Anda di halaman 1dari 48

Sari Puspitasari Adianingsih P., S.Gz.

RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA


OBESITAS?
• Penumpukan lemak berlebihan
akibat ketidakseimbangan asupan
energi (energy intake) dengan energi
yang digunakan (energy expenditure)
dalam waktu lama, yg beresiko bagi
kesehatan. (WHO, 2000)

• Obesitas sentral
Kumpulan lemak abdominal berlebih
yang terdapat di daerah abdomen
atau perut
PREVALENSI OBESITAS DEWASA
PREVALENSI OBESITAS PREVALENSI OBESITAS
DEWASA SENTRAL
21,8% 31%

15,4%

26,6%

RISKESDAS 2013 RISKESDAS 2018 RISKESDAS 2013 RISKESDAS 2018


PREVALENSI OBESITAS DEWASA
Prevalensi Obesitas Prevalensi Obesitas
(> 18 tahun) (> 18 tahun)

29,3% 25,1%
17,8%
14,5%

Laki Laki Perempuan Perkotaan Pedesaan


Jenis Kelamin Domisili
PREVALENSI OBESITAS DEWASA
Prevalensi Obesitas Dewasa
(> 18 tahun)
35
30
25
20
15
10
5
0
19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 ≥ 65
Usia
PREVALENSI OBESITAS SENTRAL
Prevalensi Obesitas Prevalensi Obesitas
(≥ 15 tahun) (≥ 15 tahun)
35,1%
46,7%
25,9%

15,7%

Laki Laki Perempuan Perkotaan Pedesaan


Jenis Kelamin Domisili
PREVALENSI OBESITAS SENTRAL
Prevalensi Obesitas Sentral
(≥ 15 tahun)

50
40
30
20
10
0
15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 ≥ 75
Usia
PROSES ASUHAN GIZI OBESITAS

SKRINING GIZI
Monitoring dan
Evaluasi Gizi
Intervensi Gizi • Domain AD, BD, PD,
FH
• Preskripsi
Diagnosis Gizi • Pemberian
makan/zat gizi
• Asupan
• Edukasi, Konseling
Pengkajian Gizi • Klinis
• Kolaborasi
• Antropometri • Lingkungan Perilaku
• Laboratorium
• Pemeriksaan Fisik
Klinis
• Riwayat Gizi/Dietary
• Riwayat Klien
SKRINING GIZI

IMT IMT (kg/m2)


LP Laki-laki >
≥ 25 kg/m2 90 cm

Perempuan
> 80 cm
PENGKAJIAN GIZI
A. Antropometri
Pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar
pinggang, komposisi tubuh menggunakan BIA.
Jika pasien tidak dapat berdiri dalam waktu
lama: lingkar lengan atas (LILA) dan panjang ulna
BERAT BADAN TINGGI BADAN
• Pakaian seminimal mungkin • Sebisa mungkin berdiri tegak
• Sebaiknya setelah kandung karena tumit, pantat dan bahu
kemih kosong dan sebelum sulit untuk menempel di tembok
makan • Inspirasi maksimal
• Berdiri di tengah timbangan, • Baca dari arah depan dengan
pandangan lurus ke depan mata sejajar garis merah
ANTROPOMETRI
• LINGKAR LENGAN ATAS • PANJANG ULNA
LINGKAR PINGGANG
Estimasi lemak abdominal dan
risiko penyakit kardiovaskuler
• Titik tengah antara tulang
rusuk paling bawah yang
teraba dan bagian atas tulang
panggul
• Berdiri tegap dan santai,
tangan di samping, kaki rapat,
dan lebih baik saat sebelum
makan
• Diukur saat akhir pasien
ekspirasi
Kemungkinan tidak terlalu
berguna untuk pasien dengan
IMT ≥ 35
KATEGORI OBESITAS

WHO (2000), REDEFINING OBESITY

Obesitas sentral
• Laki-laki dengan LP > 90 cm
• Perempuan dengan LP > 80 cm
(WHO Asia-Pasifik, 2005)
KOMPOSISI TUBUH
BIA (Bioelectrical Impedance Analysis)
• Massa otot (total, badan/trunk, tangan, kaki)
• Lemak tubuh (total, badan/trunk, tangan, kaki)
• Massa tulang
• Total body water
• Usia tubuh
• Visceral fat
• Physique rating
Kontraindikasi pada pasien yang menggunakan
pacemaker
HASIL KOMPOSISI TUBUH
• Massa Otot
HASIL KOMPOSISI TUBUH
• Massa Lemak
HASIL KOMPOSISI TUBUH
• Massa Tulang • Total Body Water
Berat Badan (WANITA)
< 45 kg 45-60 kg >60 kg
1,8 kg 2,2 kg 2,5 kg

Berat Badan (PRIA)


< 60 kg 60-75 kg >75 kg
2,5 kg 2,9 kg 3,2 kg

• Usia Tubuh
Perbandingan tingkat Metabolisme Basal
(BMR) individu dengan rata-rata BMR
kelompok usia kronologis mereka
HASIL KOMPOSISI TUBUH
• Visceral Fat
HASIL KOMPOSISI TUBUH
• Physique Rating
PENGKAJIAN GIZI
LABORATORIUM FISIK KLINIS
• Pemeriksaan Gula Darah, • Tanda vital
HbA1c • EKG
• Profil lipid
• Asam urat RIWAYAT KLIEN
• Thyroid test • Riwayat personal (merokok,
pekerjaan)
• Liver/kidney function • Riwayat medis (riwayat
• Pemeriksaan lain yg penyakit individu dan
keluarga)
diperlukan • Riwayat sosial (situasi tempat
tinggal, dukungan kesehatan)
RIWAYAT GIZI/DIETARY
• Asupan : Recall 24 jam • Form SQ-FFQ
• Pola makan : SQ-FFQ
• Riwayat diet
• Alergi, pantangan
• Perilaku makan
(kepatuhan/motivasi,
dukungan lingkungan,
mental, perilaku saat
makan)
• Aktivitas fisik
• Akses makanan
DIAGNOSIS GIZI

Domain Klinis
Domain Asupan

Domain Perilaku-Lingkungan
• NI 2.2 Kelebihan • NC 3.3 • NB 1.1 Kurang
asupan oral Kelebihan BB / pengetahuan
• NI 5.6.2 Obesitas terkait makanan
Kelebihan • NC 3.4 Kenaikan dan zat gizi
asupan lemak BB yang tidak • NB 1.4 Kurang
• NI 5.8.2 diharapkan dapat
Kelebihan monitoring diri
asupan • NB 1.5
karbohidrat Gangguan pola
• NI 5.8.5 Asupan makan
serat tidak • NB 2.1 Aktivitas
adekuat fisik kurang
INTERVENSI GIZI
TERAPI DIET JENIS DIET TUJUAN
Rendah Kalori Diet Mengurangi
Mediterrania asupan energi
(Jika ada
untuk
penyakit/ mencapai
komorbid maka penurunan
diet dapat berat badan
menyesuaikan) dalam konteks
kesehatan
secara
keseluruhan
INTERVENSI GIZI
Kebutuhan Energi
Laki-laki (BMR)
• 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
Perempuan (BMR)
• 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)

TOTAL ENERGI
• BMR X FA X FS
Pengurangan kalori 500-1000 kkal/hari dengan
target penurunan BB 0,5-1 kg/mg
INTERVENSI GIZI

Sumber: cleaneatingmag.com Sumber: PERGIZI


Sumber: p2ptm.kemkes.go.id
INTERVENSI GIZI
• KEBUTUHAN PROTEIN
15-20% dari kebutuhan energi
• KEBUTUHAN LEMAK
<30% dari kebutuhan energi, (MUFA 50% dari total energi
lemak, PUFA, SFA < 10%, kolesterol < 200 mg/hari)
• KEBUTUHAN KARBOHIDRAT
50-55% dari kebutuhan energi, diutamakan dari sumber biji-
bijian utuh (whole grain), kacang-kacangan, buah dan sayur
• SERAT 25-35 gram/hari
• NATRIUM ≤ 2,4 gram/hari
INTERVENSI GIZI
A. KEBUTUHAN CAIRAN DEWASA
a. 35-40 ml/kg BB (16-30 tahun)
b. 30-35 ml/kg BB (30-54 tahun)
c. 30 ml/kg BB (55-65 tahun)
d. 25 ml/kg BB (> 65 tahun)
B. KEBUTUHAN CAIRAN DEWASA
ADJUSTED WEIGHT FLUID PER DAY
40 – 60 kg 1.5 – 2 L
60 – 80 kg 2 – 2.5 L
> 80 kg 2.5 – 3 L

Adjusted Body Weight


IBW + [(Actual BW – IBW) x 25%]
Jika lean body mass/ massa otot tinggi maka bisa menggunakan faktor 50%
untuk menghitung BB adjusted, atau menggunakan BB aktual
CONTOH MENU MEDITERRANIA
INTERVENSI GIZI
• KONSULTASI GIZI
a. Materi :
Program Personal (target yg spesifik, terukur dan dapat
dicapai terkait makanan, aktivitas fisik -> monev)
Food and activity record/journal
Nilai energi dari berbagai jenis makanan
Cara membaca label nutrisi/nilai gizi
Cara menyiapkan dan memasak makanan
Asupan cairan cukup

b. Media : Leaflet, Food Model, Buku Foto Makanan, Contoh


Menu Makanan
INTERVENSI GIZI
• KOLABORASI

TENAGA AHLI GIZI


KESEHATAN
LAIN

PERAWAT DOKTER

FISIOTERAPIS
GANGGUAN PERILAKU MAKAN

PEMBATASAN EXTERNAL EMOTIONAL


MAKAN/DIET EATING EATING
• Persepsi • Respon pada • Respon
negatif body rangsangan terhadap
image dan makanan emosi negatif
“dichotomous (penglihatan, (makanan =
thinking” → penciuman) ≠ jalan keluar)
gangguan lapar
makan
MINDFUL EATING
Menurunkan
• Makan dengan keinginan/ hasrat
penuh perhatian makan makanan
(Mindful Eating): terterntu (food
memiliki craving) (Alberts,
peningkatan Mulkens, Smeets,
kesadaran Penurunan & Thewissen,
IMT pada 2010) Mengurangi
obyektif, baik
dari komponen individu binge eating
overweight (Kristeller &
fisik dan (Tapper et al., Hallet, 1999)
emosional yang 2009)
terlibat dengan
aktivitas makan
(Framson et al., Mindful
2009) Eating
MINDFULNESS PADA
PERILAKU MAKAN

PEMBATASAN EXTERNAL EMOTIONAL


MAKAN EATING EATING
• Penerimaan • Meningkatkan • Mampu
Diri, Tidak kepekaan menghadapi
Menghakimi terhadap dan
isyarat tubuh mengatasi
emosi →
mengurangi
makan = jalan
keluar
MINDFUL EATING
MINDLESS EATING MINDFUL EATING
• Makan saat emosi ≠ lapar • Diri sadar sepenuhnya saat
secara fisik makan
• Makan sambil melakukan • Memperhatikan, menikmati
aktivitas lain setiap gigitan
• Makan karena makanan
terlihat menarik/sudah • Memaksimalkan indra tubuh
tersedia • Menyadari kebiasaan makan
• Mengikuti aturan/ • Menentukan tingkat kelaparan
kebiasaan makan tanpa • Bertanggung jawab atas porsi
memperhatikan isyarat makan
tubuh
• Tidak menghakimi diri sendiri
MINDFUL EATING

SKALA LAPAR
10 • Kenyang berlebihan (rasa tak nyaman pada perut)
9 • Sangat kenyang

8 • Kenyang (nyaman)

7 • Cukup kenyang dan puas

6 • Puas, keinginan terpenuhi

5 • Tidak lapar ataupun kenyang

4 • Sedikit lapar (perlu snack)

3 • Lapar (bisa makan/ snack yg cukup mengenyangkan)

2 • Sangat lapar (membutuhkan makanan lengkap)

1 • Sangat lapar sekali/ekstrim (kurang energi, pusing)


MINDFUL EATING

LAPAR FISIK VS LAPAR EMOSIONAL

1. KEPUASAN VS KELEGAAN 2. LAPAR EMOSIONAL VS FISIK


• Makan untuk ENERGI atau
LEGA?
• Sentuh bagian tubuh yg
butuh perhaVan → fokus
apa yg jd kebutuhannya
MINDFUL EATING

LAPAR FISIK VS LAPAR EMOSIONAL

3. BERGIZI VS LEZAT 4. SEUMUR HIDUP VS SEMENTARA


STEP BY STEP MINDFUL EATING
1. AMATI 2. FOKUS PADA SAAT INI
STEP BY STEP MINDFUL EATING
3. NIKMATI 4. TANPA PENGHAKIMAN
• Perhatikan rasa yg muncul
dalam diri setelah makan
• Katakan hal positif dgn
penuh kesadaran dan kasih
sayang kpd diri sendiri
• “We are caretakers of our
body, rather than their
owners”
• “Each spoonful contains the
universe”
MINDFUL EATING

PENERIMAAN TERHADAP HASRAT MAKAN


(CRAVING)

Buat
Beri keputusan
waktu/ dengan
Perhatikan Jeda penuh
kesadaran
Terima

Sadari
MAKANAN PENGHILANG STRESS
SUSU
Mengurangi stress terkait gejala PMS, kaya triptophan ->
efek menenangkan, membantu tidur nyenyak

IKAN BERLEMAK (IKAN KEMBUNG, LELE, BANDENG,


TUNA)
Kaya omega-3 -> mengurangi inflamasi dan rasa sakit

BAYAM
Kaya magnesium -> membantu meregulasi dan
menurunkan tekanan darah

DARK CHOCOLATE
Kaya flavonoid -> melepaskan dopamine ke tubuh
(meningkatkan mood)

ALPUKAT
Kaya lemak baik -> lebih “puas” makan dan meregulasi
syaraf (membuat berpikir lebih jernih)
MINDFUL EATING

Mindful
Eating
Keberlanjutan
pola makan yg
baik dan benar
dgn hasil
kesehatan yg
meningkat
Jenis
Diet
MONITORING EVALUASI GIZI

AD (IMT, LP, PD (Tanda


Komposisi vital, evaluasi
Tubuh) sistem tubuh)

FH (Program
BD (Nilai Personal,
laboratorium) Kebiasaan
makan)
REFERENSI
1. World Health Organization. 2000. The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and Its Treatment.
WHO Western Pacific Region : International Obesity Taskforce
2. Kementerian Kesehatan RI. 2019. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Lembaga Penerbit Badan Penelitian
dan Pnegembangan Kesehatan
3. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2014. Pedoman Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).
Kementerian Kesehatan RI
4. Tanita. Understanding Tanita Measurements. Tanita Asia. https://www.tanita.asia/
5. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular: Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit. 2017. Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS).
Kementerian Kesehatan RI
6. George, Elena S et al. 2018. A Mediterranean Diet Model in Australia: Strategies for Translating the
Traditional Mediterranean Diet into a Multicultural Setting. Nutrients 2018 (mdpi journal)
7. Lee, Robert D. 2010. Energy Balance and Body Weight. Nutrition Therapy and Patophysiology : 2nd
edition. Cengage Learning
8. Sudargo, Toto, Harry Freitag LM, Felicia Rosiyani, Nur Aini Kusmayanti. 2016. Pola Makan dan Obesitas.
Gadjah Mada University Press
9. Dietitian/ Nutritionists from the Nutrition Education Materials Online “NEMO” Team. 2019. Estimating
Energy, Protein and Fluid Requirements for Adult Clinical Condition. Consensus Document: Queensland
Government
10. Alberts, H.J.E.M and R. Thewissen, L. Raes. 2012. Dealing with problematic eating behaviour. The effect of
a mindfulness-based intervention on eating behaviour, food cravings, dichotomous thinking and body
image concern. Appetite : Elsevier Journal
11. Nelms, Marcia and Kathryn P. Sucher. 2020. Nutrition Therapy and Pathophysiology: 4rd edition. Cengage
Learning.
12. Albers, Susan. 20 Mindful Eating Handouts : To Help You Enjoy Food and Stop Feeling Gulit Now!. Source:
www.eatingmindfully.com
13. Hanh, Thich Nhat. How to Eat. Parallax Press: Berkeley, California.

Anda mungkin juga menyukai