Anda di halaman 1dari 10

KARAKTER SIMBOL GEREJA PADA FASADE

BANGUNAN GEREJA KRISTEN DENGAN ARSITEKTUR KONTEMPORER


DI SEMARANG
Sugiarto*), Erni Setyowati, Edward Endriato Pandelaki
Program Studi Magister Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Jl. Prof. H. Soedarto, S.H Tembalang-Semarang, Indonesia

Abstrak

Arsitektur kontemporer yang sedang berkembang di dunia desainarsitektur adalah salah satu gaya arsitektur
yang memiliki karakteristik dan ciri-ciri bentuk denah persegi, masabangunan yang kompak, bentuk lurus
memanjang, detail yang teliti, beton bertulang, kaca dan kayu mendominasi rancangan desain sebagian karya
arsitektur masa kini (Indonesian Architecture Now 2, 2008) selain itu masih banyak karakteristik yang lain
yang muncul halini sangat mempengaruhi perancangan bangunan-bangunan religius khususnya bangunan
gereja, dalam penelitian ini peneliti melihat beberapa bangunan gereja dengan arsitektur kontemporer yang
berada di semarang nampak terpengaruh oleh gaya ini. Gereja menjadi pilihan sebagai obyek penelitian
karena di lihat secara teliti dan menyeluruh dalam bentuk dan bahan yang di gunakan serta pembentukan
karakterbangunan ini ada hal yang menarik yaitu pada bangunan gereja berarsitektur kontemporer ini tidak
menempatkan simbol gereja secara wajar atau secara lazim, simbol gereja yang biasanya di munculkan atau di
letakkan secara jelas di bagian muka ( fasade) sehingga masyarakat mudah untuk mengenali tentang fungsi
dari bangunan tersebut, simbol yang sesuai dengan denominasi gereja merupakan informasi yang di
sampaikan kepada masyarakat tersebut terdapat pada bangunan- bangunan gereja gaya lama. Dengan melihat
elemen-elemen pembentuk fasade bangunan pada obyek penelitian inidi harapkan dapat menemukan karakter
simbol yang terbentuk dan muncul pada desain bangunan gereja ini. Metode penelitian yang dipakai yaitu
metode penelitian kualitatif melalui pendekatan metode Rasionalistik atau Post Positivistik dengan landasan
teori tentang Gereja, Simbol, Fasade dan Arsitektur Kontemporer. Pengambilan data primer dilakukan dengan
cara pengamatan terhadap objek Gereja, melakukan wawancara dengan Pendeta. Pengambilan data sekunder
melalui study komparasi dengan obyek Gereja dengan arsitektur kontemporer yang ada di luar negeri melalui
study literatur di dapat bahwa perkembangan arsitektur dunia ini yang memberi pengaruh sangat kuat
terhadap perkembangan arsitektur di indonesia sehingga bangunan yang ada dan sekarang ini sudah banyak
mengadopsi dan menerapkan gaya arsitekturnya.

Kata kunci: Simbol Gereja;Fasad; Bangunan Gereja Kristen; Arsitektur Kontemporer

Abstract

( THE CHARACTER SYMBOL OF THE CHURCH IN THE CHRISTIAN CHURCH FAÇADE OF THE
BUILDING WITH CONTEMPORARY ARCHITECTURE IN SEMARANG ) Contemporary architecture
that is emerging in the world of architectural design is one of the architectural styles that have the
characteristics and the characteristics of the shape of a square floor plan, masabangunan a compact,
elongated, straight form the details carefully, reinforced concrete, glass and wood dominate the draft design of
the most modern architectural masterpieces (Indonesian Architecture Now 2, 2008) in addition to that there are
still many other characteristics that appear this greatly influences the design of religious buildings in particular
Church building in this study, the researchers noticed some church building with contemporary architecture
that was in semarang appears unaffected by this style. The church became the choice as an object of research
because in the view carefully and thoroughly in the shapes and the materials used as well as the creation of the
character of this building there is an interesting thing in this contemporary architecture church building did not
put the Church's symbol is reasonably or in lazim, the symbol of the Church that usually appear at or near the
place clearly on the obverse (the façade) so that the community is easy to recognize about the function of the
building, the symbol of the Church is a denomination in accordance with the information in these communities
tell found on church buildings old style. By looking at elements of the façade of the buildings forming the object
of the research inidi expected can find a symbol character is formed and appears on the design of the building
of the Church. The method of research used a qualitative research method through the rationalistic Unitarians
method or approach Post Positivistic with theories on the façade of the Church, symbols, and contemporary
architecture. Primary data retrieval done by observation of Church objects, conducting interviews with
Ministers. Secondary data retrieval through comparison study with the Church architecture with object
contemporery that is out of the country through the study of literature in the development of the architecture of
this world which gives a very strong influence on the development of architecture in indonesia so that the
existing building and now widely adopting and implementing architectural style.

Keywords: symbol of the Church; The facade; Building A Christian Church; Contemporary Architecture

1. Pendahuluan

Perkembangan Gereja di kota Semarang


pada khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya
sangat pesat bahkan bisa di bilang sangat maju
baik pada sisi jumlah jemaat dan bentuk fisik
bangunannya dengan berbagai macam gaya
arsitektur yang mempengaruhinya, di dukung pula
dengan perkembangan dunia arsitektur di Indonesia
saat ini juga sangat maju sehingga pengaruh itu
sangat kuat memberi dampak pada setiap bangunan
gereja baru, dengan melihat kenyataan di lapangan
pembangunan gedung-gedung gereja sebagai
tempat ibadah saat ini sangat beragam dalam gaya
dan konsep. Pada saat ini banyak gedung-gedung
gereja sudah terpengaruh dengan gaya arsitektur
masa kini, yang bergaya modern kontemporer dan
futuristic dengan bentuk-bentuk kekinian yang
masing-masing ingin memiliki dan menemukan
jatidiri serta mengekpresikan melalui wujud
bangunan. Yang secara tidak langsung Gambar 1.1. Gambar fasad arsitektur gereja
menunjukkan kepada masyarakat agar mudah di kontemporer , ( Sumber : Internet )
kenal dan di ingat melalui keunikannya.
Arsitektur Kontemporer sebenarnya tidak
Arsitektur Kontemporer adalah salah satu dimonopoli bidang arsitektur, hal ini dapat terlihat
gaya arsitektur yang menjadi pilihah penerapan dengan begitu banyak bidang yang memanfaatkan
gagasan fungsionalisme, rasionalisme, dan label tersebut pada produk-produk tertentu yang
kesederhanaan dari desain modern, namun sangat berusaha mengadopsi dengan tujuan untuk
terinspirasi oleh prinsip-prinsip arsitektur menunjukkan modernitas di dalam desainnya.
tradisional. Saat ini sangat berpengaruh pada
perkembangan dalam dunia desain khususnya pada Pada era saat ini seni arsitektur semakin
desain arsitektur yang terwujud dalam karya-karya maju dan berkembang pesat, tetapi hal ini tidak
arsitek luar maupun dalam negeri yang memiliki diimbangi dengan pemahaman yang mendasar
pemahaman secara lengkap bagaimana membuat tentang seni arsitektur itu sendiri. Hal ini dapat
suatu desain yang memperhatikan beberapa hal terlihat dengan banyak bermunculan bangunan-
penting yang berkaitan dengan karakter desain dan bangunan yang memberi persepsi berbeda kepada
gaya arsitekturnya yang terpengaruh kuat oleh masyarakat. Seperti contoh pada bangunan gereja
arsitektur modern dan dengan bentuk-bentuk yang Kristen di semarang. Keberadaan dan wujud
futuristik. bangunannya yang tidak lazim sebagai gereja,
membuat banyak orang simpang siur
*Penulis Korespondensi
Email : sugi.arsitek@gmail.com
mempersepsikan fungsi dari gereja tersebut. Hal ini all/barrier free design dll.) bahkan juga gender dan
disebabkan karena sedikit arsitek yang benar-benar telaah-telaah pasca-kolonial. Artinya para arsitek
memahami kelaziman akan sebuah karya atau dan perancang tidak dapat memalingkan mukanya
bangunan yang menyimbolkan suatu fungsi itu dari persoalan-persoalan tersebut. Kecenderungan
sangat penting. Untuk itu peneliti mencoba mencari arsitektur zaman kiwari ini adalah “bentuk selesai
tahu apa yang menjadi dasar pertimbangan tanpa menyertakan penghuni”, sebagai sebuah
munculnya desain gereja ini serta untuk bangunan yang devoid of human being, yang
mengetahui seberapa besar pengaruh arsitektur mengesankan keinginan untuk mencapai nilai puitis
kontemporer didalamnya. Selain itu sebagai studi yang kekal, dari diktum l’art pour l’art. Bagaimana
komparasi peneliti juga mengamati perkembangan pun bangunan/karya rancang bangun harus
gereja-gereja modern yang berkembang dan yang menyertakan penghuninya (Saliya, 2003).
dapat memberi inspirasi.
Berdasarkan pemikiran yang telah
Munculnya arsitektur kontemporer diuraikan diatas, maka peneliti tertarik mengangkat
memberi warna tersendiri serta memperkaya dunia judul penelitian “KARAKTER SIMBOL GEREJA
arsitektur. Seiring dengan kemajuan teknologi dan PADA FASADE BANGUNAN GEREJA
inovasi, material bahan bangunan yang semakin KRISTEN DENGAN ARSITEKTUR
beragam, otomatis memberi keleluasaan pada KONTEMPORER DI SEMARANG”.
arsitek untuk bereksplorasi dan mendorong
kreatifitas untuk menciptakan karya-karya yang 2. Lokasi Penelitian
spektakuler, walaupun secara fungsi dan tata pola
Didalam proses perkembangannya, Kota
ruang memiliki kesamaan yang sama.
Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan
Afifah Harisah dan Zulfitria Masiming alamnya yang membentuk suatu kota yang
(2006) melakukan penelitian mengenai Persepsi mempunyai ciri khas yaitu terdiri dari daerah
Manusia terhadap Tanda, Simbol dan Spasial. Hasil perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai.
dari penelitian ini adalah tanda mewakili kenyataan
Dengan demikian topografi Kota
atau fakta tertentu sedangkan simbol mewakili
Semarang menunjukkan adanya berbagai
sesuatu yang lebih abstrak. Tanda dan simbol
kemiringan tanah berkisar antara 0 persen sampai
adalah alat untuk berkomunikasi, dalam arsitektur
40 persen (curam) dan ketinggian antara 0,75 –
tanda dan simbol merupakan sistem yang
348,00 MDPL.Di Kota Semarang mengalir 9
terintegrasi dalam karya arsitektur itu sendiri, jadi
(sembilan) sungai besar dan beberapa sungai kecil,
bentuknya bisa merupakan bagian spasial bahkan
adapun 9 sungai besar tersebut antara lain sungai
nama tempat di mana karya arsitektur berada.
Banjir Kanal Timur, Banjir Kanal Barat, Kali
Keberhasilan tanda dan simbol terbaca oleh
Babon, Kali Kreo, Kali Kripik, Kaligarang, Kali
pengamat sangat bergantung pada setting sosial,
Semarang, Kali Bringin, dan Kali Plumbon.
budaya, lingkungan dan waktu yang ada di pikiran
Sedangkan penanganan drainase di Kota Semarang
pengamatnya. Cara yang paling populer dalam
terbagi atas dua karakteristik wilayah, yaitu
memindahkan gagasan, maksud arsitek ke simbol
penanganan daerah atas dan daerah bawah.
adalah melalui analogi bentuk tertentu. Tanda,
Penanganan daerah atas terbagi ke dalam beberapa
simbol dan spasial bisa mempengaruhi persepsi,
pelayanan DAS, yaitu DAS Babon, DAS Banjir
sikap dan perilaku orang yang mengamatinya.
Kanal Timur, DAS Banjir Kanal Barat, DAS
Perbedaan persepsi, sikap atau perilaku terhadap
Silandak/Siangker, DAS Bringin dan DAS
tanda dan simbol juga bisa terjadi, karena tanda dan
Plumbon. Sementara bagian bawah terbagi kedalam
simbol dipengaruhi oleh tampilan visual yang
empat system drainase meliputi Drainase Semarang
dimilikinya, seperti warna, pencahayaan serta sudut
Timur, Sistem Drainase Semarang Tengah, Sistem
pengamatannya.
Drainase Semarang Barat dan Sistem Drainase
Perkembangan selanjutnya, dipastikan Semarang Tugu.
desain arsitektur/seni bangunan kontemporer tidak
dapat lepas dari warna isu-isu sosial-politik
(misalnya, isu keberlanjutan, partisipatoris/populis,
keberpihakan, universal design/design for
Arah pembangunan Kota Semarang sangat merupakan bangunan baru sebagai tempat ibadah
berkaitan dengan pembangunan manusia yang jadi bangunan tersebut memeng baru saja berdiri
sejahtera sebagai subyek maupun obyek pada lokasi tersebut.
pembangunan.

Gambar 2.1. Kondisi Eksisting Wilayah Penelitian


3. Metode Penelitian

3.1. Langkah-langkah Penelitian

1. Langkah awal penelitian: a. melakukan survey


awal, b. persiapan alat dan instrument penelitian, c.
persiapan pengamatan dan identifikasi objek
penelitian, d. penyusunan data fisik dan non fisik
serta teoritis.

2. Langkah pelaksanaan penelitian: a. penyusunan


mapping dan data dengan sketsa gambar, b.
menganalisa data dengan kajian pustaka dan teori,
c. penyusunan pembahasan dari analisa.

3. Langkah akhir penelitian: a. penyusunan


kesimpulan, b. penyusunan penemuan dan
rekomendasi, c. penyusunan laporan penelitian.

3.2. Metode Penelitian

Menurut David H. Penny (Achmadi dkk,


2007), penelitian adalah pemikiran yang sistematis
mengenai berbagai jenis masalah yang
pemecahannya memerlukan pengumpulan dan
penafsiran fakta-fakta.

Dan menurut Sugiyono (2009), penelitian


pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
Kondisi eksisting wilayah penelitian di mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
kota semarang, lokasi gereja menyebar di seluruh tertentu. Cara ilmiah yang dimaksud didasarkan
kota semarang untuk obyek penelitian sendiri lebih pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan
terfokus di kota semarang karena beberapa gerja sistematis.
yang memiliki gaya arsitektur kontemporer yang
mewakili dan layak di jadikan obyek penelitian Dengan demikian metode penelitian
sesuai dengan materi pembahasan pada penulisan merupakan hal-hal teknis tentang metoda yang
ini, secara umum kondisi eksisting wilayah ini digunakan dalam penelitian, untuk mencapai tujuan
berada pada lingkungan pemukiman di mana dari penelitian tersebut.
jemaat di setiap gereja itu tinggal di sekitar lokasi
Metode penelitian yang akan digunakan
sehingga jemaat bisa menjangkau tempat ibadah ini
dalam rangka mencapai tujuan dari penelitian ini,
dengan mudah.
yaitu mengetahui Karakter simbol gereja pada
Dari obyek yang di jadikan lokasi fasade bangunan gereja kristen dengan Arsitektur
penelitian merupakan bangunan gereja lama yang Kontemporer terhadap simbol gereja pada fasade
mengalami renovasi ada pula yg memang bangunan gereja di semarang, adalah dengan
menggunakan metode kualitatif rasionalistik. Di Data ini merupakan data grafis sebagai bahan untuk
mana penelitian ini didasarkan pada pemahaman menganalisis, berupa foto-foto yang
melalui proses pengamatan obyek penelitian secara menggambarkan kondisi eksisting secara visual,
menyeluruh dan mendalam. maupun data-data yang diolah ke dalam gambar
dua dimensi, serta data-data berupa gambar hasil
Analisis yang digunakan adalah analisis pengukuran.
kualitatif. Analisis ini digunakan untuk mengkaji
atau menganalisa objek penelitian yang diperoleh
dari hasil pengamatan serta memberikan gambaran
umum akan objek penelitian. 4. Model Penyajian Data
Atap terlihat secara utuh di berbagai sisi sehingga
bangunan ini tampak jelas bentuk atapnya sebagai
mahkota dari bangunan gereja ini dan menjadi elemen
pembentuk fasade dan pembentuk masa

3.3. Alat Penelitian Dinding kombinasi antara dinding masif dan dinding
terbuka dengan bahan Kaca lubang-lubang jendela dan
lubang angun sebagai elemen fasade

Dalam peneliltian ini peneliti ingin Pintu, pintu memiliki dimensi yang lebar dan

mencari Karakter simbol gereja pada fasade menggunakan bahan dan teknologi yang modern
rangka aluminium dan kaca sebagai bahan utama

bangunan gereja kristen dengan arsitektur Jendela, jendela di desain dengan bentuk yang berbeda

kontemporer di semarang, untuk itu lingkup namun memiliki fungsi utama yang jelas dan dii
desaian dengan komposisi yang lebar dan fungsional

penelitaan di batasai pada obyek obyek gereja Bukaan ruang, lubang angin, kedua unsur ini di buat

Kristen di semarang dan terlebih khusus pada


sebagai media untuk sirkulasi udara yg di letakkan di
beberapa sisi bangunan dan memiliki bentuk yang ber
beda-beda sesuai dengan karakter bangunan
bentuk symbol yang terdapat pada Fasade
bangunan gereja yang peneliti amati , adapun
Simbol, pada bangunan ini simbol gereja tidak nampak
jelas di bagian fasade.
4
Ornamen, ornamen yg ada sangat minim dan simple

obyek penelitian adalah gereja Kristen di Semarang Bentuk/masa, masa bangunan ini cukup inovatif
tetapi simple dan fungsional

antara lain
Warna, warna netral mendominasi tampilan
Material, material yg di pakai memanfaatkan teknologi
dan alami
Typologi Arsitektur, termasuk arsitektur modern
yang inovatif dan memiliki karakter sebuah bangunan
Sampel adalah bagian terkecil dari suatu publik

populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki


dan dianggap dapat mewakili dari keseluruhan
Atap,atapbangunaninitidaknampakdarifasadekarenaatap di
populasi (Sugiyono, 1997). tutupdindingfasadebangunan yang inginmenampilkanperbedaan

Dindingkombinasiantaradindingmasifdandindingterbukadenganbaha

Dalam hal ini sampel yang akan nKacalubang-lubangjendeladanlubangangunsebagaielemenfasade

digunakan dalam penelitian ini adalah bangunan Pintu,pintumemilikidimensi


lebardanmenggunakanbahandanteknologi yang
yang
modern

gereja Kristen di Kota Semarang. rangkaaluminiumdankacasebagaibahanutama

Jendela,jendela di desaindenganbentuk yang

3.4. Teknik Pengumpulan Data berbedanamunmemilikifungsiutama yang


desaiandengankomposisi yang lebardanfungsional
jelasdan dii

Bukaanruang, lubangangin, keduaunsurini di buatsebagai media


1. Survey dan observasi lapangan untuksirkulasiudarayg di
beberapasisibangunandanmemilikibentuk
letakkan
yang
di
berbeda-
bedasesuaidengankarakterbangunan

Dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi Simbol,padabangunaninisimbolgereja di


tunjukanlewatbentuksegitigaygruncing
beberapa bangunan gereja yang memiliki gaya Ornamen, ornamenygadasangat minim dan simple
Bentuk/masa, masabangunaninilebihsimpel

arsitektur kontemporer di semarang Warna, warnanetralmenjadipilihan


Material, material yg di pakaimemanfaatkanteknologidanalami
TypologiArsitektur,termasukarsitektur modern yang inovatifdan
simple
4
2. Wawancara

Dilakukan wawancara untuk mendapatkan data


terkini dan mengetahui sejarahnya melalui nara
sumber yang di nilai bisa memberikan dan
menjelaskan secara benar, wawancara dan tanya
jawab di lakukan dengan beberapa naa sumber
antara lain 1) Pendeta 2) Majelis Gereja 3) Jemaat

2. Dokumentasi
Atap, atapbangunaninitidaknampakdarifasadekarenaatap
kaca sebagai bahan utama
di tutupdindingfasadebangunan yang
inginmenampilkanperbedaan
Jendela, jendela di desain dengan bentuk yang berbeda
namun memiliki fungsi utama yang jelas dan dii desaian
Dindingkombinasiantaradindingmasifdandindingterbukad
dengan komposisi yang lebar dan fungsional
enganbahanKacalubang-
lubangjendeladanlubangangunsebagaielemenfasade

Bukaan ruang, lubang angin, kedua unsur ini di buat


Pintu, sebagai pintumemilikidimensi
media untuk sirkulasi udara yg yang
di letakkan di
beberapa sisi bangunan dan memiliki
lebardanmenggunakanbahandanteknologi bentuk yang ber
yang modern
beda-beda sesuai dengan karakter bangunan
rangkaaluminiumdankacasebagaibahanutama

Jendela, jendela di desaindenganbentuk yang


berbedanamunmemilikifungsiutama yang jelasdan dii
Simbol, pada bangunan ini simbol gereja di tunjukan lewat
desaiandengankomposisi yang lebardanfungsional
bentuk segitiga yg runcing
Ornamen, ornamen yg ada sangat minim dan simple
Bentuk/masa,
Bukaanruang, masa
lubangangin, bangunan inidi
keduaunsurini lebih simpel
buatsebagai
media Warna, warna netral menjadi
untuksirkulasiudarayg di pilihan
letakkan di
Material, material yg di pakai memanfaatkan
beberapasisibangunandanmemilikibentuk yang berbeda- teknologi dan
alami
bedasesuaidengankarakterbangunan
Typologi Arsitektur, termasuk arsitektur modern yang
inovatif dan simple
Atap, atapbangunaninitidaknampakdarifasadekarenaatap
di tutupdindingfasadebangunan yang
inginmenampilkanperbedaan

Simbol, padabangunaninisimbolgereja di
Dindingkombinasiantaradindingmasifdandindingterbukad tunjukanlewatbentuksegitigaygruncing
enganbahanKacalubang- Ornamen,ornamenygadasangat minim dan simple
lubangjendeladanlubangangunsebagaielemenfasade Bentuk/masa,masabangunaninilebihsimpel
Warna,warnanetralmenjadipilihan
Material, material yg di
Pintu,pintumemilikidimensi yang pakaimemanfaatkanteknologidanalami
lebardanmenggunakanbahandanteknologi yang modern TypologiArsitektur,termasukarsitektur modern yang
rangkaaluminiumdankacasebagaibahanutama inovatifdan simple

Jendela,jendela di desaindenganbentuk yang


berbedanamunmemilikifungsiutama yang jelasdan dii
desaiandengankomposisi yang lebardanfungsional

Bukaanruang, lubangangin, keduaunsurini di buatsebagai


media untuksirkulasiudarayg di letakkan di
beberapasisibangunandanmemilikibentuk yang berbeda-
bedasesuaidengankarakterbangunan
Atap, atap bangunan ini tidak nampak dari fasade
karena atap di tutup dinding fasade bangunan yang
ingin menampilkan perbedaan

Simbol, padabangunaninisimbolgereja di Dinding kombinasi antara dinding masif dan dinding


tunjukanlewatbentuksegitigaygruncing terbuka dengan bahan Kaca lubang-lubang jendela dan
Ornamen,ornamenygadasangat minim dan simple lubang angun sebagai elemen fasade
Bentuk/masa, masabangunaninilebihsimpel
Warna,warnanetralmenjadipilihan
Pintu, pintu memiliki dimensi yang lebar dan
Material, material yg di
menggunakan bahan dan teknologi yang modern
pakaimemanfaatkanteknologidanalami
rangka aluminium dan kaca sebagai bahan utama
TypologiArsitektur,termasukarsitektur modern yang
inovatifdan simple

Jendela, jendela di desain dengan bentuk yang berbeda


Atap,atapbangunaninitidaknampakdarifasadekarenaatap di namun memiliki fungsi utama yang jelas dan dii desaian
tutupdindingfasadebangunan yang dengan komposisi yang lebar dan fungsional
inginmenampilkanperbedaan

Dindingkombinasiantaradindingmasifdandindingterbukade
nganbahanKacalubang-
lubangjendeladanlubangangunsebagaielemenfasade

Pintu,pintumemilikidimensi yang Bukaan ruang, lubang angin, kedua unsur ini di buat
lebardanmenggunakanbahandanteknologi yang modern sebagai media untuk sirkulasi udara yg di letakkan di
rangkaaluminiumdankacasebagaibahanutama beberapa sisi bangunan dan memiliki bentuk yang ber
beda-beda sesuai dengan karakter bangunan
4
Jendela,jendela di desaindenganbentuk yang
berbedanamunmemilikifungsiutama yang jelasdan dii
desaiandengankomposisi yang lebardanfungsional

Bukaanruang, lubangangin,keduaunsurini di buatsebagai Simbol, pada bangunan ini simbol gereja di tunjukan
media untuksirkulasiudarayg di letakkan di lewat bentuk segitiga yg runcing
beberapasisibangunandanmemilikibentuk yang berbeda- Ornamen, ornamen yg ada sangat minim dan simple
bedasesuaidengankarakterbangunan Bentuk/masa, masa bangunan ini lebih simpel
Warna, warna netral menjadi pilihan
Material, material yg di pakai memanfaatkan teknologi
dan alami
Typologi Arsitektur, termasuk arsitektur modern
yang inovatif dan simple
7
Simbol,padabangunaninisimbolgereja di
tunjukanlewatbentuksegitigaygruncing
Ornamen, ornamenygadasangat minim dan simple
Bentuk/masa, masabangunaninilebihsimpel
Warna, warnanetralmenjadipilihan
Material, material yg di
pakaimemanfaatkanteknologidanalami
TypologiArsitektur,termasukarsitektur modern yang
inovatifdan simple

Atap, atap bangunan ini tidak nampak dari fasade karena


atap di tutup dinding fasade bangunan yang ingin
menampilkan perbedaan

Dinding kombinasi antara dinding masif dan dinding


terbuka dengan bahan Kaca lubang-lubang jendela dan
lubang angun sebagai elemen fasade

Pintu, pintu memiliki dimensi yang lebar dan menggunakan


bahan dan teknologi yang modern rangka aluminium dan
Atap, atap bangunan ini tidak nampak dari fasade
karena atap di tutup dinding fasade bangunan yang
ingin menampilkan perbedaan

5. Hasil pemaknaan Dinding kombinasi antara dinding masif dan dinding


terbuka dengan bahan Kaca lubang-lubang jendela dan
lubang angun sebagai elemen fasade

Dalam penelitian ini pemaknaan terfokus


pada elemen pembentuk fasade
Pintu, pintu memiliki dimensi yang lebar dan
menggunakan bahan dan teknologi yang modern
rangka aluminium dan kaca sebagai bahan utama
1. Atap
Atap pada obyek ini bervariatif ada yang Jendela, jendela di desain dengan bentuk yang berbeda
namun memiliki fungsi utama yang jelas dan dii desaian

di tonjolkan adapula yang di tutup dengan dinding dengan komposisi yang lebar dan fungsional

sesuai dengan konsep dan bentuk bangunannya


Karakter atap yang terbentuk menentukan karakter Bukaan ruang, lubang angin, kedua unsur ini di buat
sebagai media untuk sirkulasi udara yg di letakkan di

bangunan masing-masing, setelah di komparasi


beberapa sisi bangunan dan memiliki bentuk yang ber
beda-beda sesuai dengan karakter bangunan

dengan study bangunan arsitektur kontemporer di


dapat bahwa yang memiliki nilai karakter lebih
tinggi akan lebih terlihat

2. Dinding Simbol, pada bangunan ini simbol gereja di tunjukan


lewat bentuk segitiga yg runcing

Makna dindng pada fasade beragam dalam


Ornamen, ornamen yg ada sangat minim dan simple
Bentuk/masa, masa bangunan ini lebih simpel
Warna, warna netral menjadi pilihan
penggunaan material dan pembentukannya ekspose Material, material yg di pakai memanfaatkan teknologi
dan alami

beton, masivdinding bata dan kaca menjadi pilihan Typologi Arsitektur, termasuk arsitektur modern
yang inovatif dan simple

sehingga karakter dinding memberi kesan yang


berbeda pula.
6.1. Kesimpulan
3. Pintu
Makna Pintu Utama bangunan gereja Berdasarkan hasil analisis dan pemaknaan,
adalah sebagai gerbang utama dan di buat besar dapat disimpulkan bahwa karakter simbol Gereja
karena sebagai akses keluar masuk jemaat harus pada fasade bangunan gereja kristen dengan
memadai pintu ini seharusnya memiliki arsitektur kontemporer di Semarang antara lain:
karakteryang terbuka dan transparan tetapi saat
ibadah harus terturup dan kedap. Jendela a. Simbol gereja di setiap bangunan gereja yang
. menjadi obyek penelitian memiliki karakter yang
4. Ornamen berbeda-beda
Ornamen pada bangunan gereja memegang
peranan penting karena ornamen bisa b. Simbol gereja JKI Injil Kerajan tidak nampak
melambangkan atau sebagai simbol-simbol yang di jelas di bagian fasade tetapi dari fasade tersebut
maknai sebagai simbol gereja bisa secara implisit nampak karakter sebuah bangunan gereja yang di
maupun secara jelas di terpkannya tunjukkan melalui pintu dan

5. Material c. Simbol Gereja Pantekosta di Indonesia GpdI


Penggunaan material yang alami dan juga City Harves Center di wujudkan dalam bentuk dan
pemanfaatan teknologi merupakan pembentuk tipology bangunan yang berkarakter sebagai
karakterarsitektur kontemporer yang nampak pada bangunan sebuah
setiap obyek.
d. Simbol Gereja Betel Indonesia ( GBI ) Gajah
Mada tidak nampak jelas tetapi karakter bangunan
6. Bentuk/Masa
menunjukkan bahwa bangunan tersebut adalah
Masa bangunan dari delapan obyek
bangunan gereja.
memiliki karakteryang berbeda tetapi masih terarah
pada konsep kontemporer yang nyata karena e. Simbol Gereja Betel Tabernakel (GBT) alfa
melalui komparasi terdapat kesamaan karakteristi Omega di wujugkan dalam bentuk salib yang di
pasang di bagian atas entrance atau pintu masuk
utama dari bangunan tersebut sehingga
6. Kesimpulan & Rekomendasi menunjukkan bahwa bangunan tersebut adalah
bangunan gereja.
f. Simbol Gereja Pentakosta di Indonesia ( GpdI ) harus memilih bentuk-bentuk yang konvensional
Petra di wujudkan dalam bentuk salib dan di tetapi bisa lebih inovatifdan kreatif.
dukung dengan karakter bangunan sebuah gereja
dengan buat dan berkarakter selain itu juga 3. Untuk simbol sebuah Gereja tidak harus secara
beberapa elemen yang cukup mewakili. prontal di wujudkan dalam bentuk ssimbol-simbol
kristen tetapi dalam arsitektur bisa di kolaborasi
g. Simbol Gereja Kristen Indonesia (GKI) Stadion dengan bentuk dan gaya bangunan yang di pilih
nampak jelas pada di pasang simbol salib dan di supaya bangunan yang di rencanakan lebih
dukung dengan ornamen-ornamen juga bentuk berkarakter.
bangunan lebih jelas dan berkarakter arsitektur
kontemporer 4. Untuk Penelitian Selanjutnya

h. Simbol Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI)  agar dapat saling melengkapi hasil penelitian
Pemuda diwujudkandalam bentuk salib yang di ini, maka penelitiaan selanjutnya
pasang pada bagian fasade dan bentuk bangunan direkomendasikan.
juga memberi makna dan ciri sebuah bangunan  diperlukan pula penelitian yang bertujuan untuk
gereja mencari hal yang sama dengan jumlah dan
obyek yang lebih banyak dan luas
i. Simbol Gereja Kristen Indonesia (GKI)
Peterongan di wujudkan dalam bentuk salib yang di
pasang pada bagian menara,karakter bentuk
bangunan juga mendukung dan menjelaskan bahwa
bangunan tersebut adalah sebuah bangunan gereja

Elemen-elemen pembentuk fasade pada


yang terdapat dalam obyek penelitian memiliki
karakter yang berbeda-bedamasing-masing
bangunan gereja mengeksplorasi bentuk elemen
tersebut dan membentuk karakter bangunan
masing-masing yang memiliki relevansi atau
kesetaraan dengan karakteristik dan ciri-ciri
bangunan berarsitektur kontemporer yang di dapat
penilaian melalui pengujian yang sudah peneliti
lakukan dan uraikan dengan metode-metode yang
ilmiah.

6.2. Rekomendasi

Dari hasil analisa dan perolehan,


pengamatan dan pengolahan data di dapatkan
rekomendasi sebagai berikut

1. Dengan berkembangnya dunia desain dan


teknologi di bidang arsitektur untuk merencanakan
dan membangun sebuah Gereja perlu
memperhatikan dan menguasai tentang gaya
bangunan dan perkembangan tenologi dan bahan
sehingga arsitek bisa leluasa bereksplorasi dalam
desain dan tahu penggunaan bahan yang tepat dan
berkwalitas.

2. Dalam hal menentukan bentuk dan elemen


pembentuk fasade perlu memahami karakter dari
sebuaah fungsi suatu bangunan sehingga tidak
Johnson, Paul-Alan, 1994, The Theory Of
Architecture, Concepts Theme dan Practices. Van
Nostrand Reinhold, New York.

Jencks, Charles. 1980. Signs Symbols and


Architecture. Jhon Wiley & Sonds, Ltd. Chichester,
New York, Brisbane, Toronto.

Barthes, Roland. 1964. Elements of Semiology.


Hill and Wang. New York.

Gartiwa, Markus dan Iwan Sudrajat. 2011.


Morfologi Bangunan dalam Konteks Kebudayaan.
Muara Indah. Bandung.

Gawlikowska. 1993. From Semanticsto Semiotics,


Communication of Architecture. Department of
Mechanical Engineering, Swiss Federal Institute of
Technology 284

Hendraningsih, et al. 1985. Peran Kesan dan Pesan


Bentuk-bentuk Arsitektur. Djambatan. Jakarta.

Herusatoto, Budiono. 1987. Simbolisme dalam


Budaya Jawa. PT. Hanindita Graha Widya.
Yokyakarta.

Ishar, H.K. 1992. Pedoman Umum Merancang


Bangunan. P.T Gramedia Pustaka. Jakarta.

Juodinyte, Kristina dan Kuznetsova. 2011.


Architectural Space And Greimassian Semiotics.
Mykolas Romeris University, Institute of
Humanities, Department of Foreign Languages.
DAFTAR PUSTAKA
Vilnius, Lithuania.
Arsitektur, Pusat Dokumen. 2012. Tegang Bentang,
Muhadjir, Noeng. 1989. Metodologi Peneltian
Seratus Tahun Perspektif Arsitektural di Indonesia.
Kualitatif. Rake Sarasin. Yokyakarta.
PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta 10270
Rapoport, Amos. 1982. The Meaning of the Built
Budihardjo, Eko. 1997. Arsitektur sebagai Warisan
Environment, A Nonverbal Communication
Budaya. Djambatan. Jakarta.
Approach, Sage Publications. Beverly Hills,
Broadbent, Geoffrey et al (ed). 1980. Meaning and London, New Delhi.
Behaviour in the Built Environment. Jhon Wiley &
Sachari, Agus. 2005. Metodologi Penelitian
Sonds, Ltd. Chichester, New York, Brisbane,
Budaya Rupa. Erlangga. Jakarta.
Toronto.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian
D.K. Ching, Francis, 2014, Kamus Visual
Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu. Yokyakarta.
Arsitektur, Erlangga Jakarta
https://id.wikipedia.org/wiki/Semiotika. Diakses 24
D.K. Ching, Francis, 2008, Arsitektur
Februari 2016,
Bentuk,Ruang dan Tatanan, Erlangga Jakarta.
Dillistone, F.W., 2002. ‘The Power of Symbols’
(terjemahan Daya Kekuatan Simbol). Yogyakarta:
Kanisius.
Gavril, I., 2012. ‘Archi-Texts’ for Contemplation
in Sixth-Century

Byzantium: The Case of the Church of Hagia


Sophia in Constantinople’. D.Ph. Thesis.
University of Sussex-Art History.

McGuire, D., (n.d). ‘Church Architecture and


Sacred Space’. Theology -University of Great

Falls,(http://www.straphaelparish.net/.../Church
%20Architectu... ),diakses tanggal 2 Juni 2013
Mircea, E., 1959. ‘The Sacred and Profane:

Rapoport, A. 1982. ‘The Meaning of the Built


Environment’. New Delhi:

Sage Pub. Schineller, P., 1990. ‘A Handbook on


Inculturation’. New York

Verhaak, C. 1983. ‘Estetika. Filsafat Keindahan’.


Yogyakarta: Kanisius

Thomas, J.A., 1994. ‘Theory, Meaning &


Experience In Church Architecture’. PhD.Thesis.
School of Architectural Studies, University of
Sheffield

Anda mungkin juga menyukai