Anda di halaman 1dari 24

PERILAKU PETANI PADA SISTEM TANAM PADI

JAJAR LEGOWO (JARWO)


DI KELOMPOK TANI DESA TONJONG
KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG
PROVINSI BANTEN

PROPOSAL EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN

DEDE RAHMAWATI
020118011

KEMENTRIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN


DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Evaluasi
Perilaku Petani Mengenai Sistem Tanam Jajar Legowo (Jarwo) di Kelompok Tani
Desa Tonjong Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang Provinsi Banten.
Proposal ini ditunjukkan untuk memenuhi tugas dalam pelaksanaan kegiatan
praktikum Evaluasi Penyuluhan Pertanian pada semester V.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat Rudi Hartono, SST., MP. selaku Ketua Jurusan Pertanian, Ait Maryani,
SP., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan,
Dedy Kusnadi, SP., MSi. selaku Dosen Mata Kuliah Evaluasi Penyuluhan
Pertanian, Drs. Achdiyat, M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Evaluasi Penyuluhan
Pertanian, Orang tua yang telah memberikan dukungan lahir dan batin, Dan
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan proposal ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk perbaikan dan penyempurnaan di
masa yang akan datang, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Besar harapan penulis semoga proposal ini bermanfaat dan
bermakna bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Serang, Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL III


PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Evaluasi 2
Manfaat Evaluasi 2
TINJAUAN TEORITIS 3
RENCANA KEGIATAN 6
Lokasi dan Waktu 6
Sasaran Kegiatan 6
Populasi dan Sampel 6
Teknik Pengumpulan Data 8
Instrumen Evaluasi 9
Kisi-kisi Instrumen (Variabel, Indikator, Parameter dan Skala Pengukuran) 10
Teknik Analisis Data 12
DAFTAR PUSTAKA 13

ii
DAFTAR TABEL

1 Daftar Responden Evaluasi Kelompok Tani di Desa Tonjong 7


2 Kriteria Jawaban dan Pemberian Skor Aspek Pengetahuan 10
3 Kriteria Jawaban dan Pemberian Skor Aspek Sikap 10
4 Variabel, Indikator, Parameter dan Skala Pengukuran 11

iii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyuluhan Pertanian merupakan sistem pendidikan luar sekolah


(nonformal) yang dilaksanakan bagi para petani dan keluarganya. Penyuluhan ini
ditujukan agar ada perubahan perilaku petani untuk bertani lebih baik, berusaha
lebih menguntungkan, hidup lebih sejahtera dan bermasyarakat lebih baik.
Berdasarkan pada tujuan penyuluhan pertanian tersebut di atas maka penyuluhan
pertanian menjadi suatu bentuk pendidikan yang kompleks. Karena itu sering
dijumpai berbagai kesulitan untuk mengetahui hasil-hasil yang sebenarnya dari
kegiatan penyuluhan secara tepat.
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting, namun sering
dikesampingkan dan konotasinya negatif, karena dianggap mencari kesalahan,
kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan penyuluhan pertanian. Sebenarnya
evaluasi harus dilihat dari segi manfaatnya sebagai upaya memperbaiki dan
penyempurnaan program/kegiatan penyuluhan pertanian sehingga lebih efektif,
efisien dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi penyuluhan
pertanian dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan kegiatan/program
penyuluhan, dan kinerja penyuluhan, mempertanggungjawabkan kegiatan yang
dilaksanakan, membandingkan antara kegiatan yang dicapai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Wilayah Kecamatan Kramatwatu berada
dibawah naungan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Wilayah Serang. Wilayah
Kecamatan Kramatwatu memiliki luas wilayah 5326 Ha (53,26 Km2, 27,47
% (1463) merupakan wilayah pesawahan, dan 72,53 % merupakan wilayah
bukan sawah. Kecamatan Kramatwatu memiliki memiliki 10 pekon (Desa), 5
Kelurahan, 57 dusun yang menjadi wilayah binaan penyuluhan. Dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut :
a. Batas sebelah utara dengan: Kecamatan
b. Batas sebelah timur dengan: Kecamatan
c. Batas sebelah selatan dengan: Kecamatan
d. Batas sebelah barat dengan: Kabupaten

1
Istilah jajar legowo diambil dari bahasa jawa yang secara harfiah tersusun
dari kata “lego (lega)” dan “dowo (panjang)” yang secara kebetulan sama dengan
nama pejabat yang memperkenalkan cara tanam ini. Sistem tanam jajar legowo
diperkenalkan pertama kali oleh seorang pejabat Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten Banjar Negara Provinsi Jawa Tengah yang bernama Bapak Legowo
yang kemudian ditindak lanjuti oleh Kementrian Pertanian melalui pengkajian dan
penelitian sehingga menjadi suatu rekomendasi atau anjuran untuk diterapkan oleh
petani dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman padi sekitar 30%.
Pada dasarnya evaluasi merupakan alat menejemen yang berorientasi pada
tindakan dan proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian di analisis sehingga
relevansi dan efek serta konsekuensinya di tentukan secara sistematis dan
obyektif. Data digunakan untuk memperbaiki kegiatan sekarang dan yang akan
datang seperti dalam perencanaan, program, pengambilan keputusan dan
pelaksanaan program untuk mencapai kebijaksanaan penyuluhan yang lebih
efektif.

Tujuan Evaluasi

Tujuan dilaksanakannya kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian antara lain


untuk menganalisis, menjelaskan serta mengevaluasi pengetahuan, keterampilan
dan sikap petani padi dalam menerapkan sistem tanam padi jajar legowo (Jarwo)
yang telah dilaksanakan oleh penyuluh di Kelompok Tani Desa Tonjong,
Kecamatan Kramatwatu.

Manfaat Evaluasi

Manfaat dilaksanakannya kegiatan evaluasi penyuluh pertanian antara lain


mahasiswa mampu menganalisis, menjelaskan serta mengevaluasi program
penyuluhan sistem tanam padi jajar legowo (Jarwo) sehingga dapat diketahui
tingkat keberhasilan penyuluh dan tingkat keberhasilan suatu program kegiatan
yang telah dilakukan di Kelompok Tani Desa Tonjong, Kecamatan Kramatwatu.

2
TINJAUAN TEORITIS

Evaluasi merupakan upaya penilaian atas hasil suatu kegiatan melalui


pengumpulan dan penganalisaan informasi/data secara sistematis serta mengikuti
prosedur tertentu yang secara ilmu diakui kebenarannya. Evaluasi bisa dilakukan
terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun pada hasil serta dampak suatu
kegiatan. Evaluasi pembinaan kelompok tani perlu dilaksanakan secara teratur,
baik awal, evaluasi proses, evaluasi akhir maupun evaluasi dampak (DEPTAN,
2007).
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting bila dilihat dari segi
manfaat sebagai upaya memperbaiki dan penyempurnaan program atau kegiatan
penyuluhan pertanian sehingga lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Evaluasi penyuluhan pertanian dapat digunakan untuk
memperbaiki perencanaan kegiatan atau program penyuluhan dan kinerja
penyuluh, mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan,
membandingkan antara kegiatan dan tujuan yang telah ditetapkan (Erwin, 2012)
Evaluasi adalah alat manajemen yang berorientasi pada tindakan dan proses.
Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga relevansi dan efek
serta konsekuensinya ditentukan sesistematisdan seobjektif mungkin. Data ini
digunakan untuk memperbaiki kegiatan sekarang dan yang akan datang seperti
dalam perencanaan, program pengambilan keputusan, dan pelaksanaan program
untuk mencapai kebijaksanaan penyuluhan yang lebih efektif. Data tersebut
mencakup penentuan penilaian kefektifan kegiatan dibanding dengan sumberdaya
yang digunakan (Van den Ban dan Hawkins, 1999).
Raudabaugh dalam Yayasan Pengembangan Sinar Tani (2001),
mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah
keberhasilan dalam meraih tujuan yang direncanakan. Proses ini meliputi
tahapantahapan sebagai berikut; merumuskan tujuan, mengidentifikasi kriteria
yang cocok untuk mengukur keberhasilan dan untuk menentukan dan menjelaskan
tingkat keberhasilan.

3
Sedangkan Frutchey dalam Pengembangan Sinar Tani (2001), menjelaskan
pengertian evaluasi adalah kegiatan lumrah yang biasa kita lakukan sehari-hari.
Dalam semua kegiatan evaluasi terdapat tiga unsur, yaitu sebagai berikut:

1. Mengamati dan mengumpulkan data,

2. Menggunakan kriteria tertentu dalam pengamatan,

3. Membuat kesimpulan atau pengambilan keputusan.

Menurut pusluh deptan (1995) evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian


adalah upaya penilaian atas sesuatu kegiatan oleh evaluator, melalui pengumpulan
dan penganalisaan informasi secara sistematik mengenai perencanaan,
pelaksanaan, hasil dan dampak kegiatan untuk menilai relevansi, efektivitas,
efisiensi pencapaian hasil kegiatan, atau untuk perencanaan dan pengembangan
selanjutnya dari suatu kegiatan. Sedangkan menurut Padmowihardjo (1996)
evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebuah proses sistematis untuk memperoleh
informasi yang relevan tentang sejauhmana program tujuan program penyuluhan
pertanian disuatu wilayah dapat dicapai sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan,
kemudian digunakan untuk mengambil keputusan dan pertimbangan-
pertimbangan terhadap program penyuluhan yang dilakukan.
Evaluasi penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian terhadap suatu
kegiatan, melalui pengumpulan dan penganalisisan informasi dan fakta-fakta
secara sistematis mengenai perencanaan, pelaksanaan hasil dan dampak kegiatan
tersebut, untuk menilai hasil relevansi, efektivitas dan efisiensi pencapaian hasil
kegiatan.
Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi
tanaman dengan mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki
barisan tanaman yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada
barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan. Sistem tanam jajar legowo
merupakan salah satu rekomendasi yang terdapat dalam paket anjuran
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Sistem tanam jajar legowo juga merupakan
suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki
6 jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong.
Seperti diketahui bahwa tanaman padi yang berada dipinggir memiliki

4
pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang
berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi dan kualitas gabah
yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman yang berada dipinggir akan
memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak (Suharno, 2011).
Menurut Sembiring (2001), Sistem tanam legowo merupakan salah satu
komponen PTT pada padi sawah yang apabila dibandingkan dengan sistem tanam
lainnya memiliki keuntungan yaitu Terdapat ruang terbuka yang lebih lebar
diantara dua kelompok barisan tanaman yang akan memperbanyak cahaya
matahari masuk ke setiap rumpun tanaman padi sehingga meningkatkan aktivitas
fotosintesis yang berdampak pada peningkatan produktivitas tanaman. Kemudian
Menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 30 % yang diharapkan akan
meningkatkan produksi baik secara makro maupun mikro. Selanjutnya Dengan
adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan.
Kemudian Mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit terutama hama
tikus. Pada lahan yang relatif terbuka hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya
dan dengan lahan yang relatif terbuka kelembaban juga akan menjadi lebih rendah
sehingga perkembangan penyakit dapat ditekan.
Bersumber dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten (2012) bahwa
modifikasi jarak tanam pada sistem tanam jajar legowo bisa dilakukan dengan
melihat berbagai pertimbangan. Secara umum jarak tanam yang dipakai adalah 20
X 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 X 22,55 cm atau 25 X 25 cm sesuai
pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya.
Pemilihan ukuran jarak tanam ini bertujuan agar mendapatkan hasil yang optimal.
Ada beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo yang secara umum dapat
dilakukan yaitu; tipe legowo (2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1) dan tipe lainnya 8 yang
sudah ada serta telah diaplikasikan oleh sebagian masyarakat petani di Indonesia.
Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian diketahui jika tipe sistem tanam jajar legowo terbaik dalam memberikan
hasil produksi gabah tinggi adalah tipe jajar legowo (4:1) sedangkan dari tipe jajar
legowo (2:1) dapat diterapkan untuk mendapatkan bulir gabah berkualitas benih.

5
RENCANA KEGIATAN

Lokasi dan Waktu

Adapun lokasi dan waktu pelaksanaan kegiatan evaluasi penyuluhan


pertanian berkaitan dengan pengetahuan dan sikap petani dalam sistem tanam
padi Jajar Legowo (Jarwo) di Kelompok Tani Desa Tonjong, Kecamatan
Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Lokasi ini dipilih didasarkan
karena Kelompok Tani di Desa Tonjong sebagai Kelompok Tani di Kecamatan
Kramatwatu yang telah mendapatkan informasi dari kegiatan penyuluhan
pertanian tentang Sistem tanam padi Jajar Legowo (Jarwo) dan bahkan telah
menerapkannya. Kemudian untuk waktu pelaksanaan kegiatan evaluasi
penyuluhan pertanian ini akan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang diberikan
dosen mata kuliah.

Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian adalah Petani yang


tergabung dalam Kelompok Tani di Desa Tonjong, Kecamatan Kramatwatu,
Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Populasi dan Sampel

Populasi merupakan subyek penelitian. Menurut Sugiyono (2010:117)


populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya populasi pada
kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian ini adalah semua anggota kelompok tani
yang tergabung dalam Kelompok Tani Desa Tonjong Kecamatan Kramatwatu
serta akan menerima materi maupun kegiatan mengenai sistem tanam padi jajar
legowo (Jarwo).
Sampel yang ditetapkan berdasarkan data dan informasi mengenai keadaan
Kelompok Tani Desa Tonjong, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang

6
adalah sejumlah 30 orang petani yang sebagaimana dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 1. Daftar Responden Evaluasi Kelompok Tani di Desa Tonjong
No Nama Kedudukan
1. M basir Ketua Poktan Tunas Muda
2. Hasan Anggota Poktan Tunas Muda
3. H. Jahidi Anggota Poktan Tunas Muda
4. Madnur Anggota Poktan Tunas Muda
5. Sahudi Anggota Poktan Tunas Muda
6. Harudin Anggota Poktan Tunas Muda
7. Anay hasan Ketua Poktan Tomat
8. Arifin Anggota Poktan Tomat
9. Solihin Anggota Poktan Tomat
10. Marsani Anggota Poktan Tomat
11. Said Anggota Poktan Tomat
12. Roif Anggota Poktan Tomat
13. Mahfud Ketua Poktan Sri Asih
14. Dimyati Anggota Poktan Sri Asih
15. M kusnadi Anggota Poktan Sri Asih
16. Bahlawi Anggota Poktan Sri Asih
17. Hasuri rahul Anggota Poktan Sri Asih
18. Muslih Anggota Poktan Sri Asih
19. Aliudin Ketua Poktan Mekar Jaya
20. Sueb Anggota Poktan Mekar Jaya
11. Hamdani Anggota Poktan Mekar Jaya
12. Abdullah Anggota Poktan Mekar Jaya
13. Mastari Anggota Poktan Mekar Jaya
14. Supandi Anggota Poktan Mekar Jaya
15. Saiful bahri Bendahara Poktan Tunas Jaya
16. M mansur Anggota Poktan Tunas Jaya
17. Dardiri Anggota Poktan Tunas Jaya
18. H tarjumi Anggota Poktan Tunas Jaya

7
No Nama Kedudukan
19. H hamami Anggota Poktan Tunas Jaya
20. Deni fadni Anggota Poktan Tunas Jaya
Sumber: BPP Kramatwatu
Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari
populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat
digeneralisasikan pada populasi. Berdasarkan sampel yang dijadikan sebagai
responden ditetapkan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus slovin.
Menurut Ellen (2010), dengan rujukan Ariola et al. Principles and Methods of
Research, 2006 dalam Amirin, 2011) rumus slovin adalah sebagai berikut:

n = Jumlah sampel N
= Jumlah anggota populasi
e = Toleransi terjadinya galat atau taraf signifikasi (^2 = dipangkatkan)

Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Untuk
melaksanakan kegiatan evaluasi penyuluhan pertanian dilakukan dengan
cara sebagai berikut:

1. Wawancara berstruktur. Wawancara berstruktur merupakan teknik


wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data primer berupa
pertanyaan kepada responden secara langsung.
2. Angket (kuesioner). Merupakan teknik kedua yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam kajian ini yaitu dengan memberikan kuesioner
kepada responden berupa pertanyaan tertulis secara tertutup.
3. Observasi. Teknik ini dilakukan secara langsung berdasarkan pengamatan di
lapangan terhadap objek pengkajian.
4. Data sekunder sebagai data pendukung, didapat dari penyuluh BPP, serta
pihak terkait.

8
Instrumen Evaluasi

 Validitas Instrumen
Instrumen evaluasi yang digunakan berupa kuesioner, instrumen tersebut
sebelum digunakan untuk kegiatan evaluasi pada responden inti, sebelumnya akan
dilaksanakan terlebih dahulu uji validitas. Uji validitas ini dilaksanakan dengan
cara mengujikan kuesioner dengan format dan isi yang sama kepada responden
selain anggota kelompok tani.
Selanjutnya hasil pengujian kuesioner akan diolah menggunakan rumus r
hitung validitas yang berguna untuk menentukan seberapa valid soal tersebut.
Penggunaan rumus tersebut dilakukan dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel
2010. Dari hasil perhitungan dengan rumus tersebut jika nilai V lebih besar 0,2
maka kuesioner tersebut valid. Jika nilai V kurang dari 0,2 maka butir pertanyaan
pada kuesioner tersebut tidak valid dan harus diganti.

 Reliabilitas Instrumen
Uji Reliabilitas adalah uji statistik yang dipakai guna menentukan
reliabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya mengukur suatu
variabel, atau sejauh mana pengukuran dapat dipercaya jika dilakukan
pengukuran pada waktu yang berbeda pada kelompok subyek yang sama
diperoleh hasil yang relatif sama (Ratnaningsih, 2010). Langkah uji reliabilitas
yang akan dilakukan sebagai berikut:
1. Membagi kuesioner berisi butir-butir pertanyaan pada 10 orang responden.
2. Setelah kuesioner dijawab oleh responden, data yang diperoleh akan diolah
di komputer menggunakan perangkat lunak SPSS dengan formula Koefisien
Alpha (Croanbach’s Alpha) sebagai berikut:

Keterangan:
= Jumlah butir pertanyaan

= Varians butir

= Varians total

9
Kriteria keputusan uji dengan melihat hasil analisis pada output SPSS yaitu
melihat nilai Croanbach’s Alpha keseluruhan instrumen. Instrumen memiliki
tingkat reliabilitas tinggi jika nilai realibilitas instrumen yang diperoleh ≥ 0,70.

Kisi-kisi Instrumen (Variabel, Indikator, Parameter dan Skala Pengukuran)

1. Aspek pengetahuan dan keterampilan


Mengukur variable pengetahuan anggota kelompok tani terhadap
komponen dasar dan kompone pilihan Tanam Jajar legowo ditentukan dari
pilihan jawaban dengan menggunakan skala guttman untuk mendapatkan
jawaban yang benar. Data yang diperoleh dapat berupa data nominal. Untuk
mengukur variable pengetahuan digunakan skala guttman, skor yang akan
digunakan 0 dan 1 dengan ketentuan pada table dibawah ini.
Tabel 2. Kriteria Jawaban dan Pemberian Skor Aspek Pengetahuan
Kriteria/Pilihan
No Skor Nilai
Jawaban
1. Benar 1
2. Salah 0

 Aspek sikap
Untuk mengukur variable sikap anggota kelompok tani terhadap komponen
dasar dan komponen pilihan tanam jajar legowo melalui pilihan jawaban sampel
dengan menggunakan Skala Likert yang dimodifikasi dengan memberikan skor 1-
4, hal ini dilakukan untuk mencegah kecenderungan petani memilih jawaban
aman atau tengah – tengah apabila digunakan skor ganjil. Ketentuan
pengukurannya adalah sebagai berikut Untuk mengukur indikator digunakan
skala likert yang dimodifikasi yang memberikan skor 1 – 4. Kriteria Jawaban dan
Pemberian Skor Aspek Sikap ditunjukkan pada Tabel 3.

10
Tabel 3. Kriteria Jawaban dan Pemberian Skor Aspek Sikap
Skor
No Kriteria/Pilihan Jawaban
Nilai
1. Sangat setuju 4
2. Setuju 3
3. Tidak setuju 2
4. Sangat tidak Setuju 1

Variabel, indikator, parameter, dan skala pengukuran pada kegiatan evaluasi


ini seperti tertera pada Tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Variabel, Indikator, Parameter dan Skala Pengukuran


Variabel Indikator Parameter Skala
Pengukuran
Sistem 1. Pengetahuan 1. Pengolahan lahan Skala Likert
dan 2. Penanaman 1
Tanam
keterampilan
Jajar 3. Pemupukan 0

Legowo 4. Pengendalian Hama

Terpadu
5. Pengairan dan

Irigasi
2. Sikap 1. Penyemaian Skala Likert

2. Penanaman 4

3. Pemupukan 3

4. Pengendalian Hama 2
Terpadu 1

11
Teknik Analisis Data

Evaluasi pada kegiatan ini dilakukan secara deskriptif, menurut Akunto


(2010) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain, yang
hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Berdasarkan hal tersebut,
data yang diperoleh dari hasil kuisioner, diolah secara tabulasi kemudian
dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan memaparkan hasil yang didapat dalam
dalam bentuk uraian yang sistematis sehingga diperoleh hasil yang lengkap dan
terperinci.
Kemudian untuk menentukan tingkat perilaku petani dilakukan dengan
pengukuran dengan menggunakan metode skor dari setiap indikator sistem
pertanian organik terhadap jawaban responden. Skor masing-masing indikator
dikategorikan menjadi beberapa kategori berdasarkan panjang kelas interval yang
ditetapkan melalui perhitungan sebagai berikut.

Pajang kelas interval

12
DAFTAR PUSTAKA

Evaluasi_penyuluhan_pertanian. Diakses 21 November 2019. Erwin, 2012.


Mengevaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian. Jambi.

Hawkins dan Van den Ban. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Padmowihardjo, S., 1996, Program Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Suharno. 2011. Sistem Tanam Jajar Legowo (Tajarwo) Salah Satu Upaya
peningkatan Produktivitas Padi. Karya Ilmiah. STTP Yogyakarta.

Sembiring, H. 2001. Komoditas Unggulan Pertanian Propinsi Sumatera Utara.

Sumatera Utara: Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi.

13
Lampiran 1. Soal Kuesioner

Kuesioner Evaluasi Kegiatan Penyuluhan Pertanian


Tingkat Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan Petani
Dalam Pelaksanaan Program Jarwo di Desa Tonjong Kecamatan
Kramatwatu Kabupaten Serang Provinsi Banten

A. DATA RESPONDEN
Karakteristik Responden
No. sampel : .....................................................................................
Nama : .....................................................................................
Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan*)
Usia : .....................................................................................
Alamat : .....................................................................................
Tingkat pendidikan : Tidak pernah sekolah/SD/SLTP/SLTA/Perguruan
Tinggi*)
Nama kelompok tani : .....................................................................................
Jabatan dalam kelompok tani : ..............................................................
Lama mengikuti kelompok tani : ..............................................................
Komoditas yang diusahakan : ..............................................................
Lama berusaha tani : ..............................................................
Luas lahan garapan : ..............................................................
Status kepemilikan lahan : ..............................................................
Pendapatan usaha tani : a. < Rp 1.000.000,-/bulan
b. Rp 1.000.000,- - Rp 3.000.000,-
c. Rp 3.000.000,- - Rp 5.000.000,-
d. > Rp 5.000.000,-

*) coret yang tidak perlu / lingkari yang sesuai


B. ENUMERATOR/PENCACAH
1. Nama : Dede Rahmawati
2. Tanggal Wawancara : ………………….........2021

14
C. PETUNJUK PENGISIAN
1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk menentukan
pilihan jawaban terhadap pernyataan-pernyataan yang tersedia berikut ini
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Perlu diketahui bahwa hasil pengisian kuesioner ini tidak berpengaruh pada
kedudukan Bapak/Ibu sehingga tidak perlu ragu untuk mengisi kuesioner
secara jujur sesuai keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini akan menjamin
kerahasiaan identitas Bapak/Ibu.

Bagian I
Aspek Pengetahuan dan Keterampilan
Silahkan berikan tanda centang (√) pada kolom pilihan jawaban (benar/salah),
jika pernyataan tersebut benar maka centang pada kolom benar dan jika
pernyataan tersebut salah maka centang pada kolom salah
Alternatif Skor
No
Pernyataan Jawaban Nilai
.
Benar Salah
Persiapan Benih
Untuk budidaya jarwo, benih yang digunakan
1
merupakan benih berlabel
Sebelum disemai, benih padi direndam dalam
2
larutan garam
Benih yang terapung diatas air adalah benih
3
yang baik untuk ditanam
Setelah direndam, benih padi diperam dalam
4
karung beras selama 2 hari
Benih ditebar diatas media tanah subur yang
5 telah dicampur serbuk gergaji dan pupuk
kandang
Pada persemaian tidak boleh dilakukan
6
penyemprotan

Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan dalam 4 tahap,
7 yaitu penyingkalan, penggaruan, perataan, dan
pencaplakan

15
Alternatif Skor
No
Pernyataan Jawaban Nilai
.
Benar Salah
Pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang
8 diberikan bersamaan dengan melakukan
pengolahan lahan
Alsintan yang biasa digunakan untuk
9
pengolahan lahan adalah traktor dan cangkul
10 Kapur diberikan jika pH tanah masam
Pada pematang sawah dilakukan pemopokan
11 agar air pada petak sawah tidak merembes
keluar
Proses Budidaya
Penanaman dilakukan ketika umur bibit 14 -
12
18 hari setelah semai (HSS)
Penanamaan secara jarwo dilakukan dari arah
13
timur ke barat/sebaliknya
Semakin tua bibit yang ditanam maka
14
produktifitas semakin baik
15 Jarwo yang digunakan adalah 2:1 atau 4:1
Jarak tanam jarwo adalah 25 x 25 cm atau 20 x
16
20 cm
Satu baris tanam dihilangkan dan disisipkan
17 disela – sela jarak tanam sehingga jarak
menjadi 12,5 x 25 cm atau 10 x 20 cm
Penyulaman dilakukan ketika ada bibit mati
18
pada umur 14 hari setelah tanam (HST)
Pengairan dilakukan secara berselang (basah-
19
kering-basah-kering-dan seterusnya)
Pemupukan dilakukan dengan menebar bebas
20
pupuk kimia jenis NPK/Urea
Penyemprotan hanya dilakukan jika tanaman
21
terserang hama
22 Jika ada tikus disemprot dengan Insektisida
Pada saat mendekati seminggu sebelum panen,
23
penyemprotan pestisida tetap dilaksanakan
Panen dan Pasca Panen
24 Panen dilakukan ketika tanaman 90 - 120 hari

16
Alternatif Skor
No
Pernyataan Jawaban Nilai
.
Benar Salah
setelah tanam atau sesuai umur panen tiap
varietas dan warna daun sudah menguning
semua serta bulir terisi penuh
Panen dapat menggunakan pisau bergerigi atau
25
ani-ani
Panen dilakukan dengan memetik bulir satu
26
persatu kemudian dimasukkan dalam karung
Perontokan padi dilakukan dengan cara
27
digebuk gebuk
Padi dikeringkan dengan bantuan sinar
28
matahari
29 Padi dijual dalam bentuk gabah kering giling
Padi yang disimpan untuk benih diletakkan
30 dalam karung dan langsung di tumpuk dilantai
tanpa alas

17
Bagian II

Aspek Sikap Petani Terhadap Penanaman Padi dengan Sistem Jajar Legowo

Berilah tanggapan pada pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda


centang (√) pada salah satu kolom “Sangat tidak setuju”, “Tidak setuju”, “Setuju”,
“Sangat setuju”, sesuai dengan keadaan nyata Bapak/Ibu.

Sangat
Tidak Sangat
No Pernyataan tidak Setuju
Setuju Setuju
setuju
1. Perendaman pada air garam
merupakan salah satu anjuran
budidaya untuk mendapatkan
benih yang bermutu sebelum
dilakukan penyemaian.
2. Lama perendaman benih dengan
air garam adalah 2 Hari.
3. Pada Sistem tanam jajar legowo
terdapat ruang terbuka yang lebih
lebar diantara dua kelompok
barisan tanaman yang akan
memperbanyak cahaya matahari
masuk ke setiap rumpun tanaman
padi, sehingga menghambat
aktivitas fotosintesis.
4. Sistem tanam jajar legowo dapat
meningkatkan produktivitas padi
hingga mencapai 10-15%.
5. Pola tanam jajar legowo
merupakan usaha padi sawah
irigasi secara intensif dan efesien.
6. Sistem tanam jajar legowo
mempersuliat dalam pemupukan.
7. Penerapan sistem tanam jajar
legowo disarankan menggunakan

18
jarak tanam (20×25) cm antar
rumpun dalam baris.
8. Penerapan sistem tanam jajar
legowo sesuai anjuran memberikan
peluang lebih besar untuk
mencapai hasil yang lebih tinggi.
9. Jajar legowo dapat mempermudah
pengendalian adanya hama tikus.
10. Jajar legowo mempermudah dalam
pengendalian gulma terutama
menggunakan gasrok/landak.

19
Lampiran 2. Jadwal Palang

Jadwal Palang Kegiatan

Evaluasi Pengetahuan dan Sikap Petani Mengenai Sistem Tanam Jajar Legowo
NO BULAN
JENIS KEGIATAN Januari Februari Maret

I II III IV I II III IV I II III IV

1. Mengurus perizinan melalui dinas terkait


2. Pembagian penyuluh
3. Pertemuan dengan penyuluh dan Pembagian Poktan
4. Identifikasi penentuan judul
5. Menyusun Proposal
6. Menyusun kuesioner
7. Melakukan uji validitas dan reliabilitas
8. Menyebar undangan pertemuan
9. Kegiatan pengisian kuesioner
10. Menganalisis data yang telah dikumpulkan
11. Menetapkan hasil evaluasi
12. Menyusun laporan

20

Anda mungkin juga menyukai