Anda di halaman 1dari 13

KEBIDANAN KOMUNITAS

“Program Layanan KIA pada Ibu Hamil terkait Evidance Based”

Disusun Oleh Kelompok 6:


1. Nadia Afriyani (P00340219027)
2. Nahda Haniva (P00340219028)
3. Nhada Cantika(P00340219029)
4. Nia Maghfirah (P00340219030)
5. Nurhabibah(P00340219031)

Dosen Pengampu: Lydia Febrina, SST, M.Tr. Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEBIDANAN CURUP
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah yang Maha Kuasa karena berkat
hidayah dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Program
Layanan KIA pada Ibu Hamil terkait Evidance Based” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Kebidanan Komunitas.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun mengalami banyak kesulitan terutama dalam hal
penyusunan karena adanya keterbatasan referensi. Oleh karena itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Bunda Lydia selaku dosen pengampu mata kuliah kebidanan
komunitas yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Dan kami juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu poses penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
masih banyak kesalahan dan kekurangannya, oleh karena itu penyusun mohon maaf serta
mohon saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan
makalah ini.
Wassalamu`alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Curup, Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Antenatal Care (ANC)................................................................................6
B. Tujuan Antenatal Care (ANC)......................................................................................7
C. Manfaat Antenatal Care (ANC)....................................................................................7
D. 10T dalam pemeriksaan kehamilan dan 4 terlalu.........................................................8
E. Kunjungan ibu hamil.....................................................................................................9
F. Faktor yang mempengaruhi kunjungan Antenatal Care (ANC)...................................9
G. Contoh evidance based pada ibu hamil.......................................................................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) saat melahirkan dan Angka Kematian Bayi
khususnya bayi baru lahir masih tinggi. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) Tahun 2002 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 307/100.000
kelahiran hidup (KH) sedangkan hasil SDKI pada tahun 2007 AKI 228/100.000 KH.
Dari pernyataan diatas terdapat penurunan angka kejadian, namun angka tersebut masih
jauh Millenium Development Goals (MDGs) yang sudah harus dicapai pada tahun 2015
yaitu AKI 102/100.000 KH dan hasil SDKI 2007 mengetimasikan AKB sebesar 34/1000
kelahiran hidup (Profil Kesehatan indonesia, 2010).
Tingginya AKI dipengaruhi oleh banyak faktor dan sangat kompleks, secara garis
besar menjadi dua faktor besar yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung. Faktor
langsung disebabkan oleh komplikasi obstetrik atau penyakit kronik yang menjadi lebih
berat selama masa kehamilan, sehingga berakhir dengan kematian, yaitu perdarahan
(28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), abortus (5%), partus lama, trauma obstetrik
(5%), emboliobstetrik (3%). Selain itu, ada beberapa penyebab tidak langsung yang biasa
dikenal dengan “3 terlambat”. Tiga terlambat yaitu; terlambat mengetahui tanda bahaya
dan mengambil keputusan, terlambat mencapai pelayanan kesehatan, dan terlambat
memperoleh pertolongan di fasilitas pelayanan dan “3 Terlalu” yaitu: Terlalu tua, terlalu
muda, terlalu sering. Oleh karena itu, pemeriksaan kehamilan yang baik dan tersedianya
fasilitas rujukan bagi kasus risiko tinggi dapat menurunkan AKI (Dwinata, 2009).
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang
tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan pada
manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan dihitung dari awal periode menstruasi terakhir
sampai melahirkan.Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan
khusus, agar dapat berlangsung dengan baik, kehamilan mengandung kehidupan ibu
maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada
mulanya normal, secara tiba – tiba dapat menjadi beresiko tinggi.
Setiap kehamilan merupakan proses alamiah, bila tidak dikelola dengan baik akan
memberikan komplikasi pada ibu dan janin dalam keadaan sehat dan aman. untuk itu
dibutuhkan avidance based dalam praktek kehamilan yakni dengan penggunaan
kebijakan dari bukti terbaik, yang tersedia sehingga tenaga kesehatan (bidan) dan pasien
mencapai keputusan yang terbaik, mengambil data yang diperlukan dan pada akhirnya
dapat menilai pasien secara menyeluruh dalam memberikan pelayanan kehamilan. 

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ANC?
2. Apa tujuan ANC?
3. Apa manfaat ANC?
4. Apa 10T dalam pemeriksaan kehamilan dan 4 terlalu?
5. Bagaimana kunjungan ibu hamil?
6. Apa faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC?
7. Apa contoh evidance based pada ibu hamil?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ANC
2. Untuk mengetahui tujuan ANC
3. Untuk mengetahui manfaat ANC
4. Untuk mengetahui 10T dalam pemeriksaan kehamilan dan 4 terlalu
5. Untuk mengetahuikunjungan ibu hamil
6. Untuk mengetahuifaktor yang mempengaruhi kunjungan ANC
7. Untuk mengetahui evidance based pada ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Antenatal Care (ANC)


Menurut federasi obstetri ginekologi internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
berlangsung dalm waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester I berlangsung dalam
12 minggu, trimester II 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester III 13
minggu (minggu ke 28 hingga ke 40) (Sarwono, 2010).
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan
atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan
memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan (Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat
Pelayanan Dasar, 2004 : 1). Pengawasan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama untuk ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
(Manuaba, 2002 : 129). Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang
dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap kegawatan yang ditemukan (Depkes RI, 2004 : 12). Pelayanan
atau asuhan merupakan cara untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal (Prawirohardjo, 2000 : 89).
Salah satu fungsi terpenting dari perawatan antenatal adalah untuk memberikan
saran dan informasi pada seorang wanita mengenai tempat kelahiran yang tepat sesuai
dengan kondisi dan status kesehatannya. Perawatan antenatal juga merupakan suatu
kesempatan untuk menginformasikan kepada para wanita mengenai tanda – tanda bahaya
dan gejala yang memerlukan bantuan segera dari petugas kesehatan (WHO, 2004 : 8).
Pemeriksaan antenatal seyogyanya dimulai segera setelah diperkirakan terjadi
kehamilan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dalam beberapa hari setelah terlambat
menstruasi, terutama bagi wanita yang menginginkan terminasi kehamilan, tetapi bagi
semua wanita secara umum sebaiknya jangan lebih dari saat terlambat menstruasi kedua
kali.

B. Tujuan Antenatal Care (ANC)


Tujuan asuhan antenatal adalah:
1. Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama ibu hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bagi bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal (Saifudin, dkk, 2002).
Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan persalinan berakhir
dengan:
1. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma fisik
maupun mental yang merugikan.
2. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.
3. Ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya.
4. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga berencana
setelah kelahiran bayinya (Poedji Rochjati, 2003 : 41).

C. Manfaat Antenatal Care (ANC)


Manfaat Antenatal Care (ANC) sangat besar karena dapat mengetahui berbagai
resiko dan komplikasi kehamilan sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan
rujukan (Manuaba, 1998).
Pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat bagi ibu dan janin, antara lain:
1. Bagi ibu
a) Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengobati
secara dini komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.
b) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam
menghadapi persalinan.
c) Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk dapat memberikan ASI.
d) Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi (Manuaba, 1999).
2. Bagi janin
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi persalinan
prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal kualitas suber
daya manusia (Manuaba, 1999).

D. 10T Dalam Pemeriksaan Kehamilan Dan 4 Terlalu


Pada pemeriksaan kehamilan bidan wajib memeriksa dan memberikan
10T  (Depker RI, 2009 ) yaitu:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Tablet Fe
3. Tekanan darah
4. Tetanus Toksoid ( suntik TT )
5. Tentukan status gizi ( mengukur LILA )
6. Tinggi Fundus Uteri
7. Tentukan presentasi Janin dan DJJ
8. Temu wicara
9. Tes PMS
10. Tes Laboratorium
Bidan juga harus melakukan konseling pada saat kehamilan atau mengadakan
penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya 4 terlalu, yaitu:
1. Terlalu muda
Dimana ibu hamil dengan usia terlalu tua atau kurang dari 20 tahun
2. Terlalu sering hamil
Ibu yang hamil dengan jarak tiap anak kurang dari 2 tahun.
3. Terlalu banyak anak
Ibu hamil dengan jumlah anak lebih dari 4 anak,
4. Terlalu tua hamil
Ibu hamil dengan usia saat kehamilan lebih dari 35 tahun.
5. terlalu dapat mengakibatkan komplikasi pada kehamilan, seperti cacat pada janin,
perdarahan, bahkan sampai kematian ibu dan janin (Manuaba, 2010).
E. Kunjungan Ibu Hamil
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Kunjungan disini bukan
hanya ibu hamil yang datang ke tempat pelayanan tetapi juga setiap kontak dengan tenaga
kesehatan dan diberikan pelayanan antenatal sesuai standar baik di Posyandu, Polindes,
atau kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan.
Kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya adalah sebanyak empat
kali yang dikenal dengan istilah K1, K2, K3, dan K4. Satu kali pada triwulan pertama
(sebelum 14 minggu), satu kali pada triwulan kedua (antara 14 – 28 minggu), dan dua kali
pada triwulan ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke 36) (Depkes RI, 2004
: 47).
Adapun uraianya sebagai berikut :
1. K1 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester I
(sebelum usia kehamilan 12 minggu) dengan jumlah kunjungan minimal satu kali dan
mendapatkan pelayanan 7T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, imunisasi
Tetanus Toxoid, periksa fundu uteri, pemberian tablet tambah darah, tes PMS, dan
temu wicara. K1 ini mempunyai peranan penting dalam program kesehatan ibu dan
anak yaitu sebagai indikator pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui
jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan
masyarakat (Depkes RI, 2001).
2. K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester II
(usia kehamilan 12 – 28 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1.
3. K3 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester III
(usia kehamilan 28 – 36 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1
dan K2.
4. K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester III
(usia kehamilan >36 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1, K2,
dan K3.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ante Natal Care(ANC)


1. Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan
berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
2. Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah
keluarga rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan,
masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil
kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga
untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama
kehamilan.
3. Sosial Budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang wanita
meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang
menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
4. Geografis
Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang
terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang
sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2001:57).
5. Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keteraturatan ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini
mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin.
6. Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang,
biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk
menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh terhadap
perilaku, biasanya melalui media massa (Saifudin, A, 2005). Ibu yang pernah
mendapatkan informasi tentang antenatal care dari tenaga kesehatan, media massa,
maupun media elektronik akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang
pentingnya melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam melakukan
kunjungan antenatal care.
7. Dukungan
Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami
mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami menunjukkan kebahagiaan pada
kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami istrinya,
tidak menyakiti istri, berdo’a untuk keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri
dalam proses persalinan (Harymawan, 2007).

G. Evidanced Based pada Ibu Hamil


Hipotensi Pada Saat Berbaring Terlentang.
Posisi terlentang mempengaruhi fisiologi ibu dan janin. Setiap ibu hamil
hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada kehamilan lanjut. Hal ini
disebabkan karena apabila berbaring terlentang akan terjadi penekanan oleh uterus pada
vena pelvis major dan vena cava inferior yang akan mengurangu sirkulasi darah  ke
jantung bagian kanan dan akan mengakibatkan pengaliran oksigen ke otak dan akan
mengakibatkan pingsan.
Keadaan tersebut lebih terkenal dengan supine hypotensif syndrome yang dapat
mengakibatkan denyut jantung janin ( DJJ ) abnormal. Namun apabila posisi terlentang
dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil dibawah sisi kiri punggung
bawah.
Secara ringkas penelitian menunjukan hasil:
1. Posisi terlentang mempengaruhi fisiologi ibu dan janin.
2. Setiap ibu hamil hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada kehamilan
lanjut.
3. Bila posisi terlentang dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil
dibawah sisi kiri punggung bawah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan
atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan
memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dapat dicegah
apabila pelayanan kesehatan pada saat kehamilan, yakni Antenatal Care (ANC) dapat
dilakukan dengan baik. Komponen penting dalam kesehatan ibu adalah akses terhadap
informasi tentang kesehatan reproduksi dan pelayanan kesehatan yang universal

B. Saran
Tenaga kesehatan harus memberikan antenatal care sesuai dengan standar
pelayanan antenatal.Tenaga kesehatan harus memberikan pengertian kepada ibu hamil dan
keluarganya akan pentingnya pemeriksaan antenatal care.Ibu hamil dan keluarganya harus
bersedia berdiskusi, mendengarkan saran / nasehat dari tenaga kesehatan (dokter atau
bidan), dan melakukan antenatal care untuk kebaikan dirinya
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan, EGC : Jakarta
Depkes RI, 2004, Asuhan  Persalinan  Normal. Edisi Baru Dengan Resusitasi, Jakarta.
Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2003, Asuhan Intrapartum, Jakarta.
Yuniati I. 2011. Filosofi Kebidanan. Bandung: Program Pascasarjana Program Studi
Magister Kebidanan Fakultas Kedokteran  Universitas Padjadjaran Bandung
Saifuddin AB, dkk. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Agus Mikraja, dkk. 2013. Utilisasi Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Melalui Integrasi
Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi Dan Antenatal Care
Di Posyandu Kota Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan – Vol. 16 No. 2 April 2013: 203–216
Mustaqim, dkk. 2015. Analisis Pembiayaan Kesehatan Program Kesehatan Ibu Dan Anak
(Kia) Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (Spm) Di Kabupaten Nunukan. Jurnal
Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 04, No. 3 September 2015

Anda mungkin juga menyukai