Anda di halaman 1dari 6

Chapter 5

OVERVIEW OF THE FINANCIAL STATEMENT AUDIT

Kelompok 8

Muh. Nanda Alfian (A031191102)

Novita Putri Tesalonika (A031191105)

TINJAUAN PROSES AUDIT


Tujuan keseluruhan dari audit laporan keuangan adalah pernyataan pendapat
tentang apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan GAAP. Proses diagnostik dalam membuat
pertimbangan tentang akun yang kemungkinan mengandung salah saji material
dan memperoleh keyakinan memadai tentang penyajian yang wajar dalam
laporan keuangan melibatkan enam fase berbeda.

FASE I: MELAKUKAN PROSEDUR PENILAIAN RISIKO

1. Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan


Secara keseluruhan tujuan dari audit laporan keuangan adalah pernyataan
opini apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar dan sesuai
dengan GAAP. Assertion penting karena dapat membantu auditor dalam
memahami bagaimana laporan keuangan mungkin salah saji dan
membantu auditor mengumpulkan bukti.
2. Memahami entitas dan lingkungannya
Untuk memberikan pendapat tentang apakah laporan keuangan suatu
entitas disajikan secara wajar sesuai dengan SAK, auditor harus
memahami substansi ekonomi yang mendasari bisnis entitas dan
lingkungannya. oleh karena itu, penting untuk tim audit mengerti lingkungan
kompetitif entitas di mana entitas menjual produk atau jasa, struktur biaya
entitas, investasinya dalam kapasitas produktif, dan keputusannya
mengenai investasi melalui penggunaan hutang, leases, atau ekuitas.
3. Membuat keputusan mengenai materialitas
Bagaimana konsep materialitas mempengaruhi proses audit? Pertama,
auditor membuat pertimbangan tentang materialitas saat merencanakan
untuk membuat keputusan penting tentang ruang lingkup audit. Auditor
tidak perlu merencanakan audit untuk menemukan ommission atau
kesalahan penyajian yang baik secara individual, atau secara agregat,
tidak material. Dibutuhkan lebih banyak bukti untuk memperoleh keyakinan
memadai bahwa setiap kesalahan penyajian dalam persediaan tercatat
4. Melakukan prosedur analitis
Prosedur analitis adalah evaluasi informasi keuangan yang dilakukan
dengan studi tentang hubungan yang masuk akal antara data keuangan
dan non keuangan. Standar auditing yang diterima secara umum
mensyaratkan prosedur analitik yang akan dibentuk sebagai bagian dari
perencanaan audit karena efektif dalam mengidentifikasi akun yang
mungkin mengandung kesalahan penyajian laporan keuangan.
5. Mengidentifikasi risiko salah saji material termasuk risiko fraud
Laporan audit standar menjelaskan bahwa audit dirancang untuk
memperoleh keyakinan wajar bukan mutlak bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji material. karena audit tidak menjamin bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material, ada beberapa tingkat risiko bahwa
laporan keuangan mungkin berisi salah saji yang tidak terdeteksi oleh
auditor.
6. Mengembangkan strategi audit pendahuluan
Auditor sering membuat keputusan awal tentang komponen model risiko
audit dan mengembangkan strategi awal untuk pengumpulan bukti. Dalam
audit berulang, auditor memulai audit dengan pengalaman sebelumnya
dengan entitas. Setelah memperbarui pengetahuan tersebut untuk
perubahan dalam entitas dan lingkungannya, dan melakukan beberapa
prosedur perencanaan audit awal, auditor dapat mulai mengembangkan
ekspektasi apakah pengendalian internal terus berfungsi seperti yang
diharapkan, dan apakah ada faktor lain yang mungkin mengindikasikan
potensi kesalahpahaman
7. Memahami pengendalian internal
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang sistem pengendalian
internal entitas di setiap audit. auditor menggunakan pemahaman ini untuk:
 Mengidentifikasi jenis potensi salah saji.
 Pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji
material
 Merancang nature,timing , dan extent prosedur audit lebih lanjut.

FASE II: MENILAI RISIKO SALAH SAJI MATERIAL 


FAKTOR RISIKO RATE POTENSI LAPORAN KEUANGAN SALAH SAJI 
Awalnya,auditor harus berhubungan dengan faktor risiko yang diidentifikasi saat
melakukan prosedur penilaian risiko untuk potensi salah saji dalam laporan
keuangan:
TINGKAT RISIKO  ASERSI
Risiko tingkat asersi adalah salah satu yang mempengaruhi hanya satu atau
beberapa pernyataan. misalnya, klien audit mungkin baru-baru ini menerapkan
sistem akuntansi baru. dalam siklus pendapatan yang tidak mengalami pengujian
signifikan dengan data pengujian. hal ini dapat mempengaruhi berbagai asersi
yang terkait dengan pengakuan pendapatan dan piutang, tetapi saya tidak akan
berdampak di luar siklus transaksi tertentu. 
RISIKO TINGKAT LAPORAN KEUANGAN
Risiko tingkat laporan keuangan adalah satu di mana faktor risiko berkaitan
pervasively atas laporan keuangan secara keseluruhan. misalnya, lingkungan
pengendalian yang lemah di mana manajemen tidak menciptakan lingkungan
kesadaran kontrol atau tidak meminta pertanggungjawaban manajemen
menengah untuk penggunaan sumber daya entitas dapat mempengaruhi banyak
kelas transaksi, saldo rekening, dan penegasan 
MENENTUKAN BESARNYA SALAH SAJI POTENSIAL
Ketika menilai Risiko inheren dan pengendalian untuk klien audit, auditor harus
menentukan besarnya potensi salah saji terkait dengan faktor risiko tersebut.
setiap pernyataan dari dewan standar akuntansi keuangan dilengkapi dengan
kualifikasi yang tidak perlu diterapkan pada item yang tidak material. Dalam
beberapa kasus, manajemen mungkin memperhitungkan transaksi yang tidak
material dengan benar karena itu bijaksana. 
MENENTUKAN KEMUNGKINAN SALAH SAJI MATERIAL 
Selain memeriksa besarnya potensi risiko, auditor juga perlu menentukan
kemungkinan bahwa risiko tersebut akan mengakibatkan kesalahan penyajian
material dalam laporan keuangan. auditor biasanya mengidentifikasi faktor risiko
yang terkait dengan risiko inheren tinggi di mana kemungkinan salah saji material
dikurangi oleh sistem risiko pengendalian internal klien. 
MENENTUKAN RISIKO INHEREN YANG SIGNIFIKAN 
 Apakah risiko merupakan risiko kecurangan 
 Apakah risiko tersebut terkait dengan perekonomian terkini, akuntansi
atau perkembangan lain yang memerlukan perhatian khusus
 Kompleksitas transaksi yang dapat menimbulkan risiko tersebut.
 Apakah risiko melibatkan transaksi signifikan dengan pihak berelasi
 Atau derajat subjektivitas dalam pengukuran informasi keuangan yang
terkait dengan risiko
 Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi non rutin yang signifikan
 Apakah risiko tersebut melibatkan hal-hal yang memberikan
pertimbangan.
 Risiko bisnis yang signifikan seringkali merupakan risiko inheren yang
signifikan 
FASE III: MENANGGAPI RISIKO YANG TELAH DINILAI 
ketika auditor mengidentifikasi risiko yang dapat mengakibatkan kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan, ia harus mengembangkan respons
yang tepat terhadap risiko tersebut untuk memastikan bahwa risiko audit
dipertahankan respons pemantauan tingkat rendah yang tepat terhadap risiko
yang dinilai mencakup keputusan tentang: 
 Penyusunan pegawai dan supervise. Hal ini bisa dilakukan dengan
penggunaan staff yang berpengalaman, spesialis, dan professional dalam
keterikatan dan meningkatkan supervisi staff professional.
 Sifat pengujian audit. Sifat ini menentukan pilihan auditor dalam jenis bukti
yang ingin mereka kumpulkan dalam audit. Prosedur ini terdiri atas risk
assessment procedures, test of control, dan substantive tests.
 Waktu pengujian audit. Auditor dapat menetapkan tanggal pengujian
pengendalian/substantive pada tanggal sementara, terkadang juga, auditor
dapat melakukan sebuah pengujian tiba-tiba.
 Jangkauan pengujian audit. Ukuran sampel yang kecil yang digunakan,
maka deteksi risiko semakin tinngi. Begitu pula sebaliknya.
 Respond terhadap risiko inherent. Tahap-tahap yang dilakukan sebagai
respon efektif dalam risiko inheren yang siginifikan adalah (1) mengevaluasi
efektivitas pengendalian internal terhadap risiko inheren; (2) auditor menguji
efektivitas operasional dari pengendalian relevan terhadap risiko inheren; (3)
auditor melakukan tes substantive yang responsive terhadap risiko ineheren
signifikan; dan kecil kemungkinan prosedur analitis (sifat pengujian audit)
dapat memberikan bukti asertasi terhadap risiko inheren siginifikan.

FASE IV: MELAKUKAN PROSEDUR AUDIT LEBIH LANJUT


Untuk melaksanakan renacana audit lebih lanjut, maka akan dilakukan orisedyr
audit dengan pelayanan profesiional, yaitu:
 Prosedur penilaian risiko lebih lanjut. Penilaian risiko ini ditindaklanjuti bila
bukti yang dikumpulkan berlawanan antar satu sama lain, atau bila terdapat
memperoleh bukti kesalahan ppenyajian yang tidak konsisten dengan
penilaian risiko sebelumnya. Tindak lanjut ini kemudian dilakukan untuk
memahami risiko terlebih lanjut.
 Ujian pengendalian. Dalam pengujian ini, auditor tidak bisa hanya
memperhatikan sebuah aktivitas pengendalian spesifik. Tetapi auditor harus
mengumpulkan bukti kompeten yang cukup mengenai seluruh sistem
pengendalian internal dan interaksi antar elemen pengndalian.
 Substantive tests. Pengujian ini dilakukan auditor untuk menurunkan rsiko
audit dalam tingkat yang rendah dan memperoleh bukti substantive yang
dapat dihandalan dan relevan dalam penilaian risiko.

FASE 5: EVALUASI BUKTI


Evaluasi bukti ini meliputi 3 langkah besar, yaitu:
 Reevaluasi prosedur penilaian risiko. Auditor harus menentukan apakah
sebuah penelian dari risiko kesalahan penyajian dar sebuah tingkat asertasi,
berada di level yang seharusnya. Penilaian kembali inidilakukan berdasarkan
konsiderasi revisi dari sebuah risiko yang dniilai atau semua asertasi.
 Menentukan signifikansi bukti. Sebuah auditor harus menentukan signifikansi
sebuah penyimpangan dari prosedur pengendalian internal dan signifikansi
sebuah kesalahan atau penipuan yang ditemukan dalam audit. Dalam
proses ini kemudian dilakukan evaluasi terhadap sebuah bukti dan
menerapkan hasil evaluasi tersebut pada sebuah porsi pupulasi yang belu
disampel.
 Membuat dan mendokumentasi kesimpulan. Kompetensi dan kecukupan
sebuah bukti sendiri ditentukan oleh penilaian professional sebuah auditor,
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kelompok audit kemudian akan
mendokumentasi pekerjaan mereka dalam berbagai dokumen. Contohnya
hasil prosedur audit.

FASE VI: MENGKOMUNIKASIKAN TEMUAN AUDIT KOMUNIKASI TEMUAN 


Kunci terakhir dalam audit ini mengkomunikasikan penemuannya. Bentuk
komunikasi ini terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Mengkomunikasikan penemuan laporan keuangan melalui laporan auditor
dengan opini-opini
2. Mengkomunikasikan masalah tertentu dengan manajemen dan dewan
direktur
3. Mengkomunikasian penemuan lainnya seperni pengukuran kinerja dan
penilaian risiko bisnis.

Anda mungkin juga menyukai