Anda di halaman 1dari 27

PENGKONDISIAN UDARA (AC)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2013
Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang MahaEsa,
atas segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang mengenai “Pengkondisian Udara”.

Adapun penulisan makalah ini untuk mengetahui sistem kerja


pengkondisian udara, jenis pengkondisian udara, elemen-elemen bagian
pengkondisian udara dan pengaplikasian pengkondisian udara dalam kehidupan
sehari-hari.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan


pengalaman penulis masih terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran bagi pembaca dan pihak lainnya agar makalah ini lebih
baik.

Adapun penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembaca, semoga


makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Pekanbaru, 21 Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning i


KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
1.3 Manfaat......................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan................................................................................2
BAB II PENGKONDISIAN UDARA.....................................................................3
2.1 Pengertian Pengkondisian Udara...............................................................3
2.2 Prinsip Kerja Sistem Pengkondisian Udara...............................................3
2.3 Komponen Sistem Pengkondisian Udara..................................................6
2.4 Jenis-Jenis Sistem Pengkondisian Udara................................................10
2.5 Jenis-Jenis Refrigeran yang Digunakan dalam Sistem Kompresi Uap...13
2.6 Perawatan Pengkondisian Udara.............................................................14
2.7 Cara Menghitung Kebutuhan PK Pengkondisian Udara Berdasarkan
Volume Udara……………………………………………………...…..17

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning ii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Diagram Alir AC...............................................................................4


Gambar 2. 2 Diagram Tekanan–Entalpi Siklus Kompresi Uap.............................5
Gambar 2. 3 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap.....................................................5
Gambar 2. 4 Komponen-Komponen Utama...........................................................7
Gambar 2. 5 Kompresor.........................................................................................7
Gambar 2. 6 Kondensor..........................................................................................8
Gambar 2. 7 Filter...................................................................................................9
Gambar 2. 8 Katup Ekspansi................................................................................10
Gambar 2. 9 Evaporator.......................................................................................10
Gambar 2. 10 Gambaran Skematis Siklus Refrigerasi Kompresi Uap.................12
Gambar 2. 11 Skema Sederhana Sistem Pendinginan Absorpsi Uap...................13

DAFTAR TABEL

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning iii


Tabel 2. 1 Sifat-Sifat Refrigeran yang Biasa Digunakan......................................14
Tabel 2. 2 Kinerja Refrigeran yang Biasa Digunakan...........................................14

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning iv


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu dan teknologi pada era sekarang sangatlah pesat dari
peningkatan kemampuan, keterampilan dan profesionalisme sumber daya
manusia. Berbagai usaha peningkatan telah dilakukan pada semua bidang
termasuk dalam bidang otomotif. Perkembangan teknologi pada bidang
otomotif berperan cukup besar terhadap kemajuan bidang-bidang lainnya.
Untuk itu perlu adanya tenaga-tenaga ahli dalam bidang ini, apalagi
menghadapi serbuan negara-negara produsen otomotif dengan pemasaran
produk mereka memasuki era pasar bebas.
Pada masa era globalisasi ini kenyamanan pada mobil sangatlah
diperlukan, industri berlomba-lomba menciptakan inovasi baru untuk
menambah kenyamanan mobil yang mereka produksi salah satunya dengan
pengaturan suhu, kelembaban udara, dan kebersihan didalam ruangan.
Sistem AC dipergunakan untuk mempertahankan kondisi udara baik
suhu dan kelembabannya dengan cara sebagai berikut:

1. Pada saat suhu ruangan tinggi AC akan menyerap panas dari


lingkungan sehingga suhu di ruangan itu akan turun dan sebaliknya
saat suhu ruangan rendah AC akan melepaskan panas ke udara
sehingga suhu akan naik.
2. Bersamaan dengan hal itu, kelembaban udara berkurang sehingga
kelembaban udara di pertahankan pada tingkat yang nyaman. Prinsip
dasar AC adalah proses penyerapan dan pelepasan panas dengan
menggunakan suatu zat yang mudah menyerap (refrigeran). Kondisi
refrigeran di pengaruhi oleh pengatur dan tekanan yang diberikan
kepadanya.
1.2 Tujuan
Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah sebagai berikut:

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 1


1. Mengetahui dan memahami komponen-komponen pada sistem AC dan
fungsinya.

2. Mengetahui dan memahami prinsip kerja sistem AC.


3. Mengetahui dan memahami apa itu refrigeran dan persyaratan untuk
refrigeran pada sistem AC.
4. Mengetahui dan memahami bagaimana cara merawat AC.

1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diberikan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih
tentang sistem AC.
2. Sebagai sumber pengetahuan dan pembelajaran untuk dapat memahami
dan mempelajari fungsi komponen-komponen dan prinsip kerja sistem
AC, persyaratan refrigeran yang digunakan.
3. Sebagai sumber pengetahuan dan pembelajaran untuk dapat memahami
dan mempelajari bagaimana cara merawat AC.

1.4 Sistematika Penulisan


 BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang, tujuan, manfaat dan sistematika
penulisan dari makalah.
 BAB II PENGKONDISIAN UDARA
Berisikan tentang pengertian, jenis-jenis, klasifikasi, cara kerja, dan
aplikasi dari pengkondisian udara.
 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari makalah yang mengenai
pengkondisian udara.

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 2


BAB II PENGKONDISIAN UDARA

2.1Pengertian Pengkondisian Udara


Refrigerasi dan pengkondisian udara merupakan suatu proses yang saling
berkaitan satu sama lain, akan tetapi masing-masing mempunyai ruang lingkup
yang berbeda-beda. Refrigerasi merupakan proses penurunan temperatur dan
menjaga agar temperatur ruang atau bahan yang ada di ruangan tetap berada
dibawah temperatur sekelilingnya. Dengan kata lain ruang lingkup teknik
refrigerasi adalah pada proses pendinginan. Bidang penerapannya banyak
dijumpai pada industri pengawetan makanan (cold storage), industri bahan
kimia, dan lain-lain.
Sedangkan teknik pengkondisian udara tidak hanya mendinginkan udara,
tetapi penekanannya pada kenyamanan pengguna atau pemakai (Comfort Air
Conditioning). Menurut definisi pengkondisian udara adalah pengaturan
simultan terhadap temperatur, kelembaban, aliran dan kebersihan udara di dalam
suatu ruangan. Pengkondisian udara juga mencakup usaha pemanasan atau
penghangatan ruangan. Penerapan pengkondisian udara banyak dijumpai pada
pusat perbelanjaan, rumah tinggal, perhotelan, dan perkantoran.
Standar SNI No.03-06390-2000 adalah Standar Nasional Indonesia yang
dipakai sebagai syarat kenyamanan gedung / bangunan hotel untuk
pengunjung / tamu dengan temperatur standar yang diberikan adalah 25oC ±
1oC dan kelembaban relative berkisar 50%-60%

2.2Prinsip Kerja Sistem Pengkondisian Udara


Prinsip kerja sistem pengkondisian udara adalah sebagai berikut pertama
refrigeran uap bertekanan rendah dihisap kompresor melalui katup hisap
(suction valve), lalu dikompresi menjadi refrigeran uap bertekanan tinggi dan
dikeluarkan melalui katup buang (discharge valve) menuju kondensor, kalor
dari refrigeran uap akan diserap oleh udara yang dilewatkan pada sirip-sirip
kondensor, sehingga refrigeran berubah fasa menjadi cair namun tetap
bertekanan tinggi. Sebelum memasuki katup ekspansi, refrigeran terlebih
dahulu dilewatkan suatu penyaring (filter drier). Refrigeran cair bertekanan

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 3


rendah yang keluar dari katup ekspansi kemudian memasuki evaporator.
Disini terjadi penyerapan kalor dari udara yang dilewatkan pada sirip-sirip
evaporator, sehingga refrigeran berubah fasa menjadi refrigeran uap.
Selanutnya memasuki kompresor melalui sisi hisap, demikian ini
berlangsung.

Gambar 2. 1 Diagram Alir AC


Siklus kompresi uap standar merupakan siklus teoritis, dimana pada
siklus tersebut mengasumsikan beberapa proses sebagai berikut :
 1–2 Merupakan proses kompresi adiabatik dan reversibel, dari uap
jenuh menuju tekanan kondensor.
 2–3 Merupakan proses pelepasan kalor reversibel pada tekanan
konstan, menyebabkan penurunan panas lanjut (desuperheating) dan
pengembunan refrigerasi.
 3-4 Merupakan proses ekspansi unreversibel pada entalpi konstan,
dari fasa cairan jenuh menuju tekanan evaporator.
 4-1 Merupakan proses penambahan kalor reversible pada tekanan
konstan yang menyebabkan terjadinya penguapan menuju uap jenuh.

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 4


Gambar 2. 2 Diagram Tekanan–Entalpi Siklus Kompresi Uap

Gambar 2. 3 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap


(Stoecker, 1992 : 187)
1. Proses Kompresi
Proses kompresi berlangsung dari titik 1 ke titik 2. Pada siklus sederhana
diasumsikan refrigeran tidak mengalami perubahan kondisi selama mengalir
di jalur hisap. Proses kompresi diasumsikan isentropik sehingga pada diagram
tekanan-entalpi titik 1 dan titik 2 berada pada satu garis entropi konstan, dan
titik 2 berada pada kondisi super panas. Proses kompresi memerlukan kerja
dari luar dan entalpi uap naik dari h1 ke h2, dan untuk kenaikan entalpi sama
dengan besarnya kerja kompresi yang dilakukan pada uap refrigeran.

2. Proses Kondensasi
Proses 2-3 terjadi pada kondensor, uap panas refrigeran dari kompresor
didinginkan oleh udara luar sampai pada temperature kondensasi dan uap

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 5


tersebut dikondensasikan. Pada titik 2’ merupakan titik refrigeran pada kondisi
uap jenuh dengan tekanan dan temperature kondensasi. Jadi proses 2-2’
merupakan proses pandinginan sensibel dari temperatur kompresi menuju
temperatur kondensasi, dan proses 2’-3 merupakan proses kondensasi uap dari
dalam kondensor. Proses 2 - 3 terjadi pada tekanan konstan, dan jumlah kalor
yang dipindahkan selama proses ini adalah beda entalpi antara titik 2-3.

3. Proses Ekspansi
Proses ekspansi berlangsung dari titik 3 ke titik 4. Pada proses tersebut
terjadi suatu proses penurunan tekanan refrigeran dari tekanan kondensasi
(titik 3) menjadi tekanan evaporasi (titik 4). Pada saat cairan diekspansikan
melalui katup ekspansi atau pipa kapiler menuju evaporator, temperatur
refrigeran juga turun dari temperature kondensasi ke temperatur evaporasi.
Proses 3-4 merupakan proses ekspansi adiabatik dimana entalpi fluida tidak
berubah sepanjang proses. Refrigeran pada titik 4 berada pada kondisi
campuran antara cairan dan uap, dan terjadi penurunan tekanan.

4. Proses Evaporasi
Proses 4-1 adalah proses penguapan refrigerasi pada evaporator serta
berlangsung pada tekanan konstan. Pada titik 1 seluruh refrigerant berada pada
kondisi uap jenuh. Selama proses 4-1 entalpi refrigerant naik akibat
penyerapan kalor dari ruang refrigerasi. Besarnya kalor yang diserap adalah
beda entalpi antara titik 1 dan titik 4 dan biasa disebut efek pendinginan.

2.3Komponen Sistem Pengkondisian Udara


Secara umum terdapat 5 komponen dalam sistem pengkondisian udara,
seperti terlihat pada gambar 2.8.

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 6


Gambar 2. 4 Komponen-Komponen Utama
A. Kompresor
Kompresor merupakan unit tenaga dalam sistem AC. Kompresor akan
memompa gas refrigeran dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi
tekanan tinggi dari sistem dan menghisap gas bertekanan rendah pada sisi
intake (sisi tekanan rendah).

Gambar 2. 5 Kompresor
Ada 3 kerja yang dilakukan oleh kompresor yaitu :
 Fungsi penghisap : proses ini membuat cairan refrigeran dari evaporator
dikondensasi dalam temperatur yang rendah ketika tekanan refrigeran
dinaikkan.

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 7


 Fungsi penekanan : proses ini membuat gas refrigeran dapat ditekan
sehingga membuat temperatur dan tekanannya tinggi lalu disalurkan ke
kondensor, dan dikabutkan pada temperatur yang tinggi.

 Fungsi pemompaan: proses ini dapat dioperasikan secara kontinyu dengan


mensirkulasikan refrigeran berdasarkan hisapan dan kompresi. 

B. Kondensor
Kondensor di dalam sistem air conditioner merupakan alat yang digunakan
untuk merubah gas refrigeran bertekanan tinggi menjadi cairan. Alat
tersebut melakukan cara ini dengan menghilangkan panas dari refrigeran
ke temperature atmosfer. Kondensor terdiri dari coil dan fin yang
berfungsi mendinginkan refrigeran ketika udara tertiup diantaranya.
Kondensor ditempatkan didepan radiator yang pendinginanya dijamin oleh
kipas. Untuk refrigeran jenis R-134a menggunakan kondensor jenis
parallel flow untuk memperbaiki efek pendinginan udara. Dengan cara itu
maka efek pendinginan udara dapat diperbaiki sekitar 15% sampai 20%.

Gambar 2. 6 Kondensor
C. Filter (Receiver Drier)
Receiver drier merupakan tabung penyimpan refrigeran cair, dan ia juga
berisikan fiber dan desiccant (bahan pengering) untuk menyaring benda-
benda asing dan uap air dari sirkulasi refrigeran. Receiver-drier menerima
cairan refrigeran bertekanan tinggi dari kondensor dan disalurkan ke katup
ekspansi (katup ekspansi). Receiver drier terdiri dari main body filter,
desiccant, pipe, dan side glass . Cairan refrigeran dialirkan ke dalam pipa

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 8


untuk disalurkan ke katup ekspansi melalui outlet pipe yang ditempatkan
pada bagian bawah main body setelah tersaringnya uap air dan benda asing
oleh filter dan desiccant.

Gambar 2. 7 Filter

Filter / Receiver drier mempunyau 3 fungsi , yaitu :

1. Menyimpan refrigeran.
2. Menyaring benda-benda asing dan uap air dengan desiccant dan filter
agar tidak bersirkulasi pada sistem AC.

3. Memisahkan gelembung gas dengan cairan refrigeran sebelum


dimasukkan ke katup ekspansi.

D. Katup Ekspansi
Tekanan zat pendingin yang berbentuk cair dari kondensor, saringan harus
diturunkan supaya zat pendingin menguap, dengan demikian penyerapan
panas dan perubahan bentuk zat pendingin dari cair menjadi gas akan
berlangsung dengan sempurna sebelum keluar evaporator. Untuk itulah
pada saluran masuk evaporator dipasang katub ekspansi. Bekerjanya katup
ekspansi diatur sedemikian rupa agar membuka dan menutupnya katup
sesuai dengan temperatur evaporator atau tekanan di dalam sistem.

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 9


Gambar 2. 8 Katup Ekspansi
E. Evaporator
Zat pendingin cair dari receiver drier dan kondensor harus dirubah
kembali menjadi gas dalam evaporator, dengan demikian evaporator harus
menyerap panas, agar penyerapan panas ini dapat berlangsung dengan
sempurna, pipa–pipa evaporator juga diperluas permukaannya dengan
memberi kisi–kisi (elemen) dan kipas listrik (blower), supaya udara dingin
juga dapat dihembus ke dalam ruangan.

Rumah evaporator bagian bawah dibuat saluran/pipa untuk keluarnya air


yang mengumpul disekitar evaporator akibat udara yang lembab. Air ini
juga akan membersihkan kotoran–kotoran yang menempel pada kisi–kisi
evaporator, karena kotoran itu akan turun bersama air.

Gambar 2. 9 Evaporator
2.4Jenis-Jenis Sistem Pengkondisian Udara
Dua prinsip jenis plant refrigerasi yang ditemukan di industri: Refrigerasi
Kompresi Uap/Vapour Compression Refrigeration (VCR) dan Refrigerasi

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 10


Penyerap Uap/Vapour Absorption Refrigeration (VAR). VCR menggunakan
energi mekanis sebagai energi penggerak untuk refrigerasinya, sementara itu
VAR menggunakan energi panas sebagai energi penggerak refrigerasinya.
A. Sistem Refrigerasi Kompresi Uap
Siklus refrigerasi kompresi mengambil keuntungan dari kenyataan
bahwa fluida yang bertekanan tinggi pada suhu tertentu cenderung
menjadi lebih dingin jika dibiarkan mengembang. Jika perubahan tekanan
cukup tinggi, maka gas yang ditekan akan menjadi lebih panas daripada
sumber dingin diluar (contoh udara diluar) dan gas yang mengembang
akan menjadi lebih dingin daripada suhu dingin yang dikehendaki. Dalam
kasus ini, fluida digunakan untuk mendinginkan lingkungan bersuhu
rendah dan membuang panas ke lingkungan yang bersuhu tinggi. Siklus
refrigerasi kompresi uap memiliki dua keuntungan. Pertama, sejumlah
besar energi panas diperlukan untuk merubah cairan menjadi uap, dan oleh
karena itu banyak panas yang dapat dibuang dari ruang yang disejukkan.
Kedua, sifat-sifat isothermal penguapan membolehkan pengambilan panas
tanpa menaikan suhu fluida kerja ke suhu berapapun didinginkan. Hal ini
berarti bahwa laju perpindahan panas menjadi tinggi, sebab semakin dekat
suhu fluida kerja mendekati suhu sekitarnya akan semakin rendah laju
perpindahan panasnya. Siklus refrigerasi ditunjukkan dalam Gambar 3 dan
4 dan dapat dibagi menjadi tahapan-tahapan berikut:
 1–2. Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap panas dari
sekitarnya, biasanya udara, air atau cairan proses lain. Selama proses ini
cairan merubah bentuknya dari cair menjadi gas, dan pada keluaran
evaporator gas ini diberi pemanasan berlebih/superheated gas.
 2–3. Uap yang diberi panas berlebih masuk menuju kompresor dimana
tekanannya dinaikkan. Suhu juga akan meningkat, sebab bagian energi
yang menuju proses kompresi dipindahkan ke refrigeran.
 3–4. Superheated gas bertekanan tinggi lewat dari kompresor menuju
kondenser. Bagian awal proses refrigerasi (3-3a) menurunkan panas
superheated gas sebelum gas ini dikembalikan menjadi bentuk cairan

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 11


(3a-3b). Refrigerasi untuk proses ini biasanya dicapai dengan
menggunakan udara atau air. Penurunan suhu lebih lanjut terjadi pada
pekerjaan pipa dan penerima cairan (3b - 4), sehingga cairan refrigeran
didinginkan ke tingkat lebih rendah ketika cairan ini menuju alat
ekspansi.
 4-1 Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas
melalui peralatan ekspansi, yang mana akan mengurangi tekanan dan
mengendalikan aliran menuju Kondenser harus mampu membuang
panas gabungan yang masuk evaporator dan kondenser. Dengan kata
lain: (1 - 2) + (2 - 3) harus sama dengan (3 - 4). Melalui alat ekspansi
tidak terdapat panas yang hilang maupun yang diperoleh.

Gambar 2. 10 Gambaran Skematis Siklus Refrigerasi Kompresi Uap


B. Sistem Refrigerasi Penyerapan Uap
Sistem refrigerasi penyerapan uap terdiri dari:
 Absorber: Penyerapan uap refrigeran oleh absorben atau adsorben
yang cocok, membentuk larutan refrigeran yang kuat atau kaya dalam
absorben/ adsorben.
 Pompa: Pemompaan larutan yang kaya dan menaikan tekanannya ke
tekanan condenser.
 Generator: Destilasi uap dari larutan kaya menyisakan larutan miskin
untuk pendaur ulangan.

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 12


Chiller absorpsi merupakan sebuah mesin, yang menghasilkan chilled
water dengan menggunakan panas seperti steam, air panas, gas,
minyak, dll. Chilled water diproduksi berdasarkan prinsip bahwa
cairan (yakni refrigeran, yang menguap pada suhu rendah) menyerap
panas dari sekitarnya apabila menguap. Air murni digunakan sebagai
refrigerant dan larutan lithium bromide digunakan sebagai absorben.
Panas untuk sistem refrigerasi absorpsi uap dapat diberikan oleh
limbah panas yang diambil dari proses, generator diesel, dll. Dalam
kasus tersebut sistem absorpsi memerlukan listrik hanya untuk
menjalankan pompa. Tergantung pada suhu yang diperlukan dan biaya
energi, mungkin akan ekonomis apabila membangkitkan panas/steam
untuk mengoperasikan sistem absorpsi.

Gambar 2. 11 Skema Sederhana Sistem Pendinginan Absorpsi Uap


2.5Jenis-Jenis Refrigeran yang Digunakan dalam Sistem Kompresi Uap
Terdapat berbagai jenis refrigeran yang digunakan dalam sistem kompresi
uap. Suhu refrigerasi yang dibutuhkan sangat menentukan dalam pemilihan
fluida. Refrigeran yang umum digunakan adalah yang termasuk kedalam
keluarga chlorinated fluorocarbons (CFCs, disebut juga Freons): R-11, R-12,
R-21, R-22 dan R-502. Sifat-sifat bahan-refrigeran tersebut diberikan dalam
Tabel 2 dibawah:

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 13


Tabel 2. 1 Sifat-Sifat Refrigeran yang Biasa Digunakan
(diambil dari Arora, C.P., 2000)

Tabel 2. 2 Kinerja Refrigeran yang Biasa Digunakan


(diambil dari Arora, C.P., 2000)

Pemilihan refrigeran dan suhu pendingin dan beban yang diperlukan


menentukan pemilihan kompresor, juga perancangan kondenser, evaporator,
dan alat pembantu lainnya. Faktor tambahan seperti kemudahan dalam
perawatan, persyaratan fisik ruang dan ketersediaan utilitas untuk peralatan
pembantu (air, daya, dll.) juga mempengaruhi pemilihan komponen.

2.6Perawatan Pengkondisian Udara


Agar performance AC selalu dalam kondisi prima, maka diperlukan
perawatan/pemeliharaan yang rutin. Keuntungan jika dilakukan perawatan
yang rutin adalah:
- Umur part terutama kompresor menjadi lebih lama.

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 14


- Pemakaian enersi listrik efisien.
- Kapasitas pendinginan AC selalu maksimal.
Berikut adalah tips-tips atau pedoman cara merawat mesin pendingin ruangan
(udara) atau AC:

1. Cek filter udara unit indoor (dalam ruangan)


Karena fungsi AC antara lain adalah untuk menyediakan udara yang sehat
buat pernafasan, maka AC selalu diperlengkapi dengan filter.
Filter udara mempunyai fungsi ganda, yaitu :
a. Menjaga agar sirip-sirip coil pada unit indoor tidak cepat kotor.
b. Membuat udara yang dihembuskan dari indoor bebas dari debu.
Filter terbuat dari bahan khusus yang gampang mengikat partikel-partikel
debu, bakteri, serbuk, bulu binatang, asap rokok dan lain-lain. Jika cukup
banyak kotoran terakumulasi pada filter, maka akan menyebabkan aliran
udara fan blower terganggu, sehinga kapasitas pendinginan akan turun. Filter
indoor sebaiknya dicuci minimal sebulan sekali. Membersihkan filter dapat
dilakukan sendiri. Filter yang rusak harus diganti dengan yang baru. Filter
umumnya mudah dilepas dan dipasang dengan cara slide-out dan slide-in.

2. Cek tekanan refrigran dan arus kompresor.


Tekanan yang berkurang merupakan indikasi telah terjadi kebocoran. Jika
tekanan berkurang setelah unit dipakai bebarapa bulan atau setelah setahun,
hal ini menunjukkan telah terjadi kebocoran yang sangat kecil. Perlu
pemeriksaan yang teliti untuk menemukan kebocoran seperti ini. Arus
kompresor yang over menunjukkan kemungkinan terjadi refrigran over
charge.

3. Cek kemungkinan kebocoran.


Secara berkala setiap 6 bulan atau minimal setahun sekali amati bagian-
bagian perpipaan apakah menunjukkan adanya tetesan atau perembesan oli.
Jika dijumpai hal ini, maka menunjukkan adanya kebocoran kecil.

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 15


4. Pencucian sirip-sirip coil evaporator dan kondensor.
Sirip-sirip pada coil evaporator & kondensor berfungsi untuk memperluas
kontak antara coil dengan udara. Jika sirip-sirip ini sampai rusak atau
bengkok misalnya, maka dapat menghambat aliran udara. Gunakan sisir
khusus yang dipakai untuk memperbaiki sirip-sirip yang bengkok.
Dalam jangka waktu yang lama pada permukaan sirip sirip coil akan
terakumulasi debu atau kerak. Hal ini akan menghambat kontak antara sirip-
sirip dengan udara, sehingga kapasitas pendinginan akan turun. Oleh karena
itu sirip sirip coil evaporator maupun kondensor minimum setahun sekali
harus dibersihkan. Membersihkan sirip-sirip coil diperlukan peralatan khusus
dan teknisi yang terlatih. Sirip-sirip pada AC, terutama bagian outdoor lama
kelamaan akan terjadi korosi yang dapat menyebabkan kontak dengan udara
menjadi kurang baik. Sirip dengan bahan khusus seperti Blue-fin misalnya,
mempunyai kelebihan lebih tahan lama terhadap korosi daripada sirip
aluminium biasa.

5. Periksa aliran udara unit indoor.


Kecepatan fan blower indoor dapat menyebabkan kapasitas pendinginan
berkurang. Periksa bearing mungkin kocak karena aus. Bearing dan as motor
fan blower yang kering kadang menimbulkan suara noise, maka berilah
sedikit minyak pelumas.

6. Cek saluran pembuangan air dan leveling unit indoor.


Kadang terjadi kebuntuan atau kebocoran pada saluran pembuangan air. Cek
pembuangan air dengan cara mengisi air dari gelas pada tatakan penadah air
pada unit indoor. Cek dudukan indoor apakah tidak ada yang kendor dan
tidakmiring.

7. Cek Outdoor.
Cek baling-baling outdoor apakah dapat berputar dengan lancar. Berilah
minyak kalau perlu. Aliran udara yang lemah pada unit outdoor akan

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 16


menyebabkan pembuangan panas tidak sempurna, temperatur kondensor
naik, dan tekanan refrigran juga akan naik serta kapasitas pendinginan turun.
Hal ini menyebabkan kerja kompresor tambah berat dan umur kompresor
tidak lama. Cek konektor-konektor kabel listrik apakah mungkin ada yang
kendor. Cek dudukan unit outdoor apakah tidak ada skrup yang kendor dan
dudukan tidak miring.

8. Pembersihan lingkungan sekitar unit outdoor.


Agar proses sirkulasi pembuangan panas oleh outdoor tetap terjaga dengan
sempurna, maka lingkungan disekitar unit outdoor harus selalu dipelihara.
Mungkin ada sampah disekitarnya, atau mungkin ada daun pohon yang dapat
menghambat sirkulasi udara.

2.7 Cara Menghitung Kebutuhan PK Pengkondisian Udara Berdasarkan


Volume Udara
Rumusnya:

(L x W x H x I x E) / 60 = kebutuhan BTU

L   =  Panjang Ruang (dalam feet)


W  =  Lebar Ruang (dalam feet)
I    =  Nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit
dengan ruang lain).
Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas).
H = Tinggi Ruang (dalam feet)
E   =  Nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara;
    Nilai 17 jika menghadap timur;
    Nilai 18 jika menghadap selatan;
    Nilai 20 jika menghadap barat.
1 m = 3,28 feet
Kapasitas AC berdasarkan PK:
AC ½ PK    =  ±  5.000 BTU/h
AC ¾ PK    =  ±  7.000 BTU/h
AC 1 PK     =  ±  9.000 BTU/h
AC 1½ PK  =  ±12.000 BTU/h
AC 2 PK     =  ±18.000 BTU/h

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 17


PK atau Paard Kracht (Daya Kuda) adalah sumber daya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan BTU/h. Sedangkan BTU atau British Thermal Unit per
hour adalah penentu tingkat kesejukan udara yang dihasilkan. Untuk
menghasilkan BTU yang besar memerlukan PK yang besar pula, oleh karena
itu tingkat dingin AC yang dihasilkan ditentukan berdasarkan PK-nya.

Disini saya akan memberikan contoh bagaimana menghitung PK AC


Misal kita mempunyai ruang berukuran 3 meter x 4 meter (10 kaki x 13
kaki), tinggi ruangan 2,5 meter (8 kaki) berhimpit dengan ruangan lain,
dinding panjang menghadap ke selatan. 
Kebutuhan BTU = 10 x 13 x 10 x 8 x 18 / 60 
                        = 3.120 BTU 
sehingga kita hanya butuh AC ½ PK

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 18


LAMPIRAN

Pertanyaan :
1. Windy Lusia  Bagaimana aplikasi sistem pengkondisian udara pada
pabrik?
Jawaban : Ivand Hintingo  Aplikasi pengkondisian udara pada pabrik
terutama digunakan untuk menjaga suhu mesin-mesin, agar tidak terjadi panas
pada mesin yang akan menyebabkan kerusakan pada mesin.
2. Adri  Apa hubungan pengkondisian udara dengan material handling pabrik?
Jawaban : Ivand Hintingo  Sebenarnya pengkondisian udara pada pabrik
digunakan untuk menjaga suhu mesin-mesin, agar tidak terjadi panas pada
mesin yang akan menyebabkan kerusakan pada mesin tetapi begitu juga pada
material handling.
3. Rahmad Rosandi  Mengapa refrigeran bisa habis?
Jawaban : Moh.Amuh Muhidin  Refrigeran bisa habis dikarenakan adanya
kebocoran baik di tabung maupun pipa-pipa, sehingga refrigerant nya akan
menguap keluar sehingga akan habis.
4. Fakhru Rozi. Z  Bagaimana sistem pengaturan temperature pada
pengkondisian udara?
Jawaban : Hariyono  Sistem pengaturan temperature dipengaruhi oleh
kompesor. Semakin tinggi tekanan pada kompresor, maka temperature akan
semakin besar. Maka sebenarnya pada sistem control kita meninggikan
temperature adalah meninggikan tekanan di kompresor.
5. Irfandi Pratama  Pada AC Split dan Chiller, mana yang lebih terlihat
kebocoran refrigerant?
Jawaban : Okazar  Refrigeran di Chiller tidak akan terlihat kebocorannya
karena refrigerannya tidak ada di tabung melainkan di dalam evaporator.jadi
yang mudah terlihat kebocorannya pada AC Split.
6. Kana.S  Mengapa tidak ada sistem pengkondisian udara yang mengambil
mendinginkan udara lingkungan baru di masuk ke dalam lingkungan?

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 19


Jawaban : Ivand  Sebenarnya sistem tersebut telah diterapkan yaitu pada
Water Chiller.
7. Bayu Wiguna  Dari jenis pengkondisian udara kompresi uap dan
penyerapan,pengkondisian udara manakah yang lebih efektif dan efisien?
Jawaban : Hariyono Sistem pengkondisian udara yang lebih efektif dan
efisien sebenarnya belum bisa kita pastikan. Karena jika kita lihat pada sisi
ramah lingkungan, maka sistem penyerapan adalah pilihan terbaik, tetapi
sistem pendinginannya membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga masih
diteliti lebih lanjut. Tetapi pada kompresi uap cepat mencapai tahap
pedinginan, tetapi merusak lapisan ozon dengan refrigerant yang digunakan.
8. Ibrahim  Apa pengaruh kinerja Air Conditioning terhadap jenis refrigerant
yang digunakan?
Jawaban : Moh.Amuh Muhidin Pada Air Conditioning, refrigerant telah di
standarisasikan yaitu R22, jika kita menggunakan R134a pada Air
Conditioning, maka kompresornya akan terjadi kerusakan karena
penguapannya tidak sesuai.
9. Pak Dodi Sofyan Arief  Bagaimana cara menentukan kapasitas
pendinginan?
Jawaban : Cara menentukan kapasitas pendinginan menggunakan rumus,
kemudian hasilnya dalam bentuk Btu/h, dengan mendapatkan tersebut, kita
bisa cek berapa KP yang dibutuhkan dari data di bawah ini.
Rumusnya:

(L x W x H x I x E) / 60 = kebutuhan BTU

L   =  Panjang Ruang (dalam feet)


W  =  Lebar Ruang (dalam feet)
I    =  Nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit
dengan ruang lain).
Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas).
H = Tinggi Ruang (dalam feet)
E   =  Nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara;
    Nilai 17 jika menghadap timur;
    Nilai 18 jika menghadap selatan;
    Nilai 20 jika menghadap barat.

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 20


1 m = 3,28 feet
Kapasitas AC berdasarkan PK:
AC ½ PK    =  ±  5.000 BTU/h
AC ¾ PK    =  ±  7.000 BTU/h
AC 1 PK     =  ±  9.000 BTU/h
AC 1½ PK  =  ±12.000 BTU/h
AC 2 PK     =  ±18.000 BTU/h

Peralatan Pabrik-Teknik Mesin S1-Universitas Riau | Air Condtioning 21

Anda mungkin juga menyukai