09 Bab I
09 Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air tanah merupakan sumber daya yang sangat bermanfaat bagi semua
berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan air. Kondisi tempat bermukim berbeda-
beda, tidak semua daerah memiliki sumber daya air yang cukup, sehingga ada
daerah-daerah tertentu yang menglami kesulitan akan sumber daya air. Bahkan
ada daerah tertentu yang awalnya memiliki sumber daya air berlimpah menjadi
bumi. Salah satu sumber utamanya adalah air hujan yang meresap ke bawah
lewat lubng pori di antara butiran tanah. Air yang berkumpul di bawah
permukaan bumi ini disebut akuifer. Peranan air tanah semakin lama semakin
penting karena air tanah menjadi sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan
pokok hidup orang banyak. Sumber air tanah berasal dari air yang ada di
permukaan tanah (air hujan, danau, dan sebagainya) kemudian meresap ke dalam
lepasan (discharge area). Aliran air tanah di dalam tanah dari daerah imbuhan ke
daerah lepasan cukup lambat, sampai ribuan tahun tergantung dari jarak dan
1
Bencana gempabumi yang terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal
27 Mei 2006 berkekuatan 5,9 Skala Richter (SR) telah menyebabkan kerusakan di
sebagian daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sebagian daerah
Provinsi Jawa Tengah, yaitu di Kabupaten Klaten. Salah satu akibat yang
ditimbulkan oleh gempabumi ini adalah situasi anomali pada kondisi air yang
Kidul, Kulon Progo, dan Klaten. Fenomena-fenomena yang terjadi pasca gempa
artesian, kualitas air berubah, sumur mengeluarkan lumpur atau tanah, dan sumur
tekanan terhadap material akuifer di satu sisi, dan di sisi yang lain mengalami
kenaikan elevasi akuifer. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya fenomena ini
kerusakan parah pasca gempabumi 2006. Salah satunya adalah Dusun Paten Desa
Dusun Paten mengalami kekeringan dan adapula beberapa sumur warga yang
Paten. Letak geografi Dusun Paten yang berada pada zona patahan Opak,
membuat dusun ini menjadi salah satu daerah yang mengalami kerusakan sangat
parah.
2
Selain kerusakan air tanah, gempabumi yang berkekuatan besar ini juga
muka air sumur yang membawa endapan pasir halus. Pada umumnya likuifaksi
terjadi pada lapisan tanah yang granuler (kepasiran) yang jenuh air dan menerima
beban siklik atau pembebanan secara berulang akibat gempa. Getaran tanah
dalam kondisi tak terdrainase, hal tersebut memicu naiknya tekanan air pori pada
tanah. Ketika nilai air pori mencapai sama besar dengan tegangan total tanah,
maka tegangan efektif tanah sama dengan nol, dan pada saat itulah tanah
Gambar 1.
3
Gambar 1. Lokasi likuifaksi di wilayah Bantul akibat gempa Yogyakarta 2006
(Soebowo, 2007).
Air tanah (ground water) adalah salah satu sumber air yang baik untuk air
minum, karena adanya berbagai keuntungan dibanding dengan sumber air lainnya.
Terdapat beberapa tipe geologi air tanah dan salah satu yang terpenting adalah
akuifer, yaitu formasi batuan yang dapat menyimpan dan meloloskan air dalam
jumlah yang cukup (Todd, 1980; Fetter, 1994). Perlapisan akuifer tidak dapat
tentang bumi yang berada pada permukaan atau di atas permukaan bumi dengan
listrik yang dihantarkan ke dalam tanah. Berdasarkan hasil geolistrik maka akan
4
diperoleh nilai hambatan jenis (resistivity) dari tiap material yang dialiri oleh arus
listrik. Nilai hambatan jenis batuan dapat diartikan sebagai suatu hambatan dalam
Prinsip dalam metode geolistrik yaitu, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi
melalui dua elektroda arus, sedangkan potensial yang terjadi diukur melalui dua
Rectangle Line Source dan sistem gradien 3 titik (Hendrajaya dan Idham, 1990).
tersebut dapat menyimpan air atau tidak. Berdasarkan stratigrafi dari batuan maka
ada di suatu daerah. Contoh-contoh dari akuifer adalah pasir tak termampatkan
seperti yang dilakukan oleh Ferry Tanjung pada tahun 2009 yaitu dengan judul
penelitian survei geolistrik resistivitas sounding untuk pemetaan air tanah di Pulau
Umar Iskandar pada tahun 2011 tentang pemetaan akuifer di Dusun Banjarharjo 1
5
dan Tangkil Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul dengan
Waridad Atmaja telah melakukan penelitian tentang identifiksi air tanah dengan
Nohan Muntaqo melakukan penelitian dengan judul pemetaan air tanah dan
sekitarnya, Rembang Jawa Tengah. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
dilihat dari data geolistrik yang telah diolah dengan melihat sifat-sifat batuannya,
baik yang konduktif maupun resistif pada daerah penelitian dengan mendeteksi
perbedaan resistivitas semu daerah tersebut. Metode geolistrik sangat sesuai untuk
digunakan dalam penelitian ini, karena dengan metode ini dapat diketahui jenis-
resistivitasnya, jika ditemukan akuifer maka nilai resistivitas relatif lebih rendah
6
B. Identifikasi Masalah
1. Pasca gempabumi 2006 terdapat fenomena pada beberapa air tanah seperti
berubah, sumur mengeluarkan lumpur atau tanah serta pasir, sumur menjadi
keruh, muncul mata air baru, perubahan kedudukan elevasi sungai bawah
tanah karst, dan peristiwa likuifaksi atau hilangnya kekuatan lapisan tanah
gempbumi 2006.
C. Batasan Masalah
Ruang lingkup masalah yang diamati pada penelitian adalah sebagai berikut:
1. Data yang digunakan dalam studi ini adalah berupa data geolistrik dengan
7
Hasil pengukuran diolah dengan menggunakan program IPI2win untuk
D. Rumusan Masalah
batuannya?
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: