Preparasi Mahkota Jaket
Preparasi Mahkota Jaket
PROSTODONSIA I
SEMESTER VI
TAHUN AKADEMIK 2013-2014
BLOK 3.6.11
NAMA : KLP
NIM :
BLOK 3.6.11
PROSTODONSIA I
SEMESTER VI
Penyusun :
Tim SL Prostodonsia Blok 3.6.11
Editing :
Sekretariat Blok Semester Genap
Desain & Layout :
Tim Sekretariat Blok Semester Genap
PSPDG FK UB
2
BAB 1
TATA TERTIB SKILLS LAB
1.1. PELAKSANAAN
1. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan praktikum/skill’s lab
blok 11 semester ganjil TA.2012/2013.
2. Mahasiswa wajib membaca Buku Panduan Praktikum/Skill’s Lab
sebelum melakukan praktikum/skill’s lab.
3. Mahasiswa wajib hadir di ruang praktikum/skill’s lab pada waktu
yang telah ditentukan, mengenakan jas praktikum/skill’s lab
berwarna putih dengan rapi dan name tag sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, membawa Buku Panduan Skill’s Lab dan kelengkapan
peralatan praktikum/skill’s lab yang diperlukan.
4. Bagi mahasiswa perempuan, rambut harus terikat rapi dan apabila
berjilbab agar jilbab dimasukkan ke dalam jas praktikum/skill’s lab.
Bagi mahasiswa laki-laki, tidak diperkenankan memanjangkan
rambut melebihi bahu.
5. Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 15 menit tanpa alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan, tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan praktikum/skill’s lab.
6. Mahasiswa yang berhalangan melakukan kegiatan praktikum/skill’s
lab harus melapor pada Penanggung Jawab Mata Ajar yang
bersangkutan.
7. Selama kegiatan praktikum/skill’s lab berlangsung, mahasiswa
dilarang merokok, makan, mengaktifkan penyeranta dan telepon
genggam, mengganggu jalannya praktikum/skill’s lab atau bersenda
3
gurau, dan meninggalkan ruang praktikum/skill’s lab tanpa seijin
instruktur praktikum/skill’s lab.
8. Peralatan praktikum/skill’s lab yang dipinjam menjadi tanggung
jawab mahasiswa.Sebelum dan sesudah kegiatan praktikum/skill’s
lab, periksa/teliti kelengkapan peralatan/sarana yang digunakan,
apabila kurang lengkap atau rusak wajib segera melapor pada
petugas laboran atau instruktur praktikum yang bertugas. Apabila
terjadi kerusakan pada peralatan praktikum/skill’s lab, maka menjadi
tanggung jawab mahasiswa yang bersangkutan.
9. Sebelum meminjam peralatan atau meminta bahan, mahasiswa wajib
menulis peralatan atau bahan yang dipinjam/diminta pada borang
peminjaman peralatan dan borang permintaan bahan, dan harus
ditandatangani oleh instruktur praktikum yang bertugas.
10.Selesai kegiatan praktikum/skill’s lab, semua peralatan dicuci bersih
dan dikembalikan ke tempat semula, sampah dibuang pada
tempatnya, hasil kerja praktikum/skill’s lab disimpan di dalam lemari
penyimpanan. Tempat kerja ditinggalkan harus dalam keadaan
bersih dan rapi.
11.Fakultas/Laboratorium tidak bertanggung jawab atas barang yang
tertinggal/hilang di dalam ruang praktikum/skill’s lab
12.Setiap phantom dipegang oleh 2 mahasiswa dari kelompok yang
berbeda yang bertanggung jawab terhadap phantom tersebut.
Kerusakan atau kehilangan pada phantom tersebut menjadi
tanggung jawab ke dua mahasiswa yang bersangkutan.
4
13. Setiap mahasiswa tidak boleh bertukar kelompok kecuali dengan
alasan yang kuat dan seijin penanggung jawab skill labs serta
membuat surat pernyataan.
14. Presensi tidak boleh kurang dari 80% jumlah tatap muka skill labs
prostodonsia I. Bila presensi kurang dari 80% jumlah tatap muka
skill labs prostodonsia I, mahasiswa yang bersangkutan tidak
diperbolehkan mengikuti ujian skill labs prostodonsia I.
15. Setiap kecurangan dikenakan sanksi.
5
BAB 2
STANDAR KOMPETENSI SKILL’S LAB PROSTODONSIA I
KOMPETENSI UTAMA :
1. Pembuatan Gigi Tiruan Jembatan Sederhana (GTJ 3 unit)
2. Pembuatan Mahkota Jaket dan Provisoris/Mahkota sementara teknik Direk
3. Pembuatan restorasi paska perawatan saluran akar (restorasi pasak inti
tuang/dowel cast restoration)
4. Penanganan problema paska pemasangan GTJ, Provisoris dan Pasak Inti
Tuang
KOMPETENSI PENUNJANG :
1. Melakukan pencetakan anatomis RA/RB, preparasi gigi penyangga
(abutment) untuk GTJ, pembuatan gigi tiruan sementara dengan teknik
direk, pencetakan final RA/RB, pembuatan model kerja, pembuatan
catatan gigit, pemasangan model kerja dalam artikulator, pasang coba
gigi tiruan, pemasangan dan penyemenan
2. Melakukan Pembuatan Mahkota Jaket dan Provisoris/Mahkota sementara
teknik Direk
3. Melakukan pembuatan restorasi pasca perawatan saluran akar (dowel
restoration/pasak tuang)
4. Melakukan penyesuaian oklusi atau masalah-masalah yang timbul paska
pemasangan gigi tiruan jembatan
6
BAB 3
PENATALAKSANAAN SKILL’S LAB
TUJUAN :
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan tahapan-tahapan
pembuatan gigi tiruan jembatan 3 unit (porcelain fused to metal/PFM)
untuk persiapan kerja klinik prostodonsia.
7
19. Spatula semen, semen stopper, ekskavator
20. Matrix band dan retainer
21. Dappen glass dan alkohol
22. Bunsen brander dan spiritus
23. Karet gelang dan batang korek api
24. Bahan cetak irreversibel hydrocolloid (alginat) dan elastomer
25. Dental stone (gips putih, gips biru, sandrock)
26. Bahan separasi (vaseline)
27. Wax (malam merah, malam perekat)
28. Kain kasa, petri dish berisi cotton pellet dan cotton roll
29. Model anatomi RA/RB dan head phantom
TEORI
Morfologi Gigi Premolar Pertama Mandibular
Lebar mesiodistal kamar pulpa sempit, ke arah bukolingual kamar
pulpanya lebar, dengan tanduk pulpa bukal yang menonjol yang
meluas di bawah cusp bukal yang berkembang dengan baik.
Cusp bukal yang menonjol dan cusp lingual yang lebih kecil
memberikan kepada mahkota gigi premolar pertama mandibular
kemiringan lingual sekitar 300 Pada potongan melintang, kamar
pulpa ovoid, dengan diameter besar ke arah bukolingual.
Morfologi Gigi Molar Pertama Mandibular
Atap kamar pulpa sering berbentuk persegi panjang. Dinding
mesial lurus, dinding distal bulat dan dinding bukal serta lingual
berkumpul untuk bertemu dengan dinding mesial dan distal serta
membentuk suatu dasar jajaran genjang. Atap kamar pulpa
mempunyai empat tanduk pulpa: mesiobukal, mesiolingual,
distobukal dan distolingual. Atap kamar pulpa terletak pada
sepertiga servikal mahkota tepat di atas serviks gigi, dan dasar
terletak pada sepertiga servikal akar.
Mata bur preparasi yang digunakan untuk preparasi GTJ:
8
A B
Gbr.1. Mata bur preparasi GTJ; A. Ki-Ka: Round end fissured diamond
bur; Flat end tapered diamond bur; Long thin needle edge diamond
bur. B. Ka-Ki a) Flat-end tapered diamond (occlusal and axial
reduction) end Ø = 0.8 mm; b) Long, round-end tapered diamond
(as for a. and also shoulder production) end Ø = 1.1 mm; c) Long
needle diamond (initial proximal reduction); d) Chamfer diamond
(chamfer production) end Ø = 1.0 mm atau torpedo diamond bur;
e) Chamfer tungsten carbide (chamfer and preparation
finishing); and f) Large flame or 'rugby ball' diamond (lingual concavity
production) (Blair et al, 2002)
TAHAPAN KERJA
PEMBUATAN INDEX
Tujuan pembuatan index adalah sebagai panduan operator saat
melakukan preparasi pada permukaan bukal/labial dan lingual/palatal gigi
abutment agar hasil preparasi tidak berlebihan ataupun kurang. Indeks
dibuat sebelum gigi abutment dipreparasi. Caranya sebagai berikut:
1. Siapkan sendok cetak sebagian dan bahan cetak elastomer putty
2. Manipulasi bahan cetak elastomer putty (perhatikan working dan
setting time!) menjadi adonan yang homogen kemudian aplikasikan
pada sendok cetak sebagian
3. Lakukan pencetakan pada daerah gigi abutment, tunggu hingga
bahan cetak mengeras kemudian lepaskan
9
4. Lepaskan hasil cetakan dari sendok cetak sebagian dan belah menjadi
dua pada bagian dasar putty secara melintang dari arah mesial ke
distal atau sebaliknya, dengan menggunakan pisau bedah (scalpel)
atau alat bantu potong lain yang tajam (mis. cutter)
5. Pasang coba index pada gigi abutment yang akan dipreparasi dan lihat
apakah semua bagian gigi abutment tersebut telah tercetak dengan
baik. Index siap untuk digunakan.
10
Menggambar outline untuk panduan bevel ± 1,5 mm dari buko-oklusal
(fungsional cusp).
Menggambar outline untuk panduan finishing line (chamfer) ± 1 – 2
mm di atas servikal
di sekeliling gigi.
Tunjukkan instruktur
11
sepanjang alur bagian tengah oklusal (central groove) yang meluas ke
distal dan mesial marginal ridge.Tunjukkan instruktur.
Buatlah alur dengan kedalaman 1-1,5 mm dengan menggunakan round-
end tapered diamond bur pada developmental groove bukal dan lingual
gigi, serta pada tiap triangular ridge diawali dari puncak cusp (cusp tip)
hingga ke dasar cusp.Tunjukkan instruktur
Pada area yang permukaan oklusalnya kontak dengan permukaan
oklusal gigi antagonis, buatlah alur dengan kedalaman 1,5 mm,
menggunakan round-end tapered diamond bur dengan memposisikan
mata bur pada angulasi 45° terhadap sumbu gigi sehingga terbentuk
bevel pada functional cusp (gambar 3). Tunjukkan instruktur
A
Gbr.3. A.angulasi mata bur saat preparasi functional cusp bevel
(Rosenstiel et al, 2002);
B. hasil preparasi (Shillingburg et al, 1997)
12
b. Melakukan pengurangan pada bidang oklusal (occlusal
reduction)
Setelah alur panduan (guiding groove) dibuat, struktur gigi yang tersisa
di antara alur panduan tersebut dikurangi menggunakan round-end
tapered diamond bur.
Lakukan pengurangan bidang oklusal secara bertahap. Bidang oklusal
pada sisi
mesial dikurangi terlebih dahulu, sisi distalnya sebagai panduan ataupun
sebaliknya. Apabila sisi mesial bidang oklusal telah selesai dikurangi,
maka pengurangan sisi distal bidang oklusal dapat dilakukan begitupun
sebaliknya. (Gambar 4). Tunjukkan instruktur.
A B C
Gbr.4. A. Pengurangan bidang oklusal secara bertahap; B. hasil
pengurangan bidang oklusal menggunakan round-end tapered
diamond bur; C. Pengurangan bidang oklusal yg tidak adekuat akan
mempengaruhi ketebalan restorasi tuang nya
(Rosenstiel et al, 2002; Shillingburg et al, 1997)
13
3. PERSIAPAN SEBELUM PREPARASI BIDANG AKSIAL GIGI
PENYANGGA (ABUTMENT)
Pada gigi-gigi yang bersebelahan dengan gigi abutment, dipasang
matrix band dan retainer untuk melindungi permukaan enamel gigi yang tidak
dijadikan abutment agar tidak terkikis bila tanpa sengaja mata bur berkontak
dengan gigi-gigi tersebut.
A B
Gbr 5. A.alur panduan bidang aksial; B.preparasi alur panduan bidang aksial
(Rosenstiel et al, 2002)
14
Gbr.6. tampak oklusoservikal, terlihat alur panduan bidang aksial bagian
oklusal lebih dalam dibandingkan bagian servikal; (Rosenstiel et al, 2002)
15
A B C
D E F
16
varnish untuk mencegah demineralisasi enamel gigi dan meningkatkan
resistensinya.
A B C
Gbr.8. A.preparasi sisi proksimal gigi; B.hasil pengurangan bidang aksial sisi
proksimal menggunakan short needle dan torpedo diamond bur (untuk
chamfer); C. Pengurangan bidang aksial yg tidak adekuat akan
mengakibatkan tipisnya dinding restorasi (A) atau overkontur (B)
(Shillingburg et al, 1997; Rosenstiel et al,2002)
5. PEMERIKSAAN HASIL PREPARASI
Bertujuan untuk mengevaluasi tahapan preparasi gigi penyangga yaitu
melihat kesejajaran hasil preparasi gigi, adanya lip enamel, over contour
(over tapering) atau under contour dan adanya undercut.
Dilakukan dengan cara visual yaitu melihat dengan satu mata dengan
jarak pandang kurang lebih 30 cm (gambar 9) (Shillingburg et al,
1997) atau dengan bantuan sonde lurus
A B
17
6. PENGHALUSAN (FINISHING)
Gunakan torpedo fine-finishing bur atau torpedo white stone untuk
menghaluskan permukaan gigi yang telah dipreparasi dan margin
chamfer (gambar 10).
Cek permukaan gigi yang telah dipreparasi dan margin chamfer
menggunakan sonde,permukaan tersebut harus terasa sehalus
permukaan kaca.Tunjukkan instruktur.
A B
Gbr. 10. A. hasil akhir preparasi pada gigi molar; B.hasil akhir preparasi pada
gigi molar & premolar (Rosenstiel et al, 2002; Shillingburg et al, 1997)
18
7. MENCETAK FUNGSIONAL/FINAL
Tujuan pencetakan ini adalah untuk mendapatkan reproduksi negatif dari
gigi yang telah dipreparasi berikut jaringan pendukungnya dalam rongga
mulut, kemudian mengisinya dengan dental stone sehingga didapatkan
reproduksi positif sebagai model kerja. Model kerja berguna sebagai
panduan pembuatan gigi tiruan cekat pada proses laboratoris dan
penyesuaian oklusi.
Bersihkan gigi yang telah dipreparasi dengan air dalam syringe (water
spray), dan keringkan dengan udara (air spray)
Pasang benang retraksi (retraction cord) dengan bantuan pinset dan
plastic filling, pada sulkus interproksimal mengelilingi margin chamfer
(pada phantom, hanya untuk melatih penempatan). Sebelumnya
benang retraksi dicelupkan pada larutan aluminium klorida 25% atau
epinephrine agar melunak sehingga tidak melukai gingiva. Pertama-
tama bentuklah benang retraksi menyerupai huruf “ U’ dan lingkarkan
mengelilingi gigi yang telah dipreparasi. Tahan benang dengan ibu jari
dan jari telunjuk sambil sedikit menekan benang ke arah apikal
(subgingiva) (gambar 12 A). Kemudian perlahan-lahan selipkan benang
di antara gigi dan gingiva bagian mesial interproksimal dengan bantuan
pinset dan plastic filling, setelah terpasang dengan baik, lanjutkan
memasang pada sisi distal interproksimal (gambar 12 B). Lanjutkan
pemasangan pada permukaan lingual yang diawali dari sudut
mesiolingual menuju sudut distolingual. Catatan : ujung/tip alat
diposisikan menghadap benang retraksi yang telah dipasang untuk
mencegah terlepasnya benang retraksi (gambar 12 C). Benang retraksi
berfungsi untuk mengekspos sementara akhiran preparasi
(chamfer/shoulder) selama proses pencetakan final agar didapat
kerapatan tepi (marginal fit) yang baik antara restorasi tetap dengan
abutment untuk mencegah terjadinya iritasi gingiva dan karies
sekunder.
19
A B C
A B
C
Gbr.13. Pemasangan benang retraksi. A. Posisi alat menyudut. B.
pemotongan benang retraksi C. Benang retraksi Overlapping sisi mesial
(Shillingburg et al, 1997)
20
Lakukan pencetakan hasil preparasi menggunakan sendok cetak untuk
rahang bergigi dan bahan cetak elastomer (putty dan monophase)
dengan teknik single phase. Setelah cetakan mengeras, lepaskan dari
model gigi. Pastikan cetakan keras, tidak kenyal dan tidak dapat dirobek
sebelum dilepas dari model gigi (gambar 13). Catatan : Apabila
dilakukan pencetakan dalam rongga mulut penderita, cucilah hasil
cetakan dibawah air yang mengalir atau dalam larutan desinfeksi lalu
keringkan dengan udara.
21
Gambarlah garis median dan garis kaninus pada model kerja RA dan RB
untuk memandu oklusi model kerja dan pemasangan dalam artikulator.
Tunjukkan pada instruktur.
22
Gbr.15. Artikulator
Ulasi semua bagian artikulator (model locking pin, split cast plate)
yang akan berkontak dengan gips dan dasar model kerja
menggunakan bahan separasi (vaselin)
Pasanglah model plate RA dan RB pada split cast plate RA dan RB
pada artikulator
Siapkan adonan gips putih untuk memasang model dalam artikulator.
Letakkan adonan gips putih di bagian atas artikulator hingga menutupi
split cast plate dan model locking pin, tunggu hingga gips mengeras,
gunanya untuk memfiksasi split cast plate dan model locking pin
(Untuk artikulator handy IIA Shofu) (gambar 16 A)
Ulasi model plate dan split cast plate dengan vaselin. Letakkan adonan
gips putih pada model RA yang sudah diulasi vaselin (gambar 16 B)
Letakkan adonan gips putih pada model plate RA hingga menutupi
bagian-bagian undercut model plate (gambar 16 C)
Tentukan posisi model kerja pada artikulator dengan bantuan occlusal
plane table. Perhatikan garis median model harus sebidang garis
median pada artikulator dan bidang oklusi model sebidang dengan
horisontal articulator (gambar 15) sehingga membentuk segitiga
Bonwill.
Letakkan model kerja RA pada occlusal plane table
Periksa kesejajaran segitiga bonwill dengan bantuan occlusal plane
table.Tunjukkan instruktur.
23
Gbr.16. Kesejajaran bidang oklusi model kerja dalam artikulator
Katupkan bagian atas artikulator sehingga menekan model kerja RA.
Rapikan kelebihan gips putih yang melekat pada artikulator lalu
tunggu sampai gips mengeras. Perhatikan pin vertikal harus
menempel pada incisor guide table dan pin horisontal harus tetap
pada titik kontak gigi insisif pertama RB (gambar 16 D).
A B
C D
24
Gbr. 18. Pemasangan model kerja RB dalam artikulator tanpa menggunakan
occlusal plane table (Manual Use Shofu Handy IIA Articulator)
Apabila gips untuk model kerja RA dalam artikulator telah mengeras,
baliklah artikulator sehingga bagian bawah artikulator menjadi bagian
atas (gambar 17). Lakukan tahapan pemasangan model dalam
artikulator RB (tahapan sama dengan pemasangan model kerja dalam
artikulator RA).
Cek garis median model kerja yang telah dipasang dalam artikulator
harus sebidang dengan garis median artikulator (gambar 15).
Tunjukkan pada instruktur dengan karet gelang yang membentuk
segitiga Bonwill tetap terpasang.
9. INSTRUKSI LAB
Lakukan pengisian borang pekerjaan laboratorium kedokteran gigi
untuk pekerjaan GTJ 3 unit sementara (bridge temporary) yang
kemudian ditandatangani oleh instruktur
Kirim model kerja ke laboratorium gigi dengan menyertakan lembar
instruksi lab
10.PASANG COBA
Lakukan pasang coba GTJ 3 unit sementara. Periksa kerapatan tepi
dan oklusi. Tunjukkan instruktur
25
11. INSERSI DAN SEMENTASI
Lakukan pemasangan GTJ 3 unit dengan menggunakan temporary
cement (mis.GC Freegenol)
Rapikan sisa-sisa semen yang berlebih. Periksa kerapatan tepi dan
oklusi. Tunjukkan instruktur
26
19. Spatula semen, semen stopper, ekskavator, plastis filling
20. Dappen glass dan alkohol
21. Bunsen brander dan spiritus
22. Bahan cetak irreversibel hydrocolloid (alginat) dan elastomer
23. Dental stone (gips putih dan gips biru)
24. Semen mahkota sementara
25. Resin akrilik self-cured
26. Kain kasa, cotton pellet dan cotton roll
27. Model anatomi RA/RB dan head phantom\
TEORI
Restorasi sementara dibuat untuk melindungi struktur gigi selama
dilakukan perawatan gigi tiruan cekat sehingga estetik, fungsi mastikasi
dan fonetik pasien tetap terjaga. Restorasi sementara yang baik harus
memenuhi kriteria dan berfungsi sebagai berikut (Shillingburg et al,
1997):
a. Melindungi pulpa (pulpal protection)
b. Mempertahankan stabilitas posisi gigi abutment, gigi sebelahnya dan
gigi antagonisnya (positional stability)
c. Mempertahankan kontak oklusal dan interproksimal gigi untuk
menjaga oklusi pasien (occlusal function)
d. Mudah dibersihkan
e. Margin restorasi sementara tidak menekan gingiva
f. Kuat dan retentif
g. Memperbaiki estetik pasien terutama bila preparasi pada gigi anterior
dan premolar
27
TAHAPAN KERJA
Pada kegiatan skill’s lab ini, mahkota sementara dibuat pada gigi insisif
pertama RA.
MENCETAK ANATOMIS
Siapkan bahan cetak elastomer (putty) dan lakukan manipulasi bahan
tersebut (perhatikan working dan setting timenya).
Putty elastomer diletakkan pada sendok cetak sebagian, kemudian
dicetakkan pada model RA yang belum dilakukan preparasi abutment.
Setelah mengeras (perhatikan setting time), tuunjukkan pada instruktur
hasil cetakan tersebut dan jangan dilepas dari sendok cetak.
28
b. Membuat 3 groove dengan kedalaman 1,8mm di daerah insisal edge,
kemudian preparasi atau potong insisal edge sedalam groove yang
dibuat dengan menggunakan flat end tapered diamond bur (gambar
19. F-G).Tunjukkan pada instruktur
A B C
29
Gbr.19. Preparasi bagian fasial abutment RA. A. Gigi inisisif RA yang akan
direstorasi. B & C, posisi mata bur sejajar dengan 1/3 bagian servikal gigi dan
2/3 bagian insisal gigi untuk memandu banyaknya pengurangan di bidang
fasial gigi. D & E, Guiding grooves dibuat pada kedua bidang labial gigi.
Groove bagian servikal dibuat sejajar dengan arah pasang/lepas (umumnya
simetris dengan sumbu gigi). Kedalaman groove insisal sejajar dengan kontur
fasial gigi. F & G, Preparasi Incisal guiding grooves. H, Pengurangan incisal
edge. I, J, K, Pengurangan bagian fasial pada kedua bidang.L, Preparasi
kontak proksimal, M & N, Pengurangan bagian proksimal.O, Pembuatan 0.5-
mm lingual chamfer (Rosenstiel et al, 2002)
30
3. PREPARASI BIDANG PROKSIMAL
a. Lakukan pengurangan bidang proksimal (mesial dan distal) dengan
menggunakan long thin diamond bur, perhatikan sudut kemiringannya
kurang lebih 6° sampai bebas dengan gigi tetangganya (gambar 19.
L,M,N). Tunjukkan pada instruktur
31
5. PENGHALUSAN (FINISHING)
Gunakan torpedo fine-finishing diamond bur atau torpedo white stone
untuk menghaluskan permukaan gigi yang telah dipreparasi dan
margin chamfer.
Gunakan flat end finishing bur untuk menghaluskan permukaan gigi
yang telah dipreparasi dan margin shoulder
Cek kehalusan permukaan gigi yang telah dipreparasi beserta margin
chamfer dan shoulder dengan menggunakan sonde, permukaan
tersebut harus terasa sehalus permukaan kaca.Tunjukkan instruktur
32
d. Lakukan penyemenan mahkota akrilik pada gigi yang telah dipreparasi
dengan menggunakan semen sementara (temporary crown cement
atau fletcher). Tunjukkan instruktur
33
TAHAPAN KERJA :
Pada kegiatan skill’s lab ini, restorasi pasak tuang dilakukan pada gigi insisif
pertama RA. Restorasi pasak tuang merupakan salah satu restorasi indirek
paska perawatan saluran akar, bertujuan sebagai retensi tambahan untuk
restorasi mahkota indirek.
1. DEKAPUTASI MAHKOTA GIGI
a. Lakukan pemotongan sisa jaringan keras gigi (dekaputasi)
(gambar20). Buatlah dua lubang menggunakan round diamond bur
pada permukaan bidang labial setinggi interdental papil kemudian
lubang tersebut ditembus ke arah palatal menggunakan fissure
diamond bur sambil digerakkan ke arah mesial dan distal mengikuti
garis servikal mahkota atau sepanjang cemento enamel junction (CEJ)
hingga seluruh mahkota terdekaputasi.
34
2. PENGURANGAN GUTTAP POINT
a. Oleh karena pengisian saluran akar secara single cone (penuh setinggi
orifice) maka perlu dilakukan pemotongan guttap point.
b. Lakukan pengukuran panjang kerja pasak tuang (Rumus : panjang
kerja pasak tuang = panjang mahkota klinis atau 2/3 dari
panjang akar) dan catat hasilnya (gambar 23)
35
kehalusan permukaan saluran akar dan bentuk akar gigi.
b. Pelebaran saluran akar untuk pasak tuang dilakukan dengan
menggunakan peeso reamer yang telah diberi stopper secara
berurutan mulai dari yang terkecil sesuai dengan ukuran pasak,
hingga mencapai panjang kerja pasak tuang dan disesuaikan dengan
morfologi akar tersebut. Peeso reamer juga berfungsi untuk
menghaluskan permukaan saluran akar (gambar 24).
Gbr. 25. Diameter Dowel dalam saluran akar A. 1/3 diameter akar
pada CEJ; B. di daerah mid root, 2 mm lebih kecil dari diameter
mahkota (Shillingburg et al, 2002)
36
d. Lakukan irigasi saluran akar dengan larutan NaOCl dan aquadest
untuk membersihkan dari kotoran. Tunjukkan instruktur.
37
c. Periksa ulang bentukan seat pasak dengan menggunakan paper clip
yang diluruskan dan malam biru. Malam biru dilelehkan di nyala api
bunsen brander kemudian dilekatkan pada paper clip. Setelah itu,
segera masukkan paper clip ke dalam saluran akar hingga mengeras
kemudian keluarkan dari dalam saluran akar dengan hati-hati. Lihat
bentukan saluran akar dan seat pasak, tunjukkan instruktur.
38
7. MENCETAK FUNGSIONAL
a. Lakukan pencetakan model kerja hasil preparasi seat dengan
menggunakan bahan cetak elastomer (putty dan monophase).
b. Isi hasil cetakan dengan menggunakan gips keras tipe 4 (sandrock)
8. INSTRUKSI LAB
a. Lakukan pengisian lembar instruksi lab yang kemudian ditandatangani
oleh instruktur
b. Kirim model kerja ke laboratorium gigi beserta lembar instruksi lab
9. PASANG COBA
a. Lakukan pasang coba pasak tuang. Periksa ukuran, bentuk dan
kerapatan tepi pasak tuang dan oklusi gigi (gambar 28). Tunjukkan
instruktur.
b. Apabila terjadi kontak prematur, lakukan penyesuaian oklusi gigi
geligi.
c. Lakukan foto radiografik trial pasak. Untuk melihat kondisi pasak
tuang dalam saluran akar. Tunjukkan instruktur.
39
BAB 5
PEDOMAN PENILAIAN SKILL’S LAB
B. KISARAN ANGKA
0 : TIDAK MELAKUKAN
1 : CUKUP/KURANG
2 : BAIK
40
C. UJIAN SKILL’S LAB : BOBOT PROSENTASE 30 %
Ujian dilaksanakan pada akhir kegiatan skill’s lab dan apabila
mahasiswa tidak memenuhi nilai minimal kelulusan maka diberikan
kesempatan untuk mengikuti ujian perbaikan/ remidi skill’s lab. Nilai yang
diperhitungkan adalah nilai yang terbaik.
NILAI AKHIR SKILL’S LAB : NILAI PROSES (70 %) + NILAI UJIAN (30 %)
D. KRITERIA KELULUSAN
Mahasiswa dinyatakan lulus dan mencapai kompetensi apabila nilai
akhir minimal kelulusan skill’s lab Prostodonsia I adalah nilai 75 (B+)
41