Anda di halaman 1dari 45

1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

(Lestari, 2015) mengatakan pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu.

Pengindraan panca indra manusia yaitu indra pengelihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga, yaitu proses melihat dan mendengar. Selain itu proses

pengalaman dan proses belajar dapat diperoleh dalam pendidikan formal maupun

informal.

Pengetahuan dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Lestari 2015),

diartikan segala sesuatu yang diketahui atau segala sesuatu yang berkenaan

dengan hal mata pelajaran. Kategori pengetahuan meliputi kemampuan untuk

mengatakan kembali dari ingatan hal-hal khusus dan umum, metode dan proses

atau mengingat seseuatu pola, susunan, gejala atau peristiwa. (Lestari, 2015)

menjelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang

tentang seseuatu. Kemampuan yang paling rendah tetapi paling dasar dalam

kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk

mengenal atau mengingat kembali suatu objek, ide, prosedur, prinsip atau teori

yang pernah ditemukan dengan pengalaman tanpa memanipulasinya. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behaviour). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa


2

perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku

yang tidak di dasari oleh pengetahuan.

Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan

adalah suatu proses mengingat dan mengenal kembali obyek yang telah dipelajari

melalui panca indra pada suatu bidang tertentu secara baik (Lestari, 2015).

Pengetahuan dapat diperoleh seseorang secara alami atau diintervensi baik

langsung maupun tidak langsung. Perkembangan teori pengetahuan telah

berlangsung sejak lama. Filsuf pengetahuan yaitu plato menyatakan pengetahuan

sebagai “Kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)” (justified true belief)

(Budiman & Riyanto, 2013).

(Notoadtmodjo, 2003 dalam Budiman & Riyanto, 2013) mengatakan

pengetahuan merupakan hasil dari tahu ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005 dalam Budiman & Riyanto, 2013)

mengatakan pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses

pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi beberapa faktor dari dalam, seperti

motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan

sosial budaya.

Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan predikitif terhadap

sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Sebagai contoh, pengetahuan

seseorang ibu tentang pentingnya tentang imunisasi dasar bagi anaknya diperoleh

dari suatu pola kemampuan prediktif dari pengalaman dari informasi yang

diterima. Menurut pendekatan konstruktivistik, pengetahuan bukanlah kenyataan

yang sedang dipelajari melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap


3

objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang

sudah ada dan tersedia, sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan

adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap

saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru

(Budiman & Riyanto, 2013).

Menurut (Notoatmojo, 2011 dalam Fitriani, 2013), pengetahuan adalah

merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu : indra

penglihatan, pendenngaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain,

media massa maupun lingkungan.

2.1.2 Jenis Pengetahuan

Pemahaman masyarakat mengenai pengetahuan dalam konteks kesehatan

sangat beraneka ragam. Pengetahuan merupakan bagian perilaku kesehatan.

Menurut (Budiman & Riyanto, 2013) jenis pengetahuan diantaranya sebagai

berikut :

1. Pengetahuan Implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk

pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata,

seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan seseorang

biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan.

Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan tidak

disadari.
4

Contoh sederhana : seseorang mengetahui tentang bahaya merokok bagi

kesehatan, namun ternyata dia merokok.

2. Pengetahuan eksplisit

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau

disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku ksehatan.

Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang

berhubungan dengan kesehatan.

Contoh sederhana: seseorang yang telah mengetahui tentang bahaya merokok

bagi kesehatan dan ternyata dia tidak merokok.

2.1.3 Tingkat Pengetahuan

Menurut (Lestari, 2015) tingkat pengetahuan adalah tingkat seberapa

kedalaman seseorang dapat menghadapi, mendalami, memperdalam perhatian

seperti sebagaimana manusia menyelesaikan masalah tentang konsep-konsep baru

dan kemampuan dalam belajar di kelas. Untuk mengukur tingkat pengetahuan

seseorang secara rinci terdiri dari enam tingkatan:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang dipelajari sebelumnya.

Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

sesuatu sepesifik dari suatu bahan yang diterima atau dipelajari.

Kata kerja yang dipelajari untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang

dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan, dan sebagainya.


5

2. Memahami (comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan tentang obyek yang diketahui dan

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada suatu kondisi atau situasi nyata.

4. Analisis (analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen., tapi

masih dalam suatu struktur tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Kemampuan meletakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Atau menyusun formulasi baru dari formulasi

yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan denga kemampuan untuk melakukan justifikasi/

penilaian terhadap suatu materi/obyek.

Ada 6 tingkat pengetahuan seseorang menurut (Notoatmojo, 2007 dalam

Yuliana, 2016), yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat memori yang telah ada sebelumnya.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan secara benar.


6

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (nyata).

4. Analisis (Analysis)

Analaisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau menyatakan

materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang

lainnya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah menunjukkan suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

menghubungkan bagian-bagian dari keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu obyek tertentu.

Menurut (Notoatmojo, 2011 dalam Fitriani, 2013), pengetahuan yang

dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah

dipelajari, dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

Cara kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain: menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasikan dan

mengatakan.
7

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemanpuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip

dan sebagainya.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

dalam suatu komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja seperti kata kerja mengelompokkan, menggambarkan,

memisahkan.

5. Sintesis (Sinthesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk menghubungkan bagianbagian dalam

bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu

materi atau objek tersebut berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah ada.


8

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut (Lestari, 2015) faktor yang mempengaruhi pengetahuan anatar

lain:

1. Tingkat pendidikan, yakni upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga

terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

2. Informasi, seseorang yang mendapatkan informasi lebih banyak akan

menambah pengetahuan yang lebih luas.

3. Pengalaman, yakni sesuatu yang pernah dilakukan seseorang akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

4. Budaya, tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi

sikap dan kepercayaan.

5. Sosial ekonomi yakni kemampuan seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

(Maliono dkk, 2007 dalam Lestari, 2015) adalah

1. Sosial ekonomi

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang bila

ekonomi baik, tingkat pendidikan tinggi maka tingkat pengetahuan akan

tinggi pula.

2. Kultur (budaya dan agama)

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena

informasi yang baru akan disaring sesuai atau tidaknya dengan budaya yang

ada apapun agama yang dianut.


9

3. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan maka akan mudah menerima hal baru dan akan

mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut.

4. Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu.

Pendidikan yang tinggi, maka pengalaman akan lebih luas, sedangkan

semakin tua umur seseorang maka pengalamanya akan semakin banyak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Budiman &

Riyanto, 2013) sebagai berikut :

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun nonformal),

berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap

dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan memengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media

massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan di mana diharapkan seseorang dengan pendidikan

tinggi, orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun, perlu

ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak

berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh


10

di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pendidikan nonformal.

Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan

menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek

positif dari objek yang diketahui, maka akan menumbuhkan sikap makin

positif terhadap objek tersebut.

2. Informasi / media massa

Informasi adalah “that of which one is apprised or told : intellegence, news”

(Oxford English Dictionary). Kamus lain menyatakan bahwa informasi

adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun adapula yang menekankan

informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu, informasi juga dapat

didefinisikan sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan

informasi dengan tujuan tertentu (Undang-Undang Teknologi Informasi).

Adanya perbedaan definisi informasi pada hakikatnya dikarenakan sifatnya

yang tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi tersebut dapat

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan

pengamatan terhadap dunia sekitar kita, serta diteruskan melalui komunikasi.

Informasi mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, dan

basis data. Contohnya: seseorang mendapatkan informasi dari media cetak,

bahwa penyakit demam berdarah disebabkan oleh vektor nyamuk Dengue.

Penyebaran penyakit demam berdarah terjadi melalui lingkungan tidak sehat

dengan indikator banyak genangan air yang menjadi perkembangbiakan

nyamuk Aedes Aegepty. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan


11

formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan myediakan bermacam-macam

media massa yang dapat memengaruhi pengetahuan masyarakat tentang

inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa

seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa juga membawa

pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Adanya informasi baru, mengenai seseuatu hal memberikan landasan kognitif

baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3. Sosial, budaya, dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan

bertambah pengetahuannya walaupu tidak melakukan. Status ekonomi

seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan

untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan memengaruhi

pengetahuan seseorang.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fiski, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam

lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik

atupun tidak, yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
12

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulangi kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa

lalu. Pengalam belajar dalam bekerja yang dikembangkan akan memberikan

pengetahuan dan keterampilan profesional, serta dapat mengembangkan

kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari

keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata

dalam bidang kerjanya.

6. Usia

Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada

usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial, serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksenya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Selain itu, orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampua

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir

tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya

perkembangan selam hidup adalah sebagai berikut.

1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai

dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuannya.
13

2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru keapad orang yang sudah tua

karena telah mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat

diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia,

khususnya pada beberapa kemampuan yang lain, seperti kosa kata dari

pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang

akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

2.1.5 Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan menurut (Lestari, 2015) adalah sebagai

berikut:

1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

1) Cara coba salah (Trial and Erorr)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin

sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain

sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan

masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah,

dan berbagai prinsip orang lain yang menerima, mempunyai yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih

dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris

maupun penalaran sendiri.


14

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut

metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis

Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven.

Akhirnya lahir suatau cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita

dengan penelitian ilmiah.

2.1.6 Sumber Pengetahuan

Menurut (Lestari, 2015) berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh

manusia untuk memperoleh pengetahuan. Upaya-upaya serta cara-cara tersebut

yang dipergunakan dalam memperoleh pengetahuan yaitu:

1. Orang yang memiliki otoritas

Salah satu upaya seseorang mendapatkan pengetahuan yaitu dengan bertanya

pada orang yang memiliki otoritas atau yang dianggapnya lebih tahu. Pada

zaman moderen ini, orang yang ditempatkan memiliki otoritas, misalnya

dengan pengakuan melalui gelar termasuk juga dalam hal ini misalnya, hasil

publikasi resmi mengenai kesaksian otoritas tersebut, seperti buku-buku atau

publikasi resmi pengetahuan lainnya.

2. Indra

Indra adalah peralatan pada diri manusia sebagai salah satu sumber internal

pengetahuan. Dalam filsafat science modern menyatakan bahwa pengetahuan


15

pada dasarnya adalah dan hanyalah pengalaman-pengalaman konkrit kita

yang terbentuk karena persepsi indra, seperti persepsi pengelihatan, perabaan,

penciuman dan pencicipan dengan lidah.

3. Akal

Dalam kenyataannya ada pengetahuan tertentu yang bias dibangun oleh

manusia tanpa harus atau tidak bias mempersepsinya dengan indra terlebih

dahulu. Pengetahuan dapat diketahui dengan pasti dan dengan sendirinya

karena potensi akal.

4. Intuisi

Salah satu sumber pengetahuan yang mungkin adalah intuisi atau pemahaman

yang langsung tentang pengetahuan yang tidak merupakan hasil pemikiran

yang sadar atau persepsi rasa yang langsung. Intuisi dapat berarti kesadaran

tentang data-data yang langsung dirasakan.

2.1.7 Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut skinner dalam (Budiman & Riyanto, 2013), bila seseorang

mampu menjawab mengenai materi tertentu baik secara lisan maupun tulisan,

maka dikatakan seseorang tersebut mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan

jawaban yang diberikan tersebut dinamakan pengetahuan. Pengukuran bobot

pengetahuan seseorang ditetapkan menurut hal-hal sebagai berikut.

1. Bobot I : tahap tahu dan pemahaman

2. Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis.

3. Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden.
16

Dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan rumusan kalimat pertanyaan

menurut tahapan pengetahuan. Di bawah ini beberapa rumusan kalimat

pertanyaan yang dapat digunakan untuk membuat kuesioner yang berhubungan

dengan pengukuran pengetahuan.

Tabel 2.1 Standar kata-kata pertanyaan dalam pengukuran pengetahuan.

Tahapan Kemampuan Internal Kata-kata Pertanyaan


Pengetahuan
Tahu Mengetahui .......... 1. Mengidentifikasi
Misalnya:
1. Istilah 2. Menyebutkan
2. Fakta
3. Aturan 3. Memberi nama pada
4. Urutan
5. Metode 4. Menyusun daftar

5. Menggaris bawahi

6. Menjodohkan

7. Memilih

8. Memberi definisi
Paham Menerjemahkan........... 1. Menjelaskan
Menafsirkan...............
Memperkirakan.......... 2. Menguraikan
Menentukan............
1. Metode 3. Merumuskan
2. Prosedur
17

Memahami......... 1. Merangkum
Misalnya:
1. Konsep 2. Mengubah
2. Kaidah
3. Prinsip 3. Memberikan contoh
4. Kaitan antara
5. Fakta tentang
6. Isi pokok
4. Menyadur

5. Meramalkan

6. Memperkirakan

7. Menerangkan
Mengartikan .......
Menginterpretasikan.......
Misalnya:
1. Tabel
2. Grafik
3. Gambar

Aplikasi Memecahkan masalah.....


Membuat bagan dan grafik........ 1. Memperhitungkan
Menggunakan........
Misalnya: 2. Membuktikan
1. Metode/prosedur
2. Konsep 3. Menghasilkan
3. Kaidah
4. Menunjukkan
4. Prinsip
5. Melengkapi

6. Menyediakan

7. Menyesuaikan

8. Menemukan
Analisis Mengenali kesalahan....... 1. Memisahkan
Membedakan......
Misalnya: 2. Menerima
1. Interprestasi
2. Data dari 3. Menyisihkan
3. Kesimpulan
Menganalisis....... 1. Menghubungkan
Misalnya:
1. Struktur dasar 2. Memilih
18

2. Bagian-bagian
Sintesis Menghasilkan....... 1. Mengategorikan
Misalnya:
1. Klasifikasi 2. Mengombinasikan
2. Karangan
3. Kerangka teoritis 3. Mengarang

4. Menciptakan
Menyusun....... 1. Mendesain
Misalnya:
1. Rencana 2. Mengatur
2. Skema
3. Program Kerja 3. Menyusun kembali

4. Merangkaikan

5. Menghubungkan

6. Menyimpulkan

7. Merancangkan

8. Membuat pola
Evaluasi Menilai berdasarkan norma 1. Memperhitungkan
internal.................
Misalnya: 2. Membuktikan
1. Hasil karya seni
2. Mutu karangan 3. Menghasilkan
3. Mutu ceramah
4. Program penataran 4. Menunjukan
Menilai berdasarkan norma 1. Melengkapi
eksternal......
Misalnya: 2. Menyediakan
1. Hasil karya seni
2. Mutu karangan 3. Menyesuaikan
3. Mutu pekerjaan
4. Mutu ceramah 4. Menemukan
Program penataran
mempertimbangkan..........
misalnya:
1. Baik-buruknya
2. Pro-kontranya
3. Untung ruginya
19

Arikunto (2006) dalam Budiman dan Riyanto (2013) membuat kategori

tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai

pada nilai persentase yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan kategori “Baik” jika nilainya ≥ 75%.

2. Tingkat pengetahuan kategori “Cukup” jika nilainya 56-74%.

3. Tingkat pengetahuan kategori “Kurang” jika nilainya <55%.

Dalam membuat kategori tingkat pengetahuan bisa juga dikelompokkan

menjadi dua kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan kategori “Baik” jika nilainya > 50 %

2. Tingkat pengetahuan kategori “Kurang baik” ≤ 50 %

Jika yang diteliti respondennya petugas kesehatan, maka prosentasenya

akan berbeda

3. Tingkat pengetahuan kategori “Baik” jika nilainya >75 %

2.2 Konsep Kehamilan

2.2.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyautan dari

spermatozoa dan ovum serta dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga bayi baru lahir, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40/minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional (Kumalasari 2015).

Kehamilan merupakan suatu proses luar biasa yang akan dialami oleh

setiap wanita normal. Dimana ibu bertanggung jawab untuk melindungi calon

bayi dari segala bentuk ancaman baik ancaman dari dalam maupun dari luar

(Padila 2015).
20

Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil

normal adalah 280 hari/ 40 minggu, dihitung dari hari pertama haid terakhir

(HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati. Yang menandai awal periode

antepartum (Varnum, 2006 dalam Padila 2014)

Kehamilan ialah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai

konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan yang menyebabkan

kehamilan dapat terjadi karena pertemuan ovum dan sperma. Pada coitus air mani

terpancar kedalam ujung dari vagina sebanyak 3 cc. Dalam air mani terdapat

spermatozoa atau sel-sel mani sebanyak 100-200 juta tiap cc (Manuaba & Gede,

1998 dalam Padila, 2015).

2.2.2 Tanda-Tanda Kehamilan

Menurut (Padila, 2015) tanda-tanda kehamilan meliputi tanda-tanda

persumtif, tanda mungkin hamil, dan tanda hamil pasti.

Tanda-tanda persumtif yaitu: Amenorrhoe, mual dan muntah, mengidam

(ingin makan khusus), tidak tahan suatu bau-bauan, pingsan bila berada ditempat

ramai, sesak, dan padat, anorexia, lelah, payudara membesar tegang, dan sedikit

nyeri serta kelenjar montgomeri terlihat lebih besar dan padat. Adanya konstipasi,

pigmentasi kulit , epulis (hypertropi dari pupil gusi) dan pemekaran vena-vena.

Sedangkan tanda-tanda kemungkinan hamil yaitu: perut membesar, uterus

membesar adanya tanda hegar, tanda chadwick, tanda piskasek, adanya kontraksi

kecil uterus bila dirangsang (braxton hicks), teraba ballotement, dan reaksi

kehamilan positif.
21

Dan tanda hamil pasti yaitu: adanya gerakan janin, denyut janin dapat

didengar dengan stetoskop, dopler, fero elektrocardiogram serta terlihat di USG,

foto rontgen.

Tanda hamil adalah perubahan fisiologis yang timbul selama hamil.

Terdapat tiga tanda kehamilan, yaitu presumtif (perubahan yang dirasakan oleh

wanita), kemungkinan hamil (perubahan yang bisa diobservasi pemeriksa), dan

positif hamil (Bobak, 2005 dalam Kumalasari, 2015)

Tanda-tanda persumtif yaitu:

1. Amenorea (terlambat datang bulan)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf

dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir menggunakan

perhitungan rumus Neagle, dapat ditentukan perkiraan persalinan.

2. Mual dan muntah (emesis)

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung

yang berlebihan, mual dan muntah terutama di pagi hari disebut morning

sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual

dan muntah, nafsu makan berkurang.

3. Ngidam

Wanita hamil sering makan makanan tertentu, keinginan yang demikian

disebut ngidam.

4. Sinkope atau pingsan


22

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan

iskemia susunan saraf pusat menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini

menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.

5. Payudara tegang

Pada awal kehamilan perempuan akan merapayudaranya menjadi lebih lunak.

Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena

dibawah kulit akan terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan

tegak. Setelah bulam pertama cairan berawarna kekuningan yang disebut

kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus

yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, kekuningan yang disebut

kolustrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus

yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat

diproduksi karena hormon prolaktin diekan oleh prolactin inhibiting

hormone. (Prawirohardjo, 2008 dalam Padila, 2014) mengatakan ciri-cirinya

antara lain:

1) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh

esterogen – progesteron dan somatomatroponin yang menimbulkan

deposit lemak, air dan garam

2) Merangsang duktus dan alveoli payudara

3) Kelenjar montgomery terlihat lebih membesar

4) Nyeri tekan pada kehamilan trimester I

6. Sering miksi (berkemih)


23

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih terasa penuh dan

sering miksi. Pada triwulan keuda, gejala ini sudah menghilang.

7. Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat mengahambat peristaltik usus, menyebabkan

kesulitan untuk buang air besar.

8. Pigmentasi kulit

Keluarnya melanophore stimulating hormone dan pengaruh hipofisis anterior

menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (cloasma gravidarum), pada

dinding perut (striae lividae, striae nigrae, linea alba makin hitam), serta

sekitar payudara (hyperpigmentation aerola mammae), puting susu semakin

menonjol, pembuluh darah menifes sekitar payudara.

9. Epulsi

Hipertrofi gusi disebt epulis, dapat terjadi bila hamil.

10. Varises atau penampakan pembuluh darah vena

Oleh karena pengaruh dari esterogen dan progesteron, terjadi penampakan

pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.

Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genitalia eksterna, kaki,

dan betis, serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang

setelah persalinan.

Tanda tidak pasti kehamilan, antara lain :

1. Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan

2. Pada pemeriksaan dalam dijumpai tanda hegar, tanda chadwicks, tanda

piscasek, kontraksi braxton hicks, teraba ballottement


24

3. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif, tetapi sebagian kemungkinan

palsu.

Tanda pasti kehamilan, antara lain :

1. Denyut jantung janin (DJJ)

Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu ke-17 sampai 18.

Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler),

denyut jantung janin dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu

ke-12. Auskultasi pada janin dilakukan dengan mengidentifikasi bunyi-

bunyi yang lain. Seperti bising tali pusat, bising uterus, dan nadi ibu.

2. Palpasi

Hal yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas

setelah mingggu ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas

minggu ke-24 (Manuaba, 2010 & Kusmiyati dkk, 2009 dalam

Kumalasari, 2015).

2.2.3 Pengertian Primigravida

Primigravida ialah seorang wanita hamil untuk pertama kalinya (Mochtar,

1990 dalam Padila, 2015).

Tanda-tanda kehamilan primigravida meliputi: perut tegang, pusar

menonjol, payudara tegang, labia mayora tampak bersatu, hypen seperti pada

beberapa tempat, vagina sempit dengan rugae yang utuh, servicks licin bulat dan

tidak dapat dilalui oleh satu ujung jari, perineum utuh dan baik. Pada servix

terdapat pembukaan yang didahului dengan pendataran dan setelah itu baru

pembukaan (pembukaan rata-rata 1cm dalam 2 jam). Pada bagian terbawah janin
25

turun pada 4-6 minggu akhir kehamilan, dan persalinan hampir selalu dengan

episiotomi (Mochtar, 1998 dalam Padila, 2015).

Primigravida adalah seorang wanita yang baru hamil pertama kali (Padila,

2014).

2.2.4 Perubahan-Perubahan Pada Ibu Hamil

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu hamil.

Tabel 2.1 Perubahan Fisiologis Pada Sistem Reproduksi menurut (Padila, 2015)

yaitu, :

Perubahan pada... Penyebab


1. Endometrium Proliferasi Pengaruh hormon esterogen
endometrium sebagai persiapan progesteron mempertahankan
terjadinya inplantasi ovum. implantasi di endometrium
Glukogen dihimpun dalam lapisan
endometrium untuk mensuplai
makanan pada blastokis bila terjadi
konsepsi
2. Ovarium bertanggung jawab Implantasi blatokist dan perkembangan
terhadap pembentukan corpus plasenta dijamin oleh sekresi
luteum progesteron. NCG mulai usia
kehamilan 8 hari, yang berfungsi
menyediakan nutrisi dan hormon untuk
mempertahankan corpus luteum 7-10
minggu sampai placenta dapat
berfungsi
3. Tuba falopii merupakan tempat Dengan rangsangan hormon esterogen
mertemunya ovum dan sperma dan dan progesteron cairan dalam memberi
merupakan saluran telur kedalam isyarat tentang kondisi, peristiwa dan
uterus kapasitas sperma dan pembelahan-
pembelahan dalam gamet mengadakan
persiapan yang memadai pada
endometrium untuk implantasi telur.
4. Cervix uteri Esterogen bertanggung jawab terhadap
Terdapat peningkatan dari perubahan cervix sehingga timbul tanda
vascularisasi, edema lembut dan chadwick. Sumbatan disaluran cervix
pembesaran dari glandula/kelenjar dapat berfungsi untuk janin, dari
cervical inovasi mekanik atau bakteri pada awal
persalinan sumbatan ini terpisah dan
kencang. Pembuluh darahnya terpotong
26

dan cairan kental dikeluarkan sebagai


blood slym
5. Payudara Dibawah rangsangan esterogen dan
Terdapat peningkatan dari ukuran progesteron payudara membesar
nodulus dan sensitifitas. Sistem ukurannya, puting susu juga membesar,
saluran payudara telah tumbuh warnanya lebih gelap menonjol,
sejak usia kehamilan 3 bulan kelenjar montgomerinya membesar.
Produksi kolostrum berlangsung pada
akhir kehamilan dan buah dada terus
membesar
6. Vagina Dibawah pengaruh esterogen terdapat
Vascularisasi meningkat pada proliferasi dari sel-sel vagina yang
vagina sehingga vagina menjadi menyebabkan dinding saluran vagina
lebih padat menjadi lebih tebal berlipat-lipat dan
membesar dalam mempersiapkan
lewatnya kepala bayi.
7. Pertumbuhan uterus Pengaruh esterogen dan progesteron
Berat uterus meningkat dari 30-50 mempengaruhi pertumbuhan dan
gram 900-1000 gram pada berfungsinya uterus. Progesteron
kehamilan aterm mempersiapkan implantasi dan
menghilang kontraktifitas miometrium.
Volume uterus meningkat dari 10 ml Uterus akan dapat teraba
menjadi 2-10 liter pada kehamilan 3 bulan pada sekitar simpisis
aterm 6 bulan setinggi pusat
4 bulan 3 jari dibawah pusat
Posisi uterus Perkembangan janin dapat dipantau,
Memasuki rongga panggul pada menyebabkan tekanan ureter kanan.
minggu ke 12 dan mengadakan dextro Berat uterus pada trimester III dapat
rotasi kearah kanan sesuai menekan vena kava dan aorta dapat
pembesarannya menyebabkan tanda-tanda hipertensi
pada posisi terlentang
Uterus bertahan dalam posisiPertumbuhan janin teraba. Kehilangan
longituginal terhadap garis aksis pusat gaya berat sesuai dengan
panggul pemberatan uterus
Sokongan bagian depan oleh dinding Penyempitan lumen rectum dapat
abdomen terjadi
Uterus tidak begitu sensitif untuk Kontraksi pada awal kehamilan dapat
kontraksi sehingga sampai menyebabkan keguguran. Kelahiran
pertengahan kehamilan, ketika uterus pre-term merupakan resiko pada
menjadi lebih sensitif akibatkehamilan
rangsangan oksitosin
Pada akhir trimester II sampai III, Merupakan permulaan kelahiran pada
uterus lebih sensitif untuk kontraksi kehamilan aterm. Menyebabkan
kematangan, dilatasi, perdarahan cervix
pada kehamilan aterm
27

Kontraksi Braxton Hicks merupakan Esterogen menyebabkan peregangan


kontraksi yang tidak beraturan, datang myometrium. Wanita hamil merasakan
sewaktu-waktu, tidak mempunyai kontraksi terasa tegang dan tekanan
irama tertentu, kontraksi ini dapat pada uterus. Kontraksi ini dapat diraba
timbul selama kehamilan pemeriksaan. Pada trimester III
kehamilan dalam masa persalinan
(Sauders, 1981 dalam Padila, 2015)

Tabel 2.2 Penyesuaian dan Proses Psikologis menurut (Padila, 2015), yaitu :

Klasifikasi Periode Perubahan psikologis


Trimester I Periode penyesuaian Meningkatnya kebutuhan
terhadap kenyataan mencintai dan dicintai
bahwa ia hamil tanpa seks libido karena
dipengaruhi oleh
kelelahan, mual, dan
payudara yang membesar.
Adanya kekhawatiran
dan kecemasan.
Trimester II Periode kesehatan Ibu merasa sehat
Bebas dari
ketidaknyamanan
Merupakan fase
bathiniah, kehamilan
untuk membangkitkan
identitas keibuannya.
Sebagai wanita merasa
lebih erotik.
Trimester III Periode pengunaan yang Terdapat rasa gelisah
waspada Adanya rasa ketakutan
Ketidak nyamanan fisik
Memerlukan dukungan
Seksualitas menurun
karena membesar
sehingga menciptakan
rasa bersalah pada ibu.
Berbagi perasaan diantara
pasangan sangat penting
untuk periode ini.
(Varney, 1997 dalam
Padila, 2015)
28

2.3 Konsep Anatomi Payudara

2.3.1 Definisi Anatomi Payudara

Payudara yang matang adalah salah satu tanda kelamin sekunder dari

seorang gadis dan merupakan salah satu organ yang indah dan menarik. Lebih dari

itu untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya, maka organ ini

akan menjadi sumber utama dari kehidupan karena Air Susu Ibu (ASI) adalah

makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan.

Payudara (mamae) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, diatas

otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu utuk nutrisi bayi.

Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih

200gram, saat hamil 600gram, dan saat menyusui 800gram. Payudara disebut

glandula mamaliayang ada baik wanita maupu pria. Pada pria secara normal tidak

berkembang, kecuali jika dirangsang dengan hormon. Pada wanita terus

berkembang pada pubertas, sedangkan selama kehamilan terutama berkembang

pada masa menyusui.

1. Letak: setiap payudara terletak pada sternum dan meluas setinggi costa kedua

dan keenam. Payudara ini terletak pada fascia superficialis dinding rongga

dada yang disangga oleh ligamentum suspensorium.

2. Bentuk: masing-masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan

mempunyai ekor (cauda) dari jaringan yang meluas ke ketiak atau aksila.
29

3. Ukuran: ukuran payudara berbeda pada setiap individu, juga tergantung pada

stadium perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara

ukurannya agak lebih besar daripada yang lainnya.

2.3.2 Struktur Makroskopis

Struktur makroskopis dari payudara adalah sebagai berikut:

1. Cauda axillaris

Adalah jaringan payudara yang meluas ke arah aksila.

2. Areola

Adalah daerah lingkaran yang terdiri atas kulit yang longgar dan mengalami

pigmentasi. Areola pada masing-masing payudara memiliki garis tengah kira-

kira 2,5cm.letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna kegelapan yang

disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan

warna ini bergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan. Pada wanita

yang corak kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan. Bila

kulitnya kehitaman, maka warnanya lebih gelap. Selama kehamilan, warna

akan menjadi lebih gelap dan warna ini akan menetap untuk selanjutnya, jadi

tidak kembali lagi warna seperti semula. Pada daerah ini akan didapatkan

kelenjar keringat, kelenjar lemak dari Montgomery yang membentuk tuberkel

dan akan membesar selama kehamilan. Kelenjar lemak ini akan menghasilkan

suatu bahan dan dapat melicinkan kalang payudara selama menyusui. Pada

kalang payudara terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat

penampungan air susu. Sinus laktiferus, yaitu saluran dibawah areola yang

besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di


30

dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila

berkonstraksi dapat memompa ASI keluar.

3. Papilla mammae (puting susu)

Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan

ukuran payudara, maka letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini terdapat

lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-

ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh darah bening, serat-serat otot

polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi duktus

laktiferus akan memadat dn menyebabkan puting susu ereksi, sedangkan

bentuk serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali puting susu

tersebut. Bentuk puting ada empat macam, yaitu bentuk yang normal,

pendek/datar, panjang, dan terbenam (inverted).

2.3.3 Struktur Mikroskopis

Payudara tersusun atas jaringan kelenjar, tetapi juga mengandung sejumlah

jaringan lemak dan ditutupi oleh kulit. Jaringan kelenjar ini dibagi menjadi kira-

kira 15-20 lobus yang dipisahkan secara sempurna satu sama lain oleh lembaran-

lembaran jaringan fibrosa. Struktur dalamnya dikatakan menyerupai segmen buah

anggur atau jeruk yang dibelah. Setuap lobus merupakan satu unit fungsional yang

berisi dan tersusun atas bangunan-bangunan sebagai berikut:

1. Alveolli

Alveollus merupakan unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari

alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos, dan
31

pembuluh darah. Payudara terdiri atas 15-25 lobulus. Masing-masing lobus

terdiri daro 20-40 lobulus. Selanjutnya masing-masing lobulus terdiri atas 10-

100 alveoli dan masing-masing dihubungkan dengan saluran air susu (sistem

duktus) sehingga menyerupai suatu pohon. ASI disalurkan dari alveolus ke

dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung

membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).

2. Duktus laktiferus

Adalah saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus laktiferus.

3. Ampulla

Adalah bagian dari duktus laktiferus yang melebar, merupakan tempat

menyimpan air susu. Ampulla terletak dibawah areola.

4. Lanjutan setiap duktus laktiferus

Meluas dari ampula sampai muara papilla mamae.

2.4 Konsep Perawatan Payudara

2.4.1 Definisi Perawatan Payudara

Bila seorang ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara dengan baik

dan hanya melakukan perawatan menjelang melahirkan atau setelah melahirkan

maka sering dijumpai kasus-kasus yang akan merugikan ibu dan bayi. Kasus-

kasus yang sering terjadi antara lain ASI tidak keluar, jika keluar sesudah hari

kedua atau lebih, puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap,

produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi, infeksi payudara,

payudara bengkak atau bernanah, muncul benjolan di payudara, dan lain-lain.

Kasus-kasus tersebut diatas dapat dicegah dengan melakukan perawatan payudara

sedini mungkin (Ronald, 2011 dalam Wulandari, 2012).


32

Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara

terutama pada masa nifas untuk memperlancarkan pengeluaran ASI. Perawatan

payudara dapat dilakukan dua kali sehari yaitu saat mandi pagi dan mandi sore

(Kumalasari, 2015).

Banyak ibu hamil mengabaikan perawatan payudara. Boleh jadi lantaran

malas atau sesungguhnya belum mengetahui akan manfaatnya. Padahal perawatan

payudara selama hamil sangat penting untuk kelancaran air susu kelak setelah

melahirkan. Perawatan payudara dianjurkan mulai dilakukan setelah kehamilan

berusia 5-6 bulan. Sebab, jika sejak awal kehamilan kita sudah melakukan

perangsag puting, misalnya bukan hasil baik yang diperoleh tetapi malah bisa

menimbulkan kontraksi rahim (Sari & Rimandini, 2014).

Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum lahir bayi sehingga dapat

segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk

mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya

dilakukan secara hati-hati dan benar karena pengurutan yang salah dapat

menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi kondisi seperti pada uji

kesejahteraan janin merupakan uterotonika. Basuhan lembut setiap hri pada arela

dan puting susu akan dapat mengurangi retak-retak dan lecet pada area areola dan

lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada puting susu, lakukan

pembersihan dengan menggunakan gliserin dan alkohol. Karena payudara

menegang, sensitif, dan menjadi lebih berat, maka sebaiknya gunakan penopang

payudara yag sesuai (brasseirre). Banyak ibu-ibu yang mengalami masalah dalam

pemberian ASI karena kurangnya pengetahuan tentang perawatan payudara

selama masa kehamilan (Padila, 2014).


33

Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian penting

yang harus diperhatikan sebagai persiapan dalam pemberian air susu ibu (ASI).

Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak mau menyusu, biasanya ini disebabkan

oleh faktor teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi menyusui yang

salah. Dalam meningkatkan pemberian ASI pada bayi, ibu-ibu membutuhkan

bantuan dan informasi serta dukungan agar merawat payudara pada saat hamil

untuk mempersiapkan ASI pada saat melahirkan sehingga menambah keyakinan

bahwa mereka dapat menyusui bayinya dengan baik dan mengetahui manfaat

perawatan payudara pada saat hamil (Nurhati, 2009 dalam Fitriani, 2013).

Perawatan payudara merupakan suatu tindakan merawat payudara untuk

memperlancar pengeluaran ASI dan mencegah dari berbagai permasalahan

payudara. Jika tidak melakukan perawatan payudara selama hamil, tidak jarang

Ibu primigravida setelah melahirkan akan mengalami masalah payudara seperti

puting tenggelam maupun produksi ASI tidak lancar, sehingga bayi tidak

mendapatkan ASI eksklusif (Yektiningsih, 2013).

Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa

menyusui. Hal ini karena payudara satu- satunya penghasil ASI yang merupakan

makanan bayi baru lahir sehingga dilakukan sedini mungkin. Inilah karunia Allah

yang sangat besar kepada kaum wanita dimana ASI merupakan makanan paling

cocok bagi bayi, komposisinya paling lengkap, dan tidak bisa ditandingi susu

formula buatan manusia. Tetapi pada kenyataannya banyak ibu hamil

mengabaikan perawatan payudara. Ini dikarenakan ibu malas atau sesungguhnya

ibu belum mengetahui manfaatnya. Pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap
34

perawatan payudara sangat menunjang ibu setelah bersalin, sehingga dapat

memberikan ASI eksklusif pada bayi (Dedek, 2009 dalam Darsina, 2013).

2.4.2 Tujuan Perawatan Payudara

Menurut (Astutik, 2017) tujuan dilakukannya perawatan payudara adalah

1. Memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu

sehingga memperlancar pengeluaran ASI dengan cara menjaga agar payudara

senantiasa bersih dan terawat (puting susu) karena saat menyusui payudara

ibu akan kontak langsung dengan mulut bayi

2. Menghindari puting susu yang sakit dan infeksi payudara, serta menjaga

keindahan bentuk payudara

Menurut (Kumalasari, 2015) manfaat dilakukannya perawatan payudara

adalah :

1. Memelihara kebersihan payudara sehingga bayi mudah menyusu pada ibunya

2. Melenturkan dan menguatkan puting susu sehinga bayi mudah menysusu

3. Mengurangi resiko luka saat bayi menyusu

4. Merangsang kelenjar air susu sehingga produksi ASI menjadi lancar

5. Persiapan psikis ibu menyusui dan menjaga bentuk payudara

6. Mencegah penyumbatan payudara

2.4.3 Waktu Perawatan Payudara

Perawatan payudara tidak hanya dilakukan pada saat hamil saja yaitu sejak

kehamilan tujuh bulan, tetapi juga dilakukan setelah melahirkan. Perawatan


35

payudara hendaknya dimulai sedini mungkin yaitu 1-2 hari setalah bayi lahir dan

dilakukan dua kali sehari sebelum mandi. Menurut (Astutik, 2017) prinsip

perawatan payudara adalah sebagai berikut:

1. Menjaga payudara agar bersih dan kering terutama puting susu

2. Menggunakan bra/BH yang menopang

3. Apabila terjadi puting susu lecet, oleskan kolostrum/ASI yang keluar pada

sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui

4. Menyusui tetap dilakukan dengan mendahulukan puting susu yang tidak lecet

5. Jika lecet puting termasuk kategori berat, maka bagian yang sakit dapat

diistirahatkan, ASI dikeluarkan, dan diminumkan dengan sendok.

2.4.4 Akibat Tidak Melakukan Perawatan Payudara

Menurut (Kumalasari, 2015) akibat yang timbul jika tidak melakukan

perawatan payudara antara lain:

1. Anak susah menyusu karena payudara kotor

2. Puting susu tenggelam sehingga bayi susah menyusu

3. ASI menjadi lama keluar sehingga berdampak pada bayi

4. Produksi ASI terbatas karena kurang dirangsang melalui pemijatan dan

pengurutan

5. Terjadi pembengkakan, peradangan payudara dan kulit payudara terutama

bagian puting mudah lecet

2.4.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Payudara

Menurut (Oswari, 2004) didalam bukunya yang berjudul Perawat Ibu

Hamil dan Bayi, faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan payudara adalah

sebagai berikut :
36

1. Faktor Pengetahuan

Pengetahuan sendiri merupakan tahap awal terjadinya perubahan perilaku.

Artinya tanpa adanya pengetahuan yang baik maka seseorang tidak mungkin

memiliki sikap dan tindakan yang sesuai. Begitu juga dengan ibu hamil tanpa

adanya pengetahuan tentang perawatan payudara maka ibu tidak akan

mengerti tentang pentingnya perawatan payudara pada masa kehamilan.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat ( UU SISDIKNAS

No.20 tahun 2003 ).

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)

menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan

di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka

sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai

keselamatan dan kebahagiaan setinggi- tingginya.

Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang

diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai

kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas

hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.


37

3. Sikap

Brigham (1991) seperti yang dikutip Wachidanijah (2002) memberikan

gambaran bahwa terbentuknya sikap melalui adanya proses proses belajar

mengajar dengan cara mengamati orang lain, melalui pengamatan, hubungan

yang terkondisi, pengalaman langsung dan mengamati perilaku diri sendiri.

Sikap yang terbentuk dengan mengamati orang lain dapat menimbulkan sikap

yang positif apabila menyenangkan atau dapat sebaliknya. Allport (dalam

Notoatmodjo, 2003) mengemukakan sikap dapat bersifat positif dan dapat

bersifat negatif. Pada sikap positif kecendrungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan objek tertentu, sedangkan sikap negatif terdapat

kecendrungan untuk menjauhi, menghindar, membenci, tidak menyukai objek

tertentu. Sikap tersebut mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep suatu objek

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3) Kecenderungan untuk bertindak

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh,

dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan

emosi memegang peranan penting.

2.4.6 Penatalaksanaan Perawatan Payudara

Adapun penatalaksanaan perawatan payudara menurut (Sari & Rimandini,

2014) ialah :

1. Pemijatan

Hal ini bisa dilakukan di kala mandi. Sebelumna siapkan di waskom air

hangat dan air dingin, minyak kelapa yang bersih (paling baik jika bikinan
38

sendiri) atau baby oil, handuk, dan kapas. Bersihkan payudara memakai air,

lalu massage memakai minyak. Pemijatan dilakukan dengan memakai kedua

tangan, sekeliling payudara diurut memutar searah jarum jam dan kemudian

berbalik arah / berlawanan jarum jam. Setelah itu lakukan pengurutan dari

bawah menuju puting, namun putingnya sendiri tak perlu di massage karena

tak berkelenjar tapi hanya merupakan saluran air susu belaka. Usai massage,

ketuk-ketuklah payudara memakai ujung jari atau ruas jari. Gunanya agar

sirkulasi darah bekerja lebih baik. Selanjutnya puting dibersihkan dengan

menggunakan kapas dan minyak. Minyak ini berguna untuk melenturkan dan

melembapkan puting agar saat menyusui kelak puting sudah tidak gampang

lecet. Terakhir, bersihkan payudara dan pting memakai air hangat dan dingin.

Tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah. Setelah itu keringkan pakai

handuk.

2. Memakai bra yang pas

Untuk mengatasi rasa tak enak pada saat payudara membesar, pakailah bra

yang pas dan bisa menopang. Jangan pakai yang terlalu ketat atau longgar,

tapi harus benar-benar pas sesuai ukuran payudara saat itu dan dapat

menopang perkembangan payudara. Jika terlalu sempit akan mengahambat

perkembangan kelenjar payudara, sedangkan kalau terlalu longgar akan

tampak jatuh dan sakit dipakainya. Jika payudara sangat besar, ada baiknya

untuk memilih yang memakai penyangga kawat. Karena bra yang tak

menopang dengan baik pada payudara besar cenderung akan turun dan

membentuk lipatan dibagaian bawah payudara. Sementara jika ibu tidak

menjaga keersihan dan kekeringan dibawah lipatan tersebut, maka jamur


39

biasanya akan tumbuh. Jangan lupa, tubuh ibu hamil cenderung berkeringat.

Untuk itu, pakailah bra dari bahan katun atau campuran katun sehingga

nyaman dipakai dan mudah menyerap keringat. Tali pengikatnya agar dipilih

yang lebar sehingga dapat menyangga payudara dengan baik. Bila jamur

sudah terlanjur hadir, segera bawa ke dokter. Sebab, jika jamur naik hingga ke

seluruh payudara bisa menjadi masalah pada saat menyusui nanti.

3. Senam teratur

Sebaiknya payudara juga dirawat dengan melakukan senam. Gunanya untuk

memperkuat otot pektoralis di dada, sehingga memadatkan payudara dan

merangsang produksi ASI agar lebih baik.senamnya sangat mudah. Bisa

dilakukan sebelum atau sesudah mandi.

1) Posisi berdiri, tangan kanan memegang bagian lengan bawah kiri dekat

siku, sebaliknya tangan kiri memegang lengan bawah kanan (seperti orang

bersidekap). Kemudian tekan kuat-kuat ke arah dada dengan cara

mempererat pegangan, sehingga terasa tarikannya pada otot-otot di dasar

payudara. Selanjutnya lemaskan kembali. Lakukan berulang-ulang hingga

30 kali.

2) Pegang bahu dengan kedua ujung tangan, kemudian siku diputar kedepan

sehingga lengan bgian dalam mengurut (masage) payudara ke arah atas.

Diteruskan gerakan tangan ke atas belakang dan kembali pada posisi

semula. Lakukan latihan 20 kali putaran.

4. Peduli payudara

Menjaga kebersihan sehari-hari, termasuk payudara, khususnya daerah puting

dan areola. Setiap mandi, puting dan areola tak di sabuni untuk menghindari
40

keadaan kering dan kaku akibat hilangnya “pelumas” yang dihasilkan

kelenjar Montgomery. Sejak usia kehamilan 7 bulan, lakukan persiapan

puting agar lentur, kuat, dan tak ada sumbatan, setiap hari sebanyak 2 kali.

Cara lakukan : kompres masing-masing puting selama 2-3 menit dengan

kapas dibasahi minyak.tarik dan putar ke arah luar 20 kali, ke arah dalam 20

kali untuk masing-masing puting. Pijat daerah areola untuk membuka saluran

susu. Bila keluar cairan, oleskan ke puting dan sekitarnya. Bersihkan

payudara dengan handuk lembut. Mengkoreksi puting yang datar atau

terbenam agar menyembu keluar dengan bantuan pompa puting pada pekan

terakhir kehamilan sehingga siap yntuk disusukan bayi, atau bisa juga secara

manual (menarik puting keluar menggunakan tangan).

5. Rencana IMD

Kontrol kehamilan secara teratur ke dokter atau bidan. Manfaatkan

kesempatan sebaik-baiknya untuk bertanya (konsultasi) dan buat perencanaan

untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) segera setelah bayi lahir.

Tanyakan secara detail mengenai tahapan dalam melakukan IMD untuk

meningkatkan keberhasilan menyusui dan demi mendapatkan banyak manfaat

dari proses IMD itu sendiri.

2.4.7 Langkah-Langkah Perawatan Payudara

1. Persiapan ibu

1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

2) Buka pakaian

2. Persiapan alat

1) Handuk
41

2) Kapas yang dibentuk bulat

3) Minyak kelapa atau baby oil

4) Waslap atau handuk kecil untuk kompres

5) Dua baskom masing-masing berisi air hangat dan air dingin

3. Pelaksanaan

1) Buka pakaian ibu

2) Letakkan handuk diatas pangkuan ibu tutuplah payudara dengan handuk

3) Buka handuk pada daerah payudara dan taruh di pundak

4) Kompres puting susu dengan menggunakan kapas minyak selama 3-5

menit agar epitel yang lepas tidak menumpuk lalu bersihkan kerak-kerak

pada puting susu

5) Bersihkan dan tariklah puting susu keluar terutama untuk puing susu yang

datar

6) Ketuk-ketuk sekeliling puting susu dengan ujung-ujung jari

Pengurutan I

1. Licinkan kedua tangan dengan baby oil

2. Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, lakukan gerakan kecil

dengan dua atau tiga jari tangan, mulai dari pangkal payudara gerakan

dengan gerakan memutar berakhir pada daerah puting (dilakukan 20-30

kali).

Pengurutan II

Membuat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan

berkahir pada puting susu dilakukan (20-30 kali) pada kedua payudara

Pengurutan III
42

Meletakkan kedua tangan diantara payudara. Mengurut dari tengah ke atas

sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan keduanya perlahan.

Pengurutan IV

1. Mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal ke arah

puting susu

2. Payudara di kompres dengan air hangat lalu dingin secara bergantian kira-

kira lima menit (air hangat dahulu)

3. Keringkan dengan handuk dan pakailah BH khusus yang dapat menopang

dan menyangga payudara.

2.4.8 Prosedur Perawatan Payudara

Tabel 2.4 Prosedur Perawatan Payudara menurut (Standar Prosedur Operasional


Rumah Sakit Baptis Kediri,2017) :
No. Komponen
I Persiapan alat :
1. Kapas
2. Baby oil
3. 2 waslap
4. Air
II Pelaksanaan :
1. Kompres puting susu dengan kapas minyak selama 3-5 menit untuk
melunakkan kotoran / kerak yang menempel pada puting susu supaya
mudah dibersihkan
2. Lakukan perawatan dengan metode Hoffman yaitu dengan
menggunakan jari telunjuk atau ibu jari untuk mengurut daerah sekitar
puting susu kearah luar sampai puting susu tampak menonjol. Dilakukan
untuk puting susu yang datar
3. Ulangi sampai beberapa kali
4. Pijat daerah areola mammae untuk mengeluarkan 1-2 tetes ASI untuk
melihat produksi ASI
5. Bersihkan payudara dengan waslap basah
6. Perawatan dilakukan setiap hari secara teratur
7. Pakailah bra / BH yang menopang payudara
A. Kompres puting susu dengan kapas minyak
43

B. Gerakan Hoffman

C. Pijat areola mammae sampai mengeluarkan ASI

D. Bersihkan payudara dengan waslap basah

E. Memakai Bra yang menopang payudara


44

2.5 Keaslian Jurnal

Tabel 2.5 Keaslian Jurnal Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida


Dalam Perawatan Payudara Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit
Baptis Kediri

No. Judul Variabel Desain Hasil


1. Hubungan Tingkat 1. Variabel Corelasi Tidak
Pengetahuan Ibu independen : Kuantitatif ada hubungan
Primigravida Perawatan yang signifikan,
Tentang Perawatan Payudara karena ada
Payudara Dengan 2. Variabel faktor-faktor
Tindakan Merawat dependen : lain yang
Payudara Tingkat mempengaruhi
Pengetahuan tindakan dalam
(Putriningrum dkk, perawatan
2013) payudara ibu
hamil
2. Hubungan Antara 1. Variabel Cross Terdapat
Tingkat Pengetahuan independen : Sectional hubungan antara
Ibu Perawatan tingkat
Primigravida Payudara pengetahuan ibu
Dengan Perilaku 2. Variabel primigravida
Perawatan dependen : dengan perilaku
Payudara Pada Saat Tingkat perawatan
Hamil Di Wilayah Pengetahuan payudara selama
Kerja Puskesmas kehamilan
Karangdowo Klaten

(Wulandari, 2012)
3. Hubungan 1. Variabel Cross Terdapat
Pengetahuan Ibu independen : Sectional hubungan antara
Nifas Hari ke 1-3 Perawatan tingkat
Tentang Perawatan Payudara pengetahuan ibu
Payudara Dengan 2. Variabel primigravida
Minat Ibu Untuk dependen : dengan perilaku
Menyusui Pengetahuan perawatan
45

payudara selama
(Najakhna, 2014) kehamilan
4. Gambaran 1. Variabel Deskriptif Masih banyak
Pengetahuan Ibu independen : ibu hamil yang
Hamil Tentang Perawatan belum
Perawatan Payudara Payudara mengetahui
Selama Kehamilan 2. Variabel tentang
Dan Pada Masa dependen : perawatan
Nifas Di RB Mattiro Pengetahuan payudara selama
Baji Gowa Tahun masa kehamilan
2013 dan pada masa
nifas.
(Fitriani, 2013)
5. Faktor-faktor Yang 1. Variabel Deskriptif Terdapat
Mempengaruhi independen : hubungan
Perawatan Payudara Faktor-faktor faktor-faktor
Pada Ibu Hamil yang yang
Trimester III Di mempengaruhi mempengaruhi
Puskesmas Meurebo perawatan perawatan pada
Kecamatan Meurebo payudara ibu hamil
Kabupaten Aceh 2. Cariabel trimester III
Barat Tahun 2013 dependen :
Perawatan
(Darsina, 2013) payudara pada
ibu hamil

Anda mungkin juga menyukai