BIOSAIN JURNAL
(Jurnal Biosains)
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/biosains
email: jbiosains@unimed.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2017 yang bertujuan untuk mengungkap kearifan lokal
dalam pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat oleh masyarakat desa Sibanggor Julu Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian ini
menggunakan metode survei eksploratif dan
metode Penilaian Desa Partisipatif. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan 37 informan. Berdasarkan hasil wawancara
dapat diketahui bahwa masyarakat tersebut masih percaya dengan pengobatan tradisional dalam kehidupan dimana diperoleh
data bahwa ada 31 jenis tumbuhan berkhasiat obat yang tergolong ke dalam 2 kelas yaitu Monocotyledoneae dengan 5 famili
dan kelas Dicotyledoneae dengan 12 famili. Famili Zingiberaceae merupakan famili yang mendominasi dalam pemanfaatan
sebagai tumbuhan obat serta kunyit atau Curcuma longa L. Jenis yang paling banyak digunakan oleh masyarakat desa
Sibanggor Julu untuk merawat penyakit. Bagian tumbuhan yang paling umum digunakan dalam pengobatan adalah daun
sebesar 39% dan dalam pengolahan tumbuhan obat umumnya direbus sebesar 28%.
TANAMAN OBAT DAN KEBIJAKSANAAN LOKAL DI SEKITAR TNBG, DESA SIBANGGOR JULU,
RGENSI MANDAILINGNATAL
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan mulai bulan April hingga Juni 2017 yang bertujuan untuk mengungkap kearifan lokal dalam pemanfaatan tanaman obat oleh
masyarakat Desa Sibanggor Julu Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian ini menggunakan metode survei eksploratif dan metode Participatory Rural
Appraisal. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semistruktur dengan 37 bayi. Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa
masyarakat masih percaya dengan pengobatan tradisional dalam kehidupan dimana diperoleh data bahwa terdapat 31 jenis tumbuhan obat yang
diklasifikasikan menjadi 2 kelas yaitu Monocotyledoneae dengan 5 famili dan Dicotyledoneae dengan 12 famili. Zingiberaceae merupakan famili yang
paling dominan dalam pemanfaatan sebagai tanaman obat dan Kunyit atau Curcuma longa L. Merupakan jenis yang paling banyak digunakan oleh
penduduk desa Sibanggor Julu untuk mengobati penyakit tersebut. Daun dominan digunakan sebagai obat sebesar 39% dan dalam cara pengolahan
tumbuhan obat umumnya direbus sebanyak 28%.
85
Jurnal Biosains Vol. 4 Nomor 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat merupakan tradisi leluhur dan memiliki potensi pengetahuan yang besar
salah satu cara masyarakat yang dilakukan secara turun tentang tmbuhan obat adalah desa Sibanggor Julu,
temurun untuk memenuhi kebutuhan terutama untuk kabupaten Mandailing Natal.
mengatasi masalah terkait kesehatan. Pengetahuan Desa Sibanggor Julu adalah salah satu desa yang
tradisional dan kearifan lokal antara lain asuransi berbasis bersinggungan dengan Taman Nasional Batang Gadis
tanaman atau tumbuhan. Secara etimologis, kearifan lokal (TNBG) yang berada di Kecamatan Batang Natal, Kabupaten
terdiri dari dua kata yaitu kearifan ( kebijaksanaan) dan lokal ( lokal).
Mandailing Natal dengan luas pemukiman 7 ha. Berada pada
Pada KBBI, lokal berarti setempat, sedangkan kearifan sama posisi 99 0 12'45 ”sampai dengan 99 0 47'10 ”Bujur Timur dan 00 0
dengan desa. Dengan kata lain, kearifan lokal ( kearifan lokal) dapat 27 ”15” sampai dengan 01 0 01'57 ”Lintang Utara dengan
diartikan sebagai gagasan-gagasan setempat (lokal) yang ketinggian 2145 mdpl. Secara batas administrasi desa ini
bersikap bijaksana yang tertanam dan diikuti oleh anggota berbatasan dengan sebelah utara dengan Sibanggor Tonga;
sebelah selatan dengan gunung Sorik Marapi, Tor Aek
Silai-lai dan anak gunung Sorik Marapi; sebelah barat dengan
Taman Nasional Batang Gadis dan sebelah timur berbatasan
masyarakatnya. Menurut Fajarini dengan Huta Lombang (Balai TNBG,
(2014: 123-124), kearifan lokal diartikan sebagai pandangan
hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh 2013). Selain itu, Taman Nasional Batang Gadis banyak
masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam menyimpan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, bukan
pemenuhan kebutuhanmereka. hanya di sekitar kawasan desa Sibanggor Julu, semua desa
yang bersinggungan dengan TNBG memiliki potensi flora
Masyarakat Indonesia sudah mengenal yang sama. Oleh karena itu, wilayah ini diduga memiliki
dan menggunakan tumbuhan berkhasiat obat keanekaragaman tumbuhan obat yang tinggi.
sebagai salah satu upaya dalam penanggulan masalah
kesehatan jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan
obat-obatan sintetik. Dengan pengetahuan dan kearifan lokal Inventarisasi jenis tumbuhan obat, potensi
yang dimiliki secara turun temurun dari leluhurnya, pemanfaatannya sebagai tumbuhan obat,
masyarakat Indonesia memanfaatkan tumbuhan untuk pengolahan dan cara memperoleh tumbuhan obat di
meredakan gejala hingga menyembuhkan beragam penyakit masyarakat sekitar kawasan TNBG, desa Sibanggor Julu,
yang diderita. Ada yang langsung dimanfaatkan dan ada juga Kab. Mandailing Natal belum pernah dilakukan. Oleh karena
yang harus diracik dengan tumbuhan obat lainnya. itu penelitian diharapkan
Bahanbahan yang dijadikan ramuan ramuan dapat diambil dapat mengungkap dan
dari bagian akar, daun, bunga, buah maupun kayu (Suparni & mendokumentasikan kearifan lokal akan
Wulandari, 2012: 3). pengetahuan masyarakat di desa Sibanggor Julu, Kab.
Mandailing Natal dalam memanfaatkan tumbuhan sebagai
obat tradisional.
Indonesia umumnya mempunyai adat istiadat dan
budaya yang sangat beragam. Berbeda lokasi suatu Bahan danMetode
masyarakat akan berbeda pula jenis tumbuhan obat yang Penelitian tumbuhan obat dan kearifan lokas
dimanfaatkan pada suku yang sama seperti sumber lokasi masyarakat di desa Sibanggor Juli ini dilakukan pada April
didapatnya tumbuhan obat, status budidaya tumbuhan, sampai Juni 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian
bagian yang digunakan sebagai obat serta cara penggunaan ini adalah survei eksploratif dan metode Penilaian Desa
tumbuhan obat tersebut. Hal ini erat kaitannya dengan Partisipatif yaitu proses pengkajian yang berorientasi pada
masyarakat tersebut dengan jenis tumbuhan obat di alam
serta pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. interaksi dan peran
masyarakat secara aktif dalam penelitian. Penelitian ini
menggunakan tiga tahap yaitu:
Pengetahuan lokal dalam penggunaan 1. Penggalian potensi masyarakat desa Sibanggor
tumbuhan / bahan alami untuk pengobatan Julu.
umumnya dimiliki oleh masyarakat pedesaan yang terutama Keterlibatan masyarakat diperoleh
berada di sekitar kawasan hutan. Masyarakat melalui wawancara dengan teknik wawancara
pedesaan pada umumnya memilih semi struktural yang berpedoman pada daftar pertanyaan
menggunakan obat tradisional dengan seperti: nama lokal tanaman, bagian yang
memanfaatkan alam sekitarnya dibandingkan obat modern. dimanfaatkan, manfaatnya, cara
Oleh karena itu, perlu memeriksa bagian-bagian-bagian pemanfaatannya, status tanaman (pembohong / budidaya) dan
tumbuhan obat secara khusus yang digunakan pada lainnya. Pemilihan responden dilakukan dengan metode semakin
umumnya oleh masyarakat pedesaan. Salah satu daerah bertambah dan jumlah yang
yang masih menjaga diwawancarai sebanyak 37 orang dengan rincian
86
Jurnal Biosains Vol. 4 Nomor 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)
seperti 1 orang kepala desa, 1 orang tabib / dukun, 35 orang Sibanggor Julu dalam pemanfaatan tumbuhan obat dapat
pengguna dimana 5 orang kategori remaja, 10 orang kategori diketahui bahwa sebanyak 31 jenis tumbuhan obat digunakan
dewasa dan 20 orang kategori lansia. untuk merawat 22 penyakit pada masyarakat desa Sibanggor
Julu yang
2. Pengumpulan data tumbuhan obat terdiri dari 2 kelas yaitu kelas
Data yang dijelaskan dari tumbuhan obat seperti Monocotyledoneae dengan 5 famili yaitu Araceae, Arecaceae,
nama lokal, tempat tumbuh, penyakit yang dirawat, bagian Caricaceae, Liliaceae dan Zingiberaceae; kelas
tumbuhan yang digunakan dan cara penggunaannya. Dicotyledoneae dengan 12 famili yaitu Annonaceae,
Asteraceae, Concolvulaceae,
3. Pengkoleksian contoh dilakukan Euphorbiaceae, Lamiaceae, Malvaceae,
dengan bantuan informan. Spesimen difoto, dikoleksi untuk Melastomataceae, Myrtaceae, Piperaceae,
dibuat herbarium dan selanjutnya diidentifikasi. Rubiaceae, Rutaceae dan Thymellaeceae. Adapun famili yang
paling banyak digunakan sebagai tumbuhan obat yaitu famili
Hasil tumbuhan yang telah diperoleh disusun Zingiberaceae dengan 7 jenis seperti Alpinia galanga L., Curcuma
berdasarkan spesies dan familinya untuk dianalisis secara longa L.,
deskriptif kualitatif. Setiap spesies tumbuhan yang digunakan Curcuma xanthorrhiza Roxb., Kaempferia galanga
dan bagian tumbuhan yang digunakan. L., Zingiber officinale Roxb., Zingiber purpureum
Roxb., Zingiber zerumbet ( L.) JESmith .. Kunyit atau Curcuma
longa L. Yang paling banyak digunakan oleh masyarakat desa
Sibanggor Julu untuk perawatan penyakit seperti Sakit perut,
Hasil dan Pembahasan Masuk Angin, Demam, Sakit gigi, Asam lambung, Patah
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan tulang, Abortus pasca melahirkan (dapat dilihat pada Tabel 1
kepada 37 orang informan guna melihat kearifan lokal berikut).
maysarakat desa
Tabel 1. Tumbuh-tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masyarakat di sekitar
kawasan TNBG, desa Sibanggor Julu, Kab. Mandailing Natal
Taksa Nama Ilmiah Nama Lokal Kegunaan Asal TO
Divisi Spermatophyta
Kelas Monocotyledoneae
87
Jurnal Biosains Vol. 4 Nomor 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)
Berdasarkan data juga dapat diketahui bahwa cara direbus sebesar 28% diikuti dengan cara pengolahan
organ tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai obat digiling dan diremas / diperas dengan masing-masing proporsi
adalah bagian daun sebanyak 39% dan rimpang sebesar sebesar 26% dan 25%. Berikut Grafik Persentase Organ
26%, sedangkan cara pengolahan tumbuhan berkhasiat obat Tumbuhan Berkhasiat Obat dan Cara Pengolahan Tumbuhan
paling banyak dilakukan dengan Berkhasiat Obat.
88
Jurnal Biosains Vol. 4 Nomor 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)
10% 4% 14%
26%
39%
7%
12% Direbus
0% 6% 3%
25%
Digiling
28%
Diremas / Diperas
Dipanaskan
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa bahan kimia yang terkandung di dalam obat tradisional yang
masyarakat desa Sibanggor Julu masih percaya dengan sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteran modern.
pengobatan tradisional dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan hasil Zingiberaceae merupakan famili yang paling banyak
wawancara dapat diketahui bahwa 31 jenis tumbuhan digunakan sebagai tumbuhan berkhasiat obat serta paling
berkhasiat obat. Jumlah jenis yang berkhasiat obat ini lebih banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Tumbuhan ini sangat
rendah jika dibandingkan dengan penelitian sejenis di sekitar sering dijumpai di kawasan Indonesia karena iklim tropis di
kawasan TNBG, Kabupaten Mandailing Natal. Marpaung Indonesia sangat sesuai untuk tumbuhnta berbagai jenis
(2017) menyatakan bahwa ada 39 Jenis tumbuhan berkhasiat tumbuhan dari suku Zingiberaceae. Zingiberaceae atau
obat yang digunakan oleh masyarakat sekitar TNBG, desa jahe-jahean memiliki rimpang dan rasa khas. Kunyit atau Curcuma
Pagar Gunung, Kabupaten Mandailing Natal. Berdasarkan longa L.
hasil penelitian Marpaung & Nurhidayah (2017) juga diperoleh
50 jenis tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan pada Salah satu anggota dari famili merupakan Zingiberaceae yang
masyarakat sekitar kawasan TNBG, desa Sopotinjak paling bermanfaat untuk merawat penyakit pada masyarakat
Kabupaten Mandailing Natal. Namun demikian, dapat desa Sibanggor Julu
diabaikan bahwa masyarakat di sekitar kawasan TNBG,
kabupaten Mandailing Natal masih tetap menjaga kearifan Menurut Harmono & Andoko (2005) bahwa kunyit
lokal yang sampai sekarang masyarakat desa di sekitar digunakan sebagai pewarna kuning alami dengan kandungan
kawasan TNBG, berupa Curcuminoid (10%) terdiri dari Curcumin (75%) yang
merupakan zat warna kuning pada kunyit,
demethoxycurcumin
(15-20%) dan
bisdemethoxycurcumin (Kurang lebih 3%); kandungan minyak
atsiri 6% seperti (keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,
Menurut Salan (2009), beberapa faktor yang zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil); lemak
mendasari penggunaan obat tradisional yaitu 1-3%; karbohidrat 3%; protein 30%; pati 8%; vitamin C
1) pada umumnya, harga obat-obatan pabrik yang sangat 45-55% dan garam mineral (zat besi, fosfor dan kalsium).
mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan Begitu banyak kandungan kimia dari kunyit, tidak heran kalau
yang lebih murah; 2) efek samping yang ditimbulkan oleh obat
tradisional sangat kecil dibanding obat modern; 3) kandungan
89
Jurnal Biosains Vol. 4 Nomor 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)
90
Jurnal Biosains Vol. 4 Nomor 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)
91