Anda di halaman 1dari 19

PAGE \* M

ERGEFORMA
Pengantar BLUD
1 Pengertian dan Tujuan BLUD
A. Pengertian Badan Layanan Umum Daerah

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaa

n Negara, Pasal 68 dan pasal 69 menjadi awal penerapan Pengelo

laan keuangan BLUD. Kedua pasal ini mengatur bahwa instansi pe

merintah yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam memberi pel

ayanan kepada masyarakat. Pelaksanaan tugas ini dapat dilaksan

akan dengan menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleks

ibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2

018 tentang Badan Layanan Umum Daerah, Badan Layanan Umu

m Daerah yang selanjutnya disingkat dengan BLUD didefinisikan se

bagai sebuah sistem yang diterapkan oleh satuan kerja perangkat

daerah (SKPD) atau unit kerja pada perangkat daerah yang dala

m memberikan pelayanan kepada masyarakat diberikan fleksibilita

s dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari k

etentuan Pengelolaan Keuangan Daerah pada umumnya.

Fleksibilitas BLUD ini berupa keleluasaan dalam pola pengelolaa

n keuangannya dengan menerapkan praktek bisnis yang sehat da

n memperoleh pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuang

an negara pada umumnya. Fleksibilitas tersebut diberikan dalam ra

ngka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan

dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa.

Praktik bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organi

sasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rang

ka pemberian layanan yang bermutu, berkesinambungan dan ber


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
daya saing. Melalui pola pengelolaan keuangan seperti ini, BLUD di

harapkan dapat meningkatkan pelayanan pemerintah kepada m

asyarakat tanpa berfokus pada mencari keuntungan.

B. Tujuan

BLUD bertujuan untuk memberikan pelayanan umum seca

ra efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab.

Pengelolaan BLUD dilakukan berdasarkan kewenangan yang di

delegasikan oleh kepala daerah untuk membantu pencapaian t

ujuan pemerintah daerah.

2 Asas dan Dasar Hukum


A. Asas

Beberapa asas BLUD yang tercantum dalam PP Nomor 23 Tahun

2005:

1. BLUD beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/le

mbaga/pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layan

an umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenanga

n yang didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkut

an;

2. BLUD merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan k

ementerian negara/lembaga/ pemerintah daerah dan ka

renanya status hukum BLUD tidak terpisah dari kementeria

n negara/ lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi i

nduk.
PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
3. Menteri/Pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota ber

tanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelengg

araan pelayanan umum yang didelegasikannya kepada

BLUD dari segi manfaat layanan yang dihasilkan.

4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLUD bertanggung jawa

b atas pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum y

ang didelegasikan kepadanya oleh menteri/pimpinan lem

baga/gubernur/bupati/ wali kota.

5. BLUD menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutama

kan pencarian keuntungan.

6. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan da

n kinerja BLUD disusun dan disajikan sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta l

aporan keuangan dan kinerja kementerian negara/lemba

ga/OPD/pemerintah daerah.

7. BLUD mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan

dengan praktek bisnis yang sehat.

B. Dasar Hukum

Landasan hukum utama yang mendasari pembentukan dan o

perasional BLUD adalah:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Nega

ra.

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara.

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pen

gelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan D

aerah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaa

n Keuangan Badan Layanan Umum.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaa

n Keuangan Daerah.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Ak

untansi Pemerintah.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2012 tentang Perubahan

Pertama Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pe

ngelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang B

adan Layanan Umum Daerah.

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.06/2007 tentang Si

stem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pe

doman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Um

um.

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015 tentang P

ernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual.

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016 tentang Si

stem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umu

m.

3 Alasan Penerapan BLUD


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
Berikut ini adalah beberapa alasan utama yang menjadi dasar

SKPD atau Unit Kerja pada perangkat daerah untuk menerapkan si

stem pengelolaan keuangan BLUD.

1. Mempermudah prosedur yang sebelumnya berbelit dan rumit

2. Mengatasi keterbatasan dalam hal pendanaan

3. Mempermudah proses pengadaan barang dan jasa

4. Mempermudah dalam penyesuaian tarif layanan

5. Pelaksanaan kegiatan diatur dengan Peraturan Kepala Daerah

6. Efisiensi dan Efektifitas Anggaran

7. Meningkatkan pelayanan publik, daya saing dan pertumbuhan

ekonomi

8. Mempercepat respon terhadap kebutuhan masyarakat

9. Meningkatkan kesejahteraan karyawan (sistem remunerasi)

10. Mempermudah proses pengadaan SDM non ASN hanya cukup

dengan Persetujuan Pemimpin BLUD

4 Hak dan Kewajiban


Apabila suatu SKPD atau Unit Kerja pada perangkat daerah tela

h menerapkan sistem pengelolaan keuangan BLUD, maka ia memiliki h

ak dan kewajiban seperti berikut.

A. Hak

Hak-hak yang dimiliki oleh BLUD meliputi:

1. Fleksibilitas pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan

pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengada

an barang/jasa.

2. Mempekerjakan tenaga profesional non-PNS.


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
3. Pegawai BLU/BLUD berhak menerima imbalan jasa sesuai d

engan kontribusinya (remunerasi).

B. Kewajiban

SKPD atau Unit Kerja pada perangkat daerah telah menerap

kan sistem pengelolaan keuangan BLUD apabila sudah menjad

i BLUD, selain memiliki hak juga wajib melaksanakan kewajibann

ya. Beberapa kewajiban BLUD menurut Permendagri Nomor 79

Tahun 2018, adalah sebagai berikut :

1. BLUD berkewajiban meningkatkan kinerja pelayanan bagi m

asyarakat dengan memanfaatkan fleksiblilitas yang diberika

n.

2. BLUD berkewajiban meningkatkan kinerja keuangan agar ke

depannya mampu menghasilkan pengelolaan keuangan ya

ng baik.

3. BLUD berkewajiban menyusun laporan sebagai bentuk perta

nggungjawaban anggaran yang digunakan berupa laporan

keuangan, dan disertai dengan laporan kinerja yang berisika

n informasi pencapaian hasil dan keluaran BLUD.

5 Fleksibilitas BLUD
Untuk mendukung Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

dan unit kerja pada perangkat daerah dalam menerapkan prak

tik bisnis yang sehat maka diberikan keleluasan dalam pola pen

gelolaan keuangan guna meningkatkan pelayanan kepada ma

syarakat tanpa mencari keuntungan. Beberapa fleksibilitas BLUD


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018,

antara lain:

1. Pengelolaan Pendapatan BLUD

Fleksibilitas dalam pengelolaan pendapatan BLUD berupa

semua pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan dig

unakan langsung sepenuhnya untuk membiayai kegiatan,

sehingga tidak masuk Kas Daerah terlebih dahulu tetapi m

asuk ke rekening Kas BLUD.

Hal ini sangat terasa pada Rumah Sakit Daerah (RS

D), RSD yang belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuan

gan (PPK) BLUD mempunyai kewajiban menyetorkan langs

ung semua pendapatan ke Kas Daerah yang berarti pend

apatan itu tidak dapat digunakan langsung untuk membi

ayai kegiatannya.

Kita mungkin perlu merenung, apa yang akan terjad

i kalau RSD memerlukan obat dengan sangat segera bagi

pasiennya, sementara obat di RSD tersebut tidak mencuku

pi bahkan sudah habis. Kalau RSD tersebut belum menera

pkan PPK-BLUD maka pencairan dananya harus melalui m

ekanisme dalam APBD sebagaimana diatur dalam Peratur

an Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri N

omor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keua

ngan Daerah. Berapa lama sampai tersedianya obat-oba

tan tersebut ? Prosedurnya yang terlalu panjang dan lama

akan sangat mengganggu kegiatan dimana dalam hal ini


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
pelayanan yang langsung berkaitan dengan pasien RSD t

ersebut.

Beda halnya dengan RSD yang sudah menjadi BLUD

ia dapat langsung menggunakan semua dananya yang

ada di rekening Kas BLUD untuk belanja atau membiayai k

egiatannya.

Selain itu, dana yang bersumber dari APBD atau APB

N diberlakukan sebagai pendapatan BLUD dan APBD juga

merupakan kewajiban Pemerintah Daerah. Hal ini mempu

nyai makna bahwa BLUD yang telah memberi jasa layana

n pada masyarakat, namun Pemerintah (melalui APBN) at

au Pemerintah Daerah (melalui APBD) yang membayar un

tuk jasa layanan tersebut. dengan kata lain Pemerintah D

aerah membeli jasa layanan yang telah diberikan oleh BL

UD.

2. Belanja (Biaya)

Fleksibilitas dalam mekanisme belanja hanya dapat dilaks

anakan terhadap belanja BLUD yang bersumber dari pen

dapatan BLUD (Non APBD) yakni pendapatan dari jasa lay

anan, hibah tidak terikat, hasil kerjasama dengan pihak lai

n, dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah.

Belanja BLUD dengan mempertimbangkan volume

kegiatan pelayanan dan jika melampaui ambang batas y

ang telah ditetapkan maka dapat dilakukan dengan men

dapatkan persetujuan dari Kepala Daerah. Dengan kata l

ain BLUD boleh melampaui pagu yang telah ditetapkan ( fl

exsible budget) sepanjang pendapatan atau belanjanya


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
bertambah atau berkurang dan disesuaikan dengan peru

bahan pendapatan dan belanja yang tercantum dalam

ambang batas RBA dan DPA yang telah ditetapkan secar

a definitif.

3. Pengadaan barang dan jasa

BLUD diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian

atau seluruhnya dari ketentuan peraturan perundang-und

angan mengenai pengadaan barang dan/atau jasa yaitu

dikecualikan dari Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018

Tentang Pengadaan barang dan jasa Pemerintah. Hal ini

guna mempercepat pelayanan yang diberikan. Namun te

tap dengan prinsip efisien, efektif, transparan, bersaing, tid

ak diskriminatif, akuntabel dan praktek bisnis yang sehat. Fl

eksibiltas pengadaan barang dan jasa BLUD bergantung

dari sumber dananya seperti dibawah ini :

● Pengadaan barang dan jasa pada BLUD yang bers

umber dari pendapatan layanan yang diberikan ke

masyarakat atau bukan dari sumber dana terikat se

perti dana APBD harus diatur dengan Peraturan kep

ala daerah.

● Sedangkan pengadaan barang dan jasa pada BLU

D yang bersumber dari dana terikat (APBD) harus tet

ap dilaksanakan berdasarkan ketentuan Perundan

g-undangan pengadaan barang dan atau jasa pe

merintah.

● Dan pengadaan barang dan jasa yang dananya b

erasal dari hibah terikat dilakukan sesuai dengan ke


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
bijakan pengadaan dari pemberi hibah atau Peratu

ran Kepala Daerah sepanjang disetujui pemberi hib

ah.

4. Utang/Piutang, Investasi dan Kerjasama

BLUD dapat melakukan utang jangka pendek, utang jang

ka panjang, dan piutang yang harus mendapat persetuju

an dari kepala daerah selama itu masih berhubungan den

gan kegiatan operasional BLUD dan diatur dengan Peratur

an Kepala Daerah terlebih dahulu. BLUD melakukan utang

/piutang, investasi jangka panjang, dan kerjasama harus d

engan persetujuan Kepala Daerah.

5. Pengelolaan pegawai BLUD

Kriteria pengelola dan pegawai BLUD boleh Pegawai Neg

eri Sipil (PNS) atau Non PNS. Pegawai Non PNS diperlukan s

epanjang BLUD yang bersangkutan sangat membutuhkan

dan dalam rangka peningkatan pelayanan. Namun untuk

pejabat keuangan dan bendahara wajib dijabat oleh PNS

sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79

Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.

6. Dewan Pengawas

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tent

ang Dewan Pengawas Badan Layanan Umum disebutkan

bahwa Dewan Pengawas dapat berjumlah 3(tiga) orang

kalau nilai asetnya sebesar 75 (tujuh puluh lima) miliar rupi

ah sampai dengan 200 (dua ratus) miliar rupiah, atau nilai

omsetnya antara 15 (lima belas) miliar sampai dengan 30

(tiga puluh) miliar rupiah setahun. Sementara itu, Dewan P


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
engawas dapat berjumlah antara 3 (tiga) atau 5 (lima) or

ang kalau nilai asetnya diatas 200 (dua ratus) miliar rupiah

atau nilai omsetnya di atas 30 milyar rupiah setahun.

Lalu siapa yang berhak menjadi Dewan Pengawas ? Untu

k BLUD-SKPD adalah Sekretaris Daerah, Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah dan Tenaga Ahli. Sedangkan BLUD Unit

Kerja, terdiri dari Kepala SKPD induk, Pejabat Pengelola Ke

uangan Daerah, dan Tenaga Ahli. Dewan Pengawas dibe

ntuk oleh Kepala Daerah. Dewan pengawas bertugas mel

akukan pengawasan dan memantau perkembangan kegi

atan BLUD serta melaporkan kepada Kepala Daerah tent

ang kinerja BLUD.

7. Remunerasi

Pejabat Pengelola BLUD, dewan pengawas, sekretaris de

wan pengawas dan pegawai BLUD dapat diberikan remu

nerasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan tuntuta

n profesionalisme yang diperlukan. Remunerasi berdasarka

n usulan yang disampaikan oleh Pemimpin BLUD dengan

mempertimbangkan prinsip proporsionalitas, kesetaraan, k

epatutan, kewajaran dan kinerja. Selain itu juga dapat me

mperhatikan indeks harga daerah/wilayah dan ditetapka

n dengan Peraturan Kepala Daerah.

Besaran remunerasi dapat dihitung berdasarkan indi

kator penilaian antara lain: (1) pengalaman dan masa kerj

a (basic index); (2) keterampilan, ilmu pengetahuan dan p

erilaku (competency index); (3) resiko kerja (risk index); (4)

tingkat kegawatdaruratan (emergency index); (5) jabatan


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
yang disandang (position index); dan (6) hasil/capaian kin

erja (performance index).

8. Penetapan tarif BLUD

Ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah karena untu

k mempercepat proses penetapan dan efisiensi biaya. Na

mun demikian, penetapan tarif harus mempertimbangkan

kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masy

arakat, serta kompetisi yang sehat. Selain itu, Kepala Daer

ah dapat membentuk tim untuk mengkaji kelayakan besar

an tarif yang akan ditetapkan, yaitu dengan melibatkan p

embina teknis, pembina keuangan, unsur perguruan tinggi

dan lembaga profesi. Penetapan tarif pada BLUD mestiny

a berdasarkan unit cost. Untuk itu, perlu dipahami oleh jaja

ran pemerintah daerah, bahwa SKPD atau Unit Kerja yang

sudah menerapkan PPK-BLUD, kewajiban pemerintah daer

ah dalam hal ini APBD masih tetap diperlukan dalam meni

ngkatkan pelayanannya. Karena pendapatan BLUD itu mi

nimal sama dengan belanja/biayanya.

9. SiLPA dan Defisit

SiLPA BLUD dan Defisit Anggaran harus diatur dalam Perat

uran Kepala Daerah. Silpa dapat digunakan langsung dal

am tahun anggaran berikutnya, kecuali atas perintah Kep

ala Daerah harus disetorkan sebagian atau seluruhnya ke

kas daerah dengan mempertimbangkan posisi likuiditas d

an rencana pengeluaran BLUD.

Pemanfaatan SiLPA dalam tahun anggaran berikutn

ya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
atau untuk membiayai program dan kegiatan BLUD apabil

a dalam kondisi mendesak dapat dilaksanakan mendahul

ui P-APBD sepanjang sudah diatur dalam Peraturan Kepal

a Daerah dan tercantum dalam RBA/DPA BLUD.

Defisit anggaran BLUD merupakan selisih kurang ant

ara pendapatan dengan belanja BLUD. Dalam hal angga

ran BLUD diperkirakan defisit, ditetapkan pembiayaan unt

uk menutupi defisit tersebut antara lain dapat bersumber

dari SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya dan penerimaan

pinjaman.

6 Syarat BLUD
untuk menerapkan PPK-BLUD suatu SKPD atau UPT harus m
emenuhi persyaratan diantaranya:

1. Syarat Substantif

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 79 Tahun 2018

pasal 30 menyatakan bahwa persyaratan substantif akan

terpenuhi apabila tugas dan fungsi UPT atau Unit Pelaksan

a Teknis yang bersifat operasional dalam menyelenggarak

an pelayanan umum yang menghasilkan semi barang ata

u jasa publik terpenuhi.

Layanan umum sebagaimana yang dimaksud dala

m Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 79 Tahun 2018 pas

al 30, berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :

a. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum unt

uk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan ma


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
syarakat, misalnya pelayanan kesehatan, penyelengg

ara pendidikan, pelayanan penelitian, dan pengujian s

eperti laboratorium pengujian milik daerah,

b. Pengelolaan dana khusus untuk meningkatkan ekono

mi dan/atau layanan kepada masyarakat, misalnya un

it dana bergulir usaha kecil dan menengah, pengelola

pinjaman, dan pengelola dana pengembangan untu

k pendidikan,

c. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan m

eningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan

umum, misalnya instansi pengelola wilayah atau kawas

an milik daerah.

Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum

oleh BLUD sebagaimana dimaksud diatas tidak termasuk p

enyediaan jasa layanan umum yang berkaitan dengan p

ajak daerah, retribusi daerah, layanan pembuatan Kartu T

anda Penduduk (KTP), layanan pemberian izin mendirikan

bangunan (IMB), dan yang merupakan kewenangan pem

erintah daerah, karena sudah menjadi kewajibannya berd

asarkan peraturan undang-undang.

2. Syarat Teknis

Persyaratan teknis dapat terpenuhi apabila:

a. Karakteristik tugas dan fungsi UPT dalam memberikan p

elayanan lebih layak apabila dikelola dengan menera

pkan BLUD, sehingga dapat meningkatkan pencapaia


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
n target keberhasilan. Dalam arti, UPT memiliki potensi u

ntuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan seca

ra efektif, efisien, dan produktif. Selain itu, UPT dikataka

n layak menjadi BLUD jika memiliki spesifikasi teknis yan

g terkait langsung dengan layanan umum kepada ma

syarakat.

b. Berpotensi meningkatkan pelayanan kepada masyara

kat dan kinerja keuangan apabila dikelola dengan me

nerapkan BLUD. UPT dinyatakan berpotensi meningkatk

an pelayanan kepada masyarakat dan kinerja keuang

an jika di dalamnya meliputi perkiraan rencana penge

mbangan yang dilihat, misalnya dari peningkatan atau

diversifikasi unit layanan, jumlah konsumen dan tingkat

kepuasan konsumen. UPT juga harus memiliki rencana

peningkatan pendapatan dalam beberapa tahun yan

g akan datang dengan ditetapkannya menjadi BLUD.

3. Syarat Administratif

Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang akan menjadi BLUD harus

memenuhi beberapa persyaratan administrasi sesuai yang

tercantum di Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 79 Tahu

n 2018. Persyaratan administrasi akan terpenuhi apabila U

PT terkait membuat dan melampirkan dokumen yang meli

puti :

a. Surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatka

n kinerja;
PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
b. Pola tata kelola;

c. Rencana Strategis (Renstra);

d. Standar Pelayanan Minimal (SPM);

e. Laporan keuangan atau prognosis/proyeksi keuang

an; dan

f. Laporan audit terakhir atau surat pernyataan bersed

ia untuk diaudit oleh lembaga independen.

7 Mekanisme Pengajuan Penerapan


BLUD
Adapun mekanisme pengajuan penerapan BLUD sebagai

berikut:

1. menyusun dokumen administratif untuk menerapkan PPK-B

LUD sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 79 Ta

hun 2018;

2. mengajukan permohonan ke Kepala Daerah disertai deng

an dokumen administratif yang telah disusun sebagaiman

a nomor 1;

3. membentuk Tim Penilai oleh Kepala Daerah;

4. tim Penilai melakukan penilaian pengajuan penerapan BL

UD;

5. tim penilai membuat surat rekomendasi kepada Kepala D

aerah apakah usulan untuk menerapkan PPK-BLUD diterim

a/ditolak;
PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
6. apabila ditolak, dokumen administratif yang disampaikan

kepada kepala daerah dikembalikan kepada Kepala UPT;

7. apabila diterima, Kepala Daerah mengeluarkan Surat Kep

utusan Kepala Daerah;

8. Mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Daerah sebagaim

ana Nomor 7, disampaikan kepada pimpinan DPRD, palin

g lama 1 (satu) bulan setelah tanggal penetapan BLUD.

9. Menerapkan keputusan BLUD.

8 Perbedaan Sebelum dan Sesudah m


enerapkan PPK-BLUD
SKPD dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang akan menjadi B

LUD perlu memahami dan mengerti perbedaan yang mendasar

antara UPT sebelum menjadi BLUD dan yang sudah menjadi BLU

D. Berikut adalah tabel rincian perbedaan SKPD/UPT yang sudah

menjadi BLUD dan yang belum menjadi BLUD:

Tabel 1.0
Perbedaan Sebelum dan Setelah BLUD

Kriteria Sebelum BLUD Setelah BLUD


Fleksibilitas Tidak memiliki fleksibilita a. Pendapatan, BLUD dapat digu

s dalam pengelolaan k nakan sesuai rencana bisnis da

euangan n anggaran tanpa terlebih dah

ulu di setor kepada daerah.

b. Anggaran belanja fleksibel, ad

a ambang batas yang diperke

nankan dan belanja dapat ber


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
geser selama tidak melebihi pa

gu per jenis belanja.

c. Menyusun anggaran atau yang

disebut dengan Rencana Bisnis

dan Anggaran (RBA). Kemudia

n RBA diklasifikasikan kedalam j

enis belanja, yaitu belanja peg

awai; barang dan jasa; belanja

modal.

d. Pemimpin BLUD sebagai Kuasa

Pengguna Anggaran dana BLU

D.

e. SiLPA dapat digunakan untyuk t

ahun anggaran berikutnya.


Pegawai PNS dan tenaga kontra Selain PNS dan tenaga kontrak, d

k apat mempekerjakan tenaga pro

fesional non PNS


Remunerasi Remunerasi berdasarka Pejabat pengelola, dewan peng

n peraturan dari daera awas (jika ada), dan pegawai BL

h atau pusat UD dapat diberikan remunerasi b

erdasarkan tingkat tanggung jaw

ab dan tuntutan profesionalisme y

ang diperlukan.

8 Contoh SKPD dan UPT yang dapat


menerapkan PPK-BLUD
SKPD dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dapat menera

pkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD antara lain:

● Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

● UPT sektor Wisata


PAGE \* M
ERGEFORMA
Pengantar BLUD
● UPT Transportasi

● UPT Pengolahan Sampah

● Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN)

● Unit Pengelolaan Dana Bergulir (UPDB)

● Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

● Puskesmas

● UPT Parkir

Anda mungkin juga menyukai