Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MEKANIKA TANAH I

Dosen : Pentardi Rahardjo, Drs, M.T.

Disusun oleh :
Muhammad Dafa Firdaus ( 3.12.19.0.17 )

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T, karena atas pertolongan-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Makalah Mekanika Tanah ini tepat pada waktunya. Tak lupa sholawat serta
salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. beserta keluarga dan sahabat,
semoga selalu dapat menuntun pada kebaikan bersama.

Makala ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mekanika Tanah. Makalah ini
disusun dengan maksimal dan sebaik mungkin, ditunjang dengan berbagai sumber.

Penulis berharap semoga Makalah Mekanika Tanah ini bermanfaat bagi semua pihak
dan bila terdapat kekurangan dalam pembuatan Laporan Studi Literatur ini, penulis mohon
maaf. Penulis menyadari bahwa Makalah Mekanika Tanah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Semarang, 27 Oktober 2019

Penyusun,
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara berkembang, banyak hal diberbagai bidang melakukan


pembenahan dan perbaikan, salah satunya dibidang transportasi. Untuk mendukung
perkembangan tersebut, transportasi memegang peranan penting sebagai sarana
pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lain untuk mengerjakan banyak
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi yang baik akan memberikan
dampak positif terhadap perkembangan ekonomi, sosial budaya dan politik
Indonesia.
Jalan merupakan sarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia untuk melakukan mobilitas keseharian, dengan meningkatnya
arus kendaraan yang melewati suatu ruas jalan maka akan mempengaruhi daya
dukung tanah sebagai lapisan pondasi jalan tersebut. Kekuatan dan keawetan
konstruksi perkerasan jalan sangat ditentukan oleh sifat-sifat daya dukung tanah itu
sendiri, dimana agar konstruksi jalan dapat melayani arus lalu lintas sesuai dengan
umur rencana, maka perlu diadakan perencanaan perkerasan yang baik, karena
dengan begitu konstruksi perkerasan jalan mampu memikul beban kendaraan yang
melintas di atasnya dan menyebarkan beban tersebut ke lapisan–lapisan di bawahnya,
termasuk tanah dasar, tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada konstruksi
jalan itu sendiri.
Kekuatan struktur suatu perkerasan jalan sangat bergantung pada daya
dukung tanah dalam kepadatan maksimum. Bila perkerasan jalan tidak memiliki
kekuatan secukupnya maka jalan tersebut akan cepat mengalami kerusakan. Untuk
menilai kekuatan dasar yang hendak dipakai pada saat penentuan tebal lapisan
perkerasan, digunakanlah CBR (California Bearing Ratio).
Tanah merupakan hal penting dalam pembangunan awal sebuah jalan raya atau
jalan tol, tanah juga merupakan komponen utama subgrade yang memiliki
karakteristik dan perilaku yang berbeda-beda, sehingga perlu diperhatikan dalam
pekerjaan tanah adalah kepadatan lapangan atau berat isi keringnya. Karena
walaupun nilai CBR (California Bearing Ratio) telah memenuhi standar, namun jika
kepadatan lapisannya masih belum baik, maka deformasi akibat konsolidasi masih
dapat terjadi dan penyebaran beban ke lapisan tanah dibawahnya akan menjadi
kurang baik, serta berpotensi terjadi konsentrasi tegangan pada bagian tertentu dalam
lapisan tanah tersebut yang dapat mengakibatkan kegagalan lapisan tanah dasar
pondasi secara keseluruhan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur atau memeriksa
kepadatan tanah di lapangan adalah dengan melakukan pengujian/tes sand cone,
yang sangat berpengaruh penting terhadap penentuan kepadatan tanah. Sand cone
test atau tes kepadatan tanah adalah sebuah pengujian yang dilakukan untuk mencari
nilai kepadatan tanah hasil pemadatan di lapangan yang dibandingkan dengan nilai
kepadatan tanah di laboratorium / maximum dry density (MDD).
Tes sand cone posisinya memegang peranan penting pada pembangunan suatu
jalan raya atau jalan tol, dimana lapisan tanah perlu ditentukan kepadatannya dengan
menggunakan alat uji Sand Cone
Hasil pengujian dengan sand cone adalah : berat isi kering tanah atau material
lapis dasar pondasi, yang merupakan kepadatan lapangan tanah atau lapis dasar
pondasi yang diperiksa dan bertujuan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan
di lapangan yang dinyatakan dalam derajat pemadatan (degree of compaction), yaitu

perbandingan antara 𝛿𝑑 lapangan dengan 𝛿𝑑 laboratorium.

Nilai kepadatan tanah dilapangan umumnya diharuskan memiliki nilai


kepadatan minimum 95%. Apabila hasil uji tidak mencapai nilai minimum
tersebut, maka tanah perlu dilakukan penambahan pemadatan dengan alat
pemadat hingga mencapai nilai kepadatan minimum tersebut. Adapun kondisi lain
yang menyebabkan nilai kepadatan tanah tidak mencapai kepadatan minimum
setelah dilakukan beberapa kali pemadatan, maka dapat diindikasikan tanah tersebut
sangat basah sehingga perlu dilakukan pembongkaran tanah tersebut untuk
dikeringan (dijemur) kemudian setelah dirasa cukup kering, tanah ditimbun dan
dipadatkan kembali.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sand Cone Test
Sand cone test adalah pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan menggunakan
pasir Ottawa sebagai parameter kepadatan tanah yang mempunyai sifat kering, bersih,
keras, tidak memiliki bahan pengikat sehingga dapat mengalir bebas. Pasir Ottawa
yang digunakan adalah lolos saringan no.10 dan tertahan di saringan no.200. Metode
ini hanya terbatas untuk lapisan atas tanah yaitu antara 10 – 15 cm.

B. Tujuan Sand Cone Test


Sand cone dilakukan untuk pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan pada lapisan
tanah atau lapisan perkerasan yang telah dipadatkan. Pengujian yang diuraikan hanya
berlaku terbatas pada ukuran butiran tanah dan batuan tidak lebih dari 5 cm
diameternya.Yang dimaksud dengan kepadatan lapangan adalah berat kering per
satuan isi. 

C. Cara Sand Cone Test

 Penentuan lokasi titik uji harus memenuhi :


a) Pengujian kepadatan tidak boleh dilakukan pada saat titik uji tergenang;
b) Pengujian kepadatan dilakukan paling sedikit dua kali untuk setiap titik
dengan jarak 50 cm;
c) Pada saat pengujian, dihindari adanya getaran;
d) Hasil pengukuran yang berupa nilai kepadatan dihitung rata-rata dengan dua
angka dibelakang koma
 Peralatan yang digunakan untuk Sand Cone Test

1. Botol transpasan untuk tempat pasir dengan isi lebih kurang 4 liter.
2. Corong kalibrasi pasir dengan diameter 16,51 cm.
3. Plat untuk corong pasir ukuran 30,48 cm x 30,48 cm dengan lubang bergaris
tengah 16,51 cm.
4. Peralatan kecil yaitu :
5. Palu, sendok, kuas, pahat,,dan peralatan untuk mencari kadar air.
6. Satu buah timbangan dengan kapasitas 10 kg ketelitian sampai 1,0 gram.
7. Satu buah timbangan kapasitas 500 gram ketelitian sampai 0,1 gram.
8. Pasir : Pasir bersih keras, kering dan bisa mengalir bebas tidak mengandung
bahan pengikat dan bergradasi lewat saringan no.10 (2 mm) dan tertahan pada
saringan no.200 (0,075 mm)

 Langkah Sand Cone Test


1. Menentukan isi botol
2. Timbanglah alat (botol + corong = gram)
3. Letakkan alat dengan botl di bawah , bukalah kran dan isi dengan air jernih
sampai penuh di atas kran. Tutuplah kran dan bersihkan kelebihan air.
4. Timbanglah yang terisi air ( gram). Berat air = isi botol pasir .
5. Lakukan langkah ii dan iii sebanyak tiga kali dan ambil harga rata-rata dari
ketiga hasil. Perbedaan masing-masing pengukuran tidak boleh lebih dari 3
cm3 .
6. Menentukan berat isi pasir
7. Letakkan alat dengan botol di bawah pada dasar yang rata tutup kran isi corong
pelan-pelan dengan pasir.
8. Bukalah kran isi botol sampai penuh dan dijaga agar selama pengisian corong
selalu paling sedikit setengahnya.
9. Tutup kran bersihkan kelebihan pasir di atas kran dan timbanglah (w3 gram)
10. Menentukan berat pasir dalam corong :
11. Isi botol pelan pelan dengan pasir dengan pasir secukupnya dan timbang ()
gram.
12. Letakkan alat dengan corong di bawah pada plat corong , pada dasar yang rata
dan bersih.
13. Bukalah kran pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir .
14. Tutup kran dan timbanglah alat berisi sisa pasir () gram.
15. Hitunglah berat pasir dalam corong (). gram.
16. Menentukan berat isi tanah :
17. Isi botol dengan pasir secukupnya
18. Ratakan permukaan tanah yang akan diperiksa. Letakkan plat corong pada
permukaan yang telah rata tersebut dan kokohkan dengan paku pada keempat
sisinya.
19. Galilah lubang sedalam minimal 10 cm (tidak melampaui tebal hamparan
padat)
20. Seluruh tanah hasil galian di masukkan ke dalam kaleng yang tertutup dan
telah diketahui beratnya () lalu timbang kaleng beserta tanah ().
21. Timbang alat dengan pasir di dalamnya ().
22. Letakkan alat pada tempat ke ii , corong ke bawah di atas plat corong dan buka
kran pelan-pelan sehingga pasir masuk ke dalam lubang.
23. Setelah pasir berhenti mengalir kran ditutup kembali dan timbang alat dengan
sisa pasir ( gram).
24. Ambil tanah sedikit dari kaleng untuk penentuan kadar air w %

 Perhitungan Sand Cone Test

 Isi botol = berat isi = ( W2 – W1 ) cm3


 Berat isi pasir = (Wa-W1)/(W2-W1) gram
 Berat pasir dalam corong = (w4-w5) gram.
 Berat isi pasir dalam lubang = (w6-w7)-(w4-w5) gram.
 Isi lubang = (w10 / p) x Ve cm3
 Berat tanah = ( W8 – w9 ) gram
 Berat isi tanah = (w8-w9)/we = gram/cm3.
 Berat isi kering tanah =
 Derajat kepadatan di lapangan =

 Permasalahan dalam pengujian Sand Cone

Permasalahan yang mungkin timbul dalam pengujian sand cone sehingga


mengakibatkan pengukuran kepadatan lapangan yang tidak akurat atau salah,
disebabkan antara lain oleh :

 Bahan pasir yang tidak bagus (tidak memenuhi syarat gradasi, kurang kering
sehingga sulit mengalir melalui corong, tercampur dengan material yang
mempunyai daya lekat [mis : lempung, lumpur, dsb])
 Berat isi pasir yang digunakan untuk pengujian tidak terkalibrasi dengan baik
(selalu lakukan kalibrasi berat isi pasir setiap akan melakukan pengujian, hitung
rata-rata dari minimal 3 kali kalibrasi berat isi pasir)
 Volume pasir dalam botol kurang untuk mengisi penuh lubang dan corong
(gunakan botol yang lebih besar jika volume botol kurang)
 Adanya getaran yang mempengaruhi pemadatan pasir yang diisikan ke dalam
lubang uji
 Lubang uji yang terlalu kecil ukurannya
 sample tanah atau material lapis dasar pondasi yang tidak dimasukkan dalam
wadah tertutup atau terkena suhu panas sehingga kehilangan kelembaban yang
mengakibatkan pemeriksaan kadar air tidak akurat
 Permukaan tanah atau lapis dasar pondasi yang diuji tidak rata (jika perlu, pastikan
dengan mistar waterpass untuk kerataan permukaan)
 Pengujian pada lebih dari 1 jenis lapisan (untuk menguji lapis yang sudah tertutup
lapis lainnya, pastikan bahwa lapis di atasnya sudah dikupas habis seluruhnya dan
permukaan uji merupakan permukaan lapisan yang diinginkan untuk diuji -- jangan
menggali pada perbatasan antar lapisan tanah atau perbatasan antar lapis material
dasar pondasi)
 Ukuran lubang plat dudukan corong dan diameter corong tidak sama, sehingga ada
sisa pasir pada plat dudukan corong yang tidak terhitung pada waktu menghitung
isi corong (usahakan diameter lubang plat dudukan corong sama dengan diameter
corong)
 Penggalian menghasilkan lubang yang lebih besar dari diameter lubang plat
dudukan corong sehingga ada celah di bawah plat dudukan yang tidak terisi pasir
uji

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur atau memeriksa kepadatan tanah di
lapangan adalah dengan melakukan pengujian/tes sand cone, yang sangat berpengaruh penting
terhadap penentuan kepadatan tanah. Sand Cone Test atau tes kepadatan tanah adalah sebuah
pengujian yang dilakukan untuk mencari nilai kepadatan tanah hasil pemadatan di lapangan
yang dibandingkan dengan nilai kepadatan tanah di laboratorium / maximum dry density
(MDD).Tes sand cone posisinya memegang peranan penting pada pembangunan suatu jalan
raya atau jalan tol, dimana lapisan tanah perlu ditentukan kepadatannya dengan menggunakan
alat uji Sand Cone

B. Daftar Pustaka

 https://geezaliori20.blogspot.com/2017/04/sand-cone-test.html
 http://sabenatamsis.blogspot.com/2015/12/sand-cone-test.html

 https://lauwtjunnji.weebly.com/pengujian--sand-cone.html

Anda mungkin juga menyukai