Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN PENENTUAN POSISI GPS

METODE REAL-TIME PRECISE POINT POSITIONING (RT-PPP)

Azka Fikri Haikal1, Rustandi Poerawiardi2, Dadan Ramdhani 3

ABSTRAK

Perkembangan teknologi penentuan posisi dengan Global Navigation Satellite System (GNSS)
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan teknologi GNSS sebanding dengan kebutuhan
dan ketersediaan data spasial yang tinggi. Oleh sebab itu, teknologi GNSS dapat diaplikasikan dalam
berbagai bidang pekerjaan, khususnya bidang survei dan pemetaan. Teknologi GNSS RT-PPP telah
mendapatkan perhatian yang luas pada beberapa tahun terakhir. Metoda ini pada dasarnya merupakan
pengembangan dari metoda penentuan posisi absolut. Teknologi GNSS RT-PPP yang hadir di Indonesia
pada tahun 2013 dapat memberikan keuntungan yang berkaitan dengan efesiensi waktu, ketelitian, dan
biaya survei. Hal ini dikarenakan teknologi tersebut hanya menggunakan satu receiver, sehingga tidak
memerlukan adanya ketersediaan titik ikat, tidak memerlukan baseline dan jaring network/internet.
Teknologi GNSS RT-PPP dapat mencapai ketelitian yang presisi tanpa dibutuhkan adanya proses
pengolahan data, hal ini dikarenakan teknologi ini memanfaatkan jaringan stasiun global yang dapat
menghitung koreksi orbit dan jam satelit yang dikirim melalui sinyal L-band/ IP (NTRIP) kepada satelit
geostasioner, untuk kemudian dikirimkan kembali kepada receiver GNSS. Dari hasil kajian tugas akhir ini
dapat disimpulkan untuk hasil pengamatan GPS RT-PPP ini dapat dicapai ketelitian 4 cm secara absolut
tanpa memerlukan adanya titik ikat/jaring network. Terkait dengan penggunaan teknologi RT-PPP dapat
memberikan ketelitian 4 cm, hal ini masih masuk kedalam toleransi pengukuran stake out, pengukuran
konstrukasi, tapal batas wilayah, termasuk batas administrasi dan pertambangan, dimana ketelitian hasil
stake out berada dikisaran ketelitian desimeter.

Kata kunci: GNSS RT-PPP, Ketelitian, Efisien


untuk kemudian dilakukan post-processing
(pengolahan data) guna mendapatkan hasil
I. PENDAHULUAN dengan ketelitian tinggi. Namun kelemahan dari
teknologi ini sangat dipengaruhi oleh jarak
1.1 Latar Belakang antara stasiun referensi ke receiver pengguna,
Seiring dengan kemajuan dan serta dipengaruhi oleh sinyal provider di daerah
perkembangan teknologi, sistem penentuan lokasi pengamatan.
posisi dengan GPS belakangan ini menjadi Adapun beberapa metode baru yang
semakin pesat. Saat ini implementasi teknologi dianggap sebagai alternatif lain saat ini adalah
GPS lebih banyak berkembang ke arah metode Percise Point Positioning (PPP). Metode
penentuan posisi teliti secara real-time, salah ini telah mendapatkan perhatian yang luas pada
satunya adalah Continuously Operating beberapa tahun terakhir. Metode ini merupakan
Reference Station (CORS). teknologi penentuan posisi menggunakan Global
CORS merupakan jaring kerangka Navigation Satellite System (GNSS).
geodetik yang beroperasi secara kontinyu 24 jam Penggunaan teknologi PPP di perkenalkan di
perhari dengan mengumpulkan, merekam, Indonesia pada tahun 2013, dan dapat
mengirim data, dan memungkinkan para memberikan keuntungan yang berkaitan dengan
pengguna memanfaatkan data koreksi untuk efesiensi waktu dan biaya survei. Metode ini
meningkatkan ketelitian dalam penentuan posisi. pada dasarnya merupakan pengembangan dari
Salah satu metode yang memanfaatkan data dari metode penentuan posisi secara absolute yang
stasiun referensi tersebut adalah metode lebih efektif dan efisien. Hal ini disebabkan
differensial. Dalam metode differensial ini, karena metode tersebut hanya menggunakan satu
dibutuhkan adanya titik ikat atau data dari receiver, sehingga tidak memerlukan
stasiun lain yang telah diketahui koordinatnya ketersediaan titik ikat, tidak memerlukan

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 1


baseline dan jaring network, serta solusinya metode tersebut yaitu tetap dibutuhkan
dapat diperoleh secara tepat dan mudah dari pengolahan data untuk menghasilkan koordinat
internet. yang presisi, sedangkan dengan metode RT-PPP,
Metode PPP yang saat ini data posisi titik yang presisi didapat secara
dikembangkan adalah metode Real-Time Precise langsung (real-time) tanpa dilakukan proses
Point Positioning (RT-PPP). Perbedaan dengan pengolaahan data. Teknologi ini dapat mencapai
metode PPP adalah metode tersebut tetap ketelitian yang presisi. Hal ini dikarenakan
dibutuhkan proses pengolahan data (Post- teknologi GNSS RT-PPP memanfaatkan
Processing) untuk menghasilkan koordinat yang jaringan stasiun global yang dapat menghitung
presisi, sedangkan dengan metode RT-PPP data koreksi orbit satelit, sehingga diklaim dapat
posisi titik yang presisi dapat diperoleh secara menghasilkan ketelitian posisi horizontal sebesar
langsung tanpa adanya proses pengolahan data. 4 cm, dengan inisiasi waktu kurang dari satu
Sehubungan dengan hal di atas maka pada tugas menit untuk mengirimkan informasi orbit dan
akhir ini akan dilakukan pengamatan dengan jam satelit yang dibutuhkan melalui sinyal L-
menggunakan teknologi GPS menggunakan band kepada satelit geostasioner untuk kemudian
metode RT-PPP. dikirimkan kembali kepada receiver GNSS yang
digunakan (Trimble, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah 2.2 Sistem dan kerangka Referensi Koordinat
diuraikan diatas, maka permasalahan yang dikaji Sistem referensi koordinat adalah sistem
dalam tugas akhir ini adalah untuk mengetahui (termasuk teori, konsep, deskripsi fisis dan
sejauh mana tingkat ketelitian dan kestabilan geometris, serta standard dan parameter) yang
data GPS RT-PPP, serta kecepatan waktu untuk digunakan dalam pendefinisian koordinat dari
mendapatkan hasil terbaik. Selain itu juga, untuk suatu atau beberapa titik dalam ruang.
mengetahui kelayakgunaan metode tersebut Sedangkan kerangka referensi koordinat
digunakan di Indonesia. dimaksudkan sebagai realisasi praktis dari
sistem referensi, sehingga sistem tersebut dapat
1.3 Tujuan Penelitian digunakan untuk pendeskripsian secara
Tujuan penelitian dari tugas akhir ini adalah: kuantitatif posisi dan pergerakan titik-titik, baik
1. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat di permukaan bumi (kerangka terestris) ataupun
ketelitian data, di luar bumi (kerangka selestial atau ekstra-
2. Kestabilan data, terestris). Kerangka referensi biasanya
3. Serta kecepatan waktu pengamatan GPS direalisasikan dengan melakukan pengamatan-
RT-PPP. pengamatan geodetik, dan umumnya
direpresentasikan dengan menggunakan suatu
II. LANDASAN TEORI set koordinat dari sekumpulan titik maupun
obyek (seperti bintang dan quasar). Sistem
2.1 Metode Penentuan Posisi Absolut Teliti referensi koordinat dapat dikatakan sebagai
(Precise Point Positioning) suatu idealisasi dari sistem koordinat, dan
Metode penentuan posisi Precise Point kerangka referensi koordinat adalah realisasi
Positioning merupakan metode penentuan dari sistem koordinat.
posisi absolut yang menggunakan data one-way
fase dan pseduorange dalam bentuk kombinasi
bebas ionosfer. Metode PPP ini umumnya 2.3 Sistem Koordinat
dioperasionalkan dalam metode statik dan Dalam bidang geodesi dan geomatika,
memerlukan data GPS dua frekuensi yang posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan
diamati dengan menggunakan reciver GPS tipe koordinat (dua dimensi atau tiga dimensi) yang
geodetik. mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu.
Metode PPP yang saat ini Sistem koordinat itu sendiri didefinisikan
dikembangkan yaitu metode Real-Time Precise dengan menspesifikasikan tiga parameter
Point Positioning (RT-PPP). Perbedaan dengan berikut, yaitu:

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 2


1. Lokasi titik asal (titik nol) dari sistem terikat dengan kerangka ICRF melalui
koordinat, pengamatan VLBI.
2. Orientasi dari sumbu-sumbu koordinat, dan Pada saat ini kerangka ITRF terdiri dari
3. Besaran (kartesian, curvilinier) yang sekitar 300 titk di permukaan bumi, yang
digunakan untuk mendefinisikan posisi mempunyai koordinat dengan ketelitian sekitar
suatu titik dalam sistem koordinat tersebut. 1-3 cm serta kecepatan dengan ketelitian sekitar
Setiap parameter dari sistem koordinat 2-8 mm/tahun. Titik-titik ITRF ini terdapat pada
tersebut dapat dispesifikasikan lebih lanjut, dan semua lempeng tektonik utama serta hampir
bergantung pada spesifikasi parameter yang semua lempeng-lempeng yang kecil.
digunakan maka dikenal beberapa jenis sistem
koordinat. Secara umum, sistem-sistem III. PELAKSANAAN PENELITIAN
koordinat dapat dikategorikan dalam tiga Secara visualisasi skematik diagram alir
kelompok besar, yaitu: pelaksanaan yang di gunakan dapat dilihat pada
1. Sistem koordinat terrestrial, Gambar 3.1 dibawah ini:
2. Sistem koordinat selestial, dan
3. Sistem koordinat orbital.

2.4 Sistem Koordinat Referensi ITRS


ITRS pada prinsipnya adalah sistem
CTS yang didefinisikan, direalisasikan dan
dipantau oleh IERS (International Earth
Orientation System). Secara umum karakteristik
dari sistem koordinat ITRS adalah sebagai
berikut (IERS,2000):
1. Sistem geosentrik, dimana pusat massanya
didefinisikan untuk seluruh bumi, termasuk
lautan dan atmosfer.
2. Unit panjang yang digunakan adalah meter.
3. Sumbu-Z mengarah ke kutub CTP yang
dinamakan IRP (IERS Reference Pole). Gambar 1 Diagram alir metodologi penelitian.
4. Sumbu-X berada dalam bidang meridian
Greenwich yang dinamakan IRM (IERS Penjelasan dari diagram alir diatas sebagai
Reference Meridian) dan terletak pada berikut:
bidang ekuator bumi.
5. Sumbu-Y tegak lurus dengan sumbu- 3.1 Persiapan
sumbu X dan Z dan membentuk sistem
koordinat tangan kanan. 3.1.1 Titik Pengamatan
6. Evolusi waktu dari orientasi sistem Titik pengamatan penelitian ini
koordinat dipastikan dengan menerapkan dilakukan di gedung PT.GPS Lands
kondisi no-net-rotation dalam konteks Indosolutions, Jl Ciputat Raya No. 4F,
pergerakan tektonik (horisontal) untuk Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
seluruh permukaan bumi.
Sistem ITRS direalisasikan dengan
koordinat dan kecepatan dari sejumlah titik yang 3.2 Pengambilan data
tersebar diseluruh permukaan bumi, dengan Pada tahapan ini dilakukan pengambilan
menggunakan metode-metode pengamatan data secara langsung dilokasi penelitian di
VLBI, LLR, GPS, SLR, dan DORIS. Kerangka gedung PT.GPS Lands Indosolutions, Jl Ciputat
realisasinya dinamakan ITRF (International Raya No. 4F, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Terrestrial Reference Frame). Kerangka ini juga

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 3


akurasi dari masing-masing komponen X, Y,
dan Z pada setiap sesi pengamatan. Data
tersebut disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2 Pengambilan Data Metode RT-PPP sesi


pertama.

Gambar 2 Titik Pengamatan GPS RT-PPP Tabel 3 Pengambilan Data Metode RT-PPP sesi
kedua.
3.2.1 GPS Trimble Net R2
Hasil pengamatan dilakukan dengan
metode statik menggunakan GPS dua frekuensi
tipe Geodetik Net R2 sudah tersedia.

Tabel 1 Koordinat hasil pengamatan metode


statik.
KOORDINAT HASIL STATIK

Easting (m) Northing (m) Height Tabel 4 Pengambilan Data Metode RT-PPP sesi
696672.900 0.001 9307937.620 0.001 38.712 ketiga.

Data statik dijadikan sebagai acuan dalam


analisis ketelitian hasil GPS RT-PPP.

3.2.2 GPS Trimble Net R9


Pengamatan dengan metode RT-PPP
Pengambilan data dengan metode ini dilakukan
dengan alat Trimble Net R9 dengan tahapan
inisialisasi. Tahapan inisialisasi dilakukan
dengan maksud agar data koreksi RT-PPP dari
satelit geostasioner bisa stabil diketelitian yang
diharapkan. Data koordinat hasil pengamatan
didapatkan secara seketika dengan
menggunakan koreksi stasiun global. Dimana
data yang diukur adalah jarak pseudorange dan
jarak fase yang dipancarkan oleh satelit GPS dan
GLONASS. Pemecahan ambiguitas dilakukan
menggunakan gelombang L1 dan L2. Durasi
pengamatan dilakukan selama satu hari,
sebanyak tujuh sesi pengamatan.

3.3 Hasil Pengamatan GPS RT-PPP


Dari hasil pengamatan GPS data telah
diketahui nilai koordinat X, Y, dan Z serta

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 4


Tabel 5 Pengambilan Data Metode RT-PPP sesi IV. PEMBAHASAN HASIL
keempat. Pada bab ini akan di bahas mengenai
pembahasan hasil dari pelaksanaan tugas akhir
pada pengamatan GPS metode Real-Time
Precise Point Positioning (RT-PPP). Mulai dari
persiapan, pelaksanaan, pengambilan data, serta
hasil dari pengamatan GPS.

4.1 Kajian Pengamatan GPS RT-PPP


Hasil Ketelitian Berdasarkan Komponen
Horizontal Titik Dengan Metoda GPS RT-
PPP

Tabel 9 Tabel presisi komponen horizontal.

Tabel 6 Pengambilan Data Metode RT-PPP sesi


kelima.

Angka presisi posisi ini menunjukkan


kedekatan pengukuran berulang yang didapat
dari akar penjumlahan varian absis dan varian
ordinat

4.1.1 Kajian Pengamatan GPS RT-PPP


Berdasarkan Kecepatan waktu
Tabel 7 Pengambilan Data Metode RT-PPP sesi Hasil Transformasi Koordinat ITRF
keenam. 2008 ke SRGI 2013
Dari hasil pengamatan GPS data telah diketahui
nilai koordinat X, Y, dan Z serta akurasi dari
masing-masing komponen X, Y, dan Z pada
setiap sesi pengamatan. Data tersebut disajikan
dalam tabel berikut:

Tabel 10 Hasil Transformasi Data Metode RT-


PPP sesi pertama.
Tabel 8 Pengambilan Data Metode RT-PPP sesi
ketujuh.

Dari tabel 4.2, pada awal waktu


pengamatan diketahui nilai kesalahan untuk
komponen X= 0.716, Y= 0.505 Z= 1.256, dan

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 5


untuk mendapatkan kesalahan terkecil Tabel 13 Hasil Transformasi Data Metode RT-
dibutuhkan waktu 14 menit dengan kesalahan PPP sesi keempat.
X= 0.017 Y= 0.006 Z= 0.112.

Tabel 11 Hasil Transformasi Data Metode RT-


PPP sesi kedua.

Dari tabel 4.3, pada awal waktu


pengamatan diketahui nilai kesalahan untuk
komponen X= 0.701, Y= 0.524 Z= 1.392, dan
untuk mendapatkan kesalahan terkecil
dibutuhkan waktu 18 menit dengan kesalahan
X= 0.010 Y= 0.006 Z= 0.051. Dari tabel 4.5, pada awal waktu
pengamatan diketahui nilai kesalahan untuk
Tabel 12 Hasil Transformasi Data Metode RT- komponen X= 0.538, Y= 0.404, Z= 0.852, dan
PPP sesi ketiga untuk mendapatkan kesalahan terkecil
dibutuhkan waktu 46 menit dengan kesalahan
X= 0.027, Y= 0.023, Z= 0.076.

Tabel 14 Hasil Transformasi Data Metode RT-


PPP sesi kelima.

Dari tabel 4.4, pada awal waktu


pengamatan diketahui nilai kesalahan untuk
komponen X= 0.491, Y= 0.362, Z= 0.937, dan
untuk mendapatkan kesalahan terkecil
dibutuhkan waktu 24 menit dengan kesalahan
X= 0.017, Y= 0.005, Z= 0.025.
Dari tabel 4.6, pada awal waktu
pengamatan diketahui nilai kesalahan untuk
komponen X= 0.835, Y= 0.472, Z= 0.982, dan
untuk mendapatkan kesalahan terkecil
dibutuhkan waktu 24 menit dengan kesalahan
X= 0.027, Y= 0.016, Z= 0.054.

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 6


Tabel 15 Hasil Transformasi Data Metode RT- waktu yang didapatkan untuk memperoleh
PPP sesi keenam. kesalahan terkecil.

4.1.2 Kajian Selisih Ukuran Metode Statik


dan RT-PPP
Dalam kajian ini, dilakukan pengamatan
di satu titik dengan menggunakan metode RT-
PPP dalam waktu-waktu tertentu. Hasil
pengamatan tersebut kemudian dibandingkan
dengan hasil koordinat metode statik.
Dari tabel 4.7, pada awal waktu Di sesi pertama, pada jam 09:26 selisih
pengamatan diketahui nilai kesalahan untuk jarak antara koordinat hasil pengamatan statik
komponen X= 0.576, Y= 0.373, Z= 0.820, dan dan RT-PPP sangat besar yaitu 0.431 m, seperti
untuk mendapatkan kesalahan terkecil yang diilustrasikan pada gambar 4.10. Kemudian
dibutuhkan waktu 27 menit dengan kesalahan selisih jarak tersebut cenderung menurun seiring
X= 0.026, Y= 0.015, Z= 0.010. bertambahnya waktu pada jam 09:40, yaitu
0.211 m. Untuk mendapatkan selisih jarak
Tabel 16 Hasil Transformasi Data Metode RT- terkecil dibutuhkan waktu sekitar 4 menit pada
PPP sesi ketujuh. jam 09:32, yaitu 0.077 m.

Tabel 17 Selisih jarak antara metode statik dan


RT-PPP sesi ke 1

Dari tabel 4.8, pada awal waktu


pengamatan diketahui nilai kesalahan untuk
komponen X= 0.800, Y= 0.711, Z= 1.685. dan Pada sesi kedua, pada jam 09:46 selisih
untuk mendapatkan kesalahan terkecil jarak antara koordinat hasil pengamatan statik
dibutuhkan waktu 16 menit dengan kesalahan dan RT-PPP sangat besar yaitu 0.314 m, seperti
X= 0.027, Y= 0.019, Z= 0.074. yang diilustrasikan pada gambar 4.11. Kemudian
selisih jarak tersebut cenderung menurun seiring
Pembahasan bertambahnya waktu pada jam 10:04, yaitu
Dari tabel-tabel yang disajikan diatas 0.209 m. Untuk mendapatkan selisih jarak
memperlihatkan ketelitian pengukuran GPS RT- terkecil dibutuhkan waktu sekitar 6 menit pada
PPP untuk tabel 4.3, untuk mendapatkan jam 09:52, yaitu 0.051 m.
kesalahan terkecil dibutuhkan waktu 14 menit
pada jam 09:26 – 09:40 pagi hari. Sedangkan Tabel 18 Grafik selisih jarak antara metode
pada tabel 4.6 untuk mendapatkan kesalahan statik dan RT-PPP sesi kedua
terkecil dibutuhkan waktu 46 menit pada jam
14:03- 14:49 siang hari. Dan pada sore hari jam
16:02 - 16:19 relatif menurun hanya dibutuhkan
waktu 16 menit untuk mendapatkan kesalahan
terkecil.
Untuk inisialisasi 1-2 menit, dapat
dilihat penurunan nilai tersebut dari tiap sesi
pengamatan sangat signifikan, tetapi relatif
stabil dari 2-5 menit selanjutnya sampai ke

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 7


Pada sesi ketiga, pada jam 10:09 selisih Pada sesi kelima, pada jam 14:56 selisih
jarak antara koordinat hasil pengamatan statik jarak antara koordinat hasil pengamatan statik
dan RT-PPP sangat besar yaitu 0.096 m, seperti dan RT-PPP sangat besar yaitu 0.231 m, seperti
yang diilustrasikan pada gambar 4.12. Kemudian yang diilustrasikan pada gambar 4.14. Kemudian
selisih jarak tersebut cenderung menurun seiring selisih jarak tersebut cenderung menurun seiring
bertambahnya waktu pada jam 10:33, yaitu bertambahnya waktu pada jam 15:25, yaitu
0.217 m. Untuk mendapatkan selisih jarak 0.209 m. Untuk mendapatkan selisih jarak
terkecil dibutuhkan waktu sekitar 4 menit pada terkecil dibutuhkan waktu sekitar 4 menit pada
jam 09:32, yaitu 0.071 m. jam 15:00, yaitu 0.146 m.

Tabel 19 Grafik selisih jarak antara metode Tabel 21 Grafik selisih jarak antara metode
statik dan RT-PPP sesi ketiga statik dan RT-PPP sesi kelima

Pada sesi keempat, pada jam 14:03


selisih jarak antara koordinat hasil pengamatan Pada sesi keenam, pada jam 15:29
statik dan RT-PPP sangat besar yaitu 0.243 m, selisih jarak antara koordinat hasil pengamatan
seperti yang diilustrasikan pada gambar 4.13. statik dan RT-PPP sangat besar yaitu 0.343 m,
Kemudian selisih jarak tersebut cenderung seperti yang diilustrasikan pada gambar 4.15.
menurun seiring bertambahnya waktu pada jam Kemudian selisih jarak tersebut cenderung
14:49, yaitu 0.215 m. Untuk mendapatkan menurun seiring bertambahnya waktu pada jam
selisih jarak terkecil dibutuhkan waktu sekitar 15:58, yaitu 0.215 m. Untuk mendapatkan
40 menit pada jam 14:41, yaitu 0.179 m selisih jarak terkecil dibutuhkan waktu sekitar
13 menit pada jam 15:43, yaitu 0.144 m.
Tabel 20 Grafik selisih jarak antara metode
statik dan RT-PPP sesi keempat Tabel 22 Grafik selisih jarak antara metode
statik dan RT-PPP sesi keenam

Pada sesi ketujuh, pada jam 16:02


selisih jarak antara koordinat hasil pengamatan
statik dan RT-PPP sangat besar yaitu 0.172 m,
seperti yang diilustrasikan pada gambar 4.16.
Kemudian selisih jarak tersebut cenderung
menurun seiring bertambahnya waktu pada jam
16:19, yaitu 0.194 m. Untuk mendapatkan

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 8


selisih jarak terkecil dibutuhkan waktu sekitar hasil stake out berada dikisaran
14 menit pada jam 16:10, yaitu 0.059 m. ketelitian desimeter.

Tabel 23 Grafik selisih jarak antara metode 5.2 Saran


statik dan RT-PPP sesi ke 7 Saran yang dapat diberikan pada
pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Metode RT-PPP bisa diterapkan jika
pengamatan berada di lokasi yang tidak
terjangkau oleh sinyal dan jauh dari
titik ikat/CORS.
2. Dilakukan pengamatan sejenis
Dari penjelasan tabel di atas, terlihat dibeberapa lokasi yang lain untuk
bahwa selisih ukuran yang sudah di transformasi mengkaji tingkat pengaruh efek bias
antara metode RT-PPP dengan statik lebih besar pada GNSS teknologi RT-PPP lainnya,
dibandingkan dengan nilai yang belum di dan pengaruh lokasi pengamatan pada
transformasikan ke SRGI 2013. tingkat ketelitian data posisi.
3. Pengamatan metode RT-PPP idealnya
V. KESIMPULAN DAN SARAN dilakukan pada waktu pagi hari, dan
5.1 Kesimpulan kondisi dititik pengamatan yang relatif
Dari hasil pengamatan GPS metode RT- terbuka. Karena di waktu siang hari
PPP maka dapat ditarik kesimpulan sebagai efek bias ionosfer meningkat sehingga
berikut: akan mempengaruhi ketelitian dari hasil
1. Tingkat ketelitian posisi metode RT- yang diberikan.
PPP relatif kecil di pagi hari pada 4. Pemahaman teori dan praktek yang
komponen X= 0.017, Y= 0.006, Z= berhubungan dengan kajian metode
0.112, dan terus meningkat di siang hari RT-PPP akan sangat membantu demi
pada komponen X= 0.027, Y= 0.023, Z= kelancaran tugas akhir.
0.076, tetapi cenderung menurun di sore
hari, yaitu pada komponen X= 0.027, DAFTAR PUSTAKA
Y= 0.019, Z= 0.074.
2. Untuk memperoleh kesalahan terkecil 1. Abidin, H.Z, 2001. Geodesi Satelit.
dibutuhkan waktu sekitar 20 menit. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
3. Untuk inisialisasi 1-2 menit, penurunan 2. Abidin, H.Z, 2007. Penentuan Posisi
nilai dari tiap sesi pengamatan sangat dengan GPS dan Aplikasinya. PT
signifikan, tetapi relatif stabil dari 2-5 Jakarta: Pradnya Paramita.
menit selanjutnya sampai ke waktu yang 3. Abidin, H.Z., Jones, A., Kahar, Joenil.
didapatkan untuk memperoleh kesalahan 2007. Survei Dengan GPS. Jakarta: PT
terkecil. Pradnya Paramita.
4. Teknologi RT-PPP ini dapat 4. Andreas, Heri. 2014. Teknologi CORS
memberikan keuntungan yang berkaitan dan RT-PPP. Tugas Akhir. Jurusan
dengan efesiensi waktu dan biaya Teknik Geodesi dan Geomatika Fakultas
survei. Hal ini karena dengan teknologi Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB
ini dapat di capai ketelitian 4 cm secara Bandung.
absolut tanpa memerlukan adanya titik 5. Altamimi, Z. Metivier, L. Collilieux, X.
ikat/jaring network. Terkait dengan 2012. ITRF2008 Plate Motion Model,
penggunaan teknologi RT-PPP dapat (http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1
memberikan ketelitian 4 cm, hal ini 029/2011JB008930/full, diakses tanggal
masih masuk ke dalam toleransi 20 Oktober 2016).
pengukuran stake out, dimana ketelitian 6. B.Hofmann-Wellenhof, H.Lichtenegger,
J.Collins.1992. GPS Theory and

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 9


Practice.New York: Springer Wien 17. PT. GPS lands Indo Solutions. (2014).
New York. Trimble Pro-XRT Administration With
7. Chen, k. and Gao, Y. (2005), Real-Time RTX untuk Aplikasi Topografi Survei
Precise Point Positioning Using Single Seismik Darat.
Frequency Data”, Proceedings of ION 18. Putra Adi. 2012. Studi Kinerja Software
GNSS, Long Beach, California, 13 On-Line PPP (Precise Point
September 2005. Positioning) Dalam Pengolahan Data
8. Elsobeiey, M. dan Al-Harbi, S. (2015) Survey GPS. Tugas Akhir. Jurusan
Performance of real-time Precise Point Teknik Geodesi dan Geomatika Fakultas
Positioning using IGS real-time service Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB
https://link.springer.com/article/10.1007 Bandung.
%2Fs10291-015-0467-z diakses tanggal 19. Ramdani, D. 2011, Referensi Geodesi,
02 Juni 2017). (http://blogs.itb.ac.id/dadanramdani/201
9. Herring T.A, King R.W, Floyd, 1/09/17/referensi-geodesi/, diakses
McClusky S.C. 2015. Global Kalman tanggal 01 Januari 2017).
filter VLBI and GPS analysis program, 20. Scrib. Penentuan Posisi Relatif,
Departement of Earth, Atmospheric, and (www.scribd.com/doc/172886449/penen
Planetary Sciences Massachusetts tuan-posisi-relatif, diakses tanggal 01
Institute of Technology. Januari 2017)
10. IERS. ITRF Description, alamat situs: 21. Susetyo, D. 2013, Penentuan Posisi dia
https://www.iers.org/IERS/EN/DataProd Atas Permukaan Bumi,
ucts/ITRF/itrf.html. (http://danangsusetyo.blogspot.co.id/201
11. IGS. IGS Network, alamat situs: 3/04/penentuan-posisi-di-atas-
http://www.igs.org/networkKrakiwsky permukaan-bumi.html, diakses tanggal
E.J, Wells D.E. (1971). Coordinate 05 Januaari 2017).
System In Geodesy. Departement of 22. T.Lando Asiyanthi. 2005. Karakteristik
Geodesy and Geomatic Engineering Keakurasian Dan Kepresisian GPS
University of New Brunswick. Lecture Precise Point Positioning. Tesis.
Notes No. 16. Canada. Jurusan Geodesi FT. ITB Bandung.
12. Internet.2016.(http://www.gdgps.net/sys 23. WebGISapp, 2016, Metode Penentuan
temdesc/papers/ChenGaoSingleFreq.IO Posisi Global (GPS),
NGNSS05.pdf). (http://webgisapp.blogspot.co.id/2016_0
13. Internet.2017.(https://dwikawan.wordpr 7_01_archive.html, diakses tanggal, 05
ess.com/2012/11/22/gps-ppp Januari 2017).
menggunakan-orbit-produk-igs/). 24. Yigit,CO,Gikas,V,Alcay,S, dan Ceylan,
14. Katrin Huber, Florian Heuberger, A. (2013) Performance evaluation of
Christoph Abart, Ana Karabatic, Robert short to long term GPS, GLONASS and
Weber and Philipp Berglez PPP: Precise GPS/GLONASS post-processed PPP
Point Positioning-Constraints and http://www.tandfonline.com/doi/full/10.
Opportunities Web site : 1179/1752270613Y.0000000068
www.inas.tugraz.at diakses tanggal 01 diakses tanggal 02 Juni 2017).
April 2017).
15. Kouba, J. dan Heroux, P. (2001) Precise
Point Positioning Using IGS Orbit and
Clock Products
https://link.springer.com/article/10.1007
%2FPL00012883.
16. Louizzao Adriyano. 2016.
(http://geodesi09.blogspot.co.id/2015/02
/precise-positioning-pointppp.html).

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 10


RIWAYAT PENULIS
1. Azka Fikri Haikal, ST, Alumni (2017)
Program Studi Teknik Geodesi
Universitas Pakuan Bogor.
g-mail Azka.fikrihaikal@gmail.com
2. Ir. Rustandi Poerawiardi,
Staf Dosen Program Studi Teknik
Geodesi Fakultas Teknik-Universitas
Pakuan.
3. Dadan Ramdhani ST., MT,
Staf Dosen Program Studi Teknik
Geodesi Fakultas Teknik-Universitas
Pakuan.

Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 11

Anda mungkin juga menyukai