Tujuan keseluruhan dari audit laporan keuangan adalah pernyataan pendapat tentang apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP. Proses diagnostik dalam membuat pertimbangan tentang akun yang kemungkinan mengandung salah saji material dan memperoleh keyakinan memadai tentang penyajian yang wajar dalam laporan keuangan melibatkan enam fase berbeda.
FASE I: MELAKUKAN PROSEDUR PENILAIAN RISIKO
1. Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan
Secara keseluruhan tujuan dari audit laporan keuangan adalah pernyataan opini apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar dan sesuai dengan GAAP. Assertion penting karena dapat membantu auditor dalam memahami bagaimana laporan keuangan mungkin salah saji dan membantu auditor mengumpulkan bukti. 2. Memahami entitas dan lingkungannya Untuk memberikan pendapat tentang apakah laporan keuangan suatu entitas disajikan secara wajar sesuai dengan SAK, auditor harus memahami substansi ekonomi yang mendasari bisnis entitas dan lingkungannya. oleh karena itu, penting untuk tim audit mengerti lingkungan kompetitif entitas di mana entitas menjual produk atau jasa, struktur biaya entitas, investasinya dalam kapasitas produktif, dan keputusannya mengenai investasi melalui penggunaan hutang, leases, atau ekuitas. 3. Membuat keputusan mengenai materialitas Bagaimana konsep materialitas mempengaruhi proses audit? Pertama, auditor membuat pertimbangan tentang materialitas saat merencanakan untuk membuat keputusan penting tentang ruang lingkup audit. Auditor tidak perlu merencanakan audit untuk menemukan ommission atau kesalahan penyajian yang baik secara individual, atau secara agregat, tidak material. Dibutuhkan lebih banyak bukti untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa setiap kesalahan penyajian dalam persediaan tercatat 4. Melakukan prosedur analitis Prosedur analitis adalah evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan studi tentang hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan non keuangan. Standar auditing yang diterima secara umum mensyaratkan prosedur analitik yang akan dibentuk sebagai bagian dari perencanaan audit karena efektif dalam mengidentifikasi akun yang mungkin mengandung kesalahan penyajian laporan keuangan. 5. Mengidentifikasi risiko salah saji material termasuk risiko fraud Laporan audit standar menjelaskan bahwa audit dirancang untuk memperoleh keyakinan wajar bukan mutlak bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. karena audit tidak menjamin bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, ada beberapa tingkat risiko bahwa laporan keuangan mungkin berisi salah saji yang tidak terdeteksi oleh auditor. 6. Mengembangkan strategi audit pendahuluan Auditor sering membuat keputusan awal tentang komponen model risiko audit dan mengembangkan strategi awal untuk pengumpulan bukti. Dalam audit berulang, auditor memulai audit dengan pengalaman sebelumnya dengan entitas. Setelah memperbarui pengetahuan tersebut untuk perubahan dalam entitas dan lingkungannya, dan melakukan beberapa prosedur perencanaan audit awal, auditor dapat mulai mengembangkan ekspektasi apakah pengendalian internal terus berfungsi seperti yang diharapkan, dan apakah ada faktor lain yang mungkin mengindikasikan potensi kesalahpahaman 7. Memahami pengendalian internal Auditor harus memperoleh pemahaman tentang sistem pengendalian internal entitas di setiap audit. auditor menggunakan pemahaman ini untuk: Mengidentifikasi jenis potensi salah saji. Pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji material Merancang nature,timing , dan extent prosedur audit lebih lanjut.
FASE II: MENILAI RISIKO SALAH SAJI MATERIAL
FAKTOR RISIKO RATE POTENSI LAPORAN KEUANGAN SALAH SAJI Awalnya,auditor harus berhubungan dengan faktor risiko yang diidentifikasi saat melakukan prosedur penilaian risiko untuk potensi salah saji dalam laporan keuangan: TINGKAT RISIKO ASERSI Risiko tingkat asersi adalah salah satu yang mempengaruhi hanya satu atau beberapa pernyataan. misalnya, klien audit mungkin baru-baru ini menerapkan sistem akuntansi baru. dalam siklus pendapatan yang tidak mengalami pengujian signifikan dengan data pengujian. hal ini dapat mempengaruhi berbagai asersi yang terkait dengan pengakuan pendapatan dan piutang, tetapi saya tidak akan berdampak di luar siklus transaksi tertentu. RISIKO TINGKAT LAPORAN KEUANGAN Risiko tingkat laporan keuangan adalah satu di mana faktor risiko berkaitan pervasively atas laporan keuangan secara keseluruhan. misalnya, lingkungan pengendalian yang lemah di mana manajemen tidak menciptakan lingkungan kesadaran kontrol atau tidak meminta pertanggungjawaban manajemen menengah untuk penggunaan sumber daya entitas dapat mempengaruhi banyak kelas transaksi, saldo rekening, dan penegasan MENENTUKAN BESARNYA SALAH SAJI POTENSIAL Ketika menilai Risiko inheren dan pengendalian untuk klien audit, auditor harus menentukan besarnya potensi salah saji terkait dengan faktor risiko tersebut. setiap pernyataan dari dewan standar akuntansi keuangan dilengkapi dengan kualifikasi yang tidak perlu diterapkan pada item yang tidak material. Dalam beberapa kasus, manajemen mungkin memperhitungkan transaksi yang tidak material dengan benar karena itu bijaksana. MENENTUKAN KEMUNGKINAN SALAH SAJI MATERIAL Selain memeriksa besarnya potensi risiko, auditor juga perlu menentukan kemungkinan bahwa risiko tersebut akan mengakibatkan kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan. auditor biasanya mengidentifikasi faktor risiko yang terkait dengan risiko inheren tinggi di mana kemungkinan salah saji material dikurangi oleh sistem risiko pengendalian internal klien. MENENTUKAN RISIKO INHEREN YANG SIGNIFIKAN Apakah risiko merupakan risiko kecurangan Apakah risiko tersebut terkait dengan perekonomian terkini, akuntansi atau perkembangan lain yang memerlukan perhatian khusus Kompleksitas transaksi yang dapat menimbulkan risiko tersebut. Apakah risiko melibatkan transaksi signifikan dengan pihak berelasi Atau derajat subjektivitas dalam pengukuran informasi keuangan yang terkait dengan risiko Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi non rutin yang signifikan Apakah risiko tersebut melibatkan hal-hal yang memberikan pertimbangan. Risiko bisnis yang signifikan seringkali merupakan risiko inheren yang signifikan FASE III: MENANGGAPI RISIKO YANG TELAH DINILAI ketika auditor mengidentifikasi risiko yang dapat mengakibatkan kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, ia harus mengembangkan respons yang tepat terhadap risiko tersebut untuk memastikan bahwa risiko audit dipertahankan respons pemantauan tingkat rendah yang tepat terhadap risiko yang dinilai mencakup keputusan tentang: Penyusunan pegawai dan supervise. Hal ini bisa dilakukan dengan penggunaan staff yang berpengalaman, spesialis, dan professional dalam keterikatan dan meningkatkan supervisi staff professional. Sifat pengujian audit. Sifat ini menentukan pilihan auditor dalam jenis bukti yang ingin mereka kumpulkan dalam audit. Prosedur ini terdiri atas risk assessment procedures, test of control, dan substantive tests. Waktu pengujian audit. Auditor dapat menetapkan tanggal pengujian pengendalian/substantive pada tanggal sementara, terkadang juga, auditor dapat melakukan sebuah pengujian tiba-tiba. Jangkauan pengujian audit. Ukuran sampel yang kecil yang digunakan, maka deteksi risiko semakin tinngi. Begitu pula sebaliknya. Respond terhadap risiko inherent. Tahap-tahap yang dilakukan sebagai respon efektif dalam risiko inheren yang siginifikan adalah (1) mengevaluasi efektivitas pengendalian internal terhadap risiko inheren; (2) auditor menguji efektivitas operasional dari pengendalian relevan terhadap risiko inheren; (3) auditor melakukan tes substantive yang responsive terhadap risiko ineheren signifikan; dan kecil kemungkinan prosedur analitis (sifat pengujian audit) dapat memberikan bukti asertasi terhadap risiko inheren siginifikan.
FASE IV: MELAKUKAN PROSEDUR AUDIT LEBIH LANJUT
Untuk melaksanakan renacana audit lebih lanjut, maka akan dilakukan orisedyr audit dengan pelayanan profesiional, yaitu: Prosedur penilaian risiko lebih lanjut. Penilaian risiko ini ditindaklanjuti bila bukti yang dikumpulkan berlawanan antar satu sama lain, atau bila terdapat memperoleh bukti kesalahan ppenyajian yang tidak konsisten dengan penilaian risiko sebelumnya. Tindak lanjut ini kemudian dilakukan untuk memahami risiko terlebih lanjut. Ujian pengendalian. Dalam pengujian ini, auditor tidak bisa hanya memperhatikan sebuah aktivitas pengendalian spesifik. Tetapi auditor harus mengumpulkan bukti kompeten yang cukup mengenai seluruh sistem pengendalian internal dan interaksi antar elemen pengndalian. Substantive tests. Pengujian ini dilakukan auditor untuk menurunkan rsiko audit dalam tingkat yang rendah dan memperoleh bukti substantive yang dapat dihandalan dan relevan dalam penilaian risiko.
FASE 5: EVALUASI BUKTI
Evaluasi bukti ini meliputi 3 langkah besar, yaitu: Reevaluasi prosedur penilaian risiko. Auditor harus menentukan apakah sebuah penelian dari risiko kesalahan penyajian dar sebuah tingkat asertasi, berada di level yang seharusnya. Penilaian kembali inidilakukan berdasarkan konsiderasi revisi dari sebuah risiko yang dniilai atau semua asertasi. Menentukan signifikansi bukti. Sebuah auditor harus menentukan signifikansi sebuah penyimpangan dari prosedur pengendalian internal dan signifikansi sebuah kesalahan atau penipuan yang ditemukan dalam audit. Dalam proses ini kemudian dilakukan evaluasi terhadap sebuah bukti dan menerapkan hasil evaluasi tersebut pada sebuah porsi pupulasi yang belu disampel. Membuat dan mendokumentasi kesimpulan. Kompetensi dan kecukupan sebuah bukti sendiri ditentukan oleh penilaian professional sebuah auditor, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kelompok audit kemudian akan mendokumentasi pekerjaan mereka dalam berbagai dokumen. Contohnya hasil prosedur audit.
FASE VI: MENGKOMUNIKASIKAN TEMUAN AUDIT KOMUNIKASI TEMUAN
Kunci terakhir dalam audit ini mengkomunikasikan penemuannya. Bentuk komunikasi ini terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: 1. Mengkomunikasikan penemuan laporan keuangan melalui laporan auditor dengan opini-opini 2. Mengkomunikasikan masalah tertentu dengan manajemen dan dewan direktur 3. Mengkomunikasian penemuan lainnya seperni pengukuran kinerja dan penilaian risiko bisnis.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya