Disusun Oleh :
Mathla May Setiani (IAT/VI/1817501024)
Jabatan : Ketua PPL FUAH 2021 Mengesahkan buku harian PPL FUAH
Telah menyelesaikan kegiatan PPL FUAH 2021 dari 1-15 Februari 2021 yang
dibuktikan dengan buku harian. Keterangan ini dibuat sebagai pengganti paraf
Pamong dan DPL. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian untuk memotong
rantai penyebaran Covid-19.
Ketua Panitia
Harisman, M,Ag.
NIP. 198911282019031020
Menyetujui,
Peserta Ketua Panitia PPL
NIP.198911282019031020
NIP. -
Kalab FUAH
1
https://psq.or.id, diunduh pada 02 February 2020 pukul 10:00
Ada juga bimbingan pembuatan video kultum yang nantinya dipublish lewat
media YouTube. Yang kedua, ada program Pelatihan Kader Mufassir (PKM).
Untuk program PKM dikhususkan bagi para mahasiswa S2 dan S3 dibidang tafsir
yang sudah memasuki tahap penulisan tesis dan disertasi. Program PKM ini
berjalan selama 6 bulan, nantinya para kader mufassir ini akan dibimbing agar
lebih siap ketika terjun langsung di masyarakat. Dan bagi para mahasiswa yang
lolos seleksi tidak ada biaya administrasi. Bahkan akan mendapatkan beasiswa
untuk memenuhi kebutuhan selama mengikuti program PKM di PSQ.
BAB III
PELAKSANAAN PPL
A. Kuliah Online
1. Selasa, 2 Februari 2021
Pada hari Selasa tanggal 2 Februari ada dua materi, materi pertama
yaitu tentang metode tafsir maudhui yang disampaikan oleh Dr. Muchlis
M. Hanafi, MA penyampaian materi dilakukan secara daring melalui
aplikasi zoom. Adapun isi materi perkuliahan adalah sebagai berikut:
Tiga Tren tafsir Modern;
1. Tafsir Sosial Kemasyarakatan; soal peradaban Islam; problematika
politik; terjemah; reformasi dan perubahan sosial
2. Tafsir Sastra; kisah al-Qur`an; Kamus al-Qur`an; Tafsir Tematik;
Tadzawwuq Adabiy
3. Tafsir saintifik (tafsir ilmiy); penciptaan jagat raya; penciptaan manusia
Mengapa Tafsir Tematik
1. Tafsir alternatif yang paling sesuai dengan kebutuhan umat saat ini.
2. Dipandang sebagai yang paling obyektif. Mempersilahkan Alquran
berbicara sendiri menyangkut berbagai permasalahan. Istanthiq al-
Qur'an (ajaklah al-Qur'an berbicara).
3. Komprehensif dan Tidak Parsial
Pendekatan Induktif
1. Berupaya memberikan jawaban terhadap berbagai persoalan kehidupan
dengan berangkat dari nash al-Qur`an menuju realita (min al-Qur`ân ilâ
al-wâqi`).
2. Mufassir membatasi diri pada hal-hal yang dijelaskan oleh Al Qur`an,
termasuk dalam pemilihan tema hanya menggunakan kosa kata atau
term yang digunakan Al Qur`an. Mengurangi subyektifitas penafsir.
3. Menyajikan kaidah-kaidah qur`âniy menyangkut persoalan yang
dibahas.
Pendekatan Deduktif
1. Berangkat dari persoalan dan realita yang terjadi di masyarakat,
kemudian mencari solusinya dari Al-Qur`an (min al-wâqi` ilâ al-
Qur`ân).
2. Persoalan yang dihadapi manusia tidak terbatas sedangkan jumlah teks
Al-Qur`an terbatas, dan dalam banyak hal hanya berisikan prinsip-
prinsip umum.
3. Bila ditemukan kosa kota atau term yang terkait tema maka digunakan
istilah tersebut. Bila tidak, tema tersebut dikaji berdasarkan tuntunan
yang ada dalam Al-Qur`an.
Langkah-Langkah Tafsir Tematik
1. Menentukan topik atau tema yang akan dibahas.
2. Menghimpun ayat-ayat menyangkut topik yang akan dibahas.
3. Menyusun urutan ayat sesuai masa turunnya.
4. Memahami korelasi (munāsabah) antar-ayat.
5. Memperhatikan sebab nuzul untuk memahami konteks ayat.
6. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis dan pendapat para ulama.
7. Mempelajari ayat-ayat secara mendalam.
8. Menganilisis ayat-ayat secara utuh dan komprehensif dengan jalan
mengkompromikan antara yang ‘ām dan khāsh, yang muthlaq dan
muqayyad dan lain sebagainya.
9. Membuat kesimpulan dari masalah yang dibahas.
Materi yang kedua yaitu melatih keterampilan menulis tafsir
pendekatan maudhui yang disampaikan oleh Faried F. Saenong, Ph.D.
Adapun isi materi perkuliahan adalah sebagai berikut:
أو
a. Untuk memberi pilihan
b. Keraguan
حروف النفي
ال ،ما ،لم ،لما ،لن
}رابُ آ َمنَّا ۖ قُ}}ل لَّ ْم تُ ْؤ ِمنُ}}وا َو ٰلَ ِكن قُولُ}}وا أَ ْس}لَ ْمنَا َولَ َّما يَ} ْد ُخ ِل اإْل ِ ي َم}}انُ فِي
ت اأْل َ ْع} َ قَالَ ِ
ك بَ ِغيًّا قَ}}ا َل َربِّ ِإنِّي ت أَنَّ ٰى يَ ُك}}ونُ لِي غُاَل ٌم َولَ ْم يَ ْم َس ْس}نِي بَ َش} ٌر َولَ ْم أَ ُ قُلُ}}وبِ ُك ْم قَ}}الَ ْ
ظ ُم ِمنِّي َوا ْشتَ َع َل الر َّْأسُ َش ْيبًا َولَ ْم أَ ُكن بِ ُدعَائِ َ
ك َربِّ َشقِيًّا َوهَنَ ْال َع ْ
Menafikan kejadian/perbuatan masa lalu, terperinci, sesaat pun
َت أُ ُّم ِ
ك بَ ِغيًّا يَا أُ ْختَ هَارُونَ َما َكانَ أَبُو ِ
ك ا ْم َرأَ َسوْ ٍء َو َما َكان ْ
تُ ْب ۖ َوأُ ِمر ٍ َنت بِ َمٓا أَن َز َل ٱهَّلل ُ ِمن ِك ٰت ُ ع ۖ َوٱ ْستَقِ ْم َك َمٓا أُ ِمرْ تَ ۖ َواَل تَتَّبِ ْع أَ ْه َوٓا َءهُ ْم ۖ َوقُلْ َءا َم ُ ك فَٱ ْد َ ِفَلِ ٰ َذل
ۖ أِل َ ْع ِد َل بَ ْينَ ُك ُم ۖ ٱهَّلل ُ َربُّنَ}}ا َو َربُّ ُك ْم ۖ لَنَ}}ٓا أَ ْع ٰ َملُنَ}}ا َولَ ُك ْم أَ ْع ٰ َملُ ُك ْم ۖ اَل ُح َّجةَ بَ ْينَنَ}}ا َوبَ ْينَ ُك ُم ۖ ٱهَّلل ُ يَجْ َم} ُع بَ ْينَنَ}}ا
ُ ص
ير ِ َوإِلَ ْي ِه ْٱل َم
ُ ك فَاد
a. ع َ ِفَلِذ ل
ُ َواُ ِم
e. رت اِل َعع ِد َل بَينَ ُكم
j. ِ َواِلَي ِه ال َم
صير
Yakni, pada hari kiamat nanti semua manusia akan kembali
kepadanya. Karena mereka semua adalah makhluk Allah.
Tarjamah al-Maraghi
ُّوا ٱهَّلل َ َع ْد ۢ ًوا بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم ۗ َك ٰ َذلِكَ َزيَّنَّا لِ ُكلِّ أُ َّم ٍة
۟ ُّوا ٱلَّ ِذينَ يَ ْد ُعونَ ِمن دُون ٱهَّلل ِ فَيَ ُسب
ِ
۟ َواَل تَ ُسب
َوا يَ ْع َملُون ۟ َُعملَهُ ْم ثُ َّم إِلَ ٰى َربِّ ِهم َّمرْ ِج ُعهُْ}م فَيُنَبِّئُهُم} بما َكان
َِ َ
“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah
selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan
melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan
setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada
Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada
mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am:108)
Menurut Imam al-Qurthuby, dalam tafsirannya disebutkan bahwa
pada awalayat di atas }ِ عوْ نَ ِم ْن ُدوْ نِاهّٰلل
ُ َواَل ت َُس}}}بُّواالَّ ِذ ْينَيَ ْدmerupakan sebuah
larangan, kemudian dilanjutkan dengan َ س}بُّوا} هّٰللا
ُ َ فَيyang menunjukkan
akibat jika melanggar larangan tersebut.Al Qurthuby menulisan dalam
bukunya bahwa dalam ayat ini, Allah SWT, melarang orang-orangyang
beriman memaki berhala-hala orang-orang kafir, karena Allah
mengetahui bahwaapabila orang-orang beriman melakukan hal yang
demikian tersebut, maka orang-orang kafir akan semakin menjau dan
bertambah kufur. (Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin abu
Qurthuby, Al Jami'ul Li Ahkamil Quran : 340)
Demikian pula yang dikatakan Bapak Quraish Shihab dalam al
Misbah, bahwa Islam diturunkan atau didatangkan untuk membuktikan
kebenaran, sedangkan boleh jadi dengan makian hanya akan
menampakan kebatilan dihadapan mereka yang awam. Sehingga, akan
merubah rasa simpati menjadi antipati terhadap pemaki, yang kemudian
akan membuat yang dimaki semakin menjauh.
Selain itu, orang kafir juga akan balik memaki dan menghina Tuhan
umat Isam. Selama orang kafir itu tidak menghina Islam, nabi
Muhammad SAW, atau menghina Allah SWT, maka tidak boleh bagi
seorang muslim menghina, memaki atau mengusik agama dan tempat
ibadah mereka.
Ayat ini tidak hanya berlaku bagi umat yang semasa dan sezaman
dengan Nabi Saw, tetapi dalam keadaan apapun itu bahkan hingga saat
ini. Yang kemudian dalam masa ini dikenal sebagai sikap toleransi
antar agama. Islam sebagai agama Rahmatan Lil ‘Alamin
mengedepankan kerukunan, toleransi dan saling menghargai antar umat
beragama, agama yang mampu mengayomi dan tidak diskriminasi
terhadap kelompok tertentu.
Analisis Penulis
1. al- Baqarah ayat 256
Dalam ayat ini, melakukan paksaan terhadap seseorang untuk
memasuki agama Islam bukanlah tindakan yang benar. Apalagi jika
dilakukan pada zaman sekarang, pemaksaan terhadap seseorang malah
akan menimbulkan masalah akan terkena undang-undang tentang Hak
Asasi Manusia (HAM). Jika kita telah menyeru mereka mengajak
mereka untuk masuk Islam dan mereka tidak mau, ya sudah jangan
dipaksakan. Kita hargai keputusan mereka lalu jangan kita benci
orangnya. Dan yang penting bagi kita adalah terus meningkatkan
keimanan kita kepada Allah agar tidak mudah goyah dan semakin kuat
terhadap ajaran Islam.
Dalam negara Indonesia mayoritas penduduknya adalah Islam,
bukan artinya kita mendeskriminasi minoritas, berbagai macam agama
dan kepercayaan yang dianut oleh rakyat Indonesia. Jika kita sebagai
mayoritas dalam mengambil keputusan memaksa dan merugikan pihak
lain maka akan timbul ketidaksenangan dikalangan mereka. Setidaknya
kita harus mengambil jalan tengah yang bisa dilalui oleh kedua belah
pihak.
2. As-Syura ayat 15
Dalam ayat ini kita dianjurkan berlaku adil (menempatkan sesuatu
pada temapat seharusnya), adil tidak harus sama rata bagianya tetapi
sesuai pada tempatnya. Ayat ini menganjurkan kita untuk berlaku adil
terhadap sesama makhluk, bukan hanya manusia saja tapi seluruh
ciptaan Allah SWT. Khususnya bagi sesama manusia yang memiliki
latar belakang berbeda, memberikan apa yang seharusnya milik mereka,
membuat keputusan yang bisa diterima mereka.
Kenapa kita harus berlaku adil terhadap sesama? Karena kita tidak
boleh menjadikan mereka yang berbeda dengan kita menjadi musuh.
Pada dasarnya kita sama saling menyakini apa yang kita lalui atau
jalani, bagi mereka amal mereka, bagi kita amal kita. Semua yang
dilakukan oleh manusia akan dimintai pertanggung jawabannya nanti.
Yang harus dilakukan kita tidak perlu mengusik mereka, jika mereka
tidak melakukan hal yang merugikan bagi kita. Lain halnya jika mereka
berbuat buruk kepada kita, maka itu menjadi menjadi tugas kita untuk
mengurus mereka.
3. Al-Kafirun ayat 1-6
Pada surat ini, wujud toleransi bukanlah melakukan atau
mencampurkan kegiatan yang berbeda seperti agama Islam di
campurkan dengan agama lain. Tetapi sikap toleran terhadap apa yang
mereka lakukan, agama mereka ya agama mereka agama kita ya agama
kita Tuhan yang mereka sembah lain dengan kita, Allah itu Esa tiada
sekutu bagi-Nya. Itu dua hal yang berbeda dan tak bisa disatukan.
Dalam hal ibadah kita berbeda tetapi jika dalam lingkup sosial kita
boleh bersatu.
Intisari
Dari surat al-Baqarah ayat 256, as-Syura ayat 15, al-Kafirun ayat 1-6,
ditemukan bentuk- bentuk toleransi sebagai berikut:
1. Tidak melakukan paksaan dalam menyeru manusia untuk masuk agama
Islam
2. Menyeru kepada Islam dengan hikmah
3. Berhubungan baik dengan mereka (non Islam), selagi mereka tidak
melakukan hal yang buruk kepada kita.
4. Memberi kebebasan dalam memilih
5. Menghargai keputusan yang diambil
6. Berlaku adil terhadap sesama manusia
7. Tidak mencela atau memaki apa yang mereka sembah
8. Saling menjaga kerukunan satu sama lain
Pesan
Allah SWT menciptakan makhluknya dengan berbagai perbedaan dan
keanekaragaman yang ada untuk diambil hikmah dan ilmunya, maka toleransi
menjadi jalan damai bagi manusia agar dapat hidup berdampingan tanpa
perbedaan sebagai penghalangnya, tentram dan rukun.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kegiatan Praktik Pengalaman Kerja di Pusat Studi Qur’an (PSQ) ini telah
banyak memberikan kepahaman kepada kita lewat pendalaman-
pendalaman materi tentang tafsir al-Qur’an meski dilaksanakan secara
daring.
2. Produk yang telah dihasilkan oleh mahasiswa berupa buku karya tafsir
yang telah ditugaskan bisa menjadikan salah satu sumber rujukan dan
pedoman dalam kehidupan masing-masing untuk menerapkannya.
3. Adanya kegiatan PPL PSQ Online membantu untuk mempererat hubungan
persahabatan dan sikap saling tolong menolong antar anggota kelompok.
4. Tuntutan pembuatan produk selama kegiatan PPL di PSQ mampu melatih
kita agar bisa bersungguh-sungguh, ketelitian, kreatifitas, serta kesabaran
dalam membuat sebuah karya yang akan dihasilkan
B. Rekomendasi
1) Untuk Mahasiswa
1. Jangan ragu untuk mengikuti PPL PSQ, biaya administrasi yang
dibayarkan tidak sebanding dengan pemahaman, pengalaman, serta
fasilitas yang didapat.
2. Mulailah membiasakan menabung dari sekarang agar ketika mulai PPL
tidak ada keluhan dalam masalah administrasi.
3. Siapkan kesehatan jasmani dan rohani, agar bisa mengikuti kegiatan PPL
dengan lancar.
4. Berlatih untuk tidak bersikap egois, karena ketika di sana akan banyak
kerja team yang dibutuhkan.
5. Jauhkan diri dari hal-hal yang sifatnya mengganggu dan berdampak
negatif selama kegiatan PPL.
6. Patuhi segala aturan yang telah ditentukan pihak PSQ, karena sanksi tegas
pasti berlaku.