Disusun Oleh :
2020/2021
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Perawatan Payudara pada Ibu Menyusui, makalah ini tidak dapat
terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak oleh karena itu, pada kesempatan
ini kami berterima kasih kepada:
Kami selaku penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
2.1 Anatomi Dan Fisiologi Payudara........................................................................2
2.1.1 Anatomi payudara......................................................................................2
2.1.2 Fisiologis Laktasi.......................................................................................3
2.2 Konsep Perawatan Payudara..............................................................................4
2.2.1 Pengertian Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas.........................................4
2.2.2 Etiologi Perawatan Payudara......................................................................4
2.2.3 Cara Perawatan Payudara...........................................................................6
2.2.4 Akibat Jika Tidak Dilakukan Perawatan Payudara.....................................7
2.2.5 Penatalaksanaan..........................................................................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................10
3.1 Kesimpulan......................................................................................................10
3.2 Saran................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi payudara
2. Mengetahui cara perawatan payudara pada ibu nifas
3. Mampu melakukan perawatan payudara dengan penanganan tertentu
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/
datar, panjang dan terbenam (inverted).
3
tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan
bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada
ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi
normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibi menyusui
prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti : stress atau
pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan puting susu.
4
memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada
saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang
mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem
saraf. Makanan-makanan buatan untuk bayi yang diramu menggunakan
teknologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan ASI.
ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna bayi.
Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem
pencernaan bayi yang masih rentan. Karena itulah bayi mengeluarkan
lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat
menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya,
pertumbuhan dan perkembangan organ. Selain itu, mereka juga
mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
5
2.2.3 Cara Perawatan Payudara
Persiapan alat untuk perawatan payudara:
a. Handuk 2 buah
b. Washlap 2 buah
c. Waskom berisi air dingin 1 buah
d. Waskom berisi air hangat 1 buah
e. Minyak kelapa/baby oil
f. Waskom kecil 1 buah berisi kapas/kasa secukupnya
g. Baki, alas dan penutup
Pelaksanaan:
a. Memberikan prosedur yang akan dilaksanakan
b. Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
c. Mengatur posisi klien dan alat-alat peraga supaya mudah dijangkau
d. Cuci tangan sebelum dilaksanakan perawatan payudara
e. Pasang handuk di pinggang klien satu dan yang satu dipundak
f. Ambil kapas dan basahi dengan minyak dan kemudian tempelkan
pada areola mamae selama 5 menit kemudian bersihkan dengan
diputar.
g. Kedua tangan diberi minyak dengan rata kemudian lakukan
pengurutan
1) Gerakan Pertama
Kedua tangan disimpan di bagian tengah atau antara payudara,
gerakan tangan ke arah atas pusat ke samping, ke bawah
kemudian payudara diangkat sedikit dan dilepaskan, lakukan 20-
30 kali.
2) Gerakan Kedua
Satu tangan menahan payudara dari bawah, tangan yang lain
mengurut payudara dengan pinggir tangan dari arah pangkal ke
puting susu, dilakukan 20-30 kali dilakukan pada kedua payudara
secara bergantian.
6
3) Gerakan Ketiga
Satu tangan menahan payudara di bagian bawah, tangan yang lain
mengurut dengan bahu, jari tangan mengepal, lakukan pengurutan
dari arah pangkal ke puting susu, 20-30 kali dilakukan pada kedua
payudara secara bergantian.
h. Kompres dengan air hangat, kemudian dengan air dingin secara
bergantian diakhiri dengan air hangat selama 5 menit
i. Bersihkan payudara terutama bekas minyak.
j. Pakailah bra yang terbuka bagian depannya (untuk Ibu menyusui)
dan yang menyangga buah dada atau langsung susui bayi.
k. Menggunakan bra.
2.2.5 Penatalaksanaan
a. Cara Mengatasi Bila Putting Tenggelam
Lakukan gerakan menggunakan kedua ibu jari dengan menekan
kedua sisi puting dan setelah puting tampak menonjol keluar lakukan
tarikan pada puting menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu lanjutkan
dengan gerakan memutar puting ke satu arah. Ulangi sampai
beberapa kali dan dilakukan secara rutin.
7
b. Jika ASI Belum Keluar
Walaupun ASI belum keluar ibu harus tetap menyusui. Mulailah
segera menyusui sejak bayi baru lahir, yakni dengan inisiasi
menyusui dini, Dengan teratur menyusui bayi maka hisapan bayi
pada saat menyusu ke ibu akan merangsang produksi hormon
oksitosin dan prolaktin yang akan membantu kelancaran ASI. Jadi
biarkan bayi terus menghisap maka akan keluar ASI. Jangan berpikir
sebaliknya yakni menunggu ASI keluar baru menyusui.
d. Penanganan pada Payudara yang Terasa Keras Sekali dan Nyeri, ASI
Menetes Pelan dan Badan Terasa Demam.
Pada hari ke empat masa nifas kadang payudara terasa penuh dan
keras, juga sedikit nyeri. Justru ini pertanda baik. Berarti kelenjar air
susu ibu mulai berproduksi. Tak jarang diikuti pembesaran kelenjar
di ketiak, jangan cemas ini bukan penyakit dan masih dalam batas
wajar. Dengan adanya reaksi alamiah tubuh seorang ibu dalam masa
menyusui untuk meningkatkan produksi ASI, maka tubuh
memerlukan cairan lebih banyak. Inilah pentingnya minum air putih
8 sampai dengan 10 gelas sehari.
8
menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa ASI terkumpul pada
daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke tiga setelah
melahirkan. Penggunaan bra yang ketat serta keadaan puting susu
yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.
Penyempitan duktuli laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak
dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting
susu, keluhan ibu adalah payudara bengkak, keras, panas, nyeri . ASI
di dalam saluran payudara tidak keluarkan.
Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara
penuh. Pada payudara bengkak: payudara odem, sakit, puting susu
kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar
kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam. Sedangkan pada
payudara penuh : payudara terasa berat, panas dan keras. Bila ASI
dikeluarkan tidak ada demam.
Ada 3 cara untuk penatalaksanaan pada payudara bengkak karena
bayi meninggal :
1) Pengosongan isi payudara dengan tangan ( memerah ).
2) Pengosongan dengan pompa payudara.
3) Pembalutan mamae dan pemberian obat estrogen untuk supresi
seperti tablet lynoral dan parlodel. ( Marilyn E.Doenges. 2000.
Hal 10)
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara
yang dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan
sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga
memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dimulai
sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali
sehari. Perawatan payudara untuk ibu nifas yang menyusui merupakan
salah satu upaya dukungan terhadap pemberian ASI bagi buah hati.
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan
perawatan payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai
berikut :
1) Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari
infeksi
2) Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet
3) Untuk menonjolkan puting susu
4) Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
5) Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
6) Untuk memperbanyak produksi ASI
7) Untuk mengetahui adanya kelainan
3.2 Saran
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca beserta penulis. Khususnya pada para calon-calon ibu untuk
mengetahui bagaimana merawat payudara yang benar. Serta bagi para
mahasiswa keperawatan pada umumnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://ayipsyarifudinnur.blogspot.com/2014/09/makalah-perawatan-payudara.html
https://pijatsemarang.wordpress.com/2013/01/30/pijat-payudara-apa-manfaat-dan-
bahayanya/
11