Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Biosains Vol.

4 Nomor 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)


ISSN 2460-6804 (online)

BIOSAIN JURNAL
(Jurnal Biosains)
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/biosains
email: jbiosains@unimed.ac.id

TUMBUHAN OBAT DAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN TNBG,


DESA SIBANGGOR JULU, KABUPATENMANDAILING NATAL

Dwi Ratna Anjaning KusumaMarpaung


Program Studi Pendidikan Biologi Institut Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS) Jl.
SutanMuhammad Arif Kel. Batang Ayumi Jae Padangsidimpuan - 22716
Email: dwira_akm@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2017 yang bertujuan untuk mengungkap kearifan lokal
dalam pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat oleh masyarakat desa Sibanggor Julu Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian ini
menggunakan metode survei eksploratif dan
metode Penilaian Desa Partisipatif. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan 37 informan. Berdasarkan hasil wawancara
dapat diketahui bahwa masyarakat tersebut masih percaya dengan pengobatan tradisional dalam kehidupan dimana diperoleh
data bahwa ada 31 jenis tumbuhan berkhasiat obat yang tergolong ke dalam 2 kelas yaitu Monocotyledoneae dengan 5 famili
dan kelas Dicotyledoneae dengan 12 famili. Famili Zingiberaceae merupakan famili yang mendominasi dalam pemanfaatan
sebagai tumbuhan obat serta kunyit atau Curcuma longa L. Jenis yang paling banyak digunakan oleh masyarakat desa
Sibanggor Julu untuk merawat penyakit. Bagian tumbuhan yang paling umum digunakan dalam pengobatan adalah daun
sebesar 39% dan dalam pengolahan tumbuhan obat umumnya direbus sebesar 28%.

Kata Kunci: Kearifan Lokal, Tumbuhan obat, TNBG, Sibanggor Julu.

TANAMAN OBAT DAN KEBIJAKSANAAN LOKAL DI SEKITAR TNBG, DESA SIBANGGOR JULU,
RGENSI MANDAILINGNATAL

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan mulai bulan April hingga Juni 2017 yang bertujuan untuk mengungkap kearifan lokal dalam pemanfaatan tanaman obat oleh
masyarakat Desa Sibanggor Julu Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian ini menggunakan metode survei eksploratif dan metode Participatory Rural
Appraisal. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semistruktur dengan 37 bayi. Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa
masyarakat masih percaya dengan pengobatan tradisional dalam kehidupan dimana diperoleh data bahwa terdapat 31 jenis tumbuhan obat yang
diklasifikasikan menjadi 2 kelas yaitu Monocotyledoneae dengan 5 famili dan Dicotyledoneae dengan 12 famili. Zingiberaceae merupakan famili yang
paling dominan dalam pemanfaatan sebagai tanaman obat dan Kunyit atau Curcuma longa L. Merupakan jenis yang paling banyak digunakan oleh
penduduk desa Sibanggor Julu untuk mengobati penyakit tersebut. Daun dominan digunakan sebagai obat sebesar 39% dan dalam cara pengolahan
tumbuhan obat umumnya direbus sebanyak 28%.

Kata Kunci: Kearifan Lokal, Tanaman Obat, TNBG, Sibanggor Julu.

Pendahuluan dipercaya dapat menyembuhkan suatu penyakit atau dapat


Tumbuhan obat adalah semua jenis tumbuhan yang memberikan pengaruh terhadap kesehatan. Pemanfaatan
digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional tumbuhan sebagai bahan ramuan obat tradisional terbentuk
dimana bahan aktifnya dapat melalui sosialisasi yang turun temurun terarah dan diatur
digunakan sebagai bahan obat sintetik baik sebagai tunggal kebenaranya.
maupun campuran yang respon dan

85
Jurnal Biosains Vol. 4 Nomor 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat merupakan tradisi leluhur dan memiliki potensi pengetahuan yang besar
salah satu cara masyarakat yang dilakukan secara turun tentang tmbuhan obat adalah desa Sibanggor Julu,
temurun untuk memenuhi kebutuhan terutama untuk kabupaten Mandailing Natal.
mengatasi masalah terkait kesehatan. Pengetahuan Desa Sibanggor Julu adalah salah satu desa yang
tradisional dan kearifan lokal antara lain asuransi berbasis bersinggungan dengan Taman Nasional Batang Gadis
tanaman atau tumbuhan. Secara etimologis, kearifan lokal (TNBG) yang berada di Kecamatan Batang Natal, Kabupaten
terdiri dari dua kata yaitu kearifan ( kebijaksanaan) dan lokal ( lokal).
Mandailing Natal dengan luas pemukiman 7 ha. Berada pada
Pada KBBI, lokal berarti setempat, sedangkan kearifan sama posisi 99 0 12'45 ”sampai dengan 99 0 47'10 ”Bujur Timur dan 00 0
dengan desa. Dengan kata lain, kearifan lokal ( kearifan lokal) dapat 27 ”15” sampai dengan 01 0 01'57 ”Lintang Utara dengan
diartikan sebagai gagasan-gagasan setempat (lokal) yang ketinggian 2145 mdpl. Secara batas administrasi desa ini
bersikap bijaksana yang tertanam dan diikuti oleh anggota berbatasan dengan sebelah utara dengan Sibanggor Tonga;
sebelah selatan dengan gunung Sorik Marapi, Tor Aek
Silai-lai dan anak gunung Sorik Marapi; sebelah barat dengan
Taman Nasional Batang Gadis dan sebelah timur berbatasan
masyarakatnya. Menurut Fajarini dengan Huta Lombang (Balai TNBG,
(2014: 123-124), kearifan lokal diartikan sebagai pandangan
hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh 2013). Selain itu, Taman Nasional Batang Gadis banyak
masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam menyimpan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, bukan
pemenuhan kebutuhanmereka. hanya di sekitar kawasan desa Sibanggor Julu, semua desa
yang bersinggungan dengan TNBG memiliki potensi flora
Masyarakat Indonesia sudah mengenal yang sama. Oleh karena itu, wilayah ini diduga memiliki
dan menggunakan tumbuhan berkhasiat obat keanekaragaman tumbuhan obat yang tinggi.
sebagai salah satu upaya dalam penanggulan masalah
kesehatan jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan
obat-obatan sintetik. Dengan pengetahuan dan kearifan lokal Inventarisasi jenis tumbuhan obat, potensi
yang dimiliki secara turun temurun dari leluhurnya, pemanfaatannya sebagai tumbuhan obat,
masyarakat Indonesia memanfaatkan tumbuhan untuk pengolahan dan cara memperoleh tumbuhan obat di
meredakan gejala hingga menyembuhkan beragam penyakit masyarakat sekitar kawasan TNBG, desa Sibanggor Julu,
yang diderita. Ada yang langsung dimanfaatkan dan ada juga Kab. Mandailing Natal belum pernah dilakukan. Oleh karena
yang harus diracik dengan tumbuhan obat lainnya. itu penelitian diharapkan
Bahanbahan yang dijadikan ramuan ramuan dapat diambil dapat mengungkap dan
dari bagian akar, daun, bunga, buah maupun kayu (Suparni & mendokumentasikan kearifan lokal akan
Wulandari, 2012: 3). pengetahuan masyarakat di desa Sibanggor Julu, Kab.
Mandailing Natal dalam memanfaatkan tumbuhan sebagai
obat tradisional.
Indonesia umumnya mempunyai adat istiadat dan
budaya yang sangat beragam. Berbeda lokasi suatu Bahan danMetode
masyarakat akan berbeda pula jenis tumbuhan obat yang Penelitian tumbuhan obat dan kearifan lokas
dimanfaatkan pada suku yang sama seperti sumber lokasi masyarakat di desa Sibanggor Juli ini dilakukan pada April
didapatnya tumbuhan obat, status budidaya tumbuhan, sampai Juni 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian
bagian yang digunakan sebagai obat serta cara penggunaan ini adalah survei eksploratif dan metode Penilaian Desa
tumbuhan obat tersebut. Hal ini erat kaitannya dengan Partisipatif yaitu proses pengkajian yang berorientasi pada
masyarakat tersebut dengan jenis tumbuhan obat di alam
serta pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. interaksi dan peran
masyarakat secara aktif dalam penelitian. Penelitian ini
menggunakan tiga tahap yaitu:
Pengetahuan lokal dalam penggunaan 1. Penggalian potensi masyarakat desa Sibanggor
tumbuhan / bahan alami untuk pengobatan Julu.
umumnya dimiliki oleh masyarakat pedesaan yang terutama Keterlibatan masyarakat diperoleh
berada di sekitar kawasan hutan. Masyarakat melalui wawancara dengan teknik wawancara
pedesaan pada umumnya memilih semi struktural yang berpedoman pada daftar pertanyaan
menggunakan obat tradisional dengan seperti: nama lokal tanaman, bagian yang
memanfaatkan alam sekitarnya dibandingkan obat modern. dimanfaatkan, manfaatnya, cara
Oleh karena itu, perlu memeriksa bagian-bagian-bagian pemanfaatannya, status tanaman (pembohong / budidaya) dan
tumbuhan obat secara khusus yang digunakan pada lainnya. Pemilihan responden dilakukan dengan metode semakin
umumnya oleh masyarakat pedesaan. Salah satu daerah bertambah dan jumlah yang
yang masih menjaga diwawancarai sebanyak 37 orang dengan rincian

86
Jurnal Biosains Vol. 4 Nomor 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

seperti 1 orang kepala desa, 1 orang tabib / dukun, 35 orang Sibanggor Julu dalam pemanfaatan tumbuhan obat dapat
pengguna dimana 5 orang kategori remaja, 10 orang kategori diketahui bahwa sebanyak 31 jenis tumbuhan obat digunakan
dewasa dan 20 orang kategori lansia. untuk merawat 22 penyakit pada masyarakat desa Sibanggor
Julu yang
2. Pengumpulan data tumbuhan obat terdiri dari 2 kelas yaitu kelas
Data yang dijelaskan dari tumbuhan obat seperti Monocotyledoneae dengan 5 famili yaitu Araceae, Arecaceae,
nama lokal, tempat tumbuh, penyakit yang dirawat, bagian Caricaceae, Liliaceae dan Zingiberaceae; kelas
tumbuhan yang digunakan dan cara penggunaannya. Dicotyledoneae dengan 12 famili yaitu Annonaceae,
Asteraceae, Concolvulaceae,
3. Pengkoleksian contoh dilakukan Euphorbiaceae, Lamiaceae, Malvaceae,
dengan bantuan informan. Spesimen difoto, dikoleksi untuk Melastomataceae, Myrtaceae, Piperaceae,
dibuat herbarium dan selanjutnya diidentifikasi. Rubiaceae, Rutaceae dan Thymellaeceae. Adapun famili yang
paling banyak digunakan sebagai tumbuhan obat yaitu famili
Hasil tumbuhan yang telah diperoleh disusun Zingiberaceae dengan 7 jenis seperti Alpinia galanga L., Curcuma
berdasarkan spesies dan familinya untuk dianalisis secara longa L.,
deskriptif kualitatif. Setiap spesies tumbuhan yang digunakan Curcuma xanthorrhiza Roxb., Kaempferia galanga
dan bagian tumbuhan yang digunakan. L., Zingiber officinale Roxb., Zingiber purpureum
Roxb., Zingiber zerumbet ( L.) JESmith .. Kunyit atau Curcuma
longa L. Yang paling banyak digunakan oleh masyarakat desa
Sibanggor Julu untuk perawatan penyakit seperti Sakit perut,
Hasil dan Pembahasan Masuk Angin, Demam, Sakit gigi, Asam lambung, Patah
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan tulang, Abortus pasca melahirkan (dapat dilihat pada Tabel 1
kepada 37 orang informan guna melihat kearifan lokal berikut).
maysarakat desa

Tabel 1. Tumbuh-tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masyarakat di sekitar
kawasan TNBG, desa Sibanggor Julu, Kab. Mandailing Natal
Taksa Nama Ilmiah Nama Lokal Kegunaan Asal TO

Divisi Spermatophyta

Kelas Monocotyledoneae

Araceae 1 Acorus calamus L. Salimbatuk Masuk angin, Pembohong


Kesurupan,
abortus pasca
melahirkan
Arecaceae 1 Pinang catechu L. Pinang Sakit gigi, Mual Budidaya

Caricaceae 1 Carica pepaya L. Pepaya Sakit gigi Budidaya

Liliaceae 1 Allium cepa L. Bawang Merah Sakit kepala Budidaya

2 Allium sativum L. Bawang putih Batuk, sakit Budidaya


kepala
3 Crynum asiaticum L. Bunga Patah tulang, Budidaya
bakung / ompu- terkilir
ompu
Zingiberaceae 1 Alpinia galanga L. lengkuas Panu, Abortus Budidaya
pasca melahirkan
2 Curcuma longa L. Kunyit Sakit perut, Budidaya
Masuk Angin,
Demam, Sakit
gigi, Asam
lambung, Patah
tulang, Abortus
pasca melahirkan
3 Curcuma xanthorrhiza Temulawak Demam, sakit Budidaya
Roxb. perut
4 Kaempferia galanga L. Kencur Batuk Budidaya

5 Zingiber officinale Roxb. Jahe / pege- Batuk, abortus Budidaya

87
Jurnal Biosains Vol. 4 Nomor 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

pege pasca melahirkan

6 Zingiber purpureum Mengerjakan dgn kurang baikMasuk angin, Budidaya


Roxb. Kesurupan,
abortus pasca
melahirkan
7 Zingiber zerumbet ( L.) Lempuyang Kesurupan, Budidaya
JESmith. abortus pasca
melahirkan
Kelas Dicotyledoneae

Annonaceae 1 Annona muricata L. Sirsak Darah Tinggi, Budidaya


Malaria, Sakit
kepala
Asteraceae 1 Ageratum conyzoides L. Angur- Luka, Bengkak, Pembohong
angur / babadot Kolesterol, Masuk
sebuah Angin
2 Dichrocephala Tete babi Masuk angin, Pembohong
integrifolia ( LF) Oke demam
3 Eupatorium odoratum L. Sarangbanua / s Masuk angin, Pembohong
ilonggombanua luka, sakit perut
/ sikalah nagori
4 Tagetes erecta L. Bunga Tahi Masuk angin Budidaya
Ayam
Convolvulaceae 1 Cassytha filiformis L. Tali putri Luka, Sakit perut Pembohong

Euphorbiaceae 1 Alleurites mollucana ( L.) Kemiri Demam Budidaya


Willd.
2 Jatropha curcas L. Jarak Masuk angin Pembohong

Lamiaceae 1 Orthosiphon stamineus Kumis Kucing Sakit perut Budidaya


Benth.
Lauraceae 1 Persea americana Pabrik. Alpukat Diabetes Budidaya

Malvaceae 1 Hibiscus rosa-sinensis L. Kembang Demam, Budidaya


Sepatu / Bunga Persalinan, Sakit
Raya gigi, Batuk, Pilek
Melastomatace 1 Melastoma Senduduk Batuk Pembohong
ae malabathricum L.
Myrtaceae 1 Psidium guajava L. Jambu biji Bisul, sakit perut Budidaya

2 Syzygium aromaticum L. Cengkeh Mual Budidaya

Piperaceae 1 Piper betle L. Sirih Batuk, Masuk Budidaya


angin, tambah
Darah, Patah
Tulang
Rubiaceae 1 Uncaria gambir ( Pemburu) Gambir Patah tulang Budidaya
Roxb.
Rutaceae 1 Citrus aurantifolia Jeruk nipis Malaria, Sakit Budidaya
(Christm.) Swingle. Perut
Thymelaeaceae 1 Phaleria macrocarpa L. Mahkota dewa Darah Tinggi Budidaya

Berdasarkan data juga dapat diketahui bahwa cara direbus sebesar 28% diikuti dengan cara pengolahan
organ tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai obat digiling dan diremas / diperas dengan masing-masing proporsi
adalah bagian daun sebanyak 39% dan rimpang sebesar sebesar 26% dan 25%. Berikut Grafik Persentase Organ
26%, sedangkan cara pengolahan tumbuhan berkhasiat obat Tumbuhan Berkhasiat Obat dan Cara Pengolahan Tumbuhan
paling banyak dilakukan dengan Berkhasiat Obat.

88
Jurnal Biosains Vol. 4 Nomor 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

Organ Tumbuhan Berkhasiat Obat


Akar (umbi) Rimpang Batang Daun Buah Bunga

10% 4% 14%

26%

39%
7%

Gambar 1. Grafik Persentase Organ Tumbuhan Berkhasiat Obat

Cara Pengolahan Tumbuhan Berkhasiat


Obat Dimakan langsung

12% Direbus
0% 6% 3%
25%
Digiling
28%

Diremas / Diperas

26% Dioleskan / dibalutkan

Dipanaskan

Gambar 2. Grafik Persentase Cara Pengolahan Tumbuhan Berkhasiat Obat

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa bahan kimia yang terkandung di dalam obat tradisional yang
masyarakat desa Sibanggor Julu masih percaya dengan sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteran modern.
pengobatan tradisional dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan hasil Zingiberaceae merupakan famili yang paling banyak
wawancara dapat diketahui bahwa 31 jenis tumbuhan digunakan sebagai tumbuhan berkhasiat obat serta paling
berkhasiat obat. Jumlah jenis yang berkhasiat obat ini lebih banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Tumbuhan ini sangat
rendah jika dibandingkan dengan penelitian sejenis di sekitar sering dijumpai di kawasan Indonesia karena iklim tropis di
kawasan TNBG, Kabupaten Mandailing Natal. Marpaung Indonesia sangat sesuai untuk tumbuhnta berbagai jenis
(2017) menyatakan bahwa ada 39 Jenis tumbuhan berkhasiat tumbuhan dari suku Zingiberaceae. Zingiberaceae atau
obat yang digunakan oleh masyarakat sekitar TNBG, desa jahe-jahean memiliki rimpang dan rasa khas. Kunyit atau Curcuma
Pagar Gunung, Kabupaten Mandailing Natal. Berdasarkan longa L.
hasil penelitian Marpaung & Nurhidayah (2017) juga diperoleh
50 jenis tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan pada Salah satu anggota dari famili merupakan Zingiberaceae yang
masyarakat sekitar kawasan TNBG, desa Sopotinjak paling bermanfaat untuk merawat penyakit pada masyarakat
Kabupaten Mandailing Natal. Namun demikian, dapat desa Sibanggor Julu
diabaikan bahwa masyarakat di sekitar kawasan TNBG,
kabupaten Mandailing Natal masih tetap menjaga kearifan Menurut Harmono & Andoko (2005) bahwa kunyit
lokal yang sampai sekarang masyarakat desa di sekitar digunakan sebagai pewarna kuning alami dengan kandungan
kawasan TNBG, berupa Curcuminoid (10%) terdiri dari Curcumin (75%) yang
merupakan zat warna kuning pada kunyit,
demethoxycurcumin
(15-20%) dan
bisdemethoxycurcumin (Kurang lebih 3%); kandungan minyak
atsiri 6% seperti (keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,
Menurut Salan (2009), beberapa faktor yang zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil); lemak
mendasari penggunaan obat tradisional yaitu 1-3%; karbohidrat 3%; protein 30%; pati 8%; vitamin C
1) pada umumnya, harga obat-obatan pabrik yang sangat 45-55% dan garam mineral (zat besi, fosfor dan kalsium).
mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan Begitu banyak kandungan kimia dari kunyit, tidak heran kalau
yang lebih murah; 2) efek samping yang ditimbulkan oleh obat
tradisional sangat kecil dibanding obat modern; 3) kandungan

89
Jurnal Biosains Vol. 4 Nomor 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

kunyit memiliki begitu banyak manfaat untuk tubuh. Saran


Guna menambah khasanah ilmu pengetahuan, harus
Grafik 2 menunjukkan bahwa organ tumbuhan dilakukan tindak lanjut dalam mengkaji kandungan bahan aktif
berkhasiat obat paling umum digunakan adalah daun sebesar yang terdapat pada tumbuhan
39%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan obat tersebut sehingga dapat
Hidayat (2009) yang menyatakan bahwa jumlah bagian yang dimanfaatkan secara luas.
paling banyak digunakan dari tumbuhan obat adalah daun
dimana dari 292 jenis tumbuhan yang ditemukan sebanyak Ucapan Terima Kasih
110 jenis atau sama dengan Terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (DRPM) Dikti yang telah
37,67% diambil dari pemanfaatannya dari bagian daun. Daun mendanai penelitian ini pada skim Penelitian Dosen Pemula.
selain memiliki banyak manfaat juga memiliki regenerasi yang Peneliti juga sangat membantu kasih kepada seluruh pihak
tinggi. Daun mudah tumbuh kembali dan bisa dimanfaatkan yang terlibat dalam penelitian ini dengan baik kepada tim
secara terus menerus sampai tumbuhan tua dan mati (Zuhud peneliti yang telah banyak membantu selama proses
dan Haryanto, 1994). penelitian sampai selesai dan kepada Kepala Balai Taman
Nasional Batang Gadis (TNBG) yang telah memberikan izin
Grafik 3 memperlihatkan bahwa untuk memasuki kawasan TNBG serta kepada Kepala
masyarakat desa Sibanggor Julu memanfaatkan tumbuhan Herbarium Medanense (MEDA) yang telah membantu dalam
obat dengan cara direbus sebesar 28%. Dengan direbus proses menggambar tumbuhan.
maka khasiat yang dimiliki tumbuhan tersebut lebih mudah

untuk diambil dan dimanfaatkan.


Pengolahn tumbuhan obat dengan cara digiling dan diremas / Daftar Pustaka
diperas juga digunakan oleh masyarakat desa Sibanggor Julu Balai TNBG. 2013. Laporan Kegiatan Penggalian
dalam mengolah tumbuhan obat tersebut. Menurut Kasrina Data dan Informasi Kawasan SPTN III Desa
(2014), umumnya untuk pemakaian dalam dilakukan dengan Sibanggor Julu Kecamatan Batang Natal.
cara diminum dimana pengolahan dilakukan dengan cara Panyabungan: Satker Balai Taman Nasional
direbus sedangkan untuk pemakaian luar dengan Batang Gadis.
menempelkan atau dibalurkan tumbuhan obat Fajarini, U. 2014. Peranan Kearifan Lokal dalam
Pendidikan Karakter. Sosio Didaktika
tersebut yang 1 (2): 123-130.
dilakukan dengan cara diremas, dihaluskan atau ditumbuk Ginting, N, (2016), Etnobotani Tumbuhan Obat di
dan digiling. Desa Siharangkarang, BioLink, Vol. 3 (1), Hal: 1-9

Kesimpulan dan Saran Harmono dan Andoko. 2005. Budidaya dan


Berdasarkan analisis data, maka dapat disangkal Peluang Bisnis Jahe. Jakarta: Agromedia Pustaka.
bahwa:
Sebuah. Kearifan lokal masyarakat sekitar kawasan TNBG, Hidayat, S. 2009. Etnobotani Masyarakat Kampung
desa Sibanggor Julu, kabupaten Mandailing Adat Dukuh di Garut, Jawa Barat. Skripsi. Bogor:
Natal dalam penggunaan Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
tumbuhan obat dapat terlihat dengan diperolehnya 31
jenis tumbuhan obat yang tergolong J. Nasution, PD Masitah, R.Riyanto. 2016. Kajian Etnobotani
ke dalam 2 kelas yaitu Tumbuhan Obat Oleh Etnis Masyarakat di Dusun
Monocotyledoneae dengan 5 famili dan kelas Aras Napal Kiri dan Dusun Aras Napal Kanan
Dicotyledoneae dengan 12 famili. Famili Zingiberaceae Desa Bukit Mas Kabupaten Langkat. Jurnal
merupakan famili yang Biosains, Vol. 2 (2), Hal: 91-96.
mendominasi dalam penggunaan sebagai tumbuhan
obat serta kunyit atau Curcuma longa L. Jenis yang Kasrina, T. Veriana. 2014. Studi Etnobotani Tumbuhan
paling banyak digunakan oleh masyarakat desa Obat Yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Di
Sibanggor Julu untuk merawat penyakit. Kecamatan Sindang Kelingi
Kabupaten Rejang Lebong
b. Bagian tumbuhan yang paling umum digunakan dalam Bengkulu. FKIP Universitas Bengkulu.
pengobatan adalah daun sebesar 39%. Marpaung, Dwi Ratna Anjaning Kusuma. 2017.
Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Yang
c. Masyarakat desa Sibanggor Julu dalam pengolahan Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Desa Pagar
tumbuhan obat umumnya direbus sebesar 28%. Gunung Kabupaten Mandailing Natal. Pendidikan
dan Pengembangan Jurnal

90
Jurnal Biosains Vol. 4 Nomor 2 Agustus 2018 ISSN 2443-1230 (cetak)
ISSN 2460-6804 (online)

STKIP Tapanuli Selatan. Vol. 7. No. 1 Nopember


2017: 11-15
Marpaung, Dwi Ratna Anjaning Kusuma.,
Nurhidayah Fithriyah Nasution. 2017.
Pemanfaatan Keanekaragaman
Tumbuhan Obat oleh Masyarakat di sekitar
KawasanTNBG, desa Sopotinjak, Kec. Batang
Natal, Kab. Mandailing Natal. Prosiding Seminar
Nasional Biodiversitas dan Ekologi Tropika
Indonesia Ke-4 & Kongres
Penggalang Taksonomi
Tumbuhan Indonesia Ke-22 Tahun 2017: 152-164.

Salan. 2009. Penggunaan Obat Tradisional. Diakses


melalui cintaialam.tripod.c0m
Keamanan_obat% 2.Pada Tanggal 26
Agustus 2014. Makassar.
Suparni dan Wulandari. 2012. Herbal Nusantara
1001 Ramuan Tradisional Asli Indonesia.
Yogyakarta: Penerbitan Rapha.
Zuhud EAM dan Haryanto. 1994. Pelestarian
Pemanfaatan Keanekaragaman
Tumbuhan Obat Hutan Tropika
Indonesia. Jurusan Konservasi
Sumberdaya Hutan Fakultas
Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika
Indonesia (LATIN). Bogor

91

Anda mungkin juga menyukai