Anda di halaman 1dari 8

AAJ 1 (1) (2012)

Accounting Analysis Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj

PERSEPSI PEGAWAI INSTANSI PEMERINTAH MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEM-


PENGARUHI FRAUD DI SEKTOR PEMERINTAHAN

Ika Ruly Pristiyanti 

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel:
Diterima Juni 2012 Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi para pegawai di in-
Disetujui Juli 2012 stansi pemerintahan mengenai kecenderungan terjadinya fraud di sektor
Dipublikasikan Agustus 2012
pemerintahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel dalam
Keywords:
penelitian ini berjumlah 172 pegawai tetap (Pegawai Negeri Sipil) di
Fraud; Govern- Dinas Se Kota dan Kabupaten Semarang. Teknik pengambilan sampel
men; Perception; menggunakan quota sampling. Analisis data dalam penelitian ini meng-
gunakan analisis full model Structural Equation Modeling (SEM) den-
gan alat analisis smartPLS. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak
terdapat pengaruh antara keadilan distributif dan keadilan prosedural
terhadap fraud di sektor pemerintahan, terdapat pengaruh negatif anta-
ra sistem pengendalian internal, kepatuhan pengendalian internal, bu-
daya etis organisasi, dan komitmen organisasi terhadap fraud di sektor
pemerintahan

Abstract

This research is used to see the perception of the official servant to know
how this fraud can be happened in government sector and what the fac-
tors that influence this fraud. The samples in this research are 172 offi-
cial servants in departement of Semarang City and Semarang Regency.
The technical sampling of this research uses quota sampling. This re-
search uses the analysis of full model of Structural Equation Modeling
(SEM) with Smart PLS as the tool of analysis. The results indicated that
there is no effect among distributive justice, procedural justice toward
fraud in government sector, and also there is the negative effect among
internal control system, internal control compliance, ethical organizati-
on culture, and organizational commitment toward fraud in government
sector.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6765
Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: akuntansi.unnes@gmail.com
Ika Ruly Pristiyanti/ Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012) Ika Ruly Pristiyanti/ Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012)

Pendahuluan nuari 2012, Komite Penyelidikan dan Pem- Pada penelitian ini peneliti memprok- Peluang (Opportunity) adalah faktor
berantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme sikan suatu tekanan dengan adanya persep- penyebab korupsi yang disebabkan karena
Fraud merupakan konsep hukum (KP2KKN) telah mencatat korupsi yang si keadilan organisasional, yang berdasar- adanya kelemahan di dalam suatu sistem,
yang memiliki cakupan luas. Istilah fraud terjadi di Jateng pada tahun 2011 adalah kan pada teori ekuitas dan keadilan, konsep di mana seorang karyawan mempunyai
diartikan sebagai penipuan atau kecuran- sebanyak 102 kasus korupsi dengan 184 keadilan organisasional lebih lanjut dapat kuasa atau kemampuan untuk memanfaat-
gan di bidang keuangan. Hall (2007:135) tersangka. Ratusan kasus tersebut adalah dipahami pada dua dimensi yaitu keadi- kan kelemahan yang ada, sehingga ia da-
mendefinisikan fraud sebagai kebohongan kasus yang ditangani kepolisian dan kejak- lan distributif dan keadilan prosedural. Di pat melakukan perbuatan curang. Peluang
yang disengaja, ketidakbenaran dalam me- saan. Berdasar jumlah kasusnya, Kota Se- dalam suatu pemerintahan adanya suatu umumnya ditandai dengan aspek pengawa-
laporkan aktiva perusahaan atau manipulasi marang berada di urutan pertama di Jateng ketidakadilan yang dirasakan di dalam or- san (Wahyudi dan Sopanah, 2005), pengen-
data keuangan bagi keuntungan pihak yang dengan 11 perkara dengan 11 tersangka. ganisasi dapat menjadi pemicu seseorang dalian internal yang lemah (Wilopo, 2008),
melakukan manipulasi tersebut. Fraud da- Beberapa kasus yang disajikan di atas melakukan fraud. Keadilan distributif ada- dan kepatuhan terhadap pengendalian in-
pat terjadi di berbagai sektor, baik di sektor akan menimbulkan berbagai persepsi pega- lah suatu konsep psikologis yang berhubun- ternal yang rendah (Thoyyibatun, 2009).
swasta maupun sektor pemerintahan. Fraud wai instansi pemerintahan untuk menjelas- gan dengan kewajaran terhadap hasil yang Pada penelitian ini peneliti memproksikan
yang paling sering terjadi di sektor peme- kan berbagai faktor yang mempengaruhi dirasakan, sedangkan keadilan prosedural adanya peluang terjadinya fraud dengan
rintahan adalah korupsi. Korupsi berasal terjadinya fraud di sektor pemerintahan. mengacu pada tingkat keadilan yang di- sistem pengendalian internal dan kepatuhan
dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere Menurut Hiam dan Schewe (1994) dalam rasakan terhadap suatu proses pengambilan terhadap pengendalian internal di mana hal
yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, Sulistyowati (2007), persepsi adalah proses keputusan (Rae and Subramaniam, 2008). tersebut bisa berpengaruh terhadap Fraud
memutarbalik atau menyogok. Secara har- pemberian arti oleh seseorang atas berba- Ketidakadilan merupakan salah satu di sektor pemerintahan.
fiah korupsi adalah perilaku pejabat publik, gai rangsangan atau stimulus yang diteri- sumber ketidakpuasan kerja . Wexley Menurut AICPA di dalam Wilopo
baik politisi maupun pegawai negeri yang manya, dan dari proses tersebut seseorang dan Yuki (2003:133) mengatakan bahwa (2006), adanya suatu sistem pengendali-
memperkaya diri sendiri atau memperkaya mempunyai opini tertentu mengenai apa adanya ketidakpuasan karena kompensasi an internal bagi sebuah organisasi sangat-
orang lain yang dekat dengannya secara ti- yang diamatinya. yang tidak memadai atau pekerjaan yang lah penting, antara lain untuk memberikan
dak wajar, tidak legal, dan dengan meny- Teori Fraud Triangle yang dijabarkan menjemukan juga dapat mendukung insi- perlindungan bagi entitas terhadap kele-
alahgunakan kekuasaan publik yang diper- Cressey (1953) dalam Tuannakotta (2007 : den-insiden pencurian oleh para pekerja. mahan manusia serta untuk mengurangi
cayakan kepada mereka. 207) mengatakan bahwa korupsi juga dise- Pencurian tersebut dapat berupa pencurian kemungkinan kesalahan dan tindakan yang
Berdasarkan hasil survei yang dilaku- babkan karena adanya 3 faktor, yaitu teka- uang, peralatan, serta persediaan barang tidak sesuai dengan peraturan. Pengenda-
kan oleh Political and Economic Risk Con- nan (Pressure), peluang (Opportunity), dan yang dilakukan oleh pekerja. Dan hal terse- lian internal juga dimaksudkan untuk me-
sultancy (PERC) pada tahun 2010, diketa- rasionalisasi (Rationalization). Teori inilah but akan menjadi suatu masalah yang gen- ningkatkan kepatuhan karyawan terhadap
hui bahwa Indonesia menduduki peringkat yang digunakan dalam penentuan variabel ting bagi organisasi. Rae and Subramaniam hukum-hukum dan peraturan yang telah
pertama sebagai negara terkorup se Asia pada penelitian ini. Variabel yang digu- (2008) berargumen bahwa karyawan cen- ditetapkan. Selain itu pengendalian inter-
Pasifik. Disampaikan di dalam metrotv- nakan merupakan proksi dari unsur-unsur derung untuk memandang kejadian-keja- nal juga merupakan alat pengendalian dari
news.com pada tanggal 11 Agustus 2011, Fraud Triangle, yang terdiri dari tekanan dian yang diulangi dari hal yang tidak adil berbagai kegiatan perusahaan yang harus
bahwa M. Jasin mengatakan “Hasil survey (Pressure), peluang (Opportunity), dan ra- di tempat kerja sebagai suatu tanda dari ditaati dan dijalankan oleh setiap unit orga-
PERC (9,27) itu menempatkan Indonesia sionalisasi (Rationalization). kurang hormat untuk setiap individu,yang nisasi. (IAI, 2001:319).
di peringkat pertama sebagai negara terko- Tekanan (Pressure) adalah motiva- akan menciptakan perasaan kebencian dan Suatu organisasi yang memiliki sis-
rup dari 16 negara Asia Pasifik yang men- si dari individu karyawan untuk bertindak pada gilirannya bisa memperluas ke sua- tem pengendalian internal yang lemah,
jadi tujuan investasi.” fraud yang disebabkan oleh adanya teka- tu perasaan dan pengertian kebersamaan cenderung akan meningkatkan peluang ter-
Korupsi merupakan suatu tindak ke- nan, baik tekanan keuangan maupun non yang negatif ke arah organisasi, dan men- jadinya kecurangan di dalam organisasi ter-
jahatan yang telah merajalela di seluruh wi- keuangan, serta dapat disebabkan pula oleh dorong ke arah penyimpangan ditempat sebut. Dan, Rae and Subramaniam (2008)
layah. Di sektor pemerintahan sendiri ko- tekanan pribadi maupun tekanan dari orga- kerja. Adanya persepsi keadilan distributif mengatakan bahwa kualitas pengendalian
rupsi telah terjadi di mana-mana dan telah nisasi. Dijelaskan oleh beberapa penelitian, dan keadilan prosedural yang rendah akan internal bertindak sebagai suatu ukuran ku-
melekat hampir di seluruh sendi pemerinta- hal-hal yang terkait dengan tekanan anta- cenderung meningkatkan terjadinya fraud. asa untuk peluang terjadinya kecurangan
han, baik pusat mapun daerah. Di wilayah ra lain, kebutuhan hidup yang mendesak, Maka, diketahui bahwa dengan adanya per- karena tindakan pengendalian internal yang
Jawa Tengah, tidak satu daerah pun steril penghasilan kurang (Wahyudi dan Sopa- sepsi keadilan distributif dan keadilan pro- berkualitas akan memperkecil frekuensi
dari korupsi. Semua daerah terdapat lebih nah, 2005) , tidak sesuainya gaji (Sulistyo- sedural yang semakin tinggi akan menu- kecurangan. Akan tetapi adanya suatu sis-
dari satu kasus korupsi. Menurut data yang wati, 2007) persepsi keadilan organisatoris runkan tingkat terjadinya Fraud di sektor tem pengendalian internal saja tidak cukup
diperoleh dari Suara Medeka tanggal 9 Ja- (Rae and Subramaniam, 2008). pemerintahan. jika tidak ada kepatuhan di dalamnya. Jika
2 3
Ika Ruly Pristiyanti/ Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012) Ika Ruly Pristiyanti/ Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012)

suatu pengendalian internal dilaksanakan budaya organisasi (organizational culture) keadilan prosedural, sistem pengendalian Keadilan prosedural adalah persepsi
secara efektif, nilai-nilai etika akan diinteg- yang sejalan dengan tujuan maupun filo- internal, kepatuhan pengendalian internal, pegawai mengenai keadilan berdasarkan
rasikan dengan perilaku anggota organisasi sofi organisasi yang bersangkutan. Etika budaya etis organisasi dan komitmen orga- prosedur yang digunakan pihak manaje-
sehingga munculnya perilaku yang tidak mencakup analisis dan penerapan konsep nisasi. men untuk menentukan alokasi penggajian
diinginkan (tidak etis) dapat ditekan. (Tho- seperti benar, salah, baik, buruk, dan tang- Berdasarkan latar belakang masa- di dalam instansi pemerintahan. Penguku-
yyibatun,2009). gung jawab dalam melakukan berbagai hal. lah, maka penulis memberi judul penelitian ran menggunakan 7 item-item pertanyaan
Dari berbagai konsep tersebut peneli- Sehingga dapat diasumsikan bahwa budaya ini “Persepsi Pegawai Instansi Pemerintah yang dikembangkan dari penelitian Col-
ti berasumsi bahwa suatu sistem pengenda- etis organisasi yang buruk akan mempen- Mengenai Faktor- Faktor yang Mempen- quitt (2001). Pernyataan-pernyataan ter-
lian internal dan kepatuhan pegawai pada garuhi karyawan dalam melakukan tindak garuhi Fraud di Sektor Pemerintahan” sebut disajikan dengan skala Likert antara
pengendalian internal berpengaruh negatif kecurangan. Jadi semakin baik budaya Rumusan masalah dalam penelitian (1) sangat tidak setuju sampai (5) sangat
terhadap fraud di sektor pemerintahan. etis organisasi dalam suatu pemerintahan, ini, yaitu bagaimana pengaruh keadilan setuju.
Sistem pengendalian internal yang rendah maka akan semakin rendah tingkat terja- distributif, keadilan prosedural, sistem pen- Sistem pengendalian internal adalah
dan kepatuhan karyawan terhadap pen- dinya fraud di sektor pemerintahan. gendalian internal, kepatuhan pengendalian persepsi pegawai di instansi pemerintah
gendalian internal yang juga rendah dapat Suatu komitmen organisasi secara internal, budaya etis organisasi, komitmen mengenai suatu proses yang dilakukan oleh
menjadi pemicu terjadinya fraud di sektor umum mengacu pada sikap-sikap dan pe- organisasi terhadap fraud di sektor peme- instansi pemerintahan yang didesain untuk
pemerintahan. Dan berarti pula bahwa se- rasaan karyawan dan dihubungkan dengan rintahan. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan keyakinan mamadai tentang
makin kuat sistem pengendalian internal, nilai-nilai serta cara perusahaan itu mela- dapat memberikan masukan bagi pemerin- pencapaian tujuan organisasi melalui ke-
akan semakin rendah tingkat terjadinya kukan berbagai hal (Valentine et al, 2002) tahan dalam upaya mencegah terjadinya giatan yang efektif dan efisien, keanda-
Fraud di sektor pemerintahan. Dan sema- termasuk pula sikap karyawan dalam me- fraud di sektor pemerintahan. lan pelaporan keuangan, pengamanan aset
kin tnggi kepatuhan karyawan terhadap lakukan tindak kecurangan. Apabila komit- negara, dan ketaatan terhadap peraturan
pengendalian internal maka akan semakin men organisasi semakin tinggi maka akan Metode perundang-undangan. Pengukuran ini me-
rendah tingkat terjadinya Fraud di sektor semakin rendah tingkat terjadinya fraud di miliki lima item pertanyaan yang dikem-
pemerintahan. sektor pemerintahan. Metode pengumpulan data yang di- bangkan dari unsur-unsur pengendalian
Rasionalisasi (rationalization) adalah Pada hakekatnya semua pemerin- gunakan dalam penelitian ini adalah meto- internal (COSO, 2004). Pengukurannya
pertimbangan perilaku kecurangan seba- tahan menginginkan seluruh perwakilan de kuisioner. Populasi dalam penelitian ini menggunakan skala likert 1, sangat tidak
gai konsekuensi dari kesenjangan integri- rakyat berperilaku jujur. Oleh karena itu, adalah seluruh pegawai tetap yang bekerja setuju sampai 5, sangat setuju.
tas pribadi karyawan atau penalaran moral pemerintah bersama dengan aparaturnya di Dinas se-Kota dan Kabupaten Sema- Kepatuhan pengendalian internal
yang lain. Menurut Lou et al (2009) ra- harus berupaya mencegah terjadinya fraud rang. Pegawai tetap yang dimaksud adalah adalah persepsi pegawai instansi pemerin-
sionalisasi ini diproksikan dengan adanya pada sektor pemerintahan tersebut. Diha- Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja tah mengenai bagaimana kepatuhan pega-
kesenjangan integritas manajemen dan hu- rapkan dengan adanya penelitian ini, dapat di dinas-dinas se-Kota dan Se-Kabupaten wai instansi terhadap sistem pengendalian
bungan yang tidak baik antara manajer dan memberikan informasi bagi masyarakat Semarang. Teknik pengambilan sampel internal yang diterapkan. Pengukuran ini
auditor. Diargumentasikan pula oleh Rae mengenai seberapa besar pengaruh yang penelitian ini adalah menggunakan teknik memiliki lima item pertanyaan yang di-
and Subramaniam (2008) bahwa dalam diberikan dengan adanya keadilan distri- quota sampling. kembangkan dari unsur-unsur pengendali-
suatu lingkungan yang lebih etis, karyawan butif, keadilan prosedural, sistem pengen- Berikut dijabarkan definisi opera- an internal (COSO, 2004). Pengukurannya
akan cenderung mengikuti peraturan pe- dalian internal, kepatuhan pengendalian sional variabel baik variabel eksogen mau- menggunakan skala likert 1 (sangat tidak
rusahaan dan peraturan-peraturan tersebut internal, budaya etis organisasi dan komit- pun variabel endogen. Untuk variabel ek- setuju) sampai 5 (sangat setuju).
akan menjadi perilaku secara moral dan men organisasi terhadap fraud di sektor pe- sogen adalah sebagai berikut: Budaya etis organisasi adalah per-
bisa diterima.Pada penelitian ini penulis merintahan. Keadilan distributif adalah persep- sepsi pegawai pemerintah mengenai pola
memproksikan rasionalisasi dengan buda- Penelitian ini dilakukan dengan si pegawai di instansi pemerintahan men- perilaku atau kebiasaan yang baik, buruk,
ya etis organisasi dan komitmen organisasi. menggali persepsi para pegawai di instansi genai keadilan manajerial berkaitan dengan dapat diterima atau tidak oleh lingkungan.
Lingkungan etis dapat dinilai dengan pemerintahan Dinas Se-Kota dan Se-Ka- penggajian di dalam instansi pemerintahan. Ini pandangan luas tentang persepsi pega-
adanya budaya etis organisasi dan komit- bupaten Semarang, mengenai bagaimana Pengukuran menggunakan 4 item perny- wai di instansi pemerintah pada tindakan
men organisasi di dalamnya. Budaya etis kecenderungan terjadinya fraud di sektor ataan yang dikembangkan dari penelitian etis pimpinan yang menaruh perhatian pen-
organisasi dapat berarti pola sikap dan pemerintahan dan faktor-faktor yang mem- Colquitt (2001). Pernyataan-pernyataan tingnya etika di organisasi dan akan mem-
perilaku yang diharapkan dari setiap in- pengaruhinya. Faktor-faktor ini ini menga- tersebut disajikan dengan skala Likert anta- berikan penghargaan ataupun sangsi atas
dividu dan kelompok anggota organisasi, cu kepada adanya sistem dan perilaku indi- ra (1) sangat tidak setuju sampai (5) sangat tindakan yang tidak bermoral. Skala Likert
yang secara keseluruhan akan membentuk vidu, yang terdiri dari keadilan distributif, setuju. 1 sampai 5 digunakan untuk menunjukkan
4 5
Ika Ruly Pristiyanti/ Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012) Ika Ruly Pristiyanti/ Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012)

respon dari tindakan etis (1 – sangat tidak negatif terhadap Fraud di Sektor Pe-
setuju sampai 5 – sangat setuju). Semakin merintahan
tinggi nilai skala menunjukkan semakin Analisis data dilakukan dengan
tinggi budaya etis organisasi dalam suatu menggunakan SEM. Structural Equation
instansi pemerintahan. Model yang kemudian disingkat menjadi Keadilan Distributif
Komitmen organisasi adalah proses SEM adalah suatu teknik stastistik yang
pada individu (pegawai) dalam mengiden- mampu menganalisis pola hubungan antara Keadilan Prosedural
tifikasikan dirinya dengan nilai-nilai, atu-
konstruk laten dan indikatornya, konstruk
ran-aturan, dan tujuan organisasi. Pengu- laten yang satu dengan lainnya, serta kesa-
kurannya memiliki 8 item pertanyaan yang lahan pengukuran secara langsung. SEM Sistem Pengendalian
dikembangkan oleh Luthans (2006) dalam merupakan keluarga statistik multivariate
Internal Fraud di Sektor
Nurjanah (2008). Diukur menggunakan dependent, SEM memungkinkan dilaku-
skala likert 1-5. kannya analisis di antara beberapa variabel Pemerintahan
Kepatuhan Pengendalian
Penelitian ini yang menjadi variabel
dependen dan independen secara langsung Internal
endogen adalah Fraud di sektor pemerinta- (Hair et al, 1995) dikutip dalam (Yamin dan
han. Fraud di sektor pemerintahan adalah Kurniawan, 2009:3). Budaya Etis Organisasi
persepsi pegawai di instansi pemerintahan SEM yang berbasis component atau
mengenai kecurangan akuntansi yang se- variance merupakan alternatif covariance
dengan pendekatan component based den-
ring terjadi di sektor pemerintahan. Pengu- Komitmen Organisasi
kuran ini memiliki 9 item pertanyaan yang gan PLS yang bertujuan sebagai prediksi.
dikembangkan dari jenis-jenis kecurangan Variabel laten didefinisikan sebagai jumlah
akuntansi menurut Association of Certifieddari indikatornya. Dikemukakan oleh Wold Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Fraud Examinations (ACFE), yang terdiri (1985) dalam Ghozali (2011:4), PLS meru-
dari kecurangan laporan keuangan, peny- pakan metode analisis yang powerfull, ka- nakan SmartPLS, menggunakan tiga krite- dikatornya dalam hasil outer loading pada
alahgunaan aset, dan korupsi (Tuannakotta,rena tidak didasarkan pada banyak asumsi. ria pengukuran untuk menilai model. Yaitu setiap variabel.
2007:196). Diukur menggunakan skala li- Data juga tidak harus berdistribusi normal uji Outer Model, Uji Inner Model dan Uji Konstruk dengan nilai loading fac-
kert 1-5. Untuk mengetahui gambaran dari multivariate (indikator dengan skala kate- Hipotesis. tor diatas 0.50 yang dapat digunakan un-
masing-masing variabel dapat dijabarkan gori, ordinal, interval sampai ratio dapat tuk mengukur model penelitian sehingga
pada gambar 1. digunakan pada model yang sama), sampel Uji Outer Model konstruk dengan nilai loading kurang dari
tidak harus besar. PLS selain dapat meng- Uji validitas dilakukan dengan meng- 0.50 harus di drop atau dihapus agar mam-
Hipotesis: konfirmasi teori, juga untuk menjelaskan gunakan evaluasi measurement (outer) mo- pu menghasilkan model yang baik. Dari 33
H1 :Keadilan Distributif berpengaruh ada atau tidaknya hubungan antar variabel del yaitu dengan menggunakan convergent konstruk indikator reflektif dalam peneliti-
negatif terhadap Fraud di Sektor Pe- laten sehingga dalam rangka penelitian ber- validity (besarnya nilai loading factor un- an ini kesemuanya memiliki loading factor
merintahan. basis prediksi PLS lebih cocok untuk men- tuk masing-masing konstruk). Convergent diatas 0.50 sehingga tidak perlu dilakukan
H2 :Keadilan Prosedural berpengaruh ganalisis data. validity dari model pengukuran dengan ref- dropping pada salah satu atau beberapa
negatif terhadap Fraud di Sektor Pe- PLS dapat sekaligus menganalisis lektif indikator dinilai berdasarkan korelasi variabel untuk menghasilkan model yang
merintahan. konstruk yang dibentuk dengan indikator antara item score / component score dengan baik.
H3 :Sistem Pengendalian Internal ber- refleksif dan formatif. Hal ini tidak dapat construct score yang dihitung dengan PLS. Konstruk indikator formatif tidak
pengaruh negatif terhadap Fraud di dilakukan oleh SEM yang berbasis kovari- Ukuran reflektif individual dikatakan ting- dapat dianalisis dengan melihat conver-
Sektor Pemerintahan an karena akan menjadi unidentified model. gi jika berkorelasi lebih dari 0.50 dan nilai gent validity. Maka konstruk akan dinilai
H4 :Kepatuhan Pengendalian Internal Dari berbagai pertimbangan maka pada t-statistik lebih dari nilai t-table (dengan dengan melihat koefisien regresi dan sig-
berpengaruh negatif terhadap Fraud penelitian ini penulis menggunakan meng- signifikan 0.05 dan T statistik > 1.654 un- nifikansi dari koefisien regresi tersebut.
di Sektor Pemerintahan gunakan alat analisis PLS. tuk uji one-tailed) maka validitasnya ting- Konstruk Sistem Pengendalian Internal
H5 :Budaya Etis Organisasi berpengaruh gi, jika kurang dari 0.50 maka validitasnya (SPI) dan Kepatuhan Pengendalian Internal
negatif terhadap Fraud di Sektor Pe- Hasil dan Pembahasan rendah. Nilai korelasi dapat dilihat dari ni- (KPI) diukur dengan menggunakan indika-
merintahan lai original sample estimate pada setiap in- tor formatif. Indikator yang menunjukkan
H6 :Komitmen organisasi berpengaruh Pada teknik analisa data menggu-
6 7
Ika Ruly Pristiyanti/ Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012) Ika Ruly Pristiyanti/ Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012)

t-statistic di atas nilai ±1,654 (untuk signi- Pengendalian Internal (SPI), Kepatuhan atakan dalam bentuk hipotesis alternatif se-
H2 = Keadilan prosedural berpengaruh
fikasi 0,05 uji one tailed) dinyatakan valid Pengendalian Internal (KPI), Budaya Etis bagai berikut : negatif terhadap fraud di sektor
untuk mengukur konstruk. Dari hasil uji Organisasi (BEO), dan Komitmen Organi- H1 = Keadilan distributif berpengaruh pemerintahan.
outer weight yang dilakukan diketahui bah- sasi (KO) sebesar 83,7 % sedangkan 16,3% negatif terhadap fraud di sektor Hipotesis kedua yang diajukan dalam
wa t-statistic dari semua indikator pemben- dijelaskan oleh variabel lain di luar yang pemerintahan. penelitian ini adalah bahwa keadilan pro-
tuk Sistem Pengendalian Internal (SPI) dan diteliti. Semakin besar angka R-square Hipotesis pertama yang diajukan da- sedural berpengaruh negatif terhadap fraud
Kepatuhan Pengendalian Internal (KPI) menunjukan semakin besar variabel inde- lam penelitian ini adalah bahwa keadilan di sektor pemerintahan. Artinya sema-
menunjukkan nilai di atas ±1,654. Dengan penden tersebut dapat menjelaskan varia- distributif berpengaruh negatif terhadap kin tinggi persepsi pegawai pemerintahan
demikian dapat disimpulkan bahwa semua bel dependen sehingga semakin baik persa- fraud di sektor pemerintahan. Artinya se- mengenai keadilan prosedur penggajian
indikator untuk konstruk Sistem Pengen- maan strukturalnya. makin tinggi persepsi pegawai mengenai dan kompensasi di suatu organisasi peme-
dalian Internal (SPI) dan Kepatuhan Pen- keadilan distributif dalam bentuk kom- rintah, maka hal ini akan memperkecil ter-
gendalian Internal (KPI) dinyatakan valid Pengujian Hipotesis pensasi di suatu pemerintahan, maka da- jadinya fraud di sektor pemerintahan. Dari
untuk mengukur konstruk tersebut. Pengujian hipotesis yang diajukan di- pat mengurangi terjadinya fraud di sektor hasil pengolahan data yang telah dilakukan
lakukan dengan pengujian model struktural pemerintahan. Namun hasil pengolahan menunjukan keadilan prosedural tidak ber-
Uji Inner Model (inner model) dengan melihat nilai R-squa- data menunjukan bahwa keadilan ditributif pengaruh terhadap fraud di sektor peme-
Pengujian inner model atau model re yang merupakan uji goodness-fit model. tidak mempunyai pengaruh terhadap fraud rintahan. Dengan demikian hipotesis kedua
struktural dilakukan untuk melihat hubun- Selain itu juga dengan melihat path coef- di sektor pemerintahan. Dengan demikian, (H2) ditolak. Hal ini sesuai dengan peneliti-
gan antar konstruk, nilai signifikansi dan ficients yang menunjukkan koefisien para- hasil pengujian menolak hipotesis pertama an Wilopo (2006) yang menemukan bahwa
R-square dari model penelitian. Model meter dan nilai signifikansi t statistik. Sig- (H1). kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh
struktural dievaluasi dengan menggunakan nifikansi parameter yang diestimasi dapat Hal tersebut terjadi karena fenome- signifikan terhadap kecenderungan fraud di
R-square untuk konstruk dependen, Stone- memberikan informasi mengenai hubungan na yang terjadi saat ini di Indonesia justru
sektor pemerintahan. Wilopo (2006) men-
Geisser test untuk predictive relevance dan antar variabel-variabel penelitian. Batas un- para koruptor itu sebagian besar mempuny- jelaskan bahwa hal ini disebabkan karena
uji t serta signifikansi koefisien parameter tuk menolak dan menerima hipotesis yang ai jabatan yang tinggi dan pastinya bergaji
di Indonesia baik bagi perusahaan maupun
jalur struktural. diajukan diatas adalah 1,654 untuk p<0.05; besar. Tindakan fraud tersebut tetap saja pemerintahan tidak ada sistem kompensasi
Dari hasil pengujian inner model 1,974 untuk p<0,025, dan 2.349 untuk dapat terjadi karena adanya faktor kesera-yang mendeskripsikan secara jelas hak dan
diketahui bahwa nilai R-square fraud di p<0.01. Tabel Uji Hipotesis berdasarkan kahan yang dimiliki oleh setiap individu kewajiban, ukuran prestasi dan kegagalan,
sektor pemerintahan (FRAUD) 0,837. Ni- Path Coefficient (Mean,STDEV,T-Values) (Bologna, 1993) dalam Soedarmo, dkk dalam mengelola organisasi serta ganjaran
lai R-square sebesar 0,837 memiliki arti berikut ini menyajikan output estimasi un- (2008) dan juga di miliki oleh pegawai di dan pinalti yang dapat menghindarkan or-
bahwa variabilitas konstruk fraud di sektor tuk pengujian model struktural. instansi pemerintahan. Adanya persepsi ganisasi dari kecenderungan kecurangan
pemerintahan yang dapat di jelaskan oleh bahwa manusia tidak pernah merasa puas, akuntansi. Selain itu juga dapat juga di
variabilitas konstruk Keadilan Distributif Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis memberikan asumsi bahwa adil atau tidak dasari atas faktor keserakahan (Bologna,
(KD), Keadilan Prosedural (KP), Sistem Hipotesis pertama penelitian ini diny- suatu keadilan distributif yang berkaitan 1993) dalam Soedarmo, dkk (2008) di-
dengan besarnya gaji yang diterima pega- mana dengan adil atau tidaknya keadilan
Tabel 1. Uji Hipotesis berdasarkan Path Coefficient (Mean,STDEV,T-Values) wai di suatu instansi pemerintahan, pega- prosedur penggajian, tetap saja Fraud di
wai akan tetap dapat melakukan tindakan sektor pemerintahan terjadi. Sehingga adil
Standard fraud. Sehingga keadilan distributif yang atau tidaknya keadilan prosedural yang di
Variabel Original Sample T Statistics Keputusan diukur dengan keadilan penggajian bukan-
Deviation dasarkan pada keadilan prosedur penggaji-
KD -> FRAUD -0,047 1,251 0,038 H1 ditolak lah menjadi alasan bagi para koruptor un- an di suatu instansi tidak menjadi jaminan
KP -> FRAUD -0,010 0,227 0,043 H2 ditolak tuk melakukan tindakan kecurangan. Dan untuk mencegah terjadinya fraud di sektor
dengan adanya keadilan distributif yang pemerintahan.
SPI -> FRAUD -0,225 3,942*** 0,057 H3 diterima
tinggi tidak menjadi jaminan untuk dapat Hipotesis ketiga penelitian ini
KPI -> FRAUD -0,302 3,545*** 0,085 H4 diterima
mencegah terjadinya fraud di sektor peme- dinyatakan dalam bentuk hipotesis
BEO -> FRAUD -0,295 4,893*** 0,060 H5 diterima rintahan. alternatif sebagai berikut :
KO -> FRAUD -0,159 3,164*** 0,050 H6 diterima
Keterangan: * signifikan pada p < 0.05; ** p < 0.025, dan *** p < 0.01
H3 = Sistem pengendalian internal ber-
Hipotesis kedua penelitian ini diny- pengaruh negatif terhadap fraud di
Sumber: Output PLS, 2012
atakan dalam bentuk hipotesis alternatif sektor pemerintahan.
sebagai berikut :
8 9
Ika Ruly Pristiyanti/ Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012) Ika Ruly Pristiyanti/ Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012)

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam yang telah dilakukan menunjukan bahwa tindakan fraud di sektor pemerintahan. Hal ini berarti semakin tinggi komitmen pega-
penelitian ini adalah sistem pengendalian kepatuhan pengendalian internal berpenga- ini berarti semakin tinggi budaya etis yang wai terhadap organisasi tempatnya bekerja
internal berpengaruh negatif terhadap fraud ruh negatif terhadap fraud di sektor peme- ada di lingkungan pemerintahan maka akan maka akan semakin rendah tingkat terja-
di sektor pemerintahan. Artinya semakin rintahan. Dengan demikian hipotesis keem- semakin rendah tingkat terjadinya fraud di dinya fraud di sektor pemerintahan. Dari
baik sistem pengendalian internal yang di- pat dapat diterima. sektor pemerintahan. Dari hasil pengola- hasil pengolahan data yang telah dilakukan
terapkan di suatu pemerintahan, maka akan Hal ini sesuai dengan penelitian yang han data yang telah dilakukan menunjukan menunjukan bahwa komitmen organisasi
semakin rendah tingkat terjadinya fraud dilakukan oleh Thoyyibatun (2009) yang bahwa budaya etis organisasi berpengaruh berpengaruh negatif terhadap fraud di sek-
di sektor pemerintahan. Berdasarkan hasil menemukan bahwa bahwa Internal Control negatif terhadap fraud di sektor pemerin- tor pemerintahan. Dengan demikian hipo-
pengolahan data menunjukan bahwa sistem Compliance berpengaruh negatif terhadap tahan. Dengan demikian hipotesis kelima tesis keenam dapat diterima.
pengendalian internal berpengaruh nega- Accounting Fraud Tendency. yang mene- dapat diterima. Valentine et al (2002) mengatakan
tif terhadap fraud di sektor pemerintahan. mukan bahwa semakin tinggi tingkat kepa- Hal ini sesuai dengan penelitian Su- bahwa lingkungan etis sangat berhubungan
Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) da- tuhan terhadap pengendalian internal maka listyowati (2007) yang menemukan hasil erat dengan komitmen organisasi . Dijelas-
pat diterima. akan semakin rendah tingkat terjadinya bahwa semakin baik kultur organisasi di kan lebih lanjut oleh Rae and Subramaniam
Hal ini sesuai dengan penelitian yang fraud di sektor pemerintahan. Seperti yang suatu pemerintahan maka akan semakin (2008) bahwa dalam suatu lingkungan yang
telah dilakukan Wilopo (2006) yang mene- dikatakan oleh Mulyadi (2008:198), selain rendah persepsi aparatur pemerintah men- lebih etis, karyawan akan cenderung men-
mukan bahwa semakin baik dan semakin adanya standar dan struktur pengendalian genai tindak korupsi. Dalam penelitiannya gikuti peraturan perusahaan dan peraturan-
efektif suatu pengendalian internal maka internal, juga diperlukan adanya efektivitas di jelaskan bahwa kultur organisasi yang peraturan tersebut akan menjadi perilaku
akan semakin rendah tingkat terjadinya pengendalian internal dalam mencapai tu- baik tidak akan membuka peluang sedikit- secara moral. Komitmen organisasi seca-
fraud di sektor pemerintahan. Hal ini men- juan tertentu yang diharapkan. Keefektifan pun bagi individu untuk melakukan korup- ra umum mengacu pada sikap-sikap dan
dukung pendapat Wilopo (2006) bahwa ini dapat diuji dengan dua macam penguji- si, karena kultur organisasi yang baik akan perasaan karyawan dihubungkan dengan
adanya suatu sistem pengendalian internal an yaitu dengan menguji adanya kepatuhan membentuk para pelaku organisasi mem- nilai-nilai dan cara perusahaan itu melaku-
bagi sebuah organisasi sangatlah penting, terhadap pengendalian internal, dan mengu- punyai sense of belonging (rasa ikut me- kan berbagai hal (Rae and Subramaniam,
antara lain untuk memberikan perlindun- ji tingkat kepatuhan terhadap pengendalian miliki) dan sense of identity (rasa bangga 2008). Dalam hal ini termasuk juga dalam
gan bagi entitas terhadap kelemahan manu- internal. Tanpa adanya kepatuhan terhadap sebagai bagian dari suatu organisasi). melakukan tindak kecurangan. Apabila
sia serta untuk mengurangi kemungkinan sistem pengendalian intern maka sistem Hal ini juga didukung dengan pen- pegawai di suatu organisasi mempunyai
kesalahan dan tindakan yang tidak sesuai tersebut tidak akan berguna secara efektif, elitian Wilopo (2006) yang menemukan komitmen organisasi yang tinggi terhadap
dengan peraturan, sehingga fraud dapat khususnya dalam pencegahan fraud. Maka adanya pengaruh positif perilaku tidak organisasinya tersebut hal ini dapat menu-
ditekan dengan adanya penerapan sistem diperlukan suatu partisipasi dari pegawai etis terhadap kecenderungan kecurangan runkan tingkat terjadinya Fraud di sektor
pengendalian internal yang baik dalam sua- atau karyawan serta pihak manajemen atau akuntansi. Wilopo (2006) menjelaskan pemerintahan. Maka semakin tinggi komit-
tu organisasi atau pemerintahan. atasan dalam mematuhi sistem pengenda- bahwa perusahaan dengan standar etika men organisasi maka akan semakin rendah
Hipotesis keempat penelitian ini lian intern yang ada, untuk menjamin kee- yang rendah akan memiliki resiko kecu- tingkat terjadinya fraud di sektor pemerin-
dinyatakan dalam bentuk hipotesis alterna- fektifan pengendalian internal. Jika suatu rangan akuntansi yang tinggi. Sehingga hal tahan.
tif sebagai berikut : pengendalian internal dilaksanakan secara ini mendukung penelitian ini yang menga-
H4 = Kepatuhan pengendalian inter- efektif, nilai-nilai etika akan diintegrasikan takan bahwa budaya etis organisasi yang Penutup
nal berpengaruh negatif terhadap dengan perilaku anggota organisasi sehing- tinggi dapat menurunkan resiko fraud di
fraud di sektor pemerintahan. ga munculnya perilaku yang tidak diingin- sektor pemerintahan. Berdasarkan hasil pengujian dan pemba-
Hipotesis keempat yang diajukan da- kan (tidak etis) dapat ditekan. (Thoyyiba- Hipotesis keenam penelitian ini diny- hasan di atas, maka dapat ditarik beberapa
lam penelitian ini adalah bahwa kepatuhan tun,2009). atakan dalam bentuk hipotesis alternatif se- kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh
pengendalian internal berpengaruh negatif Hipotesis kelima penelitian ini diny- bagai berikut : antara keadilan distributif terhadap fraud
terhadap tindakan fraud di sektor peme- atakan dalam bentuk hipotesis alternatif se- H6 = Komitmen organisasi berpengaruh di sektor pemerintahan, tidak terdapat pen-
rintahan. Hal ini berarti semakin tinggi bagai berikut : negatif terhadap fraud di sektor pe- garuh antara keadilan prosedural terhadap
kepatuhan pegawai di sektor pemerintahan H5 = Budaya etis organisasi berpenga- merintahan. fraud di sektor pemerintahan, terdapat pen-
terhadap sistem pengendalian internal yang ruh negatif terhadap fraud di sek- Hipotesis keenam yang diajukan da- garuh negatif antara sistem pengendalian
diterapkan maka akan semakin rendah tor pemerintahan. lam penelitian ini adalah bahwa komitmen internal terhadap fraud di sektor pemerinta-
tingkat fraud di sektor pemerintahan yang Hipotesis kelima yang diajukan da- organisasi berpengaruh negatif terhadap han, terdapat pengaruh negatif antara kepa-
dapat terjadi. Dari hasil pengolahan data lam penelitian ini adalah bahwa budaya etis tindakan fraud di sektor pemerintahan. Hal tuhan pengendalian internal terhadap fraud
organisasi berpengaruh negatif terhadap di sektor pemerintahan, terdapat pengaruh
10 11
Ika Ruly Pristiyanti/ Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012) Ika Ruly Pristiyanti/ Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012)

negatif antara budaya etis organisasi terha- Selemba Empat. Soepardi, Edi Mulyadi. 2010. Per- Valentine, Sean et al. 2002. Ethical con-
dap fraud di sektor pemerintahan, terdapat Jennifer M. George and Gareth R. Jones . an  BPKP   dalam   Penanganan  text, organizational commitment, and
pengaruh negatif antara komitmen organi- 2002. Organizational Behavior. New Kasus  Berindikasi   Korupsi Pen- person-organization fit. Journal of
sasi terhadap fraud di sektor pemerintahan. Jersey : Pearson Education, Inc. Up- gadaan Jasa   Konsultansi   Instansi  Business Ethics. Vol. 41 No. 4, pp.
Untuk penelitian selanjutnya di- per Saddle River, Pemerintah. Jakarta : BPKP. 349-61.
harapkan dapat memodifikasi variabel Lou, Yung- I, et al. 2009. Fraud Risk Fac- Sulistyowati, Firma. 2007. Pengaruh Wahyudi, Isa dan Sopanah. 2005. Analisis
keadilan distributif dan keadilan pro- tor Of The Fraud Triangle Assessing Kepuasan Gaji dan Kultur Organ- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
sedural dengan menambahkan indikator The Likelihood Of Fraudulent Finan- isasi Terhadap Persepsi Aparatur Korupsi Anggaran Pendapatan Be-
yang mengukur keadilan dari penilaian cial Reporting. Journal of Business Pemerintah Daerah tentang Tindak lanja Daerah (APBD) Di Malang
kinerja terhadap pegawai atau karyawan, & Economics Research : Volume 7, Korupsi.Yogyakarta: Universitas Raya. Gresik : Universitas Muham-
tidak sebatas untuk penilaian keadilan Number 2 Sanata Dharma. madiyah Gresik
kompensasi saja.Selain itu juga bisa di- Mulyadi. 2008. Auditing. Edisi Keenam. Thoyyibatun, Siti. 2009. Analysing The Wexley, Kenneth N dan Gary Yuki A. 2003.
lakukan penelitian terkait fraud di sektor Jakarta: Salemba Empat. Influence Of Internal Control Com- Perilaku Organisasi dan Psikologi
pemerintahan, dari segi persepsi auditor Nurjanah. 2008. Pengaruh Gaya Kepe- pliance And Compensation System Personalia. Ed.Shobaruddin. Jakarta
di BPK maupun BPKP,dan juga dapat di- mimpinan Dan Budaya Organisasi Against Unethical Behavior And Ac- : PT Rineka Cipta.
lakukan dengan pengambilan sampel yang Terhadap Komitmen Organisasi counting Fraud Tendency (Studies at Wilopo. 2006a. Analisis Faktor-Faktor
dilakukan pada kuota berdasarkan strata. Dalam Meningkatkan Kinerja Kary- State University in East Java. Palem- Yang Mempengaruhi Kecenderungan
awan (Studi Pada Biro Lingkup De- bang : Simposium Nasional Akun- Kecurangan Akuntansi. Simposium
partemen Pertanian). Thesis. Sema- tansi XII. Nasional Akuntansi IX.
DAFTAR PUSTAKA rang: Universitas Diponegoro. Tjahjono, Heru Kurnianto. 2010a. Hubun- ---------.2008b. Pengaruh Pengendalian
Rae, Kirsty and Nava Subramaniam. 2008. gan Budaya Organisasional, Keefek- Internal Birokrasi Pemerintah dan
Colquitt, Jason A. 2001. On the dimension- Quality Of Internal Control Proce- tifan Organisasional Dan Kepe- Pelaku Tidak Etis Birokrasi terhadap
ality of organizational justice: a con- dures Antecedents And Moderating mimpinan: Telaah Perspektif Untuk Kecurangan Akuntansi Di Pemerin-
struct validation of measure. Journal Effect On Organisational Justice And Riset. Yogyakarta : Universitas Mu- tah Persepsi Auditor Badan Pemer-
of Applied Psychology: 86(3): 386- Employee Fraud. Managerial Audit- hammadiyah Yogyakarta. iksa Keuangan. Jurnal Ventura Vol-
400. ing Journal Vol. 23 No. 2, 2008 pp. -----------. 2010b. Pengaruh Keadilan Or- ume 11 no. 1 April 2008.
Commitee on Sponsoring Organization 104-124. ganisasional Pada Perilaku Retaliasi Wirawan, Nata. 2007. Budaya dan Iklim
(COSO). 2004. Enterprise risk man- Republik Indonesia. Peraturan Pemerin- (Balas Dendam) Di Tempat Kerja. Organisasi. Jakarta : Salemba Empat.
agement – integrated framework. tah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Yogyakarta : Universitas Muham- Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009.
Committee of Sponsoring Organiza- Sistem Pengendalian Intern Pemer- madiyah Yogyakarta. Structural Equation Modeling den-
tions. intah. Tuanakotta, Theodorus M. 2007. Akuntansi gan Lisrel – PLS. Jakarta. Penerbit :
Fernanda, Desi. 2006. Etika Organisa- Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A. Forensik dan Audit Investigatif. Ja- Salemba.
si Pemerintah Modul Pendidikan 2008. Perilaku Organisasi Organiza- karta : Fakultas Ekonomi Universitas ---------. 2012. Reproduksi Koruptor Tiada
dan Pelatihan Golongan I dan II. tional Behavior. Jakarta : Salemba Indonesia. Henti. Dalam Suara Merdeka. No
Jakarta:Lembaga Administrasi Neg- Empat. Tunggal, Amin Widjaja. 2001. Audit Op- 320. Tahun 62. 9 Januari. Hal. 1 dan
ara Republik Indonesia. Riggio, Ronald E. 2000. Introduction to In- erasional (Suatu Pengantar), Har- 11.
Ghozali, Imam. 2011. Structural Equation dustrial/Organizational Psychology, varindo, Jakarta.
Modeling: Metode Alternatif dengan Third Edition. New Jersey : Printice
Partial Least Square (PLS). Edisi 3. Hall,Upper Saddle River
Semarang : Universitas Diponegoro. Riz. 2011. Indonesia Negara Terkorup di
Hall, James. 2007. Accounting Information Asia-Pasifik. http://metrotvnews.
System. Jakarta: Salemba Empat. com/read/news/2011/08/11/60962/
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2001. PERC-Indonesia-Negara-Terkorup-
Standar Profesional Akuntan Publik. di-Asia-Pasifik.(Diakses tanggal 26
Jakarta : Salemba Empat. November 2011, pukul 21.11)
Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2005. Soedarmo, dkk. 2008. Fraud Auditing. Ja-
Akuntansi Keperilakuan. Jakarta : karta : Pusdiklatwas BPKP.
12 13
Ika Ruly Pristiyanti/ Accounting Analysis Journal 1 (1) (2012)

14

Anda mungkin juga menyukai