Kelompokkkkkk 3
Kelompokkkkkk 3
OLEH
KELOMPOK 3 :
1. TRESA ERNIKA ANGLINA SITORUS
2. RINCE HOTNIDA SIHALOHO
Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% pada
yahun 2020 menjadi sebesar 11,34 % (BPS, 1992). Berdasarkan data Biro Sensus
Amerika memperkirakan Indonesia akan mengalami pertambahan warga lansia terbesar
di seluruh dunia pada tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414% ( Kinsella dan Taeuber, 1993
).
Menurut Dinas Kependudukan Amerika Serikat (1999), jumlah populasi lansia 60 tahun
atau lebih diperkirakan hamper mencapai 600 juta orang dan diproyeksikan akan menjadi
2 milliar pada tahun 2050, pada saat itu lansia akan melebihi jumlah populasi anak ( 0-
14 ). Proyeksi penduduk oleh Biro Pusat Statistik menggambarkan bahwa antara tahun
2005-2010 jumlah lansia akan sama dengan jumlah anak balita, yaitu sekitar 19 juta jiwa
atau 8,5% dari seluruh jumlah penduduk.
Pada sebuah provinsi di Cina disebutkan terdapat populasi lansia yang sebagian
berusia lebih dari 100 tahun masih hidup dengan sehat dan sedikit prevalensi
kepikunanny. Menurut mereka, rahasianya adalah menghindari makanan modern, banyak
mengkomsumsi sayur an buah. Aktivitas fisik yang tinggi, sosialisasi dengan warga
lainnya, serta hidup ditempat yang sangat bersih dan jauh dari populasi udara.
Hal ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk dapat mempertahankan kesehatan
dan kemandirian para lansiaagar tidak menjadi beban bagi dirinya, kelurag maupun
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Aspek legal dan etik dalam keperawatan gerontik lansia dan tugas
perkembangan keluarga
2. Untuk mengetahui Masalah legal yang berpengaruh pada lansia
3. Untuk mengetahui Strategi pencapaian kesehatan mental untuk masa tua dan sukses
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kegiatan ini menurut Depkes (1993 Ib), dimaksudkan untuk memberikan bantuan,
bimbingan, pengawasan, perlindungan, dan pertolongan kepada lanjut usia secara indovidu
maupun kelompok. Seperti di rumah/lingkungan keluarga, Panti werda maupun puskesmas, yang
diberikan oleh perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota
keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan sebelumnya atau
bimbimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhn keperawatan di
rumah atau panti (Depkes,1993 1b).
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yakni:
Klien lanjut usia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih mampu bergerak
tanpa bantuan orang lain, sehingga untuk kebutuhannya sehari-hari masih mampu
melakukan sendiri.
Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan fisiknya
mengalmi kelumpuhan atau sakiy. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien
lanjut usia ini terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan
perorangan untukmempertahankan kesehatannya.
PENDEKATAN PSIKIS
PENDEKATAN SOSIAL
Menadakan diskusi dan tukar pikiran serta bercerita merupakan salah satu upaya perawat
dalam pendekatan sosial. Memberikan kesempatan untuk berkumpul bersama sesame klien
lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi pendekatan sosial ini merupakan
suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapi adalah makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain.
PENDEKATAN SPIRITUAL
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan tuhan atau
agama yang dianutnya, terutama bila klien lanjut usia dalam keadaan sakit,atau mendekati
kematian.
Teori aktivitas social tentang penuaan diperkirakan dapaat memberikan konstribusi paling besar
terhadap masa tua yang sukses. Teori ini mengemukakana bahwa lansia yang mengalami penuaan
optimal akan tetp aktif dan tidak mengalami penyusutan daklam kehidupan social mereka
Beberapa factor yang sangat penting yang berhubungan dengan kondisi pencapaian kesehatan
mental :
1. Kesehatan fisik
2. Aktivitas fisik
3. Aktifitas mental
4. Aktifitas social
5. Dukungan social
1. Kesehatan fisik
Dua factor yang utama yang mempengaruhi kesehatan mental adalah kesehatan fisik dan sumber
sumber keuangan. keduanya saling berhubungan karena kesehatan fisik yang optimum sering
berhubungan dengan jumlah uang yang telah dihabiskan oleh seseoerang dalam perawatan
kesehatan
2. Aktifitas fisik
Salah satu komponen yang sangat menguntungkan dari program kesehatan mental adalah
olahraga
olahraga yang rutin dengan pemanasan dan pendinginan lansia dapat mengharapkan
kemungkinan yang lebih besar untuk menjalani tahun tahun selanjutnya dengan kondisi kesehatan
yang baik
aktifitas fisik yang dilakukan terutama diluar rumah dapat meningkatkan sikap mengurangi stress
dan kesepian , tidur lebih baik dan mencegah perasaan depresi
Sinar matahari membantu penyerapan kalsium dan sangat penting membantu pencegahan
3. Aktifitas mental
Pensiun
Pekerjaan paruh waktu
4. Aktivitas social
Aktivitas sukarela
a. Mereka saling memiliki waktu , kemampuan , pengalama kadang kadang keuangan pribadi
untuk terlibat dalam aktifitas berkaitan dengan kebijakan public
b. Banyak dari lansia memiliki spesialisasi pengetahuan dan pengalama professional untuk
mempengaruhi kebijakan public
c. Pelayanan sukarela akan membawa lansia pada perasaan dibutuhkan
Hubungan seksual
a. Aktivitas seksual memungkinkan untuk dilakukan menyenangkan dan tidak boleh dianggap
sesuatu yang tidak biasa atau abnormal bagi pria dan wanita
b. Jika mereka tidak memiliki masalah kesehatan dan jika terdapat pasangan atau kondisi
lingkungan yang dapat memerima
c. Beberapa penyesuaian perlu dilakukan mengingat kondisi kadang kadang sentuhan
dan rangkulan merupakan bagian yang sangat penting dari suatu hubungan
5. Dukungan social
a. Komponen penting dari masa tua sukses dan kesehatan mental adalah adanya system
pendukung yang efektif
b. Sumber pendukung utama merupakan anggota keluarga ( Pasangan, anak anak , saudara
kandung atau cucu )
c. Sumber pendukung ( tetangga, teman dekat)
d. Beberapa lansia yang sebelumnya aktif ditempat ibadah biasanyan ingin melanjutkan
kegiatan religious
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan gerontik adalah suatu pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu
dan kiat/tekhnik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial-spritual dan kultural yang
holistic yang ditujukan kepada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat
individu.
Aspek legal yaitu peraturan perundang-undangan yang berlaku di : Indonesia. UU
RI No 13 Th 1998, tentang kesejahteraan lansia (GBHN’98-2003). Undang-undang
nomor 4 tahun 1965 tentang Pemberian bantuan bagi Orang Jompo (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1965 nomor 32 dan tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 2747). Salah satu pasalnya berbunyi “seseorang dapat dinyatakan orang
jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak
mempunyai pekerjaan atau tidak mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.”
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Untukitu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untukmelengkapi makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
1. Darmojo, Boedhi, dan Martono, Hadi. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut), Edisi 2. 2000. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
2. Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC.
3. R, Rully. 2002. Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan Lansia di RSU dalam Perspektif
HAM. Jakarta: Harian Suara Pembaharuan.
4. SKM, Hardiwinoto, Stiabudi, Tony. Pandaun Gerontologi, Tinjauan Dari Berbagai
Aspek. 2005. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
5. Anonim.2016.Http://repository.unhas.ac.id/bitsream/handle/123456789/6604
/Buku%2520Kerja%2520Praktek%2520Profesi%2520Keperawatan
%2520Gerontik.pdf diakses pada 10 Okt 2017 pukul 19:00 WIB