Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

Y DENGAN
DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI

Disusun oleh:
1. Gea Sanimustofies (1811017)
2. Febriana (1811022)
3. Selvi Mahastina (1811023)
4. Michelle R.P Kaunang (1811025)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADI HUSADA
SURABAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Era globalisasi dapat memungkinkan terjadinya perubahan besar pada pola
kehidupan manusia, misalnya pada gaya hidup. Gaya hidup, yang didalamnya
terdapat pola konsumsi makanan dan aktivitas fisik, cenderung meniru gaya
kebarat-baratan yang dianggap sebgai gaya hidup masyarakat modern, yaitu
kurangnya aktivitas fisik serta tingginya konsumsi makanan yang mengandung
tinggi lemak, natrium, dan gula, serta rendahnya konsumsi makanan yang
mengandung serat (Halmboe-Ottesen & Wandel, 2012).
Dewasa pertengahan dimulai sekitar awal hingga pertengahan 30-an dan
berakhir hingga akhiran 60-an, sesuai dengan fase levinson “menetap” dan “tahun
tahun hasil” (Potter & Perry, 2017). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah distolik lebih dari 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cikup
istirahat/tenang. Peningkatan teknanan darah dengan jangka waktu yang lama
dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal, jantung dan otak apabila tidak
dilakukan pengobatan secara dini (Kemenkes, 2017)
Tingginya angka kejadian hipertensi yang terus meningkat dan akan menyebabkan
komplikasi. Penatalaksanaan hipertensi yang tidak dilakukan dengan baik
mennyebabkan komplikasi (Triyanto, 2014). Apabila hipertensi tidak ditangani
dengan tepat maka akan menimbulkan komplikasi yaitu stroke, infark miokard,
gagal jantung, gagal ginjal kronik dan retinopati (Nuraini, 2015)
Worlh Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukan satu milyar orang di
dunia menderita hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara berkembang yang
berpenghasilan rendah sampai sedang. Pevelensi hipertensi akan terus meningkat
tajam dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa diseluruh
dunia terkena hipertensi (WHO, 2012). Hipertendi juga menempati peringkat ke 2
dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia.
Penderitanya lebih banyak wanita 30% dan pria 29% sekitar 80% kenaikan kasus
hipertensi terjadi terutama dinegara berkembang (Triyanto, 2014).
Pavelensi hipertensi diindonesia yang didapat melalui pengukuran pada
umur 18 tahun sebesar 25,8%. Prevelensi hipertensi di Indonesia yang dapat
melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis
tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%, jadi 0,1% yang minum
obat sendiri. Penyakit terbanyak pada usia lanjut berdasarkan Riset dasar tahun
2013 adlaah hipertensi dengan prevelensi 45,9% pada usia 55-64 tahun 57,6%,
pada usia 65,74% dan 63,8% pada usia 75 tahun (Riskedas, 2013).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi dalam suatu rumah tangga yang berinteraksi satu
dengan yang lainnya dlaam peran serta menciptakan dan mempertahankan suatu
budaya (Ali, 2010). Keluarga yang sehat sangat berperan penting untuk
kelangsungan hidup yang sejahtera. Dengan memiliki keluarga yang harmonis dan
bahagia. Beberapa ahli berpendapat bahwa bertambah umur, merupakan faktor
terjadinya hipertensi. Oleh sebab itu pengawasan dan pengelolaan keluarga
terhadap faktor pencetus dari peningkatan tekanan darah sangat disarankan agar
terhindar dari keadaan yang lebih parah (Harmoko, 2012).

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk memberikan konsep Asuhan Keperawatan Keluarga tentang
Hipertensi
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga dengan diagnosa
hipertensi
2. Mampu merumuskan diagnosis keperawatan keluarga dengan diagnosa
hipertensi
3. Mampu menentukan intervensi keperawatan keluarga dengan diagnosa
hipertensi
4. Mampu melakukan implementasi keperawatan keluarga dengan diagnosa
hipertensi
5. Mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga dengan diagnosa
hipertensi
1.3. Manfaat
1.3.1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran tingkat
pengetahuan tentang hipertensi di masyarakat
1.3.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis
Sebagai pengalaman langsung dalam pembuatan laporan asuhan khusus
mengenai pengetahuan tentang hipertensi
2. Bagi masyarakat
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan masyarakat
tentang hipertensi
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan acuan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan
penyuluhan tentang kesehatan mengenai hipertensi dan bahayanya
4. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran pengetahuan
mengenai hipertensi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hipertensi


1.1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting dan umum.
Meskipun jarang meyebabkan gejala atau membatasi pola kesehatan orang yang
fungsional, hipertensi adalah faktor risiko utama bagi jantung koroner, gagal
jantung, stroke, dan gagal ginjal. (Diane Goldsworthy, 2014)
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnomal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Secara umum, seseorang
dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90
mmHg. Hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keaadan di mana tekanan
darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg.
(Ardiansyah, 2012)
Tabel 2.1. Karakteristik Hipertensi
Kategori Diagnostik Sistolic (mmHg) Diastolic (mmHg)
Normal <120 <80
Normal tinggi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 160-179 100-109
Hipertensi derajat 3 ≥180 ≥110
Hipertensi sistolic terisolasi ≥140 <90
Hipertensi yang terisolasi dengan ≥160 ≤70
sangat yakin
Sumber : (Diane Goldsworthy, 2014)
1.2. Etiologi
1. Stress
Stresor merupakan stimuli intrinsik atau ekstrinsik yang menyebabkan
gangguan fisiologi dan psikologi, dan dapat membahayakan kesehatan.
Stress mental dapat terkait dengan hipertensi, penyakit kardiovaskular,
obesitas, dan sindrom metabolik.
2. Obesitas
Lemak badan mempengaruhi kenaikan tekanan darah dan hipertensi.
Obesitas telah diidentifikasi sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi.
Obesitas diketahui sebagai hasil kombinasi disfungsi pusat makan di
otak, ketidakseimbangan asupan energi dan pengeluaran, dan variasi
genetik.
3. Merokok
Rokok menghasilkan nikotin dan karbon monoksida, suatu
vasokonstriktor poten yang menyebabkan hipertensi. Merokok dapat
meningkatkan tekanan darah jga melalui peningkatan norepinefrin
plasma dari saraf simpatetik.
1) Nikotin
Nikotin adalah sebuah senyawa kimia organic sebuah alkoid yang
ditemukan secara alami diberbagai macam tumbuhan seperti
tembakau dan tomat, nikotin merupakan 0,3 sampai 5% dari berat
kering tembakau yang berasal dari hasil biosintesis diakar dan
diakumulasikan didaun. Nikotin merupakan racun syaraf yang
potensial dan digunakan sebagai bahan baku jenis insektisida.
Nikotin memiliki kemampuan karsinogen yang menjadi penghambat
kemampuan tubuh untuk melawan sel-sel kanker.
2) Tar
Tar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotin dan
uap air diasingkan, beberapa komponen zat kimianya bersifat
karsinogen (pembentuk kanker). Tar mengandung bahan kimia
beracun yang merusak sel paru-paru dan menyebabkan kanker, tar
bersifat lengket dan menempel pada paru-paru.
3) Karbon monoksida (CO)
Gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan
darah membawa oksigen. Zat ini mengikat hemoglobin dalam darah
sehingga membuat darah tidak mampu mengikat oksigen. Pada
seseorang merokok tidak akan sampai keracunan CO, namun
pengaruh CO yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit,
dengan lambat namun pasti akan berpengaruh negative pada jalan
pada pembuluh darah.
4. Alkohol
Mengkonsumsi alkohol berlebih akan meningkatkan risiko terjadinya
hipertensi, namun mekanismenya belum jelas. Terjadnya hipertensi lebih
tinggi pada peminum alcohol berat akibat dari aktivasi simpatetik.
5. Keturunan
Hipertensi pada orang yang memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga
sekitar 15-35%. Hipertensi terjadi pada 60% laki-laki dan 30-40%
perempuan. Hipertensi dapat disebabkan mutasi gen tunggal, diturunkan
berdasarkan hokum mendel.
6. Kafein
Kopi dapat meningkatan secara akut tekanan darah dengan memblok
reseptor vasodilatasi adenosine dan meningkatkan norepinefrin plasma.
Minum 2 sampai 3 cangkir kopi akan meningkatkan tekanan darah secara
akut, dengan variasi yang luas antara individu dari 3/4mmHg sampai
ETIOLOGI
15/13mmHg. (Budi S. Pikir, 2015)
1.3. Patofisiologi/Pathway

Stress Obesitas Merokok Alcohol Kafein


Keturunan

Melepaskan hormone Kerja jantung Kandungan Menyempitkan Factor


Diameter
gen
adrenalin kortisol, & meningkat nikotin memicu pembuluh darahpembuluh darah
noepinefrin (memicu system saraf mengecil
adanya stress) diotak untuk Pola hidup
Peningkatan menyempitkan Kerusakan tidak sehat
tekanan darah pembuluh darah organ ginjal dan Peningkatan
Peningkatan sekaligus organ vital yang tekanan darah
denyut jantung meningkatkan mempengaruhi
tekanan darah tekanan darah

Hipertensi

Tekanan sismetik Kerusakan vascular MK : Ansietas


Perubahan situasi
darah pembuluh darah

Aliran darah Perubahan stuktur


Metode koping
MK : Defisiensi
semakin cepat
pengetahuan
tidak efektif
keseluruhan tubuh
sedangkan nutrisi
dalam sel sudah
mencukupi
kebutuhan
Penyumbatan
pembuluh darah MK :
Ketidakefektifan
koping
Gangguan sirkulas
Vasokontriksi

Ginjal Otak Pembuluh darah Retina

Vasokontriksi Spasme
pembuluh darah Resistensi Suplai darah O2 Sistemik artetiol
Coroner
ginjal pembuluh darah ke otak
otak
Beban kerja Vasokontriksi Iskemia
MK : Risiko
miokard
Blood flow MK : Risiko
jantung MK : Nyeri Krisis
Informasi
ciderayang
darah turun ketidakefektifa
kepala n perfusi situasional
minim
After load MK : Nyeri
jaringan otak
dada
Respon RAA

MK : Fatigue
Merangsang Penurunan
aldosteron curah jantung
MK :
Intoleransi
Retensi Na aktivitas

Edema

MK :
Kelebihan
volume cairan
Modifikasi gaya hidup

Bukan tujuan tekanan darah


(140/90 mmhg) (<130/80mmHg
untuk mereka yang menderita
diabetes atau penyakit ginjal
kronis )

Algoritma
Pilihan obat awal

1.4. Tanda dan Gejala


1. Penglihatan kabur
Tanpa indikasi karena
yang kerusakan retina
meyakinkan Dengan indikasi yang
meyakinkan
2. Nyeri pada kepala
3. Mual dan muntah akibat meningkatnya tekanan intra kranial
Tahap 1 Tahap 2 Obat-obatan untuk indikasi
4. Edema
Hipertensi (SBP 140-159 dependent
atau Hipertensi (SBP ≥160 atau kuat obat anti hipertensi
DBP 90-99 mmHg) Tipe DBP ≥100 mmHg) dua obat lainnya (diuretic, ACEI, ARB,
5. Adanya pembengkakan
diuretic tiazid untuk sebagian
karena meningkatnya tekanan
kombinasi untuk kebanyakan
kapiler. BB, CCB) sewaktu
besar dapat (Pudiastuti, 2011) biasanya tipe thiazidetik dibutuhkan
mempertimbangkan ACEI, diuretic dan ACEI, atau ARB,
ARB,1.5. Penatalaksanaan
BB, CCB, atau atau BB, atau CCB
kombinasi
1. Diet: rendah natrium, rendah kalori, rendah kolestrol, dan rendah lemak, membatasi alcohol dan kafein .
2. Menurunkan berat badan.
Tidak pada tekanan darah
3. Aktivitas : Selama dapat di toleransi
4. Berhenti merokok
Dosis optimis/tambahkan obat tambahan sampai tekanan
5. Melakukan monitor : tanda vital, EKG, dan
darah masukan
tercapai. dan keluaran.
Pertimbangkan konsultasi dengan
spesialis hipertensi.
6. Pemeriksaan laboratorium : natrium, kalium, dan kolestrol.
7. Diuretik tiazid : klotiazid (diuril), hidroklorotiazid (HydroDIURIL)
8. Diuretik lengkung (Loop Diuretics) : furosemide (lasix), bumotanide (bumex)
9. Diuretik hemat kalium : spirunolaktom (aldactone).
10. Anthipertensi : metildopa (aldomet), hydralaksin (apresoline), prazosin (minipres), doxazosin (cardura).
11. Antagonis kalsium : amlodipine (norvasc), nifedepine (procardia), verapamil (calan), diltiazem (cardizem), nicardipine
(cardene)
12. Antagonis adrenergik beta : propanolol (inderal), metoprolol (lopressor), carteolol (cartrol), labetolol (normodyne).
13. Inhibitor enzim yang mengubah aniotensin (ACE atau Angiotensin-Converting Enzyme) : captopril (capoten), enalapril
(vasotec), lisinopril (prinivil).
14. Penghambat reseptor angiotensin II (ARB) : Candesartan (atacand), irbesartan (avapro), losartan (cozaar), valsartan
(diovan)
15. Vasodilator : nitropruside (nipride), digunakan untuk krisis hipertensi.
(Saputra, 2014)
1.6. Komplikasi
1. Penyakit jantung (gagal jantung, kematian mendadak, kardiomiopati) dan aritmia. Untuk memompa darah terhadap tekanan
tinggi dalam pembuluh, atau jantung perlu berkontraksi lebih sehingga otot akan menjadi kental. Otot kental memiliki
kesulitan memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, hal ini dapat menyebabkan komplikasi.
2. Stroke, dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan (aterosklerosis), yang dapat menyebabkan serangan jantung
(penyakit jantung), stroke atau komplikasi lain. Serangan jantung dan stroke merupakan komplikasi hipertensi yang sangat
umum ditemukan.
3. Aneurisma aorta (kelemahan dinding aorta yang mengakibatkan dilatasi hingga 1,5 kali lebih besar dan berisiko untuk
rupture, sering mengakibatkan kematian mendadak.
4. Lemah dan menyempitnya pembuluh darah pada ginjal, hal ini dapat mencegah dari organ-organ lain berfungsi normal.
Untuk menentukan komplikasi hipertensi menyempitnya pembuluh darah memerlukan beberapa pemeriksaan penunjang
yang dilakukan oleh dokter yang ahli dalam bidang kardiovaskular. (Wahdah, 2011)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
NARASI KASUS
Pengkajian pada keluarga Tn. Y di Jl. Mawar No.09 Surabaya dilakukan
pada hari Sabtu tanggal 06 Maret 2021 pukul 09.00 WIB, didapat data bahwa
didalam keluarga Tn. Y terdapat anggota keluarganya yang menderita penyakit
hipertensi yaitu Tn. Y ± 2 tahun, Tn. N berumur 61 tahun, pendidikan terakhir
tamat SMP, Tn. Y dan Ny. W bekerja sebagai wirausaha. Tipe keluarga Tn. Y
merupakan tipe keluarga besar dimana Tn. Y dan Ny. W mempunyai 4 anak,
dimana 2 orang anak sekarang sudah memisahkan diri karena sudah berkeluarga,
1 anak belum berkeluarga dan bekerja di luar kota Surabaya, sedangkan anak ke –
4 tinggal bersama Tn.Y dan masih sekolah SMA kelas 3. Tidak ada anggota
keluarga yang mempuyai riwayat hipertensi seperti yang dialami Tn. Y, tetapi dari
keluarga Tn. Y tepatnya anak kedua menderita stroke (sudah meninggal) dan 3
saudara Tn. Y tidak ada yang menderita penyakit apapun. Dari keluarga Ny. W
tidak ada yang menderita hipertensi, tetapi kedua saudara Ny. W sudah
meninggal. Anggota keluarga Tn. Y semua beragama Islam.
Saat dilakukan pengkajian, Tn. Y mengatakan tidak pernah ada sakit serius,
paling batuk, pilek, dan kecapekan. Tn. Y juga mengatakan bahwa ia tidak
mengetahui tentang penyakitnya secara signifikan, baik penyebab, tanda dan
gejala, diet, pengobatan serta pencegahan kekambuhan. Tn. N kadang mengeluh
pusing seperti berputar-putar, kaki dan tangan terasa kesemutan dan lehernya
terasa kaku dan berat. Selama ini Tn. N hanya berobat ke mantri jika merasa
pusing dan lehernya terasa kaku. Lalu mendapatkan obat amlodiphine 5 mg dari
mantri.
Ketika dilakukan pemeriksaan fisik didapat data Tn. Y dengan TD 160/100
mmHg, N 85x/menit,RR: 20x/menit S:36ºC. Ny. W dengan TD 120/80 mmHg, N
= 88x/menit, RR 20x/menit, S 36ºC.
STIKES Adi Husada
Jl. Kapasari No. 95 Surabaya

FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Data Umum (Dikerjakan oleh Febri)
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. Y
2. Alamat dan Telepon : Jl. Mawar No 09, Surabaya
3. Komposisi Keluarga :
No Nama JK Hub dgn Umur pekerjaan Pend. Imunisasi Ket
KK BCG Polio PT Hepatitis Cam
pak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. Tn. Y L Kep klg 59 th wirausaha SMP - - - - - - - - - - - - Sakit
Hipertensi
2. Ny. W P Istri 55 th IRT SMA - - - - - - - - - - - - -
3. Nn.A P Anak 17 th Pelajar SMA - - - - - - - - - - - - Sakit Maag

Genogram :
Tn. W Ny. Tn. A Ny.
89 N 88 B
80 86
hipertensi Operasi

Tn. N Tn. Y Tn.


65 61 NNy. Ny.
Y W F
55 51
Stroke

Tn. I Tn. V
Ny. 27 24 Nn.
Z A
29 17

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Menikah
4. Tipe Keluarga : Tipe Keluarga The Nuclear Family (keluarga inti)
: Saudara kandung
yang terdiri dari Tn. Y istri Tn.Y dan anak
: Tinggal serumah
5. Suku Bangsa : Jawa
6. Agama : Islam
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
Keluarga Tn.Y termasuk keluarga dengan tingkat ekonomi yang cukup.
Tn. Y bekerja sebagai petani.Sehingga mencukupi kebutuhan
keluarga.Tn. U mengatakan penghasilannya per/bulan dibawah Rp. 5.
000.000. Adapun pengeluaran perbulannya digunakan untuk membayar
listrik, membayar air dan kebutuhan sehari-hari serta membayar biaya
sekolah anaknya.
8. Aktifitas Rekreasi Keluarga: Keluarga Tn.Y melakukan rekreasi dengan
menonton TV dirumah, bersantai dirumah, terkadang mengajak liburan
jika weekend tiba
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga (Dikerjakan oleh Febri)
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini (ditentukan dari anak tertua) :
Keluarga usia pertengahan dengan hipertensi
2. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi :
Tidak ada tahapan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi: Membantu
sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan,
mempertahakankan keintiman pasangan, dan memenuhi kebutuhan dan
biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk
meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
3. Riwayat Keluarga Inti :
Tn.Y sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny. W pada tahun 1990
dan memiliki 4 orang anak yaitu Ny. Z, Tn. I, Tn. V dan Nn. A. Ketiga
anak Tn. Y sudah menikah dan tidak tinggal bersama dengan Tn. Y. Saat
ini hanya anak yang terakhir yaitu Nn. A yang tinggal bersama Tn. Y dan
Ny. W. Saat pengkajian Ny. W dan Nn. A dalam kondisi sehat, Nn. A
memiliki sakit maag yang terkadang kambuh sedangkan Tn. Y
mempunyai penyakit Hipertensi. Tn. Y sudah mengalami hipertensi 5
bulan yang lalu. Tn.Y mengatakan suka memakan makanan yang asin-
asin tetapi Ny.W tidak menegur terhadap pola makan Tn.Y sehingga
Tn.Y tetap tidak patuh terhadap pantangan makanan. Saat ini Tn. Y
mengeluh pusing seperti berputar-putar dengan nyeri kepala bagian
bawah saat terlalu banyak bergerak, nyeri seperti ditekan dengan skala
nyeri 4 hilang timbul, kaki dan tangan terasa kesemutan dan lehernya
terasa kaku dan berat. Tn. Y oleh keluarga sudah dibawa ke mantri tetapi
pusing tidak kunjung sembuh. Tn. Y mengatakan juga mengeluh lelah
dan lemas dan ngosngosan setelah beraktivtas seperti jalan terlalu jauh.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya : Tn. Y mengatakan keluarga
sebelumnya memiliki riwayat penyakit hipertensi tepatnya ibu Tn. Y dan
sudah meninggal pada umur 70 tahun sedangkan ayah Tn. Y meninggal
pada usia 69 tahun dikarenakan usia sudah tua. Dan kematian kakak Tn.
Y pada usia 60 tahun dikarenakan stroke sedangkan adik Tn. Y masih
sehat dan tidak memiliki penyakit degeneratif. Untuk keluarga dari istri
Tn. Y yaitu Ny. W ayahnya meninggal pada usia 65 tahun dikarenakan
operasi, sedangkan ibu Ny. W meninggal dikarenakan usianya. Saudara
Ny. W tepatnya adiknya tidak memiliki penyakit degeneratif atau bisa
dikatakan sehat karena mampu menjaga kesehatan dengan menerapkan
pola hidup yang sehat.
C. Pengkajian Lingkungan (Dikerjakan oleh Selvi)
1. Karakteristik Rumah : Model rumah yang ditempati keluarga Tn. Y
rumah permanen dan milik sendiri. Luas rumah Tn. Y 13x10 m2 yang
terdiri dari 1 ruang tamu, 5 buah kamar, 1 ruang dapur, dan 1 kamar
mandi. Rumah Tn. Y berlantai keramik. Rumah Tn. Y memiliki sirkulasi
udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang baik, dan memiliki sistem
penerangan ruang yang baik, memiliki tempat penampungan air bersih.
Keluarga Tn. memiliki WC, atau jamban pada rumahnya. Jarak septik
tank dari sumber air bersih cukup jauh (> 10 meter)

Kamar
Dapur mandi U
Kamar 1
Mushola

Kamar 5 Kamar 2

Kamar 3

Kamar 4
Ruang Tamu

Toko

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW : Tn. Y mengatakan di


lingkungan tempat tinggal Tn. Y untuk bapak-bapak setiap satu minggu
sekali pada hari minggu mengadakan kerja bakti untuk membersihkan
lingkungannya. Selain itu ada juga perkumpulan ibu PKK setiap satu
minggu sekali pada hari jumat, untuk remaja ada karang taruna dan
remas selain itu. Dan untuk remaja perkumpulannya ada karang taruna
dan REMAS (Remaja Masjid). Hubungan keluarga Tn.Y antar tetangga
saling membantu, yaitu bila ada tetangga yang membangun rumah
dikerjakan saling gotong royong.
3. Mobilitas Geografis Keluarga : Sebagai penduduk Kota Surabaya Tn.
Y tidak pernah berpindah tempat dan mempunyai rumah pribadi, dan ada
anggota keluarga Tn. Y yang tidak tinggal bersama yaitu anak pertama
dan kedua karena sudah berkeluarga, dan anak ketiga juga tidak tinggl
dengan Tn. Y karena bekerja diluar kota Surabaya
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat : Interaksi
dengan keluarga Tn. Y setiap malam selalu menonton tv, setiap hari
besar anak cucu Tn Y selalu berkumpul di rumah Tn. Y. Interaksi dengan
masyarakat, keluarga Tn. Y selalu ikut berpatasipasi dalam kegiatan
masyarakat seperti kerja bakti setiap minggu dan untuk Ny. W selalu ikut
serta dalam perkumpulan ibu-ibu PKK, sedangkan anak keempat Tn. Y
mengikuti karang taruna dan REMAS (Remaja Masjid)
5. Sistem Pendukung Keluarga : Dalam keluarga Tn Y apabila merasa
ada masalah atau kesulitan keluarga selalu membagi atau menceritakan
dengan anggota keluarga lainnya, dan jika ada keluarga yang sakit
keluarga membawa ke puskesmas dengan jarak 2 km. Fasilititas
kesehatan yang dimiliki keluarga yaitu kartu BPJS. Tn. Y mengatakan
memiliki 2 sepeda motor sebagai alat transportasi.

D. Struktur Keluarga (Dikerjakan oleh Selvi)


1. Pola Komunikasi Keluarga : Anggota keluarga Tn. Y berkomunikasi
menggunakan bahasa jawa serta pengambilan keputusan ditentukan oleh
Tn. Y sebagai kepala keluarga.
2. Struktur Kekuatan Keluarga : Pengambilan keputusan dalam
keluarga ditentukan oleh Tn. Y sebagai kepala keluarga dengan hasil
musyawarah semua anggota keluarganya dan dalam mengatur anggaran
keluarga di serahkan sepenuhnya kepada Ny. W selaku ibu rumah
tangga.
3. Struktur Peran (Formal dan Informal) :
a. Tn. Y
 Formal : Tn. Y berperan sebagai kepala keluarga dan bertanggung
jawab dalam menafkahi keluarganya.
 Informal : mengikuti kegiatan bapak-bapak yang dilaksanakan di
lingkungannya seperti kerja bakti
b. Ny. W
 Formal : Ny. W berperan sebagai ibu rumah tangga, menjaga dan
merawat suami. Dalam menjalankan peran Ny.W tidak memiliki
masalah dan ia mampu dengan baik menjalankan perannya
 Informal : mengikuti kegiatan ibu-ibu yang dilaksanakan di
lingkungannya seperti perkumpulan ibu-ibu PKK
c. Nn. A
 Formal : berperan sebagai anak, dan memenuhi tugasnya sebagai
siswa
 Informal : mengikuti kegiatan remaja yang dilaksanakan di
lingkungannya seperti karang taruna dan REMAS (Remaja Masjid)
4. Nilai dan Norma Keluarga : Nilai kebudayaan yang dianut oleh keluarga
yaitu budaya jawa. Keluarga sangat mendukung nilai dan norma budaya
mereka seperti saling menghormati dengan satu sama lain dan berpakaian
yang sopan serta keluarga beranggapan bahwa sakit yang diderita adalah
cobaan dari Tuhan dan kita hanya mampu berdoa saja.
E. Fungsi Keluarga (Dikerjakan oleh Gea)
1. Fungsi Afektif :
Keluarga Tn. Y sebagai keluarga yang bisa berhubungan secara harmonis
dan saling menyayangi, mendukung serta merawat antar anggota
keluarga Ketika ada yang sakit.
2. Fungsi Sosial :
Keluarga Tn. Y mengatakan bahwa Tn. Y selalu berinteraksi dengan
keluarganya baik melalui media sosial maupun secara langsung
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga :
Keluarga Tn. Y mengatakan bahwa Tn. Y sudah mengalami
hipertensi sejak 5 bulan yang lalu, dan mereka hanya mengetahui
tentang hipertensi itu hanya tekanannya darahnya tinggi dan karena
faktor usia tetapi keluarga Tn. Y tidak mengetahui secara detail,
seperti tanda dan gejala, diet, pengobatan serta pencegahan
kekambuhan. Keluarga Tn. Y tidak pernah membelikan obat di
warung jika Tn. Y merasa pusing tetapi keluarga membawa Tn. Y
berobat ke mantri lalu mendapatkan obat amlodiphine 5 mg dari
mantri. Keluarga Tn.Y mengatakan Tn.Y kurang menunjukkan
minat untuk perilaku sehat dengan suka memakan-makanan asin
karena jika makanannya tidak terasa asin Tn. Y tidak akan mau
makan, Tn. Y tidak rutin berolahraga. Tn. Y kadang mengeluh
pusing seperti berputar-putar dengan nyeri kepala bagian bawah saat
terlalu banyak bergerak, nyeri seperti ditekan dengan skala nyeri 4
hilang timbul, kaki dan tangan terasa kesemutan dan lehernya terasa
kaku dan berat. Tn. Y mengatakan juga mengeluh lelah dan lemas
dan ngosngosan setelah beraktivtas seperti jalan terlalu jauh.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Berobat ke mantri jika merasa pusing dan lehernya terasa kaku. Lalu
mendapatkan obat amlodiphine 5 mg dari mantri. Keluarga Tn. Y
Mengatakan nyeri yang dialami Tn. Y dibiarkan
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengatakan menganjurkan istirahat total saat sakit,
mengantarkan ke mantri untuk berobat, mengingatkan dan
menyediakan obat amlodiphine 5 mg yang diresepkan oleh mantri.
d. Dalam memelihara atau memodifikasi kesehatan
Ny. W mengatakan kebersihan rumah terjaga, lantai rumah bersih,
perabotan tertata dengan rapi dan rumah dibersihkan 2 kali sehari
yaitu saat pagi dan sore hari.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Tn. Y mengatakan tidak rutin membayar asuransi Kesehatan
pemerintah sehingga tidak mengontrol kesehatannya ke fasilitas
Kesehatan pemerintah. Ny. W mengatakan ke mantri hanya saat ada
anggota keluarga yang sakitnya tidak kunjung sembuh.
4. Fungsi Reproduksi :
Keluarga Tn. Y mengatakan bahwa Tn Y tidak mengalami gangguan
reproduksi dan Ny. W sudah tidak haid lagi yaitu sudah menopaese
5. Fungsi Ekonomi :
Tn. Y mengatakan penghasilan yang yang didapat cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keluarga Tn. Y berpenampilan
sederhana, dan untuk belanja baju biasanya setiap 5 bulan sekali atau jika
ada uang lebih Tn. Y akan membelikan keluarganya baju atau makanan.
Keluarga Tn. Y untuk makan memakan masakan yang sederhana yaitu
nasi, sayur dan lauk selain itu Ny. W juga tidak lupa membeli buah untuk
keluarga dan untuk makanan hipertensi Tn. Y memakan masakan yang
sama dengan anggota keluarga lain. Keluarga Tn. Y tinggal dirumah
milik pribadi, dengan berlantai keramik, serta ventilasi cukup
F. Tingkat Kemandirian Keluarga (Dikerjakan oleh Gea)
Tingkat Kriteria
Kemandirian 1 2 3 4 5 6 7
Tingkat I ✓ ✓
Tingkat II
Tingkat III
Tingkat IV

G. Stres dan Koping Keluarga (Dikerjakan Oleh Michelle)


1. Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang :
a. Jangka Pendek : Keluarga Tn. Y mengatakan khawatir dengan
nyeri kepala Tn. Y yang tidak sembuh-sembuh dan takut tekanan
darahnya semakin tinggi.
b.Jangka Panjang : Keluarga Tn. Y mengatakan takut kondisi Tn. Y
semakin buruk yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan
tidak bisa lagi bekerja serta menafkahi keluarga.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi / Stressor :
Tn. Y mengatakan selalu berusaha mengontrol tekanan darah dan
keluarga mengatakan menganjurkan istirahat dan mengantarkan ke
mantri untuk berobat
3. Strategi Koping Yang Digunakan :
Un tuk menghadapi stressor Tn. Y selalu optimis dan berfikir positif agar
dia terhindar dari stress, agar tekanan darahnya tetap stabil.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Jika sakit, Tn. Y isitrahat dan tidur
H. Pemeriksaan Fisik (Dikerjakan Oleh Michelle)
No. Pemeriksaan Tn. Y Ny. W Nn. A
1. Kepala Bersih, kulit Rambut bersih Rambut bersih
kepala tampak warna hitam, warna hitam,
putih, wajah penyebaran penyebaran
tampak pucat. merata, tidak merata, tidak
rontok, tidak ada rontok, tidak ada
bekas luka. bekas luka.
2. TTV TD:160/100mmHg TD:120/80 mmHg TD:120/80mmHg
N: 90x/menit N: 88x/menit N: 82x/menit
S: 36OC S: 36,3OC S: 36,5OC
RR: 20x/menit RR: 18x/menit RR: 20x/menit
N
3. BB, TB 60 kg, 158 cm 58 kg, 155 cm 52 kg, 157 cm

4. Mata Sclera: putih Sclera: putih Sclera: putih


Konjungtiva: Konjungtiva: Konjungtiva:
merah muda merah muda merah muda
Pupil: isokor Pupil: isokor Pupil: isokor
5. Hidung Penciuman dalam Penciuman dalam Penciuman dalam
batas normal batas normal batas normal
6. Mulut Dapat merasakan Mukosa bibir Mukosa bibir
manis, asin, dan lembab, tidak ada lembab, tidak ada
pahit, mukosa karies pada gigi, karies pada gigi,
bibir kering lidah merah lidah merah
muda. muda.
7. Leher Kelenjar tiroid: Kelenjar tiroid: Kelenjar tiroid:
normal normal normal
8. Dada Bentuk dada Bentuk dada Bentuk dada
simetris simetris simetris
pernafasan pernafasan pernafasan
20x/mnt 20x/mnt 20x/mnt
tidak ada tidak ada tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan,
suara paru sonor suara paru sonor suara paru sonor
9. Perut Bising usus Bising usus Bising usus
normal, distensi normal, distensi normal, distensi
abdomen (-), abdomen (-), abdomen (-),
nyeri ulu hati (-). nyeri ulu hati (-). nyeri ulu hati (-).
Rektum: tidak ada Rektum: tidak Rektum: tidak
Riwayat ada Riwayat ada Riwayat
perdarahan, perdarahan, perdarahan,
hemaroid (-). hemaroid (-). hemaroid (-).
10. Tangan Skala kekuatan Skala kekuatan Skala kekuatan
otot otot otot
Kiri 5 Kiri 5 Kiri 5
Kanan 5 Kanan 5 Kanan 5
11. Kaki Skala kekuatan Skala kekuatan Skala kekuatan
oto otot otot
Kiri 4 Kiri 5 Kiri 5
Kanan 4 Kanan 5 Kanan 5

I. Harapan Keluarga (Dikerjakan Oleh Michelle)


Keluarga berharap selalu sehat dan keluarga berharap petugas kesehatan
dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik, tepat dan cepat kepada
siapa saja yang membutuhkan
ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Ketidakmampuan Manajamen Kesehatan
(Selvi) - Tn. Y mengatakan hanya keluarga mengenali Keluarga Tidak Efektif
mengetahui tentang hipertensi itu masalah kesehatan
hanya tekanannya darahnya tinggi penyakit hipertensi
dan karena faktor usia tetapi
keluarga Tn. Y tidak mengetahui
secara detail, seperti tanda dan
gejala, diet, pengobatan serta
pencegahan kekambuhan
- Tn. Y mengatakan jika makanan
yang dikonsumsi sama seperti
anggota keluarganya, masih
mengkonsumsi makanan asin dan
tidak rutin berolahraga
- Keluarga Tn. Y mengatakan bahwa
mereka tidak tahu penyebab dan
cara mengatasi pusing yang
diderita Tn. Y
DO :
- Tn. Y dan keluarga tampak bingung
saat ditanya tentang penyakitnya
- Tn. Y tampak memegangi leher
bagian belakang
- TD 160/100 mmHg,
- N 90x/menit,
- RR: 20x/menit,
- S:36ºC

DS : Ketidakmampuan Risiko Jatuh


- Tn. Y mengeluh pusing seperti keluarga merawat anggota
berputar-putar yang sakit
- Keluarga Tn. Y mengatakan saat Tn.
Y berjalan tidak dibantu dan
dibiarkan berjalan sendiri.
- Keluarga Tn. Y tidak menyediakan
alat bantu seperti tongkat untuk
berjalan.
- Keluarga mengatakan Tn. Y saat
berjalan berpegangan dengan benda
sekitar seperti berpegangan pada
dinding

DO :
- TD 160/100 mmHg,
- N 90x/menit,
- RR: 20x/menit,
- S:36ºC
- Pasien tampak lemas
- Skala kekuatan otot
Tangan kanan 5, tangan kiri 5
Kaki kanan 4, kaki kiri 4

3. DS: Ketidakmampuan Intoleransi Aktivitas


(Micel) - Tn. Y mengatakan juga mengeluh keluarga mengenali
lelah dan lemas dan ngosngosan masalah kesehatan
setelah beraktivtas seperti jalan
terlalu jauh

DO
- TD 160/100 mmHg,
- N 90x/menit,
- RR: 20x/menit,
- S:36ºC
- Skala kekuatan otot
Tangan kanan 5, tangan kiri 5
Kaki kanan 4, kaki kiri 4
4. DS: Ketidakmampuan Ketidakpatuhan
(Febri) - Tn.Y mengatakan selalu makan keluarga dalam merawat
makanan yang asin-asin tetapi Ny.W anggota keluarga yang
tidak menegur terhadap pola makan sakit
Tn.Y sehingga Tn.Y tetap tidak patuh
terhadap pantangan makanan
- Tn.Y mengatakan tidak teratur
meminum obat Hipertensi
DO:
- Tn.Y terlihat tidak rutin meminum
obat
- Tn.Y terlihat suka memakan
makanan yang asin
- TD 160/100 mmHg,
DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI ANALISA DATA

1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d Tn. Y mengatakan


hanya mengetahui tentang hipertensi itu hanya tekanannya darahnya
tinggi dan karena faktor usia tetapi keluarga Tn. Y tidak mengetahui
secara detail, seperti tanda dan gejala, diet, pengobatan serta
pencegahan kekambuhan, makanan yang dikonsumsi sama seperti
anggota keluarganya yang lain, masih mengkonsumsi makanan asin dan
tidak rutin berolahraga, keluarga Tn. Y tidak tahu penyebab dan cara
mengatasi pusing yang diderita Tn. Y d.d Tn. Y dan keluarga keluarga
tampak bingung saat ditanya tentang penyakit, Tn. Y tampak
memegangi leher bagian belakang, TD 160/100 mmHg, N 90x/menit,
RR: 20x/menit, S:36ºC.
2. Risiko Jatuh d.d Tn. Y mengeluh pusing seperti berputar-putar Tn. Y
mengeluh pusing seperti berputar-putar, Keluarga Tn. Y mengatakan
saat Tn. Y berjalan tidak dibantu dan dibiarkan berjalan sendiri.
Keluarga Tn. Y tidak menyediakan alat bantu seperti tongkat untuk
berjalan. Keluarga mengatakan Tn. Y saat berjalan berpegangan dengan
benda sekitar seperti berpegangan pada dinding. TD:160/100mmHg,
N:90x/menit, S: 36OC, RR:20x/menit, skala kekuatan otot, Tangan : Kiri
5, Kanan 5, Kaki : Kiri 4, Kanan 4, pasien tampak lemas
3. Intoleransi aktivitas b.d Ketidakmampuan keluarga mengenali masalah
Kesehatan d.d Tn. Y mengatakan juga mengeluh lelah dan lemas dan
ngosngosan setelah beraktivtas seperti jalan terlalu jauh TD 160/100
mmHg, N: 90x/menit, RR: 20x/menit, S:36ºC, Skala kekuatan otot,
Tangan kanan 5, tangan kiri 5 Kaki kanan 4, kaki kiri 4
4. Ketidakpatuhan b.d Ketidakadekuatan pemahaman (kurang motivasi)
d.d Tn.Y mengatakan selalu makan makanan yang asin-asin tetapi Ny.W
acuh terhadap pola makan Tn.Y sehingga Tn.Y tetap tidak patuh
terhadap pantangan makanan, Tn.Y mengatakan tidak teratur meminum
obat Hipertensi. Tn.Y terlihat tidak rutin meminum obat, Tn.Y terlihat
suka memakan makanan yang asin, TD 160/100 mmHg.
PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No. Dx. Kep Kriteria Skor Pembenaran


1. Sifat Masalah : Aktual Keluarga menyadari Tn. Y
Manajemen mengeluh pusing dan leher terasa
kesehatan tidak 1 berat tetapi keluarga tidak tahu
efektif penyebab dan cara mengatasinya
Kemungkinan masalah dapat Rutin cek tekanan darah, rutin
diubah : Mudah minum obat hipertensi, rutin
2 olahraga, mengurangi
mengkonsumsi garam, mengurangi
minum yang mengandung kafein.
Potensi masalah untuk Tn. Y tidak minum obat secara
dicegah : Rendah teratur, tidak pernah olahraga, dan
0,3 masih mengkonsumsi makanan asin
serta makanan yang dikonsumsi
masih sama dengan anggota
keluarga yang lain.
Menonjolnya masalah : Keluarga Tn. Y mengatakan takut
Segera kondisi Tn. Y semakin buruk yang
1 dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari dan tidak bisa lagi bekerja serta
menafkahi keluarga
Jumlah 4,3
2. Sifat Masalah : Resiko Keluarga menyadari Tn. Y mengeluh
Risiko Jatuh pusing seperti berputar-putar dengan
nyeri kepala bagian bawah saat
terlalu banyak bergerak, nyeri
0,6 seperti ditekan dengan skala nyeri 4
hilang timbul, kaki dan tangan terasa
kesemutan dan lehernya terasa kaku
dan berat dan tidak mengetahui cara
mengatasinya
Keluarga Tn.Y menganjurkan Tn.Y
Kemungkinan masalah dapat menganjurkan meminum obat
diubah : mudah dengan rutin, istirahat yang cukup,
1 dan olahraga yang rutin.
Tn. Y meminum obat secara teratur
maka pusing yang dialami akan
Potensi masalah untuk 1 hilang dan tidak terjadi kejadian
dicegah : tinggi jatuh dan membuat lingkungan aman
agar mengurangi kejadian resiko
jatuh.
Menonjolkan masalah : Keluarga Tn. Y merasa sakit Tn. Y
Segera harus segera ditangani dengan cara
1 membawa keluarga yang sakit ke
Mantri untuk mendapatkan
pengobatan yang tepat
Jumlah 3,6
3. Sifat Masalah : Potensial Keluarga tidak menyadari aktivitas
Intoleransi Tn. Y terganggu dan merasa Tn. Y
Aktivitas bisa melakukan aktivitas sehari-hari.

0,3
Kemungkinan masalah dapat Tn.Y melakukan aktivitas secara
diubah : Mudah bertahap dan menganjurkan tirah
baring.
1
Potensi masalah untuk Tn. Y melakukan latihan rentang
dicegah : Tinggi gerak pasif atau aktif dan keluarga
1 menyedikian lingkungan yang
nyaman dan rendah stimulus.
Menonjolkan masalah : Keluarga Tn. Y tidak merasa
Tidak di rasakan aktivitas Tn. Y terganggu dan bisa
0 melakukan aktivitas tanpa bantuan
orang lain.
Jumlah 2,3
4. Sifat Masalah : Aktual Keluarga Tn.Y tidak menegur
Ketidakpatuhan terhadap makanan asin yang
3/3 x 1 = 1 dimakan dan obat yang diminum
oleh Tn.Y
Kemungkinan masalah dapat Mengontrol makanan yang asin-
diubah : Mudah asin dan teratur meminum obat
2/2 x 2 = 1
hipertensi

Potensi masalah untuk Tn.Y tidak teratur meminum obat


dicegah : Rendah hipertensi dengan teratur
1/3 x 1 = 0,3

Menonjolnya masalah : Ada Tn.Y mengatakan jika akhir-akhir


masalah dan perlu segera ini merasa pusing dibagian
ditangani tengkuknya
2/2 x 1= 1

Jumlah 3,3
DIAGNOSIS KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS

1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d Tn. Y mengatakan hanya


mengetahui tentang hipertensi itu hanya tekanannya darahnya tinggi dan
karena faktor usia tetapi keluarga Tn. Y tidak mengetahui secara detail,
seperti tanda dan gejala, diet, pengobatan serta pencegahan kekambuhan,
makanan yang dikonsumsi sama seperti anggota keluarganya yang lain, masih
mengkonsumsi makanan asin dan tidak rutin berolahraga, keluarga Tn. Y
tidak tahu penyebab dan cara mengatasi pusing yang diderita Tn. Y d.d Tn. Y
dan keluarga keluarga tampak bingung saat ditanya tentang penyakit, Tn. Y
tampak memegangi leher bagian belakang, TD 160/100 mmHg, N 90x/menit,
RR: 20x/menit, S:36ºC.
2. Risiko Jatuh d.d Tn. Y mengeluh pusing seperti berputar-putar Tn. Y
mengeluh pusing seperti berputar-putar, Keluarga Tn. Y mengatakan saat Tn.
Y berjalan tidak dibantu dan dibiarkan berjalan sendiri. Keluarga Tn. Y tidak
menyediakan alat bantu seperti tongkat untuk berjalan. Keluarga mengatakan
Tn. Y saat berjalan berpegangan dengan benda sekitar seperti berpegangan
pada dinding. TD:160/100mmHg, N:90x/menit, S: 36OC, RR:20x/menit,
skala kekuatan otot, Tangan : Kiri 5, Kanan 5, Kaki : Kiri 4, Kanan 4, pasien
tampak lemas
3. Ketidakpatuhan b.d Ketidakadekuatan pemahaman (kurang motivasi) d.d
Tn.Y mengatakan selalu makan makanan yang asin-asin tetapi Ny.W acuh
terhadap pola makan Tn.Y sehingga Tn.Y tetap tidak patuh terhadap
pantangan makanan, Tn.Y mengatakan tidak teratur meminum obat
Hipertensi. Tn.Y terlihat tidak rutin meminum obat, Tn.Y terlihat suka
memakan makanan yang asin, TD 160/100 mmHg.
4. Intoleransi aktivitas b.d Ketidakmampuan keluarga mengenali masalah
Kesehatan d.d Tn. Y mengatakan juga mengeluh lelah dan lemas dan
ngosngosan setelah beraktivtas seperti jalan terlalu jauh TD 160/100 mmHg,
N: 90x/menit, RR: 20x/menit, S:36ºC, Skala kekuatan otot, Tangan kanan 5,
tangan kiri 5 Kaki kanan 4, kaki kiri 4

FORMAT PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Dx. Kep Klg Tujuan In


Manajemen kesehatan keluarga Setelah dilakukan tindakan
tidak efektif keperawatan selama 5x kunjungan
diharapkan manajemen kesehatan
keluarga meningkat dengan kriteria
(Selvi) hasil :
1. Keluarga mampu mengenali 1 Keluarga mampu mengenali
masalah a. Edukasi proses penyakit
a. Kemampuan menjelaskan
masalah kesehatan yg dialami
meningkat
b. Kemampuan menjelaskan
pengetahuan tentang suatu 2 Keluarga mampu mengambi
topik meningkat a. Dukungan pengambilan k
2. Keluarga mampu mengambil
keputusan 3 Keluarga mampu merawat
a. Aktivitas keluarga mengatasi a. Edukasi program pengob
masalah kesehatan meningkat b. Edukasi diet
3. Keluarga mampu merawat
a. Tindakan mengurangi faktor
resiko meningkat
b. Gejala penyakit anggota
keluarga menurun
c. Perilaku sesuai anjuran 4. Keluarga mampu memodifik
meningkat a. Dukungan keluarga mere
4. Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
a. Kemampuan melakukan
tindakan pencegahan masalah
kesehatan meningkat
b. Kemampuan peningkatan 5. Keluarga mampu memanfaat
kesehatan meningkat a. Pengontrolan kesehatan
5. Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
a. Memanfaatkan tenaga
kesehatan untuk mendapatkan
informasi meningkat
b. Memanfaatkan tenaga
kesehatan untuk mendapatkan
bantuan meningkat
Dx. Kep Klg Tujuan In
Risiko Jatuh Setelah dilakukan tindakan 1. Keluarga mampu mengena
(GEA) keperawatan selama 5 kali a. Dukungan ambulasi
kunjungan diharapkan risiko jatuh 2. Keluarga mampu mengam
menurun dengan kriteria hasil : a. Dukungan pengambila
1. Keluarga mampu mengenali 3. Keluarga mampu merawat
masalah : a. Dukungan mobilisasi
a. Berjalan dengan 4. Keluarga mampu memodif
langkah yang akfektif a. Pencegahan jatuh
meningkat 5. Keluarga mampu memanfa
2. Keluarga mampu mengambil a. Pengontrolan kesehata
keputusan :
a. Kemampuan membuat
keputusan meningkat
3. Keluarga mampu merawat :
a. Kekuatan rentang gerak
meningkat
b. Ketersediaan perangkat
alat bantu meningkat
4. Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan :
a. Pemeliharaan rumah
meningkat
5. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan :
a. Memanfaatkan tenaga
kesehatan untuk
mendapatkan informasi
meningkat

Dx. Kep Klg Tujuan In


Ketidakpatuhan Setelah dilakukan tindakan 1 Keluarga mampu mengenali
(febri) keperawatan selama 5x kunjungan a. Edukasi proses penyakit
diharapkan manajemen kesehatan
keluarga meningkat dengan kriteria
hasil :
1. Keluarga mampu mengenali
masalah 2 Keluarga mampu mengambi
a. Kemampuan menjelaskan a. Dukungan pengambilan k
masalah kesehatan yg dialami
meningkat 3 Keluarga mampu merawat
2. Keluarga mampu mengambil a. Edukasi program pengob
keputusan b. Edukasi rutin minum oba
a. Aktivitas keluarga mengatasi
masalah kesehatan meningkat
3. Keluarga mampu merawat
a. Gejala penyakit anggota
keluarga menurun
b. Perilaku sesuai anjuran 4. Keluarga mampu memodifik
meningkat a. Dukungan keluarga mere
4. Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
a. Kemampuan melakukan
tindakan pencegahan masalah
kesehatan meningkat
5. Keluarga mampu memanfaatkan 5. Keluarga mampu memanfaat
fasilitas pelayanan kesehatan a. Pengontrolan kesehatan
a. Memanfaatkan tenaga
kesehatan untuk
mendapatkan informasi
meningkat

Dx. Kep Klg Tujuan In


Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 5x kunjungan
diharapkan mobilitas pasien tidak
(Michel) terhambat dan sudah tidak banyak
istirahat dengan kriteria hasil :
1. Keluarga mampu mengenali
1. Keluarga mampu mengen
masalah
a. Kemampuan keluarga a. Edukasi tentang penye
menjawab pertanyaan yang tanda dan gejalanya
diberikan tentang hipertensi
2. Keluarga mampu mengambil 2. Keluarga mampu mengam
keputusan a. Ajarkan kepada kelua
a. Kemampuan memenuhi yang sakit untuk mem
kebutuhan dasar anggota yang
sedang sakit
3. Keluarga mampu merawat 3. Keluarga mampu merawa
a. Keluarga mampu merawat a. Anjurkan kepada kelu
anggota keluarga yang sakit
melakukan aktivitas se
4. Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan 4. Keluarga mampu memodi
a. Keluarga mampu membantu a. Berikan penjelasan ten
anggota keluarga yang sakit penderita hipertensi
untuk berolahraga
5. Keluarga mampu memanfaatkan 5. Keluarga mampu memanf
fasilitas pelayanan kesehatan a. Mengunjungi layanan
a. Memanfaatkan tenaga darah
kesehatan untuk memperoleh
pemeriksaan
FORMAT CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN
EVALUASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tanggal, jam Implementasi Tanggal, jam Evaluasi
15 maret 2021, 1. Memfasilitasi aktivitas ambulasi 20 maret 2021, S= Keluarga mengatakan memah
09.00 dengan alat bantu (mis. tongkat). 10.00 tentang materi ambulasi sederh
Melibatkan keluarga untuk membantu mobilisasi sederhana dan pencega
pasien dalam meningkatkan ambulasi. jatuh
Mengajarkan ambulasi sederhana O= keluarga mampu membantu da
seperti berjalan dari tempat tidur ke memfasilitasi aktivitas untuk mobili
kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke dengan alat bantu seperti tong
kamar mandi. keluarga mampu menjawab saat dita
tentang ambulasi sederhana, mobil
sederhana dan pencegahan jatuh
A= implementasi yang telah dilaksana
5 hari dengan metode ceramah dan br
sudah dapat dimengerti oleh keluarga
keluarga dapat mengikuti anjuran y
telah diberikan.
P= masalah teratasi
I= intervensi dihentikan
E= persiapan kemandirian kelu
dalam membantu ambulasi, mobil
dan pencegahan risiko jatuh
R= keluarga mandiri dalam memb
ambulasi dan mobilisasi untuk pencga
risiko jatuh
16 maret 2021, 2. Memotivasi mengungkapkan tujuan
09.00 perawat.
Memfasilitasi hubungan antara pasien,
keluarga dan tenaga kesehatan.
17 maret 2021, 3. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi
09.45 dengan alat bantu seperti menggunakan
tongkat.
Memfasilitasi melakukan pergerakan.
Mengajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan misalnya duduk
di tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi.
18 maret 2021, 4. Menggunakan alat bantu berjalan
09.00 seperti menggunakan kursi roda,
walker, atau tongkat.
Menganjurkan menggunakan alas kaki
yang tidak licin.
19 maret 2021, 5. Menganjurkan menghubungi call
09.00 senter
Membuat jadwal control .
Menjelaskan tujuan konsultasi telefon.

DAFTAR PUSTAKA

Budi S. Pikir, d. (2015). Hipertensi Manajemen Komprehensif. Surabaya: Pusat


Penerbitan dan Percetakan UNAIR (AUP).
Diane Goldsworthy, d. (2014). Medical-Surgical Nursing. Australia: Cataloguing-
in-publication data.
Doenges, M. E. (2002). Rencana asuhan keperawatan. Jakarta: EGC.
Muttaqin, A. (2009). Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
Pudiastuti, R. D. (2011). Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika.
Saputra, d. L. (2014). Medikal Bedah Kardivaskular. Tangerang: Binarupa
Aksara.
Wahdah, N. (2011). Menaklukkan Hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta:
Multipress.

Anda mungkin juga menyukai