Tujuan jangka panjang (Long–term objective) merupakan hasil yang diharapkan dari
pelaksanaan strategis tertentu, Strategi merupakan serangkaian tindakan yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang.
Dalam menyusun tujuan jangka panjang harus mempunyai karakteristik yang diinginkan :
1) Kuantitatif
2) Dapat diukur
3) Realistis
4) Dapat dipahami
5) Menantang
6) Hierarkis
7) Dapat diperoleh
8) Selaras antara semua departemen
Apabila tujuan yang ditetapkan jelas akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan.
Keuntungan memiliki tujuan yang jelas :
Tujuan jangka panjang diperlukan di setiap level organisasi karena penting untuk mengukur
kinerja manajemen. Tanpa tujuan jangka panjang organisasi akan menyimpang, berjalan tanpa
tujuan dan tidak tahu akhir tujuannya dengan jelas. Sulit untuk membayangkan organisasi atau
individu menjadi sukses tanpa tujuan yang jelas.
Setiap tujuan sebaiknya diasosiasikan dengan garis waktu. Tujuan secara umum dinyatakan
dalam istilah, seperti pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, pangsa pasar,
derajat dan sifat diversifikasi, derajat dan sifat integrasi vertikal, laba per lembar saham, dan
pertanggungjawaban sosial. Tujuan memberikan dasar dalam pembuatan keputusan yang
konsisten berdasarkan manajer yang nilai dan perilakunya berbeda. Tujuan memberikan standar
untuk mengevaluasi individu, kelompok, departemen, divisi, dan keseluruhan organisasi.
Tujuan jangka panjang dibutuhkan pada level corporate, divisional, dan fungsional dari semua
organisasi. Hal tersebut merupakan pengukuran penting akan kinerja manajerial.
Ada 2 macam tujuan yang umum di suatu organisasi yaitu tujuan finansial dan tujuan strategis.
Walaupun tujuan finansial penting bagi perusahaan namun kadang terjadi trade-off antara
tujuan finansial dan tujuan strategis dalam pengambilan keputusan yang krusial .
1. Pertumbuhan pendapatan
2. Pertumbuhan laba
3. Dividen yang lebih tinggi
4. Margin laba yang lebih besar
5. Imbal hasil investasi yang lebih besar
6. Laba per lembar saham yang lebih besar
7. Meningkatkan harga saham
8. Meningkatkan aliran kas
Walaupun tujuan keuangan khususnya penting dalam perusahaan, sering kali ada pilihan antara
tujuan keuangan dan strategik seperti keputusan penting yang harus dibuat. Contohnya,
perusahaan dapat melakukan beberapa hal untuk memaksimalkan tujuan keuangan jangka
pendek yang akan mengganggu tujuan strategik jangka panjang. Untuk meningkatkan posisi
keuangan dalam jangka pendek lewat harga pasar yang lebih tinggi, contohnya, membahayakan
pangsa pasar jangka panjang. Bahaya yang terkait dengan pertukaran antara tujuan strategis
jangka panjang dengan kinerja laba rugi jangka pendek yang khususnya berat, jika pesaing tidak
mau mengalah dalam mengejar peningkatan pangsa pasar dengan nmengorbankan profitabilitas
jangka pendek.
Dan, ada pilihan antara tujuan keuangan dan strategisk, terkait dengan risiko tindakan,
kekhawatiran atas etika bisnis, perlunya melestarikan lingkungan alami, dan isu
pertanggungjawaban sosial Baik tujuan keuangan maupun strategik, sebaiknya termasuk target
kinerja tahunan dan jangka panjang. Hal yang utama, cara terbaik untuk melanjutkan keunggulan
bersaing dalam waktu lama adalah dengan tidak menyerah mengejar tujuan strategik yang
memperkuat posisi bisnis perusahaan daripada pesaing. Tujuan keuangan paling baik dipenuhi
dengan hal yang berfokus yang pertama dan utama adalah pada tujuan strategis yang
meningkatkan daya persaingan dan kekuatan pasar perusahaan.
Jenis-Jenis Strategi
Banyak organisasi secara simultan mengejar kombinasi dari dua atau lebih strategi secara
bersamaan, namun strategi kombinasi (combination strategy) dapat berisiko jika dibawa terlalu
jauh. Tidak ada organisasi yang dapat mengejar semua strategi yang mungkin menguntungkan
perusahaan. Keputusan sulit harus dibuat. Prioritas harus ditentukan. Organisasi, seperti individu,
memiliki sumber daya yang terbatas. Baik organisasi maupun individu harus memilih antara
pilihan strategi dan menghindari kewajiban utang yang berlebihan.
Hansen dan Smith menjelaskan bahwa perencanaan strategik melibatkan "pilihan-pilihan sumber
daya yang berisiko" dan "pertukaran yang mengorbankan kesempatan". Perusahaan
menghabiskan sumber daya dan berfokus pada sejumlah kesempatan yang jelas dalam mengejar
strategi untuk menghadapi pengeluaran yang tidak pasti di masa depan. Perencanaan strategik
lebih dari sekadar melempar dadu. Itu adalah taruhan berdasarkan prediksi dan analisis yang
secara berkelanjutan diuji dan disempurnakan berdasarkan ilmu pengetahuan, penelitian,
pengalaman, dan pembelajaran. Kelangsungan hidup perusahaan sendiri, mungkin bergantung
pada rencana strategic.
Organisasi tidak dapat melakukan terlalu banyak hal dengan baik karena sumber daya dan
pesaing akan memperoleh manfaat. Secara luas, perusahaan yang terdiversifikasi, strategi
kombinasi uigunakan secara kombinasi ketika divisi yang berbeda mengejar strategi yang
berbeda. Kemudian, Organisasi yang berusaha untuk bertahan mungkin secara simultan
menggunakan kombinasi dati Derbagai strategi bertahan, seperti pengurangan, likuidasi, dan
pelepasan.
Jenis-Jenis Strategi
Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal terkadang mengacu pada
strategi integrasi vertikal (vertical integration). Strategi integrasi vertikal memungkinkan
perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, dan pesaing.
Berikut ini adalah tipe strategi yang mengacu sebagai strategi integrasi :
1) Integrasi ke Depan
Merupakan strategi yang bertujuan untuk memperoleh kendali yang lebih
besar atasdistributor atau peritel. Salah satu cara yang efektif untuk menerapkan
integrasi ke depan adalahpewaralabaan (franchising). Dengan pewaralabaan
perusahaan melakukan ekspansi dalam mendistribusikan produk atau jasa mereka
secara cepat karena biaya dan peluang yang munculdisebar di kalangan individu yang
membeli waralaba. Terdapat satu masalah yang terjadi ketikaperusahaan
menggunakan pewaralabaan, dimana pembeli waralaba/terwaralaba
membelisebagian bisnis dari pemilik waralaba/pewaralaba sehingga tak
jarang mengalahkan indukperusahaannya.
Teradapat enam pedoman kapan integrasi ke depan dapat menjadi sebuah strategiyang
sangat efektif.
1) Ketika distributor organisasi saat ini menjadi sangat mahal, tidak dapat
diandalkan, ataumemenuhi kebutuhan distribusi perusahaan
2) Ketika ketersediaan distributor yang berkualitas begitu terbatas untuk
menawarkankeunggulan kompetitif bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan
integrasi ke depan
3) Ketika sebuah organisasi berkompetisi di industri yang tengah tumbuh dan
diharapkanakan terus berkembang pesat ;
4) Ketika sebuah organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya
manusia yangdibutuhkan untuk mengelola bisnis baru pendistribusian produk-
produknya sendiri
5) Ketika keuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi
6) Ketika distributor atau peritel yang ada saat ini memiliki margin laba yang tinggi
2) Integrasi ke Belakang
Merupakan strategi yang mengupayakan kendali lebih besar atas pemasokperusahaannya.
Strategi ini sangat tepat ketika pemasok perusahaan saat ini tidak bisadiandalkan,
terlampau mahal, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
Terdapat empat pedoman kapan integrase ke belakang dapat menjadi sebuah strategi
yang efektif :
1) Ketika pemasok organisasi saat ini menjadi sangat mahal, tidak dapat diandalkan,
atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan akan bahan baku
2) Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak
3) Ketika industri bersaing di sebuah industri yang berkembang pesat
4) Ketika organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya manusia untuk
mengelolabisnis pemasokan bahan mentahnya sendiri yang baru
3) Integrasi horizontal
Integrasi horizontal mengarah pada strategi yang memperoleh kepemilikan atau
meningkatkan kendali atas perusahaan pesaing. Merupakan strategi yang paling tren
digunakan secara signifikan dalam strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi,
pengambilalihan diantara para pesaing memungkinkan semakin meningkatnya skala
ekonomis dan transfer sumber daya dan kompetensi.
Strategi intensif adalah strategi yang membutuhkan upaya intensif untuk meningkatkan posisi
kompetitif perusahaan diantara pesaing. Strategi ini membutuhkan aksi intensif secara terus
menerus seperti promosi, inovasi produk secara simultan, merekrut tenaga kerja, dan
meningkatkan pangsa.
Berikut ini adalah tipe strategi yang mengacu sebagai strategi intensif:
1. Penetrasi pasar (market penetration)
Strategi penetrasi pasar ini adalah strategi yang berusaha untuk meningkatkan pangsa
pasar untuk produk dan jasa di pasar saat ini lewat usaha pemasaran yang lebih baik.
Strategi ini banyak digunakan sendiri dan dikombinasikan dengan dengan strategi
lain. Penetrasi pasar meliputi meningkatnya angka tenaga penjual, meningkatnya
pengeluaran iklan, penawaran promosi penjualan secara luas, atau meningkatkan
upaya publikasi (seperti kampanye iklan secara global).
Pedoman yang menunjukkan penetrasi pasar mungkin merupakan strategi yang
efektif:
1. Pasar saat ini tidak jenuh dengan produk atau layanan tertentu.
2. Tingkat penggunaan pelanggan saat ini dapat meningkat secara signifikan.
3. Pangsa pasar dari pesaing utama telah menurun sementara total penjualan industri
telah meningkat.
4. Korelasi antara penjualan dan pengeluaran pemasaran secara historis tinggi.
5. Peningkatan skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif utama.
1. Pengurangan (retrenchment)
Pengurangan terjadi ketika perusahaan mengelompokkan kembali lewat pengurangan
biaya dan asset untuk mengembalikan penurunan penjualan laba. Inti dari strategi ini
adalah mengurangi biaya dan penurunan asset yang tidak menaikkan penjualan atau
laba.
Pedoman pengurangan memungkinkan menjadi strategi yang efektif:
1. Ketika organisasi memiliki kompetensi khusus yang jelas, namun gagal secara
konsisten memenuhi tujuan dan pencapaiannya dari waktu ke waktu.
2. Ketika organisasi adalah salah satu pesaing terlemah di industri
3. Ketika organisasi dihantui oleh ketidakefisienan, profitabilitas yang rendah, moral
karyawan yang rendah, dan tekanan dari pemegang saham untuk meningkatkan
kinerja.
4. Ketika organisasi gagal untuk mengapitalisasi kesempatan eksternal,
meminimalkan ancaman eksternal, mengambil keuntungan atas kekuatan internal,
dan mengatasi kelemahan internal dari waktu ke waktu; oleh karena itu, ketika
manajer strategik organisasi telah gagal.
5. Ketika organisasi telah tumbuh sangat besar dengan cepat, sehingga re-organisasi
kembali secara internal dibutuhkan.
2. Divestasi (divestiture)
Menjual divisi atau bagian dari organisasi disebut divestasi. Divestasi sering kali
digunakan untuk meningkatkan modal atau akuisisi strategik ke depan atau investasi.
Pedoman divestasi memungkinkan menjadi strategi yang efektif:
1. Ketika organisasi mengikuti strategi pengurangan dan gagal menyelesaikan
peningkatannya.
2. Ketika divisi butuh lebih banyak sumber daya untuk dapat bersaing daripada yang
dapat diberikan perusahaan.
3. Ketika divisi bertanggung jawab atas kinerja organisasi keseluruhan yang buruk
4. Ketika divisi tidak sesuai dengan bagian lain dari organisasi; ini dapat dihasilkan
dari pasar, pelanggan, manajer, karyawan, nilai dan kebutuhan yang sangat
berbeda.
5. Ketika jumlah kas yang besar dibutuhkan secara cepat dan tidak dapat diperoleh
dari sumber – sumber lainnya.
6. Ketika tindakan antipesaingan pemerintah mengancam organisasi
3. Likuidasi (liquidation)
Menjual semua asset perusahaan, sebagian, untuk nilai berwujud mereka disebut
likuidasi. Likuidasi adalah pengakuan kekalahan dan secara konsekuen dapat menjadi
strategi yang sulit secara emosional. Namun, mungkin lebih baik untuk menghentikan
operasi daripada melanjutkan kehilangan sejumlah uang besar.
Pedoman likuidasi memungkinkan menjadi strategi yang efektif:
1. Ketika organisasi telah mengikuti strategi pengurangan dan divestasi serta tidak
ada yang sukses
2. Ketika alternatif organisasi satu – satunya adalah kebangkrutan.
3. Ketika pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan kerugian dengan
menjual asset organisasi.
Balanced Scorecard adalah metode pengukuran hasil kerja yang digunakan perusahaan atau
biasa disebut dengan strategi menajemen.
Fungsi Balanced Scorecard
Pada awalnya BSC hanya digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran keuangan.
Kemudian meluas dan digunakan untuk mengukur empat presfektif yaitu keuangan, pelanggan,
proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Lebih jauh balanced scorecard memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai alat ukur perusahaan apakah visi dan misi yang dianut telah tercapai.
2. Sebagai alat ukur keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan Anda.
3. Sebagai panduan strategis untuk menjalankan bisnis Anda.
4. Alat analisis efektifitas strategi yang telah digunakan.
5. Memberikan gambaran kepada perusahaan terkait SWOT yang dimiliki.
6. Sebagai alat key performance indicator perusahaan.
7. Sebagai feedback terhadap shareholder perusahaan.
Balanced scorecard
Balanced scorecard (BSC) bisa dikatakan sebagai alat ukur yang paling sederhana dalam
perusahaan sehingga banyak kelemahan-kelemahannya. Salah satu kelemahannya adalah
informasi yang disajikan terbatas dan kurang akurasi. sehingga tidak bisa melihat faktor-faktor
lain yang bisa mempengaruhi performa perusahaan. Misalnya saja saat terjadi krisis, kebijakan
pemerintah, atau kejadian di momen-momen tertentu.
Namun begitu, perusahaan tetap harus memiliki acuan pengukuran seperti balanced scorecard,
karena di dalamnya terdapat empat perspektif utama yang memang menjadi poin penting dalam
bisnis.
4 Perspektif Balanced Scorecard
1. Perspektif Keuangan
BSC dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang berperan di dalam
mewujudkan pertambahan kekayaan sebagai berikut
1. Peningkatan kepuasa customer melalui peningkatan revenue
2. Peningkatan produktifitas dan komitment karyawan melalui cost
effectiveness sehingga terjad peningkatan laba
3. Peningkatan kemampuan perasahaan untuk menghasilkan financial returns dengan
mengurangi modal yang digunakan atau melakukan investasi daiam proyek yang
menghasilkan return yang tinggi
Pengukuran perspektif keuangan bisa dilakukan dengan analisis rasio keuangan.
Misalnya dengan menganalisis tren keuangan, common size value antara perusahaan dan
pesaing, dan rasio keunagan seperti; rasio liabilitas, rasio aktivitas, rasio hutang, rasio
keuntungan, dan rasio solvabilitas. Perspektif keuangan juga berguna seberapa
perusahaan atau bisnis memiliki daya tarik kepada para investor. Bisa dikatakan
perspektif yang satu ini sangat penting dan menjadi dasar ukur kesehatan suatu bisnis.
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen pasar
dan pelanggan yang menjadi target. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur
yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit operasi dalam upaya mencapai target
finansial. Apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang besar dalam
jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru atau jasa
yang bernilai lebih baik kepada pelanggan. Tolak ukur pelanggan dibedakan dalam dua
kelompok yaitu core measurement group (kelompok inti) dan customer value
proposition (kelompok penunjang). Kelompok inti atau core meansurement terdiri dari:
Pangsa pasar atau market share
Tingkat perolehan pelanggan baru atau customer acqutition
Kemampuan perusahaan mempertahankan para pelanggan lama atau customer
retention
Tingkat kepuasan pelanggan atau customer satisfaction
Tingkat profitabilitas pelanggan atau customer profitability
Sedangkan kelompok penunjang ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
Atribut-atribut produk (harga, mutu, fungsi)
Hubungan dengan pelanggan
Citra dan reputasi