisis ekstrak pinang (Areca

catechu L.) sebagai antioksidan.


b. Mengimplementasikan ilmu metodelogi penelitian yang telah didapat

selama perkuliahan di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar.


BAB II
METODE PENELITIAN

Pinang merupakan tanaman yang banyak manfaatnya bagi kesehatan.

Kandungan kimia dari biji pinang adalah karbohidrat, lemak, polifenol termasuk

flavonoid dan tanin, alkaloid, dan mineral (Jaiswal, dkk., 2011). Biji buah pinang juga

berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen sitotoksik yang dapat dikombinasikan

dengan agen kemoterapi sehingga mampu meningkatkan sensitivitas sel kanker.

Tumbuhan pinang berpotensi anti kanker karena memiliki efek antimutagenik dan

antioksidan (Meiyanto, 2008).

Salah satu pemanfaatan pinang secara tradisional yaitu untuk mengobati bisul,

diare, disentri, hidung berdarah (mimisan), cacingan dan malaria (Pusat Studi

Biofarmaka, 2014). Selain itu kulit buah pinang dapat juga digunakan untuk mengatasi

gangguan pencernaan (dispepsia), edema dan beri-beri karena urine yang sedikit.

Penggunaan yang paling populer pada buah pinang, daun sirih dan kapur yang

digunakan untuk bahan campuran menyirih (Dalimartha, 2009).

Senyawa Flavonoid pada kulit buah pinang merupakan senyawa fenolik yang

berpotensi sebagai antioksidan. Senyawa tersebut dapat mentransfer atom hidrogen ke

senyawa radikal bebas dengan menghentikan tahap awal reaksi. Akibatnya, flavonoid

menghambat peroksidasi lipid, dan menekan kerusakan jaringan yang disebabkan oleh

radikal bebas (Mamonto, dkk., 2014).


Penelitian aktivitas antioksidan tanaman pinang sudah pernah dilakukan oleh

Mamonto, dkk., (2014) dengan judul “Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Biji Buah

Pinang Yaki (Areca vestiaria Giseke) yang Diekstraksi Secara Soklet”. Hasil dari

penelitian tersebut disimpulkan bahwa kulit biji pinang yaki memiliki potensi sebagai

antioksidan. Penelitian ini menggunakan kulit biji buah pinang sirih yang didasari oleh

pendekatan kemotaksonomi dengan pinang Yakni untuk diuji aktivitas antioksidan dan

toksisitas.
BAB III
HASIL
3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian eksperimental laboratorium, yaitu suatu pengujian yang

dilakukan di laboratorium untuk menguji dan mengetahui aktivitas

antioksidan dari ekstrak biji pinang (Areca catechu L.) dengan pelarut etil

asetat (CH3COOC2H5) menggunakan metode 1,1-difenil-2-pikrihidrazil

(DPPH) (Notoadmojo, 2005).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Sekolah

Tinggi Ilmu Farmasi Makassar. Penelitian ini akan dilaksanakan pada

bulan April 2021.

3.3 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah tumbuhan pinang (Areca catechu L.)

dengan bagian tanaman yang diambil untuk penelitian adalah biji pinang

(Areca catechu L.) sebanyak 300 gr dalam keadaan kering dan

menghasilkan ekstrak kental menggunakan metode ekstraksi secara

maserasi dengan pelarut etil asetat (CH3COOC2H5).

3.4 Instrumen Penelitian

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat maserasi,

ayakan, batang pengaduk, blender, cawan porselen, gelas ukur, labu


ukur (100 ml), pipet tetes, rotary vacum evaporator, spektrofotometer

UV-Vis, tabung reaksi, timbangan gram dan miligram, toples kaca besar

(wadah sampel untuk perendaman simplisia), dan waterbatch.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji pinang

(Areca catechu L.), larutan etil asetat (CH3COOC2H5), metanol p.a,

vitamin C dan 1,1-diphenil-2-picrylhydrazyl (DPPH).

3.5 Prosedur Kerja

1. Pembuatan simplisia

Biji pinang (Areca catechu L.) basah dikumpulkan sebanyak 3 kg dan

dipisahkan dari kulitnya lalu dicuci dengan air bersih. Setelah dicuci

diangin-anginkan hingga kering, lalu dilakukan sortasi kering.

Kemudian biji pinang tersebut dijadikan serbuk dengan cara dihaluskan

lalu diayak.

2. Pembuatan Ekstrak Biji Pinang

Pembuatan ekstrak pada penelitian ini menggunakan metode maserasi.

Simplisia biji pinang (Areca catechu L.) ditimbang sebanyak 300 gram,

dimasukkan ke dalam wadah maserasi. Selanjutnya ditambahkan

pelarut etil asetat sebanyak 2700 ml, kemudian diekstraksi selama 3 x

24 jam dengan pengadukan setiap harinya. Setelah itu, filtrat yang

didapatkan di saring menggunakan kertas saring lalu dipekatkan dengan


cara diuapkan menggunakan Rotary Vacuum Evaporator pada

temperatur 40˚C - 60˚C hingga diperoleh ekstrak kental (Sayuti, 2015).

3. Pembuatan Larutan Uji

a. Pembuatan larutan induk, akan ditimbang sebanyak 10 mg ekstrak

kemudian dilarutkan dengan etil asetat hingga 100 ml, kemudian

diperoleh konsentrasi larutan induk 100 ppm.

b. Pembuatan larutan uji dengan seri konsentrasi 1 ppm, 5 ppm, 10

ppm, 15 ppm dan 20 ppm dengan menggunakan rumus pengenceran

V1M1 = V2M2.

4. Pembuatan Larutan Kontrol Positif

a. Pembuatan larutan induk, sebanyak 1 mg vitamin C dilarutkan

dengan 100 ml etanol sehingga diperoleh konsentrasi larutan induk

10 ppm.

b. Pembuatan larutan uji dengan seri konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm,

8 ppm dan 10 ppm dengan menggunakan rumus pengenceran V1M1

= V2M2.

5. Pembuatan Larutan DPPH

Cara pembuatan larutan DPPH 0,1 mM dengan melarutkan 4 mg serbuk

DPPH dalam metanol p.a hingga volume 100 ml dengan menggunakan

labu ukur volume 100 ml, lalu ditempatkan pada botol gelap.

6. Pembuatan Larutan Blanko


Pembuatan larutan blanko dilakukan dengan cara metanol p.a dipipet

sebanyak 3 ml. Kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan

ditambahkan 1 ml larutan DPPH lalu dikocok sampai homogen,

diinkubasi pada suhu 37◦C selama 30 menit.

7. Penentuan Panjang Gelombang DPPH

Larutan DPPH sebanyak 1 ml dipipet ke dalam labu ukur kemudian

dicukupkan volumenya sampai 5 ml, dihomogenkan kemudian

dibiarkan selama 30 menit pada suhu 37◦C, selanjutnya diukur serapan

pada panjang gelombang 400 - 800 nm dengan menggunakan

spektrofotometer UV-Vis hingga diperoleh panjang gelombang

maksimum DPPH yaitu 517 nm.

8. Pengukuran Aktivitas Antioksidan

a. Pengukuran pada Kontrol Positif

Larutan uji kontrol positif dengan seri konsentrasi tersebut

kemudian ditambahkan 2 ml larutah DPPH 0,1 mM dan metanol p.a

hingga volume menjadi 5 ml. Kemudian larutan dihomogenkan.

Campuran dikocok dan dibiarkan selama 30 menit pada suhu

37◦C.masing-masing larutan tersebut diukur serapannya pada

panjang gelombang 517 nm.

b. Pengukuran pada Sampel Uji

Pada konsentrasi 1 ppm diambil 0,25 ml dari larutan induk.

Kemudian dari larutan uji dengan berbagai konsentrasi tadi dipipet


sebanyak 2 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, di dalam

masing-masing tabung reaksi ditambahkan larutan DPPH (0,1 mM)

dengan rasio 1 : 1. Selanjutnya diinkubasi pada suhu ruangan selama

30 menit dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 517

nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kemudian dilakukan

prosedur yang sama pada variasi konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15

ppm dan 20 ppm.

9. Perhitungan Inhibisi

Data yang diperoleh dari uji aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat biji

pinang (Areca catechu L. ) dilihat dari persentasi inhibisi yaitu

persentasi yang menunjukkan aktivitas radikal tersebut. persentasi

inhibisi terhadap radikal DPPH dari masing-masing konsentrasi larutan

sampel dapat dihitung dengan rumus :

Absorban Blangko-Absorban Sampel


%Inhibisi = x 100%
Absorban Blangko

10. Perhitungan IC50

Larutan uji akan dibuat dari larutan induk (100 ppm). Disiapkan wadah

pengujiannya, untuk masing-masing konsentrasi 1 ppm, 5 ppm, 10 ppm,

15 ppm dan 20 ppm membutuhkan 3 labu ukur. Selanjutnya, larutan

kontrol positif akan dimasukkan 1 ml larutan uji ke masing-masing

konsentrasi.
3.6 Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil penelitian

uji aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat biji pinang (Areca catechu

L.)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan melihat jurnal-jurnal

penelitian yang sudah ada sebelumnya.

3.7 Analisis Data

Setelah di dapat persentase inhibisi dari masing-masing konsentrasi,

konsentrasi sampel dan persen inhibisi yang dapat diplotkan masing-

masing pada sumbu x dan sumbu y dalam persamaan regresi linier yaitu y

= a + bx. Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan nilai IC50 dari

masing-masing sampel (Marinova G & Batchrov V, 2011).

Data hasil penelitian akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan

grafik. Data dari uji aktivitas tersebut akan dianalisis dengan analisis

regresi linier sederhana menggunakan Microsoft office excel 2007 untuk

menentukan nilai IC50.


3.8 Alur Penelitian

Biji Pinang
(Areca catechu L.) Dicuci
Dibersihkan
Dipotong-potong
Simplisia Biji Pinang (Areca catechu L.) Dikeringkan

Maserasi dengan
pelarut etil asetat

Ekstrak cair
Penguapan (evaporasi)
menggunakan rotary
vacum evaporator
Ekstrak kental

Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi


1 ppm 5 ppm 10 ppm 15 ppm 20 ppm

Uji Antivitas Antioksidan Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L.) Kontrol
menggunakan Metode DPPH Positif

Persen Inhibisi

Nilai IC50 dengan konsentrasi 1 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm dan 20 ppm

Sangat kuat Kuat Sedang Lemah Sangat Lemah

Analisis Data

Gambar . Alur Penelitian

Anda mungkin juga menyukai