Anda di halaman 1dari 16

IMPLEMENTASI POLITIK PENDIDIKAN DALAM KURIKULUM 2013

Jumani
STKIP PGRI Trenggalek
Email: Jumanijujuk@gmail.com
Jl. Supriyadi 22 KP.66319 Trenggalek

Abstrak: Politik pendidikan adalah sikap yang konsisten dalam mengarahkan kontrol
sosial, baik tujuan dan metodenya terhadap sistem pendidikan, yaitu mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa, berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Kebijakan pendidikan merupakan keseluruhan proses dan hasil
perumusan langkah-langkah strategis pendidikan berdasarkan teori dan realitas di
lapangan yang dijabarkan dari visi, misi pendidikan dalam rangka mewujudkan
tercapainya tujuan pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai moral Pancasila. Tujuan
politik pendidikan adalah untuk mengetahui dan menyamakan standarisasi kualitas
pendidikan nasional di seluruh Indonesia. Guna mewujudkan hal itu, sangat diperlukan
kurikulum 2013 yang mengedepankan kompetensi personal melalui proses pengamatan,
menanya, analisis, dan mencoba, sehingga diperoleh peserta didik yang terlatih dalam
memecahkan persoalan. Kurikulum 2013 dengan standar penilaian proses pengerjaannya
tidak sekedar hasilnya, penilaian ekspresif yang terkandung dalam rumusan merupakan
kelanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), baik kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (soft skills dan hard skills seimbang
dan integratif).

Kata Kunci: implementasi, politik pendidikan, Kurikulum 2013

Abstract: Political education is a consistent attitude in directing social control, both the
purpose and methods of the education system, such as developing skills and character
development and civilization dignified nation in the context of the intellectual life of the
nation, the development of students' potentials to become a man of faith and fear of
Allah, noble, healthy, knowledgeable, capable, creative, independent, and become
citizens democratic and accountable. An overall education policy formulation process and
the results of strategic measures of education based on theory and reality in the field that
are derived from the vision, the mission of education in order to realize the achievement
of educational goals based on moral values of Pancasila. Political goal of education is to
know and equate national standardization of the quality of education in Indonesia. In
order to achieve this, curriculum 2013 is needed to emphasizes personal competence
through a process of observation, asking, analysis, and trying, in order to obtain learners
are trained in solving problems. Curriculum assessment standards in 2013 with the
workmanship is not just the result, expressive assessment contained in the formulation is
a continuation of the development of Competency Based Curriculum (CBC), both
competence attitudes, knowledge, and skills in an integrated manner (soft skills and hard
skills balanced and integrative).

Keywords: implementation, political education, Curriculum 2013

PENDAHULUAN dan upaya untuk manusia berdaya guna


Hakikatnya, pendidikan merupakan dalam rangka menciptakan generasi yang
upaya sadar yang dilakukan sebagai proses bermanfaat dan bermartabat. Cita-cita

180
Jumani, Implementasi Politik Pendidikan ….. 181

mulia sebagaimana di atas pada prakteknya memperbarui kurikulum sebagai langkah


lembaga pendidikan menemui sejumlah penyempurnaan kurikulum adalah dengan
tantangan yang wajib diperhatikan. Hal ini penerapan dan melaksanakan Kurikulum
tidak lepas dari bagaimana sinergi dan 2013. Kurikulum terbaru yang dipandang
strategi yang dibangun sebagai kerangka sebagai rumusan yang lebih tepat guna dan
atau pondasi pendidikan. Maka perlu juga efisien demi mendidik peserta didik yang
dipahami, bahwa sejauh mana kebijakan lebih baik lagi.
politik pemerintah terhadap pendidikan.
Politik pendidikan adalah penggunaan PEMBAHASAN
kekuasaan untuk memaksakan kebijakan Artikel ini merupakan tinjauan
pemerintah agar bisa dilaksanakan dalam pustaka dan gagasan konseptual tentang
kebijakan pendidikan. Kemudian kebijakan kajian politik pendidikan terhadap
politik pendidikan dilakukan pemantauan kebijakan kurikulum 2013, dengan
dan evaluasi untuk melihat tingkat menggunakan metode pendekatan
keberhasilan dan efektifitasnya. Evaluasi deskriptif kualitatif yang merupakan
politik pendidikan dapat dikatakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
kegiatan mengkaji berbagai kinerja analisis data deskriptif berupa kata-kata
kebijakan dengan mempertimbangkan tertulis dengan cara memaparkan atau
tujuan politik pendidikan dan apa menggambarkan hasil gagasan konseptual.
dampaknya terhadap suatu persoalan. Pendidikan dan politik adalah dua
Implementasi politik pendidikan elemen yang erat hubungannya dan
merupakan sebuah hasil dari penggunaan dinamis disetiap negara. Hubungan
kekuasaan untuk mendesak kebijakan tersebut adalah realitas empiris yang telah
pendidikan yang dapat bersifat keras dan terjadi sejak awal perkembangan
lunak. Politik pendidikan dapat peradapan manusia dan menjadi perhatian
dikategorikan keras apabila melibatkan para ilmuwan.
kekuatan (fisik) untuk melakukan desakan Di dunia Islam, keterkaitan antara
terhadap pelaksanaan suatu keputusan pendidikan dan politik dalam sejarah
kebijakan yang diberlakukan. Sebaliknya peradapan Islam banyak ditandai oleh
politik pendidikan lunak dalam kesungguhan para ulama dan umaro dalam
menekankan implementasi kekuasaan memperhatikan persoalan pendidikan
secara halus (subtly power) lewat strategi. dalam upaya memperkuat posisi sosial
(Tesis). politik kelompok dan pengikutnya. Dalam
Respon dunia pendidikan terhadap analisisnya tentang pendidikan pada masa
perkembangan zaman adalah dengan Islam klasik, (Muhammad Iqbal dan H.
melakukan pergantian kurikulum. Ini yang Amin Husein Nasution, 2010)
menjadi salah satu faktor mengapa secara menyimpulkan bahwa dalam sejarah
berkala kurikulum pendidikan diperbarui perkembangan Islam, institusi politik ikut
untuk dikembangkan dengan menonjolkan mewarnai corak pendidikan yang
aspek substansi yang dipandang lebih baik berkembang, yaitu dengan keterlibatan
dan berusaha melakukan terobosan dengan para penguasa dalam kegiatan pendidikan
meminimalkan kekurangan atau tidak hanya sebatas dukungan moral
kelemahan dari kurikulum sebelumnya. kepada para peserta didik, melainkan juga
Jadi, upaya yang dilakukan untuk
182 DEWANTARA, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2015

dalam bidang administrasi, keuangan, dan kajian akademik. Publikasi yang


kurikulum. menggunakan tema pendidikan dan politik
Di negara-negara Barat, kajian belum tampak kepermukaan. Kalaupun
tentang hubungan pendidikan dan politik ada, fokus bahasannya belum begitu
dimulai oleh plato dalam bukunya menyentuh aspek-aspek ideologis politik
“Republik”. Plato mendemontrasikan pendidikan. Akan tetapi keyakinan akan
dalam bukunya tersebut bahwa dalam adanya hubungan yang erat antara
budaya Helenik, lembaga pendidikan pendidikan dan politik tampaknya sudah
adalah salah satu aspek kehidupan yang mulai tumbuh.
terkait dengan lembaga-lembaga politik
(Leo Agustino, 2006). Ia menjelaskan Fungsi Politik Institusi Pendidikan
bahwa setiap budaya mempertahankan Berbagai institusi pendidikan yang
kontrol atas pendidikan ditangan ada dalam masyarakat dapat berfungsi
kelompok-kelompok elite yang secara sebagai alat kekuasaan dalam upaya
terus menerus menguasai kekuasaan membentuk sikap dan keyakinan politik
politik, ekonomi, agama, dan pendidikan. yang dikehendaki. Berbagai aspek
Plato menggambarkan adanya hubungan pembelajaran, terutama kurikulum dan
dinamis antara aktivitas kependidikan bahan-bahan, sering kali diarahkan pada
dengan aktivitas politik. kepentingan politik tertentu. Eliot
Dalam ungkapan Albernethy dan (M.Sirozi, 2007) menulis: “Walaupun
Coombe (M. Sirozi, 2007), Education and kekuasaan politik terpusat pada berbagai
politics are inextricably linked (pendidikan kelompok dan individu, efektifitas dan
dan politik terkait tanpa bisa dipisahkan). kegunaannya dibentuk oleh berbagai
Menurut mereka hubungan timbal-balik institusi. Pola institusional pendidikan
antara pendidikan dan politik dapat terjadi publik mungkin saya tampak kokoh, cukup
melalui tiga aspek, yaitu pembentukan mantap, sehingga untuk dapt berhasil,
sikap kelompok (group attitudes), masalah setiap proposal perlu menyesuaikan diri
pengangguran (employment), peranan dengannya. Dan juga Eliot menambahkan
politik kaum cendekia (the political role of bahwa salah satu komponen terpenting
the intelligentia). Kesempatan dan prestasi pendidikan, kurikulum, misalnya dapat
pendidikan pada suatu kelompok menjadikan media sosialisasi politik”.
masyarakat, menurut mereka dapat Fungsi politik pendidikan secara
mempengaruhi akses kelompok tersebut khusus juga dapat diaktualisasikan melalui
dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi. proses pembelajaran. Menurut Massialas
Perbedaan signifikan antara berbagai (M. Sirozi, 2007), proses pembelajaran
kelompok masyarakat yang disebabkan bisa bersifat kognitif (misalnya,
oleh perbedaan pendidikan dapat dilihat mendapatkan pengetahuan dasar tentang
pada distribusi kekuasaan politik dan suatu sistem), bisa bersifat afektif
ekonomi serta kesempatan kerja, (misalnya, mengetahui sikap-sikap positif
khususnya pada sektor pelayanan publik. dan negatif terhadap penguasa atau
Di Indonesia, kepedulian terhadap symbol-simbol), bisa bersifat evaluative
hubungan pendidikan dan politik sudah (misalnya, penanaman rasa ingin
mulai berkembang dalam wacana publik, berpartisipasi). Sebagian besar unsur-unsur
walaupun belum menjadi satu bidang pembelajaran tersebut dirancang dan
Jumani, Implementasi Politik Pendidikan ….. 183

diarahkan sedemikian rupa untuk menempuh segala cara untuk terus


memenuhi tuntutan politik tertentu. mengontrol berbagai jalur, jenis dan
Institusi-institusi pendidikan, jenjang pendidikan yang berkembang
walaupun pada awalnya didesain untuk dalam masyarakat. Memperketat birokrasi,
menjalankan fungsi-fungsi pendidikan mendikte kurikulum, menerapkan sistem
semata, dalam perkembangannya bisa saja akreditasi dan membuat skema subsidi
menjalankan fungsi-fungsi politik tertentu, merupakan beberapa cara yang sering
baik disadari maupun tidak disadari oleh digunakan oleh suatu negara dalam upaya
para pengelolanya. Ada tiga alas an utama mengontrol aktivitas pendidikan
untuk hal ini: pertama, karena keberadaan masyarakat.
dan perkembangan institusi pendidikan Menurut Dale (M. Sirozi, 2007),
tidak terlepas dari dinamika sosial politik kontrol negara terhadap pendidikan
masyarakat lingkungannya. Kedua, karena umumnya dilakukan melalui empat cara,
kuatnya kecenderungan para politisi untuk yaitu: pertama, sistem pendidikan diatur
mengeksploitasi peran institusi pendidikan secara legal; kedua, sistem pendidikan
untuk kepentingan politik mereka. Ketiga, dijalankan sebagai birokrasi, menekankan
karena para pengelola lembaga pendidikan ketaatan pada aturan dan obyektivitas;
pada dasarnya juga adalah para politisi ketiga, penerapan wajib pendidikan
yang senantiasa dihadapkan pada dinamika (compulsory education); keempat,
internal maupun eksternal. (Tesis). reproduksi politik dan ekonomi yang
berlangsung dilembaga pendidikan dalam
Tujuan politik pendidikan konteks politik tertentu.
Tujuan politik pendidikan adalah Lebih lanjut Dale (M.Sirozi, 2007),
untuk mengetahui dan menyamakan mencatat setidaknya ada tiga problem
standarisasi kualitas pendidikan nasional di pokok yang selalu ada dalam agenda
Indonesia. Standar nasional pendidikan sistem pendidikan, yaitu: 1) dukungan
adalah kriteria minimal tentang sistem langsung terhadap proses akumulasi
pendidikan di seluruh wilayah hukum capital; 2) memberikan konteks sosial
Negara Kesatuan Republik Indonesia. lebih luas yang tidak saling bertentangan
Sebagai negara dengan tingkat geografis dengan akumulasi capital yang
yang berbeda-beda, maka standarisasi berlangsung terus-menerus; 3) legitimasi
pendidikan nasional harus dilakukan, kegiatan negara dalam sistem pendidikan.
dalam rangka memberikan dorongan untuk Krisis yang dihadapi oleh negara
menyamakan pendidikan diseluruh secara langsung dan vital, mempengaruhi
Indonesi. sistem pendidikan karena sistem
pendidikan: 1) menyediakan tenaga kerja
Kontrol Negara Terhadap Pendidikan terlatih dan menghasilkan pengetahuan
Untuk memastikan terwujudnya teknis untuk sistem ekonomi; 2) adalah
keinginan tersebut, banyak negara yang mekanisme yang nyaman, yang dapat
menerapkan kontrol sangat ketat terhadap digunakan oleh negara untuk
program-program pendidikan, baik yang mendemontrasikan kontrol rasional
diselenggarakan sendiri oleh negara terhadap kejadian-kejadian ekonomi
maupun yang diselenggarakan oleh melalui perencanaan tenaga kerja dan rasio
masyarakat. Banyak negara yang pengeluaran pribadi dan publik; 3) adalah
184 DEWANTARA, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2015

agenda penting sosialisasi dalam rangka mengatur substansi dari tuntutan-tuntutan


melegitimasi tatanan ekonomi dan politik; tersebut.
4) adalah krusial dalam pengembangan Sketsa Politik Pendidikan di Era
motivasi dan komitmen dikalangan Otonomi
generasi muda (Bate, M. Sirozi, 2007). Sketsa penyelenggaraan pendidikan
Dalam skala apapun, kontrol negara di Indonesia dapat dibagi menjadi enam
terhadap pendidikan membawa implikasi periode perkembangan, menurut Jalal dan
terhadap kinerja dan performa suatu sistem Musthofa (M. Sirozi, 2007); yaitu: periode
pendidikan. Analisis terhadap berbagai pertama, adalah periode awal atau
persoalan kenegaraan akan berimplikasi prasejarah yang berlangsung hingga
terhadap pendidikan. Ada tiga implikasi pertengahan tahun 1800-an. Periode ini
utama analisis tentang negara terhadap pendidikan di tanah air mengarah pada
pendidikan. Pertama, sistem pendidikan sosialisasi nilai-nilai agama dan
tidak bisa diharapkan tetap kebal terhadap pengembangan keterampilan hidup (life
politisasi yang terus meningkat dalam skill), yang dikontrol langsung oleh para
berbagai wilayah kehidupan yang terjadi tokoh agama. Mereka memiliki otoritas
melalui intervensi negara yang lebih besar. penuh untuk menentukan apa yang
Tempat kedudukan dan rentang kontrol dipelajari, siapa yang mengajar, bagaimana
terhadap pendidikan juga dipengaruhi oleh dan dimana diberlakukan pembelajaran,
perubahan-perubahan yang terjadi pada dan siapa saja yang berhak atau tidak
negara. Kedua, sistem pendidikan dapat berhak atas program pendidikan tertentu.
mencegah timbulnya masalah dengan Periode kedua, masa colonial Belanda dari
menyajikan nilai. Pendidikan dapat terus tahun 1800-an sampai tahun 1945. Terjadi
memenuhi janji-janji yang secara implicit proses modernisasi dan pergumulan antara
maupun eksplisit diberikannya kepada aktivitas pendidikan pemerintahan kolonial
publik dan untuk melayani harapan- Belanda dan aktivitas pendidikan kaum
harapan yang diberikannya. Ketiga, sistem pribumi. Pemerintah kolonial belanda
pendidikan diharapkan memberi kontribusi berusaha menempuh segala cara untuk
bagi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan memastikan berbagai kegiatan pendidikan
legitimasi, politik dan ekonomi negara, dan tidak bertentangan dengan kolonialisme
juga pada setiap jenjang pendidikan, (sekulerisasi). Pada pihak aktivis gerakan
sebagaimana juga didalam negara secara kemerdekaan, (kalangan keagamaan dan
keseluruhan, tidak aka nada solusi terus- sekuler), berusaha sekuat tenaga
menerus bagi problematika tersebut. mendesain dan mengembangkan kegiatan
(Tesis). pendidikan yang dapat membuka mata hati
Berbagai tindakan negara, khususnya dan pikiran kaum pribumi terhadap bentuk
dalam bidang peraturan perundang- penindasan, diskriminasi pemerintah
undangan, sangat signifikan terhadap colonial. Periode ketiga, masa pendudukan
pendidikan dan memiliki dampak krusial Jepang pada tahun 1942 sampai tahun
terhadap perkembangan pendidikan. 1945. Pada periode ini gerakan
Berbagai tuntutan perubahan terhadap kemerdekaan sudah menyebar keseluruh
dunia pendidikan tidak akan banyak pelosok negeri dan telah menjadi kekuatan
artinya jika tidak menyentuh berbagai politik yang cukup kuat untuk menentukan
peraturan perundang-undangan yang arah perkembangan berbagai aspek
Jumani, Implementasi Politik Pendidikan ….. 185

kehidupan masyarakat, termasuk bidang Politik Desentralisasi Pendidikan


pendidikan. Periode keempat, periode orde Menurut Jalal dan Musthofa
lama berlangsung dari tahun 1945 sampai (M.Sirozi, 2007), ada dua konsep yang
tahun 1966. Kegiatan pendidikan berbeda, tetapi saling terkait dalam
mengarah pada pemantapan nilai-nilai desentralisasi pendidikan. Konsep pertama,
nasionalisme, identitas bangsa dan berkenaan dengan isu umum desentralisasi,
pembangunan pondasi ideologis kehidupan yaitu transfer otoritas kebijakan pendidikan
berbangsa dan bernegara. Tujuan utama dari pusat ke daerah. Dalam konsep ini,
pendidikan pada periode ini adalah nation pemerintah harus mendelegasikan
and character building dan kendali utama kebijakan-kebijakan pendidikan kepada
penyenggara pendidikan nasional dipegang pemerintah daerah beserta dana yang
oleh tokoh-tokoh nasionalis. Periode dibutuhkan untuk membiayai tanggung
kelima, yaitu periode orde baru yang jawab yang dibebankan. Konsep kedua,
berlangsung dari tahun 1967 sampai berkenaan dengan pergeseran keputusan
dengan tahun 1998. Pada periode ini pendidikan dari pemerintah ke masyarakat.
pendidikan menjadi isntrumen pelaksanaan Ide dasar dibalik konsep ini, bahwa
program pembangunan diberbagai bidang, masyarakat harus lebih tahu dan
khususnya pedagogic, kurikulum, memutuskan sendiri program pendidikan
organisasi, dan evaluasi pendidikan yang dikehendaki karena masyarakatlah
diarahkan pada akselerasi pelaksanaan yang akan memanfaatkannya. Dengan dua
pembangunan. Periode keenam, periode konsep tersebut, maka jelaslah bahwa
reformasi yang dimulai pada tahun 1998 tujuan utama desentralisasi pendidikan
sampai sekarang. Pada periode ini adalah untuk meningkatkn mutu
semangat reformasi menjalar kesemua pendidikan.
sektor pembangunan, termasuk sektor
pendidikan, sehingga menjadi menu utama Hakekat Kurikulum 2013
penataan sistem pendidikan nasional. Kurikulum adalah seperangkat
Kebijakan otonomi daerah membuka rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
peluang bagi berkembangnya proses isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang
penyelenggaraan pendidikan nasional yang digunakan sebagai pedoman
dinamis dan demokratis, sehingga penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
membuka ruang politik yang lebar bagi untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
berbagai kelompok kepentingan untuk (Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun
merepresentasikan nilai-nilai dan atau 2003, pasal 1 ayat 19). Kurikulum 2013
kepentingan-kepentingan pendidikan merupakan salah satu kebijakan
mereka dalam berbagai kebijakan pemerintah melalui Kementerian
pendidikan, baik ditingkat daerah maupun Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
ditingkat pusat. Ruang politik yang lebar meningkatkan kualitas pendidikan di
membuat proses kebijakan pendidikan Indonesia. Kurikulum baru ini secara
pada era otonomi daerah menjadi sangat serentak telah dilaksanakan di seluruh
dinamis dan rawan konflik, baik secara tanah air Indonesia pada tahun pelajaran
horizontal maupun vertikal. 2014/2015. Oleh karenanya, mau tidak
mau setiap pendidik satuan pendidikan,
maupun pihak-pihak yang berkecimpung
186 DEWANTARA, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2015

di dunia pendidikan wajib mengenal dan pendidikan mampu untuk dijalankan sesuai
memahami seluk beluk Kurikulum 2013 amanah undang-undang sebagai
tersebut. Walaupun masih banyak pro dan perwujudkan keinginan rakyat Indonesia.
kontra mengenai penerapan kurikulum ini, Selaras dengan Undang-Undang
namun yang pasti Kurikulum 2013 wajib Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 bahwa
dilaksanakan dan perlu didukung oleh tujuan pendidikan nasional adalah untuk
semua pihak, agar pendidikan di negeri ini berkembangnya potensi peserta didik agar
semakin maju dan meningkat kualitasnya menjadi manusia yang beriman dan
sehingga mampu bersaing ditengah-tengah bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
persaingan global. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
Kurikulum 2013 dikembangkan kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
dalam rangka menyiapkan peserta didik yang demokratis serta bertanggung jawab.
memiliki kemampuan soft skills dan hard Maka kurikulum merupakan sebuah wadah
skills yang seimbang dengan mengacu yang akan menentukan arah pendidikan.
pada standar nasional pendidikan untuk Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional sangat bergantung dengan kurikulum yang
sehingga mampu beradaptasi di mana pun digunakan. Kurikulum adalah ujung
dan kapanpun berada. Kurikulum tombak bagi terlaksananya kegiatan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi pendidikan. Tanpa adanya kurikulum
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi mustahil pendidikan akan dapat berjalan
daerah, dan peserta didik. Kurikulum dengan baik, efektif, dan sesuai efisien
disusun sesuai dengan jenjang pendidikan sesuai yang diharapkan. Kurikulum sangat
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik penting peranannya dalam satuan
Indonesia (Undang-Undang Sisdiknas pendidikan. Sebab, kurikulum salah satu
No.20 Tahun 2003, pasal 36, ayat 1,2, dan penentu keberhasilan pendidikan yang
3). dimaknai sebagai serangkaian upaya untuk
Kedua kemampuan tersebut, soft mewujudkan tujuan pendidikan.
skills dan hard skills ditanamkan kepada Pendapat pakar pendidikan Saylor,
peserta didik melalui berbagai macam Alexander dan Lewis (M. Fadillah, 2014),
kegiatan pembelajaran yang lebih Kurikulum adalah segala uapaya sekolah
menekankan pada kompetensi sikap untuk memengaruhi siswa agar dapat
(attitude), kompetensi pengetahuan belajar, baik dalam ruangan kelas maupun
(knowledge), dan kompetensi ketrampilan di luar sekolah. Pendapat pakar lain,
(skills). Dengan memiliki provision mengatakan bahwa kurikulum sebagai
tersebut, diharapkan dapat meraih semua kegiatan yang diberikan kepada
kesuksesan dan keberhasilan di masa yang siswa di bawah tanggung jawab sekolah,
akan datang, serta mampu memberikan Harorld B. alberty (M. Fadillah, 2014).
kontribusi terhadap bangsa Indonesia yang Kurikulum dapat diartikan sebagai
berkemajuan. Dengan demikian, kegiatan untuk peserta didik di sekolah dan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dimaknai sebagai serangkaian pengalaman
akan terpenuhi dan jauh dari segala belajar peserta didik. Selain itu kurikulum
kebodohan, terutama jauh dari intrik-intrik juga dimaknai sebagai suatu program atau
politik yang tidak menguntungkan bangsa perencanaan pembelajaran yang memuat
ini. Semua dapat terwujud ketika politik
Jumani, Implementasi Politik Pendidikan ….. 187

berbagai petunjuk belajar serta hasil yang sentral; 3) Perkembangan dalam bidang
diharapakan. ilmu pengetahuan dan teknologi yang
Kurikulum 2013 berusaha untuk sinkron dengan kebutuhan pembangunan
lebih menajamkan nilai-nilai sikap dengan dan memenuhi keperluan sistem
ketrampilan yang diperoleh peserta didik pendidikan dalam upaya memanfaatkan,
melalui pengetahuan dilembaga mengembangkan, dan menciptakan
pendidikan. Kurikulum 2013 digagas IPTEK; 4) Kebutuhan, tuntutan, aspirasi,
dalam rangka untuk mengimplementasikan dan masalah dalam sistem masyarakat
nilai-nilai attitude, skills, dan knowledge bersifat dinamis, dan berubah dengan cepat
yang meningkat dan berkembang pada dewasa ini dan masa datang; 5)
peserta didik sesuai dengan jenang Profesionalisasi dan fungsionalisasi
pendidikan yang telah ditempuh. Sehingga ketenagaan bidang pengembangan
akan dapat berpengaruh dan menentukan kurikulum dan teknologi pendidikan yang
kesuksesan dalam kehidupan mendatang. berkualitas dan mampu bekerja sama
Kebijakan pemerintah dalam politik dengan unsur-unsur ketenagaan profesi
pendidikan dilakukan semata-mata perlu lainnya; 6) Upaya pembinaan disiplin ilmu
pengembangan Kurikulum dalam rangka pengembangan kurikulum dan teknologi
untuk mengatasi persoalan-persoalan pendidikan yang berkaitan dengan upaya
pendidikan bangsa Indonesia. Dimana pembinaan disiplin ilmu lainnya serta
pengaruh global semakin luas, sehingga pembinaan ilmu pendidikan khususnya.
peran pendidikan harus lebih mampu Pengembangan Kurikulum 2013
mewujukan cita-cita bangsa Indonesia sebagai modal utama dalam persaingan
yang berakhlak dan berkemajuan serta global yang semakin komplek. Dengan
mampu mengikuti perkembangan meningkatkan ilmu pengetahuan dan
pengetahuan dunia. Berhasil tidaknya teknologi dalam berbagai bidang sebagai
suatu bangsa sebagai salah satu kunci utama dalam menghadapi
barometernya adalah pendidikan mampu perkembangan zaman untuk menciptakan
menciptakan output sumber daya manusia sumber daya manusia yang berkemajuan
berkemajuan, mampu bersaing dan dan mumpuni dalam kecakapan disiplin
berdaya guna dalam segala bidang. ilmu pengetahuan. Kurikulum merupakan
Kebijakan pendidikan yang diambil perangkat yang sangat berperan dalam
pemerintah terhadap pembaruan atau kemajuan bangsa ini, melalui penentuan
pengembangan Kurikulum 2013 arah pendidikan kita.
didasarkan pada pertimbangan menurut Pemerintah dalam konteks ini
Oemar Hamalik, 2010, (M.Fadillah, 2014): memberikan pertimbangan spesifik,
1) Kebijakan nasional dalam rangka mengenai begitu pentingnya ilmu
pembangunan nasional sebagai upaya pengetahuan untuk menopang
merealisasikan butir-butir ketetapan dalam berkemajuan dalam persaingan global,
GBHN, khususnya yang berkenaan dengan diantaranya adalah: 1) Abad 21 adalah
sistem pendidikan nasional; 2) Kebijakan- abad pengetahuan yang berkemajuan
kebijakan dalam bidang pendidikan dalam dalam segala bidang untuk menentukan
rangka merealisasikan Undang-Undang tingkat perkembangan kemajuan dan
Nomor 2 Tahun 1989 yang menyebutkan keberhasilan suatu negara; 2) Nilai elemen
bahwa kurikulum menempati kedudukan pengetahuan jauh lebih mahal dari nilai
188 DEWANTARA, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2015

elemen fisik pada setiap produk yang potensi, maka dapat menciptakan berbagai
dihasilkan, seperti perusahaan-perusahaan peluang dalam bidang-bidang penunjang
yang senantiasa memajukan pengetahuan pembangunan yang menghasilkan tenaga-
teknologinya baik dalam bidang kesehatan, tenaga ahli dalam bidangnya. Dalam upaya
software, dan lainnya; 3) Dibutuhkan menciptakan sumber daya manusia yang
sumber daya manusia yang mampu berkemajuan dan berkualitas, maka
berinovatif dalam pengembangan ilmu diperlukan pula pendidikan yang
pengetahuan, sehingga menghasilkan berkualitas. Hal itu bisa kita lihat, tidak
sumber daya manusia dan kemajuan hanya sebatas kemampuan kognitif saja,
teknologi yang ramah dan selaras dengan akan tetapi kemampuan afektif dan
cita-cita bangsa untuk lebih maju, dan psikomotorik harus seimbang. Oleh karena
mempunyai nilai tambah bagi bangsa itu, dibutuhkan pola pendidikan yang tepat
Indonesia di mata dunia; 4) Modal sesuai perkembangan zaman dan
pembangunan bisa diperoleh dari salah kebutuhan global terutama terkait tenaga
satu elemen pengetahuan yaitu peran kerja yang profesional. Pendidikan
pendidikan. dimaksud merupakan variabel penentu,
Dari keempat pertimbangan inilah berhasil tidaknya transformasi
memberikan gambaran begitu pentingnya pembangunan sumber daya manusia yang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena diharapkan bisa menghasilkan menjadi
itu, setiap orang wajib hukumnya untuk modal dasar pembangunan. Sehingga
senantiasa dibekali ilmu pengetahun, kekawatiran terhadap sumber daya
ketrampilan dan kemampuan serta inovatif manusia yang menjadi beban
yang bisa menciptakan nilai lebih untuk pembangunan tidak lagi menjadi topik
bangsa ini dalam menghadapi berbagai dalam setiap program pembangunan
tantangan zaman. Hal ini akan terwujud, bangsa yang berkemajuan di era global ini.
apabila pendidikan bisa berperan secara Pengembangan Kurikulum 2013
maksimal untuk menciptakan dan adalah salah satu politik pendidikan yang
mengembangkan pengetahuan. Tentunya, diimplementasikan dalam kebijakan
peran politik pendidikan yang dijalankan pemerintah untuk menghasilkan manusia-
institusi pemerintah sangat besar manusia yang produktif, kreatif, dan
pengaruhnya agar terwujud pendidikan inovatif, baik sebagai tenaga kerja yang
berkemajuan yang menghasilkan output produktif dalam pemerintahan,
pendidikan terbaik. perusahaan/wirausaha yang inovatif.
Pengembangan Kurikulum 2013, di Dengan kata lain, Kurikulum 2013 yang
Indonesia memiliki demografi yang luar dirancang untuk membentuk sumber daya
biasa besarnya sebagai modal manusia yang memiliki kompetensi dalam
pembangunan. Demografi Indonesia yang bidangnya, mandiri, kreatif dan penuh
telah menghasilkan sumber daya manusia inovasi.
yang produktif dan inovatif, sehinggga Untuk mewujudkan rancangan
tidak menjadikan beban bagi pembangunan tersebut, maka Kurikulum 2013 telah
akan tetapi lebih memberikan kontribusi dijabarkan secara jelas dalam bentuk
yang luar biasa dalam pembangunan kompetensi pembelajaran yang
bangsa Indonesia. Dengan sumber daya dirumuskan pada setiap mata pelajaran.
manusia yang profesional dan penuh Pembelajaran adalah proses interaksi
Jumani, Implementasi Politik Pendidikan ….. 189

peserta didik dengan pendidik dan sumber yang terjadi masa kini dan masa yang akan
belajar pada suatu lingkungan belajar datang. Guna mewujudkan hal itu, sangat
(Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun diperlukan kurikulum yang
2003, pasal 1, ayat 20). mengedepankan kompetensi personal
Mata pelajaran adalah pelajaran yang melalui proses observasi, interview,
harus diajarkan (dipelajari) dalam setiap analyzing, dan mencoba, sehingga
lembaga pendidikan dasar (SD/MI, diperoleh peserta didik yang terlatih dalam
SMP/MTs, SMA/MA, SMK). Mata proses observasi, interview, analyzing,
pelajaran perlu dibingkai oleh kompetensi dalam memecahkan persoalan. Dengan
pembelajaran dan inovasi karena belajar alur perumusan kurikulum yang demikian
tidak hanya di sekolah, akan tetapi bisa akan kita dapatkan pembentukan
bersumber dari kehidupan masyarakat. kreativitas peserta didik.
Kurikulum 2013 yang mengedepankan Politik pendidikan pemerintah
inovasi keunggulan lokal akan merupakan melalui kebijakan Kurikulum 2013 telah
cermin dari sumber potensi lokal yang bisa merumuskan cakupan standar penilaian
membuat pendorong sekaligus mampu yang memiliki pertanyaan dengan jawaban
mengangkat potensi lokal menjadi suatu tidak hanya satu, menilai proses
unggulan-unggulan dalam pencapaian pengerjaannya bukan hanya sekedar
tujuan pembangunan nasional. Kompetensi hasilnya, penilaian ekspresif, dan masih
inovasi memerlukan dukungan proses banyak lagi cakupan yang terkandung
pembelajaran yang dapat memperbuat dalam rumusan kurikulum tersebut.
kreatifitas dengan mengedepankan Dengan pengembangan seperti inilah,
kemampuan berpikir kritis dalam setiap maka akan didapatkan peserta didik yang
pemecahan persoalan. Sedangkan lebih aktif dan kreatif dalam memberikan
dukungan untuk mencapai pembangunan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
tersebut diperlukan kompetensi yang disajikan, sehingga proses belajar dan
pemanfaatan informasi, media, dan TIK. pembelajaran dapat berlangsung menarik,
Pengembangan pemikiran inilah, maka menyenangkan serta diperoleh output yang
kurikulum sangat perlu dikembangkan maksimal.
sesuai dengan kebutuhan dan Kurikulum 2013 telah dirumuskan
perkembangan zaman dalam rangka dengan mengedepankan observasi,
mewujudkan tujuan pembangunan interview, analyzing, menyimpulkan dan
nasional. memutuskan untuk mendapatkan peserta
Setiap ilmuwan sepakat, bahwa didik yang semenjak kecil telah terlatih
pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk mengambil keputusan terbaik bagi
dan berjenjang untuk menumbuhkan masa depannya. Hasil kajian neurologi
kreativitas pada setiap peserta didik. Oleh menunjukkan bahwa pada saat lahir otak
karena itu, kurikulum dirancang dan bayi membawa potensi 100 milyar yang
dikembangkan sedemikian rupa supaya pada proses berikutnya sel-sel dalam otak
dapat menghasilkan output pendidikan akan berkembang dengan begitu pesat
yang berkualitas dan berkemajuan. menghasilkan bertrilyun-trilyun sambung-
Pendidikan berkemajuan adalah an antar-neuron. Apabila anak jarang
pendidikan yang senantiasa memberikan mendaptkan rangsangan pendidikan, maka
alternatif terbaik bagi semua persoalan perkembangan otaknya lebih kecil 20-30%
190 DEWANTARA, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2015

dari ukuran normal anak seusianya, 2013 adalah sebagaimana yang telah
menurut Wahyudin pada Tahun 2011, ( M. disebutkan dalam Permendikbud Nomor
Fadillah, 2014). Pendapat lain juga 81A Tahun 2013 tentang implementasi
menyebutkan bahwa sekitar 50% Kurikulum 2013, sebagai berikut: 1)
kapabilitas kecerdasan manusia terjadi Peningkatan iman, takwa, dan akhlak
ketika umur 4 tahun, 80% mengatakan mulia, menjadi dasar pembentukan
akan terjadi pada umur 8 tahun, dan kepribadian peserta didik secara utuh yang
mencapai titik maksimal ketika anak umur dijabarkan dalam mata pelajaran; 2)
sekitar 18 tahun. Kebutuhan kompetensi masa depan.
Dengan melihat kenyataan tersebut, Penjelasannya adalah kemampuan peserta
maka diperlukan terobosan dalam sistem didik yang diperlukan, antara lain dalam
pembelajaran yang dapat membangun kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis
kemampuan high order thinking skill dan kreatif dengan mempertimbangkan
melalui proses mencari tahu, bukan diberi unsur nilai dan moral Pancasila agar
tahu. Karena itu, kurikulum perlu menjadi warga negara yang demokratis
dikembangkan untuk dapat memberikan dan bertanggung jawab, toleran dalam
solusi kebutuhan peserta didik yang keberagaman, mampu hidup dalam
mampu berpikir kreatif, mandiri, dan masyarakat global, memiliki minat luas
inovatif. Kurikulum 2013 adalah dalam kehidupan dan kesiapan untuk
kurikulum yang diupayakan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan
menjawab persoalan-persoalan kebutuhan bakat/minatnya, dan peduli terhadap
yang mampu memberikan hasil positif lingkungan. Kurikulum harus mampu
pendidikan berkemajuan bagi bangsa menjawab tantangan ini, sehingga perlu
Indonesia. mengembangkan kemampuan-kemampuan
dalam proses pembelajaran; 3)
Tujuan dan Fungsi Kurikulum 2013 Peningkatan potensi, kecerdasan, dan
Fungsi kurikulum 2013 secara minat sesuai dengan tingkat perkembangan
spesifik mengacu pada Undang-Undang dan kemampuan peserta didik. Pendidikan
Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, yaitu proses sistemik untuk meningkatkan
mengembangkan kemampuan dan martabat manusia secara holistik yang
membentuk watak serta peradaban bangsa memungkinkan potensi diri (afektif,
yang bermartabat dalam mencerdaskan kognitif, psikomotorik) berkembang secara
kehidupan bangsa. Sementara tujuan optimal. Sejalan itu kurikulum disusun
kurikulum 2013 adalah untuk dengan memperhatikan potensi, tingkat
mengembangkan potensi peserta didik agar perkembangan, minat, kecerdasan
menjadi manusia yang beriman dan intelektual, emosional, sosial, spiritual, dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kinestetik peserta didik; 4) Keragaman
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, potensi dan karakteristik daerah dan
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara lingkungan, memerlukan pendidikan yang
yang demokratis serta bertanggung jawab. sesuai dengan karakteristik dan
pengalaman hidup sehari-hari.
Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 Karena itu kurikulum perlu memuat
Prinsip-prinsip yang dijadikan keragaman tersebut untuk menghasilkan
pedoman dalam pengembangan kurikulum kelulusan yang relevan dengan kebutuhan
Jumani, Implementasi Politik Pendidikan ….. 191

pengembangan daerah; 5) Pembangunan budaya masyarakat setempat dan


daerah dan nasional. Kurikulum adalah menunjang kelestarian keragaman budaya;
salah satu pengikat dan pengembang 12) Kesetaraan gender salah satu topik
keutuhan bangsa yang dapat mendorong yang diperhatikan dalam pengembangan
partisipasi masyarakat dengan tetap kurikulum; 13) Karakteristik satuan
mengedepankan wawasan nasional. Untuk pendidikan. Kurikulum dikembangkan
itu kurikulum perlu memperhatikan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan
keseimbangan antara kepentingan daerah pendidikan, (M.Fadillah, 2014).
dan nasional; 6) Tuntutan dunia kerja.
Kegiatan pembelajaran harus dapat Landasan Pengembangan Kurikulum
mendukung tumbuh kembangnya pribadi 2013
peserta didik yang berjiwa enterpreneur Dalam penyusunan kurikulum 2013
(kewirausahaan) dan mempunyai life dilandasi beberapa aspek kebijakan
skills. Maka kurikulum perlu memuat pemerintah, yaitu: 1) Aspek filosofis, yaitu
kecakapan hidup (life skills) untuk kerangka berpikir dan hakekat pendidikan
membekali peserta didik memasuki dunia yang sesungguhnya, baik pendidikan yang
kerja. Hal ini sangat penting bagi satuan berbasis nilai-nilai luhur, nilai akademik,
pendidikan kejuruan dan peserta didik kebutuhan peserta didik, dan masyarakat,
yang telah melanjutkan ke jenjang yang serta kurikulum berorientasi pada
lebih tinggi; 7) Perkembangan ilmu pengembangan kompetensi; 2) Aspek
pengetahuan, teknologi, dan seni yuridis adalah suatu landasan yang
(IPTEKS). Pendidikan perlu digunakan sebagai payung hukum dalam
mengantisipasi dampak global yang penyusunan dan pengembangan
membawa masyarakat berbasis kurikulum.
pengetahuan di mana IPTEKS sangat Adapun landasan yuridis
berperan sebagai penggerak utama pengembangan kurikulum 2013 ini adalah:
perubahan; 8) Agama. Kurikulum a) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
dikembangkan untuk mendukung tentang Sisdiknas; b) RPJMN 2010-2014
peningkatan iman, takwa, serta akhlak Sektor Pendidikan yang berisi tentang
mulia dan tetap memelihara toleransi dan perubahan metodologi pembelajaran dan
kerukunan umat beragama; 9) Dinamika penataan kurikulum; c) Inpres Nomor 1
perkembangan global. Kurikulum Tahun 2010 tentang Percepatan
menciptakan kemandirian, baik individu Pelaksanaan Prioritas Pembangunan
maupun bangsa, yang sangat penting Nasional; penyempurnaan kurikulum dan
ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas; metodologi pembelajaran aktif berdasarkan
10) Persatuan nasional dan nilai-nilai nilai-nilai budaya bangsa untuk
kebangsaan. Kurikulum diarahkan untuk membentuk daya saing karakter bangsa; d)
membangun karakter dan wawasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
kebangsaan peserta didik yang menjadi Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan
landasan penting bagi upaya memelihara atas peraturan pemerintah Nomor 19
persatuan dan kesatuan bangsa; 11) Tahun 2005 tentang standar Nasional
Kondisi sosial budaya masyarakat Pendidikan; e) Permendikbud Nomor 18A
setempat. Kurikulum dikembangkan Tahun 2013 tentang implementasi
dengan memperhatikan karakteristik sosial kurikulum 2013.
192 DEWANTARA, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2015

Aspek yang ketiga adalah aspek melalui pendekatan vokasional (keahlian);


konseptual, yang merupakan landasan 4) Struktur kurikulum.
yang didasarkan pada ide atau gagasan Struktur kurikulum meliputi; a)
yang diabstraksikan dari peristiwa konkrit, untuk struktur kurikulum SD, yaitu terdiri
yang meliputi; a) prinsip relevansi; b) dari holistik berbasis sains (alam, sosial,
model kurikulum berbasis kompetensi; c) dan budaya); dengan jumlah mata
lebih dari sekedar dokumen; d) proses pelajaran dari 10 menjadi 6; dan jumlah
pembelajaran, yang meliputi aktiviatas jam bertambah 4 jam pelajaran dalam per
belajar, output belajar, dan outcome minggu. b) tingkat SMP struktur
belajar; e) penilaian sesuai dengan teknik kurikulumnya meliputi: TIK menjadi
penilaian dalam kompetensi dan media dalam semua mata pelajaran yang
perjenjangan penilaian. terintegrasi pengembangannya dalam mata
pelajaran dan ekstrakurikuler; dengan
Elemen Perubahan Kurikulum 2013 jumlah mata pelajaran dari 12 menjadi 10;
Implementasi politik pendidikan dan jumlah jam bertambah menjadi 6 jam
dalam kurikulum 2013 dimaksudkan untuk pelajaran dalam per minggu; c) tingkat
melanjutkan pengembangan Kurikulum SMA struktur kurikulumnya mengalami
Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah perubahan sistem, yang terbagi dalam mata
dirilis pada tahun 2004 dengan bidang pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan;
cakupan kompetensi sikap, pengetahuan, selain itu juga terjadi pengurangan mata
dan ketrampilan secara terpadu. Artinya, pelajaran yang harus diikuti siswa dan
bahwa soft skills dan hard skills berjalan jumlah jam bertambah menjadi 1 jam
secara seimbang dan integratif. pelajaran per minggu, akibat perubahan
Perubahan dalam kurikulum 2013, pendekatan pembelajaran; d) untuk SMK.
bisa dilihat mulai dari sekolah tingkat Struktur kurikulum SMK meliputi
dasar sampai dengan sekolah menengah penambahan jenis keahlian (vokasional)
atas, dengan elemen-elemen perubahan yang berdasarkan kebutuhan, yaitu: 6
sebagai berikut: 1) Kompetensi lulusan: program keahlian, 40 bidang keahlian, 121
baik tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK kompetensi keahlian. Kemudian terjadi
ditekankan pada peningkatan dan pengurangan pada kelompok mata
keseimbangan soft skills dan hard skills pelajaran adaptif dan normatif , serta
yang meliputi aspek kompetensi sikap, penambahan produkti yang disesuaikan
keterampilan, dan pengetahuan; 2) dengan perkembangan kebutuhan dunia
Kedudukan mata pelajaran: yang semula industri. 5) Proses pembelajaran; untuk
diturunkan dari mata pelajaran berubah semua jenjang pendidikan standar proses
menjadi mata pelajaran yang yang semula terfokus pada eksplorasi,
dikembangkan dari kompetensi; 3) elaborasi, dan konfirmasi disempurnakan
Pendekatan isi: pendekatan kompetensi dengan penambahan mengamati, menanya,
sekolah dasar dikembangkan melalui mengolah, menyajikan, menyimpulkan,
tematik integrative dalam semua mata dan mencipta. Adapun ruang belajar dapat
pelajaran, sedangkan SMP dan SMA dilaksanakan di kelas, di lingkungan
dikembangkan melalui pendekatan mata sekolah dan masyarakat. Sesuai dengan
pelajaran, dan SMK dikembangkan perkembangan paradigma baru, guru
bukanlah satu-satunya sumber belajar.
Jumani, Implementasi Politik Pendidikan ….. 193

Dalam penerapan pembelajaran sikap tidak intelektual, keimanan, wawasan


sekedar diajarkan secara verbal, akan tetapi kebangsaan dan ketrampilan, dengan cara:
diaplikasikan dalam bentuk contoh dan 1) mengadakan pendampingan untuk siswa
keteladanan. Seorang pendidik tidak hanya berprestasi; 2) mengikuti lomba mata
sebagai fasilitator, akan tetapi harus pelajaran (mapel) dan siswa teladan tiap
memberikan keteladanan pada peserta ada perlombaan; 3) mengadakan kegiatan
didiknya dalam kehidupan sehari-hari yang memacu kreativitas anak serta
(baik dalam lingkungan sekolah dan mengembangkan bakat, minat, dan
masyarakat); 6) Penilaian hasil. menggali kompetensi anak; 4) mengikuti
Penilaian hasil merupakan proses lomba kepramukaan sesuai dengan jenjang
pengumpulan dan pengolahan informasi satuan pendidikan; 5) mengadakan
untuk mengukur pencapaian hasil belajar pembinaan kepribadian dan religiositas
yang dilakukan peserta didik. Untuk siswa melalui kegiatan; 6) menggerakkan
Kurikulum 2013, kriteria penilaian hasil siswa dalam pengadaan mading; 7)
belajarnya adalah: a) penilaian berbasis menyelenggarakan kegiatan kemah
kompetensi; b) pergeseran penilaian dari (persami) pramuka bagi siswa; 8) dan
test, menuju penilaian otentik (mengukur menyelenggarakan ekstrakurikuler lainnya.
semua kompetensi sikap, ketrampilan dan
pengetahuan yang didasarkan pada proses SIMPULAN
dan hasil); c) memperkuat Penilaian Acuan Politik pendidikan adalah sikap yang
Patokan (PAP) dengan pencapaian hasil konsisten dalam hal mengarahkan kontrol
belajar yang didasarkan pada posisi skor sosial, baik mengetahui tujuan maupun
ideal (maksimal); d) penilaian dilakukan metodenya terhadap sistem pendidikan.
menyeluruh pada level kompetensi dasar, Yaitu mengembangkan kemampuan dan
kompetensi inti dan standar kompetensi membentuk watak serta peradapan bangsa
lulusan; e) diupayakan memaksimalkan yang bermartabat dalam rangka
pemanfaatan fortofolio yang dibuat oleh mencerdaskan kehidupan berbangsa,
siswa sebagai intrumen utama dalam bertujuan untuk berkembangnya potensi
penilaian. 7) Ekstrakurikuler adalah bentuk peserta didik agar menjadi manusia yang
kegiatan di luar program yang tertulis beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
dalam kurikulum (diluar jam pembelajaran Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
sekolah). cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Dalam Kurikulum 2013, kegiatan negara yang demokratis serta bertanggung
ekstrakurikuler dikelompokkan menjadi: a) jawab.
tingkat SD: Pramuka (wajib), UKS, PMR, Kebijakan pendidikan merupakan
dan Bahasa Inggris; b) tingkat SMP: keseluruhan proses dan hasil perumusan
Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan langkah-langkah strategis pendidikan yang
lain-lain; c). tingkat SMA/SMK: Pramuka dijabarkan dari visi, misi pendidikan dalam
(wajib), OSIS, UKS, PMR, dan lain-lain. rangka mewujudkan tercapainya tujuan
Kegiatan ektrakurikuler merupakan pendidikan suatu masyarakat untuk suatu
kegiatan yang wajib diselenggarakan oleh kurun waktu tertentu.
setiap satuan pendidikan. Tujuan Dengan demikian kebijakan
penerapan kegiatan ekstrakurikuler adalah pendidikan haruslah didasarkan pada ilmu
untuk mengembangkan bakat, minat, politik normatif yang dalam masyarakat
194 DEWANTARA, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2015

Indonesia berarti kewajiban pendidikan kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
berdasarkan nilai-nilai moral Pancasila. yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kebijakan pendidikan harus berdasarkan Kurikulum 2013 dimaksudkan
teori dan kenyataan dilapangan agar dapat untuk melanjutkan pengembangan
menjadi masukan untuk kebijakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
pendidikan berikutnya. yang telah dirilis pada tahun 2004 dengan
Tujuan politik pendidikan adalah bidang cakupan kompetensi sikap,
untuk mengetahui dan menyamakan pengetahuan, dan ketrampilan secara
standarisasi kualitas pendidikan nasional di terpadu. Artinya, bahwa soft skills dan
Indonesia. Standar nasional pendidikan hard skills berjalan secara seimbang dan
adalah kriteria minimal tentang sistem integratif.
pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia. DAFTAR PUSTAKA
Sebagai negara dengan tingkat geografis Cham, M. Sam & Emzir. 2010. Isu-isu
yang berbeda-beda, maka standarisasi Kritis Kebijakan Pendidikan Era
pendidikan nasional harus dilakukan, Otonomi Daerah. Ghalia
dalam rangka memberikan dorongan untuk Indonesia
menyamakan pendidikan di seluruh Hamzah B. Uno. 2009. Model
Indonesia. Pembelajaran; Menciptakan
Guna mewujudkan hal itu, sangat Proses Belajar Mengajar yang
diperlukan kurikulum yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi
mengedepankan kompetensi personal Aksara.
melalui proses observasi, interview, Himpunan Peraturan Perundang-
analyzing, dan mencoba, sehingga Undangan, Edisi lengkap 2009:
diperoleh peserta didik yang terlatih dalam Undang-Undang Sisdiknas No.20
proses observasi, interview, analyzing, Tahun 2003; Peraturan
dalam memecahkan persoalan. Dengan Pemerintah No.199 Tahun 2005,
alur perumusan kurikulum yang demikian tentang Standar Nasional
akan kita dapatkan pembentukan Pendidikan; Peraturan Pemerintah
kreativitas peserta didik. No.47 Tahun 2008, tentang Wajib
Kebijakan Kurikulum 2013 telah Belajar.
merumuskan cakupan standart penilaian Jumani. 2011. Implementasi Politik
yang memiliki pertanyaan dengan jawaban Pendidikan dalam Manajemen
tidak hanya satu, menilai proses Berbasis Sekolah (MBS) di SMK
pengerjaannya bukan hanya sekedar Muhammadiyah 1 Trenggalek.
hasilnya, penilaian ekspresif, dan masih Tesis Pascasarjana UMM
banyak lagi cakupan yang terkandung Leo Agustinus. 2006 Politik dan Kebijakan
dalam rumusan kurikulum tersebut. Tujuan Sosial Politik, Alpabeta,
kurikulum 2013 adalah untuk M. Fadillah. 2014. Implementasi Kuri-
mengembangkan potensi peserta didik agar kulum 2013 dalam Pembelajaran
menjadi manusia yang beriman dan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/M.
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
Jumani, Implementasi Politik Pendidikan ….. 195

M. Sirozi. 2007. Politik Pendidikan, Menengah Pertama/Madrasah


Jakarta: PT. Raja Grafindo Tsanawiyah.
Persada. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Muhammad Iqbal & H. Amin Husien Kebudayaan Nomor 69 Tahun
Nasution. 2010. Pemikiran Po- 2013 tentang Kerangka Dasar
litik Islam: dari Masa Klasik dan Struktur Kurikulum Sekolah
hingga Indonesia Kontemporer. Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Prenada Media Group Peraturan Menteri Pendidikan dan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun
Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Implementasi
2013 tentang Standar Kompetensi Kurikulum.
Lulusan Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kebudayaan Nomor 65 Tahun Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
2013 tentang Standar Proses Penelitian: Suatu Pendekatan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Praktek (Edisi Revisi), Rhineka
Peraturan Menteri Pendidikan dan Cipta
Kebudayaan Nomor 66 Tahun Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan
2013 tentang Standar Penilaian Pembelajaran; Teori dan Konsep
Pendidikan Dasar dan Menengah. Dasar. Bandung: Remaja
Peraturan Menteri Pendidikan dan Rosdakarya.
Kebudayaan Nomor 67 Tahun Thobroni & Arif Mustofa. 2011. Belajar
2013 tentang Kerangka Dasar dan Pembelajaran;
dan Struktur Kurikulum Sekolah Pengembangan Wacana dan
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Praktik Pembelajaran dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Pembangunan Nasional. Yog-
Kebudayaan Nomor 68 Tahun yakarta: Ar-Ruzz Media.
2013 tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah

Anda mungkin juga menyukai