Anda di halaman 1dari 4

Tulislah artikel yang berjudul Peran Tenaga Kesehatan dalam Pencegahan Kecelakaan

Kerja di Perusahan, topik yang dibahas meliputi:


1. Definisi Kecelakaan Kerja
Menurut Sumamur (1967), bahaya adalah sesuatu yang berpotensi menyebabkan
cedera atau luka, sedangkan risiko adalah kemungkinan kecelakaan akan terjadi
dan dapat mengakibatkan kerusakan.
Kecelakaan merupakan sebuah kejadian tak terduga yang dapat menyebabkan
cedera
atau kerusakan. Kecelakaan dapat terjadi akibat kelalaian dari perusahaan, pekerja,
maupun keduanya, dan akibat yang ditimbulkan dapat memunculkan trauma bagi
kedua pihak. Bagi pekerja, cedera akibat kecelakaan dapat berpengaruh terhadap
kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, dan kualitas hidup pekerja tersebut. Bagi
perusahaan, terjadi kerugian produksi akibat waktu yang terbuang pada saat
melakukan penyelidikan atas kecelakaan tersebut serta biaya untuk melakukan
proses hukum atas kecelakaan kerja. (Ridley, 2008)
Kecelakaan dapat dibagi menjadi 2 jenis, kecelakaan langsung dan kecelakaan
tidak
langsung. Kecelakaan langsung dapat dibedakan menjadi kejadian kecelakaan
sesungguhnya dan juga kejadian nyaris celaka/hampir celaka. Nyaris celaka adalah
sebuah kejadian yang hampir menyebabkan terjadinya cedera atau kerusakan dan
hanya memiliki selang perbedaan waktu yang sangat singkat. Nyaris celaka tidak
mengakibatkan kerusakan, sedangkan kecelakaan pasti mengakibatkan kerusakan
(Ridley, 2008).
2. Penyebab Kecelakaan Kerja
Menurut Ridley (2008), contoh penyebab kecelakaan untuk masing-masing faktor
tersebut adalah:
 Situasi kerja
a. Pengendalian manajemen yang kurang.
b. Standar kerja yang minim.
c. Tidak memenuhi standar.
d. Perlengkapan yang tidak aman.
e. Tempat kerja yang tidak mendukung keamanan seperti getaran, tekanan udara,
ventilasi, penerangan dan kebisingan yang tidak aman.
f. Peralatan/bahan baku yang tidak aman.
 Kesalahan orang
a. Keterampilan dan pengetahuan minim.
b. Masalah fisik atau mental.
c. Motivasi yang minim atau salah penempatan.
d. Perhatian yang kurang.
 Tindakan tidak aman
a. Tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui.
b. Mengambil jalan pintas.
c. Tidak menggunakan perlengkapan keselamatan kerja selama bekerja.
d. Bekerja dengan kecepatan berbahaya.

Berikut ini adalah penyebab tindakan tidak aman.


 Kecelakaan
a. Kejadian yang tidak terduga.
b. Akibat kontak dengan mesin atau listrik yang berbahaya.
c. Terjatuh.
d. Terhantam mesin atau material yang jatuh dan sebagainya.
 Cedera atau kerusakan
a. Sakit dan penderitaan (pada pekerja).
b. Kehilangan pendapatan (pada pekerja).
c. Kehilangan kualitas hidup (pada pekerja).
d. Pabrik (pada perusahaan).
e. Pembayaran kompensasi (pada perusahaan).
f. Kerugian produksi (pada perusahaan).
g. Kemungkinan proses pengadilan (pada perusahaan).
3. Kondisi/Lingkungan yang memungkinkan Kecelakaan Kerja
Kondisi yang berbahaya (unsafe condition) yaitu faktor-faktor lingkungan fisik
yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti mesin tanpa pengaman, penerangan
yang tidak sesuai, Alat Pelindung Diri (APD) tidak efektif, lantai yang berminyak,
dan lain-lain.
Berdasarkan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja dibagi menjadi empat jenis, yaitu
(Sedarmayanti, 2011):
1. Kecelakaan kerja akibat langsung kerja.
2. Kecelakaan pada saat atau waktu kerja.
3. Kecelakaan di perjalanan (dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya,
melalui jalan yang wajar).
4. Penyakit akibat kerja.
4. Tipe Kecelakaan Kerja
Menurut Bird dan Germain (1990), terdapat tiga jenis kecelakaan kerja, yaitu:
1. Accident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian
baik bagi manusia maupun terhadap harta benda.
2. Incident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan
kerugian.
3. Near miss, yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini
hampir menimbulkan kejadian incident ataupun accident.
5. Identifikasi Kecelakaan Kerja⁷
Sesuai ISO 45001:2018, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan pengurus dan
pekerja dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko di tempat kerja, di
antaranya:

 Aktivitas rutin dan non-rutin di tempat kerja


 Aktivitas semua pihak yang memasuki tempat kerja termasuk kontraktor, pemasok,
pengunjung, dan tamu
 Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor manusia lainnya
 Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja

6. Pencegahan Kecelakaan Kerja


Tindakan pencegahan kecelakaan bertujuan untuk mengurangi peluang terjadinya
kecelakaan hingga mutlak minimum.
Teknik-teknik praktis pencegahan kecelakaan
1. Nyaris
 Membudayakan pelaporan kecelakaan yang nyaris terjadi.
 Menyelidikinya untuk mencegah kecelakaan serius.
 Menumbuhkan budaya ‘tidak saling menyalahkan.
2. Identifikasi Bahaya
 Melakukan inspeksi keselamatan kerja dan patroli.
 laporan dari operator.
 laporan dari jurnal-jurnal teknis.
3. Pengeliminasian bahaya
 Adanya sarana-sarana teknis.
 Mengubah material.
 Mengubah proses.
 Mengubah pabrik baik dari segi tata letak mesin maupun kondisi kerja di
pabrik.
4. Pengurangan bahaya
 Memodifikasi perlengkapan sarana teknis.
 Alat Pelindung Diri (PPE).
5. Melakukan penilaian risiko
6. Pengendalian risiko residual
 Dengan sarana teknis-alarm, pemutusan aliran (trips).
 Sistem kerja yang aman.
 Pelatihan para pekerja.

7. Kasus Kecelakaan Kerja di Perusahaan


Berikut ini adalah penjelasan kronologi kejadian kecelakaan. Kecelakaan kerja
terjadi pukul 13.15 WIB di stasiun kerja loading ramp setelah istirahat shift pagi.
Awal mula terjadinya kecelakaan kerja adalah operator mesin kapstan mengarahkan
tali ke area penggulungan pada mesin. Tali yang berbahan nilon berguna untuk
menarik lori sehingga lori yang bermuatan kelapa sawit dapat bergerak/berpindah.
Operator melakukan pekerjaannya apabila ada perintah dari rekannya bahwa lori
siap untuk dipindahkan. Pada saat korban melakukan pengendalian proses
penggulungan tali didapati tali hampir keluar dari tempat penggulungan sehingga
korban berusaha mengatur gulungan tali di mesin capstan. Pada saat melakukan hal
tersebut, sarung
tangan yang digunakan terjepit mesin. Korban langsung berinisiatif menarik
kembali sarung tangannya, namun sarung tangan tidak dapat lagi dilepas karena
mesin terus memutar dan tali pun terus terlilit. Disaat korban sibuk berusaha
melepas sarung tangannya, terjadi kejadian lain yaitu kaki korban terlilit tali hingga
tidak bisa dilepas.
Hal ini terjadi karena tali yang terjuntai di lantai dekat kaki korban. Sementara tali
melilit, korban berusaha memanggil rekan kerjanya namun rekan kerja korban tidak
mendengar dikarenakan kebisingan dari suara yang dihasilkan proses perebusan
dan boiler. Tali terus menjalar ke atas dan ‘memakan’ setengah badan korban
hingga perut korban terkoyak dan menewaskan korban. Kronologi kejadian saat
korban mengalami kecelakaan hingga dievakuasi ditunjukkan dalam bentuk
timeline pada Gambar 2. Investigasi lebih lanjut dilakukan dengan teknik 5 whys
berdasarkan wawancara dengan dua informan yaitu karyawan yang berada di
sekitar korban saat
kejadian berlangsung.

8. Peran Tenaga Kesahatan dalam Pencegahan dan Penatalaksaaan Kecelakaan Kerja


Peran perawat dalam sebuah rumah sakit sangat penting karena perawat berinteraksi
dan melakukan penanganan langsung dengan pasien. Untuk meningkatkan mutu
pelayanan keselamatan pasien di tingkat unit maka harus dilakukan upaya perubahan
budaya keselamatan pasien di seluruh unit setiap Rumah Sakit. Upaya yang dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah PAK adalah sebagai berikut:
 Menyingkirkan atau mengurangi risiko pada sumbernya, misalnya menggantikan
bahan kimia yang berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya.
 Mengurangi risiko dengan pengaturan mesin atau menggunakan APD.
 Menetapkan prosedur kerja secara aman untuk mengurangi risiko lebih lanjut.
 Menyediakan, memakai dan merawat APD.

Anda mungkin juga menyukai