Anda di halaman 1dari 32

NAMA : MIGEL IMANUEL RASUH

NIM : 19304113

KELAS : AKUNTANSI C / SEM 4

MATA KULIAH : KEWIRAUSAHAAN 2

HAKIKAT DAN KONSEP DASAR BERWIRAUSAHA

1. Hakikat Berwirausaha

Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan


dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup.

Wirausaha Adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan
menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber dayasumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka
meraih sukses.

Kewirausahaan Pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memilik kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.

Wirausahawan Adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai


kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan
untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan
kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam
rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Artinya seorang Wirausahawan adalah
orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan
dalam hidupnya.

Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad
Sanusi, 1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha
dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997).
3. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha
dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997).
4. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif)
dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
5. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(Drucker, 1959)
6. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha
(Zimmerer, 1996).

Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara
sebagai berikut:

 Pengembangan teknologi baru (developing new technology)


 Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
 Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or
services)
 Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing
more goods and services with fewer resources)

Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang


mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri.
Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya.
Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan normal,
bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha.
Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi
peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap
peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa
organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997).

Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran
pengusaha kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi di
luar wirausahawan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan,
pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.

2. KONSEP DASAR BERWIRAUSAHA

Jika kita menengok literatur asing, makna yang terkandung pada konsepkonsep
wirausaha tersebut adalah sepadan maknanya dengan kata entrepreneurship dalam bahasa
Inggris. Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaitu entreprendre yang
mengandung makna toundertake yangberarti mengerjakan atau berusaha atau melakukan
suatu pekerjaan. Ronstadt dalam (Kuratko dan Hodgetts 1989 ) menjelaskan bahwa the
entrepreneur is one who undertakes to organize, manage, and assume the risks of the
business, yangberarti bahwa seorang wirausaha adalah seseorang yang berupaya untuk
mengatur, mengelola, serta bersedia menanggung risiko dari suatu usaha.

Konsep kewirausahaan (entrepreneur) itu sendiri sebenarnyamulai diperkenalkan pada


abad kedelapan belas (abad ke-18) di Prancis ketika seorang ahli ekonominya yang bernama
Richard Cantillon mengaitkan antara beban risiko yang harusditanggung oleh pemerintah
dengan para pengusaha di dalam menjalankan roda ekonomi.

Konsep entrepreneurship mulai diperkenalkan pada abad ke-18di Prancis oleh


Richard Cantillon. Pada periode yang sama di Inggris juga sedang terjadi revolusi industri
yang melibatkan sejumlah entrepreneur. Kemudian, gagasan tersebut dibahas secara lebih
mendalam oleh Joseph Schumpeter, seorang ahli ekonomi Jerman, pada tahun 1911. Melalui
teori pertumbuhan ekonomi dari Schumpeter konsep entrepreneurship telah didudukkan pada
posisi yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan. Pengertian entrepreneurship itu
sendiri berkembang sejalan dengan evolusi pemikiran para ahli ekonomi di dunia barat,
kemudian menyebar ke negara-negara lain termasuk ke Indonesia. Di negara kita sendiri
konsep entrepreneurship tersebut dialihbahasakan sebagai kewiraswastaan atau
kewirausahaan. Dari sejumlah definisi yang dikemukakan oleh para ahli baik dalam maupun
luar negeri diketahui bahwa terdapat banyak keragaman definisi yang terjadi. Hal ini sangat
mungkin karena konsep kewirausahaan itu sendiri merupakan konsep ilmu sosial yang
bersifat dinamis dan akan selalu mengalami perubahan seiring dengan kemajuan yang dicapai
oleh perkembangan ilmu itu sendiri. Sejumlah definisi yang telah disumbangkan oleh para
ahli tersebut merupakan landasan bagi pengembangan studi lebih lanjut.

Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris,


unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di
Indonesia diberi nama kewirausahaan . Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu
entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang
mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.

Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam
diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa
meningkatkan taraf hidup Anda dimasa mendatang

Indonesia entrepreneurial skill untuk bisa menekan sekecil mungkin tingkat


kemiskinan yang tinggi. Menngandalkan investor asing untuk membuka lapangan kerja
tidaklah cukup, menghimbau kepada perusahaan untuk tidak mem-PHK karyawan atau
buruhnya juga sulit diwujudkan. Salah satu cara atau jalan terbaiknya adalah mengandalkan
sector pendidikan utnuk mengubah pola piker lulsannya dari berorientasi mencari kerja
menjadi mencetak lapangan kerja sendiri alias menjadi wirausahawan mandiri.

Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak oang yang menafsirkan dan memandang
bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru dilakukan ‘usahawan” atau
“wiraswasta”. Pandangan tersebut tidaklah tepat, karena jiwa dan sikap kewirausahaan
(entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap
orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun
masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintahan, mahasiswa, guru, dan
pimpinan organisasi lainnya.

PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses


mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut
bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil
akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko
atau ketidakpastian.

Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat
awalan ked an akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal yang terkait
dengan wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti kegiatan bisnis yang
komersial atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai
keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan bisnis.
Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali
diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya, entrepreneur
adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine them”.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya, Jean Baptista Say
menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai pemimpin.

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti :pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti
perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang
berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur
permodalan operasinya serta memasarkannya. Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi
dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:

1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilakudan kemampuan


kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuanseseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarahpada upaya mencari, menciptakan serta
menerapkan cara kerja,teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalamrangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau
memperolehkeuntungan yang lebih besar.

Secara umum banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli, mengenai
kewirausahaan, yang diambil dari berbagai sumber :

Menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979)


Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk
atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum
diketahui sepenuhnya.
Menurut Penrose (1963) :
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas
kewirausahaan.
Menurut Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi
ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan
pengawasan.
Menurut Richard Cantillon (1775)
Mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya
pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih
menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.
Menurut Peter Drucker,
Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara
berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi,
panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan
perilaku sebagai manusia unggul.
Menurut Thomas W. Zimmerer
Kewirausahaan menurut teori dari Zimmerer adalah sebuah proses penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan bisnis.
Menurut Richard Cantillon (1775),
Kewirausahaan adalah pekerjaan itu sendiri (wirausaha). Seorang pengusaha
membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan
datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang beresiko atau ketidakpastian.
Menurut Eddy Soeryanto Soegoto,
Kewirausahaan adalah usaha kreatif yang dilakukan berdasarkan inovasi untuk
menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberikan manfaat,
menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain.
Menurut Suparman Sumahamijaya
Kewirausahaan merupakan sebuah kemampuan dalam berpikir secara kreatif
dan melakukan inovasi. Pikiran kreatif dan inovasi ini merupakan dasar dan juga
sumber penggerak sehingga dapat digunakan sebagai tumpuan dalam menghadapi
tantangan di depan.
Menurut Ahmad Sanusi
Kewirausahaan merupakan suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.
Menurut Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan
perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi
baru tersebut bisa dalam bentuk :
 Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
 Memperkenalkan metoda produksi baru,
 Membuka pasar yang baru (new market),
 Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru,
atau
 Menjalankan organisasi baru pada suatu industri.
Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan
dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Penrose
(1963) Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas
kewirausahaan.
Menurut Peter F Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah
orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari
yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada
sebelumnya.

Kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang


yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan
dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan
menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang
kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga
kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga
orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.
Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya,
tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai
kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika
membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa
menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau
kondisional.
Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda
nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial,
psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan
pribadi. Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang
sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta.
Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur.
Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada
usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang
terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat
tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan
kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya
lebih ditonjolkan.
Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para
pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan
dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau
dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ)
yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan
wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk
menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih
memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha.
Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih
cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini
mencakup baik aspek finansial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 :
48).
FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI BERWIRAUSAHA

Motivasi usaha merupakan salah satu pendorong tumbuh kembangnya jiwa wirausaha
seseorang. Kesuksesan seseorang seringkali disertai dengan motivasinya yang kuat dalam
menjalakan setiap usaha yang dijalaninya.

Adapun faktor-faktor Motivasi Wirausaha adalah:

1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas.


Hal ini berfungsiuntuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju
sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
2. Inisiatif dan selalu proaktif.
Ini merupakan ciri mendasardi mana pengusaha tidak hanya menunggu
sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor
dalam berbagai kegiatan.
3. Berorientasi pada prestasi.
Pengusaha yang sukses selalumengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi
sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan
menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu
dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
4. Berani mengambil risiko.
Hal ini merupakan sifat yangharus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan
dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
5. Kerja keras.
Jam kerja pengusaha tidak terbatas padawaktu, di mana ada peluang di
situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu
kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu
mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak
ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
6. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya
Baik sekarang maupun yang akan datang.Tanggungjawab seorang pengusaha
tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
7. Komitmen pada berbagai pihak
Merupakan ciri yangharus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk
melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana
direalisasikan.
8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak
Baik yang berhubungan langsungdengan usaha yang dijalankan maupun tidak.
Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan,
pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

Motivasi merupakan salah satu faktor keberhasilan wirausaha dalam menyelesaikan


tugasnya. Semakin besar motivasi maka semakin besar kesuksesan yang dicapai. Faktor-
faktor pendorong disebut juga faktor penyebab kepuasan. Adanya kepuasan akan menambah
semangat untuk melaksanakan aktivitas (Herzberg dalam Rusdiana, 2014).

Menurut Uno (2008), tiga faktor yang menentukan motivasi dalam berwirausaha
yaitu:
1. Keinginan dan minat memasuki dunia usaha.
2. Harapan dan cita-cita menjadi wirausaha.
3. Dorongan lingkungan.
Menurut Kristanto (2009:13) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi berwirausaha adalah:
a) Independensi
b) Pengembangan diri
c) Alternatif unggul terhadap pekerjaan yang tidak memuaskan
d) Penghasilan
e) Keamanan
Kemudian menurut Saiman (2014:26) terdapat empat faktor yang mempengaruhi seseorang
menjadi wirausaha yaitu:
1. Laba – Seseorang melakukan kegiatan wirausaha agar dapat menentukan berapa
laba yang dikehendaki, keuntungan yang diterima, dan berapa yang akan
dibayarkan kepada pihak lain atau pegawainya.
2. Kebebasan – Seseorang melakukan kegiatan wirausaha agar dapat bebas mengatur
waktu, bebas dari supervisi, bebas aturan main yang menekan atau intervensi, serta
bebas dari aturan budaya organisasi atau perusahaan.
3. Impian Personal – Seseorang melakukan kegiatan wirausaha agar bebas mencapai
standar hidup yang diharapkan, lepas dari rutinitas kerja yang membosankan,
karena harus mengikuti visi misi dan impian orang lain. Ini merupakan imbalan
untuk menentukan nasib atau visi misi dan impiannya sendiri.
4. Kemandirian – Seseorang melakukan kegiatan wirausaha memiliki rasa bangga
karena dapat mandiri dalam segala hal, seperti permodalan, mandiri dalam
pengelolaan atau manajemen, mandiri dalam pengawasan, serta menjadi manajer
terhadap dirinya sendiri. Dapat dikatakan bahwa berwirausaha mampu memotivasi
seseorang untuk memperoleh laba, kebebasan, impian personal, dan kemandirian.
Motivasi tersebut berupa keuntungan yang tidak akan didapat apabila bekerja
disebuah industri atau bekerja dengan orang lain, karena dengan berwirausaha dapat
menentukan labanya sendiri dan pendapatan akan datang setiap harinya tanpa perlu
menunggu waktu gajian, dapat membuat aturan main sendiri, sebuah peluang untuk
menentukan nasibnya sendiri lepas dari rutinitas kerja yang membosankan, serta
memiliki kepuasaan tersendiri karena mendapatkan pendapatan secara mandiri dari
usaha yang didirikan sendiri

PROSES BERWIRAUSAHA
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
1. Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang
usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau
melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap “jalan”, tahap ini seorang
wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup
aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang
meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan
melakukan evaluasi.
3. Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah
dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai
dengan kondisi yang dihadapi
4. Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau
mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah
satu pilihan yang mungkin diambil
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan
diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang
berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi,
kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas,
keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi
wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari
individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan
faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas,
dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses
yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).

Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut (Alma,


2007 : 10 – 12) :

1. Proses inovasi
2. Proses pemicu
3. Proses pelaksanaan
4. Proses pertumbuhan

Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek


yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah

 Mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, danjenis usaha yang pernah
dilakukan
 Pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumberdana
 SDM : tenaga kerja yang dipergunakan
 Kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha
 Organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yangdimiliki
 Kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang,proses manajerial (POAC)
 Pemasaran : lokasi dan tempat usaha

Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan berkembang pada tiga proses


yaitu:
1. Proses imitasi dan duplikasi
Pada tahap ini wirausaha mulai meniru ide-ide orang lain, misalnya memulai
usaha barunya diawali dengan meniru usaha orang lain, dalam menciptakan jenis
barang yang dihasilkan meniru yang sudah ada.
2. Proses duplikasi dan pengembangan
Pada tahap ini wirausaha mulai mengembangkan ide barunya. Dalam tahap
duplikasi produksi wirausaha mulai mengembangkan produksinya melalui
depersivikasi dan diferensiasi dengan model sendiri.
3. Proses penciptaan
Proses penciptaan atau disebut proses inovasi dan kreasi yang diawali dengan
teknik produksi baru, mencari bahan baku baru, orgasniasi usaha baru, dan metode
pemasaran baru seperti halnya proses inovasi dari schumpeter.
4. Dilihat prosesnya
Membagi tahap perkembangan wirausaha menjadi dua yaitu:
 Tahap awal ( perintisan), tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk
melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan diawali
dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha
baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis
usaha yang akan dilakukan apakah dibidang pertanian,
industri/manufaktur/produksi.
 Tahap pertumbuhan, tahap ini merupakan melaksanakan usaha atau
diringkas dengan tahap jalan, tahap ini seorang wirausahaan mengelola
berbagai aspek yang terkait dengan usahawan mencakup aspek-aspek
pembiayaan,SDM, kepemilikan, pengorganisasian kepemimpinan yang
meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan,
pemasaran dan melakukan evaluasi.

DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN DAN PERKEMBANGANNYA


Perkembangan Disiplin Ilmu Kewirausahaan
Perkembangan kewirausahaan mulai dikenal pada abad 18. Dalam sebuah buku
mengenai kewirausahaan menjelaskan bahwa wirausahaha adalah jual beli seseorang yang
menanggung resiko. Pada awalnya istilah wirausaha merupakan sebutan bagi para pedagang
yang membeli barang di daerah- daerah yang kemudian menjualnya dengan harga yang tidak
pasti Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya
jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
Meskipun banyak yang mengartikan konteks wirausaha namun ada seseorang yang
mengartikan wirausaha itu tidak selalu berarti perdagangan atau manajer tetapi jugaseseorang
yang unik yang memiliki keberanian dalam mengambil resiko dan memperkenalkan poduk-
produk inovatif serta teknologi baru dalam perekonomian. Menurut dia hanya sedikit
pengusaha yang dapat melihat ke depan dan inovatif yang dapat merasakan potensi penemuan
baru dan memanfaatkanya. Setelah inovasi tersebutberhasil di perkenalkan oleh wirausaha
maka pengusaha lain mengikutinya sehinggaproduk dan teknologi baru tersebut tersebar
dalam kehidupan ekonomi.
Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan nilai tambah barang dan
jasaserta kemakmuran yang menciptalan individu wirausaha yang memiliki
keberanianmenanggung resiko, menghabiskan waktu serta menyediakan berbagai produk
barang danjasa yang dihasilkan wirausaha yang memilki nilai baru dan berguna.
Dahulu kewirausahaan dianggap dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di
lapangandan merupakan bakat yang di bawa sejak lahir yang tidak dapat di pelajari dan di
ajarkan.Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya
denganpendidikan sehingga orang-orang dapat mengenal potensi dan belajar
mengembangkannyauntuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam
mewujudkan cita-citanya.Sehingga untuk menjadi wirausaha yang sukses tidak hanya
memiliki bakat saja tetapi harusdi bekali dengan pengetahuan dari segala aspek usaha yang di
tekuninya.
Kewirausaan telah berkembang di negara Barat khususnya Eropa, dengan kewirausahaan
itusendiri memiliki banyak tanggung jawab antara lain tangung jawab dalam
mengambilkeputusan yang menyangkut kepimpinan teknis, kepempimpinan organisasi dan
komersial,penyediaan modal, penerimaan dan pengangan tenaga kerja, pembelian,
penjualan,pemasangan iklan dan lain-lain. Kemudian pada awal tahun 50-an berkembang di
daratanAmerika.
Sejalan dengan tuntuan perubahan yang cepat pada paradigma petumbuhan yang wajar
danperubahan ke arah globalisasi yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan
persaingansehingga sekarang mengalami perubahan paradigma di pendidikan. Menurut
seorang pakar pendidikan kewirausahaan telah di ajarkan sebagai suatu disiplin ilmu
tersendiri yangindependen karena :
1. kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata yaitu terdapat
teorikonsep dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Kewirausahaan memiliki 2 konsep : permulaan dan perkembangan usaha, yang
jelastidak masuk dalam kerangka pendidikan manajamen umum yang mesisahkan
antara manajemen dan kepemilikan usaha.
3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memilki objek tersendiri
dengankemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan
pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.
Sama halnya dengan ilmu manajemen yang berkembang di bidang industri pada
awalnya dan berkembang lagi di berbagai ilmu begitu juga dengan kewirausahaan yang
berkembang diberbagai bidang yang pada awalnya hanya di bidang perdangan. Dalam bidang
tertentu kewirausahaan telah menjadikan kompetinsi inti dalam menciptakan perubahan,
pembaharuan dan kemajuan sehingga tidak hanya dapat di gunakan sebagai kiat-kiat
bisnisjangka pendek tetapi juga untuk menciptakan peluang.
Dalam bidang bisnis akan menjadisukses bila meiliki kreativitas dan inovasi. Melalui
kreatif dan inovasi dapat menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa karena melalui kedua
proses terebut menciptakan keunggulan bersaing. Demikian juga di berbagai bidang manapun
kemajuan-kemajuantertentu dapat di ciptakan oleh orang-orang yang memiliki semangat serta
jiwa kreatif daninovatif. Dalam era seperti sekarang di butuhkan pemerintah yang berjiwa
wirausahaankarena dengan memiliki jiwa kewirausahaan maka birokrasi dan intuistusi akan
memilikimotivasi optisisme dan berlomba untuk menciptakan cara-cara yang lebih efesien,
efektif,inovatif, fleksibel dan adaptif.
Kewirausahaan merupakan ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan
perilaku seseorang dalam meng hadapi tantangan hidupnya. Kewirausahaan merupakan
disiplin ilmu tersendiri karena berisibody ofknowledge yang utuh dan nyata ada objek,
konsep dan metodenya.Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari
tentang nilai (value), kemampuan (ability) dan perilaku (attitude) seseorang dalam berkreasi
dan berinovasi menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai
resiko yang mungkin dihadapi.
Menurut Zimmerer, kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis
dari penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang dipasar.
Entrepreneurship are not only born but also made (kewirausahaan tidak hanya bakat bawaan
sejak lahir atau urusan pengalaman lapangan, tetapi dapat juga di pelajari dan diajarkan).

Dalam teori ekonomi, studi mengenai kewirausahaan ditekankan pada identifikasi


peluang yang terdapat pada peranserta membahas fungsi inovasi dari wirausaha dalam
menciptakan kombinasi sumber daya ekonomis sehingga memengaruhi ekonomi agregat.

Studi kewirausahaan kemudian berkembang dalam disiplin ilmu lain yang


penekanannya pada sang wirausaha sendiri. Dalam bidang ilmu psikologi, misalnya studi
kewirausahaan meneliti karakteristik kepribadian wirausaha, sedangkan pada ilmu sosiologi
penelitian ditekankan pada pengaruh dari lingkungan sosial dan kebudayaan dalam
pembentukan masyarakat wirausaha. Ray dan Ranachandran (1996) menandaskan, walau
terdapat perbedaan sudut pandang, penelitian yang dilakukan baik oleh ahli ekonomi,
psikologi, dan sosiologi harus tetap bepijak pada kegiatan kewirausahaan serta sebab
akibatnya pada tingkat mikro dan makro. Dengan demikian adalah wajar jika studi
kewirausahaan dengan penekanan keilmuan yang berbeda itu pada akhirnya akan saling
berhubungan dan memengaruhi. Sementara itu fenomena kewirausahaan ini masih terus
diteliti dan belum terdapat satu pengertian baku yang dianut oleh semua ahli (Shapero, 1982).
Ini menunjukkan perkembangan teori ini masih dalam perjalanan panjang serta dari adanya
perubahan perubahan ekonomi dunia diharapkan memberi banyak masukan bagi peneliti.

Muculnya banyak wirausaha atau pebisnis, telah menarik perhatian para pakar untuk
meneliti bagaimana mereka terbantuk. Bagian ini menjelaskan teori-teori mengenai proses
pembentukan wirausaha. Teori tersebut antara lain: life path change, goal directed behavior,
teori outcome expectancy.Terakhir, terdapat acuan komprehensif mengenai teori pembetukan
wirausaha yang dipadukan oleh teori-teori sebelumnya. Begitu banyak teori yang telah
mengupas persoalan ini, intinya bahwa menjadi wirausaha adalah sebuah proses.

1. Teori Life Path Change

Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha
lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang
menjadi wirausaha justru tidak memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan
oleh:
a. Negative displacement
Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya
bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selama bekerja,
dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki
usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.
Banyaknya hambatan yang dialami keturunan Cina untuk memasuki bidang
pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri) menyisakan pilihan terbatas
bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya,
menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya
yang bebas dan tidak bergantung pada birokrasi yang diskriminatif.
b. Being between things
Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan, sekolah, atau penjara,
kadangkala merasa seperti memasuki dunia baru yang belum mereka mengerti dan
kuasai. Keadaan ini membuat mereka seakan berada di tengah-tengah dari dua
dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus berjuang menjaga kelangsungan
hidupnya. Di sinilah biasanya pilihan menjadi wirausaha muncul karena dengan
menjadi wirausaha mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri.
c. Having positive pull
Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan membuka usaha dari
mitra kerja, investor, pelanggan, atau mentor. Dukungan memudahkan mereka
dalam mengantisipasi peluang usaha, selain itu juga menciptakan rasa aman dari
risiko usaha. Seorang mantan manajer di sebuah perusahan otomotif, misalnya,
yang memutuskan untuk masuk ke bisnis suku cadang otomotif, misalnya dengan
bahan baku ban bekas, seperti stopper back door, engine mounting, atau mufler
mounting.Perusahaan otomotif tersebut memberi dukungan dengan menampung
produk mantan manajernya tersebut.
2. Teori Goal Directed Behavior
Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena
termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu. Teori ini disebut dengan Goal Directed
Behavior.
Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang bergerak menjadi
wirausaha, motivasinya dapat terlihat langkah-langkahnya dalam emncapai tujuan
(goal directed behavior). Diawali dari adanya dorongan need, kemudian goal
directed behavior, hingga tercapainya tujuan. Sedangkan need itu sendiri dari skema
muncul karena adanya defisit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu
yang bersangkutan (wirausaha).
Seseorang terjun dalam dunia wirausaha diawali dengan adanya kebutuhan-
kebutuhan, ini mendorong kegiatan-kegiatan tertentu, yang ditujukan pada
pencapaian tujuan. Dari kaca mata teori need dan motivasi tingkah laku, seperti
menemukan kesempatanberusaha, sampai mendirikan dan melembagakan usahanya
merupakan goal directed behavior. Sedangkan goal tujuannya adalah
mempertahankan dan memperbaiki kelangsungan hidup wirausaha.
3. Teori Outcome Expectancy
Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy bukan suatu perilaku
tetapi keyakinan tentang konskuensi yang diterima setelah seseorang melakukan
suatu tindakan tertentu.

KEWIRAUSAHAAN DILIHAT DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG DAN


KONTEKS
Terlepas dari berbagai definisi kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli di atas,
wirausaha dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks, yaitu menurut ahli ekonomi,
manajemen, pelaku bisnis, psikolog, dan pemodal.
A. Pandangan Ahli Ekonomi
 Wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi
seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk
meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya.
 Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-
perubahan, inovasi dan perbaikan produksi lainnya.
 Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang
mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal
dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa.
B. Pandangan Ahli Manajemen
 Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan
dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja,
keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan
orgasisasi usaha baru (Marzuki Usman, 1997:3).
 Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal
yang meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat dan
kemampuan memanfaatkan peluang usaha.
C. Pandangan Pelaku Bisnis
 Scarborough dan Zimmerer (1993 : 35), wirausaha adalah orang yang
menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian
dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengenali peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang
diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut. (an entrepreneur is one
who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose
of achievingprofit and growth by indentifying opportunities and assembling
the necessary resources to capitalize on those opportunities)
 Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993 : 35), pengusaha adalah orang yang
mengorganisasikan, mengelola dan berani menanggung resiko sebuah usaha
atau perusahaan. Sedang wirausaha adalah orang yang menanggung resiko
keuangan, material, dan sumber daya manusia, cara menciptakan konsep usaha
yang baru atau peluang dalam perusahaan yang sudah ada. (entrepreneur is
individual who risk financial, material, and human resources, a new way to
create a new business concept of opportunities within an exiting firm).
 Sri Edi Swasono (1978 : 38), wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua
pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis,
innovator, penanggung resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki
keunggulan dalam prestasi di bidang usaha
 Sebagian besar definisi wirausaha di atas menekankan pada peran seseorang
sebagai pengusaha yang kreatif. Bahkan, Steinhoff and Burgess (1993: 4)
memandang wirausaha sebagai pengelola atau operator perusahaan kecil
(entrepreneur is considered to have the same meaning as “small business
owner-manager” or” small business operator”).
D. Pandangan Psikolog
Wirausaha adalah orang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk
memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan
dirinya di luar kekuasaan orang lain. Meskipun sudut pandang tentang wirausaha
berbeda-beda dan konsep kewirausahaan seakan-akan identik dengan kemampuan
pengusaha dalam dunia bisnis, akan tetapi pada umumnya mengandung unsur-unsur
yang hampir sama, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan kreatif, inovatif,
berani menanggung resiko, serta selalu mencari peluang melalui potensi yang
dimilikinya.
E. Pandangan Pemodal
Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain,
menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi
pemborosan dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat

TUJUAN PEMBENTUKAN WIRAUSAHA


Tujuan pembentukkan kewirausahaan
 Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.
 Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk meng 7asilkan
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
 Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di
kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.
 Menumbuhkembangkan kesadaran dan’orientasi Kewirausahaan yang tangguh dan
kuat terhadap para siswa dan masyarakat.
Tujuan Pembentukan Wirausaha
a. Deficit equilibrium
Seseorang merasa adanya kekurangan dalam dirinya dan berusaha untuk
mengatasinya. Kekurangan tersebut tidak harus berupa materi saja, namun dapat juga
berupa ketidakpuasan terhadap dirinya sendiri (motivasi, standar internal, dan
lainlain). Deficit equilibrium dapat pula terjadi karena berubahnya jalur hidup, seperti
jika seseorang mendapat tekanan atau hinaan, misalnya baru keluar dari penjara, serta
mendapat dukungan dari orang lain (Shapero & Sokol, 1982).
b. Pengambilan keputusan menjadi wirausaha
Perasaan kekurangan mendorong dia untuk mencari pemecahannya, untuk itu
dia mengevaluasi alternatif pemecahan yang dimiliki. Dalam hal ini kemampuan
perseptual, kapasitas informasi yang diterima, keberanian mengambil resiko, dan,
tingkat aspirasinya terhadap suatu alternatif keputusan memeiliki peran yang sangat
besar (Reitman, 1976) dalam usahanya mengambil keputusan untuk menjadi
wirausaha.
c. Goal Directed Behavior
Keputusan menjadi wirausaha diambil dengan tujuan memecahkan masalah
kekurangan yang dia miliki. Di sini masalah kekurangan diidentifikasi dengan adanya
harapan sebagai pemecahan. Harapan-harapan tersebut berupa insentif yang akan dia
dapat jika melakukan tindakan tertentu. Insentif ini menjadi rangsangan atau tujuan
sehingga mendorong tindakan dan perilakunya sebagai seorang wirausaha
d. Pencapaian Tujuan
Tujuan ini berupa insentif yang diyakini akan dinikmati jika seseorang
melaukan kegiatan tertentu
Tujuan Wirausaha
Ketika membangun suatu usaha, seorang wirausahawan pasti memiliki tujuan. Tujuan
tersebut mencakup tujuan pribadi ataupun untuk kepentingan orang lain. Berikut ini adalah
beberapa tujuan wirausaha.
1. Mensosialisasikan tentang kewirausahaan kepada masyarakat
Saat seseorang mulai menjalani wirausaha dan sukses, maka muncullah kesadaran
masyarakat untuk ikut berwirausaha. Masyarakat akan tergerak untuk mencari tahu tips dan
trik sukses berwiraswasta dan belajar menjadi pribadi yang tangguh dan ulet dalam
membangun usaha.
2. Membudayakan perilaku, sikap, dan semangat berkemampuan dalam berwirausaha
Salah satu tujuan wirausaha adalah membudayakan perilaku, sikap, dan semangat
berkemampuan dalam berwirausaha. Ketika masyarakat melihat kesuksesan, mereka akan
belajar untuk berperilaku menjadi orang yang sukses. Mereka juga akan bersemangat dan
berjuang dengan gigih agar usaha yang dijalankan berhasil.
3. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas
Sumber daya manusia menjadi salah satu hal yang dibutuhkan saat menjalankan suatu
usaha. Hal ini akan berimbas pada pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia sehingga memungkinkan sumber daya manusia tersebut membuka lapangan
pekerjaan sendiri.
4. Memajukan dan menyejahterakan masyarakat
Tujuan wirausaha lainnya adalah memajukan dan menyejahterakan masyarakat. Ketika
suatu usaha berkembang dan menjadi sukses, usaha tersebut otomatis membutuhkan banyak
karyawan untuk menjalankan dan mempertahankan usaha tersebut. Dengan begitu, para
wirausahawan telah menambah lapangan pekerjaan serta mengurangi pengangguran.

PERAN PENDIDIKAN DALAM PEMBENTUKAN WIRAUSAHAWAN


Berwirausaha kini sudah menjadi pilihan yang menjanjikan bagi sebagian anak muda di
Indonesia. Keinginan menciptakan sesuatu yang anti mainstream menjadi sebuah keinginan
yang tiada dipungkiri. Menurut data BPS 2016 rasio wirausaha Indonesia adalah 3,1 persen
dari jumlah penduduk 225 juta orang, naik dari tahun-tahun sebelumnya yang dikisaran 1,67
persen. Dapat dibayangkan bahwa pertumbuhan minat masyarakat khususnya anak-anak
muda dalam berwirausaha meningkat setiap tahunnya.
Akan tetapi munculnya gerakan berwirausaha ini tidak dibarengi dengan kesadaran para
wirausahawan muda tentang pentingnya pendidikan berwirausaha. Chruchill (1987) masalah
pendidikan sangatlah penting bagi keberhasilan wirausaha. Kegagalan pertama dari seorang
wirausaha adalah karena dia lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan. Namun
dia juga tidak menganggap remeh arti pengalaman bagi seorang wirausaha, baginya sumber
kegagalan kedua adalah jika seorang wirausaha hanya bermodalkan pendidikan tapi miskin
pengalamam lapangan. Oleh karena itu perpaduan antara pendidikan dan pengalaman adalah
faktor utama yang menentukan keberhasilan wirausaha.
Apabila kita belajar dari kebiasaan seorang wirausahawan, maka dapat kita pelajari
bahwa seorang wirausaha lebih memiliki streetsmart daripada booksmart, maksudnya adalah
seorang wirausaha lebih mengutamakan untuk belajar dari pengalaman (streetsmart)
dibandingkan dengan belajar dari buku dan pendidikan formal (booksmart). Namun apakah
hal tersebut menandakan bahwa seorang yang mengemban pendidikan tinggi tidak dapat
menjadi seorang wirausahawan yang sukses? Karna pada kenyataannya justru berbanding
terbalik. Seperti yang diungkapkan oleh Eels (1984) dalam Mas’oed (1994), dibandingkan
dengan tenaga lain tenaga terdidik S1 memiliki potensi lebih besar untuk berhasil menjadi
seorang wirausaha karena memiliki kemampuan penalaran yang telah berkembang dan
wawasan berpikir yang lebih luas. 
Disimpulkan bahwa seorang wirausaha yang memiliki potensi sukses adalah mereka
yang mengerti kegunaan pendidikan untuk menunjang kegiatan seta mau belajar untuk
meningkatkan pengetahuan. Lingkungan pendidikan dimanfaatkan oleh wirausaha
sebagai sarana untuk mencapai tujuan, pendidikan disini berarti pemahaman suatu masalah
yang dilihat dari sudut keilmuan atau teori sebagai landasan berpikir.
Maka dari itu peran pendidikan dalam pembentukan wirausahawan khususnya wirausaha
muda adalah sangat penting, lantas apakah Universitas sebagai gudangnya para anak muda
berilmu sudah siap menghasilkan para wirausahawan yang handal? Atau justru Universitas
masih menganut sistim lama yaitu hanya menyiapkan para lulusan yang hanya siap sebagai
para pencari kerja yang saat ini perannya sudah mulai diambil oleh sekolah menengah
kejuruan. Perlu dilakukan revolusi besar-besaran kedepannya,
Peran Pendidikan dalam Pembentukan Kewirausahaan
Pendidikan mempunyai peran yang penting dalam pembentukan kewirausahaan.
Kewirausahaan bukan dimulai dari seseorang yang tidak tahu apa-apa, melainkan dari
seseorang yang memiliki pendidikan yang cukup. Tidak harus pendidikan formal dan
setinggi-tingginya, tetapi pendidikan dari pengalaman yang menunjang kemampuan seorang
wirausaha untuk memulai bisnisnya.
Namun, Churchill (1987) memberi sanggahan terhadap pendapat ini, menurutnya
masalah pendidikan sangatlah penting bagi keberhasilan wirausaha. Bahkan dia mengatakan
bahwa kegagalan pertama dari seorang wirausaha adalah karena dia lebih mengandalkan
pengalaman daripada pendidikan. Namun, dia juga tidak menganggap remeh arti pengalaman
bagi seoranga wirausaha. Baginya, sumber kegagalan kedua adalah jika seorang wirausaha
hanya bermodalkan pendidikan tapi miskin pengalaman lapangan. Oleh karena itu perpaduan
antara pendidikan dan pengalaman adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan
wirausaha.\
Lalu menurut Eels (1984) dan Mas’oed (1994), tenaga terdidik S1 memiliki potensi lebih
besar untuk berhasil menjadi seorang wirausaha karena memiliki kemampuan penalaran yang
telah berkembang dan wawasan berpikir yang lebih luas. Seorang sarjana juga memiliki dua
peran pokok, pertama sebagai manajer, dan kedua sebagai pencetus gagasan. Peran pertama
berupa tindakan untuk menyelesaikan masalah, sehingga pengetahuan manajemen dan
keteknikan yang memadai mutlak diperlukan. Peran kedua menekankan pada perlunya
kemampuan merangkai berbagai alternatif. Dalam hal ini bekal pengetahuan keilmuan yang
lengkap amat diperlukan.
Seorang wirausaha yang memiliki potensi sukses adalah mereka yang mengerti kegunaan
pendidikan untuk menunjang kegiatan, serta mau belajar untuk meningkatkan pengetahuan.
Lingkungan pendidikan dimanfaatkan oleh wirausaha sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
Pendidikan di sini berarti pemahaman akan suatu masalah yang dilihat dari sudut keilmuan
atau teori sebagai landasan berpikir.

JENIS-JENIS USAHA
9 Macam Jenis Usaha yang Bisa Dilakukan dengan Modal Kecil, Segera Buka Bisnis Anda
Bagi sebagian orang, memiliki macam jenis usaha sendiri mungkin menjadi sebuah
keinginan. Apalagi bagi orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha, keinginan untuk
mengatur sendiri sebuah bisnis pasti akan selalu tertanam.
Wirausaha memang menjadi salah satu peluang untuk mencari nafkah yang banyak
diminati. Banyaknya orang-orang yang sukses dengan mengerjakan bisnis sendiri menjadi
sebuah motivasi dan inspirasi bagi orang lain untuk mulai merencanakan macam jenis usaha
apa yang akan dibuka.
Macam jenis usaha memang sering menjadi permasalahan utama bagi seseorang yang
ingin menjajaki dunia wirausaha. Berbagai faktor menjadi pertimbangan mereka, mulai dari
modal, barang yang ingin dijual, bahan baku, hingga target pasar.
Tak jarang, dengan berbagai pertimbangan tersebut seseorang justru berpikir dua kali
atau bahkan tidak jadi mewujudkan keinginan mereka untuk berwirausaha. Padahal di zaman
sekarang, dengan fasilitas internet dan sosial media yang menjamur di mana-mana, membuat
seseorang menjadi lebih mudah untuk berbisnis sendiri. Berikut ini, kami rangkum dari
beberapa sumber, macam jenis usaha yang bisa dilakukan dengan sedikit modal:
 Toko Online
Macam jenis usaha yang pertama adalah dengan membuka toko online. Dengan fasilitas
internet yang saat ini mudah dijangkau oleh siapa saja, membuka bisnis secara online tentu
menjadi salah satu peluang bisnis yang menarik. Bisnis ini pun juga cukup mudah dilakukan.
Untuk menjalankan bisnis ini, cukup dengan smartphone dan melakukan promosi di
kanal-kanal sosial media. Apalagi dengan adanya sistem dropship, Anda bisa membuka
bisnis online dengan mempromosikan barang tanpa perlu memiliki barang yang akan dijual.
Meskipun terlihat mudah dan sederhana, bisnis ini cukup menguntungkan.
 Laundry
Macam jenis usaha yang kedua adalah laundry. Bisnis ini tentunya sudah tidak asing lagi.
Bisnis laundry sangat banyak ditemukan di perumahan yang padat atau di dekat kampus.
Usaha ini cukup menguntungkan karena sebagian orang mungkin tidak memiliki waktu
untuk mencuci pakaian, terutama bagi pelajar-pelajar kos.
Salah satu kunci sukses dalam bisnis laundry adalah letak lokasi usaha yang strategis dan
dekat dengan pemukiman penduduk yang padat atau dekat dengan sekolah dan kampus.
Kemudian yang berikutnya, tentu peralatan laundry yang berkualitas. Selanjutnya, Anda bisa
mempromosikan usaha ini melalui selebaran di lingkungan sekitar.
 Cuci Sepatu
Macam jenis usaha yang ketiga adalah jasa mencuci sepatu. Bisnis ini adalah salah satu
jenis usaha yang hanya memerlukan sedikit modal. Jenis usaha ini mirip dengan laundry,
akan tetapi lebih hanya berfokus pada pencucian sepatu. Peralatan yang dibutuhkan pun
cukup sederhana, yaitu sikat sepatu, cairan pembersih dan peralatan lainnya.
Sama seperti laundry, Anda juga perlu mempertimbangkan lokasi dan kondisi lingkungan
ketika ingin membuka usaha ini. Lokasi yang berada di pusat kampus atau perkantoran,
sangat cocok untuk jenis usaha ini.
 Cuci Motor dan Mobil
Macam jenis usaha yang keempat adalah jasa pencucian motor dan mobil. Usaha cuci
mobil dan motor juga menjadi peluang usaha yang baik, karena pemilik kendaraan terus
bertambah setiap tahunnya.
Walau terlihat sepele, namun banyak orang yang mendatangi usaha cuci motor dan mobil
ini karena pemilik kendaraan tidak memiliki waktu untuk mencuci kendaraan mereka atau
hanya sekedar malas mencuci.
Untuk memulai usaha cuci motor dan mobil ini, Anda bisa memulainya dari skala
rumahan. Lokasi yang strategis juga menjadi faktor utama untuk mendirikan usaha ini. Jika
lokasi usaha berada di tempat yang strategis maka, Anda dapat membuka usaha di halaman
atau garasi rumah untuk mulai merintisnya.
 Jasa Pengetikan
Macam jenis usaha yang kelima yaitu jasa pengetikan. Bisnis ini mungkin dapat Anda
temui di sekitar kampus. Karena banyak mahasiswa yang membutuhkan jasa pengetikan
untuk tugas kuliah atau juga skripsi. Usaha ini cocok dijadikan usaha sampingan karena
cukup dengan mengetik, bisa menjadi ladang untuk mencari nafkah.
Tarif yang digunakan untuk jasa ini biasanya berdasarkan per halaman atau per kata.
Selain itu, saha ini tentunya juga tidak memerlukan biaya yang besar. Hanya butuh beberapa
peralatan yang harus disiapkan seperti komputer atau laptop, printer, kertas HVS, dan
scanner.
 Menjual Produk Berdasarkan Hobi
Macam jenis usaha dengan menjual produk yang berdasarkan hobi tentu akan sangat
menyenangkan. Selain bisa memiliki berbagai produk yang disenangi, Anda juga bisa
mendapatkan keuntungan dari hobi tersebut.
Anda juga bisa memanfaatkan internet dan sosial media untuk mempromosikan barang
dagangan. Apalagi jika menemukan grup khusus yang sesuai dengan hobi, maka promosi pun
tidak akan melenceng dari target pasar.
 Kerajianan Tangan
Macam jenis usaha yang selanjutnya yaitu dengan menjual produk kerajinan tangan. Jika
Anda adalah orang yang kreatif dan suka membuat suatu kerajinan, cobalah untuk menjual
karya yang Anda buat. Jenis usaha kerajinan ini juga cukup diminati. Berbagai macam
produk kerajinan tangan bisa berupa tas, sepatu, mainan, atau hiasan rumah.
Anda juga dapat memanfaatkan barang-barang bekas untuk membuat kerajinan tangan,
sehingga tidak perlu mengeluarkan banyak modal. Apalagi sudah banyak pengusaha yang
berhasil dengan memanfaatkan barang-barang bekas menjadi sesuatu yang berkelas.
 Warung Kopi
Macam jenis usaha kuliner juga bisa menjadi inspirasi. Salah satu contoh yang sederhana
adalah bisnis warung kopi. Mungkin Anda sering mendapati banyak orang saat ini
menjadikan warung kopi sebagai tempat nongkrong atau berkumpul bersama teman ketika
malam hari. Anda bisa menjadikan bisnis ini sebagai usaha sampingan, apalagi jenis usaha ini
tidak memerlukan modal yang banyak.
 Jual Pulsa
Macam jenis usaha yang banyak dilakukan oleh banyak orang adalah menjual pulsa.
Meskipun sudah banyak penjual pulsa yang berjejer di pinggir jalan, namun pengguna
handphone pun juga semakin bertambah.
Maka dari itu jenis usaha ini bisa menjadi peluang bisnis yang layak dicoba. Untuk
memulainya, Anda bisa mempromosikan kepada kerabat dan teman-teman terlebih dahulu.

Jenis-Jenis Badan Usaha


1. Perusahaan Perseorangan
Adalah sebuah usaha yang hanya dimiliki oleh seseorang saja. Pemiliknya
bertanggung jawab penuh atas semua kegiatan termasuk resiko usahanya.
Contoh Usaha Perseorangan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa usaha perseorangan adalah usaha
yang dikelola secara mandiri dan jumlah skalanya relatif kecil, berikut ini adalah
contoh usahanya:
 Usaha Jasa Perseorangan
Saat ini, banyak sekali usaha jasa yang kebanyakan dikelola sendiri atau secara
perorangan, sebut saja usaha bengkel, jasa penitipan, jasa angkut, dll.
 Usaha Pertanian Perseorangan
Pada umumnya, sebagian besar usaha pertanian lebih cenderung dikelola secara
perorangan saja.
 Usaha Perdagangan Perseorangan
Biasanya, para pengusaha perdagangan yang masih kecil cenderung dikerjakan
secara perorangan dan jenis usaha ini mempunyai skala dari mulai yang kecil
hingga yang sedang. Contoh usaha perdagangan adalah usaha warung makan,
warung sembako, warung camilan, dll.
 Industri Kecil Perseorangan
Salah satu sektor industri yang dikelola secara perorangan adalah jenis industri
rumahan, contohnya adalah usaha kerajinan tangan seperti produksi keramik,
anyaman, mebel, souvenir, dll.
 Kelebihan Perusahaan Perseorangan
 Usaha perseorangan tidak dikenakan pajak perusahaan seperti PT atau firma
 Pemilik usaha termasuk dalam bagian manajemen, sehingga pengelolaan
internalnya tidak begitu rumit dan pemilik pun bisa dengan mudah dalam
melakukan pemantauan.
 Biaya yang dikeluarkan dalam hal manajemen cenderung rendah, karena
pemilik bisnis memiliki tugas sebagai karyawan bisnis itu sendiri.
 Tidak memerlukan proses administrasi hukum yang rumit, seperti ke notaris
hukum, dll.
 Kelemahan Perusahaan Perseorangan
 Pemilik bisnis memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas
 Sumber modal terbatas
 Manajemen atau pengelolaan menjadi terganggu
 Kurang terjaminnya kelangsungan usaha
2. Firma
Adalah kerja sama menjalankan usaha yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih
dengan nama bersama. Masing-masing anggota firma memiliki tanggung jawab yang
tidak terbatas. Meskipun anggotanya punya kesatuan nama dalam menjalankan
usahanya, namun firma bukanlah badan hukum, melainkan hanya sebutan dari
anggota bersama-sama.
3. CV (Persekutuan Komanditer)
Adalah bentuk perjanjian kerja sama dalam mendirikan usaha antara orang
yang bersedia mengatur dan bertanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya
dengan orang yang hanya memberikan modal tapi tidak bersedia memimpin
perusahaan tersebut, tanggung jawab yang dipikulnya terbatas pada besarnya modal
yang ditanamkan. CV, yang merupakan kependekan dari Comanditaire
Venootschap dapat menjadi alternatif badan usaha yang dapat dipilih oleh para
pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha dengan modal terbatas.
4. PT (Perseroan Terbatas)
Adalah badan usaha sekaligus badan hukum yang terdiri dari para pemegang
saham yang disebut stockholder dengan tanggung jawab terbatas terhadap utang-
utang perusahaan sebesar modal yang mereka tanamkan.
5. Persero (Perseroan Terbatas Negara)
Adalah bentuk perusahaan milik negara yang sebelumnya bernama Perusahaan
Negara. Umumnya Persero ini terjadi dari Perusahaan Negara yang kemudian
diadakan penambahan modal yang ditawarkan kepada pihak swasta.
6. PD (Perusahaan Daerah)
Adalah perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah
(pemda). Tujuan dididirikannya PD ini adalah untuk mencari keuntungan yang dapat
digunakan untuk pembangunan daerah.
7. Perum (Perusahaan Negara Umum)
Perum adalah bentuk perusahaan negara yang juga bertujuan untuk mencari
keuntungan. Selain mencari keuntungan, Perum juga memperhatikan kesejahteraan
masyarakat. Walaupun modal usaha dimiliki oleh pemerintah, namun tidak menutup
kemungkinan Perum membuka penanaman modal kepada pihak swasta.
8. Perjan (Perusahaan Negara Jawatan)
Adalah perusahaan yang segala bentuk kegiatannya ditujukan untuk kesejahteraan
umum namun tidak meninggalkan sisi efisiensinya. Perjan biasanya memiliki
fasilitas-fasilitas negera.
9. Koperasi
Adalah perkumpulan orang-orang yang memiliki tujuan untuk mengadakan kerja
sama. Koperasi bertujuan untuk menampung kegiatan perekonomian pada tingkat
lapisan bawah.
10. Yayasan
Umumnya yaysasan adalah sebuah badan hujum dengan kekayaan yang
dipisahkan. Tujuan pendirian yayasan bukanlah untuk mencari keuntungan, namun
untuk tujuan sosial.

KARAKTERISTIK USAHA
Pengertian Karakteristik Kewirausahaan
Seperti yang diketahui bersama, dunia bisnis adalah dunia yang begitu dinamis, begitu
fluktuatif sehingga kamu perlu pondasi yang kuat dari dalam diri. Karakter
seorang wirausahawan bisa menentukan kesuksesan bisnis yang sedang dijalani. Apa yang
dimaksud dengan karakteristik kewirausahaan? Karakteristik kewirausahaan dapat
didefinisikan sebagai hal yang berhubungan dengan ciri khas, perilaku, dan sikap seseorang
untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha.
Perilaku dan sikap tersebut biasanya mencakup sebagian besar tindakan seorang
wirausahawan dalam kesehariannya.  Perlu diingat bahwa keahlian berbisnis tidak timbul
sejak lahir, melainkan timbul berkat latihan dan kebiasaan.
Jadi, tidak menutup kemungkinan, bagi Anda yang tidak memiliki dasar berwirausaha bisa
melatihnya mulai sekarang untuk menjadi pengusaha muda yang sukses. Salah satu caranya
adalah menumbuhkan karakter kewirausahaan di dalam diri sejak dini. 
Tujuan Adanya Karakteristik Wirausaha
Karakteristik dalam berwirausaha muncul bukan tanpa tujuan. Tujuan tersebut bisa mencakup
tujuan pribadi maupun untuk kepentingan orang lain.
Berikut ini adalah beberapa tujuan adanya karakteristik wirausaha:
a. Persuasi Kewirausahaan kepada Masyarakat
Saat seseorang mulai menjalani wirausaha dan mampu meraih kesuksesan, maka
timbullah kesadaran masyarakat untuk ikut berwirausaha. Masyarakat akan tergerak
untuk mencari tahu tips dan trik sukses berwiraswasta kemudian belajar menjadi
pribadi yang tangguh dan ulet dalam membangun usaha.
b. Budayakan Sikap dan Perilaku Berwirausaha
Seorang wirausahawan yang sukses mampu menginspirasi orang lain untuk
melakukan hal yang sama. Siapa yang tidak ingin usahanya sukses? Tujuan inilah yang
akan membentuk semangat dan daya juang yang gigih agar usaha yang dijalankan
berhasil.
c. Meningkatkan Jumlah Wirausaha yang Berkualitas
Sumber daya manusia yang berkualitas menjadi salah satu hal yang dibutuhkan saat
menjalankan suatu usaha. Hal ini akan berdampak pada pemberdayaan dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Sehingga memungkinkan sumber daya manusia tersebut
membuka lapangan pekerjaan sendiri.
d. Memajukan dan Mensejahterakan Masyarakat
Satu bisnis baru yang dibuka mampu menjadi lapangan kerja yang menyerap
beberapa tenaga kerja. Dengan begitu, para wirausahawan telah menambah lapangan
pekerjaan serta mengurangi pengangguran.
Karakteristik Wirausaha yang Harus Dimiliki Pebisnis
Persiapan untuk berbisnis tidak melulu soal hal teknisnya saja. Ada beberapa hal lain
yang harus dipersiapkan dengan baik agar bisnis yang dijalani ini berkomitmen tinggi. Salah
satu persiapan yang mesti kamu terapkan adalah karakter kuat wirausaha.
Inilah 5 karakter wirausaha yang harus ada dalam diri seorang pebisnis:
1. Bersikap Jujur
Dalam dunia bisnis, kejujuran adalah sebuah prinsip yang wajib ada dan dipegang
kuat. Kesuksesan sebuah bisnis bisa dimulai dari sebuah kejujuran yang kuat. Tidak
hanya modal materi, karakter jujur bisa membawa kamu ke tahap bisnis yang baik.
Mengapa kejujuran menjadi hal yang penting? Hal ini karena dalam dunia bisnis,
jujur sangat lekat dengan percaya. Jika seseorang sudah jujur dan dapat dipercaya, tidak
heran kalau bisnisnya akan semakin berkembang. Karena mereka dikenal sebagai orang
yang dapat dipercaya.
2. Disiplin
Karakter yang satu ini akan memperlihatkan seseorang tersebut benar-benar gigih
dalam melakukan segala upaya untuk bisnisnya. Disiplin adalah soal keteraturan dalam
melakukan sesuatu yang berkaitan dengan bisnis.
Dengan disiplin dapat menggerakkan semangat dan motivasi untuk menjalankan
pekerjaan hingga mencapai tujuan yang diinginkan. Bagaimana jika belum berhasil
mencapai tujuan? Coba terus karena setiap usaha akan membuahkan hasil asalkan
dilakukan dengan disiplin. 
3. Komitmen yang Tinggi
Komitmen yang tinggi adalah salah satu karakter wirausaha yang harus melekat pada
seseorang yang ingin mulai berbisnis. Komitmen berkaitan dengan perkataan yang
harus bisa dipertanggungjawabkan nantinya.
Sama dengan sebuah kejujuran, komitmen yang tinggi dalam berbisnis bisa
membuahkan kepercayaan yang tervalidasi dengan baik. Ini akan mengarahkan
seseorang pada langkah-langkah yang lebih mudah dalam jalannya sebuah bisnis.
4. Percaya Diri
Sikap percaya pada diri sendiri  adalah modal yang cukup baik untuk sebuah
permulaan. Tandanya seseorang sudah siap untuk menghadapi segala tantangan di
dunia bisnis.
Namun, percaya diri harus diimbangi dengan pengendalian diri. Jika percaya diri
tidak terkendalikan, diprediksi akan muncul sifat kesombongan. 
5. Kreativitas Tanpa Batas
Apa sih yang membedakan satu bisnis dengan bisnis lainnya? Bisa jadi produk atau
barang serta jasa yang ditawarkan sudah ada orang lain yang lebih dulu
menjalankannya. Lalu apa yang membedakan?
Salah satunya adalah tingkat kreativitas yang perlu diasah. Kreativitas memungkinkan
Anda untuk menciptakan hal yang berbeda. Apalagi kreativitas tersebut ditunjang
dengan inovasi, maka usaha yang sedang Anda jalankan dapat menarik minat para
pelanggan.
Manfaat Karakteristik Wirausaha
Dengan memiliki karakteristik kewirausahaan , beberapa manfaat ini bisa Anda rasakan:
1. Pertumbuhan Kemampuan Manajerial
Salah satu manfaat terbesar dan paling signifikan dari kewirausahaan adalah
membantu dalam mengidentifikasi dan mengembangkan bakat manajerial. Pengusaha
yang sukses harus belajar banyak keterampilan untuk menjalankan bisnisnya.
Salah satu keterampilan yang sangat penting adalah seni membuat keputusan. Jadi
seorang wirausahawan menimbang pilihannya, menganalisis pilihannya dan memilih
alternatif terbaik. Inilah inti dari pengambilan keputusan.
Sepanjang jalan, seorang pengusaha bahkan dapat mempelajari fungsi dan teknik
manajerial baru. Ini sangat membantu dalam pengembangan keseluruhan kemampuan
manajerial dalam suatu ekonomi.
2. Meningkatkan Standar Hidup yang Lebih Baik
Perlu diketahui bahwa kewirausahaan membantu memenuhi semua kebutuhan
pelanggan. 
Inovasi pengusaha akan meluncurkan produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan, walaupun bukan barang atau jasa yang umum. Beberapa produk atau jasa
dengan persyaratan khusus juga mampu dipenuhi oleh pengusaha.
Jadi kondisi ini menghasilkan standar hidup yang lebih baik bagi anggota masyarakat.
Peminat elektronik berteknologi tinggi, pengalaman belanja pribadi, mobil mewah, dan
produk lainnya adalah hasil dari peningkatan standar hidup manusia berkat para
pengusaha.
3. Pembangunan Ekonomi
Pengusaha yang kreatif dan inovatif memainkan peran yang sangat penting dalam
perekonomian nasional sebuah negara. Peran pengusaha tidak hanya menginvestasikan
modalnya sendiri tetapi juga menarik modal dari pasar asing. 
Modal yang terkumpul kemudian dimanfaatkan untuk aktivitas produktif dan
mengubahnya menjadi barang atau jasa yang memiliki nilai guna. Sumber daya atau
modal keuangan yang terkumpul ini adalah dasar dari penciptaan kekayaan dalam
perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai