Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PRAKTIKUM I
NIM : 194050
KELOMPOK : B1-B
TANGGAL PRAKTIKUM :
TOPIK :
A. TUJUAN
B. PENDAHULUAN
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang tergolong dalam suku temu-
temuan (Zingiberaceae). Namun temulawak memiliki ukuran lebih besar dan tekstur lebih kasar.
Seperti kebanyakan tanaman dalam famili Zingiberaceae lainnya, temulawak juga dikenal
sebagai tanaman obat karena mengandung senyawa yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh
manusia yaitu minyak astiri. Dimana didalamnya terdapat zat xanthorizol, germaken,
isofuranogermakren, trisiklin, alloaromadendren, fellandren, ar-turneron, dan turmerol,
kurkumin, desmetoksokurkumin, zat tepung, kamfer, glikosida, toluylmetilkarbinol dan 1-
sikloisoprenmyrsen.
1. klasifikasi tanaman
Kingdom : Plantae
Devisi : Spermatophyta
Subdevisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza
2. morfologi tanaman
Batang
Berbatang semu dan habitusnya dapat mencapai ketinggian 2 – 2,5 meter.
Tiap rumpun tanaman terdiri atas beberapa tanaman (anakan). Dan tiap tanaman
memiliki 2-9 helai daun
Daun
Daun tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar. Lamina
daun dan seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Panjang daun sekitar 50 – 55
cm. lebarnya kurang lebih18 cm, dan tiap helai daun melekat pada tangkai daun
yang posisinya saling menutupi secara teratur. Daun berbentuk lanset memanjang
berwarna hijau tua dengan garis-garis coklat. Habitus tanaman dapat mencapai
lebar 30-90 cm, dengan jumlah anakan perumpun antara 3-9 anak.
Bunga
Warna bunga umumnya kuning dengan kelopak bunga kuning tua, serta
pangkal bunganya berwarna ungu. Panjang tangkai bunga kurang lebih 3 cm dan
rangkaian bunga (inflorescentia) mencapai 1, 5 cm. dalam 1 ketiak terdapat 3-4
bunga
Rimpang
Rimpang induk temulawak bentuknya bulat seperti telur, dan berukuran
besar sedangkan rimpang cabang terdapat pada bagian samping yang bentuknya
memanjang. Tiap tanaman memiliki rimpang cabang antara 3-4 buah. Warna
rimpang cabang umumnya lebih muda dari pada rimpang induk.
3. Khasiat
Temulawak berkhasiat untuk pengobatan, diantaranya yaitu:
a. Mengobati bau badan yang kurang sedap
b. Membersihkan darah dan mengatasi masalah jerawat
c. Penyakit ekstrim seperti kanker dengan cara bekerja menghentikan pembuluh darah
yang menyuplai pertumbuhan kanker.
d. Mengobati penyakit kuning, demam malaria dan sembelit, serta bisa
untuk menobati mag
e. Memperbanyak ASI
f. Mengobati badan yang terluka
g. mengobati sakit pinggang, asma,
4. metode ekstraksi
pada praktikum ini kita menggunakan metode ekstraksi sokletasi dan skrining
fitokimia. Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan
pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Pengambilan
suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Setelah diperoleh
hasil ekstraksi sokletasi, dilakukan skrining fitokimia meliputi senyawa fenolik,
flavonoid, alkaloid, saponin, tanin sterorin/triterpenoid.
C. PRINSIP KERJA
Adapun prinsip dari sokletasi yaitu pemisahan yang berulang ulang sehingga hasil yang
didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai,
maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersaring. Metode sokletasi
menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang
terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan. Sokletasi
digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul
setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut
dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi
tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan
rotari evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik
berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan
menggunakan pelarut yang diinginkan.
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut-pelarut organik
dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter,
atau kloroform untuk memisahkan senyawa-senyawa trepenoid dan lipid - lipid, kemudian
dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa - senyawa yang lebih
polar. Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang
berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus dihindarkan dari
sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan
berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa
baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi. Alat sokletasi tidak
boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat.
Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.
D. ALAT BAHAN
Alat
1. Seperangkat alat Soxhlet
2. Timbangan analitik
3. Kertas saring
4. Kain mori
5. Cawan porselen
6. Spatel
7. Kaki 3
8. Spiritus
9. Corong kaca
10. Batang pengaduk
11. Gelas beaker
12. Gelas ukur
13. Tabung reaksi
14. Rak tabung reaksi
15. Pipet tetes
BAHAN
1. Simplisia temulawak (Curcuma xanthorrhizae)
2. Etanol 96%
3. Batu didih
4. Larutan Benedict
5. FeCL3 1%
6. Aquadest
7. Serbuk mg
8. HCl
9. Amyl alcohol
10. NH3
11. H2SO4
12. Kloroform
13. Dragendorf
14. Mayer
15. Wagner
1. EKSTRAKSI SOKHLETASI
d. Masukkan simplisia yang telah dilapisi kertas saring ke dalam tabung chiffon
h. Ekstrak cair yang diperoleh dipekatkan dalam cawan porselen diatas penangas
air sehingga diperoleh ekstrak kental
2. SKRINING FITOKIMIA
1) Penapisan Golongan Karbohidrat (Test Benedict)
G. PEMBAHASAN
H. KESIMPULAN
I. DAFTAR PUSTAKA
J. LAMPIRAN (FOTO)