Oleh
Nama : M. Salman R.A
Kelas : XI IPA 4
Guru Mapel : Puspani, M.Pd
Hati atau hepar terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, tepat di bawah sekat rongga
dada dan merupakan kelenjar terbesar yang terdapat di dalam tubuh manusia.
1. Struktur Hati
Hati berwarna merah tua dan yang akan terasa kenyal jika disentuh secara langsung.
Hati manusia memiliki berat sekitar 1,5-2,0 kg, terdiri atas dua lobus besar yang dibatasi oleh
jaringan ikat ligamen falsiformis, yaitu lobus kanan dan kiri. Lobus kanan terbagi lagi menjadi
tiga lobus yang lebih kecil. Hati dibungkus oleh jaringan ikat padat kapsula hepatika. Setiap
lobus terdiri atas sejumlah lobulus (unit hepar) yang berbentuk poligonal (limas segi lima atau
segi enam) yang dipisahkan oleh percabangan dari kapsula hepatika yang disebut kapsula
glison. Sekitar 80% dari volume hati tersusun dari sel-sel parenkimal (hepatosit). Sisanya
merupakan sel-sel nonparenkim (sekitar 6,5%), sel intrahepatik (sel oval), hepatosit duktular,
dan sel-sel imunitas (sel-sel kekebalan tubuh).
2. Fungsi Hati
Sebagai kelenjar, hati berfungsi untuk menghasilkan antara lain sebagai berikut.
• Empedu, berupa cairan berwarna hijau, terasa pahit, berjumlah sekitar 0,5 liter setiap hari,
berasal dari perombakan hemoglobin sel-sel darah merah yang sudah tua yang disimpan di
dalam kantong empedu atau disekresikan ke duodenum. Sekresi empedu berfungsi untuk
membantu pencernaan lemak dnegan cara mengemulsikan lemak, mengaktifkan lipase,
membantu absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak dapat larut di dalam air
menjadi larut.
• Trombopoietin, yaitu hormon glikoprotein yang mengendalikan produksi keping darah
oleh sumsum tulang belakang.
• Albumin yang merupakan komponen plasma darah.
• Angiotensinogen, hormon yang akan diaktifkan oleh enzim renin ginjal dan berperan
dalam peningkatan tekanan darah.
• Enzim arginase yang mengubah arginin menjadi ornitin dan urea.
• Enzim glutamat-oksaloasetat transferase, glutamate-piruvat transferase, dan laktat
dehidrogenase.
3. Proses Ekskresi Yang Terjadi Di Hati a. Proses perombakan asam amino di hati
Apabila pada sel tubuh terdapat kelebihan asam amino, maka asam amino tersebut akan
mengalami deaminasi. Deaminasi mengakibatkan terkumpulnya amonia yang bersifat
racun. Amonia akan memasuki ornitin untuk di rombak menjadi urea. Tahapan proses
perombakan asam amino ini yaitu sebagai berikut.
• Amonia akan bereaksi dengan ornitin dan karbon dioksida (CO2) membentuk
sitrulin.
• Sitrulin ini akan menangkap amonia dan bereaksi membentuk arginin.
• Hati dengan bantuan enzim arginase akan mengubah arginin menjadi ornitin
dan urea. Urea akan dibuang melalui ginjal, sedangkan ornitin akan kembali
mengikat amonia yang bersifat racun dan akan dikeluarkan ke dalam empedu
dan urine.
b. Proses perombakan eritrosit tua di hati
Tahapan proses perombakan eritrosit tua ini yaitu sebagai berikut.
• Sel-sel darah merah tua dirombak ke dalam hati. Hemoglobin yang berada di
dalam sel darah merah tersebut dihancurkan dan dipecah menjadi beberapa zat
yaitu hemin, zat besi (Fe), dan globin.
• Hemin akan diubah menjadi bilirubin dan biliverdin di dalam hati. Kemudian
di usus, bilirubin akan dioksidasi menjadi urobilin dan sterkobilin. Urobilin
berfungsi untuk memberi warna pada urin dan sterkobilin berfungsi untuk
memberi warna pada feses. Sedangkan biliverdin berfungsi sebagai zat pewarna
empedu (hijau tua) yang akan disalurkan ke kantung empedu.
• Zat besi (Fe) dan globin akan di serap kembali ke dalam tubuh. Zat besi (Fe)
disimpan di hati yang berfungsi sebagai bahan untuk pembentukkan eritrosit
baru. Sedangkan globin berfungsi untuk pembentukan hemoglobin baru.
GINJAL
1. Fungsi Ginjal
Ginjal dilindungi oleh lapisan jaringan ikat, yaitu fasia renal (pembungkus luar), lemak
perirenal, lemak pararenal (bantalan ginjal), dan kapsul fibrosa.
Bagian-bagian ginjal:
a. Lobus ginjal, setiap lobus terdiri atas satu piramida ginjal, kolumna yang saling berdekatan
dan jaringan korteks yang melapisi.
b. Hilus (hilum), Cekungan pada sisi medial yang membentuk bukaan pada ginjal sebagai
tempat keluar masuknya pembuluh darah dan keluarnya ureter.
c. Sinus ginjal, rongga yang berisi lemak yang membuka pada hilus.
d. Parenkim ginjal, jaringan yang menyelubungi struktur sinus ginjal. Terbagi menjadi 2
bagian, yaitu :
- Korteks (bagian luar), tersusun dari nefron-nefron. Nefron merupakan unit strukturan dan
fungsional terkecil dari ginjal yang membentuk urine. Nefron tersusun dari 2 komponen, yaitu
komponen vaskuler (pembuluh) dan komponen tubuler (tabung).
- Medula (bagian dalam), terdiri atas 15-16 massa triangular (tiga sisi) yang disebut piramida
ginjal yang tersusun dari sistem tubulus berukuran mikroskopis.
e. Pelvis ginjal (pelvis renalis), rongga perluasan ujung proksimal (bagian atas) ureter.
Ujung ini bercabang menjadi 2/3 kaliks major. Setiap kaliks major bercabang menjadi 8-18
kaliks minor yang langsung menutupi papilla ginjal. Kaliks minor berfungsi menampung urine
yang terus keluar dari papila. Dari kaliks minor, urine masuk ke kaliks major, selanjutnya ke
pelvis renalis.
Reabsorpsi tubulus adalah proses penyerapan kembali zat yang dibutuhkan oleh tubuh
seperti glukosa, asam amino, nutrisi organik, air, dan garam mineral. Reabsorpsi dapat terjadi
cara pasif (osmosis tanpa energi) maupun aktif (memerlukan energi), Urine yang dihasilkan
setelah proses reabsorpsi tubulus disebut urine sekunder. Untuk dapat direabsorpsi, bahan
harus melewati lima penyaring terpisah yang disebut transpor transepitel, sebagai berikut:
• bahan harus meninggalkan cairan tubulus dengan melewati membran luminal sel
tubulus
• melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainnya
• melewati membran basolateral sel tubulus untuk masukke cairan interstisial (cairan di
antara sel)
• berdifusi melalui cairan interstisial
• menembus dinding kapiler peritubuler untuk masuk ke plasma darah.
Bahan yang masuk ke plasma di dalam kapiler peritubulet. selanjutnya masuk ke sistem
vena dan ke jantung untuk diedarkan kembali. rata-rata 178,5 liter direabsorpsi dan sisanya 1,5
liter akan mengalir ke pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urine.
6. Karakteristik Urine
Sifat fisik urine
• Volume urine yang dihasilkan orang dewasa sehat sekitar 800-2.500 mL/hari
• Berwarna kuning pucat sampai kuning tua
• Berat jenis urine 1,003-1,035 g/𝑐𝑚3, bersifat agak asam
• Berbau khas, cenderung berbau ammonia setelah didiamkan, dipengaruhi oleh jenis
makanannya.
b. Komposisi urine
Terdiri atas 95% air dan zat-zat terlarut.
- Zat-zat yang terkandung dalam urine normal:
Zat buangan nitrogen, benda keton, asam hipurat dari pencernaan sayuran dan buah, toksin, zat
kimia asing, pigmen (urobilin/urokrom, hematoporfirin), enzim, vitamin, dan hormone, dan
elektrolit.
- Zat-zat yang terkandung dalam urine abnormal:
Albumin, glukosa, sel darah merah, zat kapur, batu ginjal, dan badan keton yang jumlahnya
melebihi normal.
Kulit
2. Struktur Kulit
Kulit memiliki 3 lapisan yaitu :
a. Epidermis (Kulit Ari)
Pada lapisan Epidermis terdapat pori-pori, rambut, dan keringat
Lapisan epidermis terdiri dari :
1. Stratum Korneum (lapisan kulit ari), terdapat sel sel kulit mati di permukaan
kulit. Lapisan ini terdiri dari sel tanduk keras yang terbentuk dari keratin. Lapisan
terluar kulit ini berfungsi untuk menyerap air dan melindungi lapisan kulit yang
lebih dalam.
2. Stratum Lusidum (lapisan tidak berpigmen dan tidak berinti/sel-sel pipih),
Merupakan lapisan tipis yang hanya terdapat pada kulit tebal di telapak tangan dan
kaki. Lapisan ini berfungsi meredam gesekan antara lapisan epidermis.
3. Stratum Granulosum (lapisan berpigmen), Merupakan lapisan ketiga dari
epidermis, yang berfungsi untuk membentuk sel-sel pelindung kulit.
4. Stratum Spinosum (lapisan sel duri), Merupakan bagian epidermis yang
berperan dalam menciptakan keratin, yaitu bahan pembentukan sel kulit, rambut,
dan kuku.
5. Stratum Germinativatum (lapisan pembentuk sel sel baru), terdapat melanosit
yang menghasilkan pigmen melanin yang akan berfungsi untuk menentukan warna
kulit
b. Dermis/klorium (kulit jangat)
Pada lapisan Dermis terdapat akar rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak,
pembuluh darah, dan syaraf
c. Hipodermis (lapisan subkutan)
Pada lapisan Hipodermis terdapat sel lemak, pembuluh darah, dan ujung syaraf.
Jaringan ini juga berfungsi menahan suhu tubuh dan sebagai cadangan makanan
3. Fungsi Kulit
1. Sebagai pelindung tubuh atau pertahanan terluar tubuh dari lingkungan luar yang
merugikan, melanin dalam epidermis juga berguna untuk melindungi kulit kita dari efek
berbahaya, seperti kerusakan DNA atau kanker kulit yang disebabkan dari radiasi sinar
UV. Fungsi epidermis lainnya adalah untuk membatasi kehilangan air dari tubuh,
mengurangi penyerapan bahan kimia dari lingkungan, dan mencegah infeksi mikroba
yang dapat membahayakan kesehatan tubuh.
2. Pengatur suhu tubuh dan pengeluaran air tubuh
3. Tempat penyimpanan cadangan makanan
4. Alat indra peraba
5. Alat ekskresi keringat
6. Menentukan warna kulit, Kandungan melanosit yang ada pada jaringan epidermis akan
memproduksi suatu pigmen yang disebut melanin. Melanin ini kemudian akan mengalami
proses melanogenesis, di mana warna kulit akan ditentukan pada proses itu
7. Membentuk vitamin D, Dengan bantuan sinar matahari. Keratinosit dalam epidermis
juga menjadi sumber utama dibentuknya vitamin D bagi tubuh. Keratinosit berperan
dalam proses enzimatik, di mana vitamin D dimetabolisme menjadi metabolit aktif yang
siap digunakan untuk tubuh agar bisa menjalankan fungsi epidermis secara maksimal.
4. Proses Pembentukan Keringat
Kelenjar keringat mengeluarkan keringat karena terjadi peningkatan suhu tubuh di dalam
tubuh ataupun lingkungannya. Saat berada di tengah panasnya sinar matahari, kebanyakan
orang pasti akan mengeluarkan keringat serta akan merasa haus. Hal tersebut diakibatkan
oleh aktivitas kelenjar eksokrin pada kelenjar keringat yang terdapat pada bagian kulit
jangat.
Banyak sedikitnya keringat yang dikeluarkan ditentukan pada jenis aktivitas seseorang. Para
pekerja berat serta olahragawan akan cenderung mengeluarkan keringat lebih banyak.
Karena aktivitasnya yang meningkatkan tubuh memerlukan kalor serta mengeluarkannya
lewat pori-pori pada kulit.
Orang-orang yang mengalami gejolak emosi akan lebih sering mengeluarkan keringat lebih
banyak. Misalnya ketika mendapatkan perasaan euforia atau gembira yang berlebihan.
Sebab kegembiraan yang berlebihan dapat memacu kelenjar keringat untuk memproduksi
keringat lebih banyak.
4. Hipotalamus
Hipotalamus terdapat pada bagian otak yang mengendalikan kelenjar keringat. Adanya
aktivitas hipotalamus dapat menentukan banyak sedikitnya keringat yang dikeluarkan.
Sebagai pengendali fungsi tubuh, hipotalamus begitu peka akan suhu sehingga bisa
merangsang adanya keringat pada kelenjar keringat.