Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Tumor Jinak Bibir


2.2.1 Fibroma
Fibroma merupakan tumor jinak dari jaringan ikat fibrosa. Suatu
pertumbuhan dari jaringan lunak mulut seringkali berhubungan dengan iritasi
kronik, misalnya dari gigi tiruan. Fibroma paling sering ditemukan pada dekade
keempat hingga keeenam. Fibroma dapat dijumpai di daerah manapun pada
mukosa mulut namun paling sering mukosa bukal. Secara makroskopik biasanya
tumor tersebut berbentuk nodul, konsistensi keras, permukaan rata, berbatas jelas,
fixed, tak bertangkai atau bertangkai dan tertutup oleh mukosa yang tampaknya
normal. Kadang-kadang lesi tersebut tertutup oleh mukosa yang berwarna
keputih-putihan yang memperlihatkan adanya hiperkeratosis. Diameter tumor
dapat bervariasi dari 2 mm hingga beberap centimeter, namun sebagian besar
fibroma berdiameter < 1,5 cm. Secara mikroskopik, fibroma tampak sebagai
massa nodul yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa dengan kolagen dan fibroblas
yang dilapisi oleh epitek skuamus kompleks. Fibroma jarang menyebabkan gejala
yang mengganggu kecuali menjadi traumatik dan karenanya timbul ulserasi. Lesi
ini dapat rekuren namun tingkat rekurensinya lebih rendah dibandingkan

mucocele.1–3
Gambar 1. Fibroma di bibir4 Gambar 2. Fibroma di mukosa bukal1

Gambar 3. Mikroskopik Fibroma5

2.1.2 Lipoma
Lipoma adalah neoplasma jinak pada jaringan adiposa, bertumbuh lambat,
dan tidak terasa sakit. Pada mukosa mulut lipoma paling sering terlihat pada
dekade keempat atau lima. Letak paling sering adalah mukosa bukal, setelah itu
lidah, dasar mulut, sulkus bukal dan vestibulum, palatum, bibir, dan ginggiva.
Lipoma oral timbul sebagai tumor submukosa, berbatas jelas, berbentuk bulat atau
lonjong, tak bertangkai atau bertangkai. Permukaan lipoma oral licin, konsistensi
lunak, dan terkadang terdapat pseudofluktuasi. Hal ini mirip dengan mucocele,
namun lipoma memiliki ciri khas tampak kekuningan. Diameter lipoma bervariasi
tetapi jarang mencapai 25 mm.1,6

2
Gambar 5. Mikroskopik limfoma6
Gambar 4. Lipoma pada dasar mulut1

2.1.3 Limfangioma

Limfangioma adalah tumor yang berasal dari jaringan limfe. Masih ada
perbedaan pendapat mengenai asal tumor apakah suatu hamartoma ataukah suatu
neoplasma. Hamartoma adalah suatu kelainan perkembangan yang ditandai
dengan proliferasi abnormal dari jaringan atau organ yang berasal dari bagian
tersebut. Limfangioma dan hemangioma diduga berasal dari sisa jaringan
mesodermal embrionik.
Limfangioma sebagian besar dijumpai pada saat lahir (kongenital), atau
tumbuh pada usia sangat muda yaitu di bawah 10 tahun. Tempat predileksi dalam
mulut berturut-turut adalah lidah, palatum, mukosa bukal, ginggiva, dan bibir.
Tumor dapat berbentuk papiler, dengan warna sama atau sedikit lebih
coklat dibandingkan jaringan sekitar, atau nodul, atau massa difus tanpa adanya
perubahan warna yang jelas. Secara mikroskopik tampak proliferasi pembuluh
limfe yang melebar, dibatasi oleh selapis sel endotel.5,7

Gambar 6. Limfangioma di Bibir & Lidah7 Gambar 7. Mikroskopik


Limfangioma5

2.1.4 Diagnosis dan Tatalaksana Tumor Jinak pada Bibir

3
Diagnosis pasti tumor di rongga mulut adalah pemeriksaan histopatologi
dengan cara biopsi. Perhatian pertama biopsi pada rongga mulut adalah seleksi
lesi. Lesi yang diambil untuk biopsi adalah yang berpotensi ganas misalnya
adanya perubahan warna merah atau putih pada mukosa rongga mulut, lesi yang
berpigmen (pigmentasi abnormal pada mukosa rongga mulut), massa jaringan
lunak pada bibir, lidah, mukosa bukal, atau struktur rongga mulut yang lain. Ada
beberapa teknik biopsi, yang sering dilakukan adalah biopsi insisi, eksisi, dan
aspirasi.

Biopsi insisional dipilih apabila lesi permukaan melebihi 1 cm dalam


segala arah dan eksisi total sulit dilakukan. Untuk lesi-lesi yang besar sebaiknya
mengirimkan spesimen yang benar-benar mewakili dan menyertakan tepi jaringan
normal. Tidak ada ketentuan yang menyatakan bahwa daerah tertentu dari suatu
lesi yang bear dapat digunakan semuanya sebagai sampel dengan menggunakan
teknik insisi. Pertimbangan yang berkenaan dengan biopsi multipel adalah
memilih daerah yang benar-benar mewakili, yang mempunyai gambaran klinis
bervariasi dan untuk mengidentifikasi spesimen secara terpisah sesuai asalnya.

Biopsi eksisional adalah pendekatan yang umum untuk lesi yang kecil.
Eksisi didesain dengan melibatkan jaringan normal dan memungkinkan dilakukan
penutupan kembali.

Biopsi aspirasi hanya dilakukan apabila diduga terdapat cairan. Aspirasi


yang didapatkan kemudian dilakukan pemeriksaan sitologi dan bakteriologi.
Aspirasi tidak melibatkan terlalu banyak jaringan dan bisa dilakukan dengan
anestesi lokal dan spuit dengan jarum no. 18.8

4
X

Anda mungkin juga menyukai