Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
NIM : 1901026199
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
TUGAS I
1
uraian/deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap
akhir tahun.
3. Menurut Mathis dan Jacson (2006), penilaian kinerja adalah proses
mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika
dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian
mengomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan.
4. Menurut Byras dan Rue (2006), penilaian kinerja adalah proses
mengevaluasi dan mengomunikasikan bagaimana karyawan melakukan
pekerjaan dan menyusun rencana pengembangan kepada para karyawan
itu sendiri.
5. Menurut Irianto (2001), penilaian kinerja merupakan suatu proses yang
berkesinambungan untuk melaporkan prestasi kerja dan kemampuan
dalam suatu periode waktu yang lebih menyeluruh, yang dapat di gunakan
untuk membentuk dasar pertimbangan suatu tindakan.
2
Kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Kinerja yang jelek
mungkin menunjukan kebutuhan akan latihan demikian juga
prestasi yang baik, mungkin mencerminkan potensi yang harus
dikembangkan.
Perencanaan dan pengembangan karier. Umpan balik prestasi
mengarahkan keputusan-keputusan karier yaitu tentang jalur karier
tertentu yang harus diteliti.
Penyimpangan proses staffing. Kinerja yang baik atau jelek
mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing
departemen personalia.
Ketidakakuratan informasional. Potensi kerja yang jelek mungkin
menunjukan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan,
rencana-rencana sumber daya manusia atau komponen-komponen
sistem informasi manajemen personalia.
Kesalahan-kesalahan dalam desain pekerjaan. Kinerja yang jelek
mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain
pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-
kesalahan tersebut.
Kesempatan kerja yang adil. Penilaian kinerja secara akurat akan
menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa
diskriminasi.
Tantangan-tantangan eksternal. Terkadang kinerja dipengaruhi
oleh faktor-faktor diluar lingkungan kerja seperti keluarga,
kesehatan, kondisi finansial atau masalah pribadi lainnya. Dengan
penilaian prestasi kerja, departemen personalia mungkin dapat
menawarkan bantuan.
3
Penilaian memainkan peran sentral dalam proses manajemen
kinerja pemberi kerja. Manajemen kinerja berarti secara terus
menerus memastikan bahwa kinerja setiap karyawan sesuai dengan
sasaran keseluruhan perusahaan.
Penilaian memungkinkan manajer dan bawahannya
mengembangkan rencana untuk mengoreksi adanya defisiensi, dan
untuk menguatkan kekuatan bawahan.
Penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau rencana karier
karyawan dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan
yang ditampilkan.
Penilaian memungkinkan penyelia untuk mengindetifikasi adanya
kebutuhan akan pelatihan, dan langkah-langkah perbaikan yang
dibutuhkan.
Ada tiga macam kriteria yang sering digunakan dalam proses penilaian
kinerja karyawan, yaitu :
1. Hasil kerja individu. Jika hasil kerja adalah aspek kerja yang diutamakan
pada jabatan tersebut, maka hasil kerja individu dapat dijadikan kriteria
penilaian.
2. Perilaku. Pada banyak jabatan, sulit menentukan keluaran tertentu yang
dapat dijadikan kriteria penilaian. Pada jabatan semacam ini, pihak
manajemen dapat menggunakan perilaku sebagai kriteria penilaian. Sebab,
perilaku merupakan faktor penentu efektivitas kerja karyawan. Perilaku
yang dinilai tidak selalu perilaku yang secara langsung berkaitan dengan
produktivitas. Yang penting perilaku tersebut membantu efektivitas kerja
organisasi.
3. Traits. Traits adalah karakterisitik individu yang sering tampil dan
menggambarkan tingkah laku individu. Traits adalah kriteria penilaian
yang paling lemah karena dari ketiga kriteria yang ada, traits adalah yang
paling jauh dari performa individu yang sebenarnya. Sifat yang baik atau
dapat diharapkan adalah kriteria yang tidak terkait dengan performa kerja.
4
Di dalam interaksi sosial sifat-sifat semacam ini cenderung untuk
diperhatikan orang lain, termasuk oleh atasan langsung.
5
Metode catatan prestasi. Metode ini berkaitan erat dengan metode
peristiwa kritis, yaitu catatan penyempurnaan, yang banyak
digunakan oleh professional.
Skala peringkat dikaitkan dengan tingkah laku. Metode ini
merupakan suatu cara penilaian prestasi kerja karyawan untuk
kurun waktu tertentu di masa lalu dengan mengaitkan skala
peringkat prestasi kerja dengan perilaku tertentu.
Metode peninjauan lapangan. Penilai turun ke lapangan bersama-
sama dengan ahli dari SDM. Spesialis SDM mendapat informasi
dari atasan langsung perihal prestasi karyawannya, lalu
mengevaluasi berdasarkan informasi tersebut.
Tes dan observasi prestasi kerja. Berdasarkan pertimbangan dan
keterbatasan, penilaian prestasi dapat didasarkan pada tes
pengetahuan dan keterampilan, berupa tertulis dan peragaan,
syaratnya tes harus valid dan reliabel.
b. Metode penilaian kinerja berorientasi masa depan. Metode penilaian
kinerja berorientasi masa depan berfokus pada kinerja masa mendatang
dengan mengevaluasi potensi karyawan atau menetapkan sasaran kinerja
di masa mendatang secara bersama-sama antara pimpinan dengan
karyawan. Metode penilaian kinerja berorientasi masa depan mencakup :
Penilaian diri sendiri (self appraisal). Penilaian diri sendiri adalah
penilaian yang dilakukan oleh karyawan sendiri dengan harapan
karyawan tersebut dapat lebih mengenal kekuatan dan kelemahan
dirinya sendiri sehingga mampu mengidentifikasi aspek-aspek
perilaku kerja yang perlu diperbaiki pada masa yang akan datang.
Manajemen berdasarkan sasaran (management by objective).
Manajemen berdasarkan sasaran merupakan satu bentuk penilaian
di mana karyawan dan penyelia bersama-sama menetapkan tujuan-
tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja karyawan secara
individu di waktu yang akan datang.
6
Implikasi penilaian kinerja individu dengan pendekatan MBO
(management by objective). MBO digunakan untuk menilai kinerja
karyawan berdasarkan keberhasilan mereka dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan melalui konsultasi dengan atasan mereka.
Keberhasilan dari penilaian kinerja tergantung pada pendekatan
yang konsisten untuk mendapatkan perbandingan hasil, ukuran,
dan standar yang jelas, selain penilaian harus bebas dari bias.
Penilaian dengan psikolog. Penilaian dengan menggunakan
psikolog untuk melakukan penilaian potensi-potensi yang akan
datang, bukan kinerja masa lalu.
Pusat penilaian. Penilaian ini sebagai suatu bentuk penilaian
pekerjaan terstandar yang tertumpu pada beragam tipe evaluasi dan
beragam penilai. Pusat-pusat penilaian sebagai bentuk standar
pekerja yang bertumpu pada tipe-tipe evaluasi dan nilai-nilai
ganda.
a. Bias penilai. Kesalahan yang sering terjadi adalah pada si penilai. Bias
penilai tersebut biasanya tidak ada pekerjaan, akan tetapi biasanya pada
karakteristik pribadi, seperti usia, jenis kelamin, senioritas, suku/agama,
kedekatan dengan pimpinan dan lainnya. Manajemen perlu menghilangkan
bias-bias pengawas terhadap individu bawahan atau menangkal bias
tersebut selama proses penilaian.
b. Hallo effect. Hallo effect adalah opini pribadi atau subyektifitas penilaian
terhadap yang di nilai. Hal ini dapat terjadi karena penilaian performance
yang sesaat. Sebagai contoh, jika seorang penilai menyukai seorang
karyawan, maka opini tersebut bisa jadi mengalami distorsi estimasi
terhadap kinerja karyawan itu. Masalah ini sering meringankan atau
7
memberatkan ketika para penilai harus menilai karakter kepribadian
teman-teman mereka, atau seseorang yang sangat tidak disukainya.
c. Central tendency. Central tendency adalah kondisi penilaian yang di
lakukan tidak secara komprehensif. Penilaian yang di lakukan hanya
melihat rata-rata tingkat produktifitas pekerja. Hal ini terjadi karena
kurang adanya keakraban antara penilai dan yang dinilai.
d. Leniency (kelunakan). Leniency adalah penilaian yang di berikan terlalu
lunak/murah, dengan memberikan nilai yang tinggi kepada yang dinilai.
Bias kemurahan hati ini seperti itu tidak di kehendaki karena hasilnya para
pegawai bakal terlihat lebih dari kenyataan yang sesungguhnya. Pada
akhirnya kekurangan keakuratan penilaian ini mengarah kepada perputaran
para pegawai yang pindah ke organisasi lain yang sanggup menilai kinerja
mereka secara akurat dan memberikan mereka pengakuan yang mendasar.
e. Strictness (keketatan). Strictness adalah penilaian kinerja dilakukan secara
ketat. Kadang-kadang penilai akan memberikan penilaian yang rendah
terhadap kinerja seseorang, meskipun sebenarnya beberapa karyawan
kinerjanya di atas rata-rata. Bias-bias keketatan dan kemurahan hati ini
dapat di kendalikan atau di hitung dengan 2 cara :
dengan mengalokasikan nilai-nilai kedalam distribusi yang
dipaksakan (forced distribution), dimana bawahan-bawahan di bagi
menurut distribusi nomor, atau
dengan mengurangi ambiguitas skala-skala penilaian itu sendiri.
Pengurangan ambiguitas ini dilakukan dengan memperbaiki
definisi-definisi dari dimensi-dimensi dan menyediakan definisi-
definisi untuk berbagai poin skala.
f. Recency. Recency adalah penilaian yang di lakukan pada saat-saat tertentu,
atau sesaat saja. Penilaian ini biasanya dilakukan hanya pada saat-saat
yang di anggap oleh tim penilai saat yang tepat untuk di lakukan penilaian.
Sehingga penilaian ini tidak di lakukan secara teratur atau rutin, melainkan
sesempatnya tim penilai untuk melakukan penilaian. Akibat dari penilaian
ini, maka akan sulit untuk menetapkan karyawan yang potensial atau tidak.
8
TUGAS II
Pertanyaan : Menurut pendapat anda kenapa harus ada promosi? Dan kenapa pula
harus ada demosi dalam sebuah perusahaan?
Jawaban : Menurut saya, mengapa harus ada promosi dalam konsep sumber daya
manusia, karena promosi adalah kesempatan dimana seseorang dapat
memperbaiki posisi jabatannya. Promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke
jabatan yang lain, yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih tinggi.
Hal ini memiliki nilai karena merupakan bukti pengakuan yang lain
terhadap prestasi kerja yang dicapai seseorang. Seseorang yang dipromosikan
pada umumnya dianggap mempunyai prestasi yang baik, dan juga ada beberapa
pertimbangan lainnya yang menunjang. Promosi memiliki nilai yang sangat
berarti karena merupakan bukti pengakuan atas hasil atau prestasi kerja karyawan.
Promosi memiliki arti yang penting bagi perusahaan, karena dengan adanya
promosi berarti kestabilan perusahaan dan moral karyawan akan lebih terjamin.
dalam bekerja, seorang karyawan pasti mengharapkan adanya peningkatan -
peningkatan dalam karirnya.
9
5. Siagian (2008 : 169). Apabila seorang pegawai dipindahkan dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar,
tingkatannya dalam hierarki jabatan lebih tinggi dan penghasilannya pun
lebih besar pula.
10
Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat
kesenangan, dan ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat
sehingga produktivitas kerjanya semakin meningkat.
Untuk mempermudah penarikan pelamar, sebab dengan adanya
kesempatan promosi merupakan daya pendorong serta perangsang
bagi pelamar untuk memasukan lamarannya.
Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan
sementara menjadi karyawan tetap setelah lulus dari masa
percobaannya.
2. Menurut Simamora (1999 : 587) Manfaat dari promosi adalah :
Promosi jabatan memungkinkan perusahaan untuk
mendayagunakan keahlian dan kemampuan karyawan setinggi
mungkin.
Promosi jabatan seringkali diberikan mengimbali karyawan yang
berkinerja sangat baik. Karyawan yang dihargai promosi jabatan
akan termotivasi untuk memberikan kinerja yang lebih tinggi lagi
jika mereka merasa bahwa kinerja yang efektif menyebabkan
promosi jabatan.
Riset memperlihatkan bahwa kesempatan untuk promosi jabatan
dan tingkat kepuasn kerja yang sangat tinggi berkolersi secra
signifikan. Sistem promosi jabatan karyawan yang efektif dapat
menyebabkan efesiensi organisasional yang lebih besar dan tingkat
moral kerja karyawan yang tinggi.
Syarat promosi dapat dipakai untuk menetapkan siapa saja yang berhak
untuk segera
dipromosikan, menurut Nitisemito (1996 : 82) beberapa syarat penetapan promosi
ialah :
11
kemampuan kerja yang tinggi, ide yang lebih banyak, dan
sebagainya.
Tingkat Pendidikan. Ada sebagian perusahaan memberikan syarat
minimal pendidikan agar dapat dipromosikan pada jabatan tertentu.
Hal ini mempunyai alasan bahwa dengan pendidikan yang lebih
tinggi, maka dapat diharapkan karyawan yang memiliki jalan
pemikiran yang lebih baik.
Loyalitas. Loyalitas atas kesetiaan terhadap perusahaan tempat
karyawan bekerja sering kali digunakan sebagai syarat promosi Hal
ini disebabkan karena dengan loyalitas yang
tinggi karyawan diharapkan memiliki tanggung jawab yang lebih
besar.
Kejujuran. Untuk jabatan-jabatan tertentu mungkin kejujuran
merupakan syarat yang utama yang perlu diperhatikan, misalnya
untuk jabatan kasir atau bagian keuangan, kejujuran adalah
merupakan syarat utama yang harus di perhatikan.
Tanggung Jawab. Seringkali perusahaan memerlukan tanggung
jawab yang cukup besar sehingga masalah tanggung jawab
merupakan syarat utama untuk promosi. Apabila seorang karyawan
meniiliki tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan yang kecil,
maka demikian juga dalam melakukan pekerjaan yang besar.
Kepandaian dalam bergaul. Untuk promosi pekerjaan tertentu
mungkin diperlukan kepandaian bergaul. Sehingga persyaratan
kemampuan bergaul dengan orang lain perlu dicantumkan untuk
promosi jabatan tersebut misalnya untuk jabatan salesman dimana
syarat ini sangat penting untuk diperhatikan.
Prestasi kerja. Pada umumnya setiap perusahaan mencantumkan
syarat prestasi kerja untuk promosi. Hal ini dapat dilihat dari
catatan-catatan prestasi yang telah dikerjakan.
lnisiatif dan Kreativitas. Untuk promosi pada jabatan tertentu
mungkin syarat tingkat inisiatif dan kreativitas harus diperhatikan.
12
Hal ini disebabkan karena jabatan yang akan dipromosikan ini
memerlukan inisiatif dan kreativitas karyawan.
13
4. Promosi Kering. Seoarang karyawan dinaikkan jabatannya yang lebih
tinggi disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang dan tanggungjawab
tetapi tidak disertai dengan kanaikan gaji atau upah.
14
bersangkutan. Demosi memang jarang sekali dilakukan, tetapi pada
perusahaan-perusahaan tertentu yang menemui beberapa kasus sulit, dan
mengharuskan karyawan tersebut untuk demosi karenan penurunan
kinerjanya, tentu saja harus melakukannya.
Menurut Suratman (1998) demosi adalah penurunan jabatan dalam suatu
instansi yang biasa dikarenakan oleh berbagai hal, contohnya adalah
keteledoran dalam bekerja. Turun jabatan biasanya diberikan pada
karyawan yang memiliki kinerja yang kurang baik atau buruk serta bisa
juga diberikan ada karyawan yang bermasalah sebagai sanksi hukuman
Demosi merupakan suatu hal yang sangat dihindari oleh setiap pekerja
karena dapat menurunkan status, jabatan, dan gaji. Namun, demosi atau
turun jabatan ini biasa dilakukan oleh beberapa instansi ataupun
perusahaan demi peningkatan kualitas kerja, dan juga sebagai motivasi
bagi karyawannya agar mau berusaha untuk memperoleh yang
diinginkan. Mendapatkan promosi dan menghindari demosi. Alasan
karyawan di demosi ialah :
Pegawai yang bersangkutan menunjukkan kinerja yang tidak baik
(buruk).
Pegawai yang bersangkutan kekurangan keahlian (skill) untuk
posisi kerja yang sekarang.
Manajer memang sedang mengurangi posisi kerja pegawai.
Manajer sedang mendisiplinkan pegawai yang berbuat salah.
Alasan Demosi Sukarela karyawan.
Karyawan tersebut ingin mengurangi tugas dan tanggung
jawabnya.
Karyawan sedang bertransisi untuk mengundurkan diri dari bisnis
Anda.
Karyawan yang bersangkutan ingin mengubah posisi kerjanya.
Karyawan yang bersangkutan ingin menyeimbangkan pekerjaan
dengan kehidupan (pribadi) mereka, atau
15
Karyawan tersebut ingin bekerja dari jauh atau dari lokasi bisnis
yang berbeda, tetapi posisi kerja yang sekarang tidak
mengakomodasi perubahan (lokasi kerja) tersebut.
Aturan mengenai demosi karyawan secara implisit telah diatur
dalam Pasal 161 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan (UUK), yang berbunyi sebagai
berikut :
Ayat (1), “Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran
ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat
melakukan pemutusan hubungan kerja,setelah pekerja/buruh yang
bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, keuda, ketika,
dan secara berturut-turut”.
Ayat (2), “Surat peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
masing-masing berlaku untuk paling lama 6 (enam) bulan, kecuali
ditetapkan lain dalam perjanjian kerja, pengaturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama”.
Berdasarkan penjelasan dalam Pasal 161 ayat (1-2) Undang-
Undang Ketenagakerjaan di atas, tidak dijelaskan secara eksplisit
tentang demosi, namun hanya surat peringatan atas pelanggaran
perjanjian kerja. Aturan yang juga berkenaan dengan demosi
lainnya, yakni Pasal 92 Ayat (1) dan (2) UU No. 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, yang berbunyi sebagai berikut.
Ayat (1). “Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan
memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan dan
kompetensi”.
Ayat (2), “Pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala
dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan
produktivitas”.
16
Sedangkan dalam pasal 92 ayat (1) dan (2) UU Ketenagakerjaan,
secara implisit dijelaskan tentang upah yang didasarkan pada
salah satunya jabatan (kerja).
17
TUGAS III
Pertanyaan : Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang pendidikan pelatihan, dan
pengembangan? Berikan contohnya dan berikan solusinya!
18
Pelatihan Pengembangan
Fokus Mempelajari tingkah laku Memahami konsep dan
dan tindakan spesifik, konteks in-formasi,
menampilkan teknik- membentuk penilaian,
teknik dan proses mengembangkan
kapasitas di dalam
penugasan
Jangka Waktu Periode lebih pendek Periode lebih panjang
Pengukuran Efektivitas Penilaian kinerja, analisis Orang-orang yang
biaya atau keuntungan, memenuhi kualifikasi
tes kelulusan dan selalu tersedia setiap
sertifikasi dibutuhkan, promosi dari
dalam dimungkinkan,
keuntungan kompetitif
berdasarkan sumber daya
manusia
19
2. Operations analysis (analisis operasi), mencoba mengenal isi pelatihan-apa
yang tenaga kerja harus lakukan agar bekerja secara kompeten.
3. Individual analysis (analisis individual), menentukan seberapa baik setiap
pekerja atau karyawan yang sedang melakukan tugas dalam menyelesaikan
tugasnya.
20
Meningkatkan prestasi yang pada akhirnya berdampak pada
peningkatan balas jasa (gaji).
Selain dari beberapa tujuan tersebut terdapat beberapa manfaat yang dapat
diambil dari dilaksanakannya program pengembangan dan pelatihan adalah
menumbuhkan dan memelihara hubungan yang serasi antara para anggota
organisasi. Hal ini dapat terjadi karena, adanya proses komunikasi yang efektif,
adanya persepsi yang sama tentang tugas yang dilaksanakan, ketaatan semua
pihak kepada berbagai ketentuan yang bersifat normatif, terdapatnya iklim yang
baik bagi pertumbuhan seluruh pegawai, dan menjadikan organisasi sebagai
tempat yang lebih menyenangkan untuk berkarya.
21
Kaji kembali dan pertimbangkan aspek apa saja yang memerlukan
perbaikan sehingga perlu dilakukan pelatihan dan pengembangan.
Membuat pelatihan kepada karyawan harus memastikan bahwa
karyawan akan benar-benar belajar sesuai yang relevan.
Tentukan bagaimana menempatkan keterampilan atau pengetahuan
baru untuk segera digunakan. Pastikan bahwa pekerja mempunyai
tugas yang harus dilakukan secara langsung menggunakan
kemampuan baru tersebut.
Organisasi perlu mempertimbangkan apa keuntungan organisasi
mengirim karyawan untuk pelatihan sebab dengan pelatihan maka
ada perbaikan kinerja
Penentuan Kebutuhan.
Penentuan sasaran.
Penetapan isi program.
Identifikasi prinsip-prinsip belajar.
Pelaksanaan program.
Penilaian pelaksanaan program.
22
Demi terlaksananya program pengembangan dengan baik, maka ada
beberapa metode yang dapat digunakan, menurut Mondy (2008) ada 10 metode
yang dapat digunakan yaitu :
Arahan instruktur.
Studi Kasus.
Pemodelan Perilaku.
Permainan Peran.
Permainan Bisnis.
In Basket Training (pelatihan dalam kerangjang).
On The Job Training.
Rotasi Pekerjaan.
Magang.
Pelatihan Pemula
23
Pelatihan dengan peralatan audio visual.
Pelatihan berbasis komputer.
Pelatihan jarak jauh berbasis internet.
Of The Job Traning.
On The Job Traning Manajerial.
Pelatihan dengan pengalaman perilaku
Dari beberapa metode yang ada, dapat dipilih beberapa metode yang ingin
digunakan dalam perusahaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Penilaian
Pelaksanaan Program Sebagaimana program-program yang lain, program
pengembangan karyawan baik yang operasional maupun manajerial perlu dinilai
keberhasilannya.
24
4. Tingkat kerusakan produksi, alat dan mesin rendah.
5. Tingkat kecelakaan rendah.
6. Tingkat pemborosan bahan baku, tenaga dan waktu rendah.
7. Tingkat kerjasama karyawan meningkat.
8. Tingkat upah insentif karyawan meningkat.
9. Prakarsa karyawan meningkat.
10. Kepemimpinan dan keputusan manajer lebih bijaksana
25
5. Dana. Pengembangan Dana yang tersedia untuk pengembangan sangat
terbatas, sehingga sering dilakukan secara terpaksa, bahakan pelatih
maupun sarananya kurang memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.
PT.MANDOM TBk.
26
Perseroan juga memberikan perhatian lebih pada program employee
engagement dimana mulai tahun tersebut, khusus untuk karyawan baru, Perseroan
menerapkan sistem terintegrasi yang melibatkan seluruh departemen. Dalam
sistem ini setiap departemen diminta untuk memberikan pengetahuan yang utuh
mengenai Perseroan, baik dalam hal DNA maupun proses kerja yang terintegrasi.
Melalui program ini, karyawan diberikesempatan untuk mengetahui 13 lebih
dalam tentang alur bisnis Perseroan, yang kemudian akan menghasilkan output
proses kerja yang lebih lancar di masa depan. Dalam bidang rekrutmen, Perseroan
memperkuat sistem sentralisasi dengan tujuan untuk memperoleh pemerataan
kompetensi bagi seluruh karyawan PT Mandom Indonesia Tbk. Sentralisasi ini
diterapkan hingga kantor-kantor perwakilan Perseroan yang tersebar di beberapa
wilayah di Indonesia. Melalui sentralisasi ini, Perseroan akan lebih mantap dalam
menghadapi tantangan masa depan dengan sumber daya manusia yang sudah siap,
baik dari segi pengetahuan maupun kemampuan. Pada tanggal 31 Desember 2012,
jumlah karyawan Perseroan adalah 4.570 orang.
27
TUGAS IV
Pertanyaan : Karena saya pilih motivasi, maka saya akan menjelaskan apa itu
motivasi, kenapa perlu motivasi, bagaimana jika tidak ada motivasi.
Jawaban : Motivasi berasal dari kata motive, yang berarti dorongan. Dengan
demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab
seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara sadar.
Banyak pengertian motivasi yang telah dikemukakan oleh para ahli, seperti :
28
1. Pendekatan Tradisional (traditional approach). Pertamakali dikemukakan
oleh Frederick W. Taylor dari manajemen ilmiyah (scientific management
school). Dalam model ini yang menjadi titik beratnya adalah pengawasan
dan pengarahan. Pada pendekatan ini, manajer menentukan cara yang
paling efisien untuk pekerjaan berulang dan memotivasi karyawan dengan
sistem insentif upah, semakin banyak yang dihasilkan maka semakin besar
upah yang diterima.
2. Pendekatan Hubungan Manusia (human relation model). Pendekatan ini
selalu dikaitkan dengan pendapat Elton Mayo. Mayo mengemukakan
bahwa kebosanan dan pengulangan berbagai tugas merupakan faktor yang
dapat menurunkan motivasi, sedangkan kontak sosial membantu dalam
menciptakan dan mempertahankan motivasi. Dari pendekatan ini manajer
dapat memotivasi karyawan dengan memberikan kebutuhan sosial serta
dengan membuat mereka berguna dan lebih penting.
3. Pendekatan Sumber Daya Manusia (McGregor). Dalam pendekatan ini
dinyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, tidak
hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga
kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti.
4. Pendekatan Kontemporer (contemporary approach). Didominasi oleh tiga
tipe motivasi :
teori isi.
teori proses, dan
teori penguatan. Dalam teori ini manajer harus dapat memahami
kebutuhan para anggotanya untuk meningkatkan tanggung jawab
dan kesetiaannya atas pekerjaan dan organisasi.
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli dalam motivasi kerja
ini, antara lain :
29
individu. Maslow membagi kebutuhan manusia tersebut menjadi lima
tingkatan (hierarki kebutuhan). Kelima tingkatan tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :
Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya).
Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari
bahaya).
Kebutuhan akan rasa cinta, sosial, dan rasa memiliki (bersosialisasi
dengan orang lain, diterima, saling memiliki).
Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan
mendapatkan dukungan serta pengakuan).
Kebutuhan aktualisasi diri :
- kebutuhan kognitif : mengetahui, memahami, dan menjelajahi.
- kebutuhan estetik : keserasian, keteraturan, dan keindahan.
- kebutuhan aktualisasi diri : mendapatkan kepuasan diri dan
menyadari potensinya.
2. Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg). Dalam teori ini dikemukakan
bahwa, pada umumnya karyawan baru lebih cenderung untuk memusatkan
perhatiannya pada kebutuhan mendasar dalam pekerjaan, terutama
keamanan. Selanjutnya mereka akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
yg lebih tinggi, seperti kebutuhan inisiatif, kreativitas, dan tanggung
jawab. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam
organisasi :
Faktor Kepuasan (satisfaction): prestasi, pengakuan, pekerjaan itu
sendiri, tanggung jawab, dan kemajuan.
Faktor Ketidakpuasan (dissatisfaction): kebijakan dan administrasi
perusahaan, pengawasan, penggajian, hubungan kerja, kondisi
kerja, keamanan kerja, dan status pekerjaan.
3. Teori ERG (Clayton Alderfer). ERG merupakan singkatan dari tiga kata,
yaitu Existence, Relatedness, dan Grouth. Alderfer melanjutkan teori
hierarki kebutuhan yang dihubungkan secara lebih dekat dengan hasil
penelitian empiris, sehingga hasilnya mendekati kenyataan (real
30
condition). Secara konseptual hasil tersebut dapat dilihat persamaannya
dengan teori kebutuhan Maslow, yaitu :
Existence dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan
kedua (kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman).
Relatedness senada dengan hierarki ketiga dan keempat (kebutuhan
sosial dan kebutuhan penghargaan diri).
Grouth mengandung makna yang sama dengan self actualization.
4. Teori Keadilan. Teori ini mengemukakan bahwa orang selalu
membandingkan anatara masukan-masuka yang mereka berikan pada
pekerjaannya dengan hasil yang diperoleh dari pekerjaannya tersebut. Dari
sini muncul dua kemungkinan, antara lain keadilan (equality) dan
ketidakadilan (inequality). Sesuatu akan dikatakan adil apabila masukan-
masukan sebagai sumbangan mereka kepada perusahaan sama dengan apa
yang mereka terima dari perusahaan. Sebaliknya, ketidakadilan terjadi bila
masukan-masukan tidak sama dengan apa yang mereka terima dari
perusahaan.
5. Teori Pengharapan (Victor Vroom). Vroom mengatakan bahwa morivasi
seseorang untuk mengupayakan usaha-usaha dalam tingkat tertentu adalah
fungsi dari tiga hal :
Harapan (expectancy) seseorang berkaitan dengan probabilitas
yang upaya-upaya tersebut menuju kepada kinerja.
Pendekatan psikologis (instrumentaly), atau hubungan kepedulian
dari kinerja yang berhasil dengan pencapaian penghargaan
sesungguhnya.
Interaksi emosional (valence), yang menggambarkan nilai-nilai
kepedulian orang tersebut terhadap penghargaan.
6. Teori Lapangan (Kurt Lewin). Teori ini merupakan kognitif untuk
mempelajari prilaku dan motivasi. Teori lapangan lebih memfokuskan
pada fikiran nyata seorang pegawai ketimbang pada insting atau habit.
Kurt Lewin berpendapat bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari
lapangan pada suatu waktu. Kurt Lewin juga percaya pada pendapat para
31
ahli psikologi Gestalt yang mengemukakan bahwa perilaku itu merupakan
fungsi dari seorang pegawai dengan lingkungannya.
Seperti yang sudah jelas diatas perlunya motivasi dalam hidup, karena itu
menyangkut ke diri kita sendiri mau bagaimana menjalani hidup kedepannya
pastinya hidup masing-masing orang berbeda, oleh karena itu motivasi seseorang
menupayakan usaha-usaha dalam tingkat tertentu. Dan bagaimana mereka
mengerjakan sesuatu itu dengan adil apabila masukan-masukan sebagai
penyemangat hidup. Mungkin kita pernah membayangkan jika seseorang tidak
mampu memotivasi diri dengan benar, malah melakukan hal-hal yang buruk yang
berakibat sangat merusak kehidupan dirinya sendiri. Misalkan contoh yang paling
fatal adalah bunuh diri dengan alasan lelah menjalani hidup, bahkan banyak sekali
kasus bunuh diri khususnya anak muda yang bunuh diri hanya karena masalah di
putusin pacar dan sebagainya. Ini lah yang menjadi salah satu hasil yang tidak
baik ketika kita tidak bisa memotivasi diri dengan benar dan berpikir positif
terhadap sesuatu.
Motivasi dalam hidup bagi setiap orang mungkin akan berbeda sesuai
dengan keinginan dan mimpi masing-masing. Bahkan bagi orang yang malas pun
punya mimpi, yaitu tetap bisa bermalas-malasan sambil kebutuhannya tetap
terpenuhi. Mungkin motivasi dalam hidup mereka itu mustahil, namun pada
dasarnya mereka tetap punya keinginan.
Namun sekarang kita tidak akan bicara motivasi dalam hidup mereka,
sekarang kita fokus berbicara motivasi alam hidup kita. Bukan sekedar motivasi,
tetapi motivasi yang mejadikan hidup kita lebih
bermakna. Dengan memiliki motivasi hidup dalam setiap pribadi pastinya dapat
memberikan kita satu kekuatan yang mendorong diri untuk menjadi pribadi yang
luar biasa dan berjalan maju ke depan.
Dengan menjadi sosok yang memiliki motivasi hidup akan membuat kita
semakin percaya diri untuk mencapai keinginan, mimpi dan goal yang kita
rencanakan sejak dulu. Jadi, kita tidak perlu bingung lagi ketika kita menghadapi
32
banyak tantangan, karena kita sudah memiliki kekuatan dan alasan yang tepat
mengapa kita ingin mau menjalani hidup dan melakukan hal-hal yang sekarang
kita lakukan. Ketika kita mampu memotivasi diri dengan benar maka hasil yang
kita dapatkan akan menjadi maksimal.
33
TUGAS V
34
35
Materi Pendukung Power Point “MOTIVASI”
36
Motivasi intrinsik (intrinsic motivation) adalah motivasi yang
bersumber dari dalam diri seseorang yang berupa kesadaran
mengenai pentingnya manfaat pekerjaan yang dilaksanakannya.
Motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation) adalah dorongan kerja
yang bersumber dari luar diri pekerja, yang berupa suatu kondisi
yang mengharuskannya melaksanaka suatu pekerjaan secara
maksimal.
37
4. Pendekatan Kontemporer (contemporary approach). Didominasi
oleh tiga tipe motivasi: teori isi, teori proses, dan teori penguatan.
Dalam teori ini manajer harus dapat memahami kebutuhan para
anggotanya untuk meningkatkan tanggung jawab dan kesetiaannya
atas pekerjaan dan organisasi.
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli dalam motivasi kerja
ini, antara lain :
38
jawab. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam
organisasi :
Faktor Kepuasan (satisfaction), prestasi, pengakuan, pekerjaan itu
sendiri, tanggung jawab, dan kemajuan.
Faktor Ketidakpuasan (dissatisfaction), kebijakan dan administrasi
perusahaan, pengawasan, penggajian, hubungan kerja, kondisi
kerja, keamanan kerja, dan status pekerjaan.
3. Teori ERG (Clayton Alderfer). ERG merupakan singkatan dari tiga kata,
yaitu Existence, Relatedness, dan Grouth. Alderfer melanjutkan teori
hierarki kebutuhan yang dihubungkan secara lebih dekat dengan hasil
penelitian empiris, sehingga hasilnya mendekati kenyataan (real
condition). Secara konseptual hasil tersebut dapat dilihat persamaannya
dengan teori kebutuhan Maslow, yaitu :
Existence dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan
kedua (kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman).
Relatedness senada dengan hierarki ketiga dan keempat (kebutuhan
sosial dan kebutuhan penghargaan diri).
Grouth mengandung makna yang sama dengan self actualization.
4. Teori Keadilan. Teori ini mengemukakan bahwa orang selalu
membandingkan anatara masukan-masuka yang mereka berikan pada
pekerjaannya dengan hasil yang diperoleh dari pekerjaannya tersebut. Dari
sini muncul dua kemungkinan, antara lain keadilan (equality) dan
ketidakadilan (inequality). Sesuatu akan dikatakan adil apabila masukan-
masukan sebagai sumbangan mereka kepada perusahaan sama dengan apa
yang mereka terima dari perusahaan. Sebaliknya, ketidakadilan terjadi bila
masukan-masukan tidak sama dengan apa yang mereka terima dari
perusahaan.
5. Teori Pengharapan (Victor Vroom). Vroom mengatakan bahwa morivasi
seseorang untuk mengupayakan usaha-usaha dalam tingkat tertentu adalah
fungsi dari tiga hal :
39
Harapan (expectancy) seseorang berkaitan dengan probabilitas
yang upaya-upaya tersebut menuju kepada kinerja.
Pendekatan psikologis (instrumentaly), atau hubungan kepedulian
dari kinerja yang berhasil dengan pencapaian penghargaan
sesungguhnya.
Interaksi emosional (valence), yang menggambarkan nilai-nilai
kepedulian orang tersebut terhadap penghargaan.
6. Teori Lapangan (Kurt Lewin). Teori ini merupakan kognitif untuk
mempelajari prilaku dan motivasi. Teori lapangan lebih memfokuskan
pada fikiran nyata seorang pegawai ketimbang pada insting atau habit.
Kurt Lewin berpendapat bahwa perilaku merupakan suatu fungsi dari
lapangan pada suatu waktu. Kurt Lewin juga percaya pada pendapat para
ahli psikologi Gestalt yang mengemukakan bahwa perilaku itu merupakan
fungsi dari seorang pegawai dengan lingkungannya.
Motivasi dalam hidup bagi setiap orang mungkin akan berbeda sesuai
dengan keinginan dan mimpi masing-masing. Bahkan bagi orang yang malas pun
punya mimpi, yaitu tetap bisa bermalas-malasan sambil kebutuhannya tetap
terpenuhi. Mungkin motivasi dalam hidup mereka itu mustahil, namun pada
dasarnya mereka tetap punya keinginan.
Namun sekarang kita tidak akan bicara motivasi dalam hidup mereka,
sekarang kita fokus berbicara motivasi alam hidup Anda. Bukan sekedar motivasi,
tetapi motivasi yang mejadikan hidup kita lebih bermakna.
40
Seperti disebutkan diatas, semua orang punya motivasi dalam hidup
mereka, pertanyaannya adalah apakah motivasi tersebut menjadikan hidup kita
bermakna atau sekedar memenuhi keinginan sesaat, keinginan duniawi, atau
hanya mencari sensasi dalam hidupnya. Dan kalaupun tidak ada motivasi mungkin
semuanya akan sia-sia kalau tidak mempunyai tujuan hidup, perlunya motivasi ini
untuk keinginan yang perlu dicapai.
41
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_jabatan
http://theorymanajemendanorganisasi.blogspot.com/2015/12/promosi-
jabatan.html#:~:text=Menurut%20Nitisemito%20(1996%3A%2081)%3A,dari%2
0jabatan%20yang%20diduduki%20sebelumnya.%E2%80%9D
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/11/promosi-dalam-konsep-sdm-definisi-
dan.html#:~:text=Promosi%20Dalam%20Konsep%20SDM%20%3A%20Definisi
%20dan%20Syarat%20Penetapan%20Promosi,-
Diposkan%20oleh%20Unknown&text=Promosi%20adalah%20kesempatan%20di
mana%20seseorang,tanggung%20jawab%20yang%20lebih%20tinggi.
https://www.karyaone.co.id/blog/demosi/
https://glints.com/id/lowongan/demosi-adalah/
https://www.academia.edu/download/60707269/MAKALAH_MSDM_KELOMP
OK_JADI_SUDAHUPLOAD20190925-67929-o57rt4.pdf
42