Anda di halaman 1dari 14

PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU MENYUSUI DISUSUN DALAM

RANGKA MEMENUHI TUGAS KULIAH KEPERAWATAN


MATERNITAS

Dosen Pembimbing : Krisnawati, A. Per. Pen., MMKes.

Disusun Oleh :

1. Anita Hayatun Nufus (P27820419008)


2. Faizatul Risa Nurindra (P27820419025)
3. Farra Nadhifa Pramitra (P27820419026)
4. Firdaus Iqbal Hidayat (P27820419029)
5. Ida Ayu Rachmawati (P27820419038)
6. Risma Angelina Andi P. (P27820419047)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN SIDOARJO

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Perawatan Payudara pada Ibu Menyusui, makalah ini tidak dapat
terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak oleh karena itu, pada kesempatan
ini kami berterima kasih kepada:

1. Ibu Krisnawati, A. Per. Pen., MMKes., selaku dosen pembimbing mata


kuliah Keperawatan Maternitas.

2. Bapak/Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Surabaya Prodi D3 Keperawatan


Sidoarjo.

3. Teman-teman sekelompok atas motivasinya sehingga kami dapat


menyelesaikan makalah ini.

Kami selaku penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Sidoarjo, 14 Februari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
2.1 Anatomi Dan Fisiologi Payudara........................................................................2
2.1.1 Anatomi payudara......................................................................................2
2.1.2 Fisiologis Laktasi.......................................................................................3
2.2 Konsep Perawatan Payudara..............................................................................4
2.2.1 Pengertian Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas.........................................4
2.2.2 Etiologi Perawatan Payudara......................................................................4
2.2.3 Cara Perawatan Payudara...........................................................................6
2.2.4 Akibat Jika Tidak Dilakukan Perawatan Payudara.....................................7
2.2.5 Penatalaksanaan..........................................................................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................10
3.1 Kesimpulan......................................................................................................10
3.2 Saran................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap wanita pasti menginginkan bentuk payudara yang ideal dan
menarik, maka tidak  jarang kita mendengar beberapa wanita memilih untuk
tidak menyusui buah hatinya  dikarenakan kekhawatiran payudara akan
menjadi kendor. Tidak hanya itu, keinginan seorang ibu untuk menyusui buah
hatinya kerap kali terhambat oleh ketidak nyamanan yang timbul saat proses
menyusui, seperti misalnya akibat gangguan kecil seperti bayi sulit
menghisap ASI, payudara lecet dan lain-lain. Kondisi-kondisi tersebut kerap
menyurutkan niat bunda untuk memberikan ASI pada si kecil. Dan hal
tersebut sangatlah disayangkan, karena ASI merupakan gabungan nutrisi
penting dengan proporsi ideal dan bentuk yang paling mudah diserap oleh
bayi, yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembang bayi.
Beberapa langkah yang dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan
payudara saat menyusui, sehingga bunda bisa memberikan ASI pada bayi
tanpa perlu merasa cemas. Perawatan payudara yang perlu dilakukan berupa
pemijatan payudara untuk memperbaiki sirkulasi darah, merawat puting
payudara agar bersih dan tidak mudah lecet, serta memperlancar produksi
ASI.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana anatomi dan fisiologi payudara?
2. Bagaimana cara perawatan payudara pada ibu nifas?
3. Bagaimana melakukan perawatan payudara dengan penanganan tertentu?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi payudara
2. Mengetahui cara perawatan payudara pada ibu nifas
3. Mampu melakukan perawatan payudara dengan penanganan tertentu

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Dan Fisiologi Payudara


2.1.1 Anatomi payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah
kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu
untuk menutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kalenjar payudara,
yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui
800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
a. Korpus atau Badan (bagian yang membesar)
Terdapat beberapa bagian, yaitu :
1) Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi
susu. Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan
lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah
2) Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
3) Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi
15-20 lobus pada tiap payudara.
4) ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil
(duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)
b. Areola (bagian yang kehitaman di tengah)
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar
melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke
luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI
keluar.
c. Papilla atau Puting (bagian yang menonjol di puncak payudara)
Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk
aliran air susu.

2
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/
datar, panjang dan terbenam (inverted).

2.1.2 Fisiologis Laktasi


Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat,
tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar
estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan,
kadar estrogen dan progesteron menurun drastis, sehingga prolaktin
lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan
menyusukan lebih dini terjadi perangsangan putting susu, terbentuklah
prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI lebih lancar.
Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu
prolaktin dan reflek aliran timbul karena akibat perangsangan puting
susu karena hisapan oleh bayi.
a. Reflek prolaktin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan
untuk membuat kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas
prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih
tinggi. Pasca persalinan, yaitu lepasnya plasenta dan
berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan
progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang
puting susu dan kalang payudara karena ujung-ujung syaraf
sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan
ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis
hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat
sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor
pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan
merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon
ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air
susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3
bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat

3
tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan
bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada
ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi
normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibi menyusui
prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti : stress atau
pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan puting susu.

b. Reflek Let Down


Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise
anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke
hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan
oksitosin. Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus
sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan
memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan
masuk melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.

2.2 Konsep Perawatan Payudara


2.2.1 Pengertian Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan
payudara yang dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk
melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu
sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan
payudara dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan
dan dilakukan 2 kali sehari.  Perawatan payudara untuk ibu nifas yang
menyusui merupakan salah satu upaya dukungan terhadap pemberian
ASI bagi buah hati.

2.2.2 Etiologi Perawatan Payudara


Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding  yang
diciptakan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya
dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat
gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya

4
memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada
saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang
mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem
saraf. Makanan-makanan buatan untuk bayi yang diramu menggunakan
teknologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan ASI.
ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna bayi.
Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem
pencernaan bayi yang masih rentan. Karena itulah bayi mengeluarkan
lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat
menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya,
pertumbuhan dan perkembangan organ. Selain itu, mereka juga
mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, betapa banyak


keunggulan yang diberikan ASI, maka perawatan payudara perlu
mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini juga karena  untuk
menunjang pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif, payudara yang sehat
dan terawat baik, mampu melancarkan produksi ASI. Hal ini membuat
proses pemberian ASI menjadi lebih mudah baik bagi ibu maupun bayi.
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan
perawatan payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai
berikut :
a. Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari
infeksi
b. Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet
c. Untuk menonjolkan puting susu
d. Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
e. Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
f. Untuk memperbanyak produksi ASI
g. Untuk mengetahui adanya kelainan

5
2.2.3 Cara Perawatan Payudara
Persiapan alat untuk perawatan payudara:
a. Handuk 2 buah
b. Washlap 2 buah
c. Waskom berisi air dingin 1 buah
d. Waskom berisi air hangat 1 buah
e. Minyak kelapa/baby oil
f. Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kasa secukupnya
g. Baki, alas dan penutup

Pelaksanaan:
a. Memberikan prosedur yang akan dilaksanakan
b. Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
c. Mengatur posisi klien dan alat-alat peraga supaya mudah dijangkau
d. Cuci tangan sebelum dilaksanakan perawatan payudara
e. Pasang handuk di pinggang klien satu dan yang satu dipundak
f. Ambil kapas dan basahi dengan minyak dan kemudian tempelkan
pada areola mamae selama 5 menit kemudian bersihkan dengan
diputar.
g. Kedua tangan diberi minyak dengan rata kemudian lakukan
pengurutan
1) Gerakan Pertama
Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara payudara,
gerakan tangan ke arah atas pusat ke samping, ke bawah
kemudian payudara diangkat sedikit dan dilepaskan, lakukan 20-
30 kali.
2) Gerakan Kedua
Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain
mengurut payudara dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke
puting susu, dilakukan 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara
secara bergantian.

6
3) Gerakan Ketiga
Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan yang lain
mengurut dengan bahu, jari tangan mengepal, lakukan pengurutan
dari arah pangkal ke puting susu, 20-30 kali dilakukan pada kedua
payudara secara bergantian.
h. Kompres dengan air hangat, kemudian dengan air dingin secara
bergantian diakhiri dengan air hangat selama 5 menit
i. Bersihkan payudara terutama bekas minyak.
j. Pakailah  bra yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu menyusui)
dan yang menyangga buah dada atau langsung susui bayi.
k. Menggunakan bra.

2.2.4 Akibat Jika Tidak Dilakukan Perawatan Payudara


Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan
perawatan payudara sedini mungkin. Dampak tersebut meliputi :
a. Puting susu kedalam
b. Anak susah menyusui
c. ASI lama keluar
d. Produksi ASI terbatas
e. Pembengkakan pada payudara
f. Payudara meradang
g. Payudara kotor
h. Ibu belum siap menyusui
i. Kulit payudara terutama puting akan mudah lecet

2.2.5 Penatalaksanaan
a. Cara Mengatasi Bila Putting Tenggelam
Lakukan gerakan menggunakan kedua ibu jari dengan menekan
kedua sisi puting dan setelah puting tampak menonjol keluar lakukan
tarikan pada puting menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu lanjutkan
dengan gerakan memutar puting ke satu arah. Ulangi sampai
beberapa kali dan dilakukan secara rutin.

7
b. Jika ASI Belum Keluar
Walaupun ASI belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah
segera menyusui sejak bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi
menyusui dini, Dengan teratur menyusui bayi maka hisapan bayi
pada saat menyusu ke ibu akan merangsang produksi hormon
oksitosin dan prolaktin yang akan membantu kelancaran ASI. Jadi
biarkan bayi terus menghisap maka akan keluar ASI. Jangan berpikir
sebaliknya yakni menunggu ASI keluar baru menyusui.

c. Penanganan  Puting Susu Lecet


Bagi ibu yang mengalami lecet pada puting susu, ibu bisa
mengistirahatkan 24 jam pada payudara yang lece dan memerah ASI
secara manual dan di tampung pada botol steril lalu di suapkan
menggunakan sendok kecil . Olesi dengan krim untuk payudara yang
lecet. Bila ada madu, cukup di olesi madu pada puting yang lecet.

d. Penanganan pada Payudara yang Terasa Keras Sekali dan Nyeri, ASI
Menetes Pelan dan Badan Terasa Demam.
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan
keras, juga sedikit nyeri. Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air
susu ibu mulai berproduksi. Tak jarang diikuti pembesaran kelenjar
di ketiak, jangan cemas ini bukan penyakit dan masih dalam batas
wajar. Dengan adanya reaksi alamiah tubuh seorang ibu dalam masa
menyusui untuk meningkatkan produksi ASI, maka tubuh
memerlukan cairan lebih banyak. Inilah pentingnya minum air putih
8 sampai dengan 10 gelas sehari.

e. Perawatan Ibu Nifas dengan Payudara Bengkak karena Bayi


Meninggal
Perawatan payudara adalah suatu cara yang dilakukan untuk
perawaatan payudara agar air susu keluar dengan lancar. Adapun
penyebab payudara bengkak antara lain yaitu karena adanya proses

8
menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa ASI terkumpul pada
daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke tiga setelah
melahirkan. Penggunaan bra yang ketat serta keadaan puting susu
yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.
Penyempitan duktuli laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak
dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting
susu, keluhan ibu adalah payudara bengkak, keras, panas, nyeri . ASI
di dalam saluran payudara tidak keluarkan.
Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara
penuh. Pada payudara bengkak: payudara odem, sakit, puting susu
kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar
kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam. Sedangkan pada
payudara penuh : payudara terasa berat, panas dan keras. Bila ASI
dikeluarkan tidak ada demam.
Ada 3 cara untuk penatalaksanaan pada payudara bengkak karena
bayi meninggal :
1) Pengosongan isi payudara dengan tangan ( memerah ).
2) Pengosongan dengan pompa payudara.
3) Pembalutan mamae dan pemberian obat estrogen untuk supresi
seperti tablet lynoral dan parlodel. ( Marilyn E.Doenges. 2000.
Hal 10)

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara
yang dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan
sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga
memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dimulai
sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali
sehari.  Perawatan payudara untuk ibu nifas yang menyusui merupakan
salah satu upaya dukungan terhadap pemberian ASI bagi buah hati.
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan
perawatan payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai
berikut :
1) Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari
infeksi
2) Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet
3) Untuk menonjolkan puting susu
4) Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
5) Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
6) Untuk memperbanyak produksi ASI
7) Untuk mengetahui adanya kelainan

3.2 Saran
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca beserta penulis. Khususnya pada para calon-calon ibu untuk
mengetahui bagaimana merawat payudara yang benar. Serta bagi para
mahasiswa keperawatan pada umumnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://ayipsyarifudinnur.blogspot.com/2014/09/makalah-perawatan-payudara.html

https://pijatsemarang.wordpress.com/2013/01/30/pijat-payudara-apa-manfaat-dan-
bahayanya/

11

Anda mungkin juga menyukai