Anda di halaman 1dari 60

PJ.

091/PPh/S/002/2017-03

KEWAJIBAN PERPAJAKAN
INSTANSI PEMERINTAH
TARAKAN, 19 NOVEMBER 2020
KEWAJIBAN PEMOTONGAN/
PEMUNGUTAN PAJAK
Setiap PA/KPA dan/atau Bendahara yang melakukan pembayaran atas
beban APBN ditetapkan sebagai wajib pungut pajak sesuai dengan
APBN ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 47 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut Pajak Penghasilan


(PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan
potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening Kas Negara
APBD pada bank pemerintah atau bank lain yang ditetapkan Menteri Keuangan
sebagai bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu sesuai
ketentuan perundang-undangan.
Pasal 64 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
DAFTAR NPWP

HITUNG PAJAK

SETOR PAJAK

LAPOR SPT
ALUR PEMIKIRAN PEMOTONGAN/
PEMUNGUTAN PAJAK
JENIS PAJAK YANG DIPOTONG/ DIPUNGUT

BELANJA TENAGA PPh Pasal 21


ORANG PRIBADI

BELANJA JASA PPh Pasal 23

BELANJA BARANG PPh Pasal 22


PPN
BELANJA TERTENTU PPh Pasal 4
ayat 2
PPh Pasal 15
JENIS PAJAK YANG DIPOTONG/ DIPUNGUT

BELANJA JASA
PP 23
0,5% PPN
BELANJA BARANG

Khusus Rekanan yang Mempunyai Surat Keterangan


UMKM sesuai PP 23 Tahun 2018
CONTOH
Surat Keterangan
BATAS WAKTU PEMBAYARAN PAJAK OLEH PEMOTONG/PEMUNGUT
INSTANSI PEMERINTAH
(PMK 231/PMK.03/2019 pasal 23)

Paling lama 7 hari setelah tanggal pembayaran


(mekanisme Uang Persediaan)

Pada hari yang sama dengan pelaksanaan


pembayaran (mekanisme Langsung)
Peraturan Terkait:
1. Pasal 21 Undang-undang PPh;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010;
3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-16/PJ/2016
21
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
Pengertian

Pajak yang dikenakan atas penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi


dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dan kegiatan.

Subjek PPh Ps 21
a. Pegawai Tetap
b. Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas
c. Penerima penghasilan bukan pegawai
d. Peserta kegiatan
Penghasilan Tidak Kena Pajak ( PTKP)
Besarnya penghasilan yang menjadi batasan tidak kena pajak bagi Wajib
Pajak Orang Pribadi (WP Orang Pribadi).
PTKP PTKP
STATUS PTKP
TAHUNAN BULANAN
TK/0 54.000.000 4.500.000
TK/1 58.500.000 4.875.000
TK/2 63.000.000 5.250.000
TK/3 67.500.000 5.625.000
K/0 58.500.000 4.875.000
K/1 63.000.000 5.250.000
K/2 67.500.000 5.625.000
K/3 72.000.000 6.000.000
Skema Pemajakan PPh
21 Non Final

Tarif PPh 21
Penghasilan Kena Pajak
(Pasal 17) PPh
Penghitungan
Penghasilan Kena Pajak

TETAP Ph.NETO - PTKP

TIDAK TETAP

BULANAN Ph.BRUTO - PTKP

HARIAN Ph.BRUTO – 450 Ribu

Ph.BRUTO (4,5jt s.d.


10,2jt) - PTKP HARIAN
Ph.BRUTO (>10,2jt) - PTKP
Penghitungan
Penghasilan Kena Pajak

TIDAK 50% x Ph.BRUTO


BERKESINAMBUNGAN/
BERKESINAMBUNGAN

PESERTA KEGIATAN Ph.BRUTO


21
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF

Sampai dengan Rp50.000.000 5%


Di atas Rp50.000.000 sampai dengan Rp250.000.000 15%
Di atas Rp250.000.000 sampai dengan Rp500.000.000 25%
Di atas Rp500.000.000 30%
TARIF PASAL 17 UU PAJAK PENGHASILAN
21
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
TARIF
PENGHASILAN TIDAK TERATUR KHUSUS PNS
FINAL
PNS Golongan I dan II,
Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan 0%
Bintara, dan Pensiunannya
PNS Golongan III,
Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat Perwira Pertama, 5%
dan Pensiunannya
Pejabat Negara, PNS Golongan IV,
Anggota TNI/POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah 15%
dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya
TARIF FINAL PENGHASILAN ATAS HONORARIUM YANG BERSUMBER DARI APBN/APBD
TIDAK UNTUK SEKOLAH SWASTA
Aspek PPh 21 dalam
penyelenggaraan kegiatan
Peserta kegiatan adalah orang pribadi yang terlibat dalam suatu kegiatan tertentu,
termasuk mengikuti rapat, sidang, seminar, lokakarya (workshop), pendidikan,
pertunjukan, olahraga, atau kegiatan lainnya dan menerima atau memperoleh
imbalan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam kegiatan tersebut.

Pengisi acara
PNS : Jumlah Honor x Tarif sesuai golongan
Pelatih
Penceramah
Non PNS : Jumlah Honor x 50% x 5% (ber-NPWP)
Narasumber : Jumlah Honor x 50% x 6% (tidak ber-NPWP)

Panitia
PNS : Jumlah Honor x Tarif sesuai golongan PNS
MC
Non PNS : Jumlah Honor x 5% (ber-NPWP)
Pembaca doa
: Jumlah Honor x 6% (tidak ber-NPWP)
Peserta

(catatan honor tidak lebih dari Rp. 50.000.000,-)


Peraturan Terkait:
1. Pasal 22 Undang-undang PPh;
2. PMK Nomor 231/PMK.03/2019
BELANJA BARANG

s.d. 2 JUTA TIDAK DIPUNGUT PPH

> 2 JUTA BER-NPWP

PPH 1,5%

KODE MAP 411122


TIDAK NPWP PPH 3%
KJS 920 Peraturan Terkait:
1. Pasal 22 Undang-Undang PPh
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.010/2016
22
PAJAK PENGHASILAN

PASAL (16/PMK.010/2016)

OBJEK
pembelian barang, seperti: komputer, mebel, mobil dinas, ATK, dan barang
lainnya oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak rekanan penjual barang

TARIF 1,5% x Harga Beli (tidak termasuk PPN)


KECUALI
pembelian barang dengan nilai pembelian paling banyak Rp2.000.000,00 (dua
juta rupiah) dengan tidak dipecah-pecah dalam beberapa faktur

pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM dan benda-
benda pos

pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana


Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Pembelian kepada rekanan yang mempunya S-Ket UMKM


22
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
(16/PMK.010/2016)

SEKOLAH SWASTA
BUKAN PEMUNGUT PPh
PASAL 22
BELANJA BARANG

S.D. 2 JUTA TIDAK DIPUNGUT PPN

> 2 JUTA PPN 10%

Peraturan Terkait:
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983
KODE MAP 411211 sebagaimana telah beberapa kali diubah
KJS 910 terakhir dengan Undang-Undang Nomor
42 Tahun 2009;
2. Peraturan Menteri Keuangan PMK
213/PMK.03/2019;
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PPN
OBJEK
penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak oleh rekanan (Pengusaha
Kena Pajak)

TARIF 10% x Dasar Pengenaan Pajak


KECUALI
pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) dan
tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah

pembayaran untuk pembebasan tanah, kecuali pembayaran atas penyerahan


tanah oleh real estate atau industrial estate

pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN
tidak dipungut dan/atau dibebaskan dari pengenaan PPN

pembayaran atas penyerahan BBM dan Bukan BBM oleh Pertamina, rekening
telepon, jasa angkutan udara oleh perusahaan penerbangan
BELANJA BARANG YANG
TIDAK DIKENAKAN/
DIBEBASKAN PPN
Pembelian makanan dan minuman di rumah makan/
1.
restoran dan sejenisnya yang telah dikenai pajak daerah

Bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan,


2.
kehutanan, peternakan, atau perikanan

Pakan ikan, pakan ternak tidak termasuk pakan hewan


3.
kesayangan
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PPN

SEKOLAH SWASTA
BUKAN PEMUNGUT PPN
Peraturan Terkait:
1. Pasal 23 Undang-undang PPh;
2. PMK Nomor 231/PMK.03/2019
3. PMK Nomor 141/PMK.03/2015
BELANJA JASA

BER-NPWP PPH 2%

TIDAK NPWP PPH 4%

Peraturan Terkait:
KODE MAP 411124 1. Pasal 23 Undang-Undang PPh
KJS 104 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
141/PMK.03/2015
3. PMK 231/PMK.03/2019
23
PAJAK PENGHASILAN

PASAL
penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain/rekanan berupa sewa dan
OBJEK penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta (selain
tanah/bangunan), seperti sewa kendaraan atau sewa sound system

penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain/rekanan berupa imbalan


sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan, dan jasa
lain (seperti: jasa perbaikan, jasa kebersihan, jasa katering, dan sebagainya)

TARIF 2% x Jumlah Bruto (tidak termasuk PPN)


KECUALI Rekanan yang mempunya S-Ket UMKM

Rekanan yang mempunya Surat Keterangan Bebas Pph Pasal 23


BELANJA JASA

S.D. 2 JUTA TIDAK DIPUNGUT PPN

> 2 JUTA PPN 10%

KODE MAP 411211


KJS 910
BELANJA JASA YANG
SERING DILAKUKAN DAN
TIDAK DIKENAKAN PPN
1. Jasa Catering

Jasa sewa ruangan di Hotel/Penginapan dan sejenisnya


2.
yang telah dikenai pajak daerah

3. Jasa pelatihan tenaga kerja


PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PPN

SEKOLAH SWASTA
BUKAN PEMUNGUT PPN
BELANJA TERTENTU
Peraturan Terkait:
1. Pasal 4 ayat (2) Undang-undang PPh;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2008
BELANJA JASA KONSTRUKSI

PERENCANA/PENGAWAS KONSTRUKSI

BERKUALIFIKASI 4%

NONKUALIFIKASI 6%

PELAKSANA KONSTRUKSI

KUALIFIKASI KECIL 2%

KUALIFIKASI NONKECIL 3%
KODE MAP: 411128
JENIS SETORAN: 409 NONKUALIFIKASI 4%
BELANJA BARANG

S.D. 2 JUTA TIDAK DIPUNGUT PPN

> 2 JUTA PPN 10%

KODE MAP 411211


KJS 920
Peraturan Terkait:
1. Pasal 4 ayat (2) Undang-undang PPh;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2017
BELANJA SEWA TANAH &/ BANGUNAN

10%
Sewa Bangunan

S.D. 2 JUTA TIDAK DIPUNGUT PPN

> 2 JUTA PPN 10%

KODE MAP 411211


KJS 920
Contoh hitung

• Tarif = 10% dari jumlah bruto nilai persewaan (tidak termasuk PPN)
• Contoh perhitungan:
Dinas Pendidikan menyewa gedung untuk kantor di Tanjung Selor dengan nilai
Rp 220.000.000 (termasuk PPN). Berapa besaran PPh Ps 4 ayat (2) yang harus
dibayarkan?
Jawab:
Langkah I menghitung DPP:
DPP = Nilai sewa x 100/110
= 220.000.000 x 100/110
= 200.000.000

Langkah II menghitung besar PPh Pasal 4 ayat (2):


= DPP x Tarif PPh Pasal 4 ayat (2)
= 200.000.000 x 10%
= 20.000.000
BEBERAPA KEKELIRUAN YANG
SERING TERJADI
1. Bendahara, tidak melaporkan pemotongan pajak kepada
Kantor Pelayanan Pajak (KPP);
2. Bendahara tidak meminta NPWP Rekanan dan Faktur Pajak
kepada Rekanan yang berstatus PKP;
3. Bendahara membuat billing menggunakan NPWP SKPD
untuk PPh 22 dan PPN, padahal seharusnya menggunakan
NPWP Rekanan;
4. Saat melakukan belanja, Bendahara terkadang tidak
melakukan perhitungan pajak atas belanja terlebih dahulu,
sehingga anggaran terlanjur habis untuk membayar tagihan
dan pajak belum dibayar;
BEBERAPA KEKELIRUAN YANG
SERING TERJADI
5. Bendahara tidak berkonsultasi terlebih dahulu terkait ada
atau tidaknya pajak atas suatu belanja, namun
mengandalkan historis dari transaksi sebelumnya;
6. Bendahara menunda pembayaran pajak, seharusnya saat
uang diterima rekanan saat itu juga pajak disetorkan.
7. Bendahara tidak melakukan perubahan data berupa nomor
telepon bendahara, alamat kantor dan nama penanggung
jawab ketika terjadi perubahan.
PENYETORAN PAJAK KE KAS NEGARA
3 LANGKAH
PENYETORAN PAJAK

1. Mengisi Surat Setoran Pajak (SSP)

2. Membuat kode Billing berdasarkan data SSP

3. Menyetorkan pajak ke bank persepsi/pos persepsi


KODE AKUN PAJAK –
KODE JENIS SETORAN KETERANGAN

411121 - 100 Pemotongan PPh Pasal 21 Non Final

411121 - 402 Pemotongan PPh Pasal 21 Final atas honorarium/imbalan lain


yg diterima Pejabat Negara, PNS, TNI/POLRI, dan pensiunannya

411122 - 910 Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan APBN*


(SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)

411122 - 920 Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan APBD*


(SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)

411122 - 930 Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Bendaharawan Dana Desa*


(SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)
KODE AKUN PAJAK –
KODE JENIS SETORAN KETERANGAN

411124 - 100 Pemotongan PPh Pasal 23 atas sewa

411124 - 104 Pemotongan PPh Pasal 23 atas jasa

411128 - 402 Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas pengalihan hak atas
tanah / bangunan

411128 - 403 Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas sewa tanah /
bangunan

411128 - 409 Pemotongan PPh Final Pasal 4(2) atas jasa konstruksi
KODE AKUN PAJAK –
KODE JENIS SETORAN KETERANGAN

411211 - 910 Pemungutan PPN oleh Bendaharawan APBN*


(SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)

411211 - 920 Pemungutan PPN oleh Bendaharawan APBD*


(SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)

411211 - 930 Pemungutan PPN oleh Bendaharawan Dana Desa*


(SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)

411128 - 423 Pemotongan PPh Final berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2018


(SSP atas nama Rekanan dan ditandatangani oleh Bendahara)

*) Mengacu pada jabatan bendaharawan pada tingkat administrasi pemerintahan, dan


TIDAK didasarkan pada sumber dana pengelolaan keuangan
DIREKTORAT JENDERAL
PAJAK (DJP)
NON-DJP & INTERNET

 djponline.pajak.go.id
 billing-djp pada KPP / sse2.pajak.go.id
KP2KP
 Petugas Bank/Pos Persepsi
 billing-batch DJP untuk (Customer Service/Teller)
tertentu
pembuatan kode billing
massal berdasarkan kebijakan  Internet Banking (bank tertentu)
Kantor Wilayah DJP setempat
 Application Service Provider

SALURAN PEMBUATAN
KODE BILLING
Pastikan kode Bayar

BILLING
MAU SETOR BILLING
PAJAK?
telah dibuat (setor pajak)
PEMBAYARAN BILLING PAJAK DILAKUKAN KE REKENING KAS NEGARA
ATM, INTERNET BANKING, EDC, MOBILE
DENGAN
BANKING, ATAU PADA LOKET BANK/POS PERSEPSI
PELAPORAN SPT MASA
1. Mengisi kolom identitas dengan lengkap dan benar

Mengisi masa pajak sesuai dengan bulan pemotongan/


2.
pemungutan pajak dilakukan

Mengisi jumlah dasar pengenaan pajak dan pajak yang


3.
telah dipotong/dipungut

Melampirkan SSP lembar ke-3 bukti pajak telah disetorkan


4.
ke kas negara
Menandatangani SPT Masa secara lengkap dengan nama
5.
jelas, jabatan, dan cap instansi/kantor

POIN PENTING
PENGISIAN SPT MASA
21
SPT MASA PPh

PASAL
Kondisi dimana kewajiban melapor tetap berlaku atas SPT Masa
PPh Pasal 21 NIHIL: - bila terdapat pemotongan PPh Pasal 21 Final;
- khusus untuk SPT Masa Desember.

SPT Masa terdiri dari


2 halaman induk
+ lampiran
Batas pelaporan
tanggal 20 bulan
berikutnya
WAJIB lapor dengan e-SPT :
- satker/instansi dengan
pegawai >20 orang
- dokumen yang dilaporkan
(BuPot/SSP) >20
22
SPT MASA PPh

PASAL
SPT Masa terdiri dari
1 halaman induk
+ lampiran
Batas pelaporan
tanggal 20 bulan
berikutnya
23
SPT MASA PPh

PASAL
SPT Masa terdiri dari
1 halaman induk
+ lampiran
Batas pelaporan
tanggal 20 bulan
berikutnya
4(2)
SPT MASA PPh

PASAL
SPT Masa terdiri dari
1 halaman induk
+ lampiran
Batas pelaporan
tanggal 20 bulan
berikutnya
SURAT PEMBERITAHUAN MASA
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PPN
SPT Masa terdiri dari 1
halaman induk (1107
PUT) + lampiran (1107
PUT 1 & copy SSP)

Batas pelaporan
akhir bulan masa
pajak berikutnya
MARI BERSAMA-SAMA MENGAMANKAN
PENERIMAAN NEGARA
AGAR DAPAT MEMBERI
MANFAAT BAGI NEGARA DAN
MASYARAKAT INDONESIA

#PajakKitaUntukKita

Anda mungkin juga menyukai