Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PENYEDIA JASA PELAYANAN BANDARA

A. BANDAR UDARA
Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport
merupakan sebuah fasilitas di mana pesawat terbang seperti pesawat udara
dan helikopter dapat lepas landas dan mendarat. Suatu bandar udara yang
paling sederhana minimal memiliki sebuah landasan pacu atau helipad (untuk
pendaratan helikopter), sedangkan untuk bandara-bandara besar biasanya
dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan
maupun bagi penggunanya seperti bangunan terminal dan hanggar.

Pengertian Bandar Udara – Airport; Menurut Annex 14 dari ICAO


(International Civil Aviation Organization) : Bandar udara adalah area tertentu
di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang
diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan,
keberangkatan dan pergerakan pesawat.

Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (Persero) Angkasa Pura I adalah


lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan
kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan
udara untuk masyarakat.

Secara yuridis, Bandar Udara didefinisikan sebagai kawasan di daratan


dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai
tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang,
bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda
transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
1. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1992,
tanggal 25 Mei 1992, tentang Penerbangan, dan Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 1996, tanggal 4 Desember 1996,tentang
Kebandarudaraan, diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70
Tahun 2001, tentang Kebandarudaraan, yang dimaksud dengan Bandar
Udara adalah lapangan terbang yang digunakan untuk mendarat dan
lepas landas pesawat udara, naik/turun penumpang, dan/atau bongkar
muat kargo dan/atau pos serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

2. ‘Pengertian Bandar UdaraMenurut UU Nomor 1 Tahun 2009 Tentang


Penerbangan, bandar udara adalah kawasan di daratan dan atau perairan
dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat
udara mendarat dan lepas landas,naik turun penumpang, bongkar muat
barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan,
serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya

3. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2012


Tentang Pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup bandar udara,
kebandaraudaraan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penyelenggaraan bandar udara dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan
fungsi keselamatan, keamanan, kelancaran, dan ketertiban arus lalu lintas
pesawat udara, penumpang, kargo dan atau pos, tempat perpindahan
intra dan atau antar moda serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi
nasional dan daerah

4. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2001


Tentang Kebandarudaraan Pasal 1, bandar udara adalah lapangan terbang
yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, dan
naik turunnya penumpang atau bongkar muatan kargo atau pos, yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat
perpindahan antar moda transportasi.

5. Sedangkan dalam Document 4444 Air Traffic Management, ICAO


(Internasional Civil Aviation Organization), Bandar Udara didefinisikan
sebagai suatu tempat atau daerah, di darat atau di perairan dengan batas-
batas tertentu, termasuk bangunan dan instalasi, yang dibangun untuk
keperluan pergerakan pesawat terbang lepas landas ( take-off),
pendaratan (landing), atau pergerakan di permukaan (taxiing).
6. Menurut Annex 9, Facilitation, Bab I, Definisi dan Penerapan, Bandar
Udara Internasional adalah : “Any Airport designated by the Contracting
State in whose territory it is situated as an airport of entry and departure
for international air traffic, where are formalities incident to customs,
immigration, public health, animal, and plant quarantine and similar
procedures are carried out.”

Dalam terjemahan bebasnya berarti : Setiap bandar udara yang berada di


wilayah negara anggota dan ditetapkan oleh negara yang bersangkutan
sebagai bandar udara bagi kedatangan dan keberangkatan penerbangan
internasional, dimana ketentuan-ketentuan tentang kepabeanan, imigrasi,
kesehatan, karantina hewan dan tumbuh-tumbuhan serta prosedur sejenis
dilaksanakan.

Dalam hal ini, Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta diatur lebih lanjut
dalam SKEP Direksi PT. (Persero) Angkasa Pura II nomor 470.OM.00/1998-
AP-II tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Cabang Utama PT (Persero)
Angkasa Pura II  Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, terdiri dari
beberapa bidang, antara lain  :

Bidang Pelayanan Operasi Bandar Udara, yang mempunyai tugas :

1. Melaksanakan tugas menyiapkan dan melaksanakan pengaturan serta


pengawasan kegiatan pelayanan operasi sisi udara; Divisi Pelayanan Sisi
Udara. Mempunyai tugas menyiapkan dan melaksanakan kegiatan
pelayanan sisi udara, meliputi pengaturan dan penempatan parkir pesawat
udara serta ketertiban lalu lintas orang, kendaraan, dan peralatan di sisi
udara;
2. Menyiapkan dan melaksanakan pengaturan serta pengawasan kegiatan
pelayanan operasi terminal dan operasi sisi darat; Divisi Pelayanan
Terminal dan Sisi Darat. Mempunyai tugas menyiapkan dan melaksanakan
kegiatan penyiapan penerbangan, pelayanan informasi untuk pemakaian
jasa bandar udara, pengaturan izin masuk (Pas bandar udara) serta operasi
pelayanan sisi darat;
3. Menyiapkan dan melaksanakan pengaturan serta pengawasan kegiatan
pelayanan sistem informasi operasi bandar udara; Divisi Pelayanan Sistem
Informasi Operasi Bandar Udara. Mempunyai tugas menyiapkan dan
melaksanakan kegiatan serta pengolahan data penerbangan dan sistem
informasi bandar udara.
Bandar udara menurut statusnya terdiri sebagai berikut :

1. Bandar udara umum, yaitu bandar udara yang digunakan untuk melayani
kepentingan umum.

2. Bandar udara khusus, yaitu bandar udara yang digunakan untuk melayani
kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu

3. Perkembangan Bandara

Pada masa awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah tanah lapang


berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah
angin. Di masa Perang Dunia I, bandara mulai dibangun permanen seiring
meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat
seperti sekarang. Setelah perang, bandara mulai ditambahkan fasilitas
komersial untuk melayani penumpang.

Sekarang, bandara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat.
Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko,
restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di
bandara-bandara baru.

B. FASILITAS BANDAR UDARA


Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang
berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah
angin.

Pada masa Perang Dunia I, bandar udara mulai dibangun permanen seiring
meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat
seperti sekarang. Setelah perang berakhir, bandar udara mulai ditambahkan
fasilitas-fasilitas komersial untuk melayani penumpang.

Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat.
Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko,
restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di
bandara-bandara baru.

Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia /


penumpang juga sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah
bandar udara yang berstatus bandar udara internasional ditempatkan
petugas-petugas bea cukai. Di Indonesia, bandar udara yang berstatus
bandar udara internasional antara lain adalah Kuala Namu (Deliserdang),
Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sultan Aji Muhammad
Sulaiman (Kota Balikpapan), Hasanuddin (Makassar), dan masih banyak lagi.

1. Sisi Udara
a. Runway atau landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat.
Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat
yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat
kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras
(stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan
lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil
berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja).
Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai konstruksi
aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang
dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko
234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya
dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 45-60
meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100,
DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat lebih
dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.
Tipe konfigurasi landasan pacu:

1) Landasan pacu Tunggal


Konfigurasi ini merupakan yang paling sederhana. Kapasitas landasan
pacu jenis ini dalam kondisi VFR berkisar diantara 50 sampai dengan
100 operasi per jam, sedangkan dalam kondisi IFR berkurang menjadi
50 sampai dengan 70 operasi per jam, tergantung pada komposisi
campuran pesawat terbang dan alat bantu navigasi yang tersedia.

2) Landasan pacu parallel


Kapasitas system ini tergantung jumlah landasan pacu dan jarak
diantaranya. Untuk runway sejajar berjarak rapat, menengah dan
renggang. Kapasitas perjam dapat ervariasi diantara 100 sampai 200
operasi dalam kondisi VFR, tergantung pada komposisi campuran
pesawat terbang. Sedangkan dalam kondisi IFR kapasitas perjam
yang berjarak rapat berkisar antara 50 sampai 60 operasi, tergantung
pada komposisi pesawat terbang. Untuk landasan pacu sejajar yang
berjarak menengah kapasitas perjam berkisar 60 sampai dengan 75
operasi dan untuk yang berjarak renggang antara 100 sampai 125
operasi perjam

3) Landasan pacu dua jalur dalam kondisi VFR dan kira kira 60%
Landasan pacu dua jalur dapat menampung lalu lintas penerbangan
paling sedikit 70% lebih banyak dari landasan pacu tunggal dalam
kondisi VFR dan kira kira 60% lebih banyak dari landasan pacu
tunggal dalam kondisi IFR.

4) Landasan pacu berpotongan


Kapasitas landasan pacu yang bersilangan sangat tergantung pada
letak berkisar persilangannya dan pada cara pengoperasian landasan
pacu yang disebut strategi (lepas landas atau mendarat). Makin jauh
letak titik persilangan dari ujung lepas landas dan ambang
pendaratan, kapasitasnya makin rendah. Kapasitas tertinggi dicapai
apabila titik silang terletak dekat dengan ujung lepas landas dan
ambang oendaratan.
5) Landasa pacu V- terbuka
Landasan V terbuka merupakan runway yang arahnya memencar
tetapi tidak berpotongan. Strategi yang menghasilkan kapasitas
tertinggi apabila operasi penerbangan dilakukan menjaui V

b. Apron atau tempat parkir pesawat yang dekat dengan terminal


building,

c. Taxiway menghubungkan apron dan runway. Konstruksi apron


umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis
dari pesawat.

2. Sisi Darat
a. Terminal;
1) Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan
penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat
pemindai bagasi sinar X,
2) counter check-in,
3) (CIQ, Custom - Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara
internasional,
a) Pabean;
Tugas dan tujuan pabean di Bandar udara adalah memungut
pajak-pajak untuk kepentingan Negara. Pengawasan penting
yang dilakukan oleh para petugas di pabean adalah pengawasan
terhadap barang-barang impor dan eskpor. Di Bandar udara,
terdapat jalur khusus untuk barang-barang, yaitu Jalur Merah
(Red Channel), Jalur Hijau (Green Channel), dan Jalur Kuning
(Yellow Channel). Jalur merah digunakan untuk penumpang dan
atau kargo yang harus dilaporkan untuk diperiksa dan
ditentukan nilai pabeannya. Jalur hijau diperuntukkan bagi
penumpang dan atau kargo yang tidak harus dilaporkan atau
merasa tidak membawa barang-barang terlarang yang harus
dilaporkan kepada pabean, sedangkan untuk kargo adalah
barang yang tidak diperiksa isi kemasannya.

b) Imigrasi;
Dalam kaitan dengan keimigrasian, ada beberapa hal yang perlu
diketahui, yaitu surat perjalanan, pencegahan, penangkalan,
karantina, imigrasi, deportase, dan inadmissible. Pemeriksaan
dokumen perjalanan sangat penting bagi Negara yang akan
ditinggalkan, Negara yang akan dikunjungi, Negara yang akan
dilalui, serta penumpang yang bersangkutan. Yang termasuk
kedalam dokumen perjalanan antara lain Passport, Visa, Exit
Permit, Health Certivicate, dan Fiscal. Pejabat imigrasi ditempat
pemeriksaan imigrasi dapat menolak atau tidak memberikan izin
kepada orang asing untuk masuk ke wilayah Indonesia apabila
orang asing tersebut :

1) tidak memiliki surat perjalanan yang sah,


2) tidak memiliki visa, kecuali yang tidak diwajibkan memiliki
visa,
3) menderita gangguan jiwa atau penyakit menular yang
membahayakan kesehatan umum,
4) tidak memiliki izin untuk masuk kembali ke wilayah Indonesia
atau tidak mempunyai izin untuk masuk ke Negara lain,
5) ternyata telah member keterangan yang tidak benar untuk
memperoleh surat perjalanan dan/atau visa.

c) Karantina;
Ada tiga macam karantina, yaitu :

1) Karantina untuk manusia, bertujuan untuk melindungi bangsa


Indonesia dari penyakit yang belum ada (atau sudah ada) di
Indonesia. Sehubungan dengan itu, karantina berperan besar
untuk melindungi Negara dan bangsa dari penyakit yang
datang dari luar yang dibawa melalui manusia, hewan,
ataupun tumbuh-tumbuhan/tanaman. Itulah sebabnya bagi
setiap manusia, hewan, ataupun tumbuhan yang akan masuk
keluar Indonesia harus diperiksa dengan teliti dan baik.
2) Karantina Hewan, tugas pokoknya adalah melakukan
tindakan pencegahan terhadap masuk dan tersebarnya
penyakit hewan kedalam wilayah Republik Indonesia
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku serta
mencegah pemusnahan hewan-hewan yang dilindungi oleh
pemerintah.
3) Karantina Tumbuh-tumbuhan, tindakan yang dilakukan pada
bagian ini adalah sebagai berikut :

a) pengasingan
b) penolakan
c) pemusnahan
d) pembebasan/pelepasan.

4) dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas


untuk kenyamanan penumpang.
5) Di bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat
melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar udara kecil,
penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang
bisa dipindah-pindah.

b. Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke


dalam bangunan terminal

c. Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/


penjemput, termasuk taksi

Anda mungkin juga menyukai

  • Template DRH Parsaoran
    Template DRH Parsaoran
    Dokumen2 halaman
    Template DRH Parsaoran
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • BASIK
    BASIK
    Dokumen11 halaman
    BASIK
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • Template Surat Pernyataan Pas Bandara Henny
    Template Surat Pernyataan Pas Bandara Henny
    Dokumen1 halaman
    Template Surat Pernyataan Pas Bandara Henny
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • Sop App Bab Vi 2020
    Sop App Bab Vi 2020
    Dokumen38 halaman
    Sop App Bab Vi 2020
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • Sil 15
    Sil 15
    Dokumen14 halaman
    Sil 15
    Anonymous 5TD4VJ
    Belum ada peringkat
  • SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL KELAS X
    SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL KELAS X
    Dokumen4 halaman
    SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL KELAS X
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • Gak Bab Iii
    Gak Bab Iii
    Dokumen11 halaman
    Gak Bab Iii
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • Sil 15
    Sil 15
    Dokumen14 halaman
    Sil 15
    Anonymous 5TD4VJ
    Belum ada peringkat
  • Gak, Bab I
    Gak, Bab I
    Dokumen17 halaman
    Gak, Bab I
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • BASIK
    BASIK
    Dokumen11 halaman
    BASIK
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Gak
    Bab Ii Gak
    Dokumen9 halaman
    Bab Ii Gak
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • Gak Bab Iv
    Gak Bab Iv
    Dokumen11 halaman
    Gak Bab Iv
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • Gak Bab Iv
    Gak Bab Iv
    Dokumen11 halaman
    Gak Bab Iv
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • Gak Bab Iii
    Gak Bab Iii
    Dokumen11 halaman
    Gak Bab Iii
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • Gak, Bab I
    Gak, Bab I
    Dokumen17 halaman
    Gak, Bab I
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • BASIK
    BASIK
    Dokumen11 halaman
    BASIK
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • Gak, Bab I
    Gak, Bab I
    Dokumen17 halaman
    Gak, Bab I
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • BASIK
    BASIK
    Dokumen11 halaman
    BASIK
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • DISERTASI
    DISERTASI
    Dokumen13 halaman
    DISERTASI
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat
  • SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL KELAS X
    SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL KELAS X
    Dokumen4 halaman
    SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL KELAS X
    ReiNando Patar M Sinaga
    Belum ada peringkat