Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

“MENGHITUNG LC50 ZAT PESTISIDA


TERHADAP BENIH IKAN MAS”

DISUSUN OLEH :

NAMA : CINDI LANDIA

NIM : 2013451047

KELAS : REGULER 1

MATA KULIAH : TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

POLTEKKES TANJUNG KARANG

JURUSAN D3 SANITASI

TAHUN 2020/2021
I. TUJUAN PRATIKUM
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui LC50 dari zat pestisida
terhadap benih ikan mas (Cyprinuscarpio).

II. DASAR TEORI


Uji toksisitas merupakan uji hayati yang berguna untuk menentukan tingkat
toksisitas dari suatu zat atau bahan pencemar dan digunakan juga untuk pemantauan
rutin suatu limbah. Suatu senyawa kimia dikatakan bersifat “racun akut” jika senyawa
tersebut dapat menimbulkan efek racun dalam jangka waktu singkat. Suatu senyawa
kimia disebut bersifat “racun kronis” jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek
racun dalam jangka waktu panjang (karena kontak yang berulang-ulang walaupun
dalam jumlah yang sedikit). (Rosianna, 2006).
Bahaya akibat pemaparan suatu zat pada manusia dapat diketahui dengan
mempelajari efek kumulatif, dosis yang dapat menimbulkan efek toksik pada
manusia, efek karsinogenik, teratogenik, dan mutagenik. Pada umumnya informasi
tersebut dapat diperoleh dari percobaan menggunakan hewan uji sebagai model yang
dirancang pada serangkaian uji toksisitas nonklinik secara in vivo meliputi uji
toksisitas akut oral, toksisitas subkronis oral, toksisitas kronis oral, teratogenisitas,
sensitisasi kulit, iritasi mata, iritasi akut dermal, iritasi mukosa vagina, toksisitas akut
dermal, dan toksisitas subkronis dermal. Pemilihan uji tersebut tergantung dari tujuan
penggunaan zat tersebut. Apabila penggunaannya ditujukan untuk pemakaian secara
topikal/dermal, dilakukan uji toksisitas dermal untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya risiko akibat pemaparan pada manusia. (Rosianna, 2006)
Ada tiga cara utama bagi senyawa kimia untuk dapat memasuki tubuh, yaitu :
Melalui paru-paru (pernafasan), Mulut, dan Kulit. Melalui ketiga rute tersebut,
senyawa yang bersifat racun dapat masuk ke aliran darah, dan kemudian terbawa ke
jaringan tubuh lainnya. Yang menjadi perhatian utama dalam toksisitas adalah
kuantitas/dosis senyawa tersebut. Sebagian besar senyawa yang berada dalam bentuk
murninya memiliki sifat racun (toksik). Sebagai contohnya adalah senyawa oksigen
yang berada pada tekanan parsial 2 atm adalah bersifat toksik. Konsentrasi oksigen
yang terlalu tinggi dapat merusak sel (Rosianna, 2006).
Lethal Concentration 50 (LC50) yaitu konsentrasi yang menyebabkan kematian
sebanyak 50% dari organisme uji yang dapat diestimasi dengan grafik dan
perhitungan, pada suatu waktu pengamatan tertentu, misalnya LC50 48 jam, LC50 96
jam sampai waktu hidup hewan uji. Lethal Concentration 50 atau biasa disingkat
LC50 adalah suatu perhitungan untuk menentukan keaktifan dari suatu ekstrak atau
senyawa. Makna LC50 adalah pada konsentrasi berapa ekstrak dapat mematikan 50
% dari organisme uji, misalnya larva Artemia salina.
Untuk mengetahui nilai LC50 digunakan uji statik. Ada 2 tahapan dalam
penelitian yaitu: uji pendahuluan yaitu untuk menentukan batas kritis konsentrasi
yaitu konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian terbesar mendekati 50%. Uji
lanjutan yaitu setelah diketahui batas kritis, selanjutnya ditentukan konsentrasi akut
berdasarkan seri logaritma.

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
1. Akuarium digunakan untuk tempat uji
2. Pipet tetes untuk memindahkan larutan toksik ketika pengukuran volume
3. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume bahan toksik
b. Bahan
1. Pestisida yang digunakan sebagai bahan toksik
2. Benih ikan mas sebagai hewan uji,
3. Sarung tangan untuk menjaga higienitas serta pencegahan masuknya bahan
toksik ke dalam tubuh.

IV. PROSEDUR KERJA


1. Siapkan 4 buah aquarium yang masing-masing berisi 5 liter air dan 20 benih ikan
mas.
2. Di dalam masing-masing aquarium diberikan zat pestisida dengan konsentrasi 5
ppm, 8 ppm, 12 ppm, dan 0 ppm sebagai control.
3. Kemudian amati selama 96 jam dan hitunglah Lc50!
Langkah langkah perhitungan Lc50
a. Buatlah tabel kemudian masukkan nilai konsentrasi yang dilakukan, Log10
konsentrasi dan Jumlah larva yang digunakan.
b. Jika sudah melakukan BSLT, tuliskan jumlah larva yang mati pada setiap
kolom Jumlah larva mati sesuai dengan konsentrasinya.
c. Hitung % mortalitasnya dengan cara = ((Jumlah yang mati / Jumlah total
Larva) × 100 %)
d. Perhatikan jumlah larva yang mati pada konsentrasi 0 atau kontrol. Jika
terdapat yang mati maka hitung mortalitas terkoreksi, sesuai ulangan.
e. Setelah % mortalitas terkoreksi didapatkan untuk setiap ulangan maka rata-
ratakan dengan membagi total mortalitas terkoreksi dengan jumlah ulangan
yang dilakukan. Masukkan hasil rata-rata tersebut ke kolom rata-rata %
mortalitas terkoreksi.
f. Cari nilai probit (probability unit) untuk mortalitas terkoreksi yang
didapatkan dan masukkan ke kolom probit. Mencari nilai probit tinggal
mencocokkan dengan tabel probit di bawah ini, misalnya mortalitas
terkoreksi 5,26 jika dicari nilai probitnya menjadi 5 = 3,36. Dalam tabel
probit tidak ada bilangan desimal jadi harus dibulatkan, pembulatan dapat
dilakukan ke bawah atau ke atas.
g. Jika nilai probit sudah ada, dilanjutkan membuat grafik hubungan antara
nilai probit mortalitas (sb.y) dan Log10. konsentrasi (sb.x), menggunakan
Microsoft Word/Excel. Pilih insert kemudian pilih chart dan pilih model XY
scatter yang pertama. Masukkan nilai probit di sumbu Y dan nilai log
konsentrasi di sumbu X. Jangan lupa untuk memunculkan persamaan
centang Display Equation on Chart.
h. Jika persamaannya sudah didapat, kemudian masukkan nilai keramat untuk
LC50 adalah nilai 5. Kenapa? karena nilai lima mewakili 50% nilai probit
atau 50% kematian larva. Carilah nilai X dengan memasukkan nilai 5 ke
persamaan yang didapatkan. Kemudian tentukan LC50 dengan antilog(x)
atau 10x. Penentuan LC50 lebih mudah dengan menggunakan perangkat
lunak seperti R, SAS, SPSS.
V. HASIL PERHITUNGAN

AQUARIUM 1 AQUARIUM 2 AQUARIUM 3 AQUARIUM 4

20 benih 20 benih 20 benih 20 benih

0 ppm 5 ppm 8 ppm 12 ppm

1. Konsentrasi
• 0 ppm (control)
• 5 ppm
• 8 ppm
• 12 ppm

2. Log C
• Log 0 = -
• Log 5 = 0,698
• Log 8 = 0,903
• Log 12 = 1,079

3. Jumlah benih ikan awal disetiap aquarium terdapat 20 benih ikan

4. Jumlah benih ikan mati


• Pada konsentrasi 0 ppm terdapat 1 benih ikan yang mati
• Pada konsentrasi 5 ppm terdapat 5 benih ikan yang mati
• Pada konsentrasi 8 ppm terdapat 10 benih ikan yang mati
• Pada konsentrasi 12 ppm terdapat 12 benih ikan yang mati

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑎𝑡𝑖


5. % Kematian = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎

1
• Konsentrasi 0 ppm = x 100 % = 5 %
20

5
• Konsetrasi 5 ppm = 20 x 100 % = 25%

10
• Konsentrasi 8 ppm = 20 x 100% = 50%

12
• Konsentrasi 12 ppm = 20 x 100% = 60 %
% 𝑀𝑜𝑟𝑡𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛−% 𝑀𝑜𝑟𝑡𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
6. % Kematian Terkoreksi = 100−𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
x 100

• Konsentrasi 0 ppm =

25−5
• Konsetrasi 5 ppm = 100−1 x 100 = 20,2 dibulatkan 20%

50−5
• Konsentrasi 8 ppm =100−1 x 100 = 45,4 dibulatkan 45%

60−5
• Konsentrasi 12 ppm =100−1 x 100 = 55,5 dibulatkan 55%

7. Probit
• Konsentrasi 0 ppm =-
• Konsentrasi 5 ppm = 4,16
• Konsentrasi 8 ppm = 4,87
• Konsentrasi 12 ppm = 5,13

❖ Tabel Hasil Perhitungan LC50 :

% kematian
konsentrasi © jumlah jumlah % kematian
log 10 c benih ikan probit
ppm benih awal benih mati benih ikan
terkoreksi
0 - 20 1 5 0 0
5 0,698 20 5 25 20 4,16
8 0,903 20 10 50 45 4,87
12 1,079 20 12 60 55 5,13
❖ Grafik Probit

5 y = 2.5709x + 2.4233

3 Series1
Linear (Series1)
2

0
0 0.5 1 1.5

Sehingga di peroleh persamaan : y = 2,5709x + 2,4233

y = 2,5709x + 2,4233
5 = 2,5709x + 2,4233
5 - 2,4233 = 2,5709x
2,5767 = 2,5709x
2,5709
x = 2,5767

x = 0,997 = log c
c = anti log 0,997
= 9,931 ppm

Jadi nilai Lc50 adalah : 9,931 ppm

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan pada grafik probit, telah diperoleh rumus y = 2,5709x + 2,4233,
sehingga berdasarkan pada hasil tersebut diperoleh nilai LC50 (kematian 50%) zat
pestisida terhadap benih ikan mas sebesar 9,931 ppm. Nilai LC50 ini jika dilihat
berdasarkan kriteria tingkatan nilai toksisitas akut LC50-48 jam pada lingkungan
perairan termasuk racun sedang dengan perkiraan nilai (LC50) >1 dan <100 ppm.
VII. DAFTAR PUSTAKA

• http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Daftar-isi-
ToksiologiLingkungan_k1_restu.pdf

Anda mungkin juga menyukai