661 579 2 PB
661 579 2 PB
ABSTRACT
ABSTRAK
1 PENDAHULUAN
Satelit yang b e r a d a p a d a orbit geostasioner (GSO, geostationary orbifj
idealnya memiliki inklinasi nol, eksentrisitas nol, dan terletak p a d a bujur
yang tetap. Pada kenyataannya, kondisi ideal ini tidak mungkin k a r e n a
adanya berbagai gangguan orbit. Gangguan orbit ini mengakibatkan
bergesernya p a r a m e t e r orbit dari kondisi idealnya. Penyebab u t a m a
27
gangguan ini mulai dari yang terbesar adalah m a s s a Bulan, m a s s a Matahari,
ketidakbulatan Bumi, d a n radiasi Matahari (Morgan, 1989).
Menyimpangnya satelit dari orbit yang direncanakan t e n t u saja b u k a n
hal yang diharapkan. Karena itu u n t u k menjaga agar satelit t e t a p
menjalankan misi s e s u a i objektifnya, secara rutin dilakukan m a n u v e r
pengendalian satelit {station keeping maneuver). Manuver ini a k a n dilakukan
apabila dari hasil p e n e n t u a n orbit d a n propagasi efemeris diidentifikasi
satelit a k a n menyimpang dari kondisi idealnya melewati limit orbit yang telah
ditetapkan (Wibisono, 2002).
Satelit GSO memegang peran penting terutama dalam dunia komunikasi
dewasa ini. Kebanyakan satelit komunikasi adalah satelit GSO. Satelit y a n g
dimiliki Indonesia (sebelum diluncurkannya LAPAN-TUBSAT) s e l u r u h n y a
adalah satelit GSO baik yang masih beroperasi m a u p u n yang tidak lagi.
Dengan demikian, p e m a h a m a n yang baik t e n t a n g orbit satelit GSO t e r m a s u k
gangguan d a n pengendalian orbitnya sangat diperlukan u n t u k menjelaskan
perilaku orbit satelit-satelit GSO tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah m e m a h a m i pengaruh lingkungan antariksa
t e r h a d a p perilaku orbit satelit GSO berikut aktivitas pengendaliannya. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat m e m b a n t u dalam menjelaskan p e r m a s a l a h a n
orbit yang dialami satelit GSO.
28
NORAD TLE [North American Aerospace Defense Command Two Line
Eiementy dipublikasikan di internet melalui NASA/Goddard d a n dapat
diakses melalui www.space-track.org a t a u www.celestrak.com. Satu 'set
elemen TLE' (disingkat elset) terdiri dari d u a baris data dengan format
khusus. Di dalam s e b u a h elset tersimpan berbagai data mengenai orbit
satelit b e r s a n g k u t a n (Rachman, 2007).
29
dipertahankan (bagi satelit yang masih beroperasi) a t a u semula dipertahankan
(bagi satelit yang tidak lagi beroperasi). Program station keep d i g u n a k a n
dalam analisis p e n g a r u h gaya-gaya perturbasi t e r h a d a p inklinasi d a n bujur
satelit sehingga t e r b e n t u k profil inklinasi d a n bujur sedemikian r u p a .
Program GSO Prediction digunakan u n t u k mengkaji prediktibilitas orbit.
Karena program ini tidak memperhitungkan faktor pengendalian orbit m a k a
prediksi h a n y a dapat dilakukan u n t u k satelit yang tidak lagi dikendalikan.
30
15. GOES 4 AKM 8-Sep-1980 20-Mar-2005 0-22 (24 thn) 0-360
16. GStar 1 8-May-1985 16-May-2005 0-7 (7 thn) 257, 255
17. GStar2 29-Mar-1986 17-May-2005 0-8(10 thn) 255, 235, 0-360
18. GStar 3 ll-Sep-1988 15-May-2005 0-12 (17 thn) 267, 255
19. HGS 1 25-Dec-1997 22-May-2005 56,8-0 (anomali) 205, 298, 190-325
20. Indostar 1 12-Nov-1997 8-Nov-2006 0-1.3 (1.5 thn) 107.7
21. Insat 1A 10-Apr-1982 27-Nov-2006 0-14 (data kurang) 0-122 (data kurang)
22. Insat IB 31-Aug-1983 28-Nov-2006 0-12 (16 thn) 74, 94, 14-132
23. Insat 1C 27-Jul-1988 27-Nov-2006 0-11.5 (17 thn) 93.5, 56-94
24. Insat 2A 10-Jul-1992 29-Nov-2006 0-8 (9 thn) 74, 48, 0-360
25. Insat 2B 22-Jul-199 3 26-Nov-2006 0-5.5 (6 thn) 94,112,0-360
26. Insat 2C 7-Dec-1995 27-Nov-2006 0-4.2 (5 thn) 94, 48, 0-360
27. Insat 2D 3-Jun-1997 28-Nov-2006 0-7.5 (9 thn) 0-360 (anomali)
28. Intelsat 1-F1 7-Sep-1966 16-May-2005 0-14.5-9.5 (27, 12 200-310 (data
thn) kurang)
29. Intelsat 2-F1 17-Jul-1967 17-May-2005 anomali anomali
30. Intelsat 2-F2 11-Jan-1967 26-Nov-2006 0-15-11 (25, 10 0-360 (data kurang)
thn)
31. Intelsat 4-F8 25-Jan-1977 12-Nov-1999 0-12 (16 thn) 174, 0-360
32. Intelsat 502 6-Dec-1980 6-May-2005 0-11 (16 thn) 320, 0-360
33. Kiku2 23-Feb-1977 27-Nov-2006 0-14.5 (29 thn) 130, 0-360
34. LES8 24-Jan-1977 17-May-2005 anomali anomali
35. Meteosat 3 21-Jun-1988 5-Jun-2005 0-10 (13 thn) 360, 3 1 0 , 2 8 5 , 0-
360
36. Olympus 1 13-Jul-1989 10-May-2005 0-9 (13 thn) 3 4 1 , 0-360
37. Optus Al 28-Aug-1985 29-Nov-2006 0-10 (13 thn) 160, 0-360
38. Optus A2 28-Nov-1985 13-Feb-2006 0-9 (13 thn) 156, 164, 0-360
39. Optus A3 15-Sep-1987 26-Nov-2006 0-8 (10.5 thn) 164, 156, 152, 164,
31.5
40. Palapa 1 23-Feb-1978 2-Apr-2006 0-13 (20 thn) 0-360 (data kurang)
41. Palapa 2 26-Dec-1979 9-Mar-2006 0-13(19 thn) 0-360 (data kurang)
42. Palapa B1 19-Jun-1983 18-Jun-2006 0-11 (16.5 thn) 108, 118, 134,0-360
43. Palapa B2 6-Feb-1984 12-Nov-1984 anomali anomali
44. Palapa B2P 22-Mar-1987 16-May-2005 0-7.5 (9 thn) 113, 144, 0-360
45. Palapa B2R l-Apr-2000 28-Apr-2005 0-4.2 (5 thn) 108, 43
46. Palapa B4 14-May-1992 17-Jun-2006 0-1.5(1.5 thn) 118,0-360
47. Palapa CI l-Feb-1996 18-May-2005 0-1.7, 0 (anomali) 150, 50,38
48. Palapa C2 15-May-1996 17-Jun-2006 0 113
49. Sakura 2A 4-Feb-1983 28-Nov-2006 0-12.5 (19.5 thn) 132, 128, 0-360
50. STTW3 24-Dec-1988 26-Nov-2006 0-9(12 thn) 110.5, 37-111.5
51. STTW4 5-Feb-1990 27-Nov-2006 0-9 (11.5 thn) 98, 51-98
52. STTWT2 8-Apr-1984 22-Nov-2006 0-12 (22 thn) 125, 10-135
53. TDRS6 13-Jan-1993 19-Nov-2006 0-2.5,0-7 (anomali) 313, 186 (anomali)
54. Telkom 1 12-Aug-1999 19-Jun-2006 0 108
55. Telkom 2 16-Nov-2005 15-Jun-2006 0 118
56. Westar 3 24-Aug-1979 13-May-2005 0-12 (17 thn) 269, 0-360
57. Yuri 9-Apr-1978 29-Nov-2006 0-14.5 (22 thn) 110, 40-109
31
3 . 2 Pembahasan
Idealnya orbit satelit GSO h a r u s m e m e n u h i tiga persyaratan sebagai
berikut (Roddy, 2001):
• Satelit p a d a orbit tersebut h a r u s bergerak ke a r a h timur [eastward) dengan
kecepatan revolusi yang s a m a dengan kecepatan rotasi Bumi. Dengan k a t a
lain periode orbit satelit s a m a dengan rotasi Bumi yakni 23 jam, 56 menit,
4 detik waktu Matahari rata-rata.
• Orbit h a r u s lingkaran dengan setengah sumbu-panjang sekitar 42164 km.
Ini berarti ketinggian satelit sekitar 35786 km dari p e r m u k a a n Bumi.
• Inklinasi orbit h a r u s nol. Ini berarti orbit satelit terletak p a d a bidang
ekuator Bumi.
P - 2 , ^ - ,3-1)
Bervaria&i &tmtuha*
Peayekab Efek Orbit Magnitude dexlgan lydbrazin*
7-tlwx AV
Osilasi utara- 0.75°-0.94°
Bulan-Matahari Inklinasi Tahun 320 m / d t k 13
selatan per thn
Setengah
Ketidakbulatan Pergeseran ±0.002°
sumbu Bujur 15m/dtk 1
Bumi timur-barat per hari2
panjang
Tekanan Osilasi Eksentrisi Luas
Matahari timur-barat tas per massa
32
Gangguan yang dialami satelit bisa darj Bulan saja, Matahari saja,
atau kombinasi B u l a n d a n Matahari. Tabel 3-2 memperlihatkan b a h w a efek
dari gangguan ini adalah b e r u b a h n y a inklinasi orbit satelit sekitar 0.85°/thn.
Jika tidak dilakukan koreksi orbit, gangguan ini b e r s a m a dengan gangguan
akibat ketidakbulatan b e n t u k Bumi a k a n mengakibatkan b e r u b a h n y a
inklinasi dari 0 hingga 14.67° dalam 26.6 t a h u n lalu kembali ke nol dan
siklus p u n terulang kembali (Roddy, 2001). Besar presesi yang diakibatkan
oleh Matahari d a n Bulan p a d a satelit GSO terlihat p a d a Gambar 3-1 kiri.
Presesi ini bernilai dari 0.75° hingga 0.94° per t a h u n tergantung dari nilai
deklinasi Bulan. Besarnya percepatan geser [drift acceleration) yang dialami
orbit satelit akibat kelonjongan ekuator Bumi diperlihatkan p a d a Gambar 3-1
kanan.
K10
2
1.5 i i !
0.5
•lb
„ .1 . J T I l ,i , • i i
0 X 60 90 120 15D 180 210 240 270 300 330 360
Bujur timur f)
33
Untuk menjaga agar inklinasi tidak melebihi batas yang diperbolehkan
maka dilakukan manuver pengendalian orbit yang dinamakan pengendalian
utara-selatan [north-south station keeping). Tekniknya dengan memberikan
impuls (memakai thruster) pada waktu dan arah yang tepat untuk
mengembalikan satelit pada inklinasi nol. Karena benda ketiga cenderung
menggerakkan normal orbit satelit ke arah Titik Aries (asensiorekta 0°) maka
manuver inklinasi menggerakkan normal orbit ke arah yang berlawanan
(asensiorekta 180°). Jika inklinasi nol telah didapatkan maka kembali impuls
diberikan pada arah berlawanan dengan semula untuk menghentikan
perubahan inklinasi. Batas toleransi inklinasi yang dibolehkan sebelum
dilakukan pengendalian utara-selatan ini adalah ±0.1° untuk satelit pada C
band dan ± 0.05° untuk satelit pada Ku band. Pengendalian inklinasi ini
adalah pengendalian yang paling banyak memerlukan bahan bakar di
banding pengendalian elemen orbit lainnya. Efek samping dari pengendalian
utara-selatan adalah terjadinya perubahan eksentrisitas orbit (Morgan,
1989). Gambar 3-2 menunjukkan interval waktu manuver pengendalian
utara-selatan dan besar tambahan kecepatan yang diperlukan ditiap
manuver.
100
BE
----JX; \
I 60
>
<
40
20
S i i i i
0 0.1 0.2 FJ.3 CM 0.5 0.B 0.7 0.B 0.9 1
"0 0.1 02 0.3 0.4 0.5 D.6 0.7 D.B 0.9 1
Toleransi bujur (*)
Tolaranai bujur (")
Gambar 3-2: Interval waktu manuver pengendalian orbit untuk satelit GSO
(kiri) dan besar tambahan kecepatan yang dibutuhkan untuk
pengendalian orbit tersebut (kanan) akibat gangguan Matahari
dan Bulan
34
tapi agak tertarik ke a r a h equatorial bulge tersebut. Efek k e p e p a t a n ini p a d a
satelit a d a d u a (Morgan, 1989):
• Bertambahnya r a d i u s orbit k a r e n a a d a n y a p e n a m b a h a n percepatan
gravitasi p a d a satelit.
• Jika inklinasi satelit tidak s a m a dengan nol m a k a orbit normal satelit (garis
yang tegak l u r u s t e r h a d a p bidang orbit) a k a n mengalami presesi mengitari
sumbu rotasi Bumi. Ini terjadi k a r e n a a d a n y a gaya yang menarik satelit
menuju bidang ekuator. Kombinasi dari gangguan ini dengan gangguan
benda ketigalah yang dikoreksi dengan pengendalian u t a r a - s e l a t a n (telah
dijelaskan sebelumnya).
35
ISO
, — "• t.-.^^jfr....^ ^
dirt accel = U.HWoaf 1
drift SCCBI =0.001 Vday: 0.6 drift sccel = 0 001 7d«y2
so
0.2
' • > • - - ••-.+•••"--•••; \ i-
0.1
fy
0 5 0.6 0 7 0.8
r i
12 0 3 0 4 0.5 0.6 0 7 0 8 0 9
! i i i
Toleransi bujur f) Toleransi bujur [")
Gambar 3-4: Profil bujur satelit Palapa B2P yang kini bergeser dari 0 hingga
360°
36
Tabel 3-4: SATELIT YANG BEROSILASI DI SEKITAR 79° BT
:i5i:i?j££i$^
HGS 1
•••HHHHBII
298
Intelsat 1-F1 310
37
19SC.0Q 199200 199*00
0.00 1W2.Q0 IWCO 2003.00 2C04DO 2006.00
\ ^ ^>;
>
^ r
^ •
39
•• PrM*Ji SOW ~ » ~ Data TLE
Prittn SOP4 - * - DM n±
V 4% A'v • /"\
(2105.00 ' '••>' - v :
V""' '""* * »^V
42190.00
V : •i / f jf I t • : ;/• \ i
:
6
42175.00
i f * ii * !\ I / \:
« 42170.00 \\ ... if ...*
;
$'.... V ••••• f* \:
m J'' ¥. •/ »\ m^ *
-9.42165 00
: V i ffi '\
6
I 42160.00 V
-\ *
1 \wr •"£'i
%\ /'";'
; V"
42155.00
1 •••§• %'i!
V- /''
42160.00
iV-'/-i :' % I; ••••«,••//•••-: ;-V-
42145.00
W :
2001 00
v 2002 00 2003 00
v 2004.00 2005O0
Timetyttrl
3006JOO 3007 00 2OOB00
340J0O \ : ;• . . . . •v ... !\
320.00
300 00- \ ..\:
\ ;5..V.
\
;eono.
:«o.oo
.;.\ ; .:.. A,\ .; ;...\.
240jOO |: \ \.
"'i:'"::'s^r :
;
•a 220 on : ; • " % : : : : : : : : :
2.200.X
| 160.00
•', : S : ". :V • • \ *.
!•- :
- • " \
V
5 140.CC
s
1 2 0 JOO - -;-^X-
10000
ji^^fe. ^^^ . s
B0 JOO
60.00
•- • JF•jr. ..N .
40 00
20 00
0 00 . \fr ... x :
: • • • \ • • •
....'i2 0 0 1 0 0 ': J
2002.00 2003 .\
00 2004 00 2005 00 2006 GO 2007.00 2006 03
Tine [year]
Prniikji S 0 P 4 - * - D a t e TLE
42205-00
/\: A
42200 00
42195 00
/ • - \ / v • • ' < • • • • ; • • y ; • - \ • • • • • • • > • • •
-r-v-
42190.00
42165.00
'z:izz ZXJ ":S?z T/z: "^ :i\
42160.00
42125.00
42170.00
42165.00
431E0 00
42155.00
42150 00
42145 00
40
4 KESIMPULAN
Idealnya satelit GSO memiliki inklinasi nol, eksentrisitas nol, dan
posisi bujur yang tetap n a m u n gaya-gaya perturbasi melencengkan satelit
dari orbit ideal tersebut. Tiap satelit GSO mengalami presesi orbit akibat
Matahari d a n Bulan s e b e s a r 0.75° hingga 0.94° per t a h u n tergantung dari
nilai deklinasi Bulan. J i k a pergeseran inklinasi dibiarkan saja t a n p a
dilakukan m a n u v e r pengendalian m a k a dalam k u r u n waktu sekitar 26 t a h u n
inklinasi satelit a k a n bergeser dari 0° hingga 14.67°. Setelah itu kembali
menuju 0° dalam waktu yang sama.
Satelit j u g a mengalami percepatan dalam arah bujur [longitudinal
acceleration) s e b e s a r -0.002 deg/day 2 hingga 0.002 deg/day 2 t e r g a n t u n g dari
bujur satelit tersebut. Satelit-sate lit yang b e r a d a di sekitar wilayah Indonesia
akan mengalami percepatan ke arah barat. Apabila bujur satelit dibiarkan
saja t a n p a dilakukan m a n u v e r pengendalian m a k a satelit a k a n berosilasi di
sekitar salah s a t u dari d u a titik tertentu yakni 79° BT atau 252.4° BT a t a u
bergeser dari 0 hingga 360° (satu siklus penuh). Satelit-satelit milik Indonesia
yang tidak beroperasi lagi y a k n i Palapa 1, Palapa 2, Palapa B l , Palapa B2P,
dan Palapa B4 s e m u a n y a s a a t ini bergeser bujurnya dari 0 hingga 360°.
Agar satelit terhindar dari pergeseran orbit yang dapat m e n g a c a u k a n
misinya m a k a dilakukan pengendalian orbit oleh operator satelit bersangkutan.
Pengendalian inklinasi disebut pengendalian utara-selatan {north-south
station keeping) sedangkan pengendalian bujur disebut pengendalian timur-
barat (east-west station keeping). Pada u m u m n y a pengendalian u t a r a - s e l a t a n
membutuhkan t a m b a h a n kecepatan yang j a u h besar dari p a d a pengendalian
timur-barat. Ini berarti p e n a m b a h a n b a h a n bakar yang lebih banyak.
Namun, frekuensi u n t u k melakukan pengendalian utara-selatan lebih sedikit
dibanding frekuensi pengendalian timur-barat.
Orbit satelit GSO dapat diprediksi memakai program GSO Prediction
yang dikembangkan dalam penelitian ini. Program ini m e n g g u n a k a n model
SDP4 dengan a s u m s i m a s u k a n n y a adalah d a t a TLE. Karena GSO Prediction
tidak m e m p e r h i t u n g k a n faktor pengendalian satelit m a k a u n t u k satelit yang
masih beroperasi prediksi ini h a n y a berlaku sebelum dilakukan m a n u v e r
pengendalian orbit berikutnya. Untuk satelit yang tidak lagi beroperasi, GSO
Prediction bisa memprediksi hingga beberapa t a h u n ke depan. Dari penelitian
ini diketahui b a h w a prediksi bujur, setengah s u m b u panjang, d a n periode
satelit m e m a k a i model SDP4 sangat sensitif t e r h a d a p m a s u k a n data TLE-
nya. Trial and error perlu dilakukan agar diperoleh m a s u k a n TLE yang "tepat"
sehingga diperoleh hasil prediksi yang raaional.
41
DAFTAR RTJJUKAN
Kelso, T.S., 1999. Documentation for NORAD SGP4/SDP4 Units version 2.60,
www.celestrak.com, download 10 April 2005.
Morgan, Walter L; a n d Gary D. Gordon, 1989. Communication Satellite
Handbook, J o h n Wiley & Sons, Inc.
Rachman, Abd., 2007. Karakteristik Data TLE dan Pengolahannya, Majalah
Sains dan Teknologi Dirgantara LAPAN vol. 2 no. 2.
Roddy, Denis, 2 0 0 1 . Satellite Communication, McGraw-Hill.
Space-track, 2006. Data TLE, www.space-track.org, download Mei 2005
hingga Nopember 2006.
Wibisono, Kunto, 2002. Aktivitas Pengendalian Satelit Cakrawarta 1, Studi
Kelayakan Tingkat K e b u t u h a n Informasi Orbit Satelit d a n Gangguannya.
LAPAN.
42