Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PERINGATAN BANJIR DAN PROTEKSI BANJIR DALAM

PENANGGULANGAN BENCANA DI AMERIKA SERIKAT

HanaSafitri (1913034039)

Fitriah PutriWelli (1913034047)

AndikaPramana Putra (1913024055)

Ifo AdityaPratama (1953034005)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi, FakultasKeguruan Dan Ilmu Pendidikan,


Universitas Lampung

ABSTRAK

Amerika Serikat adalah termasuk negara maju yang tidak dapat terhindar dari bencana alam
banjir. Amerika Serikat mempunyai salah satu sungai terpanjang di dunia yaitu Sungai
Mississippi-Missouri. Sungai Mississippi-Missouri merupakan salah satu sungai penyebab banjir
di Amerika Serikat.Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji peringatan banjir dan proteksi
banjir di negara Amerika Serikat.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif.Hasil dari penelitian ini adalah manfaat peringatan banjir untuk pencegahan korban
jiwa di negara Amerika Serikat, langkah-langkah peringatan banjir di Amerika Serikat, dan
proteksi banjir untuk masyarakat di negara Amerika Serikat.

Kata kunci : peringatan banjir, proteksi banjir, banjir

ABSTRACT

The United States is a developed country that cannot be avoided from natural disasters. The
United States has one of the longest rivers in the world, the Mississippi-Missouri River. The
Mississippi-Missouri River is one of the rivers that cause flooding in the United States.The
purpose of this study is to study flood warnings and flood protection in the United States.The
research method used is descriptive qualitative method.The results of this study are the benefits
of flood warning for the prevention of fatalities in the United States, flood warning measures in
the United States, and flood protection for people in the United States.

Keywords: flood warning, flood protection, flood

1
Pendahuluan

Peristiwa banjir di Amerika Serikat sering terjadi akibat luapan dari Sungai Mississippi dan
Sungai Missouri. Sungai Mississippi adalah salah satu sungai terpanjang di dunia dan merupakan
sungai terpanjang ke dua di Amerika Serikat. Sungai Mississippi memiliki panjang 3,734 km
(2,320 mi) dan bersumber pada Danau Itasca di Minnesota dan berujung pada Teluk Meksiko.
Sungai Missouri terletak di barat Amerika Serikat. Sungai ini adalah bagian dari sungai
Mississipi. Kendati menjadi anak sungai Mississipi namun Missouri memiliki panjang yang
melebihi induknya.

Sungai Mississippi juga pernah mengakibatkan banjir terparah di Amerika Serikat tahun 1927.
Sungai Mississippi meluap, sekitar 16 juta hektar di tujuh negara bagian dari Kairo, Illinois, ke
New Orleans terendam banjir.Kerusakan paling parah terjadi di Arkansas, Mississippi, dan
Louisiana. Setidaknya 250 orang tewas dan 1 juta lainnya kehilangan tempat tinggal.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji peringatan banjir dan proteksi banjir di negara
Amerika Serikat. Sasaran dari penelitian ini adalah masyarakat yang mengalami banjir di
Amerika Serikat.

Tinjauan Pustaka

Banjir

Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran
pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki
oleh orang-orang yang ada disana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang
ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kirimanbanjir (Aminudin, 2013).

Penyebab banjir

Risiko banjir mungkin telah meningkat karena berbagai perubahan dalam penggunaan lahan,
yang menyebabkan perubahan sistem hidrologi.

Deforestasi, urbanisasi, dan pengurangan lahan basah menyebabkan penurunan akumulasi air di
cekungan dan meningkatkan limpasan.

Urbanisasi memiliki dampak negatif pada risiko banjir dengan meningkatkan permukaan yang
kedap air (atap, jalan, trotoar, tempat parkir, dll.)

2
Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana, dilaksanakan melalui 3 (tiga)
tahapan sebagai berikut:

1. Tahappra-bencana yang dilaksanakan ketika sedang tidakterjadibencana


danketikasedangdalamancamanpotensibencana.
2. Tahaptanggapdarurat yang dirancang dan dilaksanakan pada saatsedangterjadibencana.
3. Tahappascabencana yang dalam saatsetelahterjadibencana.

Banjir dapat terjadi selama hujan lebat, ketika gelombang laut datang ke pantai, ketika salju
mencair dengan cepat, atau ketika bendungan atau tanggul pecah. Badai petir dapat
menyebabkan banjir bandang, di mana sungai kecil dapat membengkak dengan cepat dan
membawa hingga sepuluh kali jumlah air normal.

Badai tropis, angin topan, dan angin topan juga menyebabkan banjir. Badai Katrina
menyebabkan banjir besar di seluruh Delta Mississippi pada tahun 2004. Sebagian besar New
Orleans harus diungsikan karena banjir meluas.

Banjir juga disebabkan oleh manusia. Pohon dan tanaman biasanya membantu menyerap terlalu
banyak air. Ketika hutan ditebang atau dibakar, air dari curah hujan mengalir ke tanah tandus dan
menghasilkan tanah longsor. Tekanan air yang terlalu banyak pada bendungan dapat
menyebabkan keretakan pada beton atau bahkan menyebabkan bendungan rusak sepenuhnya.

Banjir Bandang

Banjir bandang terjadi ketika hujan deras melebihi kemampuan tanah untuk menyerapnya dan
ketika air mengisi sungai atau aliran sungai yang biasanya kering atau air yang cukup menumpuk
agar aliran air melewati bank-bank mereka, menyebabkan naiknya air dengan cepat dalam waktu
singkat. Banjir bandang juga dapat terjadi dalam beberapa menit setelah curah hujan yang
menyebabkan, membatasi waktu yang tersedia untuk memperingatkan dan
melindungimasyarakat.

Dampak banjir

Ekonomi

3
Selama terjadi banjir, terutama banjir bandang, jalan-jalan, jembatan, pertanian, rumah dan
mobil hancur. Orang menjadi tunawisma. Pemerintah mengerahkan petugas pemadam
kebakaran, polisi, dan peralatan darurat lainnya untuk membantu para korban. Semua upaya
tersebut harus dibayar mahal untuk masyarakat dan pemerintah. Biasanya dibutuhkan waktu
lama bagi komunitas yang terkena dampak banjir untuk bisa dibangun kembali. Begitu juga
bisnis yang butuh waktu beberapa lama untukkembali normal.

Lingkungan

lingkungan juga terkena dampak negatif ketika banjir terjadi. Bahan kimia dan zat berbahaya
biasanya berakhir di air dan mencemari badan air yang akhirnya banjir. Sebagai contoh bencana
tsunami besar melanda Jepang dan air laut membanjiri sebagian dari garis pantai pada 2011.
Banjir menyebabkan kebocoran besar-besaran di pembangkit nuklir dan sejak itu menyebabkan
radiasi tinggi di daerah itu. Pihak berwenang di Jepang khawatir tingkat radiasi Nuklir
Fukushima 18 kali lebih tinggi dari yang diperkirakan. Selain itu, banjir menyebabkan hewan-
hewan terbunuh sehingga mengganggu keseimbangan alami ekosistem.

Tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi biasa dilakukan setelah terjadinya bencana. Kegiatan inti
pada tahapan ini adalah:

 BantuanDarurat
 Mendirikan pos komandobantuan

Berkoordinasi dengan Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana (SATKORLAK


PBP) danpemberibantuan yang lain.

Mendirikan tenda-tenda penampungan, dapur umum, pos kesehatan dan pos


koordinasi.Mendistribusikanobat-obatan, bahanmakanan dan pakaian. Mencari dan
menempatkan para korban di tenda atau pos pengungsian. Membantu petugas medis untuk
pengobatan dan mengelompokan korban. Mencari, mengevakuasi, dan makamkan korban
meninggal.

Inventarisasi kerusakan Pada tahapan ini dilakukan pendataan terhadap berbagai kerusakan yang
terjadi, baik bangunan, fasilitas umum, lahanpertanian, dan sebagainya.

Evaluasi kerusakan

4
Pada tahapan ini dilakukan pembahasan mengenai kekurangan dan kelebihan dalam
penanggulangan bencana yang telah dilakukan. Perbaikan dalam penanggulangan bencana
diharapkan dapat dicapai pada tahapan ini.

Pemulihan (Recovery)

Pada tahapan ini dilakukan pemulihan atau mengembalikan kondisi lingkungan yang rusak atau
kacau akibat bencana seperti pada mulanya. Pemulihan ini tidak hanya dilakukan pada
lingkungan fisik saja tetapi korban yang terkena bencana juga diberikan pemulihan baik secara
fisik maupun mental.

Rehabilitasi (Rehabilitation)

Mulai dirancang tata ruang daerah (master plan) idealnya dengan memberi kepercayaan dan
melibatkan seluruh komponen masyarakat utamanya korban bencana. Termasuk dalam kegiatan
ini adalah pemetaan wilayah bencana.Mulai disusun sistem pengelolaan bencana yang menjadi
bagian dari sistem pengelolaan lingkungan Pencarian dan penyiapan lahan untuk permukiman
tetap Relokasi korban dari tenda penampungan Mulai dilakukan perbaikan atau pembangunan
rumah korban bencana Pada tahap ini mulai dilakukan perbaikan fisik fasilitas umum dalam
jangka menengah Mulai dilakukan pelatihan kerja praktis dan diciptakan lapangan kerja
Perbaikan atau pembangunan sekolah, sarana ibadah, perkantoran, rumah sakit dan pasar mulai
dilakukan Fungsi pos komando mulai dititikberatkan pada kegiatan fasilitasi atau pendampingan.

Rekonstruksi

Kegiatan rekonstruksi dilakukan dengan program jangka menengah dan jangka panjang guna
perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi
yang lebihbaikdarisebelumnya.

Melanjutkan pemantauan

Wilayah yang pernah mengalami sebuah bencana memiliki kemungkinan besar akan mengalami
kejadian yang sama kembali. Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan terus-menerus untuk
meminimalisir dampak bencana tersebut.

Metode Penelitian

5
Metode yang digunakan adalah tinjauan literatur dengan desain penelitian dalam bentuk meta-
analisis. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi artikel yang diperoleh dari jurnal
internasional di Google Scholar karena akses terbuka sehingga semua orang dapat membaca
artikel, seperti penelitian yang dilakukan ini. Artikel yang digunakan sebagai tinjauan literatur
dengan harapan masih akan ada kesamaan dalam "Analisis Peringatan Banjir dan
ProteksiBanjirDalamPenanggulanganBencana di Amerika Serikat". Populasi dalam penelitian ini
adalah semua artikel tentang banjir dalamskalainternasional, 40 artikeldiperoleh. Setelah
membaca seluruh isi masing-masing artikel, 30 artikel digunakan sebagai bahan untuk review
artikel. Kata kunci yang digunakan untuk mencari bahan artikel adalah dengan menggunakan
kata " peringatan banjir, proteksi banjir, banjir ".

Hasil dan Pembahasan


Artikel yang digunakan sebagai sampel penelitian diambil dari dokumentasi artikel jurnal
internasional dalam bahasa Inggris yang diperoleh dari Google Cendekia dan Directori of Open
Acces Journal (DOAJ) karena adanya akeses terbuka sehingga semua orang dapat membaca
artikel tersebut. Jurnal yang diperoleh kemudian diterjemahkn kedalam bahasa Indonesia. Dari
hasil pencarian diperoleh 40 jurnal terkait adalah sebagai berikut:

No Judul Nama Tahun Nama Jurnal


1 Impacts of disasters and Chan, N. W. 2015 Resilience and recovery in
disaster risk management in Asian disasters (pp. 239-
Malaysia: The case of floods 265)
2 Strategies for mitigation of Olugunorisa, T. E. 2009 Journal of Applied
flood risk in the Niger Delta, Sciences and
Nigeria. Environmental
Management, 13(2).

3 Pre-disaster planning and Raikes, J., Smith, T. F., 2019 International Journal of
preparedness for floods and Jacobson, C., & Baldwin, Disaster Risk Reduction,
droughts: A systematic review C. 101207.

4 Governance of flood risks in De Wit, M. S., van der 2008 Safety, Reliability and
The Netherlands: Most, H., Gutteling, J. M., & Risk Analysis: Theories,
interdisciplinary research into Bockarjova, M Methods and Applications;
the role and meaning of risk Martorell, S., Soares, CG,
perception Barnett, J., Eds, 1585-
1593.

5 Implementation of community Yamada, F., Kakimoto, R., 2011 Journal of advanced


flood risk communication in Yamamoto, M., Fujimi, T., transportation, 45(2), 117-
Kumamoto, Japan & Tanaka, N 128.

6 Governance of flood disaster Saifulsyahira, J., Edre, M. 2016 International Journal of


management: Malaysian case A., AF, A. F., & Juni, M. H. Public Health and Clinical
study Sciences, 3(1), 17-30.

7 Integrating spatial planning Ran, J., & Nedovic-Budic, 2016 Computers, Environment
6
and flood risk management: A Z. and Urban Systems, 57,
new conceptual framework for 68-79.
the spatially integrated policy
infrastructure
8 Land use scenario modeling Barredo, J. I., & Engelen, 2010 Sustainability, 2(5), 1327-
for flood risk mitigation G. 1344.

9 Integrated flood risk Wu, Y., Zhong, P. A., 2015 Natural Hazards, 78(1),
assessment and zonation Zhang, Y., Xu, B., Ma, B., & 635-651.
method: a case study in Yan, K.
Huaihe River basin, China
10 The urban political ecology of Marks, D. 2015 Pacific Affairs, 88(3), 623-
the 2011 floods in Bangkok: 651.
The creation of uneven
vulnerabilities
Tabel 1. Karakteristik Sampel Penelitian

Meta Analisis Berdasarkan Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam studi ditinjau menggunakan deskriptif kualitatif,
deskriptif, dan kuatitatif. Metode penelitian deskriptif lebih banyak digunakan karena berkaitan
dengan tema yang ada yaitu analisis pringatan banjir dan proteksibanjir dalam pnanggulangan
bencana di berbagai negara. Jadi lebih banyak menggunakan metode penelitian deskriptif untuk
mengetahui bagaimana sebab, akibat serta mitigasi bencana banjir di berbagai negara. Untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Metode Penelitian

No Metode Penelitian Frekuensi Persentase

1 Deskriptif Kuantitatif 12 30%

2 Deskriptif 26 65%

3 Kuantitatif 2 5%

7
Jumlah 40 100%

Meta Analisis Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk semua penelitian menggunakan data primer dan sekunder.
Data sekunder dipilih karena memiliki kebenaran yang sudah akurat dan dapat diperoleh
dengan waktu yang relatif cepat. Data primer dipilih karena kelengakapan dari data tersebut
dapat diperoleh sesuai dengan yang diinginkan oleh peneliti sehingga cocok dengan tujuan
penelitiannya, tetapi untuk memperoleh data tersebut digunakan waktu yang lebih lama serta
biaya dan tenaga yang lebih besar. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Teknik Pengumpulan Data

No Metode Penelitian Frekuensi Persentase

1 Data Primer dan Sekunder 8 20%

2 Data Primer 4 10%

3 Data Sekunder 28 70%

Jumlah 40 100%

Analisis Manfaat Persiapan Banjir di Amerika Serikat

Layanan Cuaca Nasional AS (NWS) adalah agensi yang bertanggung jawab atas prakiraan
banjir. Peramalan aliran operasional di NWS dilakukan di 13 pusat peramalan sungai untuk
aliran sungai utama. Banjir bandang, yang terjadi di daerah-daerah kecil terlokalisasi,
diperkirakan di 122 kantor prakiraan cuaca.

Peramalan banjir waktu-nyata adalah proses kompleks yang membutuhkan akuisisi dan kontrol
kualitas pengamatan berbasis cuaca dan jarak jauh, prakiraan cuaca dan iklim, dan
pengoperasian reservoir, pengalihan air, dan pengembalian. Pengamatan jarak jauh yang saat ini
digunakan untuk ramalan hidrologi operasional termasuk pengamatan satelit atas presipitasi,
suhu, tutupan salju, pengamatan radar terhadap hujan, dan pengamatan di udara yang setara
8
dengan air salju. Pengamatan berbasis tanah meliputi curah hujan titik, suhu, setara air salju,
kelembaban dan suhu tanah, tahapan sungai, dan debit. Pengamatan dikumpulkan oleh sejumlah
entitas federal, negara bagian, kota, suku dan swasta, dan ditransmisikan ke NWS setiap hari.

Setelah pengamatan telah diperiksa untuk kualitas, peramal hidrologi menggunakan Sistem
Prediksi Hidrologi Komunitas (CHPS), yang menangani pengelolaan urutan model dan
kebutuhan data terkait di sepanjang sungai. Peramalan operasional saat ini membutuhkan
interaksi antara peramal dan model, untuk menyesuaikan perbedaan antara prediksi model dan
pengamatan, sehingga meningkatkan perkiraan. Langkah terakhir dalam proses prakiraan adalah
publikasi prakiraan.

Langkah-langkah Persiapan Banjir di Amerika Serikat

Memahami apa arti kode banjir dan bahwa Anda dan Anda keluarga tahu apa yang harus
dilakukan ketika peringatan terjadi. Lihat

Halaman ‘Floodline’ untuk info lebihlanjut. di: http://www.environmentagency.gov.uk/flood

• Dengarkan saran dan informasi setempat dan perhatikan kode peringatan banjir.

• Menyimpan daftar nomor yang berguna untuk diberikan, mis .: lokal dewan, layanan darurat,
perusahaan asuransi dan ‘Floodline’ - 0845 9881188

• Bersiaplah! Kemasi ransel dengan barang-barang penting kalau-kalau Anda perlu untuk pindah.
Jangan lupa untuk memasukkan dokumen penting dan barang-barang yang penting (seperti
ijazah, buku rapor, akta kelahiran, album foto) serta obat yang dapat Anda pakai secara teratur.

• Pastikan Anda tahu di mana hewan peliharaan Anda, dan bahwa mereka akan berada
amanjikaterjadibanjir.

Berikut adalah langkah pencegahan yang harus diambil sebelum ancaman banjir :

1. Siapkan rencana evakuasi untuk keluarga Anda seandainya pihak berwenang secara resmi
mengevakuasi daerah Anda. Jika Anda memiliki hewan peliharaan, buat juga rencana
evakuasi untuk mereka dan pastikan untuk mengembangkan proses komunikasi "bagaimana
jika" jikaanggotakeluargaterpisah.

9
2. Pertahankan persediaan persediaan darurat, seperti lampu senter, baterai, radio yang
dioperasikan dengan baterai, peralatan P3K, obat-obatan, sepatu kokoh, makanan dan air
darurat, uang tunai dan kartu kredit.
3. Pertahankan persediaan bahan bangunan dan alat-alat agar Anda dapat membentengi rumah
Anda dari badai. Ini akan termasuk kayu lapis, terpal plastik, paku, palu, sekop dan karung
pasir.
4. Pasang katup pencegah air, sehingga air banjir tidak kembali ke saluran pembuangan Anda.
5. Buat inventaris rumah yang mencantumkan semua harta Anda untuk membantu
memfasilitasi proses pengajuan klaim jika barang-barang Anda rusak atau hancur.
6. Cari sakelar untuk gas, listrik, dan air dan ketahui cara mematikannya. Jika terjadi evakuasi,
Anda harus mematikannya sebelum pergi.
7. Beli asuransi banjir. Kebijakan pemilik rumah standar Anda tidak termasuk asuransi banjir,
jadi jika daerah Anda berisiko, Anda mungkin ingin mempertimbangkan untuk
mendapatkannya melalui Program Asuransi Banjir Nasional. Ketahuilah bahwa ada masa
tunggu 30 hari sebelum asuransi banjir berlaku, jadijanganmenunggu.

Macam-Macam Infrastruktur Proteksi Banjir Untuk Masyarakat di Amerika Serikat

Bendungan

Selain digunakan untuk keperluan pengairan dan pertanian, bendungan atau waduk dan tempat
penampungan air lainnya digunakan untuk mengurangi debit air yang melintas lewat sungai,
apalagi jika bendungan tersebut dibangun dengan kapasitas untuk menanggulangi air berlebih
saat musim hujan.

Setidaknya, bendungan bisa sedikit menghambat banjir. Teknologi ini sudah sukses diterapkan
oleh bendungan Mount Morris dan Seven Oaks di Amerika Serikat.

Tembok Raksasa Lousiana

Great Wall of Louisiana atau Tembok Raksasa Louisiana diandalkan menjadi penghalau banjir
dan gelombang badai di New Orleans, Amerika Serikat. Tembok sepanjang 2,8 km dan tinggi 8
meter ini dibangun setelah badai Katrina yang menghantam New Orleans di 2005.

Tembok yang dibangun di bawah proyek sistem pengurangan risiko bencana badai dan angin
topan ini adalah bangunan sipil terbesar dalam sejarah Amerika Serikat. Saking besarnya,

10
tembok ini dilengkapi pelabuhan, terowongan, dan pompa terbesar di dunia dengan kekuatan
5.000 tenaga kuda.

Kesimpulan

Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran
pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki
oleh orang-orang yang ada disana. Penyebab banjir sendiri di sebabkan oleh fenomena alam dan
ulah manusia, upaya yang dilakukan guna peringatan banjir apabila terjadi renomena alam
seperti badai dan hujan dengan intesnsitas yang cukup tinggi yang perlu dilakukan adalah
memahami apa arti kode banjir dan bahwa Anda dan Anda keluarga tahu apa yang harus
dilakukan ketika peringatan terjadi, Dengarkan saran dan informasi setempat dan perhatikan
kode peringatan banjir, Menyimpan daftar nomor yang berguna untuk diberikan, mis .: lokal
dewan, layanan darurat, perusahaan asuransi dan ‘Floodline’ - 0845 9881188, Kemasi ransel
dengan barang-barang penting kalau-kalau Anda perlu untuk pindah. Jangan lupa untuk
memasukkan dokumen penting dan barang-barang yang penting (seperti ijazah, buku rapor, akta
kelahiran, album foto) serta obat yang dapat Anda pakai secara teratur. Proteksi banjir adalah
Kegiatan rekonstruksi dilakukan dengan program jangka menengah dan jangka panjang guna
perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi
yang lebih baik dari sebelumnya Maka dapat disimpulkan bahwa perlu sinergitas antara penataan
kawasan yang cenderung bersifat fisik pembangunan dengan konservasi air, sehingga tercipta
penataan ruang daratan dengan memberikan ruang yang semestinya bagi air untuk dapat masuk
secara maksimal ke dalam tanah melalui proses infiltrasi atau peresapan, agar pembangunan
(penambahan ruang terbangun) tidakmenimbulkangenangan.

REFERENSI

[1] Jongman B., Ward PJ, &Aerts JCJH. (2012). Global exposure to river and coastal flooding:
Long term trends and changes. Global Environmental Change. 22: 823–835.
[2] Nicholls, RJ. (2004). Coastal flooding and wetland loss in the 21st century: changes under the
SRES climate and socio-economic scenarios. Global Environmental Change. 14, 69–86.
11
Hinkel J, & Klein RJT. (2013). Coastal flood damage and adaptation costs under 21st century
sea-level rise. PNAS, Proceedings of the National Academy of Sciences. 111, 9, 3292–3297
Hallegatte S., Green C, Nicholls RJ, &Corfee-Morlot J. (2013). Future flood losses in major
coastal cities. Nature Climate Change. 3, 802–806.
Matthews, Jeffrey W., Geoffrey E. Pociask, Edward P. F. Price, & Adrianna E. Krzywicka.
(2019). Flood Exposure Affects Long-Term Tree Survival in Compensatory Mitigation Wetlands.
Wetlands, 10.1007/s13157-019-01158-7
Mahmood, Shakeel., & Razia Rani. (2018). Extent of 2014 Flood Damages in Chenab Basin
Upper Indus Plain, Natural Hazards - Risk Assessment and Vulnerability Reduction,
10.5772/intechopen.73232.
Guyon, Lyle J., & Loretta L. Battaglia. (2018). Ecological characteristics of floodplain forest
reference sites in the Upper Mississippi River System, Forest Ecology and Management, 427,
(208-216).
Saccone, Patrick., Jean-Jacques Brun, & Richard Michalet. (2010). Challenging growth–survival
trade-off: a key for Acer negundo invasion in European floodplains?. Canadian Journal of Forest
Research, 10, (1879-1886).
Baker, Matthew E., & Michael J. Wiley. (2009). Multiscale control of flooding and riparian‐
forest composition in Lower Michigan, USA, Ecology, 1, (145-159).
Hale, Brack W., Esther M. Alsum, & Michael S. Adams. (2008). Changes in The Floodplain
Forest Vegetation of The Lower Wisconsin River Over The Last Fifty Years, The American
Midland Naturalist, 2, (454-476).
Maryati, S. (2018, April). Identification of Flood Prone Areas for Natural Disaster Mitigation
using Geospatial Approach (A Case Study in Bone Bolango Regency, Gorontalo Province).
In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 145, No. 1, p. 012080). IOP
Publishing.
Jonkman, S. N., & Kelman, I. (2005). An analysis of the causes and circumstances of flood
disaster deaths. Disasters, 29(1), 75-97.
Nifa, F. A. A., Abbas, S. R., Lin, C. K., & Othman, S. N. (2017, October). Developing a disaster
education program for community safety and resilience: The preliminary phase. In AIP
Conference Proceedings (Vol. 1891, No. 1, p. 020005). AIP Publishing LLC.
Raikes, J., Smith, T. F., Jacobson, C., & Baldwin, C. (2019). Pre-disaster planning and
preparedness for floods and droughts: A systematic review. International Journal of Disaster
Risk Reduction, 101207.
Smith, T. F., Jacobson, C., Baldwin, C., & Raikes, J. (2019). Pre-disaster planning and
preparedness for floods and droughts: A systematic review.
Wang, Z., Lai, C., Chen, X., Yang, B., Zhao, S., & Bai, X. (2015). Flood hazard risk assessment
model based on random forest. Journal of Hydrology, 527, 1130-1141.

12
Marchi, L., Borga, M., Preciso, E., & Gaume, E. (2010). Characterisation of selected extreme
flash floods in Europe and implications for flood risk management. Journal of Hydrology, 394(1-
2), 118-133.
Saifulsyahira, J., Edre, M. A., AF, A. F., & Juni, M. H. (2016). Governance of flood disaster
management: Malaysian case study. International Journal of Public Health and Clinical
Sciences, 3(1), 17-30.
Nurashikin, M., Rodger, E., & Rumaizah, M. N. (2019). Reducing Flooding Impacts to the Built
Environment: A Literature Review. In MATEC Web of Conferences (Vol. 266, p. 02001). EDP
Sciences.
Sayers, P. B., Hall, J. W., & Meadowcroft, I. C. (2002, May). Towards risk-based flood hazard
management in the UK. In Proceedings of the institution of civil engineers-civil
engineering (Vol. 150, No. 5, pp. 36-42). Thomas Telford Ltd.
Chan, N. W. (2015). Impacts of disasters and disaster risk management in Malaysia: The case of
floods. In Resilience and recovery in Asian disasters (pp. 239-265). Springer, Tokyo.
Olugunorisa, T. E. (2009). Strategies for mitigation of flood risk in the Niger Delta,
Nigeria. Journal of Applied Sciences and Environmental Management, 13(2).
Raikes, J., Smith, T. F., Jacobson, C., & Baldwin, C. (2019). Pre-disaster planning and
preparedness for floods and droughts: A systematic review. International Journal of Disaster
Risk Reduction, 101207.
De Wit, M. S., van der Most, H., Gutteling, J. M., & Bockarjova, M. (2008). Governance of
flood risks in The Netherlands: interdisciplinary research into the role and meaning of risk
perception. Safety, Reliability and Risk Analysis: Theories, Methods and Applications;
Martorell, S., Soares, CG, Barnett, J., Eds, 1585-1593.
Yamada, F., Kakimoto, R., Yamamoto, M., Fujimi, T., & Tanaka, N. (2011). Implementation of
community flood risk
communication in Kumamoto, Japan. Journal of advanced transportation, 45(2), 117-128.
Saifulsyahira, J., Edre, M. A., AF, A. F., & Juni, M. H. (2016). Governance of flood disaster
management: Malaysian case study. International Journal of Public Health and Clinical
Sciences, 3(1), 17-30.
Ran, J., & Nedovic-Budic, Z. (2016). Integrating spatial planning and flood risk management: A
new conceptual framework for the spatially integrated policy infrastructure. Computers,
Environment and Urban Systems, 57, 68-79.
Barredo, J. I., & Engelen, G. (2010). Land use scenario modeling for flood risk
mitigation. Sustainability, 2(5), 1327-1344.
Wu, Y., Zhong, P. A., Zhang, Y., Xu, B., Ma, B., & Yan, K. (2015). Integrated flood risk
assessment and zonation method: a case study in Huaihe River basin, China. Natural
Hazards, 78(1), 635-651.
Marks, D. (2015). The urban political ecology of the 2011 floods in Bangkok: The creation of
uneven vulnerabilities. Pacific Affairs, 88(3), 623-651.
13
14

Anda mungkin juga menyukai