Anda di halaman 1dari 9

Tugas Makalah

“Mengkaji Pemindahan Ibu Kota Ke Kalimantan dari Sisi Geografi”

Mata kuliah : Filsafat Geografi

Dosen Pengampu :
1. Drs. I Gede Sugiyanta ,M.Si
2. Dedy Miswar , Mpd . M.si

Disusun Oleh :

ANDIKA PRAMANA PUTRA (1913034023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
A. Latar Belakang

Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia,merupakan kota yang padat


dan disertai permasalahan yang kompleks.Mulai dari pemasalahankependudukan
yang begitu padat sehingga menimbulkan permasalahanlain yang berkaitan yaitu
tingginya permintaan perumahan padahal lahanyang ada terbatas, permasalahan
transportasi yang semakin padat danmenyebabkan permasalahan kemacetan akut
di Jakarta, permasalahanlingkungan berupa banjir, minimnya ketersediaan air
bersih,tercermarnya udara,serta tingginya kriminalitas di Jakarta. Namun diJakarta
pertumbuhan perekonomian terpusat sehingga iklim investasimendorong investor
untuk melakukan investasi di Jakarta. Perdebatanyang panjang mengenai
pemindahan ibukota Jakarta ke Palangkarayamenjadi isu yang menarik untuk
dipertimbangkan kembali.KarenaJakarta sebagai ibukota dinilai sudah tidak layak
lagi menadi ibukotanegara.Sehingga perlu adanya keputusan yang jelas
mengenai pemindahan lokasi ibukota tersebut. Keputusan untuk memindahkanlok
asi ibukota ini dilakukan selain untuk mengurangi permasalahan yangkompleks di
Jakarta juga mampu membangun pusat pertumbuhanekonomi baru dan mampu
mengurangi disparitas ekonomi yang terjadidi Indonesia. Pemilihan lokasi ibukota
baru di Palangkaraya menjadisolusi alternatif dalam mengurangi kompleksitas
permasalahan di Jakartadan mendorong berkembangnya sektor ekonomi diluar
Jakarta.
Usulan wacana pemindahan ibukota Negara Indonesia ke Kalimantan
Timur bukanlah semata - mata kajian tentang kepadatan penduduk Jakarta dan
masalah - masalah yang ada di Jakarta. Namun ada beberapa kajian yang telah
diteliti untuk masa yang akan datang juga. Meskipun memang masalah itu
memang perlu difikirkan juga dampak dan solusinya, hal itu juga sebagai penanda
bahwa persoalan di Jakarta sudah sangatlah berat. Dengan maksut lain memang
usulan pemindahan ibu kota Kalimantan Timur ini merupakan usulan yang
kongkrit untuk menormalkan dan membalik paradigma warisan buruk dari tahun
ke tahun yang sempat mencuat setumpuk masalah tersebut, meski masalah
tersebut tidak sanggup diatasi hingga benar - benar tuntas.
Pemerintah terus menerus berupaya menuntaskan permasalahan ibukota
yang terjadi saat ini dengan mematangkan rencananya akan hal pemindahan ibu
kota Indonesia yang baru dari Jakarta menuju Kalimantan Timur. Bapak presiden,
Joko Widodo dalam rapat nya di Istana Negara tentang pembeberan ibu kota
Negara Indonesia yang baru telah mengemukakakn bahwa Ibu kota yang baru
berada di luar Pulau Jawa khususnya mengarah ke kawasan timur Indonesia dan
usulan ini merupakan usulan alternatif yang diusulkan oleh Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro.
Menurutnya keputusan Bapak Presiden RI memilih kawasan itu diharapkan
pertumbuhan ekonomi bisa merata ke seluruh wilayah Indonesia sehingga
mungkin dapat mengurangi kesenjangan sosial yang ada di Negara Indonesia.
Memang pemerintahan tengah merancang UU untuk kalimantan yang
telah dialokasikan sebagai ibukota baru Negara Indonesia pada tahun 2020 yang
mungkin pemerintah akan memulai konstruksi tersebut, dan pada tahun 2024
pemerintah akan melakukan alokasi pemindahan yang secara bertahap.
Pembangunan ini juga dibantu oleh pihak swasta dalam membantu pendanaannya.

B. Kenapa ibu kota perlu dipindahkan?

Jakarta merupakan kota yang sangat padat. Pertumbuhan ekonomi yang


terpusat di Jakarta berperan besar dalam meningkatnya jumlah penduduk di kota
ini. Sebagai informasi, penduduk DKI Jakarta adalah 10.467.600 jiwa per akhir
tahun 2018. Setiap tahunnya banyak orang yang pindah ke Jakarta untuk mencari
pekerjaan. Mobilisasi ini menjadikan sumber tenaga manusia di ibu kota jadi
banyak dan murah. Namun di sisi lain, karena permintaan akan berbagai hal
seperti tempat tinggal, makanan, dan keperluan lainnya makin meningkat, harga
berbagai bahan kebutuhan dan perumahan jadi melonjak tinggi. Inflasi tahunan di
Jakarta pada 2018 mencapai 3,27%, dengan inflasi terbesar pada harga bahan
makanan.Kondisi ini tentunya tidak sehat, karena bisa meningkatkan angka
kemiskinan yang berdampak pada meningkatnya jumlah kejahatan, serta
meningkatnya beban biaya untuk kesejahteraan sosial.

Dari segi lingkungan, padatnya perumahan tanpa penataan yang baik


menjadikan Jakarta rawan banjir. Belum lagi masalah polusi yang ditimbulkan
dari padatnya kendaraan serta banyaknya proyek perbaikan fasilitas seperti jalan
dan trotoar. Polusi ini makin buruk pada musim kemarau. Menurut
AirVisual, udara di Jakarta sudah masuk ke kategori tidak sehat. Menurut mereka,
indeks kualitas udara di ibu kota berada pada titik mengkhawatirkan, yaitu 158.
Hal tersebut membuat ibukota harus pindah ke Kalimantan.

C. Kenapa Kalimantan yang dipilih?

Apa saja keunggulan Kalimantan Timur (Kaltim) hingga dipilih sebagai Ibu Kota
baru. Berikut kelebihannya:

1. Kondisi infrastruktur dinilai sudah cukup lengkap, Presiden Jokowi


menyebutkan di Kaltim sudah ada infrastruktur berupa bandara internasional,
pelabuhan laut, dan tol. "Artinya, itu akan menghemat banyak biaya," kata Jokowi
ketika meninjau kawasan Bukit Soeharto di Kecamatan Samboja, Kabupaten
Kutai Kartanegara. Presiden, sangat mendukung pemindahan Ibu Kota di
Kalimantan Timur lantaran berada di tengah lintasan tol Samarinda-Balikpapan.
Kota lainnya, di Balikpapan ada bandaranya, kemudian di Samarinda juga ada
bandaranya sehingga tidak perlu membuat lagi

2. Kalimantan timur memiliki fasilitas olahraga yang memadai Selain


infrastruktur yang diklaim memadai, Kalimantan Timur juga memiliki tiga stadion
internasional. Beberapa stadion yang ada di Kalimantan Timur yang layak untuk
menggelar pertandingan internasional. Stadion tersebut diantaranya adalah
Stadion Palaran, Samarinda. Stadion ini beroperasi sejak 2008, tepatnya saat
perhelatan Pekan Olahraga Nasional di Samarinda. Kemudian Stadion Aji Imbut,
Tenggarong, Kutai Kartanegara. Stadion yang diresmikan pada 2011 ini memiliki
kapasitas 35.000 penonton. Selain itu, Kalimantan Timur juga memiliki Stadion
Batakan, Balikpapan yang berkapasitas 40.000 tempat duduk. Desain stadion ini
disebut-sebut memiliki kemiripan dengan Stadion Emirates di London.

3. Diklaim minim konflik sosial, Presiden menyebut, kajian pemindahan ibu kota
Negara tidak hanya urusan infrastruktur, tetapi juga sosiologisnya dan
sosiopolitiknya yang perlu dipertajam. Wakil Gubernur Kalimantan Timur
(Kaltim) Hadi Mulyadi menyebut di Kaltim tidak pernah terjadi konflik sosial
yang massif meskipun masyarakat Kaltim heterogen, perpaduan semua suku dan
agama berbaur secara alami.

4. Ketersediaan lahan yang memadai Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran


Noor mengatakan penyediaan lahan untuk kebutuhan ibu kota negara yang baru,
Kaltim tidak ada kendala. Saat ini, lanjutnya, sudah tersedia lahan yang cukup
memadai, yakni sekitar 68.000 hektare dan telah dilaporkan kepada pemerintah
pusat. Hanya saja lahan tersebut masih bisa diperluas lagi, yakni ke wilayah timur
dan juga barat. Baca juga: Pindah ke Kalimantan Timur, Begini Ibu Kota Baru
akan Dibangun Perluasan yang dimungkinkan itu mencapai sekitar 200 ribu
hektare dan tidak ada masalah terkait status kepemilikan lahannya. Lebih lanjut ia
menjelaskan, rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan sangatlah tepat guna
mewujudkan Indonesia Sentris.

5. Dinilai Minim Bencana Dari aspek geografis, Kaltim diklaim minim bencana,
mulai dari bencana longsor, gempa bumi dan lainnya. Namun menurut Kepala
Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika(BMKG), Daryono, Kalimantan tidak sepenuhnya
terbebas dari gempa.
D. Dampak Yang Ditimbulkan

Diperkirakan pemindahan ibukota dapat memakan waktu sekitar 4 tahun


untuk menjalani berbagai proses didalamnya serta untuk melakukan berbagai
pengembangan sedangkan kas negara untuk memenuhi kebutuhan tersebut hanya
dapat memenuhi 19 persen dari biaya yang dibutuhkan yakni kurang lebih sekitar
Rp 466 triliun sedangkan dana sisanya diupayakan bersumber dari investasi
swasta dan kemitraan secara langsung. Hal tersebut juga terjadi karena anggaran
APBN yang dipakai juga difungsikan untuk memenuhi kebutuhan negara dalam
hal lain dan untuk jangka waktu beberapa tahun sehingga tidak dialokasikan
dalam waktu satu tahun berjalan. Dampak yang akan terjadi kedepannya dari
pemindahan ibukota pasti memiliki dampak negative maupun positif.Dari aspek
kewilayahan, pemindahan ibukota ke kawasan Kalimantan Timur member
dampak positif. Lokasi ibukota menjadi lebih aman dari potensi bencana yang
kerap terjadi di negara yang dilalui oleh pegunungan cincin api seperti Indonesia
serta dengan berpindahnya ibukota ini, mampu meminimalisir dampak buruk yang
terjadi di Jakarta seperti polusi udara, polusi air, kepadatan penduduk, kemacetan
yang sangat parah, dan kurang tersedianya lahan untuk masyarakat disana. Namun
dalam segi ekonomi, pemindahan ibukota belum mampu membawa dampak
positif. Hal tersebut ditinjau dari riset simulasi INDEF yang menggunakan model
ekonomi keseimbangan umum atau Model CGE (Computable General
Equilibrium). Berdasarkan riset tersebut, salah satu hasilnya memproyeksikan
harga barang akan melonjak diakibatkan oleh naiknya jumlah penduduk dan
meningkatnya angka permintaan.
Sejauh ini, Jakarta masih mendominasi perputaran ekonomi di Indonesia.
Beberapa pihak mengklaim dengan adanya perpindahan ibukota, maka
perekonomian menjadi lebih merata. Tidak hanya terpusat di Pulau Jawa saja.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) memaparkan pemindahan
ibukota nantinya dapat dinilai memberikan dampak terhadap makro ekonomi di
Indonesia. Salah satu dampak atau efeknya adalah multiplier effect atau efek
berkelanjutan yang disebabkan oleh berbagai investasi yang terjadi di ibukota
baru.
Beberapa hal juga perlu diperhatikan seperti pemanfaatan SDM proyek.
Sebaran tenaga kerja yang ikut andil dalam proyek pemindahan ibukota tersebut
56% berasal dari Pulau Jawa sedangkan sisanya berasal dari luar Pulau Jawa.
Kalimantan sendiri hanya menyumbang 8% dari total jumlah pekerja proyek.
Dalam prosesnya, di Kalimantan sendiri untuk hal material dan peralatan
kontruksi, telah tersedia beberapa alat berat sedangkan untuk material seperti
semen, pasir, baja kontruksi, baja ringan, dan beton pracetak pemenuhannya
memerlukan biaya yang tidak sedikit dan sebagian dari material itu belum
tersedia. Kekurangan bahan baku ini menuntut pemerintah melakukan impor dari
Pulau Jawa.
Pemindahan ibukota juga berpengaruh terhadap inflasi hanya saja karena
proyek ini dilakukan secara bertahap maka dampak yang ditimbulkan tidak terlalu
signifikan. Untuk dampak yang akan terjadi pada pertumbuhan ekonomi,
tergantung dari tahapan perencanaan. Apabila perencanaan yang dilakukan benar-
benar matang, efek pertumbuhan ekonomi diperkirakan dapat tumbuh dalam
kurun waktu 5 tahun. Melihat dari contoh-contoh negara lain yang juga
melakukan pemindahan ibukota dimana efek pertumbuhan yang negara mereka
rasakan dapat lebih lama dari itu yakni sekitar 10 tahun kemudian.
Kesimpulan

1) Kondisi permasalahan Jakarta yang sangat kompleks menimbulkan


adanya wacana atau isu perpindahan ibukota negara ke Kalimantan.

2) Pemilihan lokasi ibukota negara ke Kalimantan


berdasarkan beberapa kriteria pertimbangan, yaitu lokasi strategis yang 
ada ditengah – tengah Indonesia, secara geografis aman dari gempadan
ancaman bencana vulkanik, berada di Propinsi yang
berbatasan dengan negara lain (daerah pinggiran akan semakindiperhat
ikan), masih adanya ketersediaan lahan yang luas.

3) Palangkaraya sebagai upaya lokasi pusat pertumbuhan yang akan


memberikan dampak perkembangan yang positif bagi wilayah
hinterland nya.

4) Dampak pemindahan lokasi ibukota ke Kalimantan dari segi ekonomi


adalah akan terbangunya infrastruktur yang memadai,sehingga akan
menarik para investor untuk menanamkan investasi.Investasi yang
ditanamkan akan dikembangkan untuk merangsang pertumbuhan
ekonomi di Palangkaraya maupun diseluruh Propinsi Kalaimantan dan
dengan wilayah lain diIndonesia yang terintegrasi secara baik.

5) Jakarta tidak ditinggalkan begitu saja sebagai ibukota namun tetap


dikembangkan sebagi pusat perekonomian.
Daftar Pustaka

Nur Rohmi Aida. 2019. Keunggulan Kalimantan


https://www.kompas.com/tren/read/2019/08/22/164707265/dipindah-ini-5-
keunggulan-kalimantan-timur-sebagai-ibu-kota-baru?page=all.
(Diakses Pada Tanggal 03-11-2019 pukul 21.03)

Sri Rumani. 2019. Dampak Pemindahan Ibukota


https://www.kompasiana.com/bianchakurniadewi/5d74d255097f36072676
f555/dampak-pemindahan-ibukota-terhadap-perekonomian-indonesia
(Diakses Pada Tanggal 03-11-2019 pukul 22.18)

Anda mungkin juga menyukai