Anda di halaman 1dari 11

1

MAKALAH
Karakteristik Air Limbah

Disusun Oleh:
Ahayu Rachmadini Chandrarien (195060400111022)

TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
dan rahmat-Nya, saya dapat menyusun makalah ini dengan sebagaimana mestinya dan bisa
selesai tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai pentingnya
parameter kualitas air. Dalam hal ini, Saya ingin membahas mengenai parameter kualitas
air yang tentunya sangat berhubungan dengan masyarakat yang ada.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Jika ada sesuatu
yang salah dalam penulisan, seperti menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama
dengan pengetahuan pembaca lain. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tidak ada
manusia yang sempurna kecuali Tuhan. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.

Batu, 6 Maret 2021

Ahayu Rachmadini C.

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................2
2.1. Pengertian..................................................................................................................2
2.1.1 Karakteristik Fisik.................................................................................................2
2.1.2 Karakteristik Kimia...............................................................................................2
2.1.3 Karakteristik Biologi.............................................................................................3
2.2 Metode Analisis...........................................................................................................3
2.2.1 Karakteristik Fisika...............................................................................................3
2.2.2 Karakteristik Kimia...............................................................................................4
2.3 Hubungan Antara Parameter...................................................................................5
2.4 Pengaruh terhadap Biota Air dan Manusia............................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah bagian dari kehidupan. Air dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
unutuk menjaga keberlangsungan hidup. Seiring bertambahnya penduduk di dunia
kebutuhan air tentunya akan terus meningkat. Keberadaan sumber daya air perlu
dilestarikan. Penggunaan kebutuhan air yang tinggi jika tidak diimbangi dengan
melestarikan dan menjaga lingkungan daerah air, akan membuat air tercemar.
Perlu adanya indikator untuk membedakan kualitas air yang baik dan yang buruk.
Jika tidak ada perbedaan atau indikator tertentu dapat menyebabkan penyebaran
penyakit dan lain lain. Untuk mengetahui perbedaan tersebut perlu adanya metode-
metode untuk menganalisis kualitas air. Parameter kualitas air tidak hanya berpengaruh
pada manusia saja, tetapi juga biota air. Dengan diketahuinya parameter kualitas air
dan metode-metodenya, diharapkan manusia lebih sadar akan menjaga kebersihan air
dan lebih memanfaatkan pengelolaan limbah, agar di masa depan kualitas air masi
terjaga dan dapat dilestarikan keberadaannya.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa saja parameter kualitas air?
b. Bagaimana metode analisis masing-masing parameter
c. Apa saja hubungan parameter kualitas air
d. Bagaimana hubungan parameter kualitas air dengan biota air dan manusia

1.3 Tujuan
a. Mengetahui parameter-parameter kualitas air
b. Mengetahui metode analisis tiap parameter kualitas air
c. Mengetahui hubungan tiap parameter
d. Mengetahui hubungan parameter dengan biota air dan manusia

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
2.1.1 Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik ini adalah karakteristik limbah yang terdiri dari air dan sebagian
kecil bahanbahan padat dan suspensi. Karakteristik fisik limbah meliputi beberapa bagian
yakni:
a. Total Solid
Total Solid (TS) atau padatan total merupakan total dari zat padat terlarut dan zat
padat tersuspensi, baik yang bersifat organik maupun anorganik (Rachman, 1999). Zat
padat yang terlarut bisa berupa nilai garam, logam, mineral yang terlarut dan dinyatakan
dalam bentuk mg/l. Sedangkan zat padat tersuspensi bisa berupa zat padat yang
mengendap di dalam air.
b. Bau (Odor)
Bau ini biasanya diakibatkan oleh kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat
organik untuk menghasilkan gas tertentu. Maka semakin banyaknya zat organik yang
terlarut dalam air maka air tersebut akan semakin menghasilkan bau.
c. Temperatur
Temperatur air limbah biasanya lebih hangat dibandingkan air normal, hal ini
diakibatkan oleh proses kegiatan industri atau rumah tangga suhu airnya lebih hangat.
Suhu sangat berpengaruh terhadap reaksi kimia yang juga memengaruhi kegiatan biota air
dan tentunya akan berpengaruh pada kadar oksigen di dalam air. Pada suhu tinggi tingkat
zat oksidasi menjadi bertambah sehinggan tingkat oksigen yang dibutuhkan juga
bertambah.
d. Warna
Warna menggambarkan karakteristik air limbah. Warna merupakan akibat suatu
bahan terlarut atau tersuspensi dalam air, disamping adanya bahan pewarna tertentu yang
kemungkinan mengandung logam berat. Warna air limbah menunjukan kualitasnya, air
limbah yang baru akan berwarna abu-abu, dan air limbah yang sudah basi atau busuk akan
berwarna gelap (Mahida, 1984).
e. Kekeruhan (Turbidity)
Kekeruhan air dapat menggambarkan karakteristik air tersebut. Air yang keruh
diakibatkan karena banyaknya sedimen atau partikel bahan lain yang tersuspensi sehingga
menyebabkan air tersebut berlumpur dan kotor. Turbidity atau kekeruhan air dapat
disebabkan oleh clay pasir, zat organik dan anorganik yang halus, plankton dan
mikroorganisme lainnya. Standar kekeruhan air ditetapkan antara 5-25 NTU
(Nephelometric Turbidity Unit)

2
3

2.1.2 Karakteristik Kimia


Karakteristik kimia adalah karakteristik limbah yang di dalamnya terkandung zat-
zat kimia anorganik. Karakteristik fisik limah meliputi beberapa bagian yakni
4

a. Biological Oxygen Demand (BOD)

BOD merupakan jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk


melakukan oksidasi terhadap bahan-bahan organik yang terkandung dalam air. Reaksi
oksidasi selama pemeriksaan BOD merupakan hasil dari aktifitas biologis dengan
kecepatan reaksi yang berlangsung sangat dipengaruhi oleh jumlah populasi dan suhu.

b. Chemical Oxygen Demand (COD)


COD merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi secara
kimia (oksidasi) untuk menguraikan zat organik menjadi CO2 dan H2O.Pada reaksi
oksigen ini hampir semua zat yaitu sekitar 85% dapat teroksidasi menjadi CO2 dan H2O
dalam suasana asam. Kadar COD di dalam limbah akan berkurang seiring dengan
berkurangnya zat organik yang terkandung dalam air.
c. Dissolve Oxygen (DO)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan
absorbsi atmosfer atau udara. Oksigen yang terlarut dalam air ini berpengaruh untuk
penyerapan makanan biota laut. Semakin banyak jumlah DO ( Dissolved oxygen ) maka
kualitas air semakin baik.jika kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan
bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang mungkin saja terjadi.
d. Derajat Keasaman (pH)
pH adalah derajat keasaman untuk menyatakan tingkat keasaman suatu laritan.
Nilai pH air yang normal adalah 6-9.pH di dalam air sangat dipengaruhi oleh proses
pemevahan bahan organik oleh mikroba.
e. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak merupakan bahan organis yang bersifat sukar diuraikan oleh
bakteri. Selain itu minyak dan lemak memiliki massa jenis lebih rendah dibanding air
sehingga minya dan lemak berada di atas permukaan. Hal ini menimbulkan tertutupnya
sinar matahari masuk dalam air dan menyebabkan air tercemar.
f. Logam Berat
Logam berat sangat berbahaya apabila mencemari air, karena dapat mencemari
biota air, dan apabila tbiota air tersebut dikonsumsi maka dapat berbahaya bagi manusia.

2.1.3 Karakteristik Biologi


Karakteristik biologi adalah karakteristik limbah yang digunakan untuk mengukur
kualitas air utamanya air yang dikonsumsi. Parameter yang digunakan untuk melihat
kualitas air adalah dengan melihat banyaknya mikroorganisme yang terkandung di dalam
air limbah.
2.2 Metode Analisis
2.2.1 Karakteristik Fisika
a. Total Solid
5

Kandungan material padatan di perairan dapat diukur berdasarkan padatan terlarut


total (Total Dissolve Solid (TDS) dan padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid
(TSS). TDS mengandung berbagai zat terlarut (baik itu zat organik, anorganik, atau
material lainnya) dengan diameter < 10-3 µm yang terdapat pada sebuah larutan yang
terlarut dalam air (Mukhtasor, 2007).
Untuk mengukur kadar TSS dan TDS digunakan alat penyaring yang dilengkapi
dengan alat pompa penghisap dan kertas sairng. Sampel yang sudah disaring dipindahkan
ke cawan yang mempunyai berat tetap. Hasil saringan terlarut diuapkan hingga kering pada
penangas air. Setelah itu, hasil saringan dalam cawan dimasukkan ke dalam oven dan
didinginkan. Untuk hasil saringan yang tertahan akan dipindahkan ke wadah timbangan
dan dikeringkan dengan oven didinginkan kemudian ditimbang.
b. Bau (odor)
Pengujian bau air limbah dapat dilakukan menggunakan indra penciuman. Dengan
membandingkan air sampel limbah dengan air minum. Dari membandingkan bau air, dapat
dianalisis apakah air tersebur berbau busuk atau tidak. Selain itu untuk mengetahui
seberapa bau air tersebut dapat dilakukan penelitian menggunakan lalat, semakin banyak
lalat yang mendatangi sampel tertentu maka terkandung bau yang semakin busuk.
c. Temperatur (Suhu)
Pengujian suhu pada limbah bisa menggunakan alat berupa termometer. Suhu air
yang terlalu oans tentunya akan sangat mengganggu biota air. Meningkatnya suhu air akan
menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat.
d. Warna
Menganalisis warna dari air bisa menggunakan indra pengelihatan dengan
membandingkan air limbah denga air normal. Umumnya air limbah berwarna abu-abu
kecoklatan, bila sudah mencapai warna hitam maka air limah tersebut sudah busuk (septik)
dan tidak dapat ditinggali oleh biota laut.
e. Kekeruhan (Turbidity)
Ada beberapa metode pengukuran kekeruhan yaitu :
 Nephelometric method, nephelometric turbidity unit prinsip kekeruhan air
dengan cara ini adalah didasarkan pada perbandingan intensitas cahaya yang disebabkan
oleh suatu larutan standard dalam kondisi sama, semakin tinggi intensitas yang terserap
makin tinggi kekeruhan alat yang digunakan beberapa turbidi meter sampel tube.
 Visual method, Jakson Turbidity Unit. Yang dimaksud dengan visual
method adalah pengukuran kekeruhan air dengan menggunakan cadle turbidi meter.
prinsip pengukuran adalah didasarkan pada panjangnya cahaya melalui suatu suspensi
yang dihitung tepat pada saat bayangan nyala lilin (candle) hilang. Makin panjang jalan
candle turbidimeter, botol untuk membandingkan kekeruhan secara visual.
 Turbiditer holigne, digunakan untuk mengukur kekeruhan 0-15 unit. Prinsip
kerjanya adalah penerangan efek tundal dalam penyusunan sumber cahaya terhadap sampel
air. Dalam hal ini tidak digunakan suspensi standar.

2.2.2 Karakteristik Kimia


a. Biological Oxygen Demand (BOD)
6

Metode yang digunakan untuk mengukur kadar BOD didasarkan SNI


6989.72:2009. Prinsip pemeriksaan parameter BOD didasarkan pada reaksi oksidasi zat
organik dengan oksigen dalam air dan terjadi karena adanya bakteri aerob. Semakin tinggi
nilai BOD maka menunjukkan tingginya kebutuhan oksigen untuk oksidasi, maka semakin
tinggi BOD semakin tinggi pula pencemaran dalam air tersebut.
Cara kerjanya adalah memasukkan sampel sebanyak 1 L ke dalam larutan
pengencer jenuh oksigen yang telah ditambah larutan nutrisi dan bibit mikroba, kemudian
diinkubasi dalam ruang gelap pada suhu 20°C ± 1°C selama 5 hari. Nilai BOD dihitung
berdasarkan selisih konsentrasi oksigen terlarut 0 hari dan 5 hari. Larutan glukosa-asam
glutamat digunakan sebagai bahan kontrol standar dalam uji BOD.

b. Chemical Oxygen Demand (COD)


Metode untuk mengukur kadar COD di dalam air berdasar pada SNI 6989.2:2009.
Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam sampel dioksidasi oleh
Cr2O72- (Cr) menghasilkan Cr3+ Jumlah oksidan yang dibutuhkan dinyatakan dalam oksigen
(O2 mg/L) diukur menggunaka spektrofotometri sinar tampak. Cr2O72- kuat mengabsorpsi
pada panjang gelombang 420 nm dan Cr3+ kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 600
nm.
Untuk nilai COD 100 mg/L-900 mg/L kenaikan Cr3+ ditentukan pada panjang
gelombang 600 nm. Pada sampel dengan nilai COD yang lebih tinggi, dilakukan
pengenceran terlebih dahulu sebelum pengujian. Untuk nilai COD lebih kecil atau sama
dengan 90 mg/L penurunan konsentrasi Cr2O72- ditentukan pada panjang gelombang 420
nm.
c. Dissolve Oxygen (DO)
Metode yang dapat digunakan untuk mengukur kadar DO adalah metode titrasi
winkler. Prinsip kerja metode ini adalah menambahkan MnCl2 dan Na0H – KI
ditambahkan ke dalam sampel, kemudian muncul endapan MnO2. Endapan akan larut
kembali dengan menambahkan H2SO4 atau HCl dan juga akan membebaskan molekul
iodium (I2) yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya
dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan menggunakan indikator
larutan kanji.
d. Derajat Keasaman (pH)
Dalam mengukur derajat keasaman dapat digunakan indikator berupa larutan.
Identifikasi larutan di laboratorium dapat menggunakan empat jenis larutan indikator, yaitu
larutan fenolftalein, metil merah, metil jingga, dan bromtimol biru. Larutan ini akan
berubah warna sesuai dengan lingkungannya sehingga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi asam atau basa.
Selain itu untuk mengidentifikasi larutan dapat digunakan kertas lakmus. Ada dua
jenis kertas lakmus, lakmus merah dan biru. Lakmus merah akan berubah menjadi biru jika
terkena larutan basa, dan tetap menjadi merah apabila larutan tersebut bersifat netral atau
asam. Lakmus biru akan berubah menjadi merah jika terkena larutan asam, dan tetap
berwarna biru apabila terkena larutan bersifat netral atau basa.
7

2.3 Hubungan Antara Parameter


Parameter karakteristik air limbah memiliki keterkaitan satu sama lain. Nilai BOD
berbanding terbalik dengan nilai DO. Pada air yang bersih mempunyai nilai DO yang
tinggi dan nilai BOD yang rendah. Pada saat surut terlihat dari grafik nilai BOD dan DO
berbanding terbalik dimana pada saat surut DO cenderung menurun dan nilai BOD
cenderung meningkat.
Parameter lain yakni suhu dan DO memiliki keterkaitan. Semakin tinggi suhu maka
kadar DO semakin kecil (air semakin tercemar). Hal ini dikarenaka suhu memengaruhi
reaksi kimia (oksidasi) yang terjadi suhu meningkat menyebabkan reaksi oksidasi berjalan
cepat dan membutuhkan banyak oksigen sehingga kadar DO berkurang. Hal ini berlaku
pula dengam hubungan parameter DO dengan kekeruhan, semakin keruh airnya maka
oksigen yang terkandung dalam air akan berkurang.

Kandungan BOD dan TSS sangat mempengaruhi peningkatan kandungan COD.


Semakin besarnya TSS menggambarkan bahwa banyak aktifitas reaksi kimia yang terjadi.
Meningkatnya reaksi kimia ini tentunya menunjukkan banyaknya kadar oksigen yang
digunakan yang artinya kadar BOD juga meningkat dan kadar DO menurun. Maka air
tersebut tercemar.

2.4 Pengaruh terhadap Biota Air dan Manusia


Kualitas air sangat berpengaruh terhadap manusia. Adanya biota air dapar membantu
proses pemuliha kualitas air, tetapi hal tersebut perlu didukung oleh keberadaan manusia
yang menjaga kebersihan air. Apabila manusia dapat mengurangi pencemaran di dalam air
maka biota air dapat hidup dengan baik.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan air dimulai dengan tidak
membuang limbah ke sungai, menjaga lingkungan daerah air, memasang IPAL di daerah
rumah tangga untuk memperkeil masuknya limbah ke dalam air, sehingga nantinya air
dapat digunakan terus menerus dan biota air tidak mati.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumberdaya Hayati Lingkungan
Perairan. Yogyakarta : Kanisius.

Mukhtasor, 2007. Pencemaran Pesisir dan laut. Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta,
322 hal.
Rahman, Azhari, Ir.,MT. 1999. Kamus Istilah dan Singkatan Asing “Teknik Penyehatan
dan Lingkungan”. Universitas Trisakti. Jakarta.
Yuwono, Arief. 2008. Kuantifikasi Bau dan Polusi Bau Di Indonesia. Jurnal Purifikasi,
Vol. 9, No. 2, Desember 2008: 175 – 186.
Prayitno, Hermain. 2016. Penurunan Bau Limbah Cair Industri Tepung Ikan
Menggunakan Cuka, Aerasi, Ozone Dengan Indikator Lalat. Jurnal Litbang Vol.
XII, No. 2 Desember 2016: 93-103.
Muzayana, Fatimatul, dan Silvi Hariani. 2019. Analisis Warna, Bau dan pH Air Disekitar
Tempat Pembuangan Akhir II Karya Jaya Musi 2 Palembang. Jurnal Ilmu Kimia
dan Terapan Vol. 3 No. 1.
Aruan, Dyna, dan Maniur Arianto Siahaan. 2017. Penentuan Kadar Dissolved Oxygen
(DO) Pada Air Sungai Sidoras di Daerah Butar Kecamatan Pagaran
Kabupaten Tapanuli Utara. Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol.2 (no.1):
422-433.
Utami, Nurwita. 2020. 3 Karakteristik Air Limbah yang Dapat Mencemari Lingkungan.
https://environment-indonesia.com/3-karakteristik-air-limbah-yang-dapat-
mencemari-lingkungan/#:~:text=kimia%20dan%20bakteriologis.-,Karakteristik
%20fisik,bahan%20sisa%20produksi%20dan%20sebagainya. (diakses tanggal 3
Maret 2021)
Hadi, Anwar. 2016. Ringkasan SNI 6989.2:2009 “Cara Uji COD dengan Refluks Tertutup
secara Spektrofotometri”. https://www.infolabling.com/2014/04/ringkasan-sni-
698922009-cara-uji-cod.html#.YEOZgVUzbIV. (diakses tanggal 5 Maret 2021)
Hadi, Anwar. 2017. Ringkasan SNI 6989.72:2009 “Cara Uji BOD5”.
https://www.infolabling.com/2014/04/ringkasan-sni-6989722009-cara-uji-
bod5.html#.YEOe4FUzbIW . (diakses tanggal 5 Maret 2021)
Asfihan, Akbar. 2021. BOD Adalah : Parameter, Metode dan Analisa BOD Dalam Air.
https://adalah.co.id/bod/#:~:text=mengukur%20polusi%20air.-,Metode
%20Analisa%20BOD,Prinsipnya%20adalah%20penggunaan%20titrasi
%20iodometrik.&text=Prinsip%20pemeriksaan%20parameter%20BOD
%20didasarkan,terjadi%20karena%20adanya%20bakteri%20aerob. (diakses
tanggal 5 Maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai