BAB I
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
No Pekerjaan Utama
1 Pekerjaan Bangunan IPLT
a. Pekerjaan Bangunan Kolam SSC
tenaga inti harus mengacu pada daftar personel inti (key personel)
yang dilampirkan dalam berkas penawaran.
- Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa yang memenuhi jaminan
kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya.
- Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian
sesuai dengan yang diperlukan maka prioritas harus diberikan kepada
pekerja setempat.
b. Mobilisasi Peralatan
Kontraktor harus memobilisasi peralatan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan sudah
mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Angkutan Lalu lintas
Jalan Raya, pihak Kepolisian dan Badan Lingkungan
2) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan
di mana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
3) Bilamana setiap alat berat yang dianggap telah selesai melaksanakan
tugasnya dan tidak mungkin digunakan lagi maka alat berat tersebut segera
dikembalikan.
4) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan
kendaraan/peralatan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik
pembuatnya dan tidak mencemari air dan tanah.
c. Mobilisasi Material
Kontraktor harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik.
2) Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan harus terlebih
dahulu diambil contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Kegiatan/Pengawas Pekerjaan ( Material request dan approval).
d. Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa
pada saat akhir kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat
kerja menjadi kondisi semula seperti sebelum pekerjaan dimulai.
diperhatikan sungguh-sungguh.
f. Kelalaian Pemborong dalam hal ini tidak akan ditolerir dan pengawas
pelaksanaan berhak memerintah untuk memperbaiki/membongkar pekerjaan
yang telah dilakukan atas beban pemborong.
g. Pemborong diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama
lainnya dalam tiap bagian pekerjaan, dan segera melaporkan kepada pengawas
pelaksanaan setiap terdapat selisih/perbedaan ukuran. Pemborong tidak
dibenarkan untuk membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan
pengawas pelaksanaan
h. Sebagai peil dasar/induk pekerjaan ini adalah peil setempat yang telah dibuat
oleh konsultan.
i. Penetapan titik/peil dilakukan pemborong di lapangan dengan alat teropong
waterpass atau theodolite yang baik dan ditera kebenarannya terlebih dahulu.
j. Ketidakcocokan antara gambar dan keadaan di lapangan harus segera
dilaporkan kepada pengawas pelaksana untuk diperiksa.
k. Kebenaran hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
Adanya pengawasan dari pengawas tidak mengurangi tanggung jawab
tersebut.Pengukuran sudut siku hanya dilakukan dengan pesawat theodolite.
Pengukuran siku dengan benang secara azas segitiga pytagoras hanya dilakukan
untuk bagian-bagian ruang yang kecil menurut pertimbangan pengawas
pelaksanaan.
l. Papan bangunan (bowplank) harus dipasang pada patok-patok kayu yang nyata
dan kuat bertancap di dalam tanah, sehingga tidak bisa bergerak-gerak
ataupun berubah-ubah. Setelah pemasangan papan bangunan selesai, harus
dilaporkan kepada pengawas untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya
dilakukan.
6) Potensi bahaya adalah kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan,
mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses produksi
dan lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan, kerusakan,
kerugian, kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran dan penyakit
akibat kerja.
7) Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan,
alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.
8) Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap
keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang
dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan
konstruksi.
9) Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang
dimulai dari kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko dan
mengendalikan risiko.
10) Biaya SMK3 Konstruksi adalah biaya yang diperlukan untuk menerapkan
SMK3 dalam setiap pekerjaan konstruksi yang harus diperhitungkan dan
dialokasikan oleh Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa.
11) Rencana K3 Kontrak yang selanjutnya disingkat RK3K adalah dokumen
lengkap rencana penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dan merupakan satu
kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang
dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk
selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa
dengan Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan SMK3 Konstruksi.
rapat (selama masih dalam lingkup schedule / jadwal pelaksanaan pekerjaan) untuk
membenahi kinerjanya.
c. Selanjutnya bila dalam batas waktu yang ditentukan belum ada perubahan atau
kontraktor mengabaikan Surat Peringatan ke Dua tersebut, maka Konsultan
Pengawasdapat menganggap kontraktor pelaksana tidak mampu menyelesaikan
pekerjaan dan dapat menerbitkan Surat Peringatan ke Tiga (SP-3) yang disertai
dengan hasil perhitungan bobot pekerjaan yang telah diselesaikan oleh kontraktor
sampai akhir waktu pelaksanaan pekerjaan. dan dilakukan rapat pembahasan dengan
mengundang seluruh pihak yang terkait untuk mengambil keputusan dan kemungkinan
pemberian sangsi, denda ataupun pemutusan kontrak pelaksanaan pekerjaan.
d. Sangsi dan denda akan ditentukan oleh pihak pemilik pekerjaan sebagai pemberi
tugas.
menunjukkan prosentase pekerjaan yang telah dicapai dan posisi (status) kemajuan
atau keterlambatan pekerjaan mingguan. Laporan mingguan diketahui dan disetujui
oleh Konsultan Pengaws dan pemilik pekerjaan.
c. Hasil Laporan harian dan mingguan pada setiap bulannya akan dibuat menjadi
Laporan Kemajuan Bulanan (Monthly Progress) oleh konsultan pengawas, yang berisi
rincian realisasi kemajuan pekerjaan bulanan, rekapitulasi kemajuan pekerjaan
bulanan, nilai pekerjaan (volume terpasang) yang menunjukkan prosentase pekerjaan
yang telah dicapai dan posisi (status) kemajuan atau keterlambatan pekerjaan
bulanan, foto kegiatan, risalah rapat dan berita acara kegiatan. Laporan mingguan
diketahui dan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan pemilik pekerjaan.
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS
BANGUNAN KOLAM IPLT
2.2.1 Umum
a. Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan pengupasan dan
penimbunan atau pembuangan tanah, batu-batu atau material lain dari atau ke
tempat proyek, atau pembongkaran dan pembersihan bekas-bekas saluran air,
selokan parit dan pembuangan bekas-bekas tanah longsor dan yang
berhubungan dengan pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi,
menurut gambar pelaksanaan atau petunjuk pengawas.
b. Pada lokasi yang akan diurug, pemborong harus melakukan stripping terlebih
dahulu, sehingga mendapatkan permukaan tanah asli yang bebas dari segala
bentuk kotoran, humus, akar-akar atau sisa-sisa material lain yang dapat
membusuk.
c. Bila yang akan didirikan bangunan kontraktor harus melakukan pengupasan,
ketebalan pengupasan ini minimum 30 cm dari permukaan tanah asli untuk
tanah yang cukup baik tetap memperhatikan syarat-syarat tersebut diatas.
Tanah bekas stripping ini harus dibuang/disingkirkan sesuai dengan petunjuk
pengawas.
d. Untuk semua pekerjaan urugan yang tidak memakai pasir urug, harus
menggunakan tanah yang baik dan bersih dari tanaman, akar-akaran, brangkal-
brangkal, puing-puing dan segala macam kotoran lainnya.
e. Pekerjaan pengurugan terdiri dari pekerjaan mengurug tanah, sesuai dengan
syarat-syarat serta ketentuan-ketentuan pada RKS ini dan gambar-gambar
pelaksanaan yang disetujui pengawas. Gambar pelaksanaan menunjukkan
antara lain gambar-gambar profil melintang memanjang, kemiringan dan
dimensi-dimensi dengan jelas.
petunjuk pengawas. Material yang ada dalam keadaan basah, dimana dalam
keadaan kering dapat dipakai harus dikeringkan lebih dahulu/sampai mencapai
kadar air optimum baru kemudian digunakan untuk timbunan.
d. Material penimbunan dari tanah asli yang didatangkan dengan memenuhi
persyaratan, antara lain :
- Bukan termasuk tanah lempung (clay)
- Memenuhi persyaratan plastisitas
- Bersih dari bahan-bahan organik
e. Bila digunakan pada pekerjaan stabilisasi timbunan atau lereng atau dalam
situasi lainnya dimana kekuatan geser adalah penting, tetapi berlaku kondisi
pemadatan normal, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih dapat
merupakan timbunan batuan atau kerikil berlempung yang bergradasi baik atau
tanah liat berpasir atau tanah liat yang memiliki plastisitas rendah. jenis
bahan-bahan yang terpilih dan disetujui oleh pengawas akan bergantung pada
kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun atau pada tekanan
tanah yang harus dipikul.
f. Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, pengawas dapat memerintahkan untuk
pemadatan permukaan yang telah dibersihkan itu dengan kepadatan yang te lah
dicantumkan dalam RKS ini.
optimum. Bila hamparan ini kena hujan, maka pemborong harus mengupas
kembali hamparan tersebut.
c. Dalam pekerjaan penghamparan dan pemdatan ini pemborong harus
melaksanakannya dengan sistem pentahapan atau pembagian lokasi per zone.
Untuk itu pemborong harus menyampaikan rencananya kepada pengawas untuk
disetujui pelaksanaannya.
d. Pekerjaan Pemadatan "Fill"
- Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap
lapisan harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang
cocok dan layak serta disetujui oleh pengawas sampai suatu kepadatan
yang memenuhi persyaratan.
- Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis. Tiap lapis tidak boleh
dari 35 cm tebal sebelum dipadatkan atau 30 cm setelah dipadatkan.
- Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan
tandem roller/ vibro roller yang beratnya 8 ton sampai 10 ton, atau yang
lainnya dengan mendapatkan persetujuan dari perencanaan sebelum tanah
harus dipadatkan.
- Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan -
bahan berada dalam batas antara 3% kurang daripada kadar air optimum
sampai 1% lebih daripada kadar air optimum. Kadar air optimum tersebut
harus ditentukan sebagai kadar air dimana kepadatan kering maksimum
diperoleh bila tanah tersebut dipadat sesuai dengan AASTHO T99.
- Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan
kadar air dari fill material harus sama dengan kadar air optimum dari hasil
test compaction modified proctor dari contoh fill material.
- Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari kadar air
optimum, maka fill material harus diberi air sehingga menyamai kadar
optimum. Sebaliknya apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih
besar dari kadar air optimum maka fill material harus dikeringkan terlebih
dahulu atau ditambah dengan bahan timbunan yang lebih kering.
- Pengujian kepadatan harus dibuat setiap lapisan timbunan yang dipadatkan
sesuai dengan AASTHO T191 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan
bahwa kepadatan kurang daripada kepadatan yang disyaratkan maka
kontraktor harus membetulkan pekerjaan tersebut sesuai dengan ketentuan
diatas. Pengujian harus dibuat sampai kedalaman lapisan sepenuhnya pada
lokasi yang diarahkan oleh pengawas, tetapi satu dengan yang lainnya tidak
terpisah lebih 50 cm. Untuk urugan kembali disekeliling struktur atau pada
parit gorong-gorong, sekurang-kurangnya satu pengujian untuk satu lapisan
urugan kembali yang ditempatkan harus dilaksanakan. Pada timbunan,
sekurang-kurangnya satu pengujian harus dilaksanakan pada setiap 150
meter kubik timbunan yang ditempatkan.
- Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan terjadi
penggenangan air maka pemadatan harus dihentikan, diusahakan supaya air
dapat mengalir dengan membuat saluran-saluran drainase.
Setiap lapisan dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan field
density test untuk mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta
moisture content. Dapat dilakukan satu test untuk setiap 1500 m2 per lapis
field density test dengan cara sand cone.
e. Pemadatan tanah pada daerah "Cut"
- Untuk daerah cut, maka tanah digaru/digali lagi minimum sedalam 30 cm
kemudian dipadatkan hingga mencapai 100% compacted dari modified
proctor. Syarat pemadatan dengan daerah fill.
f. Khusus untuk pemadatan pada daerah jalan
- Kontraktor harus melakukan pemadatan daerah cut/fill pada badan jalan
sampai dengan peil permukaan sub base.
- Harus selalu dihindarkan terjadinya genangan-genangan air pada daerah
badan jalan selama lapisan-lapisan konstruksi jalan tersebut dikerjakan.
2.3.1 Umum
a. Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan tanah, humus atau
cadas atau material lain.
b. Pekerjaan ini diperlukan untuk pembentukan tempat kerja sesuai dengan ketinggian
dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan
oleh Pengawas Teknik.
c. Kecuali untuk kepentingan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku untuk
seluruh pekerjaan galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan seluruh
galian dapat merupakan salah satu dari :
Galian biasa
Galian padas
Galian/dredging sungai
d. Galian biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian padas
atau galian sungai.
e. Galian padas mencakup galian dari batu dengan volume 1 m3 atau lebih dan seluruh
padas atau bahan lainnya yang digali tanpa penggunaan alat bertekanan udara,
pemboran, atau peledakan. Galian ini tidak termasuk bahan yang menurut pendapat
Pengawas Teknik dapat dilepaskan dengan penggaruk yang ditarik oleh traktor
dengan berat minimum 15 ton dan tenaga kuda netto sebesar 180 HP.
f. Galian/dreging sungai mencakup seluruh pekerjaan dredging pada daerah sungai.
g. Data bor dan profil tanah yang disajikan dalam dokumen tender adalah informasi
umum. Variasi dan/atau interpretasi diperbolehkan sepanjang tidak mempengaruhi
kontrak. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus menyerahkan gambar
penampang memanjang yang menunjukkan tanah dasar yang ada.
h. Kontraktor dianggap telah memenuhi pekerjaan bila material substansi yang digali
telah dibuang sampai pada batas yang ditunjukkan dalam gambar atau ketentuan
lain.
i. Kontraktor harus melakukan penggalian dan membuang substansi apapun yang
ditemukan hingga kedalaman yang ditentukan dalam gambar atau hingga kedalaman
yang perlu untuk pelaksanaan konstruksi yang layak dan penyelesaian pekerjaan.
j. Kontraktor dianggap telah memasukkan dalam jadwal kecepatan yang diizinkan
untuk melingkupi seluruh faktor yang mungkin timbul selama atau dalam hubungan
dengan penggalian dan pembuangan sisa-sisa.
2.3.2 Survei
a. Pada waktu yang telah disepakati untuk memulai pekerjaan galian, Kontraktor di
bawah pengawasan Konsultan, harus memeriksa dan melakukan survei dengan
peralatan yang disetujui pada lokasi pekerjaan.
b. Level yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan
Kontraktor.
2.3.3 Peralatan
a. Peralatan yang digunakan Kontraktor harus memenuhi persyaratan minimal yang
ditentukan.
b. Jika pemakaian peralatan lain tidak diizinkan oleh Konsultan, Kontraktor harus
menggunakan peralatan yang telah diusulkan dalam tender atau telah disetujui
untuk digunakan ketika kontrak ditandatangani. Kontraktor harus menyerahkan
rencana kerja detail pelaksanaan pekerjaan sehubungan dengan mobilisasi
peralatan.
c. Peralatan yang dipakai pada saat pelaksanaan harus diajukan pada rencana kerja
dan disetujui oleh Pengawas Teknik sebelum dioperasikan.
c. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau fondasi selesai,
Kontraktor harus memberitahu Pengawas Teknik, dan bahan landasan atau meterial
lain tidak boleh dipasang sebelum disetujui oleh Pengawas Teknik.
b. Daerah dimana telah tergali lebih, atau daerah retak atau lepas, harus diurug
kembali dengan timbunan pilihan atau lapis fondasi agregat seperti yang
diperintahkan Pengawas Teknik.
c. Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau tiap material
yang tidak disetujui oleh Pengawas Teknik sebagai bahan timbunan harus dibuang
dan diratakan dalam lapis yang tipis oleh Kontraktor daerah yang diperintahkan
Pengawas Teknik.
d. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan biaya untuk
pembuangan material yang berlebihan atau tidak memenuhi syarat, termasuk
pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
harus diurug lagi dengan meterial yang dipadatkan yang disetujui oleh Pengawas
Teknik.
e. Penggalian padas harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tepi dari galian harus
dibiarkan pada kondisi yang aman dan serata mungkin. Padas yang lepas yang dapat
menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus
dibuang.
2.3.14 Blasting
a. Peledakan sebagai cara pembongkaran padas hanya boleh digunakan jika, menurut
pendapat Pengawas Teknik, tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau
penggaruk hidraulis. Pengawas Teknik dapat melarang peledakan dan
memerintahkan padas untuk digali dengan cara lain, jika menurut pendapatnya,
peledakan berbahaya bagi manusia atau struktur yang berdekatan.
b. Bila diperintahkan oleh Pengawas Teknik, Kontraktor harus menyediakan anyaman
pelindung ledakan untuk melindungi orang, benda dan pekerjaan selama
penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus dibatasi waktunya seperti yang
diuraikan oleh Pengawas Teknik.
c. Ukuran satuan untuk mobilisasi dan demobilisasi peralatan yang digunakan untuk
galian yang ditentukan di sini adalah dalam lump sum. Jadwal yang dimasukkan
dalam Bill of Quantity harus memuat semua biaya untuk transportasi peralatan dari
dan menuju lokasi dan depresiasi selama periode yang diperlukan. Jika tidak
dinyatakan dalam kontrak, ukuran tersebut harus dianggap termasuk biaya pajak,
asuransi dan semua tagihan/biaya yang diperlukan untuk prosedur-prosedur yang
berhubungan dengan pekerjaan ini.
d. Ukuran satuan untuk galian harus dalam meter kubik insitu dari tanah yang digali,
dihitung berdasarkan level yang disepakati dan pekerjaan selesai. Kecuali adanya
penambahan dan pengurangan yang diperintahkan Pengawas Teknik. Kelebihan
ataupun kekurangan galian tidak diperhitungkan jika galian yang terselesaikan tidak
dalam toleransi yang ditentukan.
Schedule rate harus dimasukkan ke dalam Bill of Quantity, kecuali biaya dalam
pembayaran terpisah, biaya untuk material, tenaga kerja, dan semua pekerjaan lain
yang dibutuhkan.
e. Pekerjaan timbunan dengan material yang dipasang sebagai landasan pada saluran
beton, juga tidak termasuk material drainase berpori yang dipakai untuk maksud
drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya butir halus akibat
filtrasi.
2.4.1.2 Survei
a. Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, harus dilakukan survei topografi. Level yang
disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan Kontraktor.
b. Kontraktor harus membuat hasil survei dalam bentuk gambar tampak dan
penampang dengan skala yang disetujui oleh konsultan. Gambar penampang harus
pada interval 10 m. Konsultan harus memverifikasi dan memeriksa gambar tampak
dan penampang.
2.4.1.3 Peralatan
a. Kontraktor harus mengajukan metoda kerja termasuk output kerja harian, jumlah,
tipe dan kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada Konsultan.
b. Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan lingkungan.
2.4.2.4 Pengajuan
a. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sebelum suatu
persetujuan untuk memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Konsultan.
Gambar penampang melintang terinci yang menunjukkan permukaan yang
dipersiapkan bagi timbunan yang akan ditempatkan.
Hasil pengujian kepadatan yang memberikan hasil pemadatan yang baik dari
permukaan yang dipersiapkan dimana timbunan itu akan ditempatkan.
- Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut pada konsultan sekurang-kurangnya 14
(empat belas) hari sebelum tanggal yang diusulkan dari penggunaan bahan-bahan
yang diajukan untuk digunakan sebagai timbunan.
Dua contoh masing-masing seberat 50 kg dari bahan-bahan, salah satu akan
ditahan oleh konsultan untuk rujukan selama perioda kontrak.
Pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan yang diusulkan
untuk digunakan sebagai timbunan bersama dengan data pengujian
laboratorium yang membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi sifat
yang ditentukan.
- Kontraktor harus mengajukan hal berikut secara tertulis kepada Konsultan segera
setelah penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum setiap persetujuan
diberikan untuk penempatan bahan-bahan lain di atas timbunan.
Hasil pengujian kepadatan.
2.4.2.8 Bahan-Bahan
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui.
a. Bahan Timbunan
Bahan timbunan terdiri dari timbunan tanah yang digali dan disetujui oleH
Konsultan sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk penggunaan dalam
pekerjaan permanen. Material yang digunakan adalah material silty clay yang
memenuhi klasifikasi USCS sebagai material CL, ML, atau SM (khusus untuk
timbunan di bawah muka air tanah). Clay fraction (< 0.002 mm) bahan-bahan
timbunan harus memenuhi minimal 25% yang ditunjukkan dari hasil analisis
saringan.
Tanah yang mempunyai sifat mengembang (shrinkage) sangat tinggi yang
mempunyai suatu nilai aktivitas lebih besar daripada 1,0 atau suatu derajat
pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi atau
ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan timbunan secara langsung
kecuali apabila dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu sesuai usulan seorang
Ahli Geoteknis. Nilai Aktivitas harus diukur sebagai Indeks Plastisitas, IP (AASHTO
T90) dan Persentase Ukuran Tanah Liat (AASHTO T88).
Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dari material timbunan harus lebih kecil dari
15 % dan batas cair, LL harus lebih kecil dari 45% (AASHTO T90).
Material yang telah dipadatkan menurut Modified Proctor, harus memiliki:
- Undrained Shear Strength (Cu) untuk sample tanah yang dijenuhkan lebih
besar dari 50 kPa atau sample tanah kering setelah dipadatkan > 120 kPa.
- Specific Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6
- Kepadatan kering minimum harus mencapai kepadatan minimal 95 % Modified
Proctor maximum density untuk bahan timbunan umum, dan 98 % Modified
Proctor maximum density untuk bahan timbunan subgrade jalan.
- Bahan Lapisan Kedap harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
Jenis tanah MH, Ml, CH, CL.
Prosentase butiran halus > 50%
Liquid Limit 35 % – 60 %
Indeks plastisitas vs liquid limit > garis A
SATUAN KERJA PELAKSANAAN PPW II PROVINSI JAWA TIMUR 39
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN IPLT KABUPATEN JEMBER
drainase vertikal, maka suatu pemisah yang luas antara kedua bahan-bahan
tersebut harus dijamin dengan menggunakan acuan sementara dari lembaran
baja tipis yang secara bertahap akan ditarik sewaktu penempatan timbunan dan
bahan drainase porous dilaksanakan.
d) Di mana timbunan akan diperlebar, maka lereng timbunan yang ada harus
dipersiapkan dengan mengeluarkan semua tumbuhan permukaan dan harus
dibuat terasering sebagaimana diperlukan sehingga timbunan yang baru terikat
pada timbunan yang ada hingga memuaskan Konsultan. Timbunan yang
diperlebar kemudian harus dibangun dalam lapisan horisontal sampai pada
ketinggian tanah dasar. Tanah dasar harus ditutup dengan sepraktis dan secepat
mungkin dengan lapis pondasi bawah sampai ketinggian permukaan jalan yang
ada untuk mencegah pengeringan dan kemungkinan peretakan permukaan.
e) Sebelum sebuah timbunan ditempatkan, seluruh rumput dan tumbuhan harus
dibuang dari permukaan atas di mana timbunan tersebut ditempatkan dan
permukaan yang sudah dibersihkan dihancurkan dengan pembajakan atau
pengupasan sampai kedalaman minimum 20 cm.
3. Pemadatan
a) Apabila diperlukan pelaksanaan pekerjaan pemadatan harus dilakukan pada
musim kering guna mendapatkan kualitas pemadatan yang disyaratkan.
b) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap lapisan
harus dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan layak
serta disetujui oleh Konsultan sampai suatu kepadatan yang memenuhi
persyaratan yang ditentukan.
c) Pemadatan tanah timbunan akan dilakukan hanya bila kadar air bahan-bahan
berada dalam batas antara 2 % lebih daripada kadar air optimum (wet of
optimum). Kadar air optimum tersebut harus ditentukan sebagai kadar air di
mana kepadatan kering maksimum diperoleh bila tanah tersebut dipadatkan
sesuai dengan AASHTO T-180.
d) Semua timbunan batuan harus ditutup dengan lapisan dengan tebal 200 mm dari
bahan-bahan yang bergradasi baik yang berisi batu-batu tidak lebih besar dari 50
mm dan mampu mengisi semua sela-sela bagian atas timbunan batuan. Lapisan
penutup ini harus dibangun sesuai dengan persyaratan untuk timbunan tanah.
e) Setiap lapisan timbunan yang ditempatkan harus dipadatkan sebagaimana
ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Konsultan sebelum lapisan
berikutnya ditempatkan.
f) Timbunan harus dipadatkan dimulai dari tepi luar dan dilanjutkan ke arah sumbu
timbunan dengan suatu cara yang sedemikian rupa sehingga setiap bagian
menerima jumlah pemadatan yang sama.
g) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai/dimasuki oleh alat pemadat
biasa, harus ditempatkan dalam lapisan horisontal dari bahan-bahan lepas tidak
lebih dari 150 mm tebal dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan alat
pemadat tangan mekanis (mechanical tamper) yang disetujui. Perhatian khusus
harus diberikan guna menjamin pemadatan yang memuaskan di bawah dan di
tepi pipa untuk menghindari rongga-rongga dan guna menjamin bahwa pipa
ditunjang sepenuhnya.
1. Perlindungan Timbunan Yang Sudah Dipadatkan Kontraktor harus menjaga dan
melindungi timbunan yang sudah dipadatkan dari segala pengaruh yang merusak
mutu timbunan.
a) Kontraktor harus memelihara talud dan timbunan terhadap terjadinya longsoran
lokal pada talud. Apabila terjadi kelongsoran lokal pada talud, maka Kontraktor
harus memperbaikinya dalam waktu 24 jam setelah ada instruksi dari Pengawas
Teknik/Konsultan. Semua biaya perbaikan talud yang diperlukan menjadi
tanggungan Kontraktor.
b) Apabila Pengawas Teknik memandang perlu, maka Pengawas Teknik berhak
memerintahkan pengujian tambahan pada sebagian atau keseluruhan timbunan
yang sudah diuji dan diterima. Apabila terbukti bahwa timbunan tersebut
mengalami penurunan mutu sehingga tidak memenuhi Spesifikasi Teknis ini,
maka Kontraktor wajib atas biayanya sendiri memperbaiki timbunan tersebut
sampai memenuhi Spesifikasi Teknis ini, maka Kontraktor wajib atas biayanya
sendiri memperbaiki timbunan tersebut sampai memenuhi Spesifikasi Teknis ini
dan menanggung biaya pengujian yang diperintahkan Pengawas Teknik.
2.4.2.11 Pengukuran
a. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang dipadatkan
yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus didasarkan pada gambar
penampang melintang yang disetujui dari profil tanah atau profil galian sebelum
suatu timbunan ditempatkan serta pada garis, kelandaian dan ketinggian dari
pekerjaan timbunan akhir yang ditentukan dan disetujui. Metoda perhitungan
volume bahan-bahan harus merupakan metoda luas bidang ujung rata-rata, dengan
menggunakan penampang melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari 25
meter.
b. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui,
termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan sebagai akibat pekerjaan
terasing atau pengikatan timbunan pada lereng yang ada atau sebagai akibat
penurunan pondasi, tidak akan diukur untuk pembayaran, kecuali :
Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang sesuai atau lunak
atau untuk mengganti bahan-bahan batuan atau keras lainnya.
Tambahan timbunan diperlukan untuk membetulkan pekerjaan yang kurang
memuaskan atau kurang stabil atau gagal dalam hal bahwa Kontraktor tidak
dianggap bertanggung jawab.
c. Pekerjaan timbunan kecil yang menggunakan timbunan biasa dinyatakan sebagai
bagian dari pos pekerjaan tanah tidak akan diukur untuk pembayaran sebagai
timbunan di bawah bab ini.
d. Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari konstruksi timbunan atau untuk
mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak terpakai, tidak akan
dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
e. Bila bahan-bahan galian yang digunakan untuk timbunan, maka bahan-bahan ini akan
dibayar sebagai timbunan.
f. Timbunan yang telah disetujui dan diterima oleh Konsultan sebagi drainase porous
akan diukur dan tidak akan dimasukkan ke dalam pengukuran timbunan di dalam bab
ini.
g. Jumlah timbunan yang diukur akan dibayar untuk setiap meter kubik timbunan.
Biaya tersebut sudah termasuk pekerjaan persiapan, penyelesaian dan penempatan
material, keuntungan jasa kontraktor serta semua kegiatan untuk mencapai hasil
kerja yang sebaik-baiknya.
2.6.2 Material
Semua material harus mempunyai kualitas yang terbaik dan memenuhi syarat SK-
SNI 03-2847 Tahun 2003 dan SK-SNI 7394 Tahun 2008. Pemborong harus menyediakan
contoh dari material-material yang akan digunakan untuk menghasilkan beton,
untuk dimintakan persetujuan dari pengawas, dan tidak boleh memesan/mengirim
dahulu sebelum persetujuan diberikan. Pengawas akan menyimpan contoh - -
contoh yang telah disetujui sebagai standar, dengan maksud untuk
memeriksa/mencocokkan pengiriman-pengiriman selanjutnya.
Pemborong tidak diizinkan mengirimkan material-material dengan perbedaan yang
besar dari standar sampel tanpa persetujuan dari pengawas. Semua material yang
ditolak oleh pengawas harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas biaya
pemborong.
2.6.3 Semen
a. Semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement type I yang memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam N.I.8 1972 dan Standard Industri
Indonesia (SII 0013-81). Semen harus diperoleh dari satu pabrik yang telah
disetujui pengawas dan dikirimkan ke tempat pekerjaan dengan kantong
tersegel dan utuh. Bila karena sesuatu hal terpaksa menggunakan semen dari
pabrik lain, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pengawas.
b. Bila pengawas menganggap perlu pemborong harus mengirimkan surat
pernyataan dari pabrik yang menyetakan tipe, kualitas dari semen beserta
manufacture's test certificate yang menyatakan memenuhi semua syarat-
syarat yang ditentukan N.I.8. Semen yang menggumpal, sweeping atau kantong
yang robek/rusak ditolak untuk disegel.
c. Semen harus disimpan dalam gudang/silo dengan ventilasi yang cukup dan
tidak bocor, serta diletakkan di atas lantai yang ditinggikan minimal 30 cm
dari tanah. Kantong-kantong semen tidak diperbolehkan ditumpuk/ditimbun
Jenis α au (0,2)
Diameter Mutu
Batang
c. Pelaksanaan
- Baja dan kawat seperti dimaksud di atas harus bebas dari kotoran -
kotoran, karat, cat, kulit giling serta bahan lain yang akan mengurangi
daya lekat terhadap beton.
- Membengkok akan meluruskan baja tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin serta dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak
berubah tempat atau bergeser sebelum dan selama pengecoran. Selimut
tulangan minimum 3 cm.
- Sambungan dan panjang lawatan baja tulangan harus sesuai buku
pedoman perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan
struktur tembok bertulang untuk gedung 1983.
- Baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
pengawas.
- Penyambungan tulangan dengan diameter lebih besar atau sama dengan
20 mm baik untuk kolom maupun balok, setiap panjang 6 m selang-
seling dilakukan sesuai dengan buku pedoman perencanaan untuk
struktur tembok bertulang untuk gedung 1983.
d. Penyimpanan
Penyimpanan besi beton dimaksudkan untuk mencegah terjadinya karat,
dengan cara meletakkannya di atas papan atau balok kayu sehingga tidak
langsung di atas tanah, untuk penyimpanan waktu lama maka besi beton harus
disimpan di bawah atap.
e. Test dan sertifikat
- Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan
sesuai dengan RKS ini, maka pada saat pemesanan baja tulangan
pemborong harus menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium.
- Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan test
periodik minimal 3 contoh untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh pengawas.
- Semua pengetesan tersebut di atas, harus dilakukan di laboratorium
Lembar Uji Konstruksi BPPT (LUK BPPT) Serpong atau Laboratorium
lainnya yang direkomendasi oleh pengawas dan minimal sesuai dengan
standar/peralatan lain yang setaraf.
2.6.11 Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis dan bahanbahan lain yang
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum.
2.6.15.3 Pengadukan
Semua pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk yang
berkapasitas tidak kurang dari 600 liter dan dilengkapi dengan alat timbangan
berat.
a. Bahan
- Untuk penyelesaian beton exposed harus dibuat dari plywood dengan tebal
12 mm dan dapat dipakai untuk 2 kali pengecoran beton. Plywood ini
diberi perkuatan kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan dari bekisting
tersebut.
- Lain-lain jenis tersebut diatas harus dengan persetujuan pengawas
- Untuk acuan beton yang tertutup finishing harus dibuat dari kayu klas II
tebal sesuai kebutuhan dan dapat dipakai untuk 2 kali pengecoran beton,
acuan ini diberi penguat kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan dari bekisting
tersebut.
- Untuk perkerasan bekisting (acuan) tersebut, apabila diperlukan pengawas
dapat meminta kontraktor menghitungnya dan kemudian disetujui
pengawas.
b. Konstruksi
- Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku mencegah
pergeseran atau perubahan/kelongsoran penyangga. Permukaan bekisting
halus halus dan rata, tidak boleh melendut atau cekung. Sambungan -
sambungan bekisting harus diusahakan agar lurus dan rata dalam arah
horisontal dan vertikal
- Tiang penyangga anti lendutan (cambres) harus dibuat sebaik mungkin dan
mampu menunjang seperti yang dibutuhkan, tanpa adanya kerusakan atau
overstress ataupun pergeseran tempat pada bagian konstruksi yang
dibebani.
- Struktur dari tiang-tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi
sedemikian rupa, sehingga konstruksi ini benar-benar kuat dan kaku untuk
menunjang berat sendiri dan beban-beban yang berada di atasnya selama
pelaksanaan
- Kecuali detail-detail yang berlainan pada gambar, bekisting untuk semua
balok dan pelat lantai dilaksanakan dengan mengikuti anti lendut ke atas
sebagai berikut :
- Semua balok atau/dan pelat lantai 0,2% lebar bentang pada tengah -tengah
bentang. Semua balok cantilever dan pelat lantai 0,4% dari bentang,
dihitung dari ujung bebas.
c. Baut
d. Baut-baut tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus
diatur sedemikian rupa sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka semua
besi tulangan akan berada 4 cm dari permukaan beton. Kawat pengikat tidak
diizinkan pada beton exposed yang akan berhubungan langsung dengan
keadaan alam, dimana dapat menimbulkan warna yang tidak merata. Semua
bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan paku
tanpa merusak beton.
e. Pembersihan
Semua bekisting harus dibersihkan sebelum dipergunnakan. Pekerjaan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kemungkinan adanya
beton yang keropos dan lain-lain kerusakan/cacat pada beton. Segera sebelum
beton dicor pada beberapa bagian dari bekisting, bagian dalam dari bagian itu
harus dibersihkan dari semua material lain, termasuk air. Tiap-tiap bagian dari
bekisting, bagian-bagian yang struktural harus diperiksa oleh pengawas
pelaksanaan segera sebelum beton dicor di bagian itu. Khusus untuk acuan
kolom dan dinding beton atau balok-balok tinggi, pada tepi bawahnya harus
dibuat bukaan atau dua sisinya untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin
terdapat pada dasar kolom/dinding tersebut. Bukaan ini boleh ditutup setelah
diperiksa dan disetujui oleh pengawas pelaksanaan.
f. Pelapisan (coating)
Sebelum pemasangan besi beton bertulang bekisting yang dipergunakan untuk
beton yang tidak diplester lagi (exposed concrete) harus dilapisi dengan
minyak yang tidak meninggalkan bekas pada beton. Bekisting untuk b eton
biasa (yang perlu diplester lagi permukaannya) harus dibasahi air dengan
seksama sebagai pengganti minyak sebelum beton dicor.
g. Pembongkaran
Bangunan tidaak boleh mengalami perubahan bentuk, kerusakan atau
pembebanan yang melebihi beban dengan rencana pembongkaran bekisting
pada beton. Pertanggungjawaban atas keselamatan pada waktu pembongkaran
tiap bagian bekisting atau penyangga berada dipihak pemborong.
h. Waktu minimum untuk pembongkaran bekisting.
Waktu minimum dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran bekisting dari bagian-bagian struktur ditentukan dari percobaan
kubus benda uji yang memberikan kuat desak minimum sebagai berikut :
pengangkutan.
d. Alat-alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
diberikan dan dicuci bila pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit dan pada
setiap akhir pekerjaan. Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus
diletakkan/dicor dan dipadatkan pada tempatnya dalam waktu 40 menit
setelah penuangan air ke dalam mixer.
e. Beton pada umumnya tidak boleh dijatuhkan bebas/dituangkan dari ketinggian
lebih besar dari 1,5 m. pengecoran harus dilaksanakan denga n menghindari
timbulnya degradasi dan menjamin suatu pengecoran yang tidak terputus.
Beton harus diletakkan dalam lapisan tidak lebih dari 60 cm tebalnya dan
dipadatkan sesuai ketentuan di bawah ini tanpa timbulnya
degradasi/pemisahan. pengecoran dari satu unit atau bagian dari pekerjaan
harus dilaksanakan dengan satu operasi yang continous atau sampai
construction joint tercapai.
f. Beton, acuan atau penulangan tidak boleh diganggu selama minimal 24 jam
setelah pengecoran, kecuali dengan izin pengawas pelaksanaan. Semua
pengecoran harus dilaksanakan di siang hari dan pengecoran beton dari suatu
bagian pekerjaan jangan dimulai apabila tidak dapat diselesaikan pada siang
hari, kecuali atas izin Pengawas Pelaksanaan boleh dikerjakan pada malam
hari. Izin ini tidak boleh diberikan, bila sistem penerangan yang dipersiapkan
Pemborong belum disetujui Pengawas Pelaksanaan.
g. Dalam hal dinding, kolom beton atau bagian-bagian yang dianggap tinggi, tidak
boleh dicor dari atas, tetapi harus dari samping melalui satu bukaan pada
ketinggian yang disetujui. Saluran curah untuk pengecoran tidak boleh
dipergunakan, kecuali jaraknya dekat dan hanya dengan persetujuan pengawas
pelaksanaan. Bila hal ini disetujui pengawas pelaksanaan, maka saluran itu
harus dibuat dari logam (metal) atau bahan dihaluskan, agar dapat
mengalirkan adukan beton dengan lancar, sedangkan kemiringan
saluran/talang tersebut tidak lebih curam dari perbandingan 1 (satu) tegak
dan 2 (dua) mendatar.
h. Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian sehingga tidak banyak
mengurangi kekuatan konstruksi. Bila siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan
dalam gambar-gambar rencana, maka tempattempatnya harus disetuji oleh
pengawas.
i. Penyimpanan tempat siar daripada yang dinyatakan dalam gambar harus
disetujui pengawas.
j. Penempatan air (penyambungan pengecoran) pada dinding yang berfungsi
menampung air, harus dipasang water stop dari type yang terlebih dahulu
disetujui pengawas.
2.6.15.11 Perawatan
a. Beton baru harus dilindungi dari hujan lebat, aliran dan dari kerusakaan yang
disebabkan oleh alat-alat. Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan
basah, selama paling sedikit 7 hari, dengan cara menyiramkan air pada pipa
yang berlubang atau cara lain yang menjadikan bidang permukaan beton itu
selalu dalam keadaan basah.
b. Bekisting kayu dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan
untuk mencegah retak pada sambuungan dan penegringan beton yang terlalu
cepat. Air yang dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali
bebas dari unsur-unsur kimia yang dapat menyebabkan kerusakan atau
perubahan warna pada beton.
Spesifikasi teknis tentang pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan pekerjaan pondasi
dapat dilihat dalam uraian Bab II (Spesifikasi Teknis Pekerjaan Sipil).
Kolam SSC ini terbuat dari pasangan beton bertulang, sesuai dengan gambar
perencanaan.
b. Perpipaan
- Pipa influen dan efluen dibuat dan ditetapkan sebagaimana tercantum di dalam
gambar rencana
- Pipa dari bahan baja atau besi tuang
- Pipa ini dipasang menembus dinding bak dan ruang inlet pada posisi ketinggian
seperti yang ditunjukkan di dalam gambar perencanaan.
c. Valve dan Pintu air
- Setiap cabang pipa dari pertemuan antara pipa-pipa dari istalasi pengolahan
sebelumnya dilengkapi dengan valve
- Ukuran dan diameter valve sesuai dengan diameter pipanya
- Valve yang dipilih adalah valve yang terbuat dari besi cor
- Setiap valve dilengkapi dengan manhole yang dilengkapi dengan konstruksi
penutup
- Penutup dibuat dari pelat baja yang bisa dibuka dan dilengkapi dengan kunci
gembok
- Pintu air terbuat dari balok kayu tb = 8/12 cm; p = 80 cm
Kolam fakultatif terbuat dari konstruksi beton bertulang, sesuai dengan gambar
perencanaan.
Intlet ke kolam fakultatif berupa limpasan dari kolam ABR.
Ketebalan lantai/dasar kolam 30 cm, dinding kolam dengan tebal 25 cm namun
pada sisi atas dibuat melebar dengan dimensi 40 cm, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan pemeliharaan (maintenance) kolam. Sudut-sudut
samping dasar bak tidak berbentuk 90˚ akan tetapi dibuat miring. Permukaan
dasar kolam dibuat realtif datar.
Outlet dari kolam fakultatif berupa limpasan sesuai dengan gambar, Level
dinding kolam limpasan secara hidrologis harus akurat, agar fungsi pengaturan
aliran sesuai dengan yang diinginkan.
Sisi bawah wetland diisi dengan kerikil 20-30 cm, dengan ketebalan/ketinggian
30 cm, diatasnya dihamparkan media tanam berupa campuran tanah dan pasir.
Tanaman yang ditanam berupa tanaman air seperti: rumput gajah, kana, melati
air, rumput payung, enceng gondok dsb.
Outlet wetland terdiri dari : pipa pervorated (PVC AW 4”) dengan kemiringan 1-
3 % yang ditanam pada dasar wetland (Subsurrface Flow System/SFS) dan
limpasan pada sekat atas dinding beton selebar 80 cm (Free Water
Surface/FWS).
Pada keliling Instalasi Pengolahan Limbah Tinja ( IPLT ), di beri pembatas berupa
Railling yangterbuat dari pipa GIP 2” dan 2,5” dengan plat base ukuran 10 x 10 tebal 8
mm. dengan finish cat duco menggunakan sprayer, warna kuning.
Untuk papan nama masing-masing kolam, dibuat dari pipa GIP 2”, dengan pipa strip
galvanish dengan ketebalan 5 mm, untuk papan nama menggunkan plat alumunium
ukuran 40 x 60 cm, dengan warna dasar hijau dan tulisan warna putih.menggunakan cat
duco (menggunkan Sprayer)
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS
BANGUNAN PENDUKUNG
Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini agar lancar dan
ekonomis, ikhwal yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
b. bahan
Klasifikasi Blok Beton terkunci ( paving block ) didasarkan atas bentuk,
ketebalan, kekuatan dan warna
Klasifikasi berdasarkan bentuk
Bentuk paving block beton terkunci secara garis besar terbagi atas 2 macam,
yaitu block beton terkunci bentuk segi empat dan segi banyak. Dari segi
permukaan atas, semua block beton terkunci harus berpinggul dan pada tepi
susunan block terkunci biasanya ditutup dengan pasak yang berbentuk topi
uskup.
c. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Paving blok.
Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa tahap, seperti
dibawah ini :
Pekerjaan Persiapan
1 Pemeriksaan Pondasi
Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak
bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki
ketidak-sempurnaan pondasi.
Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai kemiringan 2,5%
untuk trotoar 2%
Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong
3 Benang Pembantu
Agar pemasangan bisa dilaksanakan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat
pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m
sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau
konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block terkunci
tetap dapat dipertahankan.
Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian perkerasan
block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan paving block agar
tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok tetap saling mengunci. Beton
pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas. Bentuk beton pembatas
bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-ragam ada yang dari beton
pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform. Untuk
perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan dengan jalur lalu lintas
kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa. Bilamana digunakan beton pembatas dari beton
pracetak, beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan
yang baik antara beton pembatas dan pondasisehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu
dilakukan hal sebagai berikut :
1. Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5
mm seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau
kotoran lain;
2. Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang
dari 10% dan bersifat gembur;
3. Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak
boleh lebih 5 cm; untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar
menggunakan alat perata yaitu jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu
dari blok beton yang disusun sejajar memanjang ; selain itu juga dapat
digunakan benang pembantu sebagai referensi.
4. Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada
pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;
5. Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki
sebelum penebaran pasir alas dimulai
6. Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang
dapat berfungsi sebagai rel pembantu;
7. Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan
secara tahap;
8. Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi
pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat
memudahkan pelaksanaan;
9. Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti
terinjak atau dipakai menumpuk bahan;
10. Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore
hari dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;
11. Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari
baris terakhir paving blok;
12. Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya
agar digemburkan dan diratakan kembali;
Jumlah sampel yang harus disediakan oleh Pemborong untuk tiap seri
pengetesan/percobaan akan ditentukan Pengawas atau dengan persetujuan
Pengawas.
d. Pekerjaan Bekisting :
Untuk mendapatkan bentuk, penampang, ukuran dari beton seperti yang diminta
dalam gambar konstruksi, bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti, dan kokoh.
Bekisting untuk pekerjaan beton, dibuat dari kayu kelas 2 yang berkualitas baik,
lurus, dan tidak pecah-pecah.
Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga nanti diperoleh
penampang beton yang baik.
Untuk itu, Pemborong harus merencanakan konstruksi bekisting agar kedap
adukan (mortartight), tidak melengkung bila menerima beban dari adukan basah,
tulangan dan lain-lain serta tidak berubah bentuk akibat pemadatan adukan
dengan vibrator.
Untuk lantai dasarnya, bekisting harus rata, lurus, dan kokoh.
Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang
memerlukan perhitungan harus diajukan kepada Pengawas untuk diperiksa,
disetujui, dan dilaksanakan.
Sebelum pengecoran dimulai dari bagian dalam, bekisting harus bersih dan kering
dari air limbah dan minyak.
Pembersihan dan pengeringan harus sedemikian rupa sehingga terjamin mutu
beton yang diharapkan dan untuk jaminan bahwa bagian dalam bekisting betul-
betul kering harus digunakan kompresor.
Finishing beton bertulang, untuk permukaan beton harus dilakukan sesuai
petunjuk Pengawas/Pengawas Lapangan.
Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan
sesuai dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan hati-hati dan tidak merusak
beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
Pengawas
buah, dan selanjutnya akan diperiksa di laboratorium. dan diambi lankah untuk
perkuatan/penyempurnaan konstruksi.
k. Additive dapat dipergunakan sepanjang tidak menyebabkan kelainan-kelainan pada
beton, dengann persetujuan dari Pengawas/Pengawas.
kelandaian dan ukuran, termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga
kerja, pengadaaa peralatan yang diper-gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Yang termasuk pekerjaan pondasi ialah :
- Pembuatan pondasi batu kosong (aanstampeng).
- Pembuatan pondasi batu kali 1:4 atau sesuai Gambar Kerja.
- Pemasangan semua stek dan angker yang diperlukan sesuai Gambar Kerja.
b. Bahan/Produk
- Adukan yang dipergunakan 1Pc : 4Ps.
- Adukan 1Pc : 4Ps dipergunakan untuk semua pekerjaan pondasi batu kali setinggi
20 cm dari permukaan atas pondasi.
- Penampang batu maksimum 30cm dengan minimum tiga muka pecahan.
c. Pelaksanaan
- Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah
diperiksa ukuran dan kedalamannya sesuai gambar perencanaan dan disetujui
.Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah
dan air hujan, maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa
dan dibuang di daerah lain yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang
dikeringkan.
- Jika pemasangan pondasi terpaksadiberhentikan, maka ujung penghentian
pondasi harus bergigi agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh
dan sempurna.
- Di dalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga-rongga udara/celah-
celah antar batu kali.
3.2.6 Pekerjaan Sloof, Balok, Plat Lantai, Plat Dinding Dan Kolom
a. Mutu beton yang disyaratkan untuk pekerjaan balok dan lantai struktur adalah K-
350, K-300 dan K-225.
b. Tulangan yang direncanakan untuk pekerjaan ini adalah besi beton struktur adalah
mutu U 24 dan U 32 atau menurut gambar kerja. Bilamana Pemborong hendak
memakai baja tulangan lebih tinggi dari yang disyaratkan, Pemborong harus
mengajukannya kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
c. Konstruksi bekisting harus cukup kokoh agar tidak terjadi perubahan-perubahan
bentuk pada waktu pengecoran maupun masa pengerasan. Pemborong harus
mengajukan rencana konstruksi bekisting kepada Pengawas/Pengawas untuk
diperiksa dan disetujui.
d. Ukuran penampang jadi beton tidak boleh kurang dari apa yang disyaratkan dalam
gambar kerja dan penyimpangan tidak boleh lebih dari 1 % dari ukuran yang
bersangkutan.
e. Selimut beton yang disyaratkan untuk seluruh pekerjaan balok dan lantai beton
tidak boleh kurang dari 5 cm atau sesuai gambar kerja.
f. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong harus mengikuti persyaratan-
persyaratan yang ditentukan yang tercantum dalam Pasal 33. Pekerjaan beton
bertulang dan ketentuan-ketentuan lain harus sesuai dalam PBI 1971 NI.2.
Konstruksi atap baja bangunan garasi kendaraan dan tempat cuci kendaraan dengan
spesifikasi sebagai berikut :
- Gording CNP 150 x 65 x 20 x 2.3 mm
- Regel Rangka L. 50.50.5 + Aksesoris
- Kuda - Kuda WF 200 x 100 x 5.5 x 8 mm
- Kolom WF 200 x 100 x 8 x 11 mm
Peutup atap dan lisplank bangunan garasi kendaraan dan tempat cuci kendaraan
menggunakan material dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Atap zincalume, tebal 0,4 mm.
- Lisplank zincalume, tebal 0,4 mm.
- Flashing, plat alumunium 0,3 mm.
Rangka atap, Peutup atap dan lisplank bangunan kantor beserta bangunan gapura
menggunakan material dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Reng & Usuk Rangka Galvalum dan Accessories
- Penutup atap genteng
Rangka atap, Peutup atap dan lisplank bangunan Pos jaga, Gudang menggunakan
material dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Listplank GRC Board 3/30
- Penutup atap asbes gelombang besar
Dak atap beton dipergunakan untuk atap bangunan operasional Pos Jaga dengan
spesifikasi sebagai berikut:
a. Beton bertulang mutu K 225, sesuai gambar perencanaan.
b. Water proofing, coating jenis polymer.
c. Screeding.
d. Roof drain cast iron 4”.
Pasangan rapat air dari batu bata campuran 1 pc : 4 psr digunakan pada tempat-
tempat sesuai dengan gambar.
Pasangan batu bata merah dengan campuran 1 pc : 5 psr dipasang pada tempat-
tempat yang tertera pada gambar.
Campuran trasram 1 PC : 4 PS digunakan untuk :
- Semua dinding, setinggi 30 cm di atas sloof.
- Dinding yang berhubungan dengan air, setinggi 180 cm di atas lantai.
Pekerjaan pasangan batu bata harus dibuat dengan rapi dengan ketebalan spesi
1–2 cm.
b) Pekerjaan Plesteran dan Acian :
Plesteran dinding dengan campuran 1 pc : 4 psr dan pada tempat-tempat
tertentu sesuai dengan ditunjukkan dalam gambar.
- Permukaan yang akan diplester harus dibersihkan terlebih dahulu dan disiram
air sampai jenuh.
- Semua permukaan yang rapat air diplester dengan campuran 1 pc : 2 psr.
- Semua permukaan beton yang kelihatan diplester dengan campuran
1 pc : 3 psr.
- Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan apabila pekerjaan-pekerjaan
lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan ini sudah selesai dilaksanakan.
- Setelah diplester, seluruh permukaan dinding diaci dengan campuran 1 pc : 6
mill.
a. Setiap daun pintu menggunakan 3 (tiga) engsel dengan kualitas baik dan daun
jendela menggunakan 2 (dua) engsel, tipe Butt hinge Ball Bearing 4x3x2,5 mm,
stainless steel 2 BB US 32 D.
b. Untuk daun jendela dan bovenlight menggunakan engsel tipe Butt Hinge Ball
Bearing 3x2,5x2 mm, stainless steel 2 BB US 32 D.
c. Pintu tunggal, menggunakan swing lockcase, double cylinder untuk daun pintu WPC
dan single cylinder untuk daun pintu alumunium, silver, lever handle.
d. Pintu pintu ganda, menggunakan roller lockcase, untuk pintu alumunium, silver,
pull handle 300 mm, dipasang flush bolt atas 12” dan bawah 6”.
e. Window hook 10” dan spring knip 378 dipasang pada jendela.
3.3.9 Pipa Vertikal Air Hujan & Saluran Keliling Air Hujan
Pipa air hujan dan saluran keliling bangunan operasional, jalan operasional (Paving dan
beton), kantor dan laboratorium, menggunakan material dengan spesifikasi sebagai
berikut :
a. Pipa PVC AW Φ 4”.
b. Klem pipa pada dinding.
c. Skrup, mur baut, fisher, Dyna Bolt.
d. Untuk Saluran keliling bangunan menggunakan Buis beton U 30 x 100 cm.
e. Untuk Saluran Keliling (Drainase) Area IPLT menggunakan Buis Beton U 40 x 100 cm.
j. Stop kontak biasa dipakai satu phase, dipasang rata dinding setinggi 30 cm atau 150
cm dari lantai dengan merk setara Broco.
k. Stop kontak khusus yang dipakai adalah stop kontak satu atau tiga phase dan harus
mempunyai terminal phase netral dan pentanahan.
l. Syarat kualitas, jenis, dan ukuran harus dipasang sesuai gambar. m. Harus dilakukan
pengujian atau pengetesan kekuatan tegangan dan tahanan isolasi sebelum diserah
terimakan.
BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS
FASILITAS PENUNJANG
dudukan mur dan kepala baut dapat baik. Penyambungan yang berlebihan harus
dibuang dari permukaan yang bergabung dan pheripheri. Semua pipa dan alat-alat
bantunya (fittings) dipasang secara lurus dan simetris supaya bagus dipandang.
Toleransi dan spasi harus ditunjukkan pada gambar-gambar kerja dan harus dipatuhi.
g. Cat atau lapisan pelindung lainnya sama sekali tidak boleh diterapkan pada
permukaan yang basah atau lembab, sebelum lapisan berikutnya diterapkan,
minimum sudah ada tenggang waktu 24 jam, kecuali bila ditetapkan lain oleh
produsennya. Lapisan-lapisan berturut-turut harus dapat mudah dibedakan dalam
warna dan kegelapannya.
h. Besi dan pekerjaan baja yang tidak digalvanisir harus tetap terendam dalam air
atau yang-terbuka diudara luar dalam lubang inspeksi (manholes) atau di daerah
yang kelembabannya tinggi dan harus diberi dua lapis teremail epoxy. Blla
berhubungan dengan air bersih, besi dan pekerjaan baja harus diberi dua lapis
email atau cat yang disetujui.
i. Besi dan baja yang tidak tampak dalam suatu bangunan harus diberikan lapisan
dasar bitumen dan dua lapis email bitumen yang disetujui.
j. Sebelum pengecatan, kontraktor harus menyerahkan kepada pengawas/tenaga ahli
detail cara yang akan dipakai, lengkap berikut bagan warna untuk lapisan akhir,
guna disetujui. Warna untuk berbagai pipa dan bagian instalasi akan ditetapkan
oleh pengawas/tenaga ahli.
k. Kontraktor dapat memilih untuk melaksanakan pengecatan sebagian atau
seluruhnya di tempat pembuatan atau (sesudah intalasi) di lapangan. Untuk kedua
pilihan itu kontraktor tetap bertanggungjawab untuk memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi.
l. Sebelum akhir periode pemeliharaan, semua pekerjaan cat yang rusak harus
diperbaiki, kecuali jika akibat aus.
m. Semua material yang harus digalvanis harus berdimensi tepat seperti yang
diperlihatkan pada gambar atau ditentukan lain. Semua pelubangan, pembubutan,
pengeboran, pemasangan skrup dan pembersihan kotoran harus selesai sebelum
proses galvanisir dimulai. Bagian-bagian yang akan digalvanis harus dihembus dulu
(shot blasting). Bagian-bagian tersebut harus digalvanis, dalam waktu tidak lebih
dari 2 jam setelah shot blasting. Semua galvanisasi harus dilakukan dengan proses
celup panas sesuai dengan IS0 1459, 1460, 1461 tidak boleh dipakai proses
alternatif tanpa persetujuan dari pengawas/tenaga ahli. Komponen-komponen yang
selanjutnya mungkin akan berhubungan dengan minyak, tidak boleh digalvanisasi.
Pelapisan seng harus merata, bersih, halus dan bebas dari kida-kida (spangle).
dan taraf yang diperlukan dan harus menjamin, bila instalasi tersebut tetap dalam
posisi ketika sedang dibangun dan ia tidak boleh melimpahkan tanggungjawab kepada
kontraktor sipil.
Jika pekerjaan berhubungan atas atau bersentuhan dengan instalasi yang disuplai
menurut kontrak lain yang terpisah, kontraktor harus memastikan agar pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor lain konsisten dengan pekerjaannya. Jika terjadi
kontraktor menganggap bahwa suatu pekerjaan yang sedang atau sudah dilaksanakan
dapat memberikan pengaruh buruk pada pekerjaan, ia harus segera melaporkannya
secara tertulis kepada pengawas
Spesi semen (grout), bila diperlukan, harus diaduk dan dicorkan oleh kontraktor.
Setelah spest tersebut mengeras, pengencangan akhir baut-baut dan pengecekan garis
serta taraf harus merupakan tanggungjawab kontraktor.
Pondasi, bilamana diperlukan, harus disediakan oleh kontraktor sipil dan harus
memenuhi persyaratan kontraktor serta gambar-gambar yang diberikan oleh kontraktor.
Bilamana dapat diterapkan, lantai dan plints harus dihilangkan dan disiapkan untuk
menampung baut-baut pondasi atau saluran-saluran yang dipasang oleh kontraktor,
dengan persetujuan pengawas/tenaga ahli.
Pembuatan lubang-lubang melalui dinding dan lantai serta saluran atau cowakan dalam
dinding dan lantai harus dilaksanakan oleh kontraktor. Untuk maksud ini, kontraktor
harus segera setelah menerima Surat Perintah Kerja, mengatur segala sesuatu yang
diperlukan bersama dengan kontraktor sipil dan harus menandai semua pekerjaan
bangunan serta menyediakan semua informasi atau gambar dan yang diperlukan untuk
fondasi, blok-blok angker, lubang-lubang, cowakan, saluran dan lain-lain dan harus
bertanggungjawab atas ketepatan informasi. Pengeboran lubang-lubang untuk kontrak
tusuk (nam plug) dan alat-alat pemasangan lainnya tidak merupakan pekerjaan
bangunan dan harus dilaksanakan oleh dan menjadi tanggungjawab kontraktor. Lubang-
lubang sebaiknya dibuat dengan bor putar bukan dengan tipe perkusi. Alat cartridge
dengan single shot hanya boleh digunakan bila disetujui oleh pengawas/tenaga ahli.
Setiap kerusakan yang ditimbulkan pada permukaan oleh kontraktor pada waktu
pelaksanaan, harus diperbaiki oleh kontraktor atas biaya sendiri, sampai dianggap
memuaskan oleh pengawas/tenaga ahli. Kontraktor harus menyediakan semua perancah
(scaffolding) yang diperlukan.
Semua peralatan mekanis harus dipasang, distel dan diuji menurut instruksi dari
produsen dan sebagaimana diuraikan di sini. Semua bagian yang harus dipasang harus
dibersihkan seluruhnya. Semua bahan-bahan pengepakan, karat, kotoran, pasir dan
benda asing lainnya harus dibuang, semua lubang dan alur-alur untuk pelumasan harus
SATUAN KERJA PELAKSANAAN PPW II PROVINSI JAWA TIMUR 91
SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN IPLT KABUPATEN JEMBER
dibersihkan, dan harus benar-benar bebas dari material yang berbahaya. Bila unit-unit
atau item-item dikapalkan sebagai unit yang terpadu, unit-unit tersebut akan diperiksa
oleh pengawas/tenaga ahli sebelum dipasang. Pembongkaran, pembersihan dan
pelumasan akan diperlukan bila paduan tersebut, harus ditempatkan dalam kondisi
yang bersih dan diberi pelumas secukupnya. Baut-baut dan skrup-skrup harus
dikencangkan secara mantap dan merata, harus diperhatikan agar ulir-ulir tidak
menerima tegangan berlebih, dengan memakan gaya berlebih atau kunci yang
panjangnya berlebih. Ulir-ulir semua baut, mur dan sekrup harus dilumasi sebelum
dipasang. Pada waktu menangani peralatan harus diperhatikan agar peralatan jangan
sampai jatuh terhempas, atau terseret. Bila perlu dipakai mata pengikat khusus untuk
pengangkatan. Peralatan sama sekali tidak boleh diangkat dengan kait atau rantai yang
dipasang pada poros atau bagian lain yang dapat bergerak. Tiap mesin atau unit
struktural diluruskan dengan tepat dengan memakai shim baja atau metoda lain yang
disetujui supaya tidak terjadi tekuk pada bagian yang tergerak atau distorse pada salah
satu bagian sebelum dipasang pada tempatnya. Pelurusan (alignment) semua bagian
terhadap satu sama lain harus tepat, dengan batas-batas toleransi yang diperlukan.
Masing-masing harus dipasang menurut ketinggian yang tepat seperti diperlihatkan pada
gambar. Semua blok dan pengganjalan yang dipakai untuk menahan pada waktu
instalasi bagian-bagian yang harus disemen, harus diangkat sebelum penyemenan
terakhir, kecuali jika diperintahkan lain oleh pengawas/tenaga ahli. Balok dan
pengganjalan yang ditinggalkan dalam pondasi atas persetujuan pengawas/tenaga ahli,
harus terbuat dari baja atau besi.
Semua pondasi dan pelat tumpuan mesin serta tumpuan peralatan lainnya pada
permukaan beton harus ditanam dalam spesi semen yang tidak susut dan bila perlu,
lubang-lubang inti untuk baut-baut angker harus sepenuhnya disemen dengan spesi
semen yang tidak susut. Spesi semen telah diluruskan sebelum bagian peralatan telah
diluruskan diratakan dan dikencangkan pada posisi akhirnya.
Kontraktor tidak boleh menyampaikan data sebelum seluruh material yang diperlukan
telah dirakit dan diikat sebagaimana ditetapkan. Manual itu berisi :
a). Jadwal perlumasan
b). Prosedur dan jadwal pemeliharaan preventif yang dianjurkan
c). Suku cadang yang dianjurkan untuk pemeliharaan peralatan selama 5 (lima) tahun
operasi normal
d). Daftar-daftar bagian-bagian peralatan, dengan judul dan nomor identifikasi lengkap
dengan pandangan yang diperbesar untuk tiap susunan
e). Instruksi bongkar pasang
f). Nama dan lokasi pemasok terdekat dengan tempat-tempat suku cabang
g). Prosedur untuk mengatasi gangguan, pengujian dan untuk start (menghidupkan).
Di samping itu, instruksi operasi harus berisi cetakan diagram sirkuit as-built yang
dapat diproduksi, skema-skema dan gambar instalasi yang diperlukan untuk bagian
elektris dan instrumentasi dari spesifikasi ini. Kumpulan brosur dari produsen, lembar-
lembar instruksi, bagan-bagan dan lain-lain tidak akan diterima sebagai pengganti
manual instruksi operasi dan pemeliharaan, tetapi dapat diterima sebagai tambahan.
Semua mesin-mesin berikut perlengkapannya harus diperiksa dan diuji coba di pabrik
sebelum dikirim. Setelah pemasangan mesin-mesin selesai, Kontraktor harus mengetes
ulang di lapangan/di lokasi. Semua uji coba harus mendapat persetujuan
pengawas/tenaga ahli.
Kontraktor harus bertanggung jawab tentang uji coba di pabrik atau di lokasi, dan harus
dapat memperlihatkan kefungsian masing-masing peralatan pada pengawas/tenaga
ahli.
Pengawas/tenaga ahli harus diperbolehkan untuk memeriksa semua peralatan/mesin-
mesin pada saat diuji coba. Sertifikat kalibrasi instrumen/alat-alat ukur yang dipakai
dalam pengetesan ini harus mendapat persetujuan dari pengawas/tenaga ahli. Jika
selama uji coba di pabrik dan di lokasi terdapat cacat maka kontraktor harus mengganti
komponen yang cacat tersebut dan menguji coba ulang.
Kontraktor harus menyerahkan hasil uji coba di pabrik maupun di lokasi (4 copy) pada
pengawas/tenaga ahli. Semua tenaga kerja, peralatan uji coba dan kalibrasi
peralatan/alat ukur yang dipakai pada pengetesan (di pabrik/di loksi) maupun biaya
pengetesan merupakan tanggung jawab atau disediakan oleh kontraktor.
Semua pompa harus di uji coba sesuai dengan standar yang berlaku misalnya ISO,
meliputi kondisi berikut ini :
a). Semua pompa digerakkan oleh motor listrik
b). Prosedur uji coba harus mendapat persetujuan dari pengawas/tenaga ahli
c). Semua pompa harus diuji coba pada 4 (empat) atau lebih kondisi kerja, yaitu :
- Kapasitas nol
- Kapasitas nominal
- Kapasitas maksimal yang diperbolehkan
- Kapasitas minimal yang diperbolehkan
d). Karakteristik masing-masing pompa yang harus diuji coba meliputi :
- Kapasitas aliran air
- Head
- Efisiensi
- Daya listrik yang diserap
e). Semua motor listrik harus diuji coba sebelum dikirim, sedangkan prosedur uji coba
motor listrik di pabrik, sesuai dengan standar yang berlaku di negara asal
(pembuat motor listrik).
Sertifikat uji coba pabrik tentang performance dan natural motor listrik harus
diserahkan pada pengawas/tenaga ahli. Semua motor listrik yang bekerja atas dasar
otomatis harus diuji coba fungsinya. Kontraktor harus melakukan uji coba tentang
tata nama isolasi motor pada masing-masing jasanya dengan arde (IEC 34).
f). Setelah pompa berikut perlengkapannya dipasang, karakteristik yang sama pada
saat pompa diuji coba di pabrik harus diuji coba kembali di lokasi.
g). Uji coba tahanan isolasi pada masing-masing motor listrik antara phase dengan
arde (IEC 34), jika harga tahanan isolasi motor listrik jauh di bawah harga tahanan
pada saat diuji coba di pabrik maka kontraktor harus memperbaiki motor tersebut
dengan cara pengeringan yang biasa dipakai.
h). Pengujicobaan lain meliputi, arah rotasi, kelurusan sumber poros motor, dan
setelah pompa bekerja selama 4 jam perlu diperiksa suara maupun getaran dan
juga temperatur yang timbul pada sistem bantalan dan pemanasan lokal pada
motor winding.
4.2.1 Umum
Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan elektrikal secara umum, antara
lain:
a. Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dan spesifikasi teknis ini meliputi penyediaan
seluruh pekerjaan, perlengkapan, peralatan dan melaksanakan seluruh pekerjaan
sistem listrik; service yang menyangkut disain; konstruksi; pengujian; penyerahan
dan pemeliharaan sistem instrumentasi.
b. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi
dan sesuatu yang tercantum didalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat.
c. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh
orang yang mempunyai bidang keahlian dalam bidang tersebut, dan mempunyai
reputasi yang baik, berpengalaman dalam bidangnya, serta perusahaan tersebut
terdapat sebagai instalasi resmi PLN dengan memegang pas instalasi kelas tertinggi
(B) yangmasih berlaku untuk tahun terakhir yang berjalan.
d. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut peraturan umum instalasi
listrik (PUIL) di Indonesia/ Peraturan PLN edisi yang terakhir sebagai petunjuk dan
juga-peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standar-standar/kode
lainnya yang diakui.
Pekerjaan yang tercakup dalam spesifikasi teknis ini meliputi penyediaan seluruh
perlengkapan dan material dan pengadaan seluruh peralatan, tenaga kerja,
perlengkapan dan pelaksanaan seluruh operasi dan service yang menyangkut disain,
konstruksi, pengujian, penyerahan dan pemeliharaan sistem instrumentasi dan listrik
yang semuanya harus sesuai dengan spesifikasi teknis ini dan dengan gambar-gambar
serta persyaratan dan kondisi kontrak.
Pekerjaan dibatasi pada pemasangan instalasi listrik, panel listrik dan kelengkapannya
sedang untuk penyambungan daya ke panel utama (Main Dstribution Panel/MDP),akan
menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kota Pamekasan.
4.2.4 Gambar-Gambar
Spesifikasi ini harus dibaca bersama dengan gambar-gambar yang diusulkan oleh
kontraktor. Kontraktor harus selalu membuat pencatatan kabel dan gambar-gambar
guna memberikan detail-detail yang persis dari rencana seluruh kabel bawah tanah
termasuk penampang-penampang lokasi relatif semua kabel.
Pencatatan dan gambar-gambar ini dalam bentuk asli atau satu copy harus diserahkan
kepada pengawas/tenaga ahli untuk memperoleh persetujuannya dan setelah disetujui
menjadi milik pengawas.
Kontraktor harus membuat semua diagaram garis tunggal yang diperlukan, gambar-
gambar rencana letak peralatan, diagram-diagram elementer, diagram-diagram
penyambungan satu sama lain (interconnection), gambar-gambar letak kabel kontrol
dan gambar-gambar rencana letak panel pengontrol yang berhubungan dengan sistem
instrumentasi elektris.
Pada saat penyerahan penawaran kontraktor harus menyertakan diagram-diagram garis
tunggal (single line diagram), gambar-gambar rencana letak peralatan, dan daftar
material untuk pekerjaan ini secara lengkap. Daftar tersebut harus mencantumkan
pabrikan dan merek kelas material.
Setiap papan distribusi harus dilengkapi dengan daftar sirkuit. Untuk tiap sirkuit harus
diperlihatkan penandaan dan nomor dari alat-alat yang memakai arus listrik pada
sirkuit dan ukuran serta jenis sekering.
Setiap sakelar jarak jauh yang berada diluar pandangan sirkuit yang dikontrolnya harus
mempunyai sebuah label terpasang yang menyatakan fungsi presisinya serta nomor
sirkuit. Semua label harus dibuat dari Traffolyte yang dilaminasi atau yang sejenis,
penulisan harus memakai huruf berwarna hitam di atas lakar putih.
Detail-detail pensil pada daftar kertas tidak akan diperbolehkan. Bagian-bagian yang
mengandung transformator bertegangan tinggi dan ruang yang berisi alat penghubung
dan pembagi bertegangan tinggi atau ujung-ujung kabel harus ditandai dengan
peringatan/tanda bahaya sebagaimana dipakai oleh PLN.
h. Jenis kabel yang digunakan untuk tegangan rendah yaitu tipe NYY, NYFGBY, NYA,
dan harus sesuai standar SII dan SPLN dengan merk setara Supreme, sebelumnya
ditunjukkan kepada Pengawas.
i. Untuk instalasi penerangan dan stop kontak umumnya dipasang kabel NYA atau NYM
dengan penampang 2,5 mm2 dengan conduit PVC.
j. Stop kontak biasa dipakai satu phase, dipasang rata dinding setinggi 30 cm atau
150 cm dari lantai dengan merk setara Broco.
k. Stop kontak khusus yang dipakai adalah stop kontak satu atau tiga phase dan harus
mempunyai terminal phase netral dan pentanahan.
l. Syarat kualitas, jenis, dan ukuran harus dipasang sesuai gambar.
m. Harus dilakukan pengujian atau pengetesan kekuatan tegangan dan tahanan isolasi
sebelum diserahterimakan.
4.2.8 Perkabelan
a. Kontraktor harus mensuplai, memasang dan menghubungkan semua kabel
sebagaimana diperlukan dalam disain sedemikian sehingga seluruh sistem elektris
dan instrumentasi akan beroperasi sepenuhnya dalam segala hal. Seluruh type
kabel, tingkat voltase dan ukuran-ukuran harus dipasang sesuai diukur pada
pengujian kabel dipabrik. Kontraktor bertanggung jawab untuk mempertahankan
spesifikasi kabel seperti diukur pada pengujian kabel di pabrik. Penyimpanan,
penanaman, instalasi dan penyambungan semua jenis kabel harus benar-benar
sesuai dengan rekomendasi vendor.
b. Kontraktor harus menetapkan pengaturan fasa sistem elektris PLN dan selanjutnya
mempertahankan pengaturan fasa tersebut.
c. Kontraktor harus mempekerjakan tenaga yang ahli dalam penyambungan kabel,
jika perlu dari suatu perusahaan khusus, untuk melaksanakan penyambungan dan
pengaturan hubungan sebagaimana diperlukan.
Kontraktor harus menyerahkan daftar pengalaman setiap tenaga ahli yang
diusulkan kepada pengawas/tenaga ahli untuk mendapatkan persetujuan. Bilamana
dibuat sambungan solder, maka solder harus mempunyai titik leleh 180° C atau
lebih, jika tidak harus dipakai sambungan kerut (crimped connection). Semua
sambungan kabel dan pemotongan kabel harus dilaksanakan sesudah terlebih dulu
dipasang gelang penekan (gland) kabel yang sesuai.
d. Sesudah pemotongan, ujung-ujung kabel harus segera disegel untuk menghindari
pengaruh udara lembab, sampai dibuat hubungan yang permanen.
e. Semua gelang penekan harus dari jenis kompresi (dengan kompresi terpisah
pada sarung dalam, perisai dan sarung luar), tahan cuaca dan tidak tembus air. Ban
pengikat ke tanah yang merupakan bagian kabel harus diikatkan ke tanah. Bila
kabel mempunyai sarung PVC luar, maka gelang penekan harus diberi selubung
PVC.
f. Semua inti pengontrol, kabel alarm dan signal harus ditandai dengan gelang
bermotor atau berhuruf pada kedua tepi terminal alat, yang menunjukkan nomor-
nomor sirkuit. Semua kabel harus ditandai dengan nomor kabel masing-masing,
yang dicap pada suatu label kuningan dan dipasang pada kabel di tiap ujung gelang
penekan (gland). Di samping itu label-label timbul harus dipasang pada kabel-kabel
di bawah tanah pada interval 30 meter dan pada kedua sisi kabel dan pada
sambungan-sambungan.
Penurunan volatase pada tabel, dihitung dari terminal panel utama ke terminal
motor tidak boleh melampaui 5 %. Demikian juga penurunan voltase ke alat
penerangan tetap tidak boleh melampaui 2 %.
b. Semua pusat pengontrol motor harus diberi ruang cadangan ± 10 %.
c. Kedua pemutus arus udara masuk dari alat pembagi dan penghubung bervoltase
rendah harus dikaitkan secara elektris guna mencegah operasi pararel pada kedua
supply listrik tersebut.
Bila pemutus arus tersebut bertipe tabung cetak maka harus dikaitkan secara mekanis
juga. Hal tersebut tetap berlaku baik dimana supply tenaga listrik berasal dari dua
genset (dengan satu cadangan) atau dari PLN dengan satu genset cadangan. Putusnya
aliran pada saluran utama harus ditandai dengan alarm yang terlihat dan terdengar.
a. Bagian spesifikasi teknis ini menguraikan persyaratan umum dan fungsional untuk
pengontrol motor pompa, berbagai indikasi sistem dan instrumen-instrumen.
Lingkupnya mencakup (tapi tidak terbatas pada) hal-hal berikut :
Indikasi dan pengontrol motor pompa
Panel pengontrol pada rumah generator
Perkabelan dan kawat yang diperlukan sehubungan dengan sistem subyek
Perpipaan dan tabung-tabung instrumen
Instrumen-instrumen lain.
b. Pompa-pompa
Pompa-pompa harus dilengkapi dengan :
Pada bagian yang relevan dari pusat pengontrol motor, untuk tiap pompa satu
tombol tekan start berwarna hijau, tombol tekan stop berwarna merah dan
indikasi on/off dengan nyala hijau (on), nyala merah (off) dan suatu indikator
digital pencatat jam operasi.
Pada tiap pompa sebuah tombol tekan warna merah yang harus bisa dikunci
dalam posisi stop.
Semua pompa harus dapat berhenti melalui pressure swicth dengan cara ini,
sistem ini harus dapat beroperasi secara automatik dan secara manual pada
saat tekanan tinggi.
Pompa yang beroperasi pertama harus bisa beroperasi secara bergantian, agar
pompa tersebut tidak selalu beroperasi pertama kali. Maka sistem ini harus
dapat diprogram untuk penyalaan secara bergantian dengan jangka waktu 1
(satu) minggu sekali.
Letak masing-masing pompa jaraknya berdekatan, maka pada masing- masing
pompa dilengkapi dengan panel kontrol. Kemudian dihubungkan ke panel kontrol
utama yang diletakkan di bangunan ruang genset.
Start dan stop otomatis dengan memakai sakelar taraf (level).
Pada motor, sebuah sakelar pemilih yang otomatis.
c. Kontraktor harus menyediakan semua pengontrol dan indikator yang ditetapkan,
sebagaimana diperlukan untuk memudahkan pemeriksaan terhadap status operasi
berbagai pompa dan peralatan mekanis yang berhubungan dengan proses.
Dalam merencanakan fasilitas ini, kontraktor harus mematuhi persyaratan-
persyaratan berikut :
Motor-motor yang memakai peralatan start di lokasi lain dari pada pompa, harus
dilengkapi dengan tombol tekan stop pada pompa tersebut.
Motor-motor yang dapat dihidupkan (start) di tempat yang lain daripada pompa
harus dilengkapi dengan tombol tekan stop yang dapat dikunci pada pompa
tersebut.
Status operasi pompa dan atau peralatan, yang sangat penting untuk mutu air
yang sudah diolah, harus ditunjukkan dengan tanda pada panel pengontrol
dalam bangunan utilitas. Kerusakan pada sistem ini harus diberitahukan dengan
alarm pada panel ini.
Lokasi berbagai posisi pengontrol motor harus dipilih sedemikian sehingga
memudahkan operasi rutin setiap hari.
d. Hal-hal berikut ini harus disediakan :
Pada MCC (Pusat Pengontrol Motor) untuk pompa yang ada.
Sebuah alarm yang dapat didengar dan dilihat, untuk menunjukkan tinggi muka
air/lumpur dalam bak.
Semua alarm yang mengeluarkan bunyi harluc dilengkapi dengan tombol untuk
mematikannya, sedangkan-lampu indikator merah harus tetap menyala sampai
kondisi gangguan diperbaiki. Lampu merah indikator tersebut harus merupakan
lampu putar yang dipasang di atas MCC yang bersangkutan.
Semua perkabelan dan kawat-kawat harus dipasang dan diputus sesuai dengan
persyaratan yang diberikan dalam paragraf "Perkabelan".
4.2.13 Kabel-Kabel
Kabel-kabeal bervoltase tinggi harus diberi kawat tembaga, isolator XLPE (cross linked
polyethylene) dan selubung luar PVC. Kabel dengan tiga inti harus diberi perisai kawat
baja di bawah selubung luar sedangkan kabel satu inti tidak perlu. Semua kabel harus
cocok untuk voltase terminal 12/20 KV.
4.2.14 Instrumen
Pompa air atau lumpur harus dilindungi terhadap air rendah dengan sebuah sakelar
yang dioperasikan terapung dan dipasang pada dinding ruang endap pompa,
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar. Tiap pompa harus mempunyai sakelar taraf
rendahnya sendiri. Sekelar taraf rendah tidak boleh dipakai untuk langsung mematikan
pompa.
Pelampung harus dibuat dari baja tahan barat AISI 316. Rumah sakelar harus dibuat dari
baja tahan karat AISI 316 atau kuningan. Pelampung harus dihubungkan dengan rumah
sakelar melalui batang baja tahan karat AISI 316 dan engsel. Sakelar harus bertipe
magnetis.
h. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi
didalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
setelah ada perintah tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen dan akan
diperhitungkan dalam pekerjaan tambah.
i. Apabila jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu
dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut
pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi
dilaksanakan, maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut
tidak dilaksanakan dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.