Anda di halaman 1dari 22

APLIKASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN DAMPAK BURUK BENCANA


PADA ANAK SEKOLAH

DI SUSUN OLEH :

1) INDRI DWI ARISTIANI (16142014643113)


2) INGGIT RAPIKA GATI (16142014279045)
3) JOSHUA EVANGELLI N (16142014283049)
4) KHAYATI AWALU S (16142014284050)
5) LISTIANA (16142014288054)
6) LUDVIANA SAFITRI (16142014289055)
7) MAHFUD ISLAHUDDIN A (16142014293059)
8) MARETTA TRIANA A (16142014294060)
9) M. RIZKY RAHMANTO (16142014296062)
10) NURLAELI WAHYUNI (16142014304070)
11) NURUL AFIFAH (16142014305071)
12) NYOTO SETIO M (16142014642112)
13) PUSPA PRIASTI (16142014306072)
14) RESTU FATHUR R (16142014314080)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang rawan akibat berbagai

bencana alam, seperti Gempa bumi, tsunami tanah longsor dan banjir.

Sebagai sumber awal mengapa Indonesia menjadi wilayah yang rawan

bencana salah satunya adalah karena Indonesia masuk dalam wilayah jalur

lingkaran api atau yang sering disebut dengan Cincin Api (Ring Of Fire).

Cincin Api Pasifik adalah gugusan gunung berapi di kawasan Pasifik yang

melewati wilayah Indonesia, sehingga membuat wilayah ini rawan letusan

vulkanik dan gempa bumi. Cincin Api Pasifik berbentuk seperti tapal kuda

mengelilingi cekungan samudera pasifik dengan panjang jalur kurang

lebih 40.000 km. Tercatat, sekitar 90 persen kejadian gempa bumi di

seluruh dunia terjadi di Cincin Api Pasifik. Dan sekitar 81 persen gempa

di jalur Cincin Api Pasifik merupakan gempa terbesar di dunia. Jalur

Cincin Api Pasifik menyebabkan terdapatnya sekitar 400 gunung api di

Indonesia, dengan 130 diantaranya merupakan gunung api dengan status

aktif.

Dengan banyaknya gunung api tersebut membuat tanah Indonesia

subur, dan juga kaya akan mineral berharga. Namun di balik semua itu,

bumi Indonesia menyimpan bencana yang sewaktu waktu terjadi, baik dari

letusan vulkanik gunung api maupun gempa bumi. Selain gempa bumi,

Indonesia ternyata rentan juga terhadap bencana alam seperti tsunami,


tanah longsor, angin puting beliung dan banjir yang dalam 10 tahun

terakhir ini melanda Indonesia, diantara macam bencana tersebut yang

mengancam adalah banjir. Banjir masih mendominasi jenis bencana di

Indonesia, nomor duanya puting beliung. Hal semacam ini apabila tidak

dilakukan penanganan secara responsive oleh pemerintah maka dapat

mengakibatkan dampak yang sangat buruk pada kehidupan manusia,

ekonomi, dan lingkungan.

Dalam kaitannya dengan bencana maka tidak lain halnya bencana

seperti banjir juga dapat masuk dalam kategori sebuah bencana apabila

peristiwa atau rangkaian peristiwa tersebut mengancam dan mengganggu

kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor

alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta

benda, dan dampak psikologis.

Secara khusus penanggulangan bencana di daerah ditangani oleh

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), hal ini dikarenakan

BPBD merupakan unsur pelaksana yang mempunyai tugas melaksanakan

urusan Pemerintah Daerah dan sebagai unsur pelaksana penyelenggara

penanggulangan bencana yang ada di daerah. Ketentuan mengenai

pembentukan, fungsi, tugas, struktur organisasi dan tata kerja lembaga

BPBD diatur dalam Peraturan Daerah masing-masing.

B. Rumusan masalah
Bagaimana aplikasi pendidikan kesehatan dalam pencegahan dan

penanggulangan dampak buruk bencana?

C. Tujuan

Untuk mengetahui aplikasi pendidikan kesehatan dalam pencegahan dan

penanggulangan dampak buruk bencana


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bencana

Bencana menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24

pasal 1 Tahun 2007 adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat

yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun

faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis

(BNPB, 2007).

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa

gempa bumi, tsunami, gunung meletus, gempa, kekeringan, angin topan

dan tanah longsor. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan

oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam antara lain berupa gagal

teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit. Sedangkan

bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi

konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror

(BNPB, 2007).

Bila dilihat dari faktor geografis, geologis, hidrologis dan

demografis, Indonesia merupakan negara yang wilayahnya rawan terhadap


bencana, baik bencana alam, non alam, maupun bencana sosial. Secara

geografis, Indonesia rawan terhadap bencana gempa bumi maupun

tsunami karena wilayahnya terletak pada pertemuan empat lempeng

tektonik di dunia, yaitu lempeng benua Asia dan benua Australia, serta

lempeng samudera Hindia dan samudera Pasifik. Indonesia juga rawan

terhadap bencana letusan gunung api, mengingat Indonesia memiliki 129

gunung berapi aktif yang dapat meletus kapan saja. Curah hujan yang

ekstrem, perbukitan dengan lereng sedang hingga terjal, dengan jenis tanah

lolos air tinggi dan kurangnya vegetasi berakar kuat dan dalam juga

merupakan faktor-faktor kerentanan lainnya terhadap bencana gempa

maupun gerakan/tanah longsor. Selain itu, dari aspek demografis,

keanekaragaman ras, budaya dan agama sering jadi pemicu konflik sosial

yang terjadi di Indonesia (Depkes, 2009).

Secara geografis Indonesia merupakan kepulauan yang terletak

pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia,

Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada

bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc)

yang memanjang dari Pulau Sumatera-Jawa-Nusa Tenggara-Sulawesi,

yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang

sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi

sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi,

tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia

merupakan salah satu Negara yang memiliki tingkat kegempaan yang


tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika

Serikat (Arnold, 1986).

B. Kategori Bencana

Klasifikasi bencana menurut Undang – Undang No.24 Tahun 2007

Tentang Penanggulangan, antara lain:

1. Bencana alam (natural disaster)

Bencana yang terjadi secara alamiah karena terjadinya perubahan

kondisi alam semesta. Misalnya bencana alam yang berhubungan

dengan angin (puting beliung, badai, topan), api (kebakaran dan

letusan gunung api) (Priambodo, 2009). Bencana alam akan

mengganggu kehidupan masyarakat, menghancurkan harapan

masyarakat, menyebabkan kerugian bagi masyarakat sehingga terjadi

perubahan dalam kehidupan sosial serta kehilangan mata pencaharian

(Sukandarrumidi, 2010).

2. Bencana non alam

Kejadian yang biasanya disebabkan karena ulah tangan manusia

sebagai komponen sosial (Priambodo, 2009), sedangkan menurut

Kodoatie dan Syarief (2010) bencana non alam adalah bencana yang

disebabkan karena peristiwa nonalam, berupa kegagalan teknologi,

kegagalan dalam segi modernisasi, epidemic, dan wabah penyakit .

3. Bencana komplek
Bencana yang terjadi karena adanya perpaduan antara bencana alam

dan non alam.Akibat dari bencana tersebut menimbulkan dampak

negatif begi kehidupan masyarakat.Misalnya, terjadi polusi

lingkungan, epidemi penyakit, kerusakan ekosistem, dan lain-lain.

C. Wilayah Bencana

Cakupan wilayah bencana menurut Efendi & Makhfuldi (2009),

antara lain:

1. Bencana lokal, bencana yang memberikan dampak pada wilayah

sekitarnya dan biasanya diakibatkan karena ulah manusia, seperti

kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia, dan lainnya.

2. Bencana regional, bencana yang memberikan dampak geografis secara

luas dan disebabkan karena faktor alam, seperti badai, banjir, letusan

gunung api, tornado, dan lainnya.


D. Pengertian pendidikan

Pendidikan (Edukasi) adalah suatu proses yang mendorong

seseorang untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan upaya untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui kegiatan dan

pengalaman secara langsung (Potter&Perry, 2009).

Undang - Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.

Edukasi adalah proses menuju kearah yang lebih baik sehingga

suatu kelompok atau individu memiliki kelebihan. Kelebihan tersebut

tidak akan bisa terlepas dari proses belajar(Notoatmojo, 2011).

Pelaksanaan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan

lingkungan yang dapat meningkatkan peserta didik untuk aktif serta

menggali kemampuan dirinya. Beberapa hal yang perlu dikembangkan

adalah dalam segi spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kemampuan

dalam berfikir, serta keterampilan yang akan diperlukan untuk dirinya

sendiri maupun orang lain (Arlan, Fitria, & Rafiyah, 2012).

Edukasi tentang bencana adalah proses pemberian informasi

terhadap suatu kelompok atau masyarakat yang berhubungan dengan


keadaan darurat (bencana). Hal ini merupakan terobosan baru dalam dunia

pendidikan.(Shaw, Rajib, Shiwaku, Koichi, Takeuchi, & Yukiko, 2011).

Pendidikan ini tidak hanya diperkenalkan di lingkungan sekolah atau

pemberian informasi saja, namun proses pembelajaran juga diberikan

kepada masyarakat umum, pendidikan untuk orang dewasa, dan

menggabungkan dengan budaya yang berkembang di masayarakat

(Preston, 2012).

Target dalam pemberian edukasi tentang bencana adalah

masyarakat umum, masyarakat non kesehatan, dan tenaga medis. Terdapat

perbedaan dalam pemberian pendidikan antara ketiga kelompok tersebut.

Untuk masyarakat umum diberikan pendidikan terkait mitigasi bencana,

apa saja yang harus dilakukan saat terjadi bencana, penyakit dan luka yang

dapat muncul saat terjadi bencana. Masyarakat dengan pendidikan non-

medis diberikan pendidikan yang hampir sama dengan masyarakat umum,

namun ditambah pendidikan tentang peraturan yang berkaitan dengan

bencana, administrasi, penyaluran logistik dan kebutuhan lainnya. Untuk

tenaga medis akanmendapatkan pelatihan khusus terkait tindakan yang

dilakukan pada pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana.

E. Metode edukasi

Metode edukasi menurut Notoatmodjo (2007), antara lain:


1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

Tujuan dari metode ini untuk membina perilaku seseorang yang

tertarik untuk melakukan perubahan perilaku atau menciptakan

inovasi. Bentuk-bentuk pendekatannya antara lain:

a. Bimbingan dan penyuluhan (guidencen and counseling) Tujuan

dari metode ini untuk menciptakan hubungan yang intensif antara

klien dengan petugas, sehingga klien dengan terbuka akan

menceritakan masalahnya kepada petugas agar dibantu

penyelesaiannya.

b. Wawancara (interview) Wawancara merupakan bagian dari

bimbingan dan peyuluhan.Tujuan dari metode ini untuk menggali

dan mendapatkan informasi terkait kondisi klien saat ini.

2. Metode Pendidikan Kelompok

Metode ini dilakukan pada kelompok, sebagai pendidik kita harus

memperhatikan seberapa besar kelompok sasaran agar materi dapat

disampaikan efektif dan dimengerti oleh klien.

a. Kelompok Besar Kelompok besar terdiri dari 15 peserta atau lebih.

Keuntungan menggunakan kelompok besar yaitu lebih fleksibel,

persiapan tempat lebih mudah, dapat diikuti oleh orang banyak dan

apabila materi yang disampaikan pemateri berhasil akan

meningkatkan semangat dan menstimulus peserta untuk

melaksanakan tugas dan pekerjaan. Kekurangan dari kelompok

besar akan menciptakan rasa bosan, peserta cenderung pasif dan


kesalahan dalam mengambil kesimpulan. Metode-metode yang

digunakan dalam penyampaian materi antara lain:

1) Ceramah

Metode ini efektif digunakan pada sasaran kelompok yang

berpendidikan tinggi maupun rendah. Pemateri harus

menguasai materi yang akan disampaikan serta mempersiapkan

alat bantu yang akan digunakan saat penyampaian materi.

2) Seminar

Metode ini hanya cocok digunakan pada kelompok

berpendidikan menengah ke atas.Tujuan dari metode ini untuk

menyampaikan suatu topik yang dianggap penting atau hangat

di kalangan masyarakat oleh seseorang yang ahli di bidang

tersebut.

b. Kelompok Kecil

Kelompok kecil adalah suatu kelompok dengan jumlah peserta

kurang dari 15 orang. Kelebihan kelompok kecil ini dapat

menumpuk rasa kerja sama persaingan sehat antar peserta.

Kekurangan metode ini memungkinkan terjadinya dominasi

seseornag dan merendahkan lainnya, kesulitan dalam proses

pengambilan kesimpulan bahkan penyelesaian membutuhkan

waktu yang cukup panjang. Metode-metode yang dapat diterapkan

pada kelompok kecil, antara lain:

1) Diskusi kelompok
Diskusi ini dilakukan dengan cara mengatur posisi duduk

peserta agar saling berhadap-hadapan dengan membentuk

lingkaran atau segi empat. Diskusi kelompok digunakan agar

semua kelompok ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut,

saling bertukar pendapat, dan atau saling memperlihatkan

pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan

kesepakatan diantara mereka (Simamora, 2009).

2) Curah Pendapat (Brain Storming)

Prinsipnya metode ini hampir sama dengan diskusi kelompok,

yang membedakan terletak di awal diskusi pemimpin

memberikan suatu masalah yang kemudian tiap peserta

memberikan pendapat tentang masalah tersebut.

3) Bola salju (Snow Balling)

Kelompok dibagi menjadi beberapa pasangan (1 pasang 2

orang), kemudian diberikan satu masalah yang harus dibahas

dengan pasangannya tersebut. Setelah 5 menit pasangan satu

dengan pasangan lainnya digabungkan (menjadi 1 kelompok 4

orang) dan mendiskusikan masalah yang sama. Begitu

seterusnya sampai membentuk kelompok yang utuh lagi.

4) Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)

Membentuk kelompok-kelompok kecil yang kemudian

diberikan suatu topic yang sama ataupun berbeda tiap

kelompoknya. Setiap kelompok membahas masalah tersebut.


Kemudian didiskusikan dengan kelompok lain untuk mencari

kesimpulannya.

5) Memainkan peran (Role Play) dan sosiodrama

Metode ini setiap anggota kelompok ditunjuk untuk

memainkan perannya masing-masing.Sebagai contoh ada yang

menjadi pendidik, operator, moderator, dan sebagainya,

sedangkan anggota lainnya berperan sebagai masyarakat.

6) Memainkan simulasi (Simulation Game)

Metode ini penggabungan antara metode role play dengan

metode diskusi.

3. Metode pendidikan massa

Metode ini digunakan untuk mengkomunikasikan secara luas

peran-eran yang ditujukan untuk masayarakat yang berskala besar

(massa atau public).


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa

gempa bumi, tsunami, gunung meletus, gempa, kekeringan, angin topan

dan tanah longsor. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan

oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam antara lain berupa gagal

teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit. Sedangkan

bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi

konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror

(BNPB, 2007).

Edukasi tentang bencana adalah proses pemberian informasi

terhadap suatu kelompok atau masyarakat yang berhubungan dengan

keadaan darurat (bencana). Hal ini merupakan terobosan baru dalam dunia

pendidikan.(Shaw, Rajib, Shiwaku, Koichi, Takeuchi, & Yukiko, 2011).

Pendidikan ini tidak hanya diperkenalkan di lingkungan sekolah atau

pemberian informasi saja, namun proses pembelajaran juga diberikan

kepada masyarakat umum, pendidikan untuk orang dewasa, dan

menggabungkan dengan budaya yang berkembang di masayarakat

(Preston, 2012).
PEMBAGIAN PERAN

NARATOR :
1) Inggit
DOSEN :
1) Khayati ( Dosen pendamping 1 )
2) Puspa ( Dosen pendamping 2 )
MAHASISWA :
1) Nurul ( Ketua penyuluh )
2) Maretta (Penyuluh 1)
3) Restu (Penyuluh1 )
4) Nurlaeli (Penyuluh 2)
5) Nyoto (Penyuluh2 )
STAF SEKOLAH :
1) Rizky ( Kepala sekolah SD )
2) Ludviana ( Guru konseling )
MURID SD :
1) Joshua
2) Indri
3) Listiana
4) Akbar

NASKAH ROLEPLAY

Team kesehatan universitas Harapan Bangsa akan mengadakan pendidikan


kesehatan dalam pencegahan dan penanggulangan dampak buruk bencana pada
anak sekolah dasar yang bertujuan agar anak sekolah dasar agar tahu apa yang
akan dilakukan saat terjadi bencana. Penyuluhan akan dilakukan di SD 01
HARBANG.
Team kesehatan universitas Harapan Bangsa pergi ke SD 01 HARBANG
untuk meminta izin untuk mengadakan pendidikan kesehatan di sekolah. Dosen
pendamping dari team kesehatan universitas Harapan Bangsa menemui kepala
sekolah dan guru konseling untuk membicarakan tentang rencana acara yang akan
diadakan di sekolah tersebut. Dosen, kepala sekolah dan guru konseling
membicarakan di acara tersebut di ruangan kepala sekolah.
Dosen 1 :”assalamu’alaikum wr.wb”
Kepala sekolah :”waalaikumsalam wr.wb”
Guru :”waalaikumsalam wr wb”
Dosen 1 :”sebelumnya kami mengucapkan terimakasih karena sudah
diperbolehkan untuk menemui bapak”.
Kepala sekolah :”sama – sama bu, kebetulan saya tidak sibuk”
Dosen :”jadi begini bapak kedatangan kami berdua disini untuk
meminta izin kepada bapak bahwa team kesehatan kami akan
mengadakan pendidikan kesehatan kepada murid-murid disini,
apakah diperbolehkan?”
Kepala sekolah :”tentu saja boleh, saya malah merasa senang karena sekolah ini
dipilih oleh ibu”.
Dosen1 :”alhamdullillah kalau bapak setuju, terimakasih sebelumnya
pak”.
Kepala sekolah :”sama – sama. Untuk susunan acaranya bagaimana yah bu?”
Dosen 1 :”untuk susunan acaranya akan di jelaskan oleh rekan saya pak”
Kepala sekolah : “oh ya bu”
Dosen 2 :”jadi susunan acaranya begini pak” (menjelaskan)
Kepala sekolah :”baik kami akan siap kan semuanya untuk besok”
Dosen 2 :”mungkin cukup sekian pak, kami mohon pamit, mohon maaf
kalau ada kata – kata kurang berkenan pak. Terimakasih”
Kepala sekolah :”sama – sama, ibu”.
Keesokan harinya team kesehatan universitas Harapan Bangsa datang
kembali ke SD 01 HARBANG untuk mengadakan pendidikan kepada murid –
murid disitu.
Dosen1 :”assalamualaikum wr.wb”
Semuanya :”waalaikumsalam wr.wb”
Dosen1 :”sesuai janji kami kemarin, kami datang lagi untuk pendidikan
kesehatan disni pak”
Kepala sekolah :”iya bu, baik mari kita langsung saja ke tempat penyuluhanya,
mari”.
Kepala sekolah, dosen dan mahasiswa menuju ke tempat pendidikan yang
di lakukan di aula SD 01 HARBANG. Kepala sekolah melakukan sambutan
terlebih dahulu sebelum acara dimulai.
Kepala sekolah :”Selamat pagi anak – anak. Bagaimana keadaanya hari ini?
Hari ini kita kedatangan tamu dari team kesehatan universitas
Harapan Bangsa. Mohon kerjasamanya yah anak-anak”.
Murid :”selamat pagi pak, alhamdulillah sehat pak. Baik pak”.
Kepala sekolah :”baik waktu dan tempat saya persilakan untuk ibu”.
Dosen :”terimaksih bapak untuk waktu dan tempatnya”
Dosen dari universitas Harapan Bangsa member sambutan kepada murid –
murid yang mengikuti pendidikan kesehatan.
Dosen2 :”selamat pagi anak – anak. Bagaimana keadaanya hari ini?”
Murid :”sehat ibu”
Dosen2 :”alhamdullillah, sebelumnya perkenalkan nama ibu (….) dan ini
teman ibu namanya (…) hari ini kami disini akan memberikan
pendidikan kesehatan berkaitan dengan penanggulangan dan
pencegahan bencana. Adek – adek bersedia?”
Murid :”iya bu”
Dosen2 :”nah disini tujuan yaitu agar adek – adek saat nanti ada bencana
tidak bingun apa yang harus dilakukan. Coba ibu mau Tanya, ada
yang tau apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana?
Murid Joshua :”saya tahu bu, lari saja bu kalau ada bencana”.
Semua tertawa Karena jawaban dari joshua yang sepontan tersebut
Dosen2 :”haha….. betul yang di katakan dek Joshua, tapi bukan hanya itu
yah yang harus di lakukan”.
Murid :”hehe iya bu”.
Dosen 2 :”gimana tertarik tidak buat dengerin materi dari ibu nanti?”.
Murid :”tertarik bu.”
Dosen2 :”baik, langsung saja ya mari kita sambut kakak – kakak yang akan
membawakan materi pada pagi hari ini”.
Murid murid menyambut dengan tepuk tangan yang meriah. Penyuluh
memperenalkan nama mereka masing – masing sebelum materi di berikan kepada
adek – adek di dalam aula.
Ketua penyuluh :”baik adek – adek, disini nanti kami meyampaikan dua materi
semoga tidak bosan yah”.
Murid :”iya kak”.
Ketua penyuluh :”baik untuk materi yang pertama berkaitan dengan bencana
banjir dan yang kedua yaitu bencana gempa bumi. Langsung
saja kita sambut untuk pemberi pendidikan kesehtan yang
pertama”.
murid – murid member tepuk tangan kepada kakak – kakak yang akan
membawakan pendidikan kesehatan.
Penyuluh maretta : (mejelaskan apa saja yang mungkin bisa menyebabkan
bencana banjir dan bagaimana cara penanggulangannya)
Penyuluh restu : (menjelaskan apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana
banjir)
Murid – murid mendengarkan apa yang di jelaskan oleh kakak – kakak
pemberi materi.
Penyuluh :”bagaimana adek – adek ada yang mau di tanyakan atau tidak?”.
Murid listiana :”kak mau tanya. Kalau misalkan habis banjir kan biasanya masih
banyak genangan air terus airnya buat renang-renangg gimana
boleh apa ngga?”
Penyuluh maretta : (menjawab pertanyaan)
Murid listiana :”oh gitu yah kak, makasih yah kak”
Penyuluh :”bagaimana ada pertanyaan lagi atau tidak? Kalau tidak kakak
yang bertanya ya”
Murid :”ya kak”
Penyuluh :”bagaimana caranya mencegah agar tidak terjadi banjir? Ayo
siapa yang bisa jawab nanti kakak kasih hadiah”.
Murid indri :”saya kak (menjawab)”.
Penyuluh :”wah pintar sekali adek indri. Satu kali lagi yah, apa yang harus
dilakukan kalau terjadi bencana banjir?”.
Murid akbar :”saya mau jawab kak (menjawab)”.
Penyuluh : “wah pintar sekali adek – adek disini”
Berhubung ada dua materi penyuluh pertama mengembalikan lagi kepada
ketua penyuluh.
Ketua penyuluh :”bagaimana adek – adek masih semangat?. Masih ada satu materi
lagi loh”.
Murid :”masih kak, soalnya kalo jawab pertanyaan dapet hadiah dari
kakak – kakak”.
Ketua penyuluh :”baik mari kita sambut kakak – kakak yang kedua”.
Disambut dengan tepuk tangan yang meriah oleh anak – anak.
Penyuluh nyoto :”bagaimana adek – adek masih semangat tidak”.
Murid :”masih kak”
Penyuluh nyoto :”baik langsung saja ya (menjelaskan materi terkait dengan
gempa bumi)”
Penyuluh laeli : (mejelaskan materi berkaitan dengan apa yang harus dilakukan
saat terjadi gempa bumi”.
Penyuluh :”bagaimana adek – adek jelas tidak dengan apa yang kami
jelakan?”
Murid :”jelas kak”.
Penyuluh :”baik kalo sudah jelas ayo kita praktekan bagaimana kalo terjadi
gempa bumi kalau kita sedang berada di dalam ruangan”.
Penyuluh beserta murid – murid yang berada disitu mempraktekan
bersama apa yang sudah dijelaskan oleh kakak – kakak penyuluh. Setelah selesai
mempraktekan bersama sama penyuluh kedua memberikan waktu dan tempat
kepada ketua penyuluh.
Ketua penyuluh :”bagaimana adek adek sudah tahu kan sekarang apa yang
harus dilakukan saat terjadi bencana banjir dan gempa bumi.
Tidak Cuma lari saja ya dek Joshua”.
Murid Joshua :”hehe iya kak”.
Ketua penyuluh :”baik semua materi kan sudah di jelaskan, jadi kami mohon
pamit ya adek – adek. Semoga ilmunya bermanfaat yah.
Dadaaaaaah”
Murid : (memberikan tepuk tangan)

SELESAI
Daftar Pustaka

http://eprints.umm.ac.id/33775/2/jiptummpp-gdl-ariefsetia-43085-2-babi.pdf

https://proteksipublik.files.wordpress.com/2015/08/bnpb3.pdf

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/15608/f.%20BAB
%20II.pdf?sequence=7&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai