RADIOAKTIF
Guru Pembimbing:
Mukatin, M.Pd
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Radioaktif” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Mukatin, M.Pd sebagai guru pembimbing dari mata pelajaran Fisika. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pengertian Radioaktif
beserta sumbernya dan Radioaktivitas bagi para pembaca dan juga bagi para penulis.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Mukatin, M.Pd selaku guru
mata pelajaran Fisika yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ………………………………………………………………… 1
1.2. Rumusan masalah …………………………………………………………… 1
1.3. Tujuan penulisan ……………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bioteknologi ……………………………………………………… 2
2.2. Cabang Ilmu Bioteknologi ………………………………………………… 3
2.3. Bioteknologi Konvensional ………………………………………………… 6
2.4. Bioteknologi Modern …………………………………………………………. 7
Selama ini banyak orang menganggap mikroorganisme merupakan penyebab beragam penyakit
pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Pada kenyataannya tidak begitu. Ada banyak mikroorganisme
lain yang dapat memberikan manfaat bagi makhluk hidup lain, termasuk manusia. Misalnya dengan
proses bioteknologi. Istilah bioteknologi berasal dari gabungan kata bio (hidup) dan teknologi.
Proses bioteknologi umumnya mencakup pengubahan suatu bahan baku oleh aktivitas suatu
organisme untuk menghasilkan suatu produk akhir yang diinginkan.Bioteknologi diperkenalkan
sebagai cabang ilmu bioteknologi yang termuda. Namun, sesungguhnya bioteknologi secara
sederhana telah ada sejak ribuan tahun yang lalu ketika orang mulai membuat keju, roti, bir, dan
minuman anggur.
1.3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1
Bioteknologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri,
fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol, antibiotik, asam
organik) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat digunakan oleh
manusia.
Bioteknologi telah digunakan selama lebih dari 6000 tahun untuk menghasilkan produk yang
diinginkan dengan menggunakan mikroorganisme, seperti roti, keju bir, dan lain-lain.
Di bidang medis, penerapan cabang ilmu ini pada masa lalu dibuktikan dengan ditemukannya
vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi
yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara-negara maju. Kemajuan
ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur
jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang
belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.
Penerapannya pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi.
Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian
zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Ada beberapa ciri-ciri agar suatu proses dapat dikatakan sebagai bioteknologi. Ciri-ciri tersebut,
antara lain :
a. Mikrobiologi
2
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek
kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya
bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun
sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.
Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari
cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran pertanian, ilmu gizi, teknik
kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.
Robert Hooke (1635 - 1703) adalah matematikawan, sejarawan alam, dan ahli mikroskopi asal
Inggris. Hooke mengilustrasikan struktur badan buah dari suatu jenis kapang. Ini adalah deskripsi
pertama tentang mikroorganisme yang dipublikasikan.
b) Era Pasteur
Bertahun-tahun setelahnya, banyak observasi lain yang menegaskan hasil pengamatan van
Leeuwenhoek, tetapi peningkatan tentang pemahaman sifat dan keuntungan mikroorganisme berjalan
sangat lambat sampai 150 tahun berikutnya. Louis Pasteur dikenal luas karena berhasil
menumbangkan teori Generatio Spontanea, organisme hidup terjadi begitu saja.
Percobaan Pasteur menggunakan kaldu yang disterilkan dan labu leher angsa membuktikan tentang
adanya mikroorganisme.
Robert Koch (1842 - 1910), seorang dokter berkebangsaan Jerman adalah orang pertama yang
menemukan konsep hubungan antara penyakit menular dan mikroorganisme dengan menyertakan
3
bukti eksperimental. Konsep yang dikemukan oleh Koch dikenal sebagai Postulat Koch dan kini
menjadi standar emas penentuan penyakit menular.
Pekerjaan Sergei Winogradsky (1856-1953), asal Rusia, mirip dengan yang dilakukan
Beijerinck, tetapi dia mendalami bakteri yang terlibat dalam siklus nitrogen dan
siklus sulfur. Konsep kemolitotrofi yang dicetuskannya berkaitan dengan adanya hubungan antara
oksidasi senyawa anorganik dengan konservasi energi. Dengan menggunakan teknik pengkayaan,
Winogradsky berhasil mengisolasi bakteri pengikat nitrogen, Clostridium pasteurianum yang
bersifat anaerob, dan sebagai cikal bakal konsep fiksasi nitrogen.
2) Mikrobiologi Modern
Memasuki abad ke-20, mulai berkembang dua cabang mikrobiologi yang masih saling
berhubungan: mikrobiologi dasar (basic) dan mikrobiologi teraplikasi (applied). Mikrobiologi dasar
mengacu pada penemuan-penemuan baru di bidang ini. Sedangkan mikrobiologi teraplikasi mengacu
pada aspek pemecahan masalah (problem solving) yang berhubungan dengan bidang ini. Sejak
ditemukannya konsep tentang DNA maka bidang mikrobiologi pun memasuki era
molekuler. Keberhasilan sekuensing DNA berhasil mengungkap hubungan filogenetik (evolusi) di
antara berbagai jenis bakteri.
b. Biologi Sel
Biologi sel atau sitologi adalah salah satu cabang biologi yang secara khusus mempelajari tentang
sel dengan memanfaatkan penggunaan lensa optik dan mikroskop. Perkembangan kajian keilmuan
biologi sel diawali dari pengamatan sel oleh Robert Hooke pada tahun 1665 melalui kaca pembesar
hingga penemuan mikroskop sederhana oleh Antony van Leeuwenhoek pada tahun 1674 untuk
mengamati mikroorganisme. Kajian utama di dalam biologi sel ialah pengamatan sel sebagai satuan
yang utuh, interaksi molekuler antarsel dan rekasi kimia yang terjadi di dalam sel. Di dalam biologi
sel, objek pengamatan meliputi asam amino, protein, virus, bakteri, dan sel. Satuan pengukuran yang
digunakan dalam pengamatan biologi sel ialah mikrometer atau nanometer.
4
c. Genetika
Genetika adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat gen pada organisme maupun
suborganisme. Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan
segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi
kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-
3 pada tahun 1906.
Dalam kaitannya dengan genetika, DNA memiliki peran yang amat penting. DNA adalah bahan
genetik mendasar yang mengontrol sifat-sifat makhluk hidup, tereskpresikan dalam bentuk
polipeptida, meskipun tidak seluruhnya adalah protein (dapat diekspresikan sebagai RNA yang
memiliki reaksi katalitik, seperti SNRPs).
Francis Crick menjelaskan aliran informasi yang dibawa oleh DNA dalam rangkaian The Central
Dogma, yang berbunyi Aliran informasi DNA dapat diterukan ke sel-sel maupun individu lainnya
dengan replikasi, dapat diekspresikan menjadi suatu sinyal perantara dalam bentuk RNA, yang
kemudian dapat ditranslasikan menjadi polipeptida, unit pembangun suatu fenotipe dari organisme
yang ada.
bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan
genetik).
d. Biokimia
Biokimia atau kimia biologis, adalah ilmu yang mempelajari proses-proses kimia yang ada di
dalam tubuh dan yang berhubungan dengan organisme hidup. Sebagai subdisiplin dari biologi dan
kimia, biokimia dapat dibagi menjadi tiga bidang yaitu biologi struktural, enzim, dan metabolisme.
Selama beberapa dekade terakhir pada abad ke-20, biokimia telah berhasil menjelaskan proses
kehidupan melalui tiga subdisiplin ilmu ini. Hampir semua bidang ilmu hayat sedang ditemukan dan
dikembangkan melalui metodologi dan penelitian biokimia. Biokimia berfokus pada pemahaman
dasar kimiawi yang memungkinkan molekul biologis memunculkan proses-proses yang terjadi di
dalam sel hidup dan di antara sel, yang pada gilirannya berkaitan erat dengan pemahaman jaringan
dan organ, serta struktur dan fungsi organisme. Biokimia berkaitan erat dengan biologi molekuler
yang mempelajari mekanisme molekuler dari fenomena biologi.
Sebagian besar biokimia berhubungan dengan struktur, fungsi, dan interaksi makromolekul
biologis, seperti protein, asam nukleat, karbohidrat, dan lipid. Molekul-molekul ini membangun
struktur sel dan melakukan banyak fungsi yang berhubungan dengan kehidupan. Sifat kimiawi sel
juga bergantung pada reaksi molekul dan ion kecil. Mereka dapat berupa senyawa anorganik
(misalnya air dan ion logam) atau organik (misalnya asam amino yang digunakan untuk menyintesis
protein). Mekanisme yang digunakan oleh sel untuk memanfaatkan energi dari lingkungannya
melalui reaksi kimia dikenal sebagai metabolisme.
5
Temuan biokimia diterapkan terutama di bidang kedokteran, nutrisi, dan pertanian. Dalam
pengobatan, ahli biokimia menyelidiki penyebab dan penyembuhan penyakit. Ilmu gizi mempelajari
bagaimana menjaga kesehatan dan kebugaran serta pengaruh dari kekurangan gizi. Di bidang
pertanian, ahli biokimia menyelidiki tanah dan pupuk. Meningkatkan budidaya tanaman,
penyimpanan tanaman, serta pengendalian hama juga merupakan tujuan penerapan biokimia.
Bioteknologi tradisional tanpa rekayasa genetika fokus pada seleksi alammikroba yang digunakan
dalam modifikasi lingkungan sehingga dapat mendapatkan hasil yang optimal. Tujuan dari
bioteknologi konvensional atau bioteknologi tradisional memiliki tujuan untuk mencukupi kebutuhan
pangan masyarakat.
1. Bidang Makanan
Dalam bidang makanan proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi,
hasilnya antara lain ialah yoghurt, keju, tempe, roti, kecap, cuka, dan sebagainya.
2. Bidang Pertanian
3. Bidang Industri
4. Bidang Pengobatan
5. Bidang Peternakan
Bioteknologi tradisional di bidang peternakan, misalnya pada domba ankon yang merupakan
domba berkaki pendek dan bengkok, sebagai hasil mutasi alami dan sapi Jersey yang diseleksi
oleh manusia agar menghasilkan susu dengan kandungan krim lebih banyak.
6
Ciri-ciri Bioteknologi Konvensional adalah :
7
Bioteknologi modern memiliki beberapa kelebihan seperti menghasilkan bibit dengan sifat
unggul, menghasilkan produk kesehatan, pemberantasan hama secara biologis, mengatasi masalah
genetik dan mengatasi permasalahan lingkungan. Namun, bioteknologi modern ini juga memiliki
kekurangan seperti penggunaan teknologi yang mahal, mengganggu keseimbangan alam, mengurangi
plasma nutfah, dan munculnya reaksi alergi yang berasal dari produk bioteknologi.
8
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bioteknologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri,
fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol, antibiotik, asam
organik) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat digunakan oleh
manusia.
Bioteknologi mempunyai dua jenis, yaitu bioteknologi konvesional dan bioteknologi modern.
Bioteknologi konvensional atau bioteknologi tradisional adalah bioteknologi yang menggunakan jasa
mikroba untuk dapat menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh manusia melalui proses fermentasi.
Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang memanfaatkan rekayasa genetik, disamping
prinsip mikrobiologi dan biokimia untuk menghasilkan produk dengan sifat yang lebih unggul.
3.2. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami sebagai penysuun banyak berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga
para pembaca pada umumnya.
9
Daftar Pustaka
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/pengertian-bioteknologi-dan-kegunaannya-1921/
https://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknologi
https://www.btkp-diy.or.id/?act=artikel&judul=tahukah-kamu-apa-itu-bioteknologi-&er=73
https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobiologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Biologi_sel
https://id.wikipedia.org/wiki/Genetika
https://www.siswapedia.com/perbedaan-bioteknologi-konvensional-dan-bioteknologi-modern/
https://ardra.biz/topik/ciri-bioteknologi-konvensional-tradisional-dan-modern/
https://www.edutafsi.com/2016/09/perbedaan-bioteknologi-tradisional-dan-modern.html?m=1
https://www.zenius.net/prologmateri/biologi/a/923/Bioteknologi-Modern
10