KEBIJAKAN MONETER
Di ajukan untuk memenuhi tugas kuliah
Materi : Teori Ekonomi Makro
Semester : IV E
Dosen pengampu : Helliyati, S.Sy., M.E.
Oleh kelompok 8
Mar’atul Firdausiyah
Lailatul Fajriyah
Nafa Amaliya
PEMBAHASAN
1. Nopirin
Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa
moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang yang
beredar dan kredit yang pada gilirannya akan memenuhi kegiatan ekonomi
masyarakat.2
2. Iswardono
Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari
kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung
tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
1
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Depok: PT. Rajagrafindo Persada, 2012)hal. 315
2
Ibid, hal. 310
stabilitas harga, pemerataan pembangunan, dan keseimbangan neraca
pembayaran.3
B. Instrumen Kebijakan moneter
1. Operasi pasar terbuka (open market operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar
dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (goverment
securities). Jika ingin menambah uang beredar, pemerintah akan membeli
surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah yang beredar, maka
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat
berharga pemerintah antara lain, diantaranya adalah SBI atau singkatan dari
Sertifikat Bank Indonesia dan SPBU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar
Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Untuk membuat
jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral,
serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar
berkurang.4
3. Rasio cadangan wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar
dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan
pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan
rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar pemerintah
menaikkan rasio.
4. Himbauan moral (Moral Persusion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah
uang beredar dengan jalan memberi imbalan kepada pelaku ekonomi.
Contohnya seperti penghimbau perbankan memberi kredit untuk berhati-hati
dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan
menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar kepada perekonomian.5
3
Ibid, hal.310
4
Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Mikro Syariah, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2016), Hal.185
5
Haris Munandar, dkk, Makro Ekonomi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1992), hal. 251
Menurut Muhammmad, beberapa instrumen kebijakan moniter dalam ekonomi
islam adalah sebagai berikut.
a. Resve ratio, yaitu presentase tertentu dari simpanan bank yang harus dipegang
oleh bank sentral, misalnya 5%. Jika ingin mengontrol jumlah uang yang
beredar, bank sentral dapat menaikkan RR, misalnya dari 5% menjadi 20%.
b. Moralsuassion, bank sentral dapat membujuk bank-bank untuk meningkatkan
permintaan kredit sebagai tanggung jawab mereka ketika ekonomi berada
dalam keadaan depresi. Dampaknya, kredit dikucurkan maka uang dapat
dipompa kedalam ekonomi
c. Lending ratio, dalam ekonomi islam tidak ada istilah lending (meminjamkan),
lendingratio dalam hal ini berarti qardul hasan (pinjaman kebaikan)
d. Refinance ratio, yaitu sejumlah proporsi dari pinjaman bebas bunga. Jika
refinace retio meningkat, pembiayaan yang diberikanpun meningkat dan
sebaliknya.
e. Profit sharing ratio atau rasio bagi keuntungan harus ditentukan sebelum
memulai bisnis. Bank sentral dapat menggunakan profit sharing ratio sebagai
instrumen moniter
f. Islac suku’ jika terjadi inflasi pemerintah akan mengeluarkan suku’ lebih
banyak sehingga uang akan mengalir ke bank sentral dan jumlah uang beredar
akan tereduksi. Jadi, suku’ memiliki kapasitas untuk menaikkan atau
menurunkan jumlah uang yang beredar.
g. Government investment certificate, penjualan atau pembelian sertifikat bank
sentral dalam kerangka komersial, disebut sebagai treasury bills. Instrumen ini
dikeluarkan oleh mentri keuangan dan dijual oleh bank sentral kepada brokel
dalam jumlah besar, dalam jangka pendek dan berbunga meskipun kecil6
C. Jenis-jenis Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dapat dibedakan menjadi 2 golongan, kebijakan moneter
kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif. Kebijakan moneter kuantitatif adalah
langkah-langkah bank sentral yang tujuan utamanya adalah untuk mempengaruhi
jumlah penawaran uang dan suku bunga dalam perekonomian. Sedangkan kebijakan
moneter kualitatif adalah langkah-langkah bank sentral yang bertujuan mengawasi
bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan.
6
Muhammad, Kbijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, (jakarta : selamba empat, 2002), hal.67
Dengan kata lain, kebijakan ini bukanlah untuk mengawasi perkembangan penawaran
uang, tetapi berpengaruh terhadap pinjaman-pinjaman yang diberikan institusi
keuangan.
1) Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)
Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy) adalah
suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatakan
daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian
mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter
longgar ( Easy money policy)
2) Kebijakan moneter kontraktif ( Monetery contractive polity)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang
beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.
Disebut juga dengan kebijakan uang ketat ( Tight money polity).7
7
https://blog.ruangguru.com
BAB III
KESIMPULAN
1. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diberikan oleh pemerintah, bank sentral,
dan otoritas moneter dalam mengatur persediaan uang suatu negara untuk mencapai
tujuan tertentu
2. Ada beberapa instrumen dalam kebijakan moneter, yaitu : operasi pasar terbuka (open
market operation), fasilitas diskonto (discount rate), ratio cadangan wajib (reserve
requirement ratio), dan imbauan moral (moral persuasion).
3. Jenis jenis kebijakan moneter terdiri dari kebijakan moneter ekspansif (monetary
epansive policy) yang berfungsi untuk menambah uang yang beredar, dan kebijakan
moneter kontraktif (monetary kontraktif policy) yang berfungsi untuk mengurangi
jumlah uang yang beredar.
DAFTAR PUSTAKA
Vinna Sri Yuniarti,2016, Ekonomi Mikro Syariah, Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2016.
Muhammad, 2002, Kbijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, jakarta : selamba
empat.
https://blog.ruangguru.com