Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan Reforma Agraria merupakan upaya untuk menata kembali

hubungan antar masyarakat dengan tanah menyangkut penguasaan, kepemilikan,

penggunaan dan pemanfaatan permukaan bumi yang berkeadilan.

Reforma Agraria merupakan tugas pemerintah yang harus dilaksanakan

oleh kementrian/lembaga terkait. Kelembagaan penyelenggara Reforma Agraria

dibentuk di tingkat Pusat dan Daerah, terdiri dari Tim Reforma Agraria Nasional,

Gugus Tugas Reforma Agraria Pusat, Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi dan

Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota.

Selanjutnya Susunan keanggotaan Gugus Tugas Reforma Agraria Kota di

tetapkan oleh Walikota. Untuk pembentukan Tim Gugus Tugas Reforma Agraria

Kota Kendari sendiri berdasarkan surat keputusan Walikota Kota Kendari Nomor

238 Tahun 2020 yang ditetapkan di Kendari pada tanggal 11 Maret 2020 oleh

Walikota Kota Kendari H. Sulkarnain K.

Dalam melaksanakan tugasnya Gugus Tugas Reforma Agraria Kota

dibantu oleh Tim Pelaksana Harian GTRA Kota. Susunan Tim Pelaksana Harian

GTRA Kota ini ditetapkan oleh Kepala Kantor BPN Kota selaku Ketua Pelaksana

Harian GTRA Kota per tanggal 11 Maret 2020 Nomor : 35/SK-

74.71.100.UP.02.03/III/2020 Tentang Tim Pelaksana Harian Gugus Tugas

Reforma Agraria Kota Kendari Tahun Anggaran 2020, dan Tim Konsultan GTRA

sendiri masuk dalam keanggotaan bagian Gugus Tugas Reforma Agraria Kota.

1
Adapun penunjukkan Konsultan perorangan bertugas membantu

melaksanakan pekerjaan dan tugas – tugas Tim Gugus Tugas Reforma Agraria

termasuk membantu kegiatan di lapangan dengan biaya perjalanan Dinas dalam

DIPA Gugus Tugas Reforma Agraria.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari laporan bulanan Tim GTRA ini adalah sebagai

informasi mengenai kegiatan - kegiatan yang sudah dilakukan selama periode

bulan berjalan untuk mendukung kegiatan tahap selanjutnya sehingga

penyelenggraannya sesuai dengan prosedur/Juknis.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang diatur dalam pedoman teknis implementasi

pelaksanaan Reforma Agraria yang dilakukan oleh Gugus Tugas Reforma Agraria

di tingkat Provinsi/Kota/Kabupaten.

D. Output dan Manfaat

Hasil yang telah kami kerjakan berupa Rapat Persiapan dan Perencanaan

Tim Pelaksana Harian dan sosialisasi keberadaan Tim GTRA. Manfaat Sebagai

informasi dan evaluasi untuk kelancaran program kerja selanjutnya agar

membantu kelancaran persiapan menuju pelaksanaan Rakorda dan pelatihan

teknis 2020.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA KENDARI

A. Keadaan Geografis

Kota Kendari terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 1995 yang disyahkan pada tanggal 3 Agustus 1995 dengan status

Kotamadya Daerah Tk. II Kendari. Wilayah Kota Kendari dengan ibu kotanya

Kendari dan sekaligus juga sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara secara

geografis terletak di bagian Selatan Garis Khatulistiwa berada di antara 3° 54`

30``- 4° 3` 11`` Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara

122°23`- 122°39` Bujur Timur.

Secara administratif, Kota Kendari memiliki batas wilayah sebagai

berikut:

- Sebelah Utara : Kabupaten Konawe

- Sebelah Selatan : Kabupaten Konawe Selatan & Laut Banda

- Sebelah Timur : Laut Kendari

- Sebelah Barat : Kabupaten Konawe Selatan

Topografi wilayah Kota Kendari pada dasarnya bervariasi antara datar dan

berbukit, daerah datar yang terdapat di bagian barat dan selatan Teluk Kendari.

Kecamatan Kendari yang terletak di sebelah utara teluk sebagian besar terdiri dari

perbukitan (Pegunungan Nipa-nipa) dengan ketinggian mencapai ± 459 m dari

garis pantai sedangkan ke arah selatan tingkat kemiringan antara 4 persen sampai

30 persen. Sedangkan bagian barat (Kecamatan Mandonga) dan selatan kota

3
(Kecamatan Poasia) terdiri dari daerah perbukitan bergelombang rendah dengan

kemiringan ke arah Teluk Kendari.

Wilayah Kota Kendari terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi.

Wilayah daratannya sebagian besar terdapat di daratan Pulau Sulawesi

mengelilingi Teluk Kendari dan terdapat satu pulau yaitu Pulau Bungkutoko. Luas

wilayah daratan Kota Kendari 295,89 Km2 atau 0,70 persen dari luas daratan

Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas wilayah menurut Kecamatan sangat beragam,

Kecamatan Baruga merupakan wilayah kecamatan yang paling luas, kemudian

menyusul Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Abeli, Kecamatan Poasia, Kecamatan

Kambu, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Kendari,

Kecamatan Wua-Wua, dan Kecamatan Kadia. Untuk lebih jelasnya sebagaimana

pada Tabel 4.1.

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Kendari Dirinci Berdasarkan Kecamatan Tahun
2020
Luas Wilayah Persentase
No Kecamatan Kelurahan
(Km2) (%)
1. Kendari 1. Purirano 2,32 16,33
2. Mata 2,95 20,76
3. Gunungjati 1,55 10,91
4. Jati Mekar 1,63 11,47
5. Mangga Dua 4,32 30,40
6. Kasilampe 0,83 5,84
7. Kampung Salo 0,13 0,91
8. Kendari Caddi 0,23 1,62
9. Kandai 0,25 1,76
2. Kendari Barat 1. Dapu-Dapura 0,57 2,54
2. Sanua 2,2 9,82
3. Sodohoa 2,19 9,77
4. Benu-Benua 1,75 7,81
5. Punggaloba 3,06 13,65
6. Tipulu 3,72 16,60
7. Lahundape 1,36 6,07
8. Watu-Watu 2,15 9,59
9. Kemaraya 5,41 24,14
3. Mandonga 1. Wawombalata 6,01 25,76
2. Alolama 1,33 5,70

4
Luas Wilayah Persentase
No Kecamatan Kelurahan
(Km2) (%)
3. Labibia 11,15 47,79
4. Mandonga 1,51 6,47
5. Korumba 2,26 9,69
6. Anggilowu 1,07 4,59
4. Puuwatu 1. Watulondo 12,73 27,80
2. Tobuuha 3,40 7,43
3. Punggolaka 5,14 11,23
4. Puuwatu 11,73 25,62
5. Abeli Dalam 6,52 14,24
6. Lalodati 6,27 13,69
5. Wua-Wua 1. Wua-Wua 2,43 24,97
2. Bonggoeya 2,64 27,13
3. Mataiwoi 2,20 22,61
4. Anawai 2,66 25,28
6. Kadia 1. Kadia 1,91 25,10
2. Bende 1,75 23,00
3. Pondambea 1,50 19,71
4. Wowawanggu 1,45 19,05
5. Anaiwoi 1,00 13,14
7. Baruga 1. Lepo-Lepo 10,67 21,71
2. Baruga 19,67 40,02
3. Watubangga 15,27 31,07
4. Wundudopi 3,54 7,20
8. Kambu 1. Kambu 4,92 23,24
2. Lalolara 2,37 11,20
3. Padaleu 2,75 12,99
4. Mokoau 11,13 52,57
9. Poasia 1. Matabubu 6,81 12,27
2. Rahandouna 16,57 29,26
3. Andounohu 15,89 28,63
4. Anggoeya 16,24 29,26
5. Wundumbatu - -
10. Abeli 1. Abeli 2,14 4,56
2. Puday 2,44 5,19
3. Benua Nirae 5,94 12,64
4. Lapulu 2,59 5,51
5. Anggalomelai 3,36 7,15
6. Poasia 1,99 4,24
7. Talia 1,6 3,41
11. Nambo 1. Tobimeita 6,29 13,39
2. Petoaha 3,34 7,11
3. Nambo 5,84 12,43
4. Bungkutoko 2,64 5,62
5. Tondonggeu 2,92 6,22
6. Sambuli 5,89 12,54
Jumlah 11 Kecamatan dan 65 Kel. 295,89 100
(TOTAL)
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Kendari, Kota Kendari Dalam Angka 2020

5
B. Topografi

Kota Kendari sebagian besar kondisi alamnya berbentuk datar hingga

berbukit dan disamping itu juga terdapat sebagian wilayah yang kondisi

topografinya berada pada kemiringan yang cukup tinggi dan memiliki ketinggian

0 – 100 m diatas permukaan laut (dpl), dengan kemiringan lereng 0 – 40 % keatas,

dengan bentuk permukaan datar, bergelombang dan berbukit.

Bagian wilayah Kota Kendari dengan ketinggian 100 m diatas permukaan

laut (dpl) dan kemiringan antara 25 % - 40 % terletak dibagian utara kota mulai

dari garis pantai sebelah utara sampai perbatasan Kota Kendari dengan

Kecamatan Sampara atau sepanjang bentang bagian tengah Kelurahan Purirano

sampai Kelurahan Labibia membentuk deretan bukit-bukit yang dikenal dengan

pegunungan Nipa-Nipa yang merupakan bagian dari kawasan Hutan Raya

Murhum juga merupakan Kawasan Lindung Kota Kendari.

Untuk ketinggian sampai 100 m dpl dengan kemiringan mencapai 25 %

sampai dengan 40 % terdapat di Kecamatan Poasia sampai perbatasan Kota

Kendari dengan Kecamatan Konda serta Kecamatan Moramo. Selain tersebut

diatas Kota Kendari terdapat daerah dengan ketinggian 0 m dpl sampai 50 m dpl

dengan kemiringasn pariatif antara 0 % - 3 %, 3 % - 8 % dan antara 8 % - 15 %

serta antara 15 % sampai dengan 25 %. Kondisi ini terdapat di pertengahan Kota

Kendari. Daerah datar terdapat dibagian pusat Kota Kendari sampai kearah Teluk

Kendari, sedangkan bagian daerah lainnya memiliki bentuk permukaan

bergelombang dengan kemiringan lereng antara 8 % - 15 % dan 15 % - 25 %.

C. Hidrologi

6
Keberadaan beberapa aliran sungai di Kota Kendari yang bersumber dari

Pegunungan Nipa-Nipa dan Pegunungan Nanga-Nanga merupakan potensi yang

besar untuk kebutuhan penduduk sehari-hari. Hidrologi air permukaan di wilayah

Kota Kendari dipengaruhi oleh sungai besar dan kecil, antara lain Sungai Wanggu

(Sungai Lepo-Lepo) dengan debit 7,487 ltr/dtk, Sungai Tipulu (0,140 ltr/dtk),

Sungai Mandonga (0,214 ltr/dtk), dan Sungai Sodoha (0,198 ltr/dtk), yang

kesemuanya bermuara ke Teluk kendari. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai

saluran pembuangan air hujan / drainase kota. Untuk kebutuhan pengolahan air

bersih, selama ini dilayani oleh PDAM yang menggunakan air baku dari Kali

Pohara.

Sungai besar yang melintasi Kota Kendari adalah Sungai Wanggu dengan

mata air dari Pegunungan Nanga-Nanga. Sungai Wanggu ini membentang dari

Barat Daya di pegunungan Watu ke arah Utara dan bermuara di Teluk Kendari.

Panjang Sungai Wanggu dari hulu sampai ke muara sekitar 75 km. Sungai –

sungai yang mengalir di Wilayah Kota Kendari beserta debit rata – ratanya adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.2 Sungai-sungai di Wilayah Kota Kondari dan Debit Tersedianya Tahun 2020
No Nama Sungai Panjang Debit Potensi Pemanfaataan
(Km) (Liter/detik)
1 Wanggu 17,0 7,487 Pertanian, tambak,
transportasi lokal
2 Lasolo 6,52 0,22 Air bersih masyarakat,
pertanian
3 Kampung Salo 4,70 0,23 Rumah tangga
4 Mandonga 7,90 0,214 Rumah tangga
5 Kambu 15,01 - Rumah tangga, pertanian
6 Kadia 10,39 - -
7 Abeli 10,10 - Air bersih PDAM, Rumah
tangga
8 Abeli Dalam 6,55 - Air bersih masyarakat
9 Amarilis 2,30 0,17 Pertanian
10 Lepo – lepo 8,91 - -

7
No Nama Sungai Panjang Debit Potensi Pemanfaataan
(Km) (Liter/detik)
11 Watu – watu 2,33 0,35 Air bersih masyarakat
12 Nanga - nanga 5,54 - Air baku PDAM,
Pertanian
13 Mokoau 6,43 - -
14 Lahundape 4,68 0,46 Air bersih masyarakat
15 Punggaloba 4,01 0,24 Air bersih
16 Lemo 4,21 - Air bersih masyarakat,
pertanian
17 Lalonggori 4,41 - -
18 Mata 2,60 0,08 Air bersih masyarakat
19 Watubangga 3,41 - Pertanian
20 Wua - wua 4,76 - -
21 Benu – benua 2,91 0,43 Air bersih
22 Korumba 5,56 - -
Jumlah 144,64 7.489,394
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Kendari, Kota Kendari Dalam Angka 2020

Dengan kondisi dan karakteristik wilayah Kota Kendari yang demikian,

maka kota Kendari diidentifikasi memiliki potensi sungai tanah dangkal dan

sungai tanah dalam. Uraian lebih rinci mengenai potensi air tanah Kota Kendari

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Potensi air tanah dangkal

a. Daerah rawan pasang surut

b. Kedalaman air tanah kurang dari 3 meter dengan debit kurang dari 5 liter

c. Kedalaman air tanah antara 3 sampai 10 meter dengan debit antara 3 liter

perdetik.

2. Potensi air tanah dalam diklasifikasi berikut:

a. Potensi akuifer sangat rendah dengan debit (Q) kurang dari 1 liter/detik

b. Potensi akuifer rendah setempat dengan debit (Q) 1 liter/detik

c. Potensi akuifer rendah sampai sedang dnegan debit (Q) antara 1 sampai

3/detik

8
d. Potensi akuifer sedang sampai tinggi dengan parameter debit air (Q) antara

3 sampai 5 liter/detik.

D. Kondisi Kependudukan

1. Sebaran dan Kepadatan Penduduk

Data tentang kependudukan merupakan data pokok yang sangat diperlukan

dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Keadaan ini disebabkan karena

penduduk berperan sebagai subyek dan obyek perencanaan. Fungsi penduduk

sebagai subyek perencanaan adalah penduduk merupakan pelaku tunggal dari

sebuah pembangunan. Fungsi penduduk sebagai obyek perencanaan mengandung

arti bahwa penduduk merupakan target dan sasaran pembangunan. Kedua fungsi

tersebut perlu dilakukan secara seimbang agar tujuan pembangunan yang

diharapkan dapat tercapai

Tingkat kepadatan penduduk di Kota Kendari yang terdiri atas 11 (sebelas)

wilayah kecamatan dan 64 (enam puluh empat) kelurahan dinyatakan masih relatif

rendah. Untuk tahun 2016 jumlah penduduk sebesar 359.371 jiwa dengan luas

wilayah 29.589 hektar dengan rata-rata kepadatan penduduk sebesar 12 jiwa/ha

dengan penyebaran yang tidak merata pada hampir semua wilayah. Tingkat

kepadatan yang cukup tinggi terbesar terdapat di Kecamatan Kadia yaitu sebesar

64 jiwa/ha, disusul oleh Kecamatan Wua-wua dengan tingkat kepadatan mencapai

31 jiwa/ha. Sementara Kecamatan yang mempunyai tingkat kepadatan terendah

terdapat pada Kecamatan Nambo yang mencapai 4 jiwa/ha dan Kecamatan

Baruga dan Poasia yang mencapai 6 jiwa/ha. Penyebab kepadatan yang tinggi

dikarenakan luas lahan tidak sebanding dengan jumlah penduduk dan juga

9
aktifitas atau fungsi kawasan yang merupakan pusat kegiatan perdagangan dan

jasa. Sementara untuk penyebab kepadatan rendah, disamping kawasan yang

menjadi wilayah pemekaran, juga luas lahan yang besar namun jumlah

penduduknya masih sedikit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagaimana pada

tabel berikut:

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk, Kepadatan dan Distribusi Penduduk Kota Kendari
Tahun 2018
Tahun 2018
Luas Jumlah Distribusi
No Kecamatan Kepadatan
(ha) Penduduk Penduduk
(Jiwa/ha)
(jiwa) (%)

1 Mandonga 2.333 47.596 2.189 12,47

2 Kendari 1.421 33.636 2.323 8,81

3 Baruga 4.925 25.490 516 6,68

4 Poasia 5.551 32.872 766 8,61

5 Kendari Barat 2.241 56.499 2.675 14,80

6 Wua-wua 973 32.122 2.977 8,42

7 Kadia 761 51.650 7.971 13,53

8 Puuwatu 4.579 36.520 839 9,57

9 Kambu 2.117 35.713 1.616 9,36

10 Abeli 2.006 18.041 1.298 4,73

11 Nambo 2.692 11.489 454 3,01

JUMLAH 29.589 381.628 1.067 100


Sumber : BPS Kota Kendari, Kota Kendari dalam Angka Tahun 2020

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 3 (tiga) kecamatan yang

mempunyai jumlah penduduk terbanyak yaitu berada di Kecamatan Kendari

Barat, Kecamatan Kadia dan Kecamatan Mandonga. Kepadatan penduduk di 3

10
(tiga) kecamatan ini karena lokasi tersebut merupakan pusat kegiatan

perekonomian yaitu perdagangan dan jasa. Sementara untuk rata-rata laju

pertumbuhan penduduk mencapai 3,49%.

2. Perkembangan Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Proyeksi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dilakukan untuk

mengetahui perbandingan jumlah penduduk usia produktif dan non produktif yang

ada di Kota Kendari. Selain itu juga untuk mengetahui proyeksi kebutuhan

fasilitas pendidikan sesuai dengan klasifikasi umurnya.

Kelompok umur produktif adalah kelompok umur antara 15 – 64 tahun,

sedangkan kelompok umur non produktif adalah kelompok umur antara 0 – 14

tahun dan kelompok umur 65 tahun keatas. Berdasarkan kelompok umur tersebut,

maka sampai tahun 2018 di Kota Kendari mempunyai trend yang sama dengan

perbandingan penduduk usia produktif lebih besar dari penduduk usia non

produktif. Dari hasil analisa menunjukan bahwa penduduk usia produktif di Kota

Kendari untuk tahun 2020 mencapai 263.298 jiwa atau 69% dari total jumlah

penduduk dan penduduk usia non produktif mencapai 118.330 jiwa atau 31%.

Kondisi tersebut merupakan hal yang menguntungkan bagi Kota Kendari karena

menunjukan adanya peluang potensi pemanfaatan sumberdaya manusia khususnya

untuk angkatan kerja. Namun kondisi ini diharapkan tidak terkonsentrasi pada

satu kawasan saja, namun adanya pemerataan penduduk khususnya penduduk

angkatan kerja guna memaksimalkan potensi sumberdaya manusia.

11
BAB III
RENCANA DAN REALISASI KERJA

A. Rencana Kerja

Rencana kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil

Tim Konsultan Gugus Tugas Reforma Agraria untuk mengetahui tahap

pelaksanaan pekerjaan dan untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan agar

efektif dan efisien dalam waktu pelaksanaan. Pada rencana kerja ini akan

diuraikan time schedule dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim Gugus

Tugas Reforma Agraria pada bulan Juni Tahun 2020.

B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Tujuan penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan adalah untuk

menyusun pembagian waktu terkait dengan rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan. Hal ini dimaksimalkan agar target pekerjaan seperti yang

tercantum di dalam petunjuk teknis dengan batasan waktu 10 (sepuluh) bulan

dapat dicapai dengan baik. Berikut time schedule rencana pekerjaan pelaksanaan

kegiatan tercantum pada lampiran Tabel 3.1.

C. Realisasi Pelaksanaan GTRA Yang Telah Dilaksanakan

Adapun progress perkembangan pelaksanaan kegiatan Gugus Tugas

Reforma Agraria yang telah terealisasi pada bulan Juni 2020 adalah sebagai

berikut:

11
Tabel 3.1. Realisasi Kerja Bulan Juni 2020
Realisasi

No Kegiatan Uraian Kegiatan I II III IV Output


1 Mempersiapkan Mengkoordinasikan Terlaksananya waktu
Rapat koordinasi waktu pelaksanaan Rapat pelaksanaan Rapat
daerah GTRA Koordinasi Daerah Koordinasi Daerah
Kota Kendari bersama bapak Walikota Kota Kendari
Kota Kendari
2 Melaksanakan Melaksanakan rapat Terlaksananya Rapat
Rapat Koordinasi koordinasi daerah Koordinasi Daerah
Daerah Gugus GTRA kantor GTRA Kota Kendari
Tugas Reforma pertanahan Kota
Agraria (GTRA) Kendari bersama
Walikota Kendari
3 Membuat Surat ke Membagikan resume Terlaksananya
Instansi Pemda hasil Rapat Koordinasi pembagian resume
mengenai tindak Daerah Kota Kendari dan hasil Rapat Koordinasi
lanjut hasil rapat rencana pilot projek kerja Daerah dan pilot
dan mengirimkan kampung reforma agraria projek kerja kampung
resume hasil Kota Kendari kepada reforma agraria
Rapat Koordinasi setiap instansi pemda
Daerah Kota yang termuat dalam SK
Kendari dan GTRA Walikota Kendari
membuat rencana
pilot projek
kampung reforma
agraria Kota
Kendari

12
BAB IV
KENDALA DAN RENCANA KERJA

A. Kendala Kegiatan

Adapun kendala yang dihadapi dalam menjalankan Rapat Persiapan

Pelaksanaan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) pada bulan Juni yaitu masih

terdapat Instansi Pemda belum efektif dalam melakukan aktifitas perkantoran

seperti biasanya di akibatkan adanya wabah penyakit Covid-19 menyebabkan

koordinasi yang di lakukan masih belum optimal dilaksanakan.

B. Rencana Kerja Bulan Juli

Fokus rencana kerja pada bulan Juli adalah melakukan koordinasi

tindaklanjut kepada pemda Kota Kendari mengenai tindak lanjut dari Rapat

Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria Tahun 2020 khususnya tindak lanjut

pada lokasi rencana pilot project kampong reforma agrarian yang dicanangkan

pada tiga lokai yaitu Kelurahan Kessilampe, Kelurahan Bungkutoko, Kelurahan

Lapulu diharapkan instansi terkait yang menjadi anggota Gugus Tugas Reforma

Agraria dapat mendukung rencana pilot project dan mencanangkan program pada

lokasi tersebut. Berikut rincian rencana kerja Gugus Tugas Reforma Agraria Kota

Kendari Bulan Juli Tahun 2020.

Tabel 4.1. Rencana Kerja Bulan Juli 2020


Juli
No. Nama Kegiatan
I II III IV
1. Melakukan Koordinasi tindak lanjut rencana
kegiatan sebagai mana hasil rapat Koordinasi
     
GTRA Tahun 2020 pada instansi Pemerintah
Daerah Kota Kendari

13
Mengumpulkan data-data terkait kondisi
2. eksisting profil lokasi pilot project Kampung
Reforma Agraria
Melakukan tinjau lapangan pada lokasi Pilot
3
Project Kampung Reforma Agraria

14
13

Anda mungkin juga menyukai