Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Mata kuliah :
ILMU LINGKUNGAN
NIM : L1A118055
KELAS : R003.C
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS JAMBI
BAB 1 KONSEP PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
1. PENGERTIAN
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan pendidikan tentang lingkungan hidup dalam
konteks internalisasi secara langsung maupun tidak langsung dalam membentuk kepribadian
mandiri serta pola tindak dan pola pikir peserta didik/mahasiswa/peserta diklat sehingga dapat
merefleksikan dalam kehidupan sehari hari. PLH merupakan upaya melestarikan dan menjaga
lingkungan serta ekosistem kehidupan makhluk hidup yang dapat memberikan konstribusi pada
keberlangsungan kehidupan yang seimbang dan harmonis Materi PLH merupakan alternatif pilihan
untuk diterapkan kepada peserta didik agar dapat mengembangkan pola berpikir dan bertindak
berperilaku sehat secara fisik dan mental dalam kehidupan sehari hariPLH memasukkan aspek
afektif yaitu tingkah laku, nilai dan komitmen yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang
berkelanjutan (sustainable). Pencapaian tujuan afektif ini biasanya sukar dilakukan. Oleh karena itu,
dalam pembelajaran guru perlu memasukkan metode-metode yang memungkinkan berlangsungnya
klarifikasi dan internalisasi nilai-nilai Dalam PLH perlu dimunculkan atau dijelaskan bahwa dalam
kehidupan nyata memang selalu terdapat perbedaan nilai-nilai yang dianut oleh individu. Perbedaan
nilai tersebut dapat mempersulit untuk derive the fact, serta dapat menimbulkan
kontroversi/pertentangan pendapat. Oleh karena itu, PLH perlu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membangun keterampilan yang dapat meningkatkan, kemampuan memecahkan
masalah. moral Merup sepan tahap Memp mena ilmu persp Men regic men Men lingk pers Mer inte
ling Sec ling Beberapa keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah adalah sebagai
berikut ini.
1. Memampukan peserta didik untuk mempunyai peran dalam materi atau is merencanakan
pengalaman belajar mereka, dan memberi kesempatan lingkunganKONSEP PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP lukan ulkan arena pada mereka untuk membuat keputusan dan menerima
konsekuensi dari keputusan tersebut
2. Menghubungkan (relation) kepekaan kepada pengetahuan, ketrampilan untuk memecahkan
masalah dan klarifikasi nilai pada setiap tahap umur, tetapi bagi umur muda (tahun-tahun
pertama) diberikan tekanan yang khusus terhadap kepekaan lingkungan terhadap lingkungan
tempat mereka hidup; Membantu peserta didik untuk menemukan (discover), gejala-gejala
lingkungan upun atau ngan tkan.
3. dan penyebab dari masalah lingkungan; Memberi tekanan mengenai kompleksitas masalah
lingkungan, sehingga diperlukan kemampuan untuk berfikir secara kritis dengan keterampilan
untuk memecahkan masalah.
4. Memanfaatkan beraneka ragam situasi pembelajaran (learning environment) dan berbagai
pendekatan dalam pembelajaran mengenai dan dari lingkungan dengan tekanan yang kuat
pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya praktis dan memberikan pengalaman secara langsung
(first hand experience). oleh nuhi nilah han rang usia Dengan arah seperti di atas, berarti
pendidikan lingkungan hidup haruslah langsung mengkaji permasalahan nyata. Karena langsung
mengkaji masalah yang nyata, PLH dapat mempermudah pencapaian ketrampilan tingkat tinggi
(higher order skill) seperti: arah kan ruh asuk ukan kus, asuk wab a di Berfikir kritis Berfikir
kreatif Berfikir secara integratif Memecahkan masalah. Persoalan lingkungan hidup merupakan
persoalan yang bersifat sistemik, kompleks, serta memiliki cakupan yang luas. Oleh sebab itu,
materi atau isu yang diangkat dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan lingkungan hidup
juga sangat beragam. Sesuai dengan kesepakatan lam atan nasional tentang Pembangunan
Berkelanjutan yang ditetapkan dalam Indonesian Summit on Sustoinable Development (15SD)
di Yogyakarta padta tanggal 21 Januari 2004, telah ditetapkan 3 (tiga) pilar pembangunan
berkelanjutan yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Ketiga pilar tersebut merupakan satu kesatuan yang bersifat saling ketergantungan dan saling
memperkuat. Adapun inti dari masing-masing pilar adalah:
1. Pilar Ekonomi: menekankan pada perubahan sistem ekonomi agar semakin ramah terhadap
lingkungan hidup sesuai dengan prinsip prinsip pembangunan berkelanjutan. Isu atau materi
yang berkaitan adalah: Pola konsumsi dan produksi, Teknologi bersih, Pendanaan/ pembiayaan,
Kemitraan usaha, Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Pertambangan, Industri, dan Perdagangan.
2. Pilar Sosial: menekankan pada upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup, Isu atau materi yang berkaitan adalah: Kemiskinan, Kesehatan,
Pendidikan, Kearifan/budaya lokal, Masyarakat pedesaan, Masyarakat perkotaan, Masyarakat
terasing/terpencil, Kepemerintahan/kelembagaan yang baik, dan Hukum dan pengawasan.
3. Pilar Lingkungan: menekankan pada pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang
berkelanjutan. Isu atau materi yang berkaitan adalah: Pengelolaan sumberdaya air, Pengelolaan
sumberdaya lahan, Pengelolaan sumber daya udara, Pengelolaan sumber daya laut dan pesisir,
Energi dan sumber daya mineral, Konservasi satwa/tumbuhan langka, Keanekaragaman hayati,
dan penataan ruang. Kesadaran subyektif dan kemampuan obyektif adalah suatu fungsi
dialektis yang konstan dalam diri manusia dalam hubungannya dengan kenyataan yang saling
bertentangan yang harus dipahaminya.
Maka, proses penyadaran merupakan proses inti atau hakikat dari proses pendidikan itu sendiri,
Dunia kesadaran seseorang memang tidak boleh berhenti, kesadaran senantiasa harus terus
berproses, berkembang dan meluas, dari satu tahap ke tahap berikutnya, dari tingkat terendah,
sampai akhirnya mencapai tingkat kesadaran tertinggi dan terdalam. Pemecahan masalah
lingkungan dengan belajar dari alam Apa yang seharusnya kita lakukan untuk memecahkan masalah
lingkungan tersebut dan agar kita tetap dapat hidup selaras dengan alam? Untuk dapat
memecahkan masalah lingkungan, pada prinsipnya ada tiga langkah utama yang dapat ditempuh,
yaitu:
Pertama menyadari adanya masalah. Sebenarnya setiap orang sudah tahu adanya masalah
lingkungan yang ada di sekelilingnya, lokal, regional, nasional bahkan internasional tetapi
semua kebingungan harus berbuat apa.
Kedua, adalah analisis masalah untuk mengidentifikasi akar penyebab (root causes)
munculnya masalah. Akar penyebab dari semua permasalahan lingkungan adalah: ledakan
penduduk (overpopulation), konsumsi yang berlebihan (overconsumption), ketidakefisienan,
prinsip linieritas, ketergantungan akan bahan bakar minyak, dan mentalitas untuk tetap
mempertahankan kebiasaan.
Ketiga, mengembangkan strategi untuk mengoreksi masalah yang ada dan mencegah
terjadinya lagi di masa yang akan datang Secara lebih detail di dalam pembelajaran PLH yang
dikembangkan dikenal adanya metode TAPAK yang merupakan singkatan dari Topik Analisis
masalah-analisis Perilaku-Analisis kondisi masyarakat-Kegiatan alternatif.
Dalam konteks ekologis, prinsip keberlanjutan berarti hidup sejalan dengan daya dukung biosfir
Daya dukung biosfir adalah kemampuan alam untuk menyediakan makanan dan sumber daya
lainnya serta mengasimilasikan sisa buangan seluruh organisme yang hidup. Krisis lingkungan yang
sekarang kita rasakan akibatnya adalah karena kehidupan manusia sudah melebihi daya dukung
lingkungan termpat kita hidup. Menurut Chiras (1993) prinsip keberlanjutan ini meliputi: konservasi
(conservation), pendaurulangan (recycling), penggunaan sumber daya yang dapat dibarukan
(renewable resource use), pengendalian populasi (population control) dan restorasi (restoration).
Prinsip keberlanjutan ini sebenarnya dapat kita pelajari dari alam secara langsung yaitu pada
ekosistem alam. Prinsip konservasi, ekosistem alarm tetap ada karena organisme menggunakan
surmber daya secara efisien dan urnumnya hanya menggunakan sumber daya yang dibutuhkan saja.
Prinsip daur ulang, ekosistem tetap ada karena mendaur ulang nutriens, air, dan materi lain yang
vital untuk kelangsungan hidup.
Prinsip penggunaan sumber daya yang terbarukan, organisme hidup dengan hanya
menggunakan sumber yang dapat dibarukan dan hal ini penting untuk keberlanjutan ekosistem.
Prinsip pengendalian populasi, ekosistem mampu menahan organisme yang hidup di dalamnya
karena ada beberapa bentuk pengendalian populasi. Pengendalian populasi di alam diantaranya
diakibatkan oleh cuaca buruk, predasi, kompetisi, dan kekuatan alam lainnya. Ekosistem alam
mampu bertahan karena adanya proses regenerasi melalui proses suksesi. Alam memiliki
kemampuan merestorasi sendiri sehingga mampu mendukung kelangsungan hidup. Sebaliknya,
manusia menggunakan sumber daya secara tidak efisien, membuang bahan buangan dan sampah,
menggunakan sumber daya secara tidak terkendali dan menggunakan sumber daya yang tidak dapat
dibarukan, pertambahan penduduk yang tidak terkendali, dan manuasia melakukan perusakan alam
tanpa memperbaikinya. Untuk menangani masalah ini bukan hanya memberlakukan kebijakan
pemerintah (misalnys hukum) tetapi yang lebih penting adalah pengubahan gaya hidup setiap
manusia.
1. Pertama, bumi memiliki persediaan sumber daya alam yang terbatas dan harus digunakan
oleh semua organisme.
2. Kedua, manusia merupakan bagian dari alam oleh karena itu harus tunduk kepada hukum-
hukum alam dan tidak kebal terhadap hukum alam tersebut
3. Ketiga, keberhasilan manusia terletak dalam bentuk kerjasama dengan kekuatan-kekuatan
alam bukan mendominasi alam.
4. Keempat, ekosistem yang berfungsi baik dan sehat adalah sangat penting bagi semua
kehidupan.
Program pengembangan pendidikan lingkungan bukan merupakan hal yang baru di lingkup
ASEAN. Negara negara anggota ASEAN telah mengembangkan program dan kegiatan sejak
konferensi Internasional Pendidikan Lingkungan Hidup pertama di Beograd tahun 1975. Secara
khusus sejak dikeluarkannya ASEAN Environmental Education Action Plan (AEEAP) 2000-2005,
masing-masing negara anggota ASEAN telah memiliki kerangka kerja untuk pengembangaän dan
pelaksanaan pendidikan lingkungan. Indonesia sebagai negara anggota ASEAN turut aktif dalam
merancang dan melaksanakan AEEAP 2000-2005 yang pada intinya merupakan tonggak sejarah
yang penting dalarm upaya kerjasarma regional antar sesama negara anggota ASEAN dalam turut
meningkatkan pelaksanaan pendidikan lingkungan di masing-masing negara anggota ASEAN.
AEEAPmemiliki empat target area yakni bidang pendidikan formal, pendidikan non formal,
pengembangan kapasitas tenaga kerja, dan jaringan kerja, kolaborasi dan komunikasi.
Dalam pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup selama ini, dijumpai berbagai situasi
permasalahan antara lain: rendahnya partisipasi masyarakat untuk berperan dalam Pendidikan
Lingkungan Hidup yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman terhadap permasalahan pendidikan
lingkungan yang ada, rendahnya tingkat kemampuan atau keterampilan dan rendahnya komitmen
masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan tersebut Visi dan Misi Pendidikan Lingkungan
Hidup: Terwujudnya manusia Indonesia yang memiliki pengetahuan kesadaran dan keterampilan
untuk berperan aktif dalam melestarikan danmeningkatkan kualitas lingkungan hidup. Pada
hakikatnya visi ini bertitik tolak dari latar belakang permasalahan Pendidikan Lingkungan Hidup yang
ada selama ini dan sejalan dengan filosofi pembangunan berkelanjutan yang menekankan bahwa
pembangunan harus dapat memenuhi aspirasi dan kebutuhan masyarakat generasi saat ini tanpa
mengurangi potensi pemenuhan aspirasi dan kebutuhan generasi mendatang serta melestarikan
dan mempertahankan fungsi lingkungan dan daya dukung ekosistem. Untuk dapat mewujudkan visi
tersebut di atas, maka ditetapkan misi yang harus dilaksanakan, yaitu: Mengembangkan kebijakan
pendidikan nasional yang berparadigma lingkungan hidup Mengembangkan kapasitas kelembagaan
Pendidikan Lingkungan Hidup di pusat dan daerah; Meningkatkan akses informasi Pendidikan
Lingkungan Hidup secara merata; Meningkatkan sinergi antar pelaku Pendidikan Lingkungan Hidup.
2. prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana tersebut meliputi antara lain:laboratorium,
perpustakaan, ruang kelas, peralatan belajarmengajar.Disamping itu,dalam melaksanakan
Pendidikan Lingkungan Hidup,alam dapat digunakan sebagai sarana pengetahuan. 4
Pengalokasian dan pemanfaatan anggaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang efisien dan
efektif. Penyelenggaraan Pendidikan Lingkungan Hidup perlu didukung pendanaan yang
memadai. Pendanaan dan pengalokasian anggaran bagi pelaksanaan Pendidikan Lingkungan
Hidup tersebut sangat bergantung kepada komitmen pelaku Pendidikan Lingkungan Hidup di
semua tingkatan, baik pusat dan daerah. Agar Pendidikan Lingkungan Hidup dapat dilaksanakan
dengan baik perlu adanya komitmen semua pihak dalam pengalokasian anggaran yang memadai
dan penggunaan anggaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang efisien dan efektif. 5. Materi
Pendidikan Lingkungan Hidup yang berwawasan pembangunan berkelanjutan, komprehensif
dan aplikatif. Penyusunan materi Pendidikan Lingkungan Hidup harus mengacu pada tujuan
Pendidikan Lingkungan Hidup dengan memperhatikan tahap perkembangan dan kebutuhan
yang ada saat ini. Untuk itu, materi Pendidikan Lingkungan Hidup perlu dipersiapkan secara
matang dengan mengintegrasikan pengetahuan lingkungan yang berwawasan pembangunan
berkelanjutan, dan disusun secara komprehensif, serta mudah diaplikasikan kepada seluruh
6. STRATEGI PELAKSANAAN