1 2
penindasan, tetapi diatas semua itu mereka harus percaya
bahwa Allah adalah pembela ultimat mereka RENUNGAN LAKI - LAKI
Ayat 2a: orang yang membicarakan pemazmur adalah orang fasik. Selasa, 093 Maret 2021
Menurut Alkitab, orang fasik adalah orang yang tidak peduli
akan Allah – atau bahkan menganggap Allah tidak ada (Mzm.10
: 3-4); orang yang tidak menghiraukan hokum-hukum Allah Nas Bacaan : Filipi 3 : 12 - 16
tetapi tetap merasa aman (Mzm. 10:5-6); orang yang Tema Bulan : Hamba Yang Menderita
melakukan kejahatan dan berpikir Allah tidak tahu atau Tema Mingguan : Kami Memberitakan Kristus Yang Disalibkan
melihatnya (Mzm.10: 7-11). Karena itu, mulut orang fasik adalah
penipu. Berbagai kekuatan dan kekuasaan yang bersifat lahirian Beberapa Pokok Pikiran Renungan
tak bisa menaklukan orang fasik. Jadi, cara pandang dan 1. Secara menyeluruh, surat Paulus kepada jemaat di Filipi
perilaku orang fasik menjadi alasan pemazmur menggugat Allah menjelaskan tentang konsistensi beriman orang-orang Kristen dalam
Ayat 2b-5: pemazmur menyampaikan secara konkrit apa yang tugas membritakan Kristus yang disalibkan. Semuanya mewujud
dialaminya yakni : orang fasik berkata dusta tentang pemazmur, dalam relasi diantara Paulus dan jemaat Filipi. Mereka memiliki
mereka menyerang pemazmur dengan kata-kata kebencian dan
memerangi pemazmur tanpa alasan. Padahal, ia mengasihi relasi yang penuh kasih, seperti: relasi Paulus dengan Lidya, petobat
mereka, ia mendoakan mereka, ia baik bagi mereka. Bagi pertama yang memberinya tumpangan, relasi Paulus dengan kepala
pemazmur sangat tidak beralasan jika orang fasik harus penjara Filipi yang menerima Kristus karena belaskasihan Paulus,
memfitnahnya. Suasana bathin pemazmur sangat terpuruk relasi Paulus dengan budak perempuan yang dibebaskan dari roh
ketika ia harus mengalami bahwa kasih dan doa dibalas dengan jahat, relasi Paulus dengan orang-orang Kristen yang selalu
tuduhan; kebaikan diganti dengan kejahatan dan kasih diganti memberinya bantuan beberapa kali disaat ia membutuhkan – Paulus
dengan kebencian. Jadi, pemamzur menggugat Allah bukan menyebut mereka memiliki kemurahan hati (Fil.4:10-18) – walaupun
untuk dirinya tetapi supaya keadilan Allah dinyatakan. Keadilan secara keseluruhan mereka miskin. Paulus sangat mengasihi mereka
Allah adalah membebaskan orang-orang yang tertindas, sebab
Allah tidak memandang hina kesengsaraan orang-orang karena komitmen mereka pada Tuhan dan cara mereka menjadi
tertindas. rekannya dalam pelayanan Injil (Filipi 1:4-8) sehingga ia pun
menyapa mereka sebagai saudara-saaudara kekasih. Relasi yang
Beberapa Pertanyaan Aplikatif penuh kasih menjadi kekuatan bagi mereka untuk membritakan
1. Bagaimana Laki-laki Gereja memaknai pesan Firman Tuhan lewat Kristus yang disalibkan
Mazmur 109:1-5, dikaitkan dengan Tema: Tuhan tidak memandang 2. Paulus sementara terpenjara saat ia menulis surat kepada jemaat di
hina kesengsaraan orang tertindas? Filipi. Penjara tidak bisa menghentikan rasa Paulus untuk
2. Bagaimana saudara memahami ungkapan “Ya Allah pujianku, membritakan Kristus yang disalibkan. Terutama ketika, jemaat di
janganlah berdiam diri”, dikaitkan dengan pengalaman hidup Filipi menghadapi persoalan serius yaitu penganiayaan dari orang-
saudara? orang Yahudi dan kemungkinan ancaman ajaran palsu. Karena itu,
Paulus mempersiapkan mereka (Fil. 3:1-3) juga menghakimi ajaran
palsu (Fil. 3:18-19). Paulus menjelaskan pemahamannya tentang
Kristus: Paulus mengajukan dirinya sebagai teladan positif dari
ketekunan dalam iman, baik dalam hal perspektifnya maupun
perilakunya (Fil. 3:7-11). Bagi Paulus, sejak ia beriman kepada
Kristus, sesuangguhnya ia telah berhenti untuk mengandalkan
standart-standart duniawi untuk mendapatkan perkenaan dan berkat
Allah dan telah bersandar sepenuhnya pada Kristus. Bukan karena ia
gagal memenuhi standar duniawi tetapi karena ia ingin memenuhi Ketiga, Paulus menyadari bahwa tugas membritakan Kristus yang
standar Allah atau menyenangkan hati Allah. Sehingga dalam ayat tersalib merupakan suatu proses yang akan membuat dirinya dan
12-16 Paulus sangat menekankan tentang ketekunan untuk jemaat Filipi mencapai kesempurnaan yaitu semakin bertumbuh
membuktikan kemurnian iman yang terhubung dengan keselematan dalam iman untuk menjadi serupa dengan Kristus dalam pikiran,
dalam Kristus. perkataan dan perbuatan. Hal ini tidak gampang tetapi, Paulus
3. Jika Filipi 3:12-16 dimaknai dalam perspektif tema Kami Membritakan sangat meyakini bahwa Allah akan menyatakan semuanya itu bagi
Kristus Yang Disalibkan maka beberapa hal yang dapat dijelaskan mereka, sehingga mereka tak perlu menyimpang dari jalan yang
yakni: telah ditempuh yaitu kepercayaan pada Kristus dan kehendakNya.
Pertama, Perjumpaan Paulus dengan Allah di pintu kota Damsyik Apakah orang Kristen semakin bertumbuh atau bertambah?
merupakan awal bagi seluruh pemahaman dan iman Paulus tentang Berusahalah untuk mencapai kesempurnaan sebagai seorang
Yesus Kristus, yang merubah hidupnya. Paulus merasa bahwa “ia Kristen.
telah ditangkap oleh Yesus Kristus”. Sebagai seorang Yahudi yang
mendalami agamanya, Paulus sangat mengetahui dengan benar
bahwa seorang yang mati digantung pada kayu salib adalah orang
terkutuk: terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib (Gal.3:13
bdk Ul.21:23). Tetapi, setelah pertobatannya, Paulus memahami
bahwa kelemahan Yesus sesugguhnya merupakan kekuatan dan
kebodohanNya adalah hikmat. Pengalaman berjumpa dan
mengalami Yesus, telah mengubah seluruh orientasi hidupnya. Yakni
mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam
penderitaanNya, dimana dirinya menjadi serupa dengan Tuhan
Yesus dalam kematianNya dan supaya dirinya beroleh kebangkitan
dari antara orang mati (Fil.3:10). Jadi, Membritakan Kristus yang
tersalib adalah tugas pokok dan tujuan hidup rasul Paulus. Setiap
orang Kristen adalah orang yang telah ditangkap oleh Yesus Kristus,
sehingga wajib membritakan Kristus yang disalib.
Kedua, Bagi Paulus, dengan memberitakan Kristus yang disalibkan
maka sebenarnya Paulus telah melupakan apa yang dibelakangnya
dan mengarahkan diri pada apa yang dihadapannya dan berlari
kepada tujuan untuk memperoleh hadiahnya yaitu panggilan sorgawi
dari Allah dalam Kristus Yesus, yaitu menjadi anak Tuhan yang
berkenan kepadaNya atau melakukan kehendakNya. Itulah tujuan
hidup Paulus. Hidup orang Kristen adalah hidup yang sementara
berlari untuk memenuhi panggilan sorgawi, sehingga tak ada lagi
waktu untuk mengejar kepentingan duniawi. Hidup kekristenan
adalah hidup yang terus berlari artinya hidup yang terus menjaga dan
memperjuangkan iman kepada Kristus. Membritakan Kristus yang
disalibkan berarti berusaha menjadi anak Tuhan yang berkenan
kepadaNya
5 6
dengan rahmat menebusnya dari dosa dalam syair lagu Ajaib Benar
Anugrah (Kidung Jemaat no.40)
.
MEDITASI LAKI - LAKI IBADAH KREATIF
Selasa, 23 8Maret 2021 Selasa, 309 Maret 2021
Kajian Teks
Bacaan kita, Markus 5:25-34 memuat kisah tentang seorang perempuan
“tak bernama” yang sakit pendarahan selama dua belas tahun yang
disembuhkan Yesus. Kisah mukjizat ini merupakan satu dari sekian
banyak mukjizat yang dilakukan Yesus. Semua itu menandakan bahwa
Ia Anak Allah yang hidup, punya Kuasa yang menyelamatkan. Kisah
menarik ini, menunjukkan dua hal penting bagi kita, yakni:
Pertama, iman yang menyembuhkan (ayat 25-29). Sikap pantang
menyerah, begitulah karakteristik yang tampak pada diri perempuan ini.
Bayangkan, sudah dua belas tahun ia menderita sakit pendarahan.
Entah sudah berapa banyak tabib yang dia datangi untuk
menyembuhkan penyakitnya. Berapa banyak uang yang dikeluarkan
demi kesembuhannya. Namun hasilnya tidak membaik, malah
keadaannya makin memburuk. Menariknya, diperlihatkan dalam teks
apakah musnah harapan perempuan ini bahwa penyakitnya akan 3. Bagaimana kita memahami tema “Tuhan tidak memandang hina
sembuh? Ternyata tidak. Dengan keyakinan yang sungguh, Ia percaya kesengsaraan orang yang tertindas”, sebagaimana pengalaman
Yesus sanggup menyembuhkan-Nya. Keyakinan iman inilah yang perempuan yang sakit pendarahan itu.
menghantarkannya pada kesembuhan. Ini menunjukkan bahwa iman
dan usaha akan membuahkan hasil yang baik. Perempuan itu tidak
hanya mengakui dan mengimani Yesus dalam kata, tetapi juga dengan
perbuatannya yang berusaha dengan gigih mengantarkannya pada
Yesus, menyentuh jubah-Nya, sehingga seketika itu pula ia menjadi
sembuh.
RENUNGAN PEREMPUAN
Kedua, kasih Yesus tidak memandang muka (ayat 30-34). Dalam tradisi
Yahudi, seorang perempuan yang menderita pendarahan dianggap kotor Rabu, 1013Maret 2021
dan najis. Tidak ada seorangpun yang mau menyentuhnya dan dia
sendiri tidak boleh menyentuh orang lain, karena itu selama 12 tahun Nas Bacaan : 2 Timotius 4 : 1 - 8
perempuan itu dibiarkan menderita seorang diri tanpa perhatian dari Tema Bulanan : Hamba Yang Menderita
seorangpun. Perempuan inipun diperhadapkan dengan tradisi Yahudi, Tema Mingguan : Kami Memberitakan Kristus Yang Disalibkan
bahwa orang Yahudi tidak boleh bertemu apalagi bersentuhan dengan
orang non Yahudi, sebab hal itupun merupakan sebuah kenajisan dan Pokok - Pokok Renungan
melanggar aturan tradisi keyahudian. Yesus adalah seorang Yahudi 1. Minggu sengsara Tuhan Yesus yang ke-empat ini, kita dipayungi
sedangkan perempuan itu adalah non Yahudi. Namun, itulah cara Yesus tema bulanan “hamba yang menderita” dan tema mingguan “Kami
menerobos tradisi yang mendiskriminasi orang lain. Tradisi yang memberitakan Kristus yang disalibkan”. Tema ini memproklamirkan
menganggap diri lebih suci, lebih benar dan lebih superior dari orang kepada kita bahwa pemberitaan tentang Kristus merupakan
lain, lalu menganggap orang lain itu kecil, hina dan keji. Selain itu, Yesus tanggungjawab semua orang. Tidak hanya sebagai pelayan tetapi
juga ingin memperlihatkan bahwa perempuan sesungguhnya bukanlah juga umat. Kita semua adalah hamba sebagai para pengikut
masyarakat kelas dua dalam masyarakat. Dalam artian bahwa tidak ada Kristus. Tugas seorang hamba ialah melayani dan pelayanan itu
perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Semua orang memiliki hak harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan takut akan Allah.
yang sama untuk mendapatkan keselamatan. Bukan hanya laki-laki, 2. Melayani dengan sungguh-sungguh merupakan pokok utama
bukan juga hanya orang Yahudi tetapi semua orang tanpa melihat latar nasehat Paulus kepada Timotius dalam teks ini. Sekali lagi Paulus
belakang suku, ras, budaya, gender, agama dan sebagainya. Kasih berpesan pada Timotius untuk melayani Tuhan dengan sungguh-
Yesus selalu dinyatakan atas semua orang yang percaya dengan sungguh. Mengapa Paulus membicarakan hal itu dalam nasihat-
sungguh-sungguh kepada-Nya. nya kepada Timotius (ay.1)? Untuk mengingatkan Timotius bahwa
suatu hari nanti, akan tiba saatnya untuk semua hamba
Pertanyaan PA! mempertanggungjawaban pelayanan dan pemberitaan Firman
1. Dalam kisah diatas diperlihatkan bahwa Iman perempuan itu yang yang telah dilakukan. Sebagai seorang hamba Tuhan, Timotius
menyembuhkannya dari sakitnya. Seberapa percayakah jika kondisi diminta untuk terus memberitakan Firman (ayat 2). Namun, bukan
itu juga terjadi bagi masing-masing kita? Apa yang akan kita hanya itu, ada alasan yang lain lagi, dari sudut pandang masa
lakukan dalam situasi seperti itu? depan. Pertama, berkaitan dengan tugasnya sebagai pemberita
2. Sebutkanlah bentuk-bentuk penderitaan dan kesengsaraan yang firman dan pengajar, karena akan datang masa dimana orang lebih
dialami oleh perempuan saat ini ! suka untuk mendengar ketidak benaran dan “dongeng” (ayat 2-4).
Kedua, karena penghakiman yang akan datang. Dua kali Paulus
menyinggung pengajaran tentang Allah sebagai Hakim. Kesadaran
ini seharusnya juga menjadi inspirasi yang membuat Timotius
makin sungguh-sungguh melayani. Ketiga, Karena apa yang akan
didapat dipenghujung pelayanan yakni “mahkota kebenaran” (ayat
6-8). Tetapi, mahkota kebenaran ini bukanlah imbalan setimpal
atas jerih payah pelayanan yang telah dilakukan Paulus. Paulus
dengan jelas menyebutnya sebagai sesuatu yang “akan
dikaruniakan” (ay. 8). Jadi “Mahkota kebenaran” itu melambangkan
pembenaran yang datangnya dari Tuhan sendiri, walaupun
dihadapan pengadilan dan di mata dunia, Paulus adalah pesakitan
yang duduk dikursi terdakwa. Sudut pandang ke masa depan inilah
yang menjadi dasar nasehat Paulus kepada Timotius supaya DISKUSI PEREMPUAN
Timotius sebagai pemberita Firman bersikap siap sedia, menguasai Rabu, 1715Maret 2021
diri dalam segala hal, dan “menunaikan” tugas pelayanannya
dengan setia sampai akhir. Nas Bacaan : Yesaya 43 : 22 - 28
3. Tugas melayani merupakan tugas semua orang yang percaya Tema Bulanan : Hamba yang Menderita
kepada Yesus Kristus, termasuk kita sebagai perempuan gereja. Tema Mingguan : Allah Yang Kaya Dengan Rahmat Menebus Kita,
Melayani bukan hanya soal bagaimana kita terlibat memberitakan Bersukacitalah!
Firman dan mengikuti ibadah ritual semata, tetapi melayani pun
bisa dalam bentuk sosial, membantu dan menolong orang lemah Cerita Inspiratif: “Kisah Keluarga Kaya VS Anak Kecil Yang Miskin”
dan suasah yang membutuhkan, melayani orang sakit, melakukan
hal-hal yang berguna dan bermanfaat baik dalam keluarga, gereja
masayarakat dan bangsa. Dalam pelayanan-pelayanan itu, kita
dinasehati untuk melakukannya dengan penuh kesungguhan.
S uatu hari, tepat hari minggu, sebuah keluarga kaya pergi ke gereja
untuk beribadah. Mereka mengenderai mobil pribadi karena jarak
dari rumah mereka ke gereja kira-kira 3km. Setiba mereka di sana dan
Kesungguhan yang lahir dari hati sebagai hamba yang mau berjalan masuk ke dalam gedung gereja, mereka berjumpa dengan
melayani, bukan karena ada keinginan dan motivasi yang lain. seorang anak kecil miskin, yang duduk di sebelah keluarga kaya itu.
Dalam melakukan panggilan ini, kita sebagai perempuan harus Semua orang mengikuti ibadah itu dengan tenang sampai mereka diberi
dapat berupaya mengendalikan diri dalam segala hal, sehingga kesempatan untuk memberi persembahan. Masing-masing orang
jangan diri kita justru menjadi penghambat dalam pelayanan dan berjalan ke depan membawa persembahan mereka ke kotak
tugas pemberitaan Firman. Sebab itu, marilah kita menunaikan persembahan yang sudah disiapkan. Bagi keluarga kaya itu, mereka
panggilan pelayanan itu dengan setia sampai akhir. Memang ada harus memberikan persembahan yang banyak kepada Tuhan, supaya
ancaman dan tantangan yang akan dihadapi. Itu resiko yang akan Tuhan juga dapat membalasnya. Sedangkan bagi anak kecil itu, ia
dialami setiap hamba yang mau melayani dengan sungguh, tetapi memberika dari apa yang ada padanya. Uang yang dimiliki anak kecil itu
yakinlah bahwa Allah dalam Yesus Kristus senantiasa memberikan hanyalah Rp.10.000,-. Jadi dia mempersembahkan Rp.5.000,- di gereja,
jaminan penyertaan dan lebih dari itu, mahkota kemuliaan tersedia sisa Rp.5.000,- disimpannya untuk biaya transportasi pulang ke
bagi setiap hamba yang setia melayani sampai akhir. rumahnya. Setelah ibadah berakhir, dan semua orang telah keluar
meninggalkan Gedung gereja, datanglah seorang nenek tua, dengan
berpakaian lisut, dan tidak memiliki biaya untuk pulang ke rumahnya. Ia
meminta tolong kepada keluarga kaya itu dengan harapan akan dapat
membantunya sampai ke rumah. Namun, keluarga kaya itu justru tidak 1. Peristiwa penderitaan Yesus di Salib, menjadi bukti bahwa Allah
menolong dengan alasan bahwa nenek itu pakaiannya kotor sehingga sungguh mengasihi manusia. Dan Allah menghendaki agar manusia
membuat mereka merasa jijik. Melihat itu, datanglah anak kecil itu dan juga mengasihi Allah dan sesama ciptaan-Nya. Namun, hal
menanyakan keluhan nenek tua, dan seketika itu juga, anak kecil mengasihi sepertinya sulit dilakukan di saat ini. Apa penyebabnya?
dengan senang hati mau membantu nenek dengan membayar biaya Lalu bagaimana caranya kaum perempuan melakukannya?
transportasi dengan uang Rp. 5.000,- yang disimpannya tadi. Berhubung 2. Hal apa yang dapat dipelajari oleh perempuan gereja dari kisah
karena biaya transportasi per orang dikenakan Rp. 2.500,-. Maka anak inspiratif dan teks Yesaya 43:22-28 diatas? Jelaskan pendapat
kecil itu membantu nenek tua sampai ke rumahnya dengan selamat. masing-masing!
Kajian Teks
Sering orang berpikir bahwa semakin banyak mereka melakukan MEDITASI 17
PEREMPUAN
ritual keagamaan, misalnya dengan memberi banyak persembahan, Rabu, 24 Maret 2021
mereka akan semakin dekat dengan Allah dan mendapat balasan
keberhasilan. Mereka ini lebih mementingkan ibadah ritual tetapi Nas Bacaan : Yohanes 11 : 17 - 44
mengabaikan ibadah sosial seperti belas kasihan dan solidaritas dengan Tema Bulanan : Hamba yang Menderita
sesama yang menderita. Ibadah dan persembahan mereka hanyalah Tema Mingguan : Taat dan Setia Dalam Penderitaan
formalitas belaka tanpa disertai dengan sikap dan perilaku hidup yang
berkenan bagi Allah. Yesaya 43:22-28 menjelaskan bahwa Allah Langkah - Langkah Meditasi:
mengecam dosa umat-Nya dan dosa tersebut bukanlah karena mereka 1. Pemimpin ibadah mengajak peserta ibadah menyanyikan lagu PKJ.
tidak mempersembahkan korban kepada Allah, melainkan cara hidup No. 14 “Kunyanyikan Kasih Setia Tuhan”.
mereka yang tidak taat pada perintah Allah. Hal ini menekankan bahwa 2. Doa Pembukaan oleh pemimpin ibadah
walaupun mereka membawa korban bakaran, tetapi Tuhan tidak 3. Menyanyikan lagu Ny.GPM: “Bapa Siapkanlah Hatiku” (Sebagai
berkenan dengan persembahan mereka. Dengan menjadikan ritual Pengganti Doa Mohon Roh Kudus)
sebagai esensi agama, mereka telah menghilangkan esensi yang 4. Pemimpin Ibadah mengajak peserta ibadah membacakan secara
sesungguhnya yaitu taat pada perintah untuk menyembah Allah dan bersama Yohanes 11:17-44. Setelah itu, peserta ibadah membaca
mengasihi sesama. Tuhan telah memanggil umat-Nya untuk masuk ulang dalam hati.
dalam persekutuan dengan-Nya. Untuk itu umat perlu mendengar dan 5. Pemimpin ibadah menyampaikan pesan teks Yohanes 11:17-44:
menaati firman-Nya (Kel. 19:5). Namun, umat memberontak dan tidak Penilaian terhadap kesempurnaan seseorang biasanya relatif atau
taat kepada Allah (Yes.30:9-11). Pengampunan Allah atas dosa umat tidak semua sama. Bagi orang tertentu, seseorang dinilai sempurna
bukan terletak pada besarnya persembahan mereka tanpa hati yang kalau orang itu dapat dengan tenang merespons berbagai masalah
taat, tetapi hanya pada ketaatan kepada Allah-lah yang menjadi jaminan dan kesulitan yang dialami. Namun, bagi orang lain, orang yang
pengampunan Sebesar apapun persembahan korban itu, sama sekali sempurna justru adalah orang yang merespons segala sesuatu
tidak berarti bagi Allah, dibandingkan dengan sikap taat pada perintah- dengan semangat, lincah dan riang. Tentu saja, kedua penilaian ini
Nya. Itu menjadi inti nubuatan nabi Yesaya bagi bangsa Israel supaya sama-sama belum sempurna, karena keduanya tidak pernah
dapat berbalik kepada Allah dan melakukan perintah-Nya. mengalami dan mengetahui, seperti apa rasanya menjadi manusia
sempurna. Tidak seperti Tuhan Yesus. Kesempurnaan Sang Firman
Pertanyaan Diskusi! yang telah menjadi manusia ini (Yoh. 1:14) menjadi fokus utama nas
ini, melalui dua fase yang digaris-bawahi oleh Yohanes. Pertama,
Sang Firman kini menyatakan diri-Nya sebagai "kebangkitan dan
hidup" (ay.25). Karena itu, Ia berkuasa memberi hidup dan
membangkitkan (Yoh. 5:21, 25), dan karenanya Ia menjadi
penggenapan dari pengharapan eskatologis tradisional Yahudi,
seperti yang nyata di dalam kata-kata Marta (ay.24). Namun, Yesus
tidak hanya sekadar mengonfirmasi iman Marta, tetapi juga
mengantarkannya pada pemahaman yang tepat, bahwa Yesuslah
Sang Mesias, di mana segala janji tentang kebangkitan dan
kehidupan kekal akan dan sedang diwujudkan. Kedua, Sang Firman
yang menjadi manusia menunjukkan kemanusiaan-Nya lewat kasih
dan kesedihan-Nya melihat penderitaan Maria dan keluarganya (33,
35). Yesus meratap dan berempati bersama mereka yang bersedih
dan menderita. Melalui bacaan ini kita diajak untuk melihat betapa
Tuhan yang memberi hidup, mengasihi dan berempati juga dengan RENUNGAN PEREMPUAN
penderitaan umat manusia. Karena itu Ia rela mengorbankan diri- (RENUNGAN19AKHIR BULAN)
Nya sendiri demi memulihkan kehidupan manusia dari dosa dan Rabu, 31 Maret 2021
penderitaan. Sebagai orang-orang yang menghayati kasih dan
pengorbanan Kristus, tentu kita tahu betapa indah dan Nas Bacaan : Lukas 23 : 39 - 43
menyenangkan dikasihi oleh orang-orang yang kita cintai dan kasihi, Tema Bulanan : Hamba yang Menderita
betapapun mereka tidak sempurna dan terbatas dalam tindakan Tema Mingguan : Yesuslah Tuhanku dan Rajaku
yang bisa mereka lakukan. Namun, kita harus tetap hidup saling
mengasihi dan menopang. Tuhan Yesus adalah pemberi hidup yang Pokok - Pokok Renungan
berkuasa membangkitkan, serta mengasihi dan peduli dengan 1. Setiap orang pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya.
penderitaan kita. Sebab itu, hanya satu yang dapat kita lakukan Baik dialaminya sebagai pribadi, keluarga, dalam pekerjaan, dan
sebagai respons yang tepat untuk Tuhan yang mengasihi kita yakni berbagai aspek kehidupan lainnya. Memang, kehidupan yang kita
tetap percaya kepada-Nya seperti Marta, dan menyerahkan segala jalani ini bukan selalu senang dan bahagia, tetapi juga penuh dengan
dukacita dan pergumulan kita kepada-Nya seperti Maria. Maka masalah, penderitaan dan ancaman. Kebahagiaan dan penderitaan
kebahagiaan dan kedamaian akan tetap kita miliki dalam hati dan menjadi bagian dari hidup kita yang tidak bisa terpisah. Itulah
hidup kita. kenyataan yang tidak bisa disangkali oleh kita manusia.
6. Pemimpin Ibadah memberikan kesempatan kepada peserta ibadah 2. Hal itu juga dialami oleh Yesus. Hal ini dilukiskan oleh Lukas dengan
untuk merenungkan pesan teks yang disampaikan. Setelah itu, jelas sekali (ay. 26-32). Perjalanan Yesus ke tempat penyaliban
peserta ibadah diberikan kesempatan untuk menyampaikan sempat terhenti oleh dua peristiwa. Yesus sudah tidak mampu
pengalaman pribadi terkait dengan cerita Yohanes 11:17-44 dalam memikul kayu salib-Nya, sehingga tentara Romawi memaksa
kaitan dengan Tema Mingguan: “Taat dan Setia dalam seorang bernama Simon yang berasal dari Kirene untuk memikul
Penderitaan”. salib itu (ay. 26). Peristiwa kedua adalah percakapan Yesus dengan
7. Menyanyikan lagu PKJ. No. 185 : 1 “Tuhan Mengutus Kita ke dalam perempuan-perempuan (ay. 28-31). Selanjutnya narasi perjalanan
Dunia” adalah narasi penyaliban (ay. 33-38), narasi dialog dua penjahat
8. Pemimpin Ibadah berdoa syukur sekaligus mengucapkan Berkat dengan Yesus (ay. 39-43) dan narasi respons alam dan manusia
terhadap kematian Yesus (ay. 44-49). Bacaan kita saat ini masuk
pada narasi dialog dua penjahat dengan Yesus saat menjalani
proses penyaliban-Nya. Ada tiga hal penting yang mau disampaikan.
Pertama, penyaliban Yesus menyelamatkan semua orang.
Penyaliban Yesus tidak seharusnya IA alami, tetapi demi
keselamatan umat manusia, maka nyawa-Nya dikorbankan. IA rela
dicambuk, dicaci maki, diludahi, dihujat dan mengalami berbagai
perlakuan keji. Bukan karena kesalahan yang telah dilakukan-Nya,
tetapi hanya demi keselamatan semua orang yang percaya pada-
Nya. Kedua, ketidak-adilan sosial dan politik kekuasaan. Yesus
menjadi korban politik kekuasaan oleh pemerintah Romawi yang
terhasut oleh seruan banyak orang bahwa Yesus harus dihukum dan
disalibkan. Padahal sudah jelas tidak ada kesalahan yang telah
diperbuat-Nya. Ketiga, orang benar selalu salah di mata para
pembencinya. Perkataan dan tindakan kebenaran yang dilakukan
oleh Yesus, tetap saja dipandang salah oleh orang-orang yang PA PEMUDA
membencinya. Bahkan di kayu salib pun Yesus sempat dihujat oleh Kamis, 0421Maret 2021
salah satu penjahat yang juga sama-sama disalibkan dengan-Nya.
3. Di penghujung bulan ini, marilah kita renungkan perjalanan hidup Pembacaan : Mazmur 14 : 1 - 6
kita. Perjalanan yang penuh dengan berbagai persoalan, tantangan Tema Bulan : Hamba Yang Menderita
dan ancaman. Namun kita tetap melihat dan merasakan kasih Tuhan Tema Mingguan : Tuhan Tidak Memandang Hina Kesengsaraan
yang memberi kekuatan dan jalan keluar. Belajar dari kisah Orang Tertindas.
penyaliban Yesus, kita semua diajak untuk selalu bersyukur lewat
seluruh hidup kita menyongsong bulan yang baru. Kita harus selalu Pokok - Pokok PA:
meyakini dan mengakui bahwa Yesuslah Tuhan dan Raja dalam 1. Selain kitab Torah, kitab Mazmur sendiri, biasanya juga digunakan
hidup kita sebagai pribadi dan dalam keluarga. Sebab itu hendaklah dalam kebaktian Israel. Kitab Mazmur 14:1-6 menggambarkan
kehadiran kita dimana pun, dapat membawa sukacita, damai, dan tentang himbauan pemazmur agar berlaku taat kepada Allah. Dari
kebahagiaan bagi orang lain. Sebagai orang percaya, panggilan kita sekian banyak mazmur keyakinan, Mazmur 14 merupakan salah satu
tidak hanya sebatas rajin beribadah, tetapi lebih daripada itu sikap mazmur yang berfokus pada kenyataan bahwa orang yang fasik pasti
dan tindakan kita harusnya sebagai pembawa kebenaran di atas akan binasa. Pemazmur sangat yakin bahwa, walaupun sepertinya
ketidak-benaran, bertindak adil, dan selalu menunjukkan sikap orang fasik berjaya, mereka tidak akan bertahan. Mengapa
kepedulian dan keadilan bagi semua orang. Mari kita melakukannya pemazmur berkeyakinan seperti itu? Pemazmur belajar dari
dengan selalu berserah pada kehendak Tuhan dalam hidup kita. pengalaman hidupnya, Ketika melewati berbagai tantangan dan
Tuhan Yesus menyertai perjalanan kita di bulan yang baru. penderitaan, tetapi Tuhan selalu memberi pertolongan asalkan ia
selalu taat kepada Tuhan. Dalam konteks kepemudaan pada masa
kini, masih adalah pemuda gereja yang tetap taat kepada Tuhan
ditengah berbagai godaan?
2. Pernyataan dari teks ini merupakan gambaran kehidupan seseorang
yang menyangkali kenyataan hidup lebih dari sekadar fisik. Oleh
sebab itu, pada ayat 1-3, pemazmur menyebutnya sebagai orang
bebal. Bebal bukan berarti bodoh secara intelektual. Bebal itu artinya
keras kepala, tidak mau menerima fakta. Bebal artinya menolak
kebenaran yang sudah nyata. Maka orang sedemikian sebenarnya
sedang menutup mata pada kenyataan. Demikian juga untuk konteks
generasi orang-orang muda saat ini, apakah masih ada orang yang
selalu mengabaikan ajaran orangtua dan bebal hatinya. Tuhan yang
benar-benar ada tidak dapat disingkirkan hanya dengan sikap
manusia yang tidak percaya. Bahwa setiap orang wajib
mempertanggungjawabkan hidupnya, bahkan tindakannya yang
melawan Tuhan.
3. Mazmur ini juga ditujukan kepada anak-anak Tuhan yang sedang
menghadapi tantangan dan kesulitan oleh ulah orang-orang fasik.
Mazmur ini bertujuan menguatkan mereka dan generasi muda gereja
saat ini, bahwa Allah pasti akan memelihara anak-anak-Nya, dan
akan menghancurkan kesombongan setiap orang menyebabkan RENUNGAN PEMUDA
23
kesengsaraan bagi orang lain. Mazmur 14:1-6 merupakan sebuah Kamis, 11 Maret 2021
alarm/pengingat semua orang termasuk generasi muda masa kini
yang mengaku percaya pada Allah (beragama), tetapi perilakunya Nas Bacaan : Kisah 28 : 30 - 31
seperti tidak bertuhan/beriman. Mazmur ini merupakan penguatan Tema Bulan : Hamba Yang Menderita
bagi setiap orang yang dijahati, orang lemah, orang miskin, dan Tema Mingguan : Kami Memberitakan Kristus yang Disalibkan
tertindas. Bahwa pelaku yang suka membuat sengsara orang lain,
tidak akan luput dari penghukuman Allah. Pokok - Pokok Renungan:
1. Tema pelayanan kita pada minggu sengsara ke IV adalah “Kami
Pertanyaan PA: Memberitakan Kristus yang Disalibkan”. Tema ini merupakan sebuah
1. Makna teologi apa yang dapat kita pelajari dari penjabaran teks tema yang sangat menarik dan memiliki makna mendalam bagi kita
bacaan Mazmur 14:1-6 di atas? persekutuan orang percaya. Bagian akhir kitab Kisah Para Rasul
2. Bagaimana sikap generasi muda gereja saat ini dalam memaknai lebih berfokus menjelaskan tentang peristiwa perjalanan rasul Paulus
minggu-minggu sengsara Yesus Kristus dalam peran dan dalam memberitakan injil dari satu kota ke kota yang lain. Pasal
tanggungjawabnya di gereja dan lingkungan sosial kita? 28:30-31 menyatakan dengan penyertaan Allah, Paulus akhirnya
sampai di tempat tujuannya, yaitu di Roma! Walaupun dalam
perjalanannya, ia harus melewati tantangan perjalanan panjang yang
----Selamat ber-PA---- berbahaya. Ketika mengunjungi suatu kota, Paulus selalu berusaha
menemui orang-orang Yahudi di kota itu untuk mengabarkan Injil.
Begitu pun di Roma, ia ingin bertemu para pemimpin komunitas
Yahudi untuk memberitakan Injil.
2. Luis Palau, adalah seorang pengabar Injil, dan suatu kali pernah
berkata: "Penginjilan bukanlah sebuah pilihan." Ia memahami tugas
agung ini sebagai kewajiban bagi orang Kristen. Kita mungkin sering
menganggap bahwa Amanat Agung adalah pekerjaan berat. Kita
mungkin berpikir, untuk membiarkan pendeta dan aktivis gereja saja
yang memikul beban itu. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa itu
bukanlah tanggung jawab warga jemaat termasuk bagi generasi
pemuda saat ini.
3. Bagi siapa pun yang pernah beranggapan demikian, kita semua perlu
belajar dari teladan Paulus. Di Roma ia tinggal dua tahun penuh di
rumah sewaannya sendiri. Di situ, ia menerima semua orang yang
datang kepadanya (30). Ia dengan terus terang memberitakan Injil
Kerajaan Allah dan mengajarkan Tuhan Yesus Kristus (31). Besar
kemungkinan, status Paulus ketika itu adalah tahanan rumah. Jika
benar demikian, artinya rumah tahanan itu dijadikannya sebagai
pusat pembelajaran. Ia tidak mau keadaan membatasinya dalam
mengabarkan Injil. Alih-alih meratapi nasib, ia tetap setia menjalani
panggilannya sebagai rasul bagi orang non-Yahudi. (lihat tujuan
pemberitaan Injil Paulus yaitu bagi orang-orang Yahudi). DISKUSI PEMUDA
4. Dari nas ini, kita juga dapat melihat bahwa Paulus sedang Kamis, 1825Maret 2021
menyatakan sebuah prinsip tentang integritas diri. Ia berhasil
menyelaraskan antara kata dan perbuatan. Ia menyebarkan ajaran Nas Bacaan : Yesaya 44 : 21 - 23
Kristus bukan hanya dengan bicara, tetapi juga dengan Tema Bulanan : Hamba Yang Menderita
pengorbanan. Paulus memaknai pengorbanan Yesus Kristus sebagai Tema Mingguan : Allah yang Kaya Dengan Rahmat Menebus Kita
satu-satunya alasan baginya dalam memberitakan Injil. Dari Dosa, Bersukacitlah
5. Melihat sepak terjang Paulus, tugas mengabarkan Injil memang tidak
mudah. Akibatnya, kita langsung minder ketika melihat kualitas diri Study Kasus: “Kakak Yang Rela Berkorban”
sendiri. Kita merasa tidak seperti Paulus yang mahir mengajar,
berani, dan pintar. Akhirnya, deretan alasan ini kita gunakan sebagai
pembenaran agar terhindar dari tugas suci ini. Hal ini sering
dilakukan oleh kita sebagai generasi muda untuk menghindari tugas
A da seorang anak kembar, yang lahir pertama bernama John (kakak)
dan yang terakhir adalah Johan (adik). Mereka hidup dan tumbuh
besar dalam lingkungan yang sama. Namun, sikap mereka berbeda.
suci dan mulia ini. Penginjilan bukan pilihan, melainkan kewajiban! Sang kakak (John) adalah anak yang cerdas dan berprestasi.
Paulus menolak mencari alasan agar lari dari panggilan. Walaupun Sedangkan sang adik (Johan) tumbuh sebagai anak yang nakal,
banyak rintangan, ia selalu mencari cara mengabarkan berita baik itu. kemudian menjadi brutal, merampok dan membunuh. Pada suatu hari,
Ia selalu kreatif mengatasi masalah yang menghadangnya agar Injil Johan melakukan tindakan merampok dan membunuh beberapa orang
terus menyebar. Itu karena Tuhan selalu memberi hikmat untuk karyawan toko yang dirampoknya. Alhasil, Johan ditangkap pihak
mengatasi semua keterbatasan. Asalkan kita tetap mau berwajib dan dijatuhi hukuman mati. Mendengar kejadian tersebut John
Memberitakan Kristus yang Disalibkan dalam lingkungan sosial dan (kakak) teringat akan ucapan ayahnya sebelum meninggal. “John, tolong
masyarakat kita. kamu sadarkan adikmu untuk tidak berbuat jahat pada orang lain dan
berbuat baiklah padanya”, itu yang diucapkan ayah mereka pada John.
Tuhan memberkati kita semua, Amin..!! Maka tergeraklah hati John untuk menemui adiknya beberapa jam
sebelum eksekusi hukuman mati untuk adiknya Johan. Pada saat
diruang sel tahanan, John menyuruh adiknya membuka pakaiannya dan
bertukar dengannya. Namun sang adik tidak mengerti apa yang ---Selamat Berdiskusi---
diperbuat kakaknya. Setelah selesai berganti seragam, maka bertukarlah
posisi John di dalam sel tahanan dan Johan di luar tahanan. Pada
akhirnya sang kakak di hukum mati oleh pihak berwajib.
Pesan moral dari cerita ini mengilustrasikan Kristus yang adalah orang
benar dan tak berdosa. Sedangkan kita adalah contoh perilaku adik yang
penuh dengan dosa duniawi. Kristus telah menggantikan posisi kita
dalam hukuman mati di kayu salib, agar kita bisa hidup dalam
kebenaran. Sudahkah kita menyadari dosa kita? ataukah kita senantiasa
hidup dalam dosa? Padahal Kristus telah mati di kayu salib untuk
menebus dosa kita.
KATA PENGANTAR
T anpa terasa kita sudah memasuki bulan Maret, dan hanya ungkapan
syukur serta pujian yang patut kita berikan kepada Allah dalam
Yesus Kristus dan Roh Kudus yang senantiasa menuntun dan menyertai
DAFTAR ISI
Hal
pelayanan pemberitaan kita. Perayaan-perayaan minggu Sengsara KATA PENGANTAR i
Tuhan Yesus, terus mengingatkan kita tentang keagungan kasih Allah DAFTAR ISI ii
lewat pengorbanan Yesus di bukit Kalvari. Oleh sebab itu maka Tema
yang dipilih untuk membingkai pemberitaan Firman Tuhan di bulan Maret MATERI - MATERI:
ini adalah: “Hamba Yang Menderita”. Tema ini masih bersambung
dengan Tema bulan Februari: Gereja Sebagai Hamba Allah”. Karya LAKI – LAKI
Yesus yang paling Agung adalah ketika IA memilih menjadi hamba PA ………………………………… 1
terendah dan menempuh jalan penderitaan untuk menyelamatkan dan Renungan ………………………………… 4
menghidupkan seluruh ciptaan-Nya, baik manusia tetapi juga seluruh Diskusi ………………………………… 7
alam semesta. Hal ini penting bagi kita sebagai umat Kristiani dalam Meditasi ………………………………… 9
menghadapi pergumulan dan perjuangan hidup, tetapi juga tugas dan Kebaktian Kreatif ………………………………… 10
kerja kita di bulan ini dan bahkan disepanjang perjalanan hidup kita.
Tema ini akan diterjemahkan kedalam tema-tema mingguan sebagai PEREMPUAN
berikut: PA ………………………………… 12
Renungan ………………………………… 14
Diskusi ………………………………… 16
Meditasi ………………………………… 18
Renungan (KB) ………………………………… 20
PEMUDA
PA ………………………………… 22
Renungan ………………………………… 24
Diskusi ………………………………… 26
Meditasi 28
UNIT
PA ………………………………… 29
Renungan ………………………………… 31
Diskusi ………………………………… 33
Meditasi ………………………………… 36
ii