Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

PUSAT STUDI QUR’AN (PSQ) ONLINE

Disusun Oleh :
Mathla May Setiani (IAT/VI/1817501024)

JURUSAN ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2021
LEMBAR PENGESAHAN BUKU HARIAN PPL FUAH 2021
No. B-004.h/In.17/K.PPLFUAH/KS.01.7/II/2021

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Harisman, M.Ag.

Jabatan : Ketua PPL FUAH 2021 Mengesahkan buku harian PPL FUAH

2021 dengan identitas:

Nama Peserta : Mathla May Setiani


NIM : 1817501024
Kelas/Prodi : 5 IAT
Lokasi PPL : Pusat Studi al-Qur'an (PSQ) Jakarta

Nama DPL : Pak Ismatullah


Nama Pamong : Pak Zayadi

Telah menyelesaikan kegiatan PPL FUAH 2021 dari 1-15 Februari 2021 yang
dibuktikan dengan buku harian. Keterangan ini dibuat sebagai pengganti paraf
Pamong dan DPL. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian untuk memotong
rantai penyebaran Covid-19.

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Purwokerto, 16 Februari 2021

Ketua Panitia

Harisman, M,Ag.
NIP. 198911282019031020
Menyetujui,
Peserta Ketua Panitia PPL

Mathla May Setiani Harisman, M.Ag

NIP.198911282019031020

Dosen Pembimbing Lapangan Pamong Lapangan

Ismatullah, S.Th.I., M.Si Dr. Ahmad Zayadi, M.Pd

NIP. -
Kalab FUAH

Muhammad Labib Syauqi, S.Th.I., M.A.


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kegiatan PPL Pusat Studi Qur’an (PSQ) Online
bisa selesai dengan lancar tanpa suatu halangan apapun. Shalawat dan salam
tidak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun
manusia dari zaman jahiliyyah ke zaman mutholaah. Adapun tujuan dari
penyusunan laporan PPL ini adalah untuk memberikan gambaran perihal
kegiatan-kegiatan selama PPL PSQ secara online.
Dapat terlaksananya kegiatan PPL Pusat Studi Qur’an Online tentunya
tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, yang senantiasa membantu dan
membimbing kami dari mulai persiapan pembukaan acara PPL sampai dengan
penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak
terima kasih kepada :
1. Dr. H. Moh. Roqib. M.Ag selaku Rektor IAIN Purwokerto.
2. Dr. Hj. Naqiyah Mukhtar, M.Ag selaku Dekan Fakultas Usuluddin Adab dan
Humaniora.
3. Seluruh pihak Fakultas Usuluddin Adab dan Humaniora yang ikut membantu
melancarkan kegiatan PPL Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir 2021
4. Ismatullah, S.Th.I, M.Si selaku dosen pembimbing PPL yang senantiasa
memberikan motivasinya dan bimbingan kepada kami.
5. Dr. Ahmad Zayadi, M.Pd selaku pamong lapangan, terimakasih atas kerjasama,
dukungan dan bimbingannya selama kami melaksanakan PPL PSQ Online.
6. Orang tua dan segenap keluarga yang selalu memberikan do’a dan dukungan
semangat kepada penulis.
7. Teman-teman PPL seperjuangan Fakultas Usuluddin Adab dan Humaniora
(FUAH), Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, terimakasih atas kerjasama,dan
dukungannya.
8. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang juga telah
membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan PPL PSQ Online.
Dalam penyusunan laporan PPL ini, penulis menyadari masih sangat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran
dari pembaca sangat penulis harapkan, agar kemudian bisa dilakukan revisi dan
bekal menulis di masa depan. Semoga laporan PPL ini bisa bermanfaat bagi
pembaca. Amiin

Purwokerto, 19 Februari 2021


Penyusun,

Mathla May Setiani


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………...
KATA
PENGANTAR……………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………..
BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang Masalah………………………………………….
B. Tujuan dan Manfaat……………………………………………...
BAB II (PROFIL OBJEK / LOKASI PPL)
Diskripsi Objek / Lokasi PPL
BAB III (PELAKSANAAN PPL)
Deskripsi Kegiatan dan Penyajian Data
BAB IV (PENUTUP)
A. Kesimpulan……………………………………………..
…….......
B. Rekomendasi……………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Praktik Pengalaman Lingkungan (PPL) merupakan kegiatan yang
mampu memberikan suatu pengalaman kepada mahasiswanya dalam
memadukan antara teori dan praktik, sehingga mahasiswa mampu
mengembangkan ketrampilannya secara langsung dalam bentuk evaluasi dari
materi yang sudah dipelajari dalam perkuliahan di kelas dan wahana
pembelajaran dan pelatihan. Namun dengan memperhatikan kondisi pandemi
yang belum rampung, sehingga pada tahun ini PPL PSQ dilaksanakan secara
daring. Pada kesempatan kali ini juga dalam rangka kegiatan PPL Fakultas
Ushuluddin Adab dan Humaniora telah memberikan kesempatan kepada
kami mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir untuk bisa mengetahui tentang
materi kaidah-kaidah tafsir lebih mendalam oleh para ahli.
PSQ sudah dipercaya untuk melaksanakan kegiatan PPL yang sudah
bekerja sama dengan PTKIN se-Indonesia. Pesertanya berasal dari pulau
Jawa dan dari luar pulau Jawa. Adapun banyak perguruan tinggi yang bekerja
sama dengan lembaga Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ), antara lain, IAIN
Samarinda, UIN Palembang, IAIN Cirebon, IAIN Salatiga, IAIN Kediri,
IAIN Tulungagung, dan beberapa perguruan tinggi yang lain.
Adapun selama pelaksanaan PPL, mahasiswa sangat antusias dan
berperan aktif dalam perkuliahan yang diselenggarakan dan semua kegiatan
yang ada di program PPL. Dalam perkuliahan selain mendapatkan ilmu baru
atau memperdalam ilmu yang sudah diajarkan selama perkuliahan di tempat
masing-masing, mahasiswa juga bisa bertemu dengan para ahli atau pakar
dalam bidang tafsir dan dapat menanyakan langsung berbagai persoalan yang
berkenaan dengan tafsir yang belum diketahui.
B. Tujuan dan Manfaat
Praktik pengalaman lapangan (PPL) di Pusat Studi Qur’an (PSQ)
memiliki beberapa tujuan, diantaranya untuk memperdalam pemahaman
mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir terhadap materi-materi seputar Ulumul
Qur’an. Dan melatih kemampuan mahasiswa dalam membuat karya tulis
berupa buku tentang penafsiran surat-surat tertentu dalam al-Qur’an.
Diharapkan dari karya yang dihasilkan selama PPL PSQ Online bisa
memberikan kontribusi dan manfaat terhadap seluruh kalangan masyarakat.
Baik dalam memajukan dunia akademik, maupun untuk pegangan hidup tiap
individu.
BAB II
PROFIL OBJEK/LOKASI PPL
A. Pusat Studi Qur’an (PSQ)
Pusat Studi Qur’an (PSQ) yang berdiri di bawah yayasan Lentera Hati,
memiliki dua bangunan utama yang berbeda lokasi. Kampus satu yang merupakan
bangunan pusat terletak di jl. Kertamukti No.63, Pisangan, Ciputat, Tangerang
Selatan. Di dalam kampus satu berisi kantor PSQ, perpustakan, dan ada juga
ruang perkuliahan. Bangunan kedua terletak di perumahan South City, Pondok
Cabe, Tangerang Selatan, di dalamnya terdapat masjid Bayt Qur’an, asrama bagi
para santri, ruang perkuliahan, perpustakaan, dan kantor pengurus. Adapun dewan
pakar di Pusat Studi Qur’an adalah sebagai berikut:1
Pembina:
- Ali Ibrahim
- Laksda TNI (Purn) Husein Ibrahim, MBA
- Prof. Dr. Alwi Abdurrahman Shihab
Direktur:
- Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA
Wakil Direktur:
- Prof. Dr. Nasruddin Umar, MA
Program kegiatan yang ada di PSQ sangat beragam untuk segala kalangan
masyarakat. Ada Halaqoh Tafsir, Training of Trainer, Program Pasca Tahfidz,
Publikasi dan Penerbitan, dan untuk para akademisi S1-S3 ada program daurah
tafsir, dan program Pelatihan Kader Mufasir (PKM). Untuk program daurah
tafsir jenjang pendidikan S1 juga biasa dimanfaatkan untuk kegiatan PPL bagi
para mahasiswa IAT di semester 6, dalam kurun waktu 15-30 hari. Kegiatan-
kegiatan dalam program daurah tafsir lebih banyak pada perkuliahan untuk lebih
memantapkan materi dan kegiatan tahfidz ba’da subuh. Untuk prakteknya, dalam
program daurah tafsir para peserta dibimbing dalam kegiatan penulisan tafsir
surat-surat tertentu dalam al-Qur’an. Nantinya dari penulisan yang sifatnya
berkelompok ini, akan menghasilkan sebuah buku yang sudah berstandar ISBN.

1
https://psq.or.id, diunduh pada 02 February 2020 pukul 10:00
Ada juga bimbingan pembuatan video kultum yang nantinya dipublish lewat
media YouTube. Yang kedua, ada program Pelatihan Kader Mufassir (PKM).
Untuk program PKM dikhususkan bagi para mahasiswa S2 dan S3 dibidang tafsir
yang sudah memasuki tahap penulisan tesis dan disertasi. Program PKM ini
berjalan selama 6 bulan, nantinya para kader mufassir ini akan dibimbing agar
lebih siap ketika terjun langsung di masyarakat. Dan bagi para mahasiswa yang
lolos seleksi tidak ada biaya administrasi. Bahkan akan mendapatkan beasiswa
untuk memenuhi kebutuhan selama mengikuti program PKM di PSQ.
BAB III
PELAKSANAAN PPL
A. Kuliah Online
1. Selasa, 2 Februari 2021
Pada hari Selasa tanggal 2 Februari ada dua materi, materi pertama
yaitu tentang metode tafsir maudhui yang disampaikan oleh Dr. Muchlis
M. Hanafi, MA penyampaian materi dilakukan secara daring melalui
aplikasi zoom. Adapun isi materi perkuliahan adalah sebagai berikut:
 Tiga Tren tafsir Modern;
1. Tafsir Sosial Kemasyarakatan; soal peradaban Islam; problematika
politik; terjemah; reformasi dan perubahan sosial
2. Tafsir Sastra; kisah al-Qur`an; Kamus al-Qur`an; Tafsir Tematik;
Tadzawwuq Adabiy
3. Tafsir saintifik (tafsir ilmiy); penciptaan jagat raya; penciptaan manusia
 Mengapa Tafsir Tematik
1. Tafsir alternatif yang paling sesuai dengan kebutuhan umat saat ini.
2. Dipandang sebagai yang paling obyektif. Mempersilahkan Alquran
berbicara sendiri menyangkut berbagai permasalahan. Istanthiq al-
Qur'an (ajaklah al-Qur'an berbicara).
3. Komprehensif dan Tidak Parsial
 Pendekatan Induktif
1. Berupaya memberikan jawaban terhadap berbagai persoalan kehidupan
dengan berangkat dari nash al-Qur`an menuju realita (min al-Qur`ân ilâ
al-wâqi`).
2. Mufassir membatasi diri pada hal-hal yang dijelaskan oleh Al Qur`an,
termasuk dalam pemilihan tema hanya menggunakan kosa kata atau
term yang digunakan Al Qur`an. Mengurangi subyektifitas penafsir.
3. Menyajikan kaidah-kaidah qur`âniy menyangkut persoalan yang
dibahas.
 Pendekatan Deduktif
1. Berangkat dari persoalan dan realita yang terjadi di masyarakat,
kemudian mencari solusinya dari Al-Qur`an (min al-wâqi` ilâ al-
Qur`ân).
2. Persoalan yang dihadapi manusia tidak terbatas sedangkan jumlah teks
Al-Qur`an terbatas, dan dalam banyak hal hanya berisikan prinsip-
prinsip umum.
3. Bila ditemukan kosa kota atau term yang terkait tema maka digunakan
istilah tersebut. Bila tidak, tema tersebut dikaji berdasarkan tuntunan
yang ada dalam Al-Qur`an.
 Langkah-Langkah Tafsir Tematik
1. Menentukan topik atau tema yang akan dibahas.
2. Menghimpun ayat-ayat menyangkut topik yang akan dibahas.
3. Menyusun urutan ayat sesuai masa turunnya.
4. Memahami korelasi (munāsabah) antar-ayat.
5. Memperhatikan sebab nuzul untuk memahami konteks ayat.
6. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis dan pendapat para ulama.
7. Mempelajari ayat-ayat secara mendalam.
8. Menganilisis ayat-ayat secara utuh dan komprehensif dengan jalan
mengkompromikan antara yang ‘ām dan khāsh, yang muthlaq dan
muqayyad dan lain sebagainya.
9. Membuat kesimpulan dari masalah yang dibahas.
Materi yang kedua yaitu melatih keterampilan menulis tafsir
pendekatan maudhui yang disampaikan oleh Faried F. Saenong, Ph.D.
Adapun isi materi perkuliahan adalah sebagai berikut:

2. Rabu, 3 Februari 2021


Materi pada tanggal 3 Februari yaitu tentang menggali makna al-Qur’an
(Pendekatan ma`ani al-Hurf) oleh Muhammad Arifin, MA penyampaian
‫‪materi dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom. Adapun isi materi‬‬
‫‪perkuliahan adalah sebagai berikut:‬‬
‫‪Harf al-jarr memberi makna tertentu bagi kata yg menyertainya‬‬

‫‪‬‬ ‫ِم َن‬

‫‪a. Permulaan batas tempat atau waktu:‬‬


‫‪b. Bagian dari:‬‬
‫‪c. Menjelaskan tentang jenis:‬‬
‫‪d. Agar, supaya:‬‬
‫‪e. Pengganti, badal:‬‬
‫‪f. Za’idah (sekadar menguatkan, mengukuhkan):‬‬
‫‪‬‬ ‫إِلَى‬
‫انتهاء غاية الغاية في المكان والزمان )‪1‬‬
‫ُس ْب َحانَ الَّ ِذي أَ ْس َر ٰى بِ َع ْب ِد ِ}ه لَ ْياًل ِّمنَ ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام إِلَى ْال َم ْس ِج ِد اأْل َ ْق َ‬
‫صى الَّ ِذي بَ َ‬
‫ار ْكنَا َحوْ لَهُ ‪-‬‬
‫لِنُ ِريَهُ ِم ْن آيَاتِنَا‬
‫‪‬‬ ‫ثُ َّم أَتِ ُّموا ال ِّ‬
‫صيَا َم إِلَى اللَّ ْي ِل ‪-‬‬
‫المعية‪( :‬عند بعض العلماء) )‪2‬‬
‫اري إِلَى هَّللا ِ‬
‫ص ِ‬‫فَلَ َّما أَ َحسَّ ِعي َس ٰى ِم ْنهُ ُم ْال ُك ْف َر قَا َل َم ْن أَن َ‬
‫‪:‬للتبيين} )‪3‬‬
‫ۖ قَا َل َربِّ السِّجْ نُ أَ َحبُّ إِلَ َّ‬
‫ي ِم َّما يَ ْدعُونَنِي إِلَ ْي ِه‬
‫‪:‬إلى مرادف للالم (عند بعضهم) )‪4‬‬
‫ك فَانظُ ِري َما َذا تَأْ ُم ِرينَ‬ ‫قَالُوا نَحْ نُ أُولُو قُ َّو ٍة َوأُولُو بَأْ ٍ‬
‫س َش ِدي ٍ}د َواأْل َ ْم ُر إِلَ ْي ِ‬
‫‪:‬مرادف لـ في )‪5‬‬
‫هللاُ اَل إِ ٰلَهَ إِاَّل هُ َو ۚ لَيَجْ َم َعنَّ ُك ْم إِلَ ٰى يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة اَل َري َ‬
‫ْب فِيه‬
‫‪‬‬ ‫و‬
‫و للعطف‬ ‫‪‬‬
‫و المعية‬ ‫‪‬‬
‫َو ُج ِم َع ال َّش ْمسُ َو ْالقَ َم ُر‬
‫و القسم‬ ‫‪‬‬
‫وهللا‪ ،‬والسماء والطارق‬
‫الحال‬ ‫‪‬‬
‫إِ ْذ قَالُوا لَيُو ُسفُ َوأَ ُخوهُ أَ َحبُّ إِلَ ٰى أَبِينَا ِمنَّا َونَحْ نُ عُصْ بَةٌ إِ َّن أَبَانَا لَفِي َ‬
‫ضاَل ٍل‬
‫ُّمبِي ٍن قَالُوا لَئِ ْن أَ َكلَهُ ال ِّذ ْئبُ َونَحْ نُ عُصْ بَةٌ إِنَّا إِ ًذا لَّخَا ِسرُونَ‬
‫للخيار‪:‬‬ ‫‪‬‬
‫ات لِ ْلفُقَ َرا ِء َو ْال َم َس}ا ِكي ِن َو ْال َع}}ا ِملِينَ َعلَ ْيهَ}}ا َو ْال ُم َؤلَّفَ} ِة قُلُ}}وبُهُ ْم َوفِي‬
‫ص َدقَ ُ‬‫إِنَّ َما ال َّ‬
‫َار ِمينَ َوفِي َسبِي ِل هَّللا ِ َوا ْب ِن ال َّسبِي ِل‬ ‫ب َو ْالغ ِ‬ ‫ال ِّرقَا ِ‬

‫‪‬‬ ‫أو‬
‫‪a.‬‬ ‫‪Untuk memberi pilihan‬‬
‫‪b.‬‬ ‫‪Keraguan‬‬
‫‪‬‬ ‫حروف النفي‬
‫ال‪ ،‬ما‪ ،‬لم‪ ،‬لما‪ ،‬لن‬ ‫‪‬‬
‫}رابُ آ َمنَّا ۖ قُ}}ل لَّ ْم تُ ْؤ ِمنُ}}وا َو ٰلَ ِكن قُولُ}}وا أَ ْس}لَ ْمنَا َولَ َّما يَ} ْد ُخ ِل اإْل ِ ي َم}}انُ فِي‬
‫ت اأْل َ ْع} َ‬ ‫قَالَ ِ‬
‫ك بَ ِغيًّا قَ}}ا َل َربِّ ِإنِّي‬ ‫ت أَنَّ ٰى يَ ُك}}ونُ لِي غُاَل ٌم َولَ ْم يَ ْم َس ْس}نِي بَ َش} ٌر َولَ ْم أَ ُ‬ ‫قُلُ}}وبِ ُك ْم قَ}}الَ ْ‬
‫ظ ُم ِمنِّي َوا ْشتَ َع َل الر َّْأسُ َش ْيبًا َولَ ْم أَ ُكن بِ ُدعَائِ َ‬
‫ك َربِّ َشقِيًّا‬ ‫َوهَنَ ْال َع ْ‬
‫‪Menafikan kejadian/perbuatan masa lalu, terperinci, sesaat pun‬‬
‫َت أُ ُّم ِ‬
‫ك بَ ِغيًّا‬ ‫يَا أُ ْختَ هَارُونَ َما َكانَ أَبُو ِ‬
‫ك ا ْم َرأَ َسوْ ٍء َو َما َكان ْ‬

‫‪Ini ucapan masyarakat Maryam yang tidak dapat menjangkau‬‬


‫‪keadaan ibu Maryam secara terperinci sejak awal hingga masa‬‬
‫‪kalimat itu mereka ucapkan‬‬
‫‪‬‬ ‫حروفاالستثناء‬
‫إال‪ ،‬غير‪ ،‬سوى‪ ،‬ما عدا‬
‫’‪ tidak selalu berarti ‘kecuali’, tetapi bisa juga berarti ‘tetapi‬إال‬
‫يس أَبَ ٰى َو ْ‬
‫اس}}}تَ ْكبَ َر َو َك}}}انَ ِمنَ‬ ‫َوإِ ْذ قُ ْلنَ}}}ا لِ ْل َماَل ئِ َك}}} ِة ْ‬
‫اس}}} ُجدُوا آِل َد َم فَ َس}}} َجدُوا إِاَّل إِ ْبلِ َ‬
‫ْال َكافِ ِرينَ‬
‫يس أَبَ ٰى‬
‫َوإِ ْذ قُ ْلنَا لِ ْل َماَل ئِ َك ِة ا ْس ُجدُوا آِل َد َم فَ َس َجدُوا إِاَّل إِ ْبلِ َ‬

‫‪‬‬ ‫أداة الشرط‬


‫‪ ‬إذا‪ ،‬إن‪ ،‬لو‪ ،‬لوال‬
‫صيَّةُ لِ ْل َوالِ َد ْي ِن َواأْل َ ْق َربِينَ‬
‫ك َخ ْيرًا ْال َو ِ‬ ‫ض َر أَ َح َد ُك ُم ْال َموْ ُ‬
‫ت إِن ت ََر َ‬ ‫ب َعلَ ْي ُك ْم إِ َذا َح َ‬
‫ُكتِ َ‬
‫ُوف ۖ َحقًّا َعلَى ْال ُمتَّقِينَ‬
‫بِ ْال َم ْعر ِ‬
3. Kamis, 4 Februari 2021
Materi pada tanggal 4 Februari yaitu tentang metode tafsir maudhu’i
yang disampaikan oleh Romli Syarqawi Zein, MA penyampaian materi
dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom. Adapun isi materi
perkuliahan adalah sebagai berikut:
 Cakupan tafsir Maudhui meliputi kajian atas:
 Tema-tema tertentu berdasarkan al-Quran
 Surah dengan pendekatan tematik
 Istilah-istilah/mufradah dalam al-Quran
 Tema tertentu dalam satu surah
 Perangkat kebahasaan dalam al-Quran
 Uslub/stilistika
 Artikel tematik
 Jenis Tafsir Metode Tematik:
 Tafsir Tematik Umum : Tujuan sama, cakupan bahasan beda
 Tafsir Tematik Khusus : Tujuan dan cakupan bahasan sama
 Kategori Tafsir Maudhui:
 Wajiz (singkat)
 Wasith (sedang)
 Basith (luas)
 Tahapan Tafsir Maudhui
 Tahapan Pendahuluan
 Menentukan tujuan
 Pentingnya pembahasan
 Tidak bermaksud menjustifikasi asumsi pribadi
 Membaca karya-karya dalam tema serupa
 Membaca banyak sumber relevan
B. Penulisan Karya Tulis
Dalam penulisan karya tulis, kelompok penulis mengangkat tema
toleransi kaitannya dalam praktik materi tafsir maudhu’i maka tema yang
diangkat adalah isu-isu modern.
 Definsi Toleransi
Istilah toleransi berasal dari bahasa latin yakni tolerate yang berarti sabar
terhadap sesuatu. Sedangkan dalam bahasa Inggris “Tolerance” berarti
toleransi, kesabaran, kelapangan dada, dapat menerima (Fanani, 2015:411).
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kata dasar toleransi
memiliki arti sifat atau sikap toleran, batas ukur untuk penambahan atau
pengurangan yang masih diperbolehkan penyimpangan yang masih dapat
diterima dalam pengukuran kerja. Dalam hal ini, pengertian toleransi yakni
berasal dari kata “toleran” berarti bersifat atau bersikap menenggang
(menghargai, membiarkan, membolehkan), pendirian (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan, dan sebagainya) yang berbeda dan atau yang
bertentangan dengan pendirian sendiri. (2008 :1538).
Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia WJ. S.
Poerwodorminta mengartikan toleransi sebagai kelapangan dada dalam arti
suka rukun kepada siapapun, membiarkan orang berpendapat atau berpendirian
lain, tak mau mengganggu kebebasan berfikir dan berkeyakinan lain.
(Agustina, 2017:14-15). Secara etimologi toleransi biasa kita kenal dengan
tasamuh yang berasal dari bahasa Arab yakni ‫ سمح‬yang berarti bersikap lemah
lembut, murah hati atau toleran (Munawwir, 2018: 657).
 Ayat Pilihan
1. Q.S Al-Baqarah ayat 256
ٰ
ِ ‫َى ۚ فَ َمن يَ ْكفُرْ بِٱلطَّ ُغو‬
‫ت َوي ُْؤ ِم ۢن بِٱهَّلل ِ فَقَ ِد‬ ِّ ‫ٓاَل إِ ْك َراهَ فِى ٱلدِّي ِن ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّ ْش ُد ِمنَ ْٱلغ‬
َ ِ‫ك بِ ْٱلعُرْ َو ِة ْٱل ُو ْثقَ ٰى اَل ٱنف‬
‫صا َم لَهَا ۗ َوٱهَّلل ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬ َ ‫ٱ ْستَ ْم َس‬
Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang salah.
Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada tagut dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang
amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (QS Al-Baqarah: 256.)
 . Tafsir Al-Qur`an Al-`Adzim, Ibnu Katsir
Ayat ini turun setelah terjadinya hijrah, berdasarkan dengan
peristiwa seorang dari bani ansor, yaitu Al-Husaini. Ia mengadukan
kepada Nabi Muhammad SAW tentang anaknya yang tidak mau
memuluk agama Islam dan tetap pada agama semula mereka (Nasrani)
dan ia memaksa keduanya untuk berpindah agama. Maka Allah SWT
menurunkan ayat tersebut ini.
Ibnu kastir menafsirkan bahwa dalam mendakwahkan Islam dilarang
untuk memaksa. karena Islam telah jelas petunjuknya. Maka
barangsiapa yang beriman atas Allah SWT hatinya akan terbuka dan
bagi yang tidak ada keimanan dalam diri seseorang, maka hatinya akan
tetap tertutup akan kekuasan Allah SWT. Oleh karena itu tidak berguna
untuk memaksa seseorang agar memeluk agama Islam. Kewajiban kita
hanya sebatas menyampaikan kebenaran dan berpegang teguh terhadap
iman dan akidah yang benar. Selanjutnya ibnu kastir menafsirkan
ِ ‫ت َو يُؤ ِمن بِاهّلل فِقِد است‬
bacaan selanjutnya ( ‫َمس َك بِلعُر َو ِةال ُوثقَى اِل‬ ِ ‫فَ َمن يَكفُر بِالطَا ُغو‬
‫ ) انفِصام لها‬bagi siapa terlepas dari godaan setan untuk menyekutukan
Allah SWT melainkan tetap beribadah kepada tuhan yang maha Esa
dan tetap teguh berada pada jalan yang lurus maka ia akan masuk surga.
Lebih lanjut lagi, beliau menyebutkan dengan hadis dari shahih
bukhari, bahwa ayat ini termansukhkan (terhapus) oleh ayat kital (al-
fatih: 16, at-tahrim: 9 dan at-taubah: 123). Maka menyerukan semua
manusia untuk masuk agama islam adalah wajib. Bagi mereka yang
enggan tunduk dan membayar jizyah maka diperbolehkan untuk
memeranginya.
 Tarjamah Tafsir Al-Maragi
Tidak jauh berbeda dengan tafsiran yang ada dalam kitab tafsir ibnu
katsir bahwasannya tidak ada paksaaan dalam memeluk suatu agama.
Karena iman harus bersamaan dengan rasa taat dan tunduk. Maka dari
itu memaksa seseorang agar memeluk agama islam tidaklah dibenarkan.
Berbeda dengan ibnu katsir yang mencantumkan keterangan bahwa ayat
ini terhapuskan dengan adanya perintah jihad (berperang), melainkan
ayat ini sebagai bantahan terhadap golongan islam phobia yang
mengatakan islam tidak akan tegak jika tidak ada peperangan.
Dengan turunya ayat ini kita dapat pahami Allah SWT memerintahkan
kita kepada kita agar menyeru umat manusia dengan menggunakan
hikmah dan petuhan yang baik. Dengan demikian mereka tidak
menjadikan lawan dan memusuhi kita. Jika kita berbuat buruk kepada
mereka, maka mereka akan membalaskan dengan yang buruk juga.
Melakukan sesuatu atas dasar paksa tidak menjadikan hasil yang bagus.
Dalam hal bernegara, yang menyangkut orang banyak dan bukan
hanya berbeda agama tetapi berbeda suku, budaya, sosial akan riskan jika
kita memaksakan kehendak kita sendiri dan menolak yang berbeda
pandangan dengan kita. Kita tidak harus mengikuti keputusan mereka,
tetapi menghormati dan menghargai keputusan yang mereka ambil.
Dengan begitu ketika dua hal yang berbeda saling berhadapan tidak akan
selalu bertabrakan atau berselisih.
2. Q.S Asy-Syura ayat 15

‫ت‬ُ ْ‫ب ۖ َوأُ ِمر‬ ٍ َ‫نت بِ َمٓا أَن َز َل ٱهَّلل ُ ِمن ِك ٰت‬ ُ ‫ع ۖ َوٱ ْستَقِ ْم َك َمٓا أُ ِمرْ تَ ۖ َواَل تَتَّبِ ْع أَ ْه َوٓا َءهُ ْم ۖ َوقُلْ َءا َم‬ ُ ‫ك فَٱ ْد‬ َ ِ‫فَلِ ٰ َذل‬
ۖ ‫أِل َ ْع ِد َل بَ ْينَ ُك ُم ۖ ٱهَّلل ُ َربُّنَ}}ا َو َربُّ ُك ْم ۖ لَنَ}}ٓا أَ ْع ٰ َملُنَ}}ا َولَ ُك ْم أَ ْع ٰ َملُ ُك ْم ۖ اَل ُح َّجةَ بَ ْينَنَ}}ا َوبَ ْينَ ُك ُم ۖ ٱهَّلل ُ يَجْ َم} ُع بَ ْينَنَ}}ا‬
ُ ‫ص‬
‫ير‬ ِ ‫َوإِلَ ْي ِه ْٱل َم‬

“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah


sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa
nafsu mereka dan katakanlah; "Aku beriman kepada semua Kitab yang
diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara
kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal
kami, dan bagi kamu amal-amalkamu. Tidak ada pertengkaran antara
kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah
kembali (kita)

 Tafsir Ibnu Katsir

QS Asy-syura mengandung 10 poin penting yang menurut para


ulama ayat ini mempunyai kedudukan seperti ayat Kursi, yaitu:

ُ ‫ك فَاد‬
a. ‫ع‬ َ ِ‫فَلِذ ل‬

Menyerukan kepada manusia kepada agama Islam.


Sebagaimana para nabi dan rasul dahulu kerjakan.

b. َ‫َواستَقِم َكمآ اُ ِمرت‬

Yaitu tetaplah kamu beribadah kepada Allah SWT. Beserta


dengan orang-orang yang mengikutimu sebagaimana diprintahkan
Allah SWT.

c. ‫َواَل تَتَّبِع اَهوآ َءهُم‬

Yaitu tidak ikut menyembah berhala sebagaimana orang-orang


musyrikin

ٍ ‫نت بِمآ اَن َز َل هّللا ِمن ِكتَا‬


d. ‫ب‬ ُ ‫َوقُل آ َم‬

Yaitu perintah untuk mengimani semua kitab yang Allah SWT


wahyukan dan mengimani semua para nabi.

ُ ‫َواُ ِم‬
e. ‫رت اِل َعع ِد َل بَينَ ُكم‬

Yakni dalam memutuskan hukum, kita haruslah adil (sesuai


porsi) dan tidak membedakan satu dan lainnya. Tetapi sesuai
dengan perintah Allah SWT.

f. ‫هّللا ُ َربُّنَا َو َربُّ ُكم‬


Yakni hanya Allah SWT yang pantas disembah, tiada Tuhan
selain Dia, dan kami mengakui hal tersebut dengan sukarela. Juga
kalian, sekali pun kalian tidak melakukannya dengan sukarela.
Maka hanya kepada-Nya bersujud semua yang ada di semesta alam
ini, baik dengan taat maupun dengan terpaksa.

g. ‫لَنآ اَع َمالُنَا} َولَ ُكم اَع َمالُ ُكم‬

Yakni, kita sebagai umat muslim terlepas dari perbuatan orang-


orang musyrik dan kafir. Sebagaimana diterangkan dalam surat
Yunus ayat 41, yang artinya

Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah, "Bagiku


pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri
terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri
terhadap apa yang kamu kerjakan.

h. ‫اَل ُح َّجةَ بَينَنَا َوبَينَ ُكم‬

Mujahid mengatakan bahwa tidak ada permusuhan. Menurut


As-Saddi, ayat ini diturunkan sebelum turunnya ayat Jihad. Dan
pendapat ini cukup beralasan, mengingat aya tini Makkiyyah,
sedangkan ayat Jihad diturunkan sesudah hijrah.

i. ‫هّللا ُ يَج َم ُع بَينَنَا‬

Yakni, nanti ketika hari kiamat semua manusia akan


dikumpulkan. Hal ini disebutkan juga dalam surat Saba ayat 26,
yang berarti sebagai berikut:

Katakanlah, "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua,


kemudian dia member keputusan antara kita dengan benar. Dan
Dialah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui.

j. ِ ‫َواِلَي ِه ال َم‬
‫صير‬
Yakni, pada hari kiamat nanti semua manusia akan kembali
kepadanya. Karena mereka semua adalah makhluk Allah.

 Tarjamah al-Maraghi

Dalam hal ayat ini, Ahmad Mustafa Al-Maragi berpendapat dalam


kitab Tafsir Al-maraginya yang diterjamahkan oleh kementrian Agama
tidak ditemukan perselisihan dalam menafsirkannya terhadap pendapat
imam ibnu kasir. Dalam buku ini ayat Asy-Sura terdapat 10 poin yang
kita paham seperti dalam kitab ibnu kasir. Yakni dalam pengertian
umum, setelah Allah SWT menyeru semua manusia agar menjadi satu
dalam agama yang hanif, kemudian menerangkan bahwa manusia telah
berpecah belah dalam agama, maka nabi Muhammad SAW
diperintahkan untuk mengajak manusia masuk kedalam agama islam.
Serta berpegang teguh dengannya.

Lalu Rasulallah SAW diperintahkan supaya meningimani semua


kitab samawi dan berlaku adil kepada semua manusia dan
memperlakukan secara sama antara mereka dan dirinya. Jadi dia tidak
menyerukan apa yang ia tidak lakukan atau melarang sesuatu
sedangkan ia melakukannya. Kemudian Allah SWT meneruskan bahwa
tuhan manusia hanya satu, setiap manusa ia akan dimintai pertanggung
jawab dengan apa yang telah mereka berbuat kelak dia mana mereka
akan dikumpulkan menjadi satu, tidak peduli dari bangsa mana, suku
apa, status sosial apa mereka adalah sama makhluk Allah.
3. Q.S al-Kafirun ayat 1-6
‫قُلْ ٰيَٓأَيُّهَا ْٱل ٰ َكفِرُون‬
‫ٓاَل أَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُدُو‬
‫َوٓاَل أَنتُ ْم ٰ َعبِ ُدونَ َمٓا أَ ْعبُ ُد‬
‫َوٓاَل أَن َ۠ا عَابِ ٌد َّما َعبَدتُّ ْم‬
‫َوٓاَل أَنتُ ْم ٰ َعبِ ُدونَ َمٓا أَ ْعبُ ُد‬
‫لَ ُك ْم ِدينُ ُك ْم َولِ َى ِدي ِن‬

1. “Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!”


2. “aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,”
3. “dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,”
4. “dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah”
5. “dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku
sembah.”
6. “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
Surah ini merupakan surah makiyyah, yang mana menekankan pada
akidah dan tauhid. Tidak seperti surah madaniyyah yang menekankan
pada ayat ayat Ahkam. Surah Al Kafiruun ini, diturunkan sebagai
jawaban atas pertanyaan orang kafir Quraisy yang menawarkan sebuah
perdamaian kepada Nabi Muhammad Saw.
Yang dianggap sebagai perdamaian oleh kafir Quraisy adalah
dengan mengajak Nabi Muhammad Saw beserta kaum muslimin
melakukan ibadah kepada- yang dianggap Tuhan orang kafir Quraisy.
Begitupun sebaliknya, orang kafir Quraisy juga akan melakukan ibadah
kepada Allah SWT sebagaimana orang Islam beribadah.
Dalam Tafsir Ath Thobari, dikatakan bahwa orang kafir Quraisy
dipastikan tidak akan iman selamanya ( Ath Thobari, Jami'ul Bayani 'an
Ta'wil Qur'an: 576) Terdapat pengulangan dalam surah Al- Kafiruun,
yakni dalam ayat 3 dan ayat ke 5. Pengulangan tersebut merupakan
penegasan yang menunjukkan bahwa “benar-benarorang kafir itu tidak
akan menjadi penyembah dan beriman terhadap Tuhan umat Islam”.
Selain pengulangan ayat 3 dan 5, penegasan juga tersirat dalam ayat
terakhir yakni
‫لَ ُك ْم ِدينُ ُك ْم َولِ َى ِدي ِن‬
Dari ayat ini tergambar jelas, bahwa agama Islam tidak dapat
disamakan dan dikompromikan dengan yang selain agama Islam.
Kemudian dikatakan dalam tafsir Al-Azhaar bahwa tidak ada
perdamaian yang di dalamnya mencampuradukan hal yang
sangatberbeda. Dalam hal iniyakni, apa yang disembah dan cara
penyembahan. Orang Islam menyembah Allah yang Esa, sedangkan
orang kafir Quraisy menyembah berhala (Latta Uzza). Serta orang
Islam dengan orang kafir Quraisy melakukan peribadatan yang berbeda.
Sehingga, keduanya tidak bisa dicampur adukkan atas dalih
perdamaian. (Hamka, Tafsir Al Azhar)
Dari surah di atas serta tafsiran yang menyertainya, dapat ditarik
kesimpulan bahwa agama dan tauhid tidak dapat dicampuradukkan
berdasarkan hawa nafsu semata.
Meskipun terdapat larangan yang tegas untuk tidak mengkomprikan
antar agama dalam hal tauhid dan peribadatan, bukan berarti kita
diperintahkan untuk saling bermusuhan. Hal ini sebagaimana
diterangkan dalam Firman Allah SWT, yakni:

‫ُّوا ٱهَّلل َ َع ْد ۢ ًوا بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم ۗ َك ٰ َذلِكَ َزيَّنَّا لِ ُكلِّ أُ َّم ٍة‬
۟ ‫ُّوا ٱلَّ ِذينَ يَ ْد ُعونَ ِمن دُون ٱهَّلل ِ فَيَ ُسب‬
ِ
۟ ‫َواَل تَ ُسب‬

َ‫وا يَ ْع َملُون‬ ۟ ُ‫َعملَهُ ْم ثُ َّم إِلَ ٰى َربِّ ِهم َّمرْ ِج ُعهُْ}م فَيُنَبِّئُهُم} بما َكان‬
َِ َ
“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah
selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan
melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan
setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada
Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada
mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am:108)
Menurut Imam al-Qurthuby, dalam tafsirannya disebutkan bahwa
pada awalayat di atas }ِ ‫عوْ نَ ِم ْن ُدوْ نِاهّٰلل‬
ُ ‫ َواَل ت َُس}}}بُّواالَّ ِذ ْينَيَ ْد‬merupakan sebuah
larangan, kemudian dilanjutkan dengan َ ‫س}بُّوا} هّٰللا‬
ُ َ‫ فَي‬yang menunjukkan
akibat jika melanggar larangan tersebut.Al Qurthuby menulisan dalam
bukunya bahwa dalam ayat ini, Allah SWT, melarang orang-orangyang
beriman memaki berhala-hala orang-orang kafir, karena Allah
mengetahui bahwaapabila orang-orang beriman melakukan hal yang
demikian tersebut, maka orang-orang kafir akan semakin menjau dan
bertambah kufur. (Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin abu
Qurthuby, Al Jami'ul Li Ahkamil Quran : 340)
Demikian pula yang dikatakan Bapak Quraish Shihab dalam al
Misbah, bahwa Islam diturunkan atau didatangkan untuk membuktikan
kebenaran, sedangkan boleh jadi dengan makian hanya akan
menampakan kebatilan dihadapan mereka yang awam. Sehingga, akan
merubah rasa simpati menjadi antipati terhadap pemaki, yang kemudian
akan membuat yang dimaki semakin menjauh.
Selain itu, orang kafir juga akan balik memaki dan menghina Tuhan
umat Isam. Selama orang kafir itu tidak menghina Islam, nabi
Muhammad SAW, atau menghina Allah SWT, maka tidak boleh bagi
seorang muslim menghina, memaki atau mengusik agama dan tempat
ibadah mereka.
Ayat ini tidak hanya berlaku bagi umat yang semasa dan sezaman
dengan Nabi Saw, tetapi dalam keadaan apapun itu bahkan hingga saat
ini. Yang kemudian dalam masa ini dikenal sebagai sikap toleransi
antar agama. Islam sebagai agama Rahmatan Lil ‘Alamin
mengedepankan kerukunan, toleransi dan saling menghargai antar umat
beragama, agama yang mampu mengayomi dan tidak diskriminasi
terhadap kelompok tertentu.
 Analisis Penulis
1. al- Baqarah ayat 256
Dalam ayat ini, melakukan paksaan terhadap seseorang untuk
memasuki agama Islam bukanlah tindakan yang benar. Apalagi jika
dilakukan pada zaman sekarang, pemaksaan terhadap seseorang malah
akan menimbulkan masalah akan terkena undang-undang tentang Hak
Asasi Manusia (HAM). Jika kita telah menyeru mereka mengajak
mereka untuk masuk Islam dan mereka tidak mau, ya sudah jangan
dipaksakan. Kita hargai keputusan mereka lalu jangan kita benci
orangnya. Dan yang penting bagi kita adalah terus meningkatkan
keimanan kita kepada Allah agar tidak mudah goyah dan semakin kuat
terhadap ajaran Islam.
Dalam negara Indonesia mayoritas penduduknya adalah Islam,
bukan artinya kita mendeskriminasi minoritas, berbagai macam agama
dan kepercayaan yang dianut oleh rakyat Indonesia. Jika kita sebagai
mayoritas dalam mengambil keputusan memaksa dan merugikan pihak
lain maka akan timbul ketidaksenangan dikalangan mereka. Setidaknya
kita harus mengambil jalan tengah yang bisa dilalui oleh kedua belah
pihak.
2. As-Syura ayat 15
Dalam ayat ini kita dianjurkan berlaku adil (menempatkan sesuatu
pada temapat seharusnya), adil tidak harus sama rata bagianya tetapi
sesuai pada tempatnya. Ayat ini menganjurkan kita untuk berlaku adil
terhadap sesama makhluk, bukan hanya manusia saja tapi seluruh
ciptaan Allah SWT. Khususnya bagi sesama manusia yang memiliki
latar belakang berbeda, memberikan apa yang seharusnya milik mereka,
membuat keputusan yang bisa diterima mereka.
Kenapa kita harus berlaku adil terhadap sesama? Karena kita tidak
boleh menjadikan mereka yang berbeda dengan kita menjadi musuh.
Pada dasarnya kita sama saling menyakini apa yang kita lalui atau
jalani, bagi mereka amal mereka, bagi kita amal kita. Semua yang
dilakukan oleh manusia akan dimintai pertanggung jawabannya nanti.
Yang harus dilakukan kita tidak perlu mengusik mereka, jika mereka
tidak melakukan hal yang merugikan bagi kita. Lain halnya jika mereka
berbuat buruk kepada kita, maka itu menjadi menjadi tugas kita untuk
mengurus mereka.
3. Al-Kafirun ayat 1-6
Pada surat ini, wujud toleransi bukanlah melakukan atau
mencampurkan kegiatan yang berbeda seperti agama Islam di
campurkan dengan agama lain. Tetapi sikap toleran terhadap apa yang
mereka lakukan, agama mereka ya agama mereka agama kita ya agama
kita Tuhan yang mereka sembah lain dengan kita, Allah itu Esa tiada
sekutu bagi-Nya. Itu dua hal yang berbeda dan tak bisa disatukan.
Dalam hal ibadah kita berbeda tetapi jika dalam lingkup sosial kita
boleh bersatu.
 Intisari
Dari surat al-Baqarah ayat 256, as-Syura ayat 15, al-Kafirun ayat 1-6,
ditemukan bentuk- bentuk toleransi sebagai berikut:
1. Tidak melakukan paksaan dalam menyeru manusia untuk masuk agama
Islam
2. Menyeru kepada Islam dengan hikmah
3. Berhubungan baik dengan mereka (non Islam), selagi mereka tidak
melakukan hal yang buruk kepada kita.
4. Memberi kebebasan dalam memilih
5. Menghargai keputusan yang diambil
6. Berlaku adil terhadap sesama manusia
7. Tidak mencela atau memaki apa yang mereka sembah
8. Saling menjaga kerukunan satu sama lain
 Pesan
Allah SWT menciptakan makhluknya dengan berbagai perbedaan dan
keanekaragaman yang ada untuk diambil hikmah dan ilmunya, maka toleransi
menjadi jalan damai bagi manusia agar dapat hidup berdampingan tanpa
perbedaan sebagai penghalangnya, tentram dan rukun.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kegiatan Praktik Pengalaman Kerja di Pusat Studi Qur’an (PSQ) ini telah
banyak memberikan kepahaman kepada kita lewat pendalaman-
pendalaman materi tentang tafsir al-Qur’an meski dilaksanakan secara
daring.
2. Produk yang telah dihasilkan oleh mahasiswa berupa buku karya tafsir
yang telah ditugaskan bisa menjadikan salah satu sumber rujukan dan
pedoman dalam kehidupan masing-masing untuk menerapkannya.
3. Adanya kegiatan PPL PSQ Online membantu untuk mempererat hubungan
persahabatan dan sikap saling tolong menolong antar anggota kelompok.
4. Tuntutan pembuatan produk selama kegiatan PPL di PSQ mampu melatih
kita agar bisa bersungguh-sungguh, ketelitian, kreatifitas, serta kesabaran
dalam membuat sebuah karya yang akan dihasilkan
B. Rekomendasi
1) Untuk Mahasiswa
1. Jangan ragu untuk mengikuti PPL PSQ, biaya administrasi yang
dibayarkan tidak sebanding dengan pemahaman, pengalaman, serta
fasilitas yang didapat.
2. Mulailah membiasakan menabung dari sekarang agar ketika mulai PPL
tidak ada keluhan dalam masalah administrasi.
3. Siapkan kesehatan jasmani dan rohani, agar bisa mengikuti kegiatan PPL
dengan lancar.
4. Berlatih untuk tidak bersikap egois, karena ketika di sana akan banyak
kerja team yang dibutuhkan.
5. Jauhkan diri dari hal-hal yang sifatnya mengganggu dan berdampak
negatif selama kegiatan PPL.
6. Patuhi segala aturan yang telah ditentukan pihak PSQ, karena sanksi tegas
pasti berlaku.

2) Untuk pihak Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora


1. Memfasilitasi kembali sistem menabung di kalangan mahasiswa, agar
mahasiswa bisa continue dalam menabung guna persiapan PPL.
2. Adanya anjuran dari pihak fakultas terhadap kegiatan PPL jurusan Ilmu
Al-Qur’an dan Tafsir di PSQ, sehingga mahasiswa yang ikut bisa
bertambah materi yang didapatkan dan lebih terkondisikan.
3. Pemberian arahan terkait format penulisan laporan PPL
DAFTAR PUSTAKA

https://psq.or.id, diunduh pada 19 February 2021


Ahmad Fanani, Kamus Populer Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris, Yogyakarta:
Literindo, 2015.
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adzim juz 1, Darul al-`alamiyah Mesir. 2012.
Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir Al-Maragi, juz 3 Kementrian Agama Republik
Indonesia, PT Karya Toha Putra, Semarang th 2012.
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adzim juz 4, Darul al-`alamiyah Mesir. 2012.
Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir Al-Maragi, juz 24 Kementrian Agama
Republik Indonesia, PT Karya Toha Putra, Semarang th 2012.
.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

1. Pembukaan PPL PSQ Online


2. Kuliah Bersama Bapak Romli Syarqawi Zein, MA

Anda mungkin juga menyukai