Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELLITUS

Diabetes mellitus adalah suatu keadaan ketika tubuh Klasifikasi DM menurut Arif Mansoer ( 2001 ) dalam
tidak mampu menghasilkan/menggunakan insulin Riyadi, S ( 2014 ) adalah sbb :
1. DM tipe 1 ( Insulin Dependent Diabetes
( hormon yang membawa glukosa darah ke sel-sel dan Mellitus/DM tergantung insulin ).
menyimpannya sebagai glikogen ). Dengan demikian, 2. DM tipe 2 ( Non Insulin Dependent Diabetes
terjadi hiperglikemia yang di sertai berbagai kelainan Mellitus/DM tidak tergantung insulin ).
metabolik akibat gangguan hormonal, melibatkan
kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
serta menimbulkan berbagai komplikasi kronis pada Manifestasi klinis DM dalam Herlina ( 2014 ) :
poliuria ( banyak kencing ), polidipsi ( sering haus ), polipagia (
organ tubuh ( Aini, Dkk, 2016). banyak makan ), BB menurun, letih, lemah, perubahan
penglihatan, infeksi kulit yang berulang, kulit kering dan gatal,
rasa tidak enak di vagina.
Komplikasi :
metabolik
Autoimun Genetik Usia Gaya Hidup Obesitas Sel β pankreas yang
( Ketoasidosis
diabetik, & Stress hipertrofi dapat
Hiperglikemik mempengaruhi
Hiperosmolar Non Sel β hipertrofi penurunan produksi
Ketotik), DM tipe 1 Keturunan >45 tahun Metabolisme & penurunan insulin ( Camacho
Komplikasi adiponektin
( Mikrovaskular
dalam Aini, N dkk.,
kronis: penyakit 2016 ).
ginjal dan mata
serta neuropati),
Hancur/kerusakan sel β DM tipe 2
( Makrovaskular: Adiponektin adalah hormon yang berfungsi
MCI, Stoke, penkreas
untuk memperbaiki sensitivitas insulin dengan
Penyakit vaskular
Resistensi insulin/jumlah sel β cara menstimulasi peningkatan penggunaan
perifer).
pankreas berkurang glukosa dan oksidasi asam lemak otot dan hati
sehingga kadar trigliserida turun ( Aini, N dkk.,
2016 ).

Insufisiensi insulin

Metabolisme lemak Metabolisme karbohidrat Metabolisme protein Penurunan


sintesis protein

Ketonemia, ketouria Glukosa darah meningkat Regenerasi Tubuh Mudah


sel saraf kurus infeksi, luka Gangren
terganggu sulit sembuh
Ketoasidosis Hiperglikemia

Kerusakan Ketidakseimbangan Kerusakan


Asidosis Diuresis osmotik sel saraf nutrisi kurang dari Resiko infeksi integritas
Metabolik kebutuhan tubuh kulit

Poliuria
Ketidakefektifan Amputasi
pola nafas Sensorik Motorik
Defisit volume
cairan Luka sulit
Penurunan Otot kaki sembuh
sensasi nyeri menjadi
Penatalaksanaan DM ( Mujahidullah, K., 2012
pada kaki atrofi
):
Terdapat 5 komponen penatalaksanaan untuk Asupan nutrisi,
DM yaitu ; diet, latihan, pemantauan, terapi Adanya Merubah titik O2, antibiotik
( jika di perlukan ), pemberian hipoglikemik ulkus tumpu timbul terganggu
oral, pendidikan ( penyuluhan ). ulserasi

Timbulnya Aliran darah


angiopati terganggu
N Jenis Nilai Normal Manfaat
o Pemeriksaan
GDS Dewasa <120 mg/dl
GDS Lansia <140mg/dl
1 GDS/GDP Mengidentifikasi nilai/kadar glukosa dalam darah
GDP Dewasa 70-110 mg/dl
GDP Lansia 70-120 mg/dl
2 Urin Dengan pemberian Benedict: Mengidentifikasi warna urin untuk penentuan kadar
(-) : biru atau kehijauan glukosa
(+) : hijau kekuningan
(++) : kuning kehijauan
(+++) : jingga
(++++) : merah bata
3 Kultur pus (-) bakteri Mengidentifikasi jenis kuman yang ada dan
menentukan antibiotik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Pola Napas
Noc: suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu, jalanj yang panten, TTV dalam rentang normal.
Nic: Pengelolaan Jalan Nafas ( buka jalan nafas, atur posisi pasien, identifikasi untuk pemasangan alat jalan
nafas buatan, berikan bronkodilator bila perlu, dan monitor respirasi serta status O 2 ). Terapi Oksigen. Kaji
Tanda-Tanda Vital.
2. Defisit Volume Cairan
Noc: mempertahankan urine output, tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh dalam batas normal, serta tidak ada
tanda-tanda dehidrasi.
Nic: Manajemen Cairan ( timbang popok atau pembalut jika di perlukan, monitor status hidrasi, monitor
tanda-tanda vital, berikan cairan intervena, atur kemungkinan transfusi, dorong keluarga untuk membantu
pasien makan dan minum, dan kolaborasi jika tanda cairan memburuk ).
3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Noc: peningkatan berat badan, berat badan ideal sesuai tinggi badan, tidak ada tanda-tanda malnutrisi,
peningkatan fungsi pengecapan dan menelan, dan tidak ada penurunan berat badan yang berarti.
Nic: manajemen nutrisi ( kaji adanya alergi makanan, kolaborasi dengan ahli gizi, anjurkan klien untuk
meningkatkan protein, yakinkan diet mengandung tinggi serat, monitor jumlah nutrisi dan kalori serta
berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
4. Kerusakan Integritas Jaringan
Noc: perfusi jaringan baik, di pertahankannya integritas kulit yang baik seperti : sensai, elasitas, temperatur,
hidrasi, dan figmentasi, serta tidak ada luka/lesi.
Nic: Manajemen Tekanan ( anjurkan klien menggunakan pakaian longgar, jaga kebersihankulit agar tetap
bersih dan kering, anjurkan mobilisasi setiap 2 jam, monitor kulit adanya kemerahan, olesi minyak/baby oil
pada kulit yang tertekan, monitor aktivitas dan mobilisasi pasien serta memandikan klien dengan air hangat ).
5. Resiko Infeksi
Noc: bebas dari tanda-tanda infeksi, menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi, lekosit
dalam batas normal, menunjukkan perilaku sehat.
Nic: Kontrol Infeksi ( bersihkan lingkungan setelah di pakai pasien lain, pertahankan teknik isolasi, batasi
pengunjung bila perlu, pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat, gunakan kateter intermiten
untuk menurunkan infeksi kandung kemih, tingkat intake nutrisi, kolaborasi pemberian antibiotik bila perlu ).
Proteksi Terhadap Infeksi ( monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal, monitor kerentanan
terhadap infeksi, pertahankan teknik aspesis pada pasien yang berisiko, dorong masukkan nutrisi yang cukup,
dorong masukkan cairan, dorong istirahat, kolaborasi pemberian antibiotik, ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi, ajarkan cara menghindari infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Aini., N. & Aridiana., L.M. ( 2016 ). Sistem Endokrin Dengan Pendekatan NANDA NIC
NOC. Jakarta : Salemba Medika.

Herlina., I. S. Wungouw. Sylvia., R. & Marunduh. ( 2014 ). Mudah Mempelajari


Patofisiologi. Edisi keempat. Jakarta : Binarupa Aksara Publisher.

Mujadillah., K. ( 2012 ). Keperawtan Geriatrik : Merawat Lansia Dengan Cinta Dan Kasih
Sayang. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Riyadi., S. ( 2014 ). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


Sungai Arfat, Juli 2018

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(Muhammad Anwari, Ns.,M.Kep) …………………………….

Anda mungkin juga menyukai